NovelToon NovelToon

Transmigrasi Menjadi Pria Cantik

Transmigrasi dan Bercerai

Haris sedang duduk di ruang tamu di vilanya dengan AC yang menyala 16°C. Ada dua orang di ruang tamu yang besar, Haris dan seorang yang duduk di hadapannya, yaitu pengacara yang berspesialisi dalam kasus perceraian.

"Jadi seperti inilah yang sebaiknya …."

Pengacara baru saja menyelesaikan pidatonya yang panjang, melihat arloji di pergelangan tangannya dan menyerahkan dokumen itu kepada Haris.

“Pak Haris, selama Anda menandatangani perjanjian ini, Anda tidak perlu berurusan dengan hal lain. Saya akan bertanggung jawab untuk menangani perceraian tanpa menyita waktu Anda berikutnya.”

Haris telah menunggu kalimat ini. "Kamu berbicara terlalu banyak. Aku akan menandatanganinya."

Haris membaca dengan hati-hati dan menandatangani namanya. Kemudian, dia menyerahkan dokumen-dokumen itu ke seberang meja konferensi dengan kedua tangan, tampak sangat terpelajar dan gerakannya terlihat tenang dan anggun.

Pengacara, "..." Dia mudah dibujuk!

Aku yang telah menyiapkan banyak bujukan dan paksaan, sepertinya berpikir terlalu banyak!

Kliennya adalah seorang aktris yang sangat lihai, yang menyelesaikan perjanjian pembagian properti sebelum menikah. Itu sangat ketat, sangat ketat sehingga pihak yang diceraikan tidak mendapatkan apapun.

Bahkan sebagai pengacara, yang terbiasa dengan kasus perceraian seperti ini, merasa itu terlalu berlebihan karena tidak meninggalkan satu NNM pun (NNM: mata uang yang author pake di novel ini). Singkatnya, jika Haris menyetujui perceraian, dia akan meninggalkan pernikahan itu tanpa apa-apa alias tidak akan mendapatkan uang dan properti.

Tapi Haris tidak bersalah dalam pernikahan ini singkatnya. Jika ada yang salah dengan pernikahan, itu pastinya salah istrinya yang tidak mencintainya.

Kliennya yang merupakan istri Haris, mengajukan gugatan cerai. Satu-satunya alasan yang diberikan adalah bukti sederhana perpisahan selama dua tahun. Dan pernikahannya sendiri hanya bertahan dua tahun dan tidak pernah tinggal serumah, tidak satu hari pun!

Sulit bagi orang normal yang mau menerima kondisi seperti ini. Pengacara pikir akan sulit bagi Haris untuk menerimanya, tetapi semuanya berjalan lancar tanpa ada masalah. Hal ini tidak diduga oleh pengacara!

Tapi ini hal yang baik. Dia adalah seorang pengacara profesional, hanya berfokus pada penyelesaian kasus perceraian itu sendiri.

Pengacara tahu bahwa selama dia membujuk Haris untuk membubuhkan tanda tangannya di surat perceraian, sisanya akan mudah ditangani. Akan sangat mudah sehingga dia hampir merasa kasihan pada klien artisnya yang membayar sejumlah besar uang untuk mendapatkan jasanya. 

Pengacara memeriksa tanda tangan yang dibubuhkan Haris dengan senang hati, mengumpulkan dokumen-dokumen itu, dan mengangguk ke arah Haris. Kemudian, dia bangkit dan pergi.

"Kalau begitu, aku ijin pamit. Terimakasih atas kerja samanya, Pak Haris."

Pengacara membuka pintu dan saat dia menutup pintu, mata pengacara menyapu pada sosok Haris, yang masih duduk sendiri, dan kebetulan melihat profil sampingnya. Kemudian, dia berhenti karena kagum akan ketampanan Haris.

Haris menundukkan kepalanya sedikit. Rambutnya yang bergelombang melingkari lehernya, dan kakinya yang panjang disilangkan di bawah meja, memanjang membentuk lekukan yang indah. Dia memiliki ketampanan yang tajam, dan seluruh pribadinya cantik sampai ke titik penindasan yang membuat orang-orang ingin bersujud karena ketampanannya.

'Sihh … begitu tampannya! Kenapa klienku ingin menceraikannya?' Berkata dalam hati. 

'Itu jelas merupakan penampilan yang sangat menarik, jadi mengapa klienku ingin menceraikannya? Apa klienku buta?'

Pengacara kemudian memalingkan muka dengan menyesal dan menutup pintu dengan lembut, seolah-olah dia takut mengganggu sesuatu.

—-----------

Sudah sore, dan tidak ada lampu di kamar. Garis-garis cahaya dan bayangan yang memisahkan menyinari pemuda itu. Haris tampak seperti bunga raflesia yang menjadi lebih pekat karena malam, diwarnai merah marun oleh kegelapan, menghadirkan kesan keindahan tertentu.

Pengakuan dan penghargaan terhadap keindahan bersifat relatif, dan pemahaman setiap individu terhadap kecantikan dan ketampanan itu berbeda-beda. Ini ditunjukkan dengan jelas pada seniman. Masing-masing dari mereka memiliki standarnya sendiri. Apa yang sangat dicari oleh seorang seniman selebriti diturunkan menjadi debu oleh seniman selebriti lainnya. Tapi, masing-masing dari mereka akan tergila-gila pada gambar ini. Haris sendiri adalah puncak kecantikan dan keindahan, yang seharusnya tidak ada di dunia ini.

Sekitar dua tahun yang lalu, Haris bertransmigrasi.

Saat Haris membuka matanya, dia mendengar suara elektronik radio di telinganya dan ia bingung pada saat yang bersamaan.

Sedang bermimpi?

Haris berpikir begitu pada awalnya, dan kemudian dia ingat bahwa ia sebenarnya sudah mati!

Begitu Haris menyadari ada yang tidak beres, Perasaan pusing yang hebat menyerang, dan perasaan kacau balau membuat Haris sedikit lamban dalam berpikir. Butuh beberapa saat sebelum dia perlahan duduk dari tempat tidur.

"Di mana aku??" Bingung.

Kepala Haris masih sakit. Dia hanya berhenti memikirkannya dan bersandar di kepala tempat tidur, melihat sekeliling, mencoba menemukan beberapa petunjuk.

Kecuali tempat tidur besar dan lampu lantai, tidak ada perabot lain di seluruh ruangan. Namun, dapat dilihat bahwa ada perhatian terhadap detail. 

"Sepertinya bukan hotel."

"Ada karpet di lantai dan sepasang sandal katun di pintu."

Haris meninggalkan ruangan dan menemukan bahwa itu adalah sebuah vila kecil berlantai tiga. Ada kamar tidur utama, kamar tidur kedua, dan ruang ganti di lantai dua. Ruang tamu berada di lantai pertama, dan tempat sauna ada di lantai tiga. Seluruh rumah didekorasi  sederhana dan indah. Siapa saja bisa tinggal dengan nyaman kapan saja, tapi rasanya agak aneh karena karena Haris masih asing dengan tempat ini.

Akan ada jejak orang pada rumah yang ditinggali. Misalnya mungkin akan ada boneka merah yang lucu di sudut, atau akan ada bunga acak di vas yang baru saja dipetik dari halaman. Namun, rumah ini lebih terasa seperti hotel, seolah pemiliknya akan mengambil koper dan pergi kapan saja tanpa menginap di rumah sama sekali.

Haris melihat sekeliling dan menemukan petunjuk begitu dia tiba di ruang tamu. Dia bahkan hampir tidak perlu repot untuk mencari petunjuk. Ada ponsel android dan surat nikah di atas meja di ruang tamu.

Itu sangat mencolok, seolah-olah mereka takut dia tidak akan melihatnya.

Haris melihat beberapa hal di atas meja dan ragu-ragu untuk sementara waktu sebelum akhirnya membuka kunci ponsel dengan sidik jarinya dan itu menyala.

"Untunglah tidak ada kunci pola di layar HP."

Haris melihat ke ponselnya dan hanya ada satu orang dalam daftar kontak—istri.

Haris tertuju pada kata itu untuk beberapa saat dan kemudian menoleh untuk melihat-lihat akta nikah di atas meja.

Nama Anita Susanti dicetak tepat di atas Haris Reynaldi. Satu baris adalah saat dia menikah dengan istrinya, Anita Susanti.

"Sepertinya aku berada di tubuh yang bernama Haris Reynaldi. Nama ini sama dengan namaku di duniaku sebelumnya."

Jika dia menebak dengan benar, Anita Susanti adalah istrinya.

Haris ingin memastikan jenis kelaminnya. Ia memasukan tangannya ke dalam dan akhirnya tahu jenis kelaminnya. 

Haris terus mencari beberapa petunjuk di villa dan menemukan beberapa dokumen lalu membacanya. Ia akhirnya tahu bahwa ia tidak memiliki ayah atau ibu karena ia anak yatim piatu.

"Aku bertransmigrasi ke tubuh baru, tapi aku tidak memiliki ingatannya!" Dia tidak bisa membantu tetapi mengeluh sedikit.

Haris membandingkan tanggal di HP dengan tanggal di akta nikah.

"Tanggal pernikahannya kemarin! Aku baru saja menikah kemarin?!"

Haris menyentuh layar ketik dan mengirim pesan teks –mari kita bercerai–

Setelah itu, pesan teks menampilkan notifikasi pesan terkirim. Tapi tidak ada balasan.

Haris mencoba mengirim pesan lain dan mencoba metode lain seperti pesan suara dan panggilan. Tetapi sayangnya, dia tidak mendapatkan balasan dari istrinya yang entah siapa tahu siapa.

“Tidak apa-apa. Tidak apa-apa asalkan ia membalas teks pesan besok harinya.” Haris menghibur dirinya dengan sangat optimis.

Hari terus berlalu dan pada titik ini, sudah beberapa hari sejak dia bangun, dan sang istri tidak membalas pesan yang ia kirim dan ia juga belum kembali sama sekali ke rumahnya. 

"Ini seperti menikah tapi sama dengan tidak menikah!"

"Apa ada yang salah dengan pernikahanku?" Segera, Haris menemukan bahwa segala sesuatunya tidak sesederhana yang ia pikirkan.

"Pasti ada cerita dibalik pernikahan ini."

Keesokan harinya, Haris memperkenalkan dirinya kepada tetangganya. 

Setelah beberapa Minggu, Haris merasa sendirian di dunia ini, tanpa kerabat, tanpa keluarga, tanpa teman, dan bahkan tidak punya pekerjaan.

Haris masih sangat semangat merencanakan kesempatan keduanya dalam hidup ini selama beberapa hari pertama. Setelah beberapa bulan, Haris mulai merasa cemas.

Haris telah berlayar mulus dalam hidupnya sejak dia masih kecil. Karena penampilannya yang luar biasa dan didikan yang baik, Haris hampir tidak mengalami kemunduran dan kesulitan dalam komunikasi antar pribadi.

Tapi dia bukan orang dengan mentalitas yang sangat kuat. 

Kesepiannya kali ini diperbesar beberapa kali. Dia terisolasi dari dunia yang masih asing ini dan perasaan ini hampir membuatnya gila. Yang lebih buruk, persepsinya tentang emosi sangat sensitif.

Dia bahkan bertanya-tanya apakah dia akan berantakan atau tidak di kehidupannya yang kedua ini.

Di masa-masa paling putus asa, dia bahkan mulai mengirim pesan dan menelepon satu-satunya kontak di HP-nya yaitu istrinya.

Pesan berhasil dikirim, dan tidak ada jawaban. Nomornya aktif tapi tidak ada balasan!

Istrinya di seberang tidak pernah menjawab panggilannya, seolah-olah nomor itu tidak ada pemiliknya sama sekali.

Setelah beberapa bulan, Haris akhirnya sudah tenang. Dia tidak lagi melakukan upaya sia-sia berupa mengirim pesan dan melakukan panggilan, dan mencoba menyesuaikan emosinya. Dia menggunakan nomor itu sebagai buku harian, dan dia mulai membuat catatan sederhana di dalamnya setiap malam sebelum tidur.

Haris tidak pernah merekam emosi negatifnya. Dia berpura-pura semuanya baik-baik saja dengan menipu dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.

–Aku bertemu dengan anak kucing kuning atau oranye hari ini. Dan, ketika dia melihatku, dia naik ke pohon dan kabur lalu terjatuh.

–Makan telur burung unta, rasanya agak aneh, tapi dagingnya enak.

–Hujan lagi, apakah kucing itu punya tempat untuk bersembunyi dari hujan? Saya sedikit mengkhawatirkannya.

--Ada daging kambing untuk dimakan, tapi aku tidak sedang berselera.

….…

Sudah dua tahun rekaman curhatan di ketikan HP tanpa satu hari pun interupsi.

Dan sekarang, dia tidak perlu merekam lagi dengan mengetik kesehariannya di layar HP.

Haris duduk di ruang tamu di kursi empuk, menghela nafas dan bersandar di kursi.

"Aku akhirnya bercerai dan serasa dibebaskan dari kehidupan hampa."

"Aku akan segera pindah lalu mencari pekerjaan. Ah, bukankah restoran itu sedang mencari pegawai? Aku akan ke sana nanti."

Bertemu Mantan di Ruang Ganti Karyawan

Haris keluar dari vila karena itu memang vila mantan istrinya. Haris menjual jam tangannya untuk mendapatkan uang, lalu Haris menyewa kost kecil setelah keluar dari vila dan akhirnya melamar pekerjaan di sebuah restoran.

—---

Pintu dibuka, dan seorang pria berjas masuk sambil menarik dasinya. Dia terkejut melihat Haris masih terbaring di sofa sedang istirahat.

“Haris, kenapa kamu masih ada di sini? Tidakkah kamu ingin pulang?”

Sofa itu kecil, dan Haris sedang berbaring di sofa di sebelah loker dengan lengan menutupi matanya, menghalangi cahaya.

Tinggi Haris 1,83 Cm, dengan proporsi yang sangat baik. Kakinya yang panjang harus meringkuk di sandaran lengan sofa.

Haris masih mengenakan seragamnya, dan penjahitan di seragamnya yang dijahit gaya barat menunjukkan sosoknya dengan sangat baik. Haris memiliki pinggang yang sangat menarik. Seperti pohon bambu, tipis namun kokoh, membuat orang ingin menyentuhnya. Sulit membayangkan pinggang pria juga bisa mengguncang hati orang lain seperti ini.

Rambut Haris mencapai telinganya dan berserakan di sofa, membuatnya terlihat malas namun agak menggoda. Bahkan sofa yang sudah warnanya sudah pudar dan usang pun terlihat jauh lebih berkelas saat Haris berbaring di atasnya.

Haris mendengarkan rekannya berbicara dan menjauhkan tangannya, menoleh untuk melihat orang yang masuk, dan tersenyum padanya. “Aku hanya sedikit lelah, jadi aku hanya ingin berbaring sebentar lagi.”

Setelah melamar, Haris mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan di restoran barat. Gajinya memang bagus, tapi agak melelahkan karena Haris mengambil shift malam di mana waktu malam adalah waktu tersibuk.

Sebelumnya saat dia tinggal di sebuah vila, ada kartu kredit yang bisa digesek tanpa batas. Haris mengambil uang dari kartu kredit sesekali dan ia hanya mengambil secukupnya saja.

Sekarang setelah bercerai, hal-hal ini telah diambil kembali termasuk kartu kredit dan vilanya. Bahkan jika mereka tidak diambil kembali, Haris mungkin tidak akan mau menyentuh mereka lagi.

Haris dulunya lulusan sekolah swasta bergengsi, namun jenjang pendidikan yang dihasilkan secara acak dalam kehidupan ini hanya setingkat SMA.

Tidak banyak pekerjaan yang cocok untuk Haris.

Tempat bekerja Haris yaitu restoran western ini cukup terkenal. Dan dibuktikan dengan banyaknya pelanggan kaya yang datang dan pergi, dan mereka murah hati dalam hal pembelanjaan. Gaji dan tip yang diterima sangat mengesankan, sehingga wawancara juga semakin sulit untuk dilewati.

Syarat untuk melamar kerja di restoran ini salah satunya adalah tingkat pendidikan minimumnya yang dibutuhkan adalah gelar sarjana D3. Gelar sekolah menengah atas Haris sama sekali tidak memenuhi syarat. Alasan dia bisa lulus adalah karena bahasa Inggrisnya yang lebih fasih dari orang lainnya yang saat itu juga sedang melamar. Dan tentu saja alasan lainnya adalah karena Haris sangat cantik!

Kolega itu sudah melepas rompinya dan membuka lokernya. Haris melirik jam di dinding dan bertanya. “Ini baru jam setengah sepuluh. Apakah sudah waktunya untuk berganti shift? Ini belum waktunya.”

“Singkatnya, ini karena seseorang memesan restoran. Hanya dua kepala pelayan dan manajer yang menginap. Para tamu cukup penting. Kudengar itu adalah perjamuan untuk memulai syuting film berbiaya besar. Mereka memesan seluruh tempat. Dan tentu saja menghabiskan banyak uang.”

"Apa kamu sudah makan?"

Haris menggelengkan kepalanya.

Rekannya merogoh saku rompi yang tergantung di lengannya, mengeluarkan sepotong cokelat hitam, dan memberikannya ke Haris.

“Jangan sering melewatkan waktu makan. Makan sesuatu untuk mengisi perutmu. Kamu belum makan apapun malam ini, kan?”

Haris mengambil cokelat yang diberikan padanya. Dia meringkuk di sofa, masih belum sepenuhnya bangun.

Dia melihat cokelat itu, merobek kemasannya langsung dengan giginya, mengerutkan kening karena ia tidak menyukainya, dan menelannya setelah beberapa kunyahan sederhana.

Haris adalah kecantikan yang glamor, tetapi dia memiliki daya tarik yang berbeda ketika dia melakukan tindakan kasar seperti itu.

Cokelat itu harganya cukup mahal. Bermerek asing dan ada kata-kata Swiss di seluruh kemasannya yang berwarna kuning.

Coklat itu adalah hadiah kecil yang disiapkan untuk para tamu oleh restoran ini. Jika para tamu tidak mengambilnya, mereka semua akan dibuang saat meja dibersihkan. Oleh karena itu, pelayan yang bertugas terkadang mengambil beberapa potong.

Haris selalu berusaha menelannya sebelum merasakan pahitnya. Rasa coklatnya memang agak pahit. Kali ini, dia gagal lagi menyembunyikan ekspresi wajahnya. Begitu dia menggigitnya, rasa pahit mulai menyebar di mulutnya.

Rekan kolega itu memandang Haris. Ia sudah berganti pakaian santai dan hendak keluar. Dia cukup geli melihat Haris mengerutkan kening dan menelan begitu cepat coklatnya.

“Ah, aku lupa lagi, kamu tidak suka rasa pahit. Tapi aku tidak mengerti kamu. Kamu jelas membenci hal-hal yang pahit, namun kamu masih memakannya setiap kali aku memberikannya kepadamu. Ada apakah gerangan?”

"Itu karena kau memberikannya padaku,” jawab Haris.

Haris menutup matanya dan terlihat masih mengantuk. Mungkin karena dia belum sepenuhnya bangun, tapi suaranya yang barusan keluar terdengar agak memikat. Ketika koleganya melihat Haris dengan mata tertunduk, Haris terlihat sangat memabukkan. Setiap kata seakan keluar dari ujung lidahnya yang menggoda.

Kolega itu memiliki potongan rambut cepak dan terlihat tangguh dan tampan. Namun, telinganya perlahan menjadi merah setelah mendengar kata-kata Harus yang mengantuk. Rekan kolega itu adalah seorang pemuda tampan dan jangkung. Meski sama-sama pria, ia masih tergoda oleh suara Haris. Meskipun dia tahu betul bahwa Haris tidak bermaksud apa-apa dan tidak pula bermaksud menggoda.

Bukan disengaja atau semacamnya seperti menggoda. Haris memang seperti ini secara alami, membuatmu merasa seolah-olah dia benar-benar menghargaimu. Meski begitu, rekan kolega itu masih berkata pelan dengan telinga memerah. “Lain kali, aku akan membawakanmu jenis coklat yang rasanya manis.”

Setelah berbicara, dia menutup pintu dengan lembut dan pelan.

Haris memejamkan matanya dan dia akhirnya tertidur.

Pada saat dia bangun, sudah jam sebelas malam.

"Ah, aku harus segera pulang. Naga kelinci pasti sudah merindukanku."

Haris bangun dengan tidak terlalu terburu-buru. Rumah yang disewanya tidak jauh dari sini. Hanya butuh beberapa menit untuk sampai ke sana hanya dengan berjalan kaki.

Haris perlahan berdiri untuk mengganti baju seragamnya. Dia melepaskan dasinya dan dengan santai menyampirkannya di lehernya.

Saat bajunya sudah setengah terbuka, dan separuh punggungnya terlihat, tiba-tiba pintu terbuka oleh seseorang.

Haris mendengar suara pintu yang dibuka dan menoleh.

Wanita di pintu memiliki sebatang rokok di mulutnya, asapnya tetap ada di sekelilingnya. Lampu besar di dekat pintu sebelumnya telah dimatikan oleh rekannya, dan hanya lampu kecil di ruang ganti yang menyala.

Ini berarti, di mata orang di dekat pintu, Haris tampak seperti sedang berdiri di bawah lampu sorot yang samar. Haris hanya bisa melihat sosok manusia yang tidak jelas, dan samar-samar menyadari bahwa pihak lain adalah seorang wanita. Tapi wanita itu bisa melihat setiap bagian dari tubuh Haris.

Orang lain akan merasa sedikit bingung jika mereka tiba-tiba tubuhnya terekspos di depan orang lain,Tapi Haris tetap tenang. Haris dengan malas memiringkan kepalanya ke samping dan tidak peduli.

“Kenapa Anda masuk ke ruangan ini?”

Setiap tempat di tubuh Haris adalah keindahan.

Saat ini, separuh bahu dan punggungnya masih terlihat di bawah cahaya, putih menyilaukan. Pinggang dan perutnya semuanya berotot kencang, tetapi tidak berlebihan, memiliki garis tubuh yang halus dan indah.

Haris terpaksa menghentikan tindakan membuka baju ketika orang lain menerobos masuk karena kesalahan.

Wanita itu melihat ke Haris, melihat rambut Haris yang bergelombang melengkung indah di lehernya, seperti putri duyung pemakan manusia di bawah laut.

Adegan ini jatuh langsung ke mata Anita Susanti, dan rokok yang dia pegang di mulutnya jatuh ke tanah karena terpesona oleh kecantikan Haris yang tampan.

Anita Susanti berdiri di pintu ruang ganti karyawan, dan Kepala pelayan tiba-tiba muncul.

“Nona Anita, saya sangat menyesal karena baru saja keluar untuk menunjukkan jalannya. Ruang merokok ada di ruangan yang lain. Ini adalah ruang ganti staf karyawan kami. Mari ikut aku.”

Anita sepertinya baru saja sadar kembali setelah mendengar kata-kata kepala pelayan. Sebelum kepala pelayan bisa melihat pemandangan di dalam, dia membanting pintu dengan gugup hingga tertutup rapat.

Di luar pintu, wanita itu berkata, “Maafkan saya, saya membuka pintu yang salah. Mohon maafkan saya.”

Selesai mengganti pakaiannya, Haris membuka pintu dan keluar.

Kepala pelayan melihat Haris dan tidak terkejut sama sekali. Ini bukan pertama kalinya Haris tertidur di ruang ganti. Dia sering pergi tidur di sana bahkan tanpa makan malam. Nona Anita mungkin baru saja bertemu dengannya.

“Kamu tidur di sana lagi? Tunggu sebentar, aku akan mengambilkanmu makanan untuk dibawa pulang. Lagi pula tidak ada warung makan di luar yang masih buka karena sudah larut malam.”

“Ehmm, beri aku sebotol anggur juga, kamu bisa potong uangnya dari gajiku nanti.”

Jika ada sisa makanan, staf diizinkan untuk mengambil kembali secara gratis, tetapi anggur harus dibayar. Makanan di restoran tidak bisa disimpan semalaman, jadi terkadang makanan bisa diberikan secara gratis pada karyawan.

Kepala pelayan menepuk pundaknya.

“Kalau kamu mau, aku akan memberimu apa yang bisa kutemukan. Kamu bisa melupakan anggurnya. Ini tengah malam. Ini tidak baik untuk perutmu. Aku dengar perutmu tidak dalam kondisi yang baik?”

Setelah itu, dia pergi ke dapur belakang.

Haris menunggunya di pintu ruang ganti, melihat ke luar jendela. Ada iklan yang diputar di dinding gedung seberang. Sosok Anita Susanti adalah iklan tersebut, ia adalah mantan istrinya.

Anita Susanti adalah juru bicara merek pakaian internasional, ia mengambil rute kelas atas untuk produk yang ia sponsori.

Merek jelas atas sangat pemilih dalam memilih juru bicara. Dan tidak pernah menunjuk juru bicara di Negara Singosari (Nama Negara fantasi dan tidak berkaitan dengan kerajaan Singosari yang dulunya ada di sejarah kerajaan yang pernah ada di Indonesia). Beberapa hari yang lalu, merek terkenal tersebut menandatangani kontrak beberapa tahun dengan Anita Susanti. Berita tersebut bahkan sempat menjadi trending di Internet selama beberapa hari.

Beberapa hari ini, orang-orang di sekitarnya telah mendiskusikan masalah ini, jadi bahkan Haris Reynaldi, yang tidak memperhatikan hal-hal ini, mengetahuinya.

Tak heran jika Anita Susanti yang merupakan Ratu film berusia 27 tahun ini banyak diminati.

Tidak sembarang orang bisa disebut “Ratu film”. Hanya pemenang Penghargaan aktris wanita terbaik di Golden Globe yang memenuhi syarat untuk disebut “ratu film”.

Ngomong-ngomong, Anita Susanti baru saja memenangkan Golden Globe Award tahun ini, dan popularitas serta statusnya meningkat. Maka, tak heran jika merek-merek kelas atas itu kini mengejarnya. Apalagi hanya ada beberapa orang dari Negara Singosari yang bisa menyandang predikat "ratu film." dalam sejarah, hanya ada tiga wanita dari Negara Singosari yang pernah menyandang gelar itu. Dan Anita Susanti adalah yang terbaru dan termuda.

Dunia ini cukup mirip tetapi berbeda dari dunia tempat tinggal Haris sebelumnya. Industri film dan televisinya berkembang pesat, dan industri hiburan berkembang pesat di sini.

Golden Globe Award adalah ajang penghargaan tertinggi nomor satu yang diakui di dunia. Aktor dan aktris paling menonjol akan dianugerahi Golden Globe.

Sementara industri bergerak maju, ada seperangkat standar internasional untuk evaluasi aktor dan karya film dan televisi, yang sangat berwibawa. Penilaian aktor dan karya mereka terpisah.

Golden Globe, Meskipun namanya agak murahan, nilai uangnya bukanlah sesuatu yang sedikit. Kondisi untuk memenangkan Golden Globe sangat keras. Lagi pula, ada karya luar biasa dalam film dan televisi yang tersedia setiap tahun, tetapi belum tentu ada aktor/aktris yang luar biasa.

Mereka yang memiliki sejumlah karya luar biasa yang memenuhi syarat bisa bersaing memperebutkan Golden Globe yang diadakan setiap tiga tahun sekali.

Penghargaan Golden Globe biasanya dimenangkan oleh aktor/aktris veteran yang mengumpulkan banyak kualifikasi selama beberapa waktu. Hanya ada tiga pemenang dari Negara Singosari selama bertahun-tahun. Pemenang termuda berusia 27 tahun dan itu adalah Anita Susanti.

Anita memang jenius dalam hal akting!

Saat ini, jantung Anita berdebar kencang, dan pikirannya penuh dengan gambaran yang baru saja dilihatnya. Jelas bahwa orang lain (Haris) tidak banyak mengungkapkan tubuhnya, tetapi dampaknya terlalu besar. Seolah-olah dia adalah anak nakal yang bertemu dengan seorang gadis cantik untuk pertama kalinya. Dan dia sedikit bingung.

Anita mengendus sisa bau rokok di antara jari-jarinya sebelum akhirnya bisa menenangkan diri.

Sutradara Bambang menoleh dan melihat ke arah Anita. Proyek yang telah dia persiapkan sejak lama akhirnya dimulai, jadi dia minum terlalu banyak.

Dia dengan senang hati menyapa Anita.

“Anita, ayo, minumlah denganku.”

Penulis skenario yang duduk di dekat Sutradara Bambang tertawa dan memberi tempat duduk untuk Anita.

Anita duduk di sebelah Sutradara Bambang.

“Apakah kamu masih terus minum? Jika kamu terus begini, istrimu akan memarahiku lagi. Kamu membuat masalah untukku.”

Dapat dikatakan bahwa Sutradara Bambang mengajarinya semua yang perlu dia ketahui tentang industri hiburan ini.

Anita bertemu Sutradara Bambang saat pertama kali debut sebagai aktris. Pada saat itu, Anita masih seorang pemudi yang pemarah, sembrono, yang tidak tahu apa-apa selain akting.

Bagi Anita, sutradara Bambang bukan hanya seorang mentor, tetapi juga seorang teman, dan mereka berbicara dengan santai satu sama lain.

“Hei, bukankah kamu di sini bersamaku? Ketika aku mengatakan aku akan berkencan denganmu, dia tidak keberatan. Istriku hanya mempercayaimu, itu benar-benar aneh.”

“Kamu pasti tidak akan mengerti. Ini pesona pribadiku.”

Sutradara Bambang tersedak.

“Kamu bertemperamen buruk. Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa sampai sejauh ini dengan temperamen burukmu itu.”

Anita Susanti tidak terganggu sama sekali.

“Seperti yang mereka katakan secara online, tentunya karena wajahku. Bukankah kamu memilihku saat itu karena wajahku yang cantik?”

Sutradara Bambang menatap wajah Anita dan benar-benar tidak bisa membantah.

“Kamu harus berfokus pada kemampuan daripada wajah cantik. Apakah Anda tahu berapa banyak orang di industri yang mencoba mengubah citra mereka sehingga orang-orang tidak hanya fokus pada penampilan wajah mereka? Lihat Anda, Anda sebenarnya lebih suka seperti itu!”

“Terus? Siapa peduli? Aku tidak pernah berniat untuk berubah sejak awal ha ha.”

Sutradara Bambang berpikir sepertinya Anita dilahirkan untuk industri ini. Menengok ke belakang, setiap peran yang dia mainkan sejak debutnya adalah peran klasik.

Sebelum dia memiliki kesempatan untuk bernostalgia dengan Anita tentang masa lalu, dia mendengar Anuta berbicara.

“Aku selalu terlihat secantik ini, sangat alami, kau tahu, kan?”

Sutradara Bambang diam-diam membuka mulutnya. "Anita masih pembuat onar yang sama seperti dulu. Dengan mulut nakal seperti miliknya, sungguh mengherankan dia belum dipukuli sampai mati. Itu mungkin semua berkat kemampuan profesionalnya yang kuat."

"Apa?" tanya Anita.

"Ah, tidak," jawab sutradara Bambang.

Sutradara Bambang bisa mengikuti perkembangan zaman, namun dengan umurnya yang 50 tahun, dia masih memiliki beberapa masalah orang paruh baya. Beberapa tahun terakhir ini, dia sangat suka menarik orang dan menguliahi mereka secara terus menerus hingga generasi muda enggan untuk bergaul dengannya.

“Kamu harus tahu bahwa mungkin ada seseorang yang lebih cantik darimu, jadi–”

Sutradara Bambang awalnya ingin menguliahi Anita, agar dia lebih rendah hati dan mempelajari kemampuan aktingnya. Saat dia mulai berbicara, dia ingat bahwa wanita di depannya baru saja memenangkan Golden Globe, jadi dia mengubah taktik di tengah jalan.

“Begitu banyak orang yang cantik di industri hiburan. Tidak ada bunga yang bisa mekar selamanya. Pria menyukai wanita yang lebih muda akhir-akhir ini. Sekarang kamu baik-baik saja, tetapi apa yang akan kamu lakukan beberapa tahun kemudian saat bertambah tua?”

Sutradara Bambang mabuk dan mulai sedikit bingung dan berbicara ke sana ke mari. Dia mulai sangat mengkhawatirkan masa depan ratu film baru yang baru saja mendapatkan gelarnya dari Golden Globe.

Aktor terkemuka di sebelahnya hampir meludahkan makanan.

Anita hanya mengangguk, memikirkan orang di ruang ganti barusan. Dia mendengar Sutradara Bambang menyebutkan “seseorang yang lebih cantik darinya” dan, yang mengejutkan Anita setuju, tidak membalas.

“Dia (Haris) memang terlihat agak muda dan cantik.”

Begitu orang seperti itu memasuki lingkaran hiburan, bahkan jika dia tidak tahu apa-apa, tidak masalah baginya untuk menjadi idola populer hanya dengan wajahnya saja.

Anita mengira dia telah melihat semuanya yang cantik. Mayoritas orang cantik di dunia ini telah memasuki industri hiburan. Tapi kali ini ia mengakui bahwa ia salah.

Masih ada berlian di antara bebatuan di luar sana, contohnya pemuda itu di ruang ganti barusan, ia lebih cantik daripada wanita!

Pria Tercantik di Singosari

Haris tinggal di sebuah bangunan yang bobrok dan sempit. Alasan ia tinggal di sini karena biayanya tidak semahal tinggal di gedung lainnya. bagaimana pun, Haris hanya memiliki sedikit uang.

Tempat tinggal Haris yang jelek dikelilingi gedung besar yang terlihat megah dan mahal. Jika Anda tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri, sulit membayangkan keberadaan bangunan semacam ini di perkotaan yang makmur. Itu dibangun di antara gedung-gedung kota yang glamor, terlepas dari semua kesulitan, dan dipenuhi dengan orang-orang yang berjuang untuk bertahan hidup.

Lampu di koridor sudah lama rusak, dan gelap. Untungnya, Haris tinggal di lantai satu, dan hanya butuh sedikit usaha untuk merasakan jalan menembus kegelapan.

Haris berbagi kamar dengan orang lain. Pemilik rumah merenovasi rumah menjadi beberapa kompartemen. Dalam beberapa lusin meter persegi tinggal empat atau lima orang. Ruangan yang sudah sempit setelah menempatkan hanya tempat tidur, adalah satu-satunya ruang pribadi. Meski begitu, rumah itu berada di pusat kota, sehingga harga sewanya tetap tinggi.

Haris masuk, dan saat ini masih ada orang di ruang tamu. Dia bahkan tidak yakin apakah itu bisa disebut ruang tamu. Di dalam ruangan kecil itu, ada sebuah sofa. Kecuali area kecil di depan sofa, sisa ruangan itu penuh dengan kotak.

Seorang wanita pelacur dengan gaun bertali merah hendak keluar. Kelopak matanya ditutupi dengan eyeshadow biru sian, bulu matanya disikat dengan maskara yang berlebihan, dan rambutnya masih basah karena tidak dikeringkan dengan benar.

Baik Haris dan wanita pelacur itu keduanya saling memandang sebelum melakukan bisnis mereka sendiri. Mereka yang keluar pun keluar dan mereka yang masuk pun masuk. Tidak ada yang membuka mulut untuk berbicara satu sama lain. Orang-orang di rumah ini tinggal di bawah satu atap, tetapi mereka semua diam-diam setuju untuk meninggalkan sedikit jarak. Mereka tidak terlalu banyak bertanya tentang kehidupan satu sama lain karena tidak ingin orang lain mencampuri urusan hidup mereka.

Haris memasuki kamarnya. Begitu dia membuka pintu, seekor kucing mengeong menurut suara kucing dan menempel padanya, meraih kaki celananya, mencoba naik ke pelukannya.

Kucing itu masih anak-anak, dan Haris memanggilnya Naga Kelinci karena kucing itu tidak mau disebut marmut. Ia bahkan tidak bersuara layaknya marmut, tapi bersuara layaknya kucing. Haris beranggapan karena ia mungkin pernah berteman dengan kucing sebelum ia tinggal bersama Haris.

Haris awalnya tidak berencana memeliharanya. Dia tidak begitu menyukai binatang peliharaan. Dia bahkan tidak bisa merawat dirinya sendiri dengan baik. Haris berpikir untuk bertanggung jawab atas kehidupan lain bisa membuatnya lelah.

Tapi kucing ini mengejarnya sendiri. Saat itu usianya baru beberapa bulan, kurus dan sakit-sakitan sampai tinggal tulang belulang karena kurang gizi.

Kucing ini menjaga pintu masuk gedung setiap hari, bersembunyi di tanaman di halaman gedung. Setiap kali ia melihat Haris, ia akan mendekat, dan ketika dia jauh, ia akan bersembunyi lagi dibalik tanaman. Tapi itu dulu sebelum akhirnya Haris memungutnya dan ia akhirnya tinggal bersama Haris.

Di malam hari, tidak peduli seberapa larut Haris kembali, Naga Kelinci akan selalu melompat keluar untuk menyambutnya.

Haris menutup mata dan mengabaikannya, membiarkannya mengejarnya dengan kaki kecilnya yang pendek, tidak pernah berhenti untuk itu.

Hingga suatu hari, ia muncul dengan salah satu kaki yang pincang. Tubuhnya kotor, tidak seperti cara membersihkan dirinya dengan cermat sebelumnya. Namun, saat ia melihat Haris, ia masih dengan gembira berlari ke arahnya sambil mengeong meniru kucing.

Sungguh kucing yang begitu gigih! Haris belum pernah melihat hewan yang segigih kucing.

Pada hari itu pula, Haris meminta cuti dan menghabiskan setengah bulan gajinya untuk merawat kakinya. Dia membersihkan ruang untuk tempat tidur kucing di kamarnya yang sudah sangat kecil.

Haris meletakkan kantong makanan di meja samping tempat tidur. Naga Kelinci itu melompat ke pelukannya saat dia duduk dan mengeong manja.

Kucing Itu duduk di pangkuan Haris dan mengangkat kepalanya untuk menjilat leher Haris dengan antusias. Tidak seperti kebanyakan kucing yang tidak suka disentuh manusia, ia suka bertingkah lucu dan berada di dekat Haris sepanjang waktu.

Sebaliknya, itu Haris yang dingin dan acuh tak acuh. Dia memberi makan kucing dan membersihkan kotoran kucing setiap hari seolah-olah itu adalah kewajiban dan tidak lebih.

Karena geli, Haris meraih tengkuknya dan mengangkatnya. Ia bahkan tidak berjuang, hanya meringkukkan kakinya.

Setelah diturunkan, kucing itu duduk di sana dengan patuh tetapi masih menatap tuannya dengan penuh semangat.

Haris awalnya ingin duduk sebentar, tetapi dia harus bangun karena kucing itu terlalu manja meski lucu.

Kepala pelayan di restoran tahu bahwa dia punya kucing yang suka memakan daging dan memberinya ikan sarden.

Haris menaruh ikan sarden itu di piring kecil, dan kucing kecil itu duduk dan mulai makan.

Haris mandi dan saat ia keluar dari kamar mandi, Naga Kelinci sudah tertidur di tempat tidur dengan mainan kunyahnya.

Ada lebih dari setengah ikan yang tersisa di piring, dan Haris mengerutkan kening. Setelah beberapa hari, dia sudah mengetahui selera Naga Kelinci itu. Jumlah yang dia berikan tepat, dan biasanya makan dengan bersih tanpa tersisa.

"Apakah Naga Kelinci sedang sakit?"

*****

Restoran memiliki tiga shift: pagi, sore, dan malam dan setiap shift adalah 5 jam kerja.

Haris hanya bekerja pada shift malam, dari pukul lima sampai sepuluh.

Ada alasan lain mengapa Haris memilih bekerja di jam ini. Ini adalah waktu tersibuk sepanjang hari. Kebanyakan orang datang pada malam hari, dan tip-nya paling tinggi di malam hari. Satu-satunya downside adalah karena malam adalah waktu sibuk dan itu cukup melelahkan ….

Pekerjaan di restoran western memiliki tuntutan yang sangat tinggi terkait perilaku mereka saat bekerja. Selama pelatihan, mereka bahkan secara khusus mempekerjakan seorang guru dari United Kingdom. Mereka diminta untuk menjaga punggung mereka tetap lurus selama bekerja setiap saat. Jika perilaku mereka ditemukan tidak benar, mereka akan didenda dan bahkan dipecat bila terlalu sering tidak benar.

Bahkan bagi seorang pemuda, empat atau lima jam berturut-turut sebenarnya tidak berlebihan, tapi kerja di saat jam sibuk memang terasa sedikit berlebihan.

Jadi, mereka akan bergantian istirahat, biasanya hanya bersandar sebentar di bar counter. Dengan cara ini, mereka bisa melihat meja mana di restoran yang membutuhkan bantuan, dan mereka juga bisa mendapatkan minuman.

Haris baru saja tiba di bar. Bartender itu sudah lama mengenalnya karena Haris sering minum alkohol. Dia tahu bahwa dia menyukai alkohol, tetapi tidak pantas untuk minum di tempat kerja. Jadi, dia secara khusus membuat segelas anggur buah untuknya, yang memiliki sedikit rasa anggur dan hanya berbau sedikit alkohol.

Haris tidak keberatan dan ia meneguknya.

Seorang rekan datang sambil memegang menu. “Haris, pelanggan itu lagi. Ia ingin kamu secara khusus melayaninya.”

Bartender, yang sedang menyeka keringat di dahinya di bar di sebelahnya, tidak terkejut dan tersenyum. “Satu lagi? Selalu ada satu yang datang setiap beberapa hari. Jika aku jadi kamu, aku akan memilih satu untuk berkencan. Lalu, aku tidak perlu terus bekerja di sini dan mendapatkan uang dari sugar mom/dad. Ngomong-ngomong, Laki-laki atau perempuan yang datang saat ini?”

Rekan itu menyerahkan menu kepada Haris. Haris meletakkan gelasnya, dan menuju ke meja makan pelanggan.

Rekannya yang memberitahunya membungkuk untuk bergosip dengan bartender. Dia mengenakan seragam gaya barat dan berdiri tegak, dengan sedikit aksen sunda saat berbicara.

“Hei, yang datang kali ini adalah seorang gadis kecil, dia terlihat seperti seorang siswa SMU. Dia mungkin tidak punya banyak uang atau mungkin tidak memiliki uang sama sekali." 

"Terakhir kali, dia melihat Haris membawa nampan saji melalui pintu dan bersikeras masuk ke dalam untuk meminta nomor WA-nya. Anda tidak tahu berapa banyak orang yang jatuh cinta pada Haris? Bagaimana mungkin seorang gadis kecil memiliki kesempatan.” Rekan itu menggelengkan kepalanya.

Bartender itu memberinya segelas air putih dingin. Rekan itu mengucapkan terima kasih, menyesapnya, dan melanjutkan berbicara. “Kalau tidak salah, sudah sebulan? Gadis kecil itu datang setiap beberapa hari dan hanya memesan minuman. Dia menolak orang lain, dia hanya ingin Haris yang melayani, membuatnya sangat lelah. Dia bahkan tidak memberi tip, jadi dia hanya membuat Haris kesulitan.”

"Begitu …." Bartender itu mengangguk.

Gadis kecil seperti ini sulit dihadapi karena dia berada di usia remaja yang penuh khayalan cinta dan fantasi. Dia akan melakukan apa saja demi apa yang disebut cintanya tanpa pernah mempertimbangkan berapa banyak masalah yang ia timbulkan untuk orang lain.

*****

Reina baru saja jatuh cinta, yah, cintanya secara sepihak atau bertepuk sebelah tangan.

Ini adalah pertama kalinya dia merasa seperti ini. Jantungnya mau tidak mau mulai berdetak ketika dia melihatnya, dan dia tidak bisa tidak berfantasi tentang bagaimana rasanya bersamanya. Jika orang ini, maka gagasan memiliki anak juga tidak akan terlalu menakutkan, kan?

Pertama kali dia melihatnya adalah ketika dia secara tidak sengaja lewat depan restoran dengan teman-temannya.

Mereka awalnya berencana untuk melihat-lihat toko mewah yang terjangkau. Mereka mengenakan pakaian terbaik mereka, memakai sepatu hak tinggi, dan menghabiskan waktu lama untuk merias wajah hingga make-up di wajah mereka sangat tebal dengan bedak foundation. 

Dengan berpura-pura tenang, mereka masuk ke toko dan dengan cepat dikejutkan oleh harga yang tak terbayangkan mahal. Ketika mereka saling memandang dengan cemas, dia menoleh dan melihat Haris melalui pintu kaca.

Haris membungkuk, dengan tangan kiri di belakangnya dan sebuah nampan di tangan kanannya. Setiap gerakan sangat indah dan elegan hingga tingkat tertinggi.

Orang-orang di restoran ini, apakah itu tamu atau siapa pun, semuanya mengenakan jas dan gaun, dan semuanya anggun dan menarik, seperti dunia manhwa. Mereka tidak punya nyali untuk masuk, hanya berlama-lama di pintu dan diam-diam mengambil gambar.

Akhirnya, dia memberanikan diri untuk mendorong pintu terbuka dan langsung terhuyung-huyung ke dunia manhwa ini.

Ia mengungkapkan cinta pada pandangan pertamanya pada Haris. Meski pada akhirnya ditolak.

Namun ini adalah pertama kalinya dia bertemu orang yang secantik itu. Dia seperti mimpi, tidak seperti teman sekelasnya, yang hanya tahu bagaimana bercanda, bermain game, menghias wajah, dan bersikap kasar. Mereka begitu narsis dan penuh dengan diri mereka sendiri, sampai mati lemas.

Semakin Reina memikirkan Haris, semakin dia merasa bahwa dia tidak bisa melepaskannya. Bagaimana jika mereka benar-benar berakhir bersama? Bukankah happy ending?

Jika dia benar-benar punya pacar seperti Haris, maka semua orang akan sangat iri padanya!

Semua temannya yang lain mengatakan kepadanya bahwa dia gila ketika mereka mendengar bahwa dia telah jatuh cinta dengan seorang pelayan. Hanya gadis yang bersamanya saat pergi ke restoran yang mengungkapkan pengertiannya.

Namun, Reina hanya bisa menghela nafas, berbaring di atas meja dengan frustrasi, menangis tanpa air mata dengan hati yang perih. Sejauh ini, dia sudah sering ke sini, tetapi, selain diam-diam mengambil banyak video dan foto, dia tidak membuat kemajuan dan bahkan tidak mendapatkan nomor WA-nya.

"Sihh …." Reina menangkupkan wajahnya dan mendesah lagi.

Haris mendekati mejanya dengan tangan kiri di belakang dan tangan kanan di depan. Dia membungkuk dan bertanya.

“Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda, Nona?”

Reina juga sedikit putus asa setelah berhari-hari, dan dia kehabisan uang saku. Dia hanya bisa menyerah mengejar Haris. Dia berbicara dengan sedih dan sedikit tertekan. “Ini terakhir kali aku datang ke sini. Aku tidak akan mengganggumu lagi. Bisakah aku mengambil videomu untuk yang terakhir kalinya?”

Reina mengeluarkan kamera dari tas di sampingnya dan meletakkannya di atas meja, yang terlihat agak profesional.

Haris tidak peduli tentang ini. Bahkan di antara para tamu restoran, ada banyak orang yang akan memotretnya secara diam-diam. Yang dia fokuskan adalah gadis itu mengatakan dia menyerah, jadi dia sebenarnya merasa lega.

“Tentu saja, silahkan.”

Cinta pertama Reina gagal. Dia terlalu patah hati, jadi dia menjadi sedikit lebih berani. Setelah menambah satu inci, dia menginginkan satu mil. Jadi, dia bertanya padanya. “Lalu bisakah aku mempostingnya di Instagram-ku?”

Lebih baik mendapatkan sesuatu dari ketiadaan. Setidaknya dia bisa membiarkan teman-temannya yang mengira dia sudah gila melihat siapa di antara mereka yang benar-benar gila.

Reina menambahkan permintaan lain. “Bisakah saya juga mengunggah yang sebelumnya saya ambil ke Instagram?”

Haris tidak terlalu peduli. Dibandingkan dengan beberapa tamu lain, gadis kecil itu agak lucu dan polos.

“Tentu, asalkan kau bahagia.”

Kesedihan dan kemarahan beserta hatinya yang perih berubah menjadi motivasi, dan dia berusaha keras untuk mengambil video dan foto. Setelah mengambil banyak foto dan video, dia kembali dan mengeditnya dalam semalam suntuk.

Reina adalah seorang vlogger. Meskipun dia belum terkenal, dia masih cukup bagus dalam syuting dan editing video dan foto.

Wajah Haris terlalu bagus. Bahkan jika Reina mengambil foto dengan ponselnya yang jelek dan berpiksel dari berbagai sudut yang buruk, dia memiliki wajah yang dapat menghidupkan kembali foto itu, belum lagi peralatan profesional.

Reina mengedit video pendek, sangat pendek, yang diedit menggunakan proses kerja Haris. Dia tidak tahan untuk berbagi video Haris dengan durasi lama. Meski hanya dengan video pendek, dia masih merasakan sakit hati untuk waktu yang lama karena enggan memamerkan wajah Haris ke subscribers-nya.

Reina memotong logo tamu dan restoran, hampir persis seperti profesional yang sedang bekerja. Memegang nampan saji sambil mengenakan sarung tangan putih, punggung lurus, etiket teliti, seragam yang rapih, dan yang terpenting, wajah yang sebanding dengan Dewa. Itu hanya membuat orang tidak dapat menahan diri tetapi terpikat lagi dan lagi.

Reina menambahkan close-up di tengah video tentang dia melihat ke belakang saat seorang rekan kerja memanggilnya, serta gambar dia sedang bersantai.

Setelah memposting video di Instagram, dia juga mengambil beberapa foto dan mempostingnya dengan judul –Pria tercantik di Singosari

Dia tidak lupa untuk menandai teman-temannya. Apa salahnya menjadi pelayan? Dia sangat tampan!

Meskipun Reina tidak benar-benar bisa menikah dengannya, tapi dia sudah bertemu Haris beberapa kali dan tetap menyenangkan membuat mereka cemburu!

Setelah Reina selesai mengedit, dia pergi tidur dengan puas. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa, dalam semalam, video dan foto-foto itu disebarkan secara gila-gilaan, hingga netizen mendorongnya ke puncak daftar trending.

#Pria tercantik di Singosari 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!