NovelToon NovelToon

Jadilah Wanitaku

Pertemuan Pertama

Pelabuhan.

Sejumlah pekerja sedang memuat barang ke kapal dengan diawasi oleh beberapa pria bersenjata.

Seorang pria yang berpenampilan rapi adalah bos mereka sedang berdiri di sana melihat semua pekerjanya sedang melakukan tugas mereka masing-masing.

Pria itu berparas tampan dan berpostur tinggi, berpenampilan rapi. kemeja hitam, berdasi polka dan juga jas luaran berwarna putih.

"Bos, semua barang telah dimuat, dan sudah waktunya berangkat," ucap salah satu anggotanya.

"Berangkat dan jangan sampai ada kelalaian! seperti biasa, kalau ada yang mencurigakan segera buang ke laut!" perintah bos mereka.

"Siap, Bos," jawab anggotanya yang kemudian meninggalkan pelabuhan.

"Mari kita pergi!" titah bos besarnya.

"Baik, Bos," jawab anggotanya.

Vic Andrianez adalah seorang pengusaha yang menjalani bisnis gelap, dari obat-obatan terlarang dan narkotika. ia juga memiliki perusahaan terkenal yang memiliki bisnis di eropa dan asia. namanya cukup terkenal di kalangan bisnis. akan tetapi tidak ada satu pun yang tahu bahwa dirinya masih memiliki bisnis lain di belakangnya.

Di saat Vic Andrianez dan anggotanya menghampiri mobilnya mereka didatangi oleh sekelompok pria berbaju hitam yang memiliki senjata.

Sekelompok bersenjata itu yang tidak lain adalah para mafia yang juga pesaing bisnis dan wilayah dengan Vic Andrianez.

"Vic Andrianez, hebat sekali, memuat barang di wilayah orang, kelihatannya kamu semakin berani saja," kata pemimpin kelompok itu.

"Siapa yang mengatakan bahwa wilayah ini milikmu? apakah di sini ada tertulis namamu?" tanya Vic yang bersikap tenang.

"Tapi wilayah ini tidak ada menulis namamu juga."

"Datang ke sini tanpa diundang, jangan berharap kalian bisa keluar hidup-hidup," kecam Vic.

"Jumlah kami sebanyak lima puluh orang, sementara anggotamu hanya tidak seberapa. apakah kamu yakin bisa lolos dari tangan kami? kami akan membuatmu bertekuk lutut."

"Belum tentu kalian yang akan menang, tidak perlu menyombongkan diri," ucap Vic sambil menjentik jarinya sebagai kode.

Tidak lama kemudian ratusan anggota bersenjata yang muncul dari setiap sisi pelabuhan mengepung sebanyak lima puluh orang yang datang tanpa diundang.

Mereka yang melihat keramaian anggota Vic menjadi terdiam dan tidak berkutik.

"Bos, silakan perintah!" ucap anggotanya dengan serentak.

"Tenggelamkan mereka!" perintah Vic yang kemudian memasuki mobilnya tanpa ingin basa basi.

"Siap," jawab mereka dengan serentak.

Ratusan anggota Vic langsung menahan musuh-musuhnya dan dilempar ke laut.

"Lepaskan kami!"

"Jangan!"

"Tolong...maafkan kami!"

Teriakan mereka yang tidak sanggup melawan dan hanya bisa pasrah. malam itu mereka semua harus ditenggelamkan oleh ratusan anggota Vic.

Perjalanan.

"Bos, kelompok Naga Hitam sering kali mencari masalah dengan kita, apakah kita tidak membalas?" tanya anggotanya yang sedang menyetir.

"Tugas ini serahkan saja kepada William! hancurkan kelompok yang meresahkan itu! aku tidak ingin mendengar nama mereka lagi!" perintah Vic.

"Baik, Bos,"jawab anggotanya.

Di sisi lain terjadi kericuhan di sebuah super market. seorang gadis berusaha melawan beberapa orang pria yang ingin menangkapnya tidak tahu karena alasan apa.

Gadis itu melempar semua barang yang di pajangan ke arah pria yang ingin menangkapnya.

"Dasar ******, jangan berharap kau bisa lolos," bentak salah satu dari mereka

"Jangan mengejarku terus, kenapa kalian tidak mengincar dia saja. kenapa aku yang jadi sasaran kalian," bentak gadis itu sambil melempar semua pajangan.

"Grace Florencia, ibumu yang menyuruh kami tagih hutang denganmu, kalau bukan kamu siapa lagi yang kami cari."

