🥨🥨🥨
Katanya, Orang-orang yang masuk di jurusan MIPA itu pasti otaknya pada jenius semua, walau mungkin tidak sepintar Albert Einstein.
Catat: KATANYA!
Sedangkan fakta yang sering di temui, Anak MIPA itu kebanyakan musuhan dengan hal-hal yang berbau hitungan, liat soal matematika saja udah capek duluan, padahal belum juga di kerjakan.
Dan orang-orang yang menghuni 11 MIPA 2 adalah gambaran nyata dari fakta tersebut.
Gempita Julianti salah satunya.
Gadis yang sering di panggil Gege itu, awalanya berencana mau mengambil jurusan IPS saja, namun orang tuanya menentang hal itu.
Katanya.. "IPA aja biar pinter, nanti kalau masuk IPS malah jadi bandel kamu"
Lah?
Agak lain memang, tapi karena Gempi sayang mama-papa jadi Gempi tidak membantah walau aslinya pengen.
Alhasil, dia masuk IPA.
Tapi tidak apa-apa, toh sekarang Gempi di buat bersyukur telah masuk di kelas ini.
Masuk di kelas 11 MIPA 2 dan bertemu dengan para orang-orang aneh, tukang rusuh yang walau sering bikin Gempi mengumpat kasar, tapi juga kadang bisa bikin ketawa lepas kayak tidak ada beban.
Iya Gempi seolah menemukan rumah kedua.
Di kelas itu, ia bertemu manusia sejenis Reno, Sofi, dan Yono. Trio annoying sok ganteng hobi sepik sana-sini.
Ada Wenda si Bendahara kelas sekaligus Sebagai Teteh nya 11 MIPA 2. Soalnya kepribadian Wenda yang kalem dan tegas membuatnya tampak lebih dewasa dari umurnya.
Di kelas ini juga ada si eksis Kesya Anofa, kemana-mana bawa tongsis sambil lambay-lambay sok cantik di depan HP membuat instastory.
Ada juga Sulifa Anggie dan Raya Putri cahaya, dua gadis rempong pengagum oppa-oppa Korea.
Ohiya satu fakta tentang Raya, dia di nobatkan sebagai mermaid nya MIPA 2, bukan karena dia punya ekor, tapi karena namanya Raya.
Iya cuman karena namanya Raya, mirip dengan salah satu nama tokoh di sinetron putri duyung 'Indah-astrid-Raya'
Tapi kata Ciko. "Raya mah gak cocok jadi putri duyung, dia tuh Siren, Siren kan jahat nah mirip tuh sama si Raya"
Sangpah!
Chiko Ardianta, cowok tampan yang seringnya di pinggir Ciko saja, itu memang selalu mengeluarkan ocehan sampah bikin emosi.
Mungkin jika ada yang bertanya siapa saja haters dari Chiko Ardianta, semua anak-anak kelas MIPA 2 akan mengacungkan tangan setinggi mungkin.
Kemudian Ada Wenda Saufani, si Bendahara kelas sekaligus di anggap sebagai Teteh nya MIPA 2. Soalnya kepribadian Wenda yang kalem dan tegas membuatnya tampak lebih dewasa dari umurnya.
Lalu ada Ayu, namanya Ayumi Tritanti, tapi anak-anak kelas seringnya manggil Ayu ting-ting, katanya biar keren kalau ada artis di kelas ini.
Ayu sih terima-terima saja, apalagi dia Nge-fans berat sama peyanyi dangdut itu. Terbukti dari dia yang sering nyanyi lagu sambalado di setiap jam istirahat.
Tidak sendiri, dia membentuk grup koplolovers bersama Sofi, Reno dan Toni. Ayu sebagai vokalis utama, Sofi posisinya gitaris tapi gitarnya make sapu lidi, terus ada Toni sebagai drumer, walau aslinya cuman nepuk-nepuk meja tapi Toni kelihatan mendalami peran, suara ketukanya kedengaran sampai kelas-kelas sebelah, pernah kena tegur juga sama pak Bibit si guru BK, terus ada Reno yang jadi penari latar.
Lalu ada Yolan Fredella, dia ini anak basket tubuhnya tinggi berisi, agak tomboy. Tapi cewek modelan kek gini malah pacaran sama Zeno Keegan, cowok cute boy yang sering di isengin kaka kelas atau bahkan teman seangkatan, kalau udah begitu Yolan bakal pasang badan lindungin cowoknya. Pernah ada kaka kelas cowok yang di buat menangis sama si Yolan.
Gempi sampe speechless.
Walau kelas IPA, bukan berarti isinya murid cupu kutu buku semua, ada juga tipe murid berandalan seperti Hendra Mahesa, Hendra ini kulitnya agak gelap, bukan hitam ya hanya kurang putih saja, seminggu bisa dua sampai tiga kali tidak masuk sekolah, lebih sering bolos tapi setiap ada kuis, UTS atau UAS nilainya malah setara dengan si Rangking 1 Fannya Adinda.
Hendra ini kalau lebih disiplin pasti bisa nendang Yohan Pangestu dari posisi ranking dua kelas.
Saat awal semester, pemilihan wakil dan ketua kelas ada 3 kandidat. Wenda, Yohan, sama Hendra.
Namun yang mendapat suara terbanyak untuk menjadi ketua kelas malah si Hendra, sebenarnya bukan Hendra yang mengajukan diri sebagai calon, tapi wali kelas yang memilihnya langsung alasanya karna Hendra ini punya image kepemimpinan, Hendra akhirnya pasrah.
Alhasil posisi Yohan sebagai wakil dan Wenda sebagai Bendahara.
Namun karena Hendra yang jarang masuk, dan masa bodo pada tugasnya, akhirnya tanggung jawab itu di pukul sepenuhnya oleh Yohan.
Lalu Ada Maya Laura si cantik jangkung ketua cheers idaman cowok basket. Yang kadang suka kumat ikut joget gila bersama Reno sebagai penari latarnya Ayu.
Kemudian Yohan Pangestu, si wakil ketua kelas kalem idaman adik kelas. Yohan ini tipe murid teladan kesayangan guru.
Dan ada satu fakta yang tidak penting, di kelas IPA 2 kan ada tiga orang yang namanya berawal kan huruf Y, Yono, Yolan, dan Yohan.
Nah anak-anak kelas dengan isengnya memberi julukan circle 3Y. Yolan dan Yohan si upin-ipin alis saudara kembar, sedangkan Yono anak pungut. Yono pasrah saja.
Yohan ini bukan tipe cowok cool abis kayak di cerita novel, pembawaanya hanya lebih sedikit kalem dan tenang, tapi bisa mendadak sengklek kalau udah gabung dengan Reno Ciko sama Toni.
Sejatinya cowok-cowok MIPA 2 itu sama semua.
Aligator.
Awalnya Gempi biasa saja, toh nggak ada yang benar-benar spesial di matanya.
Awalnya..
Tapi....makin kesini, tanpa Gempi sadari ia mulai menjadikan seorang Yohan Pangestu sebagai titik objek paling menarik yang membuatnya tidak bisa berpaling ke arah lain.
Seolah ada lampu sorot, Yohan Pangestu selalu terlihat lebih bercahaya dari pada orang-orang di sekitarnya.
Sejak kapan dada Gempi mulai berdesir aneh setiap kedua mata mereka bertemu tepat?
Sejak kapan kehadiran Yohan bisa membuatnya salah tingkah tidak karuan?
Sejak kapan....
......Si wakil ketua kelas itu malah kelihatan ganteng banget di mata Gempi?
dan Kenapa Gempi nekat jatuh cinta pada pemuda yang hatinya belum bersih dari masalalu.
Kenapa Gempi tetap jatuh cinta saat jelas tau fakta bahwa tidak ada sosok dirinya di dalam mata dan hati cowok itu?
***
"Soalnya, kalau sudah terlanjur naksir, satu atau bahakan seribu fakta pun, akan kalah dengan secuil harapan yang tercipta dari satu ekspetasi"-Gempi.
****
"Hal paling bodoh yang gak boleh lo lakuin itu, baper-baperan sama teman sekelas" - Wenda
***
"Kenapa kok gue jatuh cinta bukanya senang malah makan ati" -Gempi
"Soalnya lo naksirnya sama cowok gamon, bahaya Ge"–Hendra
**
"Makin lo coba buat move on, malah makin susah buat lupain dia" - Yohan
🥨🥨🥨
🥨🥨🥨
"Selanjutnya......"
"......OWH! untuk kapten futsal kita"
Yohan yang baru saja mendudukan diri, sontak mengakat sebelah alis saat mendengar kalimat itu.
Ia menoleh. Di sampingnya duduk seorang cowok yang mengenakan seragam yang sama sepertinya tengah serius menatap layar ponsel yang menyala.
"Pesannya, semoga cepat moveon"
Yohan mendelik kaget, orang sinting mana yang mengirim pesan itu.
"Gan, Ngapain?"
Gandi, cowok itu mengerjap lalu balas menatap. "Ahh ini, dengerin si Gege lagi siaran di radio sekolah." Jawabnya nampak berbinar, hingga sedetik kemudian jadi tersentak pelan tersadar.
"Lah, elo cok ini lagi di omongin" Katanya heboh sendiri.
Yohan merapatkan bibir. "Coba mana, mau dengar juga gue" Katanya dengan intonasi tenang.
Gandi dengan semangat sedikit merapat, lalu semakin membesarkan volume hpnya. "Barusan, katanya lo di suru moveon Yo" Kata pemuda itu jelas meledek.
Yohan mengumpat pelan, menabok lengan Gandi kesal. "Diam lo"
"Katanya–, kak Yohan, ini aku tulus ngasih pesan buat ka Yohan, cepat moveon kak, jangan nunggu kepastian dari mantan, gak baik buat kesehatan"
Yohan melotot, agak shock mendapat pesan seperti itu. Gandi di sampingnya sudah tertawa sinting, membuat Yohan tak tahan menginjak kaki teman satu tim futsalnya itu menyuruh diam.
"Widihhhh Yo moveon Yo, pesan dari degem lo lebih tulus di banding perasaan mbak mantan" Kata Gempi nyerocos santai.
Yohan mencibir mendengar itu.
"Dari gue sendiri, semoga kapten futsal kita segera menemukan cewek yang terbaik, Buat para dede emesh nya kak Yohan, sabar ya, kak Yohannya lagi sibuk nyusun kepingan hati" Ucap Gempi dengan nada yang di buat sedih.
Gandi menyemburkan tawa lepas, sampai memegangi perutnya yang sakit.
Memang kisah percintaan menyedihkan seorang Yohan Pangestu sudah menjadi rahasia umum murid-murid SHS.
Yohan si sad boy tampan.
"Yo, kalau kata Armada, 'Buka hati mu', buka sedikit biar orang baru bisa masuk, kan mayan bisa bantuin elo nyusun serpihan hati yang gak kelar-kelar dari kelas sepuluh kemaren"
Yohan menghela nafas, memejamkan kedua mata menahan umpatan.
Memang yang namanya Gempi Julianti itu, isengnya bukan main.
Jelas sekali sengaja meledek Yohan.
"Eh Yo" Panggil Gandi sembari menepuk-nepuk bahu Yohan yang tampak lemas baru saja mendapat serangan.
"Hm" Balas Yohan tidak semangat.
"Gempi teman sekelas elu kan?"
Yohan mengangguk saja menjawab pertanyaan Gandi itu.
"Kalian dekat, gue sering liat kalian kemana-mana berdua?"
Yohan menoleh, mengangkat sebelah alis saat melihat binar di kedua mata Gandi. "Kenapa?" Tanyanya terdengar sengit.
"Anaknya asik ya, walau cuman ketemu beberapa kali, tapi bisa bikin nyaman Yo"
Yohan merapatkan bibir, lalu membuang muka, tau jelas maksud ucapan Gandi. "Terus?"
"Bantuin gue Yo"
"Males"
"Yo"
"Gak ah" Yohan meraih bola di atas rumput, lalu berdiri sambil mengenakan tas di bahu kananya. "Gue pulang dulu"
"Ck, kali ini aja Yo" Kata Gandi ngotot. Yohan mendesis jengah. "Si Gempi jomblo kan?"
Yohan menipiskan bibir, menoleh melihat gurat wajah penuh harap dari Gandi. "Yang lain aja deh, di kelas gue ada si Maya ketua Cheers, lo gak minat?" Tawarnya.
"Lah si anying, inceran nya Oja woy, kan kemarin elu yang bantu si Oja deketin Maya, gak inget lo?"
"Ha?" Yohan tertegun, baru ingat. "Oh iya"
"Tuh tuh, si Oja aja lo bantuin masa gue enggak, ah pilih kasih lo" Kata Gandi memajukan bibir bawa, sok kecewa.
"Ck! Dah di bilangin yang lain aj-"
"Kenapa?"
"Ha?" Yohan mengerjap dua kali."Apanya?"
"Kenapa lo kekeuh gak setuju?" Tanya Gandi memicing curiga.
Yohan sendiri sudah terdiam tanpa sadar menahan nafas, baru menyadari itu. "Yaa karena Gege teman kelas gue lah, gue tuh cuman mau mencoba jaga dia dari para aligator kayak elu"
"Dih, kayak Oja nya enggak aja, tuh anak lebih parah dari gue ya, tapi elo selow aja pas dia bilang mau deketin Maya"
"Eh?"
Yohan tertegun jadi hilang kata begitu saja.
.........kenapa ya?
🥦🥦🥦
Gempita atau Gege, bisa di bilang adalah si maknaenya 11 MIPA 2 karena dia yang termuda, walau aslinya cuman beda beberapa bulan dengan teman-teman sekelasnya.
Adek kesayangan. Tapi tingkahnya sering bikin istighfar tiga puluh tiga kali.
Humornya receh, apa aja di ketawain, bahkan untuk lawakan yang garing sekalipun. makanya tidak heran jika gadis itu memiliki banyak teman, dari kapten basket, ketua OSIS, Bu Fitri guru matematika yang killer sampai pembina Penegak Disiplin Pak Arya, bahkan pak satpam sekolah di jadiin bestie sama dia.
Gempi Sering kali bikin orang salah paham, cowok-cowok SHS yang berinteraksi denganya pada mikir kalau si Gege suka sama mereka, soalnya Gempi selalu ngetawain lawakan receh mereka.
Ketawa artinya suka? aneh.
Tapi naasnya, seorang Gempita Julianti adalah mahluk minum kepekaan. makanya pas ada yang tiba-tiba confess, nih cewek cuman plonga-plongo gak paham situasi.
Di IPA 2, murid ceweknya ada delapan, selebihnya cowok semua. di antara cewek-cewek itu cuman Gempi yang jarang atau lebih tepatnya gak pernah punya rumor pacaran, mantan, atau bahkan lagi dekat sama siapa.
Ya gimana ya, soalnya Gempi ini, lebih suka ngurusi percintaan orang lain dari percintaan nya sendiri.
"Bantuin gue ya Ge"
Gempi melirik sekilas, lalu mengaguk pelan. "Iya, tapi jangan lupa uang muka nya"
"Uang muka?" Pemuda bernama Banu Sofyan si kapten basket itu mengeryit samar. "Lah gak gratis?"
Gempi diam saja.
"Gege?"
"Iya"
Banu langsung menurunkan bahu lemas jadi ilang semangat. "Ah lo mah gitu, kita kan teman masa perhitungan"
Gege menyeringai. "Ya karna lo teman gue jadi harus bayar"
Banu mencibir pelan. "Iya deh serah"
"Jadi gimana?"
