NovelToon NovelToon

Gadis Biasa Menikahi Mafia Tampan

Biasa

Pagi yang cerah bagi sebagian orang akan tetapi menurut sebagian orang lainnya, tidak ada hal yang spesial dalam setiap harinya.Sebagian orang menganggap bahwa hidup itu hanyalah satu hal yang selalu terulang ulang setiap waktunya.

Seperti halnya seseorang di pagi hari akan pergi bekerja ataupun bersekolah setelah itu ketika hari mulai senja maka mereka akan pulang dari kegiatannya dan kembali ke rumah masing-masing. Kemudian setelah malam mereka akan tidur seperti biasanya tidak ada hal hal yang menarik di setiap harinya. Seakan akan hidup itu hanyalah pengulangan dari saru hari ke hari yang lainnya.

Begitu pula dengan sosok gadis yang bisa dikatakan biasa saja dengan kata lain cantik tidak, akan tetapi jelek juga tidak. Gadis tersebut bernama Ranti febriani seorang gadis yang biasa-biasa saja tanpa keistimewaan apapun.

jika kalian menganggap dia adalah wanita jenius ataupun pintar maka dapat dikatakan Ranti adalah gadis yang tidak pintar dan juga tidak terlalu buruk didalam sebuah pelajaran. Jika ditanya mengenai bakat maka ia pasti akan menjawab tidak ada dan bahkan dia sendiri merasa tidak memiliki bakat. Jangankan bakat hobi saja ia tidak ada.

seperti biasa saat ini gadis tersebut telah rapi dengan kemeja dan celana panjangnya bersiap menuju tempat dimana ia akan menimba ilmu.

"kamu adalah bukti dari cantiknya wajah dan hati kau jadi nanana saat ku bernyanyi ..."

Ranti menyanyikan salah salah satu lagu kesukaannya yang berjudul BUKTI yakni merupakan salah satu lagu yang cukup terkenal tersebut. Walaupun ada beberapa lirik yang tidak ia nyanyikan karena memang ia tidak hapal dan tidak berniat untuk menghafalnya.

Setelah selesai dengan persiapannya Ranti segera pergi ke kampus dengan menggunakan ojol seperti biasa. Hari itu berjalan seperti biasa seperti hari hari lainnya tidak ada yang berubah jika ada yang berubah maka Ranti akan menjawab 'hanya baju saja yang berbeda dari kemarin'.

Akhirnya selesai semua kelas yang harus ia ikuti hari ini. Seperti biasa gadis itu akan menyempatkan diri untuk menemui teman temannya hanya sekedar untuk mengetahui apakah ada berita terbaru hari ini.

"wih udah pada rame ni bahas apa? ada berita apa? atau apa kek aku lagi bosan". Tanya Ranti sambil mendudukkan dirinya diantara Intan dan Atika.

"nggak ada sih cuman libur kuliah tinggal 2 bulan nggak sabar mau pulang kampung ketemu dengan mamak'. jawab Rina sambil memainkan benda pipih ditangannya.

"huh menyebalkan bosen banget woyyy ..." Ranti menghela nafas panjang.

"Ikut seminar ran atau organisasi biar sibuk nggak bakal bosen lagi deh kayak Intan." Celetukan Atika yang berhasil membuat intan yang awalnya sibuk dengan segala macam kertas kertas di depannya melirik tajam kearahnya.

"Nggak mau,terlalu repot itu mah aku kan kupu - kupu sejati".

sambut Ranti sambil tersenyum lebar.

"kupu - kupu malam kan ran." sambar Rina sambil tersenyum mengejek kearah Ranti diikuti pula teman-temannya yang tertawa kecil.

"idih maksudnya kupu-kupu yang kuliah pulang- kuliah pulang bukan kupu-kupu malam bisa mati di bunuh Mak dikampung kalau jadi kupu-kupu malam." Kesal Ranti akibat ulah temannya tersebut.

'enak aja disamain kayak kupu-kupu malam. Tuhan jagalah hambamu ini dari teman-teman laknat seperti mereka.'

Percakapan mereka terus berlanjut hingga terlihat mobil mewah berwarna merah berhenti diparkiran. Sejenak para gadis yang tadi sedang bercanda ria berhenti dari aktivitas mereka. Terlihat sosok gadis cantik dengan penampilannya yang elegan keluar dari mobil tesebut dengan gaya anggunnya.

"Alexia memang selalu tampil wow." seru Intan pelan.

"Ya namanya aja Alexia, selalu tampil menawan dan cetar membahana." lanjut Rina.

"Hmm kira-kira Alexia pernah nggak ya naik ojol atau nggak makan batagor yang lima ribuan disamping fakultas?" Tanya Ranti asal.

"Ya nggak tau, ngomong aja aku nggak pernah sama dia hehe ..." Jawab Atika dengan melirik kearah Alexia yang sedang berjalan.

"Kehidupan kita dengan dia itu bagaikan langit dan bumi beda banget. kalau ditanya orang apakah kamu percaya dengan dunia lain maka aku akan jawab percaya." Intan berbicara dengan nada yang sedikit pelan.

"Apa hubungannya dunia lain dengan Alexia? kok kamu nggak nyambung sih Tan." Ranti tersenyum mengejek kearah Intan.

"Kau lihat saja dunia lain itu memang ada, buktinya dunia kita dengan Alexia, berbeda bukan ? dia seakan akan hidup di dunia yang tidak sama dengan kita." mendengar penjelasan dari Intan membuat mereka semua mengangguk paham.

"Pasti jodohnya orang yang juga setara kan ya?" pertanyaan itu begitu saja meluncur dari mulut Ranti.

" Tentunya sih yang selevel lah ya, ehem btw aku ada dengar gosip loh dari anak-anak organisasi pas maren ngumpul ". Intan menjeda kalimatnya melihat bagaimana reaksi dari teman-temannya dan betul saja ekspresi mereka menggambarkan rasa ingin tau yang memuncak. Setelah senang melihat ekspresi teman-temannya akhirnya Intan melanjutkan perkataannya yang terputus di tengah jalan tadi.

"Alexia itu ternyata anak salah satu pemilik perusahaan terbesar di negara ini di ..."

"Nggak mungkin deh Tan kalau emang iya ngapain dia milih masuk ke kampus yang biasa-biasa aja,kenapa nggak di luar negeri aja atau nggak ke universitas lain yang lebih mempuni. Dengan kata lain lebih wow lah git ...aw"

Ranti memotong cerita Intan yang belum selesai membuat gadis tersebut segera melemparkan pena tepat mengenai dahi Ranti.

"Sabar kek dengerin dulu orang kalau ngomong." Ranti hanya tersenyum malu mendengar nada kesal dari Intan.

"Sampai mana tadi emm ... oh ya sampai kalau si Alexia itu anak orang kaya nah kenapa dia kuliah disini katanya karena suka dengan suasana di kota ini. Banyak sih orang berasumsi tentang alasannya tapi yang paling aku percayai adalah bahwa dia sedang menemani pria yang dicintainya karena katanya lagi pria yang dicintainya itu punya urusan di kota ini sehingga pria tersebut harus menetap di kota ini untuk beberapa tahun. Karena cinta Alexia yang begitu besar akhirnya ia memutuskan kuliah di kota ini agar dapat terus bersama kekasihnya tersebut."

"Kayak drama." Celetuk Rina.

"Kisah cintanya aja elit wkwk nggak selevel dengan kita yang kisah cintanya sulit karena nggak ada yang mau wkwk." Canda Ranti yang membuat yang lainnya tertawa membenarkan.

Hari semakin sore dengan ditandai langit yang bewarna kuning keemasan. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kosan mereka masing_masing.

Saat ini Ranti sedang bejalan sendirian menyusuri jalanan yang tampak ramai dengan kendaraan di sore itu. Hingga mata hitamnya nampak sedikit terbuka kala melihat sosok wanita cantik yang saat ini sedang berbicara dengan sosok pria berjas.

Ranti tidak dapat melihat muka lelaki tersebut karena pada saat ini laki laki tersebut sedang membelakanginya. Sedangkan itu Ranti malah dapat melihat dengan jelas muka Alexia yang tampak merah pada. Bukan berarti ia sedang salting akan tetapi sedang marah besar.

'Wih gosip untuk besok nih hmm.'

Perlahan dengan pasti langkah kaki Ranti semakin dekat dengan sosok Alexia dan pria tersebut. Begitu pula suara Alexia yang terdengar marah semakin terdengar. Bukan berniat untuk menguping akan tetapi itu memang jalan yang harus di lalui Ranti untuk sampai ke kosannya.

'Ini bukan nguping ya ... tapi kedengaran.'

Malaikat

Perlahan dengan pasti langkah kaki Ranti semakin dekat sosok Alexia dan pria tersebut. Begitu pula suara Alexia yang terdengar marah semakin terdengar. Bukan berniat untuk menguping akan tetapi itu memang jalan yang harus di lalui Ranti untuk sampai ke kosannya.

'Ini bukan nguping ya ... tapi kedengaran.'

"Kamu kok enak banget ngomongnya kayak gitu ha."

suara Alexia yang marah mulai kedengaran di telinga Ranti.

"Terus mau kamu gimana ha aku serba salah, kamu enak aja tinggal ngomong." Ucap pria tersebut yang mulai terlihat kesal.

Ada rasa ragu di hati Ranti saat akan melewati dua orang tersebut. Ntah mengapa firasatnya mengatakan akan ada hal buruk yang akan terjadi.

Tepat saja setelah jarak diantara Alexia dengan Ranti semakin menipis akhirnya wanita cantik tersebut tersadar akan kehadiran Ranti tak jauh dari dirinya.

Awalnya Alexia menatap kearah Ranti dengan tatapan biasa yakni tatapan tidak peduli akan tetapi tidak berapa lama senyuman muncul di wajah cantiknya.

Ranti yang ditatap oleh Alexia hanya dapat berpura pura tidak tau dengan berjalan cepat sambil memainkan ponsel ditangannya.

'Pura-pura tidak tau saja, jangan cari masalah dengan orang kaya nanti repot. Lagipula nggak mungkin Alexia kenal dengan aku kan.'

"Ranti" Seru Alexia memanggil namanya membuat Ranti terdiam seketika.

"eh kok kenal." gumamnya dengan nada pelan sehingga hanya ia sendiri saja yang dapat mendengarnya.

"Ranti kamu mau pulang ya ?" tanya Alexia dengan nada yang akrab.

"I-iya" Gugupnya.

"Biar aku antar ya, sepertinya cuaca hari ini nggak bagus deh." Tawar Alexia dengan penuh semangat.

"Hah?maaf nggak perlu aku nggak mau ngerepotin lagian kosanku deket dari sini, hehehe." Ranti tertawa kecil mencoba untuk mencairkan suasana.

"Hmm okeh kalau kamu maunya gitu hati-hati dijalan ya ...".

Ranti berjalan dengan penuh kebingungan memikirkan bagaimana mungkin seorang Alexia mengenalnya. apakah ia memang cukup terkenal akan tetapi itu juga tidak mungkin kan.

Hari semakin sore dan jalanan terlihat sepi dikarenakan langit Yang awalnya biasa saja tiba-tiba saja menjadi mendung sehingga orang-orang disekitar mulai berlarian dan bergegas agar tidak terkena hujan. Sedangkan bagi Ranti sama sekali tidak memusingkan tentang hal itu. Baginya dari pada buang-buang tenaga lari mending jalan aja jika nanti bajunya basah karena hujan ya berarti sudah nasibnya.

Akhirnya setelah sekian lama ia berjalan sampailah di gang arah ke kosannya. Tampak tempat itu sangatlah sepi dimana tetangganya selalu saja menutup pintu rumah. Ranti selalu berpikir apakah para tetangganya tersebut tidak menyukai suasana angin kebebasan.

"Akhirnya sampai ju.. hmph..." Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya akan tetapi mulutnya telah dibekap oleh kain dengan seseorang dibelakangnya.

"Hmmph lepas..hmph ..." Sekuat tenaga gadis tersebut mencoba melawan tapi tenaganya bukanlah tandingan dari orang dibelakangnya ini.

Hingga perlahan matanya mulai berair, jujur saja saat ini Ranti benar-benar ketakutan.

'Bagaimana ini apakah aku akan mati sekarang? siapa orang ini Tuhan? atau jangan-jangan dia penjual organ, habis lah aku. Atau mungkin mereka pembunuh yang dikabarkan lepas dari penjara ...' Ranti terus saja memikirkan apa saja yang akan terjadi padanya. Sungguh dia akan menjadi setan Yang akan balas dendam jika orang-orang ini membunuhnya.

Akhirnya kesadarannya mulai hilang akibat dari obat bius yang telah diberikan terhadap kain untuk membekap dirinya.

Setelah itu, sosok yang menculiknya perlahan membawa gadis malang tersebut kearah mobil berwarna merah yang tengah terparkir tak jauh dari kosan Ranti. Tampak sosok cantik sedang duduk di bangku kemudi sambil tersenyum cerah kepada pria yang saat ini tengah membawa gadis tepatnya menculik gadis.

"Cepat masuk Martin ! atau kau ingin kita tertangkap." uajar gadis tersebut dengan tidak sabaran.

Sedangkan pria tersebut hanya menjawab dengan helaan nafas panjang.

"Kau yakin dengan rencana ini Xia?" tanya pria tersebut ketika telah masuk kedalam mobil mewah itu.

Alexia yang sedang menyetir memandang tajam ke arah pria tersebut.

"Bisakah kau diam Martin! jangan membuatku takut! setidaknya kita telah mencoba, aku yakin pasti dia akan menyukainya. Kau lupa apa yang dia bilang Gadis yang biasa saja."

Martin yang mendengar hal itu hanya dapat terdiam. Kalau bukan karena gadis yang mereka sewa mengalami kecelakaan sudah pasti mereka tidak akan perlu memutar otak sampai seperti ini.

'Maafkan aku dan Alexia ya ... kami sungguh sangat terpaksa.' Martin tersenyum kecut ia merasa bersalah telah mengorbankan Ranti demi keselamatannya.

Saat ini gadis tersebut telah terbaring disebuah kasur dengan nuansa putih tersebut. Kelopak matanya mulai bergetar dan akhirnya menampakkan mata hitam tersebut.

"Eugh ..." Ranti melenguh pelan karna rasanya kesadarannya belum seutuhnya kembali.

Tak lama bola mata itu membulat sempurna menandakan sang pemilik yang telah sadar dari apa yang sudah menimpanya.

"Aku dimana? di surga kah? atau neraka? kamar luas ini seperti kamar orang kaya ..." Gumamnya sambil menerka-nerka dimana dia berada saat ini.

Tangan Ranti mengelus pelan kasur yang sedari tadi ia gunakan.

"Lembut" gumamnya pelan.

Tak lama terdengar suara pintu akan terbuka otomatis Ranti membaringkan tubuhnya mencoba untuk berpura-pura belum sadarkan diri.

Suara langkah kaki yang lebih dari satu orang mulai mendekati tempat tidur.

"Bos ini dia gadis yang bos minta." suara seorang pria dengan nada yang sedikit pelan akan tetapi tegas

Tidak ada jawaban dari jawaban dari sosok yang di panggil bos tersebut.

'Dasar pria-pria mesum, issh menjijikan.' Ranti hanya dapat mengutuk dalam hati sambil tetap memejamkan matanya.

"Persiapan pernikahan juga telah selesai" Kali ini suara seorang wanita yang terdengar cukup familiar.

'Alexia ...' hanya satu orang yang terlintas dibenaknya

Lagi-lagi tidak ada jawaban dari sosok yang dipanggil bos tersebut hingga Ranti berfikir bahwa orang tersebut mungkin orang bisu.

"Em bos ... apakah anda menerima gadis ini sebagai mempelai wanita dalam pernikahan anda?" suara Pria tersebut sedikit ragu akan pertanyaannya.

'Ha apa aku jadi mempelai wanita ogah banget ... tapi nggak ada cara kabur, haish nanti akan kulaporkan kalian ke polisi.'

"Saya tau anda telah sadar nona." Suara berat seorang pria terdengar jelas di telinganya.

Secara reflek Ranti membuka matanya dan mendudukkan dirinya. Kecepatan Ranti mengubah posisinya membuat dua orang di sana sedikit terkejut.

Matanya perlahan menyusuri ruangan tersebut hingga dia menyadari satu hal.

"Hai kau kan Alexia dan ...kau yang bersamanya di jalan tadi. Jadi kalian berdua yang menculikku dasar manusia kurang ajar."

matanya menatap Alexia dan juga Martin dengan tatapan tajam.

Tanpa gadis tersebut sadari masih ada satu sosok lagi yang berdiri disana dengan setelan jas rapi berwarna hitam dan juga jangan lupakan wajah yang tampan rupawan bahkan mengalahkan artis-artis yang ada di Tv.

"Diam!" Perintah pria tersebut membuat Ranti menoleh kearah sumber suara.

"Malaikat ..." Gumam Ranti pelan tanpa berkedip.

Gadis Nakal

Tanpa gadis tersebut sadari masih ada satu sosok lagi yang berdiri disana dengan setelan jas rapi berwarna hitam dan juga jangan lupakan wajah yang tampan rupawan bahkan mengalahkan artis-artis yang ada di Tv.

"Diam!" Perintah pria tersebut membuat Ranti menoleh kearah sumber suara.

"Malaikat ..." Gumam Ranti pelan tanpa berkedip.

Gumamannya cukup keras membuat tiga orang diruangan tersebut memiliki ekspresi yang berbeda beda Alexia dan Martin membulatkan matanya sedangkan pria tampan tersebut hanya menaikkan satu alisnya.

Tak lama pria tersebut melirik kearah Alexia dan Martin. Paham dengan keinginan bosnya tersebut mereka berdua langsung melenggang pergi meninggalkan Ranti yang masih dalam keadaan terpesona.

" Besok adalah pernikahan kita jadi mau tidak mau kau harus bersiap nona." Ucap pria tersebut dengan nada dingin dan tidak bersahabat.

"Ehem, em.. Kau memang tampan tuan bukan maksudnya sangat tampan tapi aku tidak mau menikah denganmu."

Jujur saja Ranti memang terpesona dengan ketampanan pria ini tapi ia bukanlah tipe gadis yang akan jatuh hati Hanya apada saat melihat tampilannya.

Pria itu menatapnya dengan tatapan membunuh. membuat Ranti bergidik ngeri.

"Saya tidak memerlukan persetujuan anda." Tekan pria tersebut dengan nada pelan akan tetapi menusuk.

Ranti merasakan ketakutan dihatinya aura pria ini sungguh membuatnya takut. Tapi dia juga tidak akan menyerah begitu saja.

"Tentu saja kau perlu ini adalah kehidupanku, kau tidak berhak untuk memutuskan apa yang mau atau tidak kulakukan. sekarang aku katakan dengan jelas bahwa AKU TIDAK SUDI MENIKAH DENGANMU ..." serunya dengan nada tidak terima.

Siapa sangka pria itu masih tenang dan kemudian mengeluarkan sesuatu benda dari kantongnya.

Ranti terdiam membisu melihat benda tersebut. Bagaimana tidak benda tersebut adalah pistol yang saat ini diarahkan tepat di dahinya. Salah sedikit saja sudah pasti peluru akan bersarang di kepalanya.

"kalau begitu pendapat anda nona maka lebih baik anda mati." Ucap pria tersebut dengan santainya. Ia perlahan mulai menarik pelatuknya untuk menembak.

"DASAR GILA ... BAIKLAH AKU SETUJU MENIKAH DENGANMU ..." Ranti berteriak dengan memejamkan matanya. Pada saat ini nyawanya lebih penting.

"Bagus." Setelah mengatakan kalimat tersebut pria itu langsung meninggalkan ruangan tersebut.

Sedangkan Ranti Talah terduduk lemas diatas Kasur tersebut. Jujur nyawanya sempat hilang tadi.

"Aish, Sudah deh mau bagaimana lagi." Ranti memilih untuk tidur lagi karena baginya untuk apa ia memikirkan sesuatu yang membuatnya pusing lebih baik ia tidur saja.

Detik berganti detik dan menit berganti menit dan jam berganti jam seorang pria telah rapi dengan setelan hitamnya didepan sebuah kaca yang besar.

"Bos semua telah selesai penghulu juga sudah datang,tinggal menunggu anda saja." lapor salah seorang suruhannya.

Setelah mendengar hal itu pria tampan tersebut keluar dari kamarnya dan menaiki mobil mewahnya dengan seorang supir. Sepanjang jalan mata tajamnya terus memandang kearah luar jendela seakan akan sedang ada yang dipikirkan nya.

Hingga sampailah ia ke KUA yang memang telah dihadiri beberapa orang tampak didalamnya telah ada Alexia,Martin dan juga gadis yang menjadi mempelai wanitanya, serta beberapa orang lagi yang menjadi saksi pernikahan.

Langkah angkuhnya memasuki ruangan tanpa mempedulikan tatapan orang-orang padanya.

Akhirnya mereka selesai dengan akad nikahnya hanya membutuhkan waktu yang sebentar.

'Akadnya sebentar nah nunggu pria ni yang membuatnya lam a kayak setahun, eh Btw aku udah jadi bini orang Astaga. Mana Mak dengan bapak nggak ada yang tau. Bisa habis aku, Ya Allah sepertinya aku akan disate dengan emak ni, Hadeh ...' Ranti menggeleng pelan memikirkan nasibnya bahkan ia terlalu malas membayangkan hal buruk apa yang akan terjadi padanya.

Sedangkan pria tersebut melirik kearah gadis yang saat ini telah sah menjadi istrinya.

'Kupikir akan menangis ternyata tidak, baguslah.'

Tidak ada momen seperti acara pernikahan pada umumnya yang ada hanya suasana datar dan kaku.

Setelah selesainya acara pernikahan akhirnya saat ini ntah mengapa hanya ada Ranti beserta pria yang saat ini telah menjadi suaminya. Bahkan namanya saja Ranti tidak mengetahuinya.

Setelah terbawa oleh lamunannya sebuah map telah diberikan di depannya. Sontak matanya melirik kearah pria yang saat ini tengah duduk didepannya.

"pelajari dan tanda tangani!" perintah dingin dari pria tersebut.

"Apa ini ?" Tanya Ranti

"Kontrak Pernikahan" jawabnya masih dengan ekspresi yang sama. Sedangkan Ranti hanya menganggukkan kepalanya paham.