"Dia yang berjudi kenapa aku yang harus bayar?" bentak Grace.

"Karena kamu adalah anaknya."

"Aku tidak mau, aku tidak ada uang. lagi pula kenapa bosmu bisa begitu bodoh dan meminjamkan uang kepadanya. kalian sudah tahu kalau dia berjudi seribu kali hanya menang dua kali, dan kalah sembilan ratus sembilan puluh delapan kali," ketus Grace.

"Jangan mencari alasan lagi, cepat bayar!"

"Aku tidak ada uang, walau kau mengincarku juga tidak ada gunanya," bentak Grace.

Barang super market itu berserakan dan banyak yang hancur akibat ulah Grace yang sedang dalam usaha menyelamatkan dirinya.

"Tangkap dia!" peritah bos penagih hutang itu.

Grace langsung berlari keluar meninggalkan super market itu, ia mempercepatkan langkah untuk menjauhi mereka yang jumlahnya sekitar supuluh orang.

"Gila sekali, hanya mengincarku saja harus sepuluh orang, dasar ibu durhaka, menjadikan ku sebagai pelunas hutangnya. sangat tidak masuk akal," ketus Grace sambil berlari.

Grace yang dikejar oleh sepuluh pria itu ia menuju ke jalan lampu lalu lintas. terdapat banyak kendaraan yang berhenti di sana.

Gadis itu berusaha untuk menyelamatkan dirinya, ia berlari melewati setiap mobil yang berhenti di sana.

"Tolong...ada penjahat mesum yang menculik anak orang...," teriak Grace dengan sengaja.

"Hei, apa kau gila...ha, jangan menuduh sembarangan," bentak pria yang sedang mengejarnya.

"Tolong aku...mereka adalah sekumpulan yang menangkap anak orang," teriak Grace yang kemudian langsung masuk ke salah satu mobil yang berhenti di sana.

"Hei, Nona, kenapa kau masuk ke mobil kami," bentak pria itu yang tidak lain adalah anggota Vic.

"Ma-maaf, aku tidak bisa keluar, kalau mereka melihatku, aku akan ditangkap. tolong bantu aku!" ucap Grace yang menunduk dan bersembunyi di dalam mobil yang di mana Vic sedang duduk di sana.

"Untuk apa aku harus menolongmu?" tanya Vic yang melihat gadis itu sedang menunduk.

"Tuan, tolong aku kali ini saja, karena mereka adalah penjahat yang ingin menangkapku," pinta Grace.

"Boleh saja aku menolongmu, tapi ada syaratnya," ucap Vic yang mencubit dagu gadis itu.

"Syaratnya apa? cepat katakan mereka sudah datang," tanya Grace yang mengintip dari dalam mobil.

Grace yang melihat mereka yang semakin dekat ia semakin cemas.

"Cepat tinggalkan tempat ini, mereka sudah dekat!" pinta Grace langsung menunduk di dalam mobil

"Kalau kamu setuju aku akan langsung menolongmu," ucap Vic.

"Apa syaratmu?" tanya Grace.

"Nanti aku baru memberitahumu, asal kau setuju aku akan langsung menghilangkan mereka," kata Vic dengan senyum.

"Menghilangkan mereka? apakah kamu adalah malaikat maut?"

"Setuju atau tidak?"

Grace yang melihat sepuluh pria yang mengincarnya sudah dekat, dengan tanpa ragu ia pun langsung setuju tanpa bertanya.

"Iya, aku setuju," jawab Grace dengan terpaksa.

Vic tersenyum dan menekan tombol yang di jam tangannya.

Tidak lama kemudian jalan besar itu di datangi oleh sejumlah anggota Vic yang berpakaian hitam menghampiri sepuluh pria yang ingin menangkap Grace.

"Hei, kalian siapa...ha?"

"Kalian sudah menganggu bos kami," jawab anggota Vic yang kemudian mengangkat sepuluh orang itu

Kejadian itu telah membuat semua pengendaraan kebingungan dengan kemunculan anggota Vic yang begitu ramai.

"Dari mana mereka datang? kenapa bisa begitu ramai yang membawa mereka pergi? apakah mereka adalah anggotamu?" tanya Grace yang mengintip dari jendela.

"Jalan!" perintah Vic pada anggotanya.

"Baik, Bos," jawab anggotanya sambil menjalankan mobilnya.

"Kita mau ke mana?" tanya Grace.

"Karena kau sudah menyetujui syaratku, jadi kau harus ikut ke mana pun aku pergi," jawab Vic.

"Ke mana pun kau pergi? apakah kamu melakukan perdagangan manusