Anissa Rahma. Gadis cantik yang menjadi kembang desa di kampung nya, Banyak pria yang ingin mempersunting Anissa, tapi Anissa tolak karena iya sudah memiliki pilihan sendiri yaitu Yudi, Kakak kelas Anissa semasa sekolah di menengah Atas.
Mereka pacaran selama dua tahun. pernikahan mereka tidak mendapatkan restu dar Orang Tua Yudi Karena Anissa Hanya anak yatim piatu yang miskin dan pendidikannya pun hanya Sampai Sekolah menengah atas.
" Pokonya Ibu tidak mengijinkan kamu menikahi si wanita miskin itu, percuma Cantik tapi miskin dan kere " Ucap Ibu Imas ibunya Yudi.
" Tapi Bu, aku mencintai Anissa dia cinta pertama ku " Ucap Yudi sambil memohon
" Masa bodoh, mau dia cinta pertamamu atau Bukan Pokonya itu tidak setuju "
" Baik kalo begitu. walaupun Ibu tidak merestui aku Dan Anissa tapi aku akan tetap menikahinya " Ucap Yudi tegas lalu membawa Anissa ke kantor KUA
" Kang, " lirih Anissa
" Kenapa Neng " jawab Yudi
" Aku tidak mau menikah tanpa restu Kedua orang Tua akang, Aku takut kualat Kang "
Yudi mendekap Wajah Anissa dan menatap kedua bola matanya " Anissa sayang dengarkan Akang, Jika kita sudah memilki seorang anak pasti hati Ibu dan bapak akan luluh siapa yang tidak akan bahagia jika melihat cucu mereka "
" Tapi Kang "
" sudah kamu nurut saja, Nanti setelah menikah kita tinggal di rumah orang tua mu dulu ya, Sambil aku mencari pekerjaan " Ucap Yudi
Yudi Baru saja lulus kuliah makanya dia masih belum punya pekerjaan, selama ini kedua orang tua Yudi lah yang membiayai Yudi sekolah sampai sarjana bahkan uang jajan pun masih minta kepada Ibu Imas
Setalah Melaksanakan pernikahan di Kantor KUA, Yudi dan Anissa langsung pulang ke rumah Anissa, Tidak ada Resepsi tidak ada juga sukuran, pernikahan Anissa hanya di saksikan oleh pak ustadz dan juga pak RT, RW.
" Maaf ya kang, Rumah nya kecil tidak sebesar rumah akang " Ucap Anissa
Yudi tersenyum " Tidak jadi masalah Neng yang penting kita bisa hidup bersama dan membina rumah tangga " Jawab Yudi memeluk Anissa
Rumah Anissa hanya ada Tiga kamar, ruang tamu, dapur dan juga Kamar mandi, walaupun kecil tapi bersih dan nyaman mungkin karena Anissa sangat senang kebersihan
" Kalo begitu mau akang dulu atau aku dulu yang mandi soalnya hari sudah mulai sore. sekalian kita sholat magrib " Usul Anissa
" Bagaimana jika kita mandi bersama Neng, ini kan malam pertama untuk kita " jawab Yudi dengan tatapan menggoda
Anissa Menundukkan kepalanya karena malu " Ayo Neng " Ajak Yudi membawa Anisa ke dalam kamar mandi.
Tidak hanya mandi mereka pun melakukan pemanasan di dalam sana, setelah puas Yudi membawa Anissa kedalam kamar dan melanjutkan malam pertama mereka.
# Skip
~ Satu bulan kemudian
Anissa baru bangun dari tidurnya, Anissa berniat untuk sholat subuh " Kang bangun, ayo kita sholat subuh dulu " Ajak Anissa
" Em iya Neng, akang masih ngantuk lagian masih pagi " Protes Yudi sambil membenarkan Selimut nya
Anissa turun dari tempat tidur lalu berjalan ke kamar mandi dengan berpegangan ke tembok, Karena semalam Yudi menggempurnya Sampai berkali-kali membuat bagian bawah Anisa lecet dan perih pelan tapi pasti Anissa masuk kedalam kamar mandi.
Tak butuh waktu lama untuk Anisa di dalam kamar mandi, Anisa langsung bersiap membuatkan sarapan untuk dirinya dan juga Yudi
Pagi ini Nisa hanya membuat Nasi goreng sederhana dengan telor ceplok di atasnya " Semoga kang Yudi suka " ucap Anisa Langsung masuk kedalam kamar untuk membangunkan Yudi.
" Kang, bangun " Ucap Nisa
" Apa sih nis, akang masih ngantuk" keluh Yudi
" Kita sarapan dulu kang " Ajak Nisa pelan
Yudi langsung bangun dari tidurnya " Apa kamu tuli, aku bilang aku masih ngantuk, jika mau sarapan tinggal sarapan saja tidak perlu menunggu ku!!" bentak Yudi kesal lalu mengambil Bantalnya kembali.
Anissa memegangi dada nya, baru kali ini Yudi membentak dirinya " Yasudah kalo akang gak mau sarapan aku Sarapan duluan "
" Sekarang aku sudah tidak mengantuk " Yudi langsung pergi meninggalkan Anissa di dalam kamar.
Anissa menggelengkan kepalanya melihat sang suami yang semakin kesini semakin ketahuan sifat aslinya. dulu ketika pacaran Yudi sangat lembut kepada Nisa bahkan tidak pernah menunjukan sifat jelek nya kepada Nisa makanya Nisa menerima Yudi untuk menjadi calon suaminya tapi entah kenapa setelah menikah semuanya mulai terbuka.
Prang..
" Makanan apa ini hah!! " Bentak Yudi melemparkan piring yang berisi nasi goreng
" Ada apa kang?" Tanya Anisa yang berjalan menghampiri suaminya di dapur
" Kamu itu istri yang gak becus ya, masa setiap hari nasi goreng lagi nasi goreng lagi, lidahku sampai Kelu karena makan nasi goreng terus " Kesal Yudi
" Maaf kang, hanya itu yang bisa aku masak, bahan makanan sudah tidak ada, Akang juga belum memberi uang belanja " Lirih Nisa sambil menunduk.
Yudi menahan leher Nisa dengan tangannya " Jadi sekarang kamu mau itung-itung hah!!! " Bentak Yudi sambil membanting Nisa ke lantai
Uhuk.. uhuk..
Nisa terbatuk-batuk karena tidak bisa nafas " Pokonya aku tidak mau tau, nanti siang aku mau makan dengan ayam goreng, kalo tidak ada awas saja " Bentak Yudi membantingkan pintu kamar untuk kembali tidur.
" Hiks.. kenapa kamu jadi galak kang, apa salah aku kepadamu hiks " Air mata Nisa sudah tidak bisa di bendung lagi, pipi nya sudah basah karena air mata.
Nisa membenarkan kerudung nya dan menghapus air matanya " Mungkin Kang Yudi lagi khilaf, kamu harus memaafkan nya Nisa " Gumam Nisa kepada dirinya sendiri.
Setelah membersihkan pecahan piring, Nisa langsung bersiap untuk mengambil cucian para tetangga. setelah menikah Nisa menjadi tukang buruh Cuci walaupun penghasilan nya tidak seberapa tapi Nisa selalu mensyukuri nya.
Dulu sebelum menikah Nisa bekerja di salah satu pabrik yang gajih nya sudah UMR Tapi Nisa harus keluar karena Yudi tidak mengijinkan Nisa untuk bekerja di pabrik dan Yudi berjanji akan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari tapi nyatanya Yudi malah semakin menjadi pemalas kerjaan nya hanya tidur dan tidur, dia akan bangun jika ada makanan.
" Assalamualaikum... Ceu "
" Wassalamu'alaikum Neng Nisa " Ucap ibu itu
" Nisa mau nyandak Cucian ceu" Ucap Nisa sambil tersenyum
" Oh Muhun, sebentar ya " Ibu-ibu itu langsung mengambil cucian kotornya
Upah Nisa tidak menentu tergantung banyak cucian, Kalo satu ember kecil paling 15 rb, kalo ember besar bisa sampai 25 rb kadang jika ada yang minta di setrika baru lah Nisa mendapatkan upah yang lumayan besar bisa 50.
" Ini Neng " ucap Ibu itu
Nisa tersenyum " kalo begitu gitu Nisa langsung pamit ya Ceu, keburu siang nanti panas nya keburu ilang " Pamit Anisa
" Iyan Neng "
Nisa membawa satu ember Besar, Sebelum Pulang ke rumah Nisa mampir ke warung dulu untuk membeli sabun dan juga pewangi pakaian.
Nisa pulang ke rumah dengan membawa dua ember yang cukup besar yang berisi Cucian pakaian.
" Dari mana kamu?" Tanya Yudi yang sudah berdiam diri di depan pintu
" Habis mengambil cucian tetangga kang " jawab Nisa
" Yang kamu pikirkan hanya cucian Cucian dan Cucian, apa kamu tidak memikirkan Ku yang sudah kelaparan Hah!!" bentak Yudi membanting ember yang sudah Nisa simpan
" Maaf Kang, tadi aku mau masak cuman Berasnya habis " Lirih Nisa takut
" Alah, alasan saja kamu, untuk apa kamu nyuci baju orang setiap hari kalo gak ke beli berasa hah! " kesal Yudi
" Apa sih kang marah-marah terus, aku setiap hari nyuci bukan berarti aku punya uang, apa akang gak mikir setiap hari aku sendirian yang mencari uang, Upah dari hasil mencuci tidak mencukupi kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya perut yang harus di pikiran tapi token listrik, uang Sampah, uang keamanan, belum lagi jika ada kebutuhan mendadak, Akang pikir itu semua di bayar pakai apa?" kesal Nisa yang sudah di ubun-ubun " Pake Daun! " Lanjut Nisa
plak..
Satu tamparan mendarat di pipi Nisa karena Yudi sudah kehilangan akal nya " Berani kau menatapku dan membentak ku hah!!!"
Nisa memegangi pipi nya yang sakit akibat tamparan Sang suami " Jika akang menikahi ku hanya ingin numpang hidup lebih baik kita bercerai, karena aku sudah tidak tahan hiks.." Teriak Nisa
Mungkin jika Yudi bersikap lembut dan bisa saling membantu dalam hal kebutuhan rumah tangga mungkin Nisa tidak akan semarah ini, namun Yudi memang tidak ada sedikit pun yang bisa di lakukan Yudi, hanya tidur Dan makan, jika di suruh kerja serabutan pasti menolak dengan dalih dia lulusan S1 mana cocok kerja serabutan.
" Neng, neng gak serius kan bicara seperti itu?" Tanya Yudi yang berubah menjadi lembut
Nisa masih menatap sang suami dengan tatapan tajam " Akang Sangat mencintai Neng, jadi Neng jangan ngomong seperti itu lagi ya, Hati Akang sakit dengarnya " Pinta Yudi
" Jika Akang tidak ingin kehilangan Neng, maka carilah kerjaan, tuh pak Somad sedang membutuhkan tenaga kuli Bangunan pergi lah kesana " ucap Nisa meninggalkan Yudi.
Yudi langsung sumringah karena Nisa memaafkan dirinya " Baik Neng, Akang pergi kerumah Pak Somad sekarang " Ucap Yudi yang langsung pergi meninggalkan rumah
" Maafkan aku kang, bukan aku ingin durhaka dengan cara membentak akang tapi kalo gak begitu akang akan terus diam di rumah dan marah-marah mempermasalahkan makanan " Batin Nisa yang melanjutkan aktivitas nya " Maafkan Aku ya Allah, Karena Aku sudah berani Melawan Suamiku "
Adzan Dzuhur berkumandang " Untung jemuran sudah di jemur semuanya " ucap Nisa mengusap keringat dengan tangannya
Nisa pergi ke kamar mandi untuk mandi dan sekalian mengambil air Wudhu, lalu pergi ke kamar untuk melakukan Kewajiban nya, usai sholat Nisa tidak langsung membuka mukenanya dia membaca Alquran terlebih dahulu walaupun hanya satu ayat dua ayat yang penting mengaji, tidak lupa Nisa mendoakan sang suami agar di perumahan dalam kerjaannya.
Setelah sholat, Nisa langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang, Nisa memasak hanya makanan yang sederhana, cah kangkung, Tempe dan sambel " Sudah beres, aku mau lihat cucian dulu " gumam Nisa
Nisa mengambil pakaian yang sudah kering di samping rumah " Neng "
" Iyah Bi " jawab Nisa
" Besok, Neng ada kerjaan tidak? " Tanyanya
" Seperti nya tidak ada Bi, Ada naon ya ?" Tanya Anisa
" Oh sukur kalo begitu, besok sore di rumah bibi mau ada sukuran, bibi belum menemukan tukang masak, apa Neng bisa?" tanya Bibi itu
Nisa selain mengambil cucian tetangga, Nisa juga sangat pintar dalam hal memasak, dan para warga juga sangat tau betul bagaimana masakan Nisa yang cukup lumayan lezat.
" Oh begitu, boleh Bi besok pagi saya akan pergi ke rumah bibi siapkan saja semua bahannya ya bi " Ucap Nisa senang karena akan mendapatkan rejeki yang cukup.
" Nuhun ya neng "
" Sami-sami Bi " Ucap Nisa langsung membawa cucian kering nya kedalam rumah dan melipatnya
Jam sudah menunjukan jam empat sore, Nisa baru saja menyelesaikan sholat ashar
" Assalamu'alaikum neng " ucap Yudi yang baru saja datang
" Wassalamu'alaikum kang " Ucap Nisa berjalan ke ruang tamu
" Lihat nih, akang bawa uang lima puluh ribu " ucap Yudi senang lalu memberikannya kepada Nisa
" Alhamdulillah.. kalo begitu akang mandi dulu terus sholat ashar, setalah itu baru makan " ucap Nisa
" Tidak, akang mau makan dulu baru mandi soalnya perut akang sudah lapar banget " ucap Yudi mengelus perut nya karena kelaparan
" Oh, baik lah, ayo makan " Ajak Nisa
Yudi sudah duduk di kursi meja makan, Nisa mengambilkan air putih " Apa hanya ini?" tanya Yudi
" Hanya ada itu kang, besok baru Neng belikan ayam, kan akang bawa uang nya sore jadi gak bisa beli ayam " Ucap Nisa
" Hem baik lah, besok kamu beli ayam ya Akang sudah lama tidak makan ayam " keluh Yudi
" Iyan kang " jawab Nisa
Jam sudah menunjukan jam delapan malam, Yudi sudah pergi tidur karena kelelahan, sedangkan Nisa masih menyetrika baju milik tetangga nya
" Ini harus beres malam ini biar besok bisa di antar sekalian kerumah bibi " Gumam Nisa
Jam sebelas malam baru lah Nisa masuk kedalam kamar dan membaringkan tubuhnya di samping sang suami, Nisa melihat sang suami yang sudah terlelap tidur dengan mulut yang terbuka.
Nisa hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu memejamkan Kedua matanya.
~ Pagi hari
Jam empat pagi Nisa sudah bangun dari tidur nya, Nisa turun dari tempat tidur lalu masuk kedalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu, sambil menunggu adzan subuh Nisa menyempatkan untuk membuka Al-Qur'an, suara Nisa sangat merdu bahkan bisa terdengar ke rumah tetangga mungkin karena pagi sangat sunyi tidak ada suara makanya terdengar ke rumah tetangga.
Setelan siap semuanya, Nisa pergi ke tukang sayur untuk belanja ayam sesuai keinginan sang suami
" Neng Nisa " sapa ibu-ibu
" Iyah Bu " jawab Nisa ramah
Nisa memang di kenal ramah, sudah cantik ramah tidak sombong, Keramahannya lah yang membuat Warga menyukai Anisa.
" Beli apa Neng "
" Ini kang Yudi lagi ingin ayam goreng katanya " jawab Nisa sambil tersenyum
" Wah tumben Neng masak ayam, biasnya juga tahu tempe "
" Hehehe iya Bu, kebetulan saja Kang Yudi sedang ada rejeki " jawab Nisa
" Ceceu lihat kemarin Suami mu kerja di bangunan sana ?"
Nisa tersenyum " Iya Ceu, kang Yudi kerja di bangunan kang Somad, ya lumayan dari pada diam terus di rumah " jawab Nisa
Ibu-ibu sangat tau betul bagai mana kerjaan Yudi yang pengangguran dan pemalas itu, bahkan ibu-ibu sangat iba kepada Nisa yang memiliki suami tidak bertanggung jawab padahal Nisa gadis yang baik dan Soleh .
Setelan menyiapkan sarapan untuk sang suami, Nisa segera membangunkan yudi " Kang " panggil Nisa
" Em, Ada apa?" tanya Yudi yang masih memejamkan mata nya
" Aku sudah buatkan sarapan Buat akang " Ucap Nisa
" Yasudah nanti aku bangun "
Nisa menggelengkan kepalanya " Bangun kang, kan akang harus kerja lagi, aku juga harus pergi ke rumah bibi buat bantu masak " ucap Nisa mencoba membangunkan Yudi
Yudi bangun dari tidur nya dan langsung duduk " Berisik sekali sih kamu, kalo mau pergi ya tinggal pergi ribet banget " kesal Yudi sambil menggaruk kepala nya karena kesal
" Hm yasudah Neng pergi dulu, jangan tidur lagi " Ucap Nisa yang langsung pergi meninggalkan Yudi di kamar
Nisa berjalan ke rumah bibi sambil membawa pisau dan juga ember yang berisi Cucian bersih biar sekalian di berikan kepada pelanggan
Setelah memberikan pakaian Nisa langsung pergi ke rumah bibi " Wah Ntos pada ngumpul ternyata " ucap Nisa menyapa para ibu-ibu
" Eh Neng Nisa nungelis "
" udah dong Neng, Ayu atuh Kita mulai " ucap Bibi
" Muhun BI "
Nisa mengupas bawang-bawang untuk di ulek, sedangkan yang lain ada yang motong Ayam ada juga yang mengupas kentang
Setelah semua nya siap, Nisa langsung berdiri ke arah kompor untuk mulai memasak
Para ibu-ibu sangat Senang jika Nisa yang memasak soalnya rasanya sudah tidak bisa di ragukan lagi " Neng, Neng kan pinter masak, kenapa gak buka warung nasi saja atuh "
Nisa tersenyum " Bukan gak mau Ceu, tapi itu kan butuh modal yang lumayan, Sedangkan pendapatan Nisa sama kang Yudi hanya cukup buat makan sehari-hari saja " Jawab Nisa
Dulu mendiang Ibu Nisa Membuka jasa katering rumahan namun waktu itu Nisa masih kecil jadi tidak bisa melanjutkan usaha sang ibu, sehingga usaha nya terbengkalai dan tidak di lanjutkan.
" Iyah, ya Neng Modal nya pasti lumayan besar tuh "
" Iyah Ceu "
" Kenapa gak Minta ke orang tua Yudi saja Neng, bukan nya Orang tua Yudi orang berada "
" Iya Neng, kalo gak minjam modal gitu, nanti kalo sukses juga pasti ibu mertua Neng Nisa bangga "
" Eh, eceu-eceu, Bagai mana mau pinjam modal kalo Mereka saja Nikah lari tanpa restu Orang tua Yudi "
" Ceu " tegur yang satu nya
" Eh Maaf Neng Nisa "
Nisa tersenyum " Tidak apa-apa Ceu, da emang itu kenyataan nya " jawab Nisa sambil tersenyum
" Makanya kalo punya Lambey itu di jaga jangan asal jeplak, gimana kalo Neng Nisa pundung gak mau lanjutin masakan nya, kan saya juga yang repot " Tegur Bibi berdecak
" Iyah Maaf atau Bi, kan saya keceplosan lagian lambey saja juga meni gak bisa di Rem "
" sudah-sudah Ayo lanjut lagi, jangan banyak ngobrol " kata bibi
Nisa hampir satu hari Full di rumah Bibi, masakan pun sudah di tata rapih di meja " Bi, Nisa langsung pulang ya Bi, soalnya kang Yudi sebentar lagi pulang kerja " Pamit Nisa
" Eh tunggu dulu Nisa " Bibi langsung memberikan satu rantang dan juga amplop yang berisi upah untuk Nisa
" Eh Bi, Wios gak usah " tolak Nisa gak enak
" sudah Nisa ambil saja, saya juga tau kamu pasti membutuhkan nya " Ucap Bibi memberikan amplop kepada Nisa
Nisa membuang napas nya lembut " Hatur nuhun atuh Bi ya " ucap Nisa tulus sambil menaruh amplop ke dalam saku celana nya
" Iyan sama-sama Neng " Jawab Bibi
Nisa pulang dengan membawa rantang yang berisi Nasi, dan lauk pauk
" Assalamualaikum.. " Ucap Nisa ketika mau masuk ke dalam rumah
Namun Nisa tidak melihat ada orang di rumah " Seperti nya Kang Yudi belum Pulang " Nisa menaruh rantang di atas meja dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu langsung menunaikan kewajiban nya
" Nisa Akang pulang " Teriak Yudi sambil berjalan ke dalam rumah, namun bukan nya membersihkan diri, Yudi malah langsung pergi ke meja makan
" Wah makan enak nih " Ucap Yudi yang langsung memakan makanan yang ada di rantang
Yudi makan sangat lahap apa lagi ada rendang kesukaan nya
" Astaghfirullah.. Kang,.. akang habisin semuanya, lalu Nisa makan apa?" ucap Nisa kaget melihat rantang yang sudah ludes bersih tidak tersisa
Yudi menjilati jari-jari tangan nya lalu mengelus perut nya " Aku pikir kamu sudah makan makanya aku habisin " jawab nya tanpa bersalah
Nisa mengusap dada nya " Lalu sekarang Nisa makan apa Kang "
" Biasanya juga, mie instan kalo gak Telur " Ucap Yudi berdecak lalu pergi begitu saja
" Sudah jangan Cerewet lagian tadi kamu di rumah bibi pasti sudah memakan nya " Teriak Yudi yang sudah berada di dalam kamar mandi
" Astaghfirullah, Kenapa aku punya suami egois sekali tidak memikirkan orang lain " Batin Nisa
Karena perut sudah keroncongan Nisa pergi ke warung dengan membawa uang sepuluh Ribu
" Ceu, beli telor dua sama Mie instan nya juga dua " Ucap Nisa
" Bentar Neng " ucap Ceu warung
" Ini Neng, buat siapa Neng mie instan ?" tanya nya
" Buat saya Ceu " jawab Nisa
" Bukan nya tadi kamu bantuan Bibi buat masak?" ucap Ceu warung " Memang nya gak di kasih rantangan Neng "
" Di kasih Ceu, cuman lagi ingin mie instan aja " Jawab Nisa. tidak mungkin Nisa menjelek-jelekkan suaminya sendiri kepada orang lain
" Ceu, ini uang nya "
" Oh iya Neng, uang nya pas ya "
" Muhun ceu " jawab Nisa yang langsung meninggalkan warung
Sesampai nya di rumah Nisa tidak melihat keberadaan Yudi di rumah, Nisa langsung masuk ke dapur dan membuat mie instan pakai cabe.
Sedangkan Yudi saat ini dia sedang bermain ke rumah Ibu nya karena tadi Yudi menerima pesan dari sang ibu kata nya lagi sakit
" Assalamu'alaikum Bu.. " ucap Yudi sambil masuk kedalam rumah
" Wassalamu'alaikum salam, Anak ibu " ucap Ibu Imas, ibu nya Yudi
" Akhirnya kamu pulang juga Jang, Ibu merindukan mu nak " Ucap ibu Imas memeluk sang putra
" Maafkan Yudi Bu "
" Ibu sudah memaafkan mu Nak, tapi tidak dengan pernikahan mu Samapi kapan pun ibu tidak akan pernah merestui kamu dengan wanita miskin itu "
" Bu, jangan begitu, sekarang Nisa sudah menjadi istri Yudi "
" Aduh, aduh kepala ibu nga dadak pusing " ibu Imas memegangi kepala nya seolah dirinya sakit kepala
" Bu " Yudi langsung mendekap Sang ibu
" Ibu jadi pusing mendengar nama Itu Jang "
Yudi hanya membuang napas nya dia seolah tidak bisa membela sang istrinya sendiri
" Lihat kamu Jang, tubuh mu jadi kurus kulit mu jadi hideng, dan lihat rarai kamu jadi banyak anu hideng-hideng " Keluh ibu melihat wajah sang anak
" Yudi tidak apa-apa Bu, ini kan karena Yudi harus kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga Yudi " jawab Yudi
padahal Yudi bekerja juga baru dua hari itu pun di paksa oleh Nisa karena Yudi ingin makan Ayam goreng.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!