Bab 1 Tunangan Berkhianat
“Xiao Chen, mari kita putus..” Di aula perjamuannya sangat megah tiba-tiba ada seseorang wanita yang seumuran 17 sampai 20 tahun yang mengatakan secara tiba-tiba sehingga semua orang yang sedang duduk di tempat perjamuan, langsung terpana di tempat.
Wanita itu, bernama Lan Xuaner. Dia adalah tunangan Xiao Chen yang hanya membutuhkan beberapa bulan akan meresmikan hubungannya.
Tapi, sayangnya tiba-tiba dia memutuskan hubungan ini kepada Xiao Chen.
Xiao Chen yang mendengar istilah yang sangat menyakitkan akhirnya menatap ke arah Lan Xuaner dengan tatapan yang tidak bisa di percaya.
Xiao Chen berkata: “Apa maksudmu Xuaner, bagaimana kamu mengatakan seperti itu, apakah kamu mempermalukan keluarga kami..?”
Saat ini, Xiao Chen berdiri langsung sambil menatap ke Lan Xuaner terus menerus sambil badan itu bergetar dan berkeringat dingin.
Tapi, sayangnya perkataan itu hanya dibalas dengan tatap yang sinis dari Lan Xuaner.
“Mari kita putus sudah tidak tertarik denganmu.” Lan Xuaner berkata menghina.
Xiao Chen menatap ke arah ayah dari Lan Xuaner dengan tatapan yang sangat sungguh-sungguh. “Ayah mertua apakah yang dikatakan dia ( Lan Xuaner) itu memang benar?”
Ayah Lan Xuaner bernama Lan Qiyange. Dia sudah cukup akrab dengan ayah sendiri sejak dari lama. Namun, entah kenapa teman yang sudah menjalin hubungan sangat lama tiba-tiba mengatakan hal seperti itu terutama kata-kata yang dilontarkan dari mulut Lan Xuaner.
Lan Qiyange, berkata penuh percaya diri. “Maaf karena pihak keluarga kami, memutuskan hubungan ini dan kami juga salah bahwa kami telah melanggar aturan yang sudah dijalankan para ketua terdahulu.”
“Aku hanya ingin melihat anakku tumbuh di masa depan penuh energik tanpa ada kekhawatiran. Apalagi, melihat kamu sepertinya tidak memiliki jiwa seseorang pendekar bagaimanapun itu, sangat memalukan bagi keluarga kami.”
“Kamu bajingan...” Tiba-tiba di samping Xiao Chen ada pemuda paruh baya yang cukup tampan seperti Xiao Chen dia berteriak kepada Lan Qiyange.
Pemuda paruh baya adalah Xiao Shi dia adalah ayah dari Xiao Chen. dia sangat marah karena tiba-tiba pihak keluarga Lan, ingin mengakhiri hubungan antara anaknya dengan Lan Xuaner.
Tentu saja itu tidak bisa diterima baginya, kata-kata atau pemutusan hubungan itu, membuat melubangi keluarga dirinya.
Apalagi, kata-kata pertunangan itu sudah dijalin dari sejak dulu tetua ketika masih muda dan kata-kata itu yang membuat adalah pihak keluarga Lan.
Dan sekarang, Anda mendengar bahwa keluarga Lan, ingin memutuskan hubungan pertunangan dengan anak sendiri. Sehingga, ini tidak bisa diterima pemutusan acara tunangan itu, sama saja menampar harga diri keluarga.
Lan Qiyange melihat amukan Xiao Shi, dia hanya berkata sambil tersenyum tapi raut wajahnya sepertinya sangat menikmati apa yang sedang di lakukan terhadap dirinya.
Lan Qiyange berkata: “Mohon maaf jika kalian dipermalukanku. Tapi, ini adalah kebahagiaan aku sebagai ayah, aku tidak ingin anakku hidup bersama manusia yang tidak memiliki jiwa seseorang kultivator atau pendekar..”
“Lebih baik anakku mencari seseorang pemuda yang sudah jelas masa depannya dan tidak seperti dia sangat rendah.”
Kata-kata rendah, terdengar oleh Xiao Shi, sehingga dia bergegas maju untuk memukul kepala Lan Qiyange. Namun, sayangnya tiba-tiba Xiao Chen berkata menghentikan. “Ayah, lebih baik hentikan dan tidak perlu untuk membuang keringat kepada bastard keluarga yang tidak tahu malu itu.”
Setelah berkata, Xiao Chen menatap ke arah Lan Xuaner yang dari tadi sepertinya menatap ke arah dirinya dengan penuh remehan.
“Kamu, memutuskan hubungan ini aku terima, dan kamu mempermalukan keluarga ini aku akan mengingatnya. Ketika di masa depan, aku sudah menjadi pendekar kuat menjadi cultivator yang kuat aku akan mencarimu untuk membalikkan apa yang sudah dipermalukan olehmu kepadaku.”
Mendengar kata-kata Xiao Chen, Lan Xuaner bahkan tidak tergerak sedikitpun malahan dia hanya mencibir secara halus. “Lupakan ambisimu yang sangat tinggi lebih baik kamu, mewarisi harta benda keluargamu, dan hiduplah seperti ikan asin yang menjadi pengangguran setidaknya harta benda yang akan diwariskan kepadamu akan bertahan selama 70 tahun.”
“Ok, mungkin hanya ini saja apa yang aku sampaikan lebih baik kita pergi. Ayo ayah.. kita pergi aku tidak ingin melihat sampah seperti dia!”
Lan Qiyange menganggukan kepalanya, sebelum itu dia mengeluarkan kotak yang berisi ramuan berharga sebagai kompensasi atas dirinya yang melakukan kesalahan yaitu memutuskan hubungan pertunangan.
Xiao Chen yang menerima kotak berisi ramuan langsung membanting ke arah ke kiri. Sehingga, para pelayan langsung berkedip ngeri karena takut dengan amukan Xiao Chen yang begitu beringas.
Dirinya ingat kata-kata barusan yang diucapkan dari keluarga Lan. kata-kata itu, sungguh sangat menyayat hati bagaimanapun di dunia ini adalah kekuatan segalanya dan dirinya adalah anak yang malang bahkan untuk mengikat seekor ayam tidak bisa.
Xiao Chen setelah melihat keluarga Lan meninggalkan aula di sini akhirnya dia berkata kepada ayahnya. “Ayah, bisakah aku menjadi pendekar yang sangat hebat?”
Xiao Shi tersenyum pahit: “Bagaimana mungkin anakku menjadi orang yang biasa-biasa saja, kamu harus menjadi pendekar yang terhebat di sepanjang masa. Aku sudah yakin dan kamu tidak perlu berkecil hati kesulitan ini adalah kesulitan bagi para pendekar semoga bisa melewati semua ini.”
Xiao Chen tersenyum pahit, dia tahu bahwa kata-kata Xiao Shi hanyalah omong kosong agar supaya dirinya, menjadi tenang. Tapi, meskipun begitu dia hanya mengangguk dan berkata: “Baik, aku akan berusaha menjadi pendekar terkuat di alam dunia ini bahkan para naga-naga sekalipun akan aku penggal lehernya.”
Xiao Chen dengan raut wajah yang sangat menyedihkan bahkan ada rasa penyesalan bagaimanapun dirinya adalah seseorang transmigrasi dari bumi. Seharusnya, seseorang transmigrasi mempunyai jari emas seperti artefak tingkat dewa atau sistem yang melekat di tubuhnya. Tapi, sudah menunggu selama 16 tahun hanya kentut yang dia dapat, dia di permalukan sebagai sampah dan terparahnya lagi adalah, dia di putuskan oleh tunangan sendiri.
Xiao Chen akhirnya memasuki kamar dengan rasa kesedihan setelah memasuki kamar yang bagus dia duduk merenungkan diri.
“Tidak mungkin aku adalah seseorang transmigrasi, seharusnya aku mempunyai jari emas..” Xiao Chen tersenyum pahit.
Setelah itu, dia tanpa sengaja melihat wajah dirinya di cermin perunggu yang begitu tampan. Dirinya mendekati ke arah cermin itu. Tapi entah kenapa tiba-tiba ada kulit pisang yang di bawah sendiri yang entah dari mana tidak mengetahui sehingga terinjak, dan Xiao Chen terpeleset akhirnya, kepala itu terbentur siku kasur dan pingsan.
"Ahhh!"
"Aduh!"
"Bug!"
Xiao Chen pingsan di tempat dan tidak sadarkan diri selama 4 jam.
Bab 2 Monster Beruang
Selama 4 jam kurang lebih, Xiao Chen tertidur akibat pingsan dari terpeleset kulit pisang dan selama 4 jam itu, pandangan Xiao Chen hanyalah gelap.
Kegelapan malam yang lebih gelap dari pada malam itu sendiri, sepertinya memenjarakan Xiao Chen.
Akhirnya tiba-tiba Xiao Chen matanya membuka. Dia bangun dari tidurnya langsung menggaruk kepalanya dengan kebingungan.
Xiao Chen memandang kulit pisang yang sedang terletak di tanah. Dia berguman bagai mana, kulit pisang ini bisa muncul di kamarnya.
Padahal dia belum pernah memakan buah pisang sejak dari dulu tapi, kemunculan buat pisang itu tidak tahu dari mana asalnya.
Xiao Chen mencoba berdiri kemudian duduk di atas kasur yang empuk setelah itu mengingat kenang-kenangan dari Lan Xuaner.
“Aku memperlakukanmu sebagai cinta sejati, tapi entah kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini?” Dalam pernyataannya Xiao Chen, memiliki jejak kesedihan yang sangat mendalam bahkan dia tersenyum penuh kesakitan.
Xiao Chen sama sekali tidak mempercayainya bahkan dia sudah sangat mencintai Lan Xuaner hingga apa yang dia inginkan akan di lakukan tanpa persyaratan.
Tapi, hanya balasan dan perceraian yang membuat dirinya sakit hati. Apa lagi, alasan perceraian itu, karena dirinya sungguh sangat lemah.
Xiao Chen menatap ke atas, dia tidak tahu apa yang sedang di lihat seseolah sedang melamun.
“Brengsek.. bagai mana aku menjadi manusia biasa di dunia kultivator ini! Aku ingin menjadi pendekar yang hebat,” kata Xiao Chen dia sangat tidak berdaya sama sekali.
Xiao Chen bangun dari tidurnya, dia langsung meraih rak buku dan mencari jurus dasar menjadi pendekar.
“Aku harus mencobanya bagai mana mungkin aku menjadi manusia biasa seperti ini...”
“Benar, aku adalah manusia bukan dari dunia ini. Aku harus memiliki jari emas..!"
Xiao Chen mengacak-acak lemari rak buku yang berjumlah sedikit, dia langsung meraih jurus dasar tinju auman gajah.
Kemudian setelah membuka buku itu, tiba-tiba mata Xiao Chen menyipit hanya beberapa nafas buku itu langsung di tutup dan dia langsung bingung.
“Bagai mana mungkin ini sungguh sangat mudah? Ada apa dengan otaku?” Xiao Chen sangat bingung, ketika dulu dia mencoba mempelajari jurus dasar ini dia sangat pusing dan membutuhkan 1 Minggu belum memahami.
Tapi, sekarang dia hanya membaca sangat santai, tiba-tiba dia langsung memahami jurus tersebut. Peristiwa ini sungguh sangat di luar logika, kapan otak sendiri menjadi sangat hebat?
Dia berpikir keras apakah karena kepalanya terbentur siku meja sehingga otak ini menjadi bermutasi? Saat ini, Xiao Chen berpikir bahwa itu adalah akibatnya.
Hanya terpeleset kulit pisang, dan kepala Anda membentur siku meja sekarang Anda memiliki otak jenius.
Xiao Chen bergembira dan berkata kepada diri sendiri. “Apakah ini adalah jari emasku? Hahaha akhirnya aku bisa mempelajari jurus seni bela diri dan kalian yang sudah mempermalukanku akan menyesal!”
Xiao Chen sangat bergembira kemudian setelah sudah menguasai tinju dasar gajah yang mengaum, bahkan dirinya seperti bisa mengedit edit kekurangan dari jurus tersebut.
Setelah sekiranya sudah layak jurus yang diedit sendiri lewat pikiran, dia pergi keluar dari kamar sambil Tatapan yang sangat semangat.
Xiao Shi yang melihat perubahan perilaku yang tidak biasanya dari anaknya hanya terheran-heran kemudian dia berkata. “Chen'er, apakah kamu tidak apa-apa? Apakah kamu sedang sakit?”
“Hahah tidak apa-apa Ayah, aku baik-baik saja.” Xiao Chen berjalan sangat cepat dan dia pergi untuk mengarungi hutan terdekat. Dia hanya mencoba mempraktekkan jurus tinju dasar yang telah dia kembangkan tadi lewat otak jenius.
Melihat kepergian dari Xiao Chen tentu saja para pelayan dan Xiao Shi sungguh bodoh dengan apa yang dia lihat sekarang.
Dari selama 16 tahun, dia baru melihat anaknya sendiri ceria tanpa ada raut murung yang terpencar dari wajahnya.
Sementara itu, Xiao Chen yang sudah berjalan cepat sekarang hanya beberapa menit, sudah dk hutan dia mencoba memperaktekan tinju Amukan gajah yang telah dia edit lewat otak jenius.
Xaio Chen yang sudah merasakan bahwa tidak ada seseorang sama sekali, akhirnya mencoba menarik nafasnya dia memperagakan tinju amukan gajah.
Dengan tangan mengepal selama 2 detik dan kepalan itu di fokuskan ke satu titik pohon langsung dia meninju pohon itu.
"Sikat!"
"Bam!"
"Crack!"
"Ahhh!"
Seketika kepalan Xiao Chen berdarah akibat tangannya memukul pohon keras.
Xiao Chen kesakitan dan berkata: “Sial.. ini sungguh sangat sakit.. dan ini sama sekali tidak berguna bagi manapun, aku hanya memiliki jiwa pendekar yang belum memiliki level..”
Jadi percuma saja jika Anda melihat otak jenius namun jiwa pendekar masih sampah.
Xiao Chen tersenyum pahit lagi, kegembiraannya sudah di ganti dengan kesedihan.
Namun tanpa di duga ada monster beruang yang mengamuk langsung ke arah dirinya. Walaupun monster beruang itu menurut para pendekar hanyalah serigala bisa, tapi jika mewan dirinya sudah di pastikan sekarang dia langsung mati seketika.
“Sial tidak baik.. aku harus lari dari sini...” Xiao Chen dengan tangan yang berdarah langsung berlari sangat cepat. Namun kecepatan lari dirinya bukan lah tandingan bagi beruang itu. Sehingga hanya beberapa nafas, pinggangnya terkena terkaman cakar beruang.
"Ah..!"
Xiao Chen menjerit kesakitan darahnya berceceran di mana-mana.
“Tidak.. aku tidak ingin mati...!” Xiao Chen mencoba mengelak. Dia setelah terjatuh tubuh menggelinding ke kanan dan meraih ranting pohon yang sangat besar langsung menusuk sisi mata beruang.
"Roar!"
Beruang itu setelah matanya di tusuk oleh ranting pohon meraung dan tangan kanan beruang mengusap matanya yang berdarah.
Melihat kesempatan yang bagus, Xiao Chen langsung meraih ranting lagi dan menusuk mata beruang di sebelahnya.
"Roar!"
Sekali lagi, beruang langsung meraung kesakitan dan menampar Xiao Chen sehingga tubuhnya terhempas 6 meter dan berguling-guling.
"Uhuk...uhuk..uhuk...!"
Xiao Chen terbatuk terus menerus. Dia merasakan rasa sesak di dadanya. Kebetulan dia sebelum pergi membawa belati kecil untuk berjaga jika terjadi sesuatu.
Dia berjudi kepada dirinya dengan kehidupannya. Dia memutuskan untuk membunuh beruang itu, menggunakan belati saja.
“Jika aku mati semoga aku bisa renkarnasi lagi dan memiliki cheat yang menentang surga. Jika aku selamat maka dewa di atas masih berpihak kepada ku.” kata Xiao Chen.
Setelah itu, dia berlari mendekati beruang dan mengeluarkan belati itu sambil tertatih-tatih. Tubuh dirinya meluncur sambil berjongkok langsung menyayat leher beruang itu.
"Sring!"
"Ahhh mati kamu..!"
"Roar!"
Beruang itu setelah di sayat lehernya langsung mengeluarkan darah sehingga membasahi tubuh Xiao Chen.
Setelah menyembelih leher beruang, Xiao Chen mundur beberapa langkah untuk melihat dari kejauhan.
“Ahh.. ahh..ahh.. akhirnya mati.” Xiao Chen terengah-engah sambil menatap beruang yang terjatuh mati karena di sembelih oleh Xiao Chen.
Menurut informasi, walau monster tingkat rendah setidaknya memiliki inti monster sehingga bisa di jual.
Tanpa berlama-lama, Xiao Chen membedah perut beruang itu, intuk mengambil inti monster. Hanya membutuhkan beberapa jam, dia melihat inti monster kecil yang berwarna hijau.
Tapi sebelum dia mengambil inti monster itu tiba-tiba dia melihat buku hitam polos yang tidak bertulis.
Xiao Chen mengambil buku itu.
Bab 3 Xiao Chen Mengamuk
Xiao Chen mengambil inti monster terlebih dahulu. Kemudian baru mengambil buku hitam yang tanpa judul.
Setelah mengambil buku dan inti monster, Xiao Chen melihat bahwa di pinggang bagian kanan masih berdarah yang masih menetes.
Bahkan darah itu, membasahi semua bajunya. Setelah itu, dia membuka bajunya. Dengan baju itu, di gulung dan untuk di buat perban pinggang bagian kanan yang berdarah.
Setelah luka di bagian itu di perban, Xiao Chen berjalan pergi kembali ke rumahnya dengan penampilan yang sangat menyedihkan seperti pengemis.
Xiao Chen pergi sangat tertatih-tatih karena mengalami cedera yang sangat serius. Tapi karena dia sangat ingin tahu jenis apa buku itu, akhirnya dia mengurukan diri untuk kembali ke rumah.
Dia mencari ke tempat yang cukup aman dan tentu saja, terbebas dari sekumpulan monster yang akan menyerang.
Dia menghampiri pohon yang cukup rimbun untuk memungkinkan berlindung dari terik mata hari. Setelah itu, dia duduk di bawah pohon dan membuka buku hitam itu.
Xiao Chen kemudian membuka buku itu, dan mencoba membaca. Begitu dia membaca tulisan yang terkandung tiba-tiba, dahinya mengerut karena dia membaca tulisan seperti ini.
“Untuk kalian yang membaca tulisan ini, mungkin kisahnya sangat menyedihkan seperti ku. Perkenalkan namaku adalah Jiang Chen. Aku adalah salah satu manusia yang tidak memiliki jiwa seseorang pendekar.”
“Tidak memiliki jiwa pendekar sungguh membuat diriku terpukul, bagai mana bisa terjadi kepada ku bahkan aku sama sekali tidak menerimanya. Kadang aku bertanya kenapa bisa seperti ini, aku sungguh sangat iri kepada manusia lain yang memiliki jiwa seseorang pendekar walau hanya level 1.”
“Meskipun aku hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki jiwa seseorang pendekar, aku tidak akan menyerah aku selalu pergi ketempat yang berbahaya, merampok makam harta Karun, sehingga dulu aku di juluki perampok makam.”
“Karena kegigihannya yang aku lakukan, aku akhirnya menciptakan jurus sendiri dan jurus ini di khususkan bagi orang yang tidak memiliki jiwa pendekar.”
Xiao Chen saat ini membaca begitu sangat khidmat. Sampai pada suatu saat, dia menemukan ada banyak harta Karun dan harta Karun itu setidaknya peninggalan dari Jiang Chen itu sendiri. Tapi, barang-barang itu hanya sebuah jimat peledak, jimat melarikan diri yang tak terhitung jumlahnya di cincin penyimpanan.
Untuk mendapatkan jimat itu, yang sangat banyak, dia harus meneteskan darah di buku itu sehingga buku hitam langsung bercahaya dan memasuki ke tubuhnya tanpa ada perlawanan sama sekali.
Bahkan Xiao Chen cukup terpana dengan operasi yang dia lihat karena buku itu, memasuki kedalam tubuhnya seseolah sudah tertanam di dalam jiwanya.
Dan apayang membuat dirinya terkejut adalah dia menggunakan otak jenius untuk mengeluarkan jimat itu. Seketika satu lembar jimat keluar dari udara tipis sehingga Xiao Chen cukup terkejut.
Setelah itu, dia mencoba membaca teknik yang di buat oleh Jiang Chen yang di khususkan kepada orang yang tidak memiliki jiwa seseorang pendekar.
Setelah membaca dengan cermat, karena otak Xiao Chen sudah bermutasi terpleset kulit pisang dan kepalanya membentur siku kasur yang sangat keras, dia merasa bahwa teknik ini sungguh sangat penuh kekurangan.
Sehingga dia mencoba membenarkan cara-cara yang lebih simpel.
Untuk membangkitkan teknik yang di buat oleh Jiang Chen, setidaknya membutuhkan media darah. Kebetulan dia telah membunuh beruang yang cukup memiliki banyak darah sehingga dia langsung memutuskan untuk kembali ke hutan untuk mengambil darah beruang untuk mengaktifkan teknik ini.
Setelah beberapa menit, dia sudah di tempat kejadian dan langsung mengambil darah itu, dan dia tanpa basa-basi membuat ritual di tempat ini langsung.
Xiao Chen langsung membuat pola sama persis yang di gambarkan oleh Jiang Chen. Setelah pola itu seudah berbentuk bintang Daud, tinggal dirinya menteskan darah dari tubuhnya.
Begitu darah di teteskan tiba-tiba pola itu bercahaya merah langsung mengeluarkan energi aneh dan langsung memasuki ke tubuh Xiao Chen.
Seketika Xiao Chen merasakan perasaan yang sangat melegakan. Dan sepertinya tubuh yang terlalu perlahan pulih walau tidak terlalu cepat.
Setelah beberapa menit lukanya benar-benar sembuh dan dia tidak tinggal diam, langsung memanfaatkan darah beruang yang tersisa untuk menulis jimat kertas yang sudah di sediakan di penyimpanan buku.
Bahkan kertas itu dan adalah kertas biasa sehingga ini sangat mudah untuk memungkinkan jika Anda kehabisan kertas, Anda perlu repot-repot karena banyak orang yang menjual.
Untuk saat ini, Xiao Chen membuat jimat yang sangat penting yaitu yang pertama adalah jimat pengetukan target, jimat ini berfungsi jika target yang memukul menggunakan fisik tanpa alat maka akan di kembalikan 2x lipat dari kekuatan target dan itu berdurasi 1 meni pendinginan.
Pada awalnya, sebelum di sempurnakan oleh otak jenius, durasi pendinginan membutuhkan 3 menit.
Jimat pengetukan target langsung di pasang ke tubuhnya dan itu permanen. Yang kedua dia membuat jimat pemulihan diri sebanyak-banyaknya sehingga ketika dia terluka cukup mengeluarkan jimat dari buku penyimpanan dan dirinya hanya meneteskan darah dan langsung sembuh seketika.
Dan yang yang ketiga dia membuat jimat peledak sebanyak-banyaknya sampai darah beruang itu habis tidak tersisa.
Dan ada satu hal di penyimpanan buku ada jenis pengetahuan alkimia yang telah di pelajari oleh Jiang Chen sehingga Xiao Chen cukup berterima kasih. Bukan hanya itu saja, ada banyak senjata hasil rampasan yang terakumulasi di penyimpanan buku seperti gunung.
Luas penyimpanan buku itu, 100 meter perkubik dengan dalam 100 meter juga.
Dan dirinya juga ingat bahwa untuk menaikkan level perajurit, menurut Jiang Chen tidak bisa menggunakan media manusia dia hanya membutuhkan media monster dan ketika berhasil mendapatkan media monster maka level perajurit akan naik.
Semakin kuat monster, maka semakin cepat level perajurit naik. Karena dirinya menggunakan beruang yang belum kuat, dia hanya bisa memulihkan tenaga sedikit dan level perajurit masih kosong.
Xiao Chen setelah membaca jimat peledak dan pemulihan diri cukup banyak akhirnya menghela nafas cukup lega.
“Fyuh.. akhirnya aku bisa memiliki kesempatan untuk menjadi pendekar.” kata Xiao Chen sambil mengusap keringatnya. Setelah itu dia pergi untuk pergi kerumah.
Namun sebelum itu, dia harus membersihkan badannya yang penuh darah di sungai kecil ini. Setelah sudah membersihkan, dia berjalan pergi ke rumahnya tanpa busana hanya menyisakan bagian bawah.
Setelah dia berjalan dan hampir saja sampai tiba-tiba dirinya di hadang sekelompok yang dirinya sudah kenal.
Xiao Chen mengerutkan keningnya dan berkata. “Wang Xiang, kenapa kamu menghalangi jalan ku?”
Xiao Chen sama sekali tidak tahu sehingga dengan polosnya langsung berkata seperti itu.
Wang Xiang hanya mencibir dan berkata. “Haha kamu adakah manusia rendahan itu sangat patut. Kamu tahu saudara laki-laki ku sebenarnya sedang menjalan hubungan dengan mantan tunangan mu Lan Xuaner, hahah!”
Tiba-tiba expresi kegembiraan yang di pancarkan Xiao Chen langsung di gantikan aura mendung. Dia marah langsung menampar pipi Wang Xiang.
"Plak!"
Otomatis Wang Xiang sangat marah sehingga langsung mengeluarkan kata-kata mutiaranya. “Brengsek.. kamu berani sekali menampar ku..”
Wang Xiang meninju pipi Xiao Chen, namun seketika ketika dia sudah memukul pipi Xiao Chen tiba-tiba tangan dirinya langsung patah melengkung ke belakang sehingga dia langsung berteriak kesakitan.
"Crack!"
"Ahh!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!