"Iya-iya nanti gue bayar, tapi lo bantuin gue juga kudu serius Ge"
"Iya anjay, emang sejak kapan gue bercanda?"
"Sering"
Gege tersenyum manis melihat Banu yang mendelik kesal padanya. "Sory, sengaja"
Banu mengumpat, namun jadi tertawa akhirnya.
"Yang mana nih targetnya?"
"Karina Azahra, dari X 2"
"Lah ini sih anggota radio gue"
"Yoi, karna dia anggota lo jadi pasti bakalan gampang"
Gempi berpikir sebentar. "Yakin lo?"
"Kenapa?" Banu mengernyit, melihat gurat kurang yakin di wajah Gempi.
"Karina banyak piaraan, aligator semua lagi"
"Ha?" Banu terhenyak. "Serius lo?"Tanyanya tak percaya, soalnya yang ia lihat, Karina itu tipe cewek kalem yang judes.
"Iya nyet" Gempi menghela nafas. "Nanti gue coba, semoga lo cukup menarik buat di jadiin piaraan baru"
Banu mengumpat tertahan. "Lo pikir gue satwa"
"Emang bukan?"
"WOY!"
Gempi tertawa puas.
🥨🥨🥨🥨
🥨🥨🥨
Pertengahan semester 1 kelas X
Di SHS atau Starla high School ini merupakan sekolah yang di penuhi dengan serbuk berlian, bukan hanya berprestasi tapi murid-murid di sini juga pada punya visual yang setara dengan idol negara gingseng.
Ngeri gak tuh.
"Ngeri woy"
"Ha?" Gempi mengangkat sebelah alis, memandang gadis berambut sebahu itu heran. namanya Hanifah Salsabila.
"Habis liat hantu?"
"Bukan" Balas gadis bernama Hani itu terengah. "Ada kabar hot"
"Yang dingin aja Han biar adem, matahari lagi terik banget nih"
"WOY!"
Gempi terkekeh pelan. "Santai dong, sensian mulu"
"Gara-gara elo anjir." Hani mengipasi wajahnya yang di banjiri keringat, dia baru saja lari dari kantin saking semangatnya mau menceritakan ini pada Gempi. "Barusan di kantin, ada yang tubir"
"Wihhh seru, masalah apa?" Tanya Gempi dengan mata yang berbinar ingin tau.
"Anak kelas sepuluh sama senior"
"Buset demi apa? gede banget nyalinya"
Hani mengangguk membenarkan."Masalah percintaan Ge, karna cewe" Ucapnya sudah persis kayak ibu-ibu tetangga tukang gosip. "Ceweknya cantik sih, yahh gue yang serbuk rengginang mah apa atuh" Lanjut gadis berpipi bulat itu jadi insecure.
Gempi berdecak kesal. "Lanjut ege, terus gimana? Masalahnya apa?"
Hani berdehem pelan."Katanya ceweknya selingkuh, nah si cowoknya itu gak Terima dong, di datangin lah si kaka kelas yang di duga sebagai pembinor"
Gempi bertepuk tangan kagum."Hebat, lagak lu udah kayak pembawa acara rumpi no secret"
Hani sontak langsung menepuk dadanya bangga. "Iya dong, anaknya Pa Ardito nih"
Gempi tersenyum geli. "Jadi siapa tuh cowo?"
"Kaka kelas?"
"Bukan bodoh, itu tuh yang jadi sad boy"
"Ohhh, si Yohan"
Gempi mengangkat alis "Yohan?"
🥨🥨🥨
"Yakin gak mau bareng, bentar lagi hujan lo Ge"
Gempi berpikir sebentar namun kemudian tetap kembali menggeleng, menolak ajakan pemuda jangkung itu. "Gak deh, gue nunggu aja bentar lagi juga nyampe"
Pemuda bernama Panji itu diam sebentar, memandang wajah gadis itu lembut. "Beneran nih? Sekolah dah mulai sepi loh"
"Enggak woy, dah sanah elahh buset dah" Kata Gempi jadi gereget, mendorong Panji untuk bergerak dari tempatnya.
Tidak tersinggung, cowo berwajah manis yang merupakan ketua kelas Gempi itu malah terkekeh geli. "Iya-iya, ngegas amat lo"
"Elo sih"
"Iyaaa" Tangan Panji bergerak mengusap puncak kepala Gempi yang terlihat mengkeeut kesal. "Kalau ada apa-apa kabarin gue atau langsung aja chat di grup kelas"
"Oke" Jawab Gempi sebelum akhirnya Panji berlalu pergi ke arah parkiran.
Dua menit berlalu sejak Gempi mengirimkan pesan kepada ayahnya, yang katanya udah di dekat sekolahnya tapi sampe sekarang belum juga nongol.
"Beneran hujan" Gempi menggerakan bola mata memandang area sekitar.
"Sepi ya" Katanya dengan intonaai ceria yang di paksakan, lalu tertawa hambar. "Sialan" Umpatnya yang tiba-tiba jadi takut.
"Ck, nih anak-anak ekskul pada kemana sih biasanya juga jam segini masih–WAH!!" Gempi berteriak spontan, menoleh kaget pada pemuda yang barusan lewat begitu saja di sampingnya.
Sedangkan cowok tampan itu jadi ikut latah termundur kaget mendengar teriakan nyaring yang tepat di samping telinganya. "Ha? Kenapa? Paan?" Tanyanya heran.
Gempi mendelik, refleks menepuk keras bahu cowok yang tidak ia kenali itu. "Elo ngagetin, elah gue pikir setan"
Cowok itu ikut mendelik tajam, greget cewek di depannya ini tiba-tiba malah ngatain. "Gila lo ya?" Cibirnya keki.
Gempi merapatkan bibir lalu mendengus kesal tidak terima, namun saat nyaris melontatkan balasan gadis itu jadi terdiam memandang wajah cowok itu, kemudian meringis negeri. "Lo abis jatoh di mana, bonyok gitu?" Katanya jadi kepo padahal mereka tidak saling kenal. Membuat cowok itu yang sebelumnya hendak berbalik pergi jadi mengurungkan niat.
Cowok itu mengangkat sebelah alis, bingung dengan gadis aneh di depanya ini yang tidak bisa diam. "Bukan urusan lo" Balasnya tanpa intonasi.
Gempi malah menyeringai. "Hasil tubir ya?" Katanya sambil menaik turunkan alis menggoda.
Cowok itu mengernyit, menoleh pada Gempi yang sudah menatapnya tengil. "Diam lo" Katanya sambil melotot Galak.
"Fix" Gempi menganggukkan kepala seolah puas tebakanya benar, membuat cowok itu jadi melotot gemas melihatnya.
"Elo kan...... Yang namanya Yohan?" Tebak gadis itu sok tau.
"Ha?"
"Si sad boy?"
Cowok itu mengumpat, Gempi malah terkekeh puas.
"Lo–"
"Gue Gempi, Gempi Julianti" Katanya jadi memperkenalkan diridiri dengan santainya tanpa peduli dengan wajah cowok itu yang sudah melongo tak paham. "Jangan lupa obatin luka lo, bukan cuman di muka aja tapi di hati juga, gue balik dulu" Katanya sebelum akhirnya berlari pergi keluar dari gerbang sekolah sebab mobil ayahnya sudah menunggu di sana.
Pemuda yang bernama asli Yohan Pangestu itu speechless, ia diam lama, lalu mengernyit dalam.
".....................................ha?"
Tuh cewek beneran peduli atau ngeledek sih?
***
"Sama siapa tadi?" Pria paruh baya yang sedang fokus menyetir mobil itu menoleh sekilas pada putri nya yang duduk enteng di jok samping kemudi.
Gempi yang sebelumnya fokus bermain HP jadi teralihkan dan menatap lurus Papanya itu. "Siapa?" Tanyanya tidak konek.
