NovelToon NovelToon

Sahabat Jadi Cinta

Cinta Sepihak

Nora yang sedang sibuk mengerjakan tugas sekolahnya bersama Rafka. Tak menyadari bahwa sejak tadi handphone nya bergetar tanda seseorang menghubungi.

"Sepertinya ada yang hubungin Lo." Ujar Rafka yang rupanya menyadari hal itu dibanding Nora sendiri.

Tanpa menanggapi ucapan Rafka, Nora mengambil handphone yang ada di sampingnya untuk melihat siapa yang sedang menghubungi dirinya.

"Ternyata Dino, Raf. Nora angkat dulu ya." Tutur Nora berlalu meninggalkan ruang di mana Rafka dan dirinya sedang mengerjakan tugas mereka.

Rafka menatap tajam punggung Nora yang semakin menjauh meninggalkan tempat mereka mengerjakan tugas. Hatinya merasa panas melihat gadis yang Ia cintai sedang bertelepon dengan sang pacar.

Rafka menyadari dirinya tak berhak untuk merasa tak suka atau bahkan cemburu. Namun perasaannya tak dapat berbohong. Rafka merasa amat terbakar dengan apa yang sedang Nora lakukan.

Nora, gadis cantik dan juga manja yang sejak dari kecil menjadi teman sekaligus sahabatnya. Mereka kerap menghabiskan waktu bersama setiap hari.

Namun setelah Nora menjadi pacar Dino, Rafka merasakan perubahan sikap Nora. Gadis itu lebih banyak menghabiskan waktu bersama Dino, baik di sekolah maupun saat di luar.

Rafka, memendam perasaannya cukup lama. Semenjak masuk ke bangku SMA dirinya baru menyadari perasaan sayangnya pada Nora bukanlah perasaan sayang seorang sahabat.

Melainkan perasaan sayang seorang pria kepada seorang wanita. Dulu kerap Rafka marah kepada Nora ketika dekat dengan lelaki. Karena para anak lelaki yang mendekati Nora adalah anak-anak nakal. Dan membuat Rafka yakin mereka hanya ingin mempermainkan Nora.

Rafka pikir perasaan marahnya pada Nora ketika didekati para lelaki, hanya karena tak ingin sahabatnya akan disakiti oleh mereka. Namun saat masuk ke bangku SMA, ketika Nora jadian dengan Dino. Rafka tetap merasa marah, padahal Rafka tahu Dino adalah lelaki yang baik. Tidak banyak tingkah dan terkesan rajin.

Hingga Rafka menyadari saat itu, perasaannya pada Nora bukanlah rasa sayang dan kekhawatiran jika sahabatnya akan dipermainkan. Melainkan perasaan cemburu seorang pria kepada wanita.

Namun sampai saat ini, Rafka tak berani untuk mengungkapkan perasaannya kepada Nora. Mereka sudah kelas XII saat ini. Selain karena Nora yang memiliki seorang pacar, Rafka juga tak ingin persahabatan mereka akan renggang. Dan Nora akan pergi jauh dari dirinya.

Nora yang telah selesai mengangkat panggilan dari pacarnya, segera kembali ke tempat di mana Rafka berada.

"Dino ngajak Nora jalan-jalan, Nora mau pergi sama Dino Raf. Jadi tolong lanjutin tugas-tugas kita okey." Tutur Nora yang tersenyum imut.

Berusaha merayu sahabatnya supaya mau mengerjakan tugasnya sendiri.

Rafka menghela nafas berat. Kebiasaan buruk Nora saat ini adalah ini salah satunya. Kebiasaan meninggalkan tugas sekolah karena sudah janjian bersama Dino.

"Lo harus ngerjain tugas ini sendiri Nora. Gue gak mau ngerjain tugas Lo lagi. Sedangkan Lo sendiri malah asik pacaran ." Ujar Rafka dengan mengomel.

Rafka sebenarnya mau-mau saja mengerjakan tugas Nora. Namun dirinya melakukan semua ini supaya Nora tak jadi pergi. Rasanya tak rela melihat Nora akan jalan bersama Dino.

Rafka ingin mengawasi mereka, tapi tak cukup berani. Takut melihat kemesraan mereka yang akan membuatnya semakin parah hati.

"Rafka, ayo dong tolongin Nora ya? Kan Nora mau jalan sama pacar Nora. Nanti Nora janji kasih apapun yang Rafka mau." Bujuk Nora kepada sahabatnya.

"Termasuk gantiin posisi Dino di hati Lo?" ujar Rafka dalam hati.

Tentu saja tak akan mungkin. Selamanya Nora akan tetap menganggap dirinya sahabat tak lebih.

Setelah Nora berusaha membujuk Rafka. Namun tetap saja, seimut apapun Nora memasang wajah. Rafka tetap tak terbujuk dengan rayuan gadis cantik itu.

"Ih Rafka. Ya udah deh, aku kerjain aja sama Dino. Dino pasti bisa bantu Nora, gak kayak Rafka yang pelit gak mau nolong Nora." ucap Nora yang kesal pada Rafka.

Rafka menjadi bimbang mau membantu Nora atau tidak. Jika Nora dibantu Dino, pasti Nora akan lebih menyukai Dino karena berhasil membantu menyelesaikan masalah Nora.

"Oke gue tolongin. Tapi lo jangan lama-lama keluar sama Dino. Karena Lo harus gantian bantuin gue nanti." Ujar Rafka yang mendapatkan ide.

"Bantuin apa Rafka? Emang Rafka juga punya tugas lagi selain tugas ini? Perasaan gak ada lagi tugas di kelas kita Raf." Tutur Nora yang nampak berpikir, justru terlihat lucu di mata Rafka.

"Ada Nora, entar aja gue jelasin. Kalo Lo udah pulang." Jelasnya pada Nora.

Padahal memang tak ada tugas apapun. Rafka hanya ingin membuat Nora segera pulang, hingga tak menghabiskan waktu terlalu lama bersama Dino.

"Ya udah, Nora mau siap-siap dulu." Tutur Nora kemudian berlalu pergi meninggalkan Rafka yang menatap punggungnya.

"Gue harap suatu hari nanti, gue bisa dapetin Lo Ra. Gue gak rela Lo sama cowok manapun." Gumam Rafka lirih.

Nora sudah berangkat menemui pacarnya, sedangkan Rafka juga segera pulang ke rumahnya. Sejak tadi mereka mengerjakan tugas di rumah Nora.

Baik Rafka maupun Nora, keduanya saling dekat dengan kedua orangtuanya sahabat masing-masing. Karena sebenarnya persahabatan mereka terjalin, juga karena kedua orang tua mereka yang bersahabat.

Sesampainya di rumah, Rafka merebahkan dirinya di atas kasur empuknya. Dirinya memutuskan mengerjakan tugas dirinya dan Nora kembali.

Tadinya mereka akan menyelesaikan tugas itu di rumah Nora, namun Noranya pergi janjian dengan Dino. Jadi tak ada alasan untuk Rafka harus stay di rumah Nora. Alasan dirinya untuk tetap berada di sana, sudah tak ada.

Sementara Nora dan Dino tengah menonton. Mereka kerap menghabiskan waktu hanya dengan hiburan-hiburan simple. Karena Nora menyukai hal-hal seperti itu. Sehingga Dino juga harus menyesuaikan kesukaan sang pacar.

"Dino lihat, mereka lucu." Tutur Nora yang merasa salfok dengan kelinci yang berlarian di sekitar pasangan yang sedang ada di layar di depan mereka.

Dino ikut tersenyum melihat senyuman Nora yang tampak manis. "Iya imut kayak kamu." Ujar Dino menggombal pada Nora.

"Ih Dino bisa aja." Ujar Nora malu-malu.

Mereka sedang menonton film romantis, yang rupanya tersedia adegan kiss yang seharusnya tidak mereka tonton. Dan saat ini adegan itu sedang ditampilkan di layar besar di depan mereka.

Nora menutup matanya tak ingin melihat. Sedangkan Dino masih setia melihat dan memperhatikannya. Timbul perasaan ingin melakukan hal yang sama seperti di layar bersama Nora.

"Nora, kenapa di tutup matanya. Lihat deh, Nora gak mau kayak gitu sama Dino?" tanya Dino kepada Nora.

Nora perlahan membuka tangannya yang menutupi matanya. "Maksud Dino apa?" tanya Nora yang tak mengerti.

"Aku pengen kayak gitu sama kamu. Udah jalan tiga tahun kita pacaran, masa kita gak pernah kayak gitu. Anak-anak yang lain udah sering, emang Nora gak penasaran gimana rasanya?" Tanya Dino membujuk Nora.

...Nora & Rafka, Best Friend...

Next .......

Dibuat Kesal

Dino sebenarnya adalah cowok baik-baik. Namun melihat adegan di depannya rasanya dia juga ingin melakukannya bersama Nora.

"Kamu gak mau? aku yakin rasanya enak Nora." Bujuk Dino kepada Nora.

Entahlah Dino benar-benar ingin merasakannya. Tapi Nora sulit sekali untuk dirayu, membuat Dino bingung sendiri.

"Dino, kata mama sama Papa gak boleh ciuman kalau belum nikah. Nanti mereka marah kalo tahu. Terus Rafka juga pasti marah sama Nora, kalo tahu Nora lakuin kayak gitu." Tutur Nora kepada Dino.

Nora takut jika Dino tetap memaksa. Meskipun Nora sangat menyayangi Dino, tetapi aturan tetaplah aturan menurutnya. Jadi tak boleh dilanggar.

"Sekali aja Nora, aku janji habis itu enggak akan minta lagi." Ujar Dino masih terus membujuk.

Dino tetap tak menyerah demi mendapatkan hal itu. Dirinya juga tak ingin melakukan hal itu jika bukan bersama Nora.

"Nora enggak mau Dino. Nanti Nora aduin ke papa sama mama kalo Dino tetap maksa. Nora enggak suka Dino mesum kayak gitu." Ujar Nora marah pada Dino.

Dino pun menjadi takut setelah mendengar perkataan Nora yang akan melaporkan perbuatannya pada kedua orangtua Nora. Dino menjadi sadar, bahwa yang dia akan lakukan tadi salah.

"Nora, maafin aku ya. Aku gak bermaksud kok tadi buat kayak gitu. Tapi gara-gara nonton film tadi, jadi maksa kamu. Maafin aku ya Nora." Tutur Dino yang tampak menyesali.

Nora memaklumi sikap Dino. "Iya Nora maafin, tapi jangan diulangi lagi ya. Janji sama Nora." Tutur Nora meminta Dino berjanji.

"Iya, Aku janji." Mereka menautkan jari kelingking mereka bersama.

Setelah selesai menonton mereka pun memutuskan untuk pulang. Namun sebelum itu, Dino mengajak Nora mampir di kafe untuk makan.

...*******...

Sementara itu, Rafka yang telah selesai mengerjakan tugas nya sendiri maupun tugas Nora. Memutuskan untuk bermain dengan ponselnya.

Rafka yang penasaran dengan kegiatan jalan-jalan yang sedang dilakukan Nora dan Dino, membuka info update Nora di sosial media gadis itu.

Karena selama yang dirinya ketahui, Nora akan selalu memposting kegiatannya bersama Dino. Dan benar saja, saat Rafka membuka sosial media Nora, terlihat mereka yang sedang tersenyum bahagia saling menyuapkan makanan di mulut masing masing.

Rafka merasakan hati dan dadanya terasa panas kembali. Gadis yang selama ini diam-diam dirinya cintai, nampak tertawa bahagia bersama lelaki lain.

"Nora, makin lama gue gak akan tahan kalo kayak gini terus." gumam Rafka merasa frustasi.

Rafka mengacak rambutnya dengan kasar, bukti bahwa dirinya merasa pusing dengan perasaan terpendamnya. Yang bahkan sampai saat ini tak mampu dirinya ungkapkan.

Setelah lumayan lama sibuk dengan rasa frustasinya. Rafka menghubungi nomor Nora, sesuai kesepakatannya dan Nora bahwa gadis itu harus membantunya.

"Nora, lo udah balik?" tanyanya pada Nora yang ada di seberang.

"Nora masih di jalan Rafka. Nora masih mau mampir beli kado buat adiknya Dino." Tutur Nora menjelaskan.

"Kan Lo udah janji mau bantuin gue." Protes Rafka pada Nora.

"Ya udah iya, habis beli kado ini Nora langsung pulang kok." Ujar Nora yang merasa bersalah karena lupa ada janji dengan Rafka.

"Okey gue tunggu." Jawab Rafka. Dan sambungan terputus.

"Dino, habis ini kita pulang ya. Rafka udah nungguin Nora soalnya." Tutur Nora kepada pacarnya itu.