Ranti membaca isi kontrak tersebut yang point- pointnya yakni 1. Pihak pertama yakni Frederick Leonardo Ze dan pihak ke dua yakni Ranti Febriani. 2 Bahwa pernikahan mereka hanya akan berlangsung selama satu tahun. 3 Yang boleh mengetahui pernikahan ini hanya orang-orang yang di setujui oleh pihak pertama untuk tau. 4 Tidak mencampuri urusan masing-masing pihak. 5 Pihak kedua harus mematuhi pihak pertama layaknya atasan.

Ranti menghela nafasnya karena lelah dengan apa yang dibacanya terlalu banyak membaca bisa membuat otak panas begitu menurutnya. Akhirnya dengan cepat ia menandatangani kontrak tersebut.

"Oh ya aku masih boleh kuliah kan Tuan Leon." Setelah mengetahui nama pria tersebut Ranti lebih nyaman memanggil namanya Leon tentu saja masih dengan embel-embel tuan.

"Terserah." Setelah mengatakan hal itu Leon beralih dari Sofa menuju ke tempat tidur dengan gerakan santai ia langsung berbaring dan menutup matanya tanpa mempedulikan Ranti yang masih diam mematung.

'Nah aku tidur dimana?' Pikirnya

" terserah kau mau tidur dimana" suara bariton tersebut berasal dari sosok pria yang tengah memejamkan matanya. Tanpa ia sadari bahwa dirinya sudah tidak terlalu bersikap formal terhadap wanita yang telah menjadi istrinya tersebut.

"Yaudah tidur di sofa aja." gumamnya pelan kemudian mencari bantal dan juga selimut. Lama ia mencari namun tidak juga menemukan selimut. Akhirnya ia memutuskan untuk menyerah dan tidur tanpa selimut. Tapi apalah daya kamar itu sangat dingin karena AC yang tentunya menjaga suhu didalam kamar tesebut.

Saat ini badannya telah meringkuk seperti udang jujur saja ia benar benar tidak tahan dengan udara dingin. Setelah meringkuk lama akan tetapi ia juga tidak dapat tertidur. Akhirnya ia mendudukkan tubuhnya dan menatap dengan tatapan tajam kearah Leon yang saat ini sedang tidur tampan dibawah selimut tebalnya.

"Aish aku benar-benar tidak bisa tidur jika terus begini, baiklah lebih baik coba cara itu saja, lagi pula kami kan sudah menikah." Ranti mencoba meyakinkan dirinya sendiri kemudian berjalan dengan kaki yang sedikit menjinjit agar tidak menimbulkan jejak suara.

Setelah sampai di ranjang ia mengulurkan tangannya untuk mengecek apakah pria tersebut bangun atau tidak dari tidurnya. Setelah merasa aman ia lalu menaikkan dirinya keatas kasur dengan sisi yang kosong. Dengan gerakan yang sangat pelan ia memasukkan badan kecilnya kedalam selimut tersebut hingga sebatas pipi. karena perbedaan tinggi antara Leon maka yang saat ini berada di depannya adalah dada Leon.

" hangatnya, Eh Singa aku numpang ya." gumamnya pelan sambil menghadap kearah Leon yang memejamkan mata.

Setelah itu, Ranti akhirnya tertidur dengan pulas dengan nafas yang teratur.

Sebaliknya Leon membuka matanya karena Leon merupakan seseorang dengan tingkat kewaspadaan tinggi jadi dia sudah bangun dari semenjak Ranti berjalan menghampiri tempat tidurnya. Akan tetapi karena penasaran dengan apa yang akan diperbuat oleh gadis tersebut. Awalnya ia berpikir bahwa mungkin saja Ranti akan mencoba membunuhnya malam ini jika saja gadis itu melakukan hal tersebut maka saat itu juga Leon akan menembak kepalanya. Tapi siapa sangka gadis itu malah menumpang di kasurnya.

"Gadis nakal." Setelah mengatakan hal itu Leon kembali menutup matanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!