"Itu..cowok yang Papa lihat tadi" Pria itu tersenyum. "Pacar kamu ya?"
"Ha?" Gempi mengernyit mencoba mencerna ucapan itu."Gempi jomblo kok"
Pria itu tertawa mendengarnya. "Jadi bukan pacar ya?"
"Siapa sih?"
"Yang tadi berdiri berdua neduh di Koridor"
Gempi diam sesaat lalu kemudian ber-oh panjang mengingat cowok bernama Yohan itu. "Bukan pacar aku Pah"
"Padahal ganteng, kamukan suka tuh yang modelan begitu"
Gempi mengerjap dua kali."Emang ganteng" Balasnya santai."Tapi dia sad boy pah, yang kayak begitu pasti susah moveon, Ribet" Lanjutnya.
Papah Gempi melirik, lalu tersenyum tipis tidak menanggapi lebih lanjut.
Mereka kembali diam.
Sampai akhirnya Gempi tiba-tiba menyeletuk. "Mungkin bakal Gempi gebet kalau dia udah beneran sembuh dari masa lalunya" Katanya bergurau lalu terkekej geli. "Ganteng gitu gak boleh di anggurin kan"
Papahnya langsung tertawa lepas.
***
"Tadi ada cewek gila, sksd sama gue"
Yohan mendudukan diri di atas karpet berbulu di dalam kamar itu. "Ngeselin banget, ngatain gue sad boy" Lanjut cowok itu kesal.
Cowok lain yang duduk di sampingnya yang nampak memainkan stik pees jadi menoleh dan menertawai itu. "Lah emang benar kan"
Yohan melirik tajam lalu melongos kasar dan mengumpat.
"Bukan cuman dia, seantero sekolah yang tau kejadian elo di kantin tadi juga bakal ngatain lo hal yang sama"
Yohan diam merapatkan bibir mendengar itu, nyeri di wajahnya mulai terasa saat ini. Dan juga hatinya, yang di sudah di buat patah oleh gadis yang ia pikir memiliki perasaan cinta yang sama tulusnya dengan perasaan Yohan.
Hari ini benar-benar terasa kacau.
"Obatin dulu luka lo sana"
"Hm?"
'Jangan lupa obatin luka lo, bukan cuman di muka aja tapi di hati juga'
Yohan tanpa sadar jadi mengingat ucapan gadis itu padanya.
"Galau banget lo sampe bengong gitu, awas gila" Temanya menegur, membuat Yohan mengerjap agak linglung.
"Namanya Gempi" Celetuk Yohan tiba-tiba tanpa di tanya, membuat temanya itu menoleh bingung.
"Ha?"
"Nama cewek yang ngatain gue sad boy itu, Gempi... Umm Gempi Julianti kalau gak salah"
Temanya tertawa mendengarnya."Masih sempat lo ajak kenalan?"
"Dia sendiri yang ngenalin diri, gue gak minta" Jawab Yohan mendengus pelan."Dia ngingetin gue buat jangan lupa obatin luka gue, bukan cuman di muka aja tapi di hati juga"
"Baru ketemu udah perhatian aja"Teman Yohan mengangguk pelan. "Boleh tuh" Katanya penuh arti.
Yohan mengumpat tertahan, lalu menabok keras kepala temannya itu. "Jangan gila, gue baru putus ege"
"Yaa emang kenapa, cewek lo aja udah dapat pengganti elo bahkan sebelum kalian putus kan, eh ralat maksudnya mantan"
Yohan menghela nafas lelah.
"Kali aja takdir Yo, elo baru aja di buat patah hati, terus takdir langsung buat elo ketemu sama Gempi dia ngingetin elo buat ngobatin luka di hati elo, siapa tau kan sebenarnya si Gempi itu obatnya, yang bakal nyembuhin hati lo"
Yohan diam lama, namun langsung menggelengkan kepala menolak hal tidak masuk akal itu. "Nulis novel aja lo gak usah main pees" Cibir nya membuat temanya itu tertawa kencang.
****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!