"Iya Nora." Jawab Dino.

Sejujurnya Dino selama ini juga merasa cemburu dan merasa tak begitu suka dengan persahabatan antara Nora dan Rafka. Namun dirinya tak pernah protes, karena takut Nora akan tersinggung atau marah padanya.

Karena selama ini, sama seperti saat ini. Dino merasa Rafka selalu mengganggu waktu kebersamaan dirinya bersama Nora. Padahal Dino masih belum puas untuk menghabiskan waktu dengan pacarnya itu.

Sesampainya di rumah Rafka, Nora turun dari mobil Dino. "Hati-hati di jalan Dino." Ujar Nora dan mendapat senyuman dari Dino.

Tak lupa lelaki itu mengacak rambut Nora dengan gemas. Sebelum melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Rafka.

Dan semua kejadian itu, tak luput dari pandangan Rafka. Lelaki itu mengepalkan tangannya kala melihat dino menyentuh pucuk rambut Nora.

"Rafka! Nora udah di depan nih." Teriak Nora memanggil nama sahabatnya itu.

"Iya bentar. Gak usah teriak-teriak kali. Gue juga udah denger kalo lo panggil pelan-pelan." Omel Rafka sembari membukakan pintu untuk Nora.

"Halah biasanya aja Rafka gak denger Nora panggilin." Komen Nora menyangga ucapan Rafka.

Dan perkataan Nora itu tak lagi mendapat tanggapan dari Rafka. Membuat Nora sebal dan mengerucutkan bibirnya.

"Rafka, Nora harus bantuin apa?" tanya Nora pada lelaki yang sedang duduk di hadapannya.

"Gak ada." Jawab Rafka dengan datar.

"What?! Rafka bohongin Nora?" tanya Nora yang benar-benar terkejut.

Padahal sudah mati-matian memangkas waktunya bersama Dino. Sekarang rupanya tak ada yang harus dibantu oleh Nora.

"Lagian lo mau-mau nya aja percaya. Lagi pula gak baik pacaran mulu." Ujar Rafka dengan santainya kepada Nora yang memasang wajah kesal dan sebal.

"Rafka nyebelin, Nora benci Rafka gak mau temenan sama Rafka lagi. Nora mau pulang titik." Ujar Nora dengan kesal memukuli Rafka dengan bantal sofa.

Memang seperti itu kala Nora sedang kesal kepada Rafka, mengatakan tidak ingin berteman, membenci Rafka, dan lain-lain. Namun tetap saja kata-kata itu hanya angin lalu.

Karena Rafka selalu bisa mengembalikan keceriaan Nora. Juga Rafka mampu melunturkan kekesalan Nora pada Rafka, sang sahabat.

"Ya maaf, gue gak bermaksud. Lagi pula kalo sampek orangtua lo tahu lo pulang sampek malem sama cowok lo. Pasti mereka bakal marahin lo, terlebih gue juga jadi sasaran mereka." Jelas Rafka yang benar adanya.

Rafka sudah diberikan amanat untuk menjaga Nora oleh kedua orangtua nora juga oleh orangtuanya sendiri. Namun sebenarnya alasan Rafka meminta Nora pulang cepat bukan karena hal itu juga sih, melainkan karena perasaan cemburunya.

Nora memikirkan perkataan Rafka memang benar adanya. Jika dirinya pulang malam, bukan hanya dirinya yang akan kena omel oleh kedua orangtuanya. Tetapi Rafka juga akan kena imbasnya.

"Terus kita ngapain dong sekarang?" tanya Nora kebingungan.

"Bukannya lo mau pulang, ya pulang aja." Tutur Rafka dengan santainya.

Nora yang mendengarnya seketika kembali kesal dibuat Rafka. "Rafka nyebelin banget sih. Amit-amit Nora dapat suami kayak Rafka." Ujar Nora berlalu pergi meninggalkan lelaki itu.

Rafka tertawa mendengar perkataan Nora yang terdengar lucu di telinganya. Saat kesal dan marah, Nora selalu terlihat lucu di matanya. oleh sebab itu, Rafka sangat suka memancing kekesalan Nora.

Rafka mengikuti Nora yang berjalan keluar dar rumahnya. Lelaki itu tak mungkin tega membiarkan Nora pulang sendirian. Tentu dirinya yang akan mengantar.

Next .......

Tentang Kiss

"Rafka ngapain ikutin Nora?" tanya Nora yang memasang wajah ketus.

"Lo mau pulang sendiri? oke terserah." Ujar Rafka tanpa dosa.

Nora berpikir sejenak. Tentu saja dirinya tak mau pulang sendiri. "Ya udah ayok, anterin Nora pulang." Ujar Nora dengan ketus. Dan ditanggapi kekehan dari Rafka.

Pada akhirnya Rafka mengantar

Nora pulang menggunakan mobil miliknya.

"Tadi ngapain aja lo sama Dino?" tanya Rafka yang penasaran.

"Cuma nonton aja, terus makan, terus beli kado buat adiknya Dino. Tapi Nora seneng bisa jalan sama Dino." Tutur Nora yang tampa sadar membuat hati lelaki di sampingnya terasa perih.

"Kalo jalan sama gue, lo seneng gak kira-kira?" tanya Rafka mengalihkan perasaan perihnya.

"Seneng juga, tapi rasanya pasti beda Rafka. Jalan sama pacar dan jalan sama sahabat itu rasanya beda. Makanya Rafka cari pacar deh, biar bisa rasain gimana bedanya." Ucap Nora menjelaskan.

Rafka tersenyum tipis, tak tahukah Nora alasan dirinya tak memiliki pacar karena hanya mencintai gadis manja itu. Namun semua itu hanya dirinya yang tahu, Nora dan orang lain tak pernah paham dengan perasaannya.

"Emang lo rela kalo gue punya pacar?" tanya Rafka iseng.

"Rela dong, Nora malah seneng. Karena nanti kita bakal bisa double date kan." ujar Nora tertawa kecil membayangkan lucunya jika itu terjadi.

"Bisa ae lo." jawab Rafka yang merasa kesal mendengar jawaban Nora.

Padahal wajar saja jika Nora menjawab seperti itu. Karena jelas-jelas, Nora tak memiliki perasaan apa-apa terhadap dirinya.

...*******...

Keesokan harinya, seperti biasa Nora akan berangkat ke sekolah bersama dengan Rafka. Jarak rumah mereka yang relatif dekat, memudahkan mereka untuk menghemat waktu, untuk sekedar saling menjemput.

Nora sedang mengobrol dengan teman-teman wanitanya. Sedangkan para siswa lelaki di kelasnya sedang keluar ke kantin termasuk Dino dan Rafka.

Di jam kosong seperti ini, anak-anak lelaki memang kerap mencuri-curi kesempatan untuk pergi ke kantin. Untung saja semua guru sedang rapat penting.

"Serius, Nina udah pernah ciuman sama Brian?" tanya Nora terkejut.

Tak menyangka kalau temannya yang nampak polos seperti dirinya itu, rupanya perna ciuman bersama pacar Nina yang bernama Brian.

Sayangnya lelaki itu tak sekolah di tempat yang sama dengan mereka. Karena Brian diminta kedua orangtuanya untuk ikut pindah ke luar kota.

"Iya, sering malah Ra. Emang awalnya takut-takut, tapi pas udah nyoba jadi ketagihan." Tutur NIna dengan malu-malu.

"Ya elah, gue juga pernah kali sama cowok gue. Apalagi si Martin ganas banget." Tutur teman Nora satunya, Rena.

Saat ini mereka memang sedang mengobrol bertiga. Sedangkan murid cewek yang lain, juga mengobrol dengan geng masing-masing.

"Rena juga udah pernah sama Martin?" tanya Nora juga nampak terkejut.

Ekspresi yang sama saat mendengar ucapan Nina.

"Iya Ra, kita mah udah pernah. Sekelas ini gue rasa juga udah perna semua. Mungkin lo aja yang belum. Tapi serius, lo belum pernah sama Dino?" tanya Nina yang mulai kepo.

"Enggak. Nora enggak pernah kok kayak gitu. Kata mama sama papa gak boleh kalo belum nikah." Tutur Nora apa adanya.

"Ya emang sih kagak boleh kalo sama orang tua kita mah. Kalo gue yang penting enggak berlebihan sampai yang berhubungan kayak gitu, gue sih masih it's ok." Tutur Rena menanggapi perkataan Nora.

"Nora tetep gak mau. kayak gitu kan juga belum waktunya buat anak SMA seusia kita. Nora takut nanti kebablasan." Ucap Nora menanggapi perkataan Rena.

"Lagian, Nora juga yakin kalo Rafka belum pernah juga ciuman. Kan selama ini, Rafka gak pernah punya pacar." Tutur Nora lagi.

"Kita juga gak tahu Nora. Gue gak yakin kalo Rafka belum pernah, soalnyo cowok biasanya yang ngajak duluan. Meskipun gak punya pacar, bisa aja Rafka ngelakuin sama cewek mana kek. Kan gak ada yang tahu." Jelas Nina menjelaskan kemungkinan yang ada.

"Ya udah nanti Nora tanyain aja sama Rafka." Tutur Nora pada akhirnya.

"Lo gak penasaran, Dino udah pernah apa belum?" tanya Rena yang kepo..Mengapa Nora malah penasaran pada sahabatnya bukannya pacarnya.

"Dino kayaknya belum juga. Tapi kalau pun udah, enggak papa. Lagipula itu kan masa lalu Dino. Nora enggak boleh julid sama masa lalu orang, karena orang kan bisa berubah lebih baik kedepannya." Tutur Nora dengan bijaknya.

Mereka masih berlanjut bercerita tentang hal-hal lain. Sampai tanpa sadar, waktunya pulang telah tiba. Nora pulang bersama Rafka seperti biasanya.

Saat di dalam mobil, Nora berniat menanyakan pertanyaannya tadi. Yang dirinya ceritakan bersama Nina dan Rena.

"Rafka?" panggilnya.

"Hm?" jawab Rafka menanggapi panggilan Nora.

"Em ... Rafka udah pernah ciuman belum?" tanya Nora takut-takut.

Rafka yang mendengar pertanyaan itu sontak terkejut. Tanpa sadar dirinya mengerem mendadak. Namun tersadar, dan menepikan mobilnya untuk meraba arah pembicaraan Nora yang bertanya hal aneh-aneh padanya.

"Ngapain lo tanyain hal kayak gitu?" tanya Rafka masih terlihat terkejut.

"Nora cuma penasaran aja. Kata Nina sama Rena, mereka yakin di kelas kita semuanya udah pernah kecuali Nora.

Jadi Nora penasaran, apa Rafka udah pernah juga atau belum pernah?" Tanya Nora sembari menjelaskan penyebab dirinya bertanya.

Polos sekali gadis di depannya ini. Namun hal ini yang selalu membuat Rafka suka, terlihat lucu dan imut di matanya.

"Gue belum pernah. Gimana, lo puas denger jawaban gue?" Tanya Rafka.

"Emang Rafka enggak pengen gitu ngerasain rasanya ciuman?" tanya Nora yang makin ngawur.

Rafka menyeringai tipis. Perlahan dirinya melepas sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya. Kemudian mencondongkan wajahnya ke arah wajah Nora.

"Lo sama gue, sama-sama belum kan. Gimana kalau kota cobain, biar gue tahu rasanya gimana?" Ujar Rafka menggoda Nora.

Nora terkejut mendapati tingkah Rafka yang tampak mesum. Nora menjadi takut dibuatnya. Ditambah lagi dengan seringai tipis di wajah Rafka, membuat wajah lelaki tampan tampak mesum.

"Rafka! Nora gak mau, Rafka mesum, Nora benci!" Teriak Nora menjerit takut sekaligus gemetar.

Melihat respon Nora, Rafka tertawa terbahak-bahak. Tak menyangka untuk menggoda gadis itu sangatlah mudah. Hanya dengan gertakan kecil, langsung ketakutan.

Mendengar tawa lelaki di sampingnya, Nora menjadi kesal. Rupanya Rafka sedang mengerjainya.

"Rafka!!!" Teriak Nora dengan kencangnya di telinga Rafka yang membuat pria itu menutup telinganya dan meringis.

"Nora enggak takut kok sama ancaman Rafka tadi. Nora cuma gugup sedikit karena Rafka tiba-tiba kayak gitu." Ujar Nora membela diri.

Mendengar penjelasan Nora, Rafka justru semakin tertawa dan mengejek Nora kembali.

"Nora enggak bohong tauk. Orang Nora juga udah ciuman sama Dino kemarin di bioskop." Tutur Nora yang membuat Rafka seketika menghentikan tawanya.

Next .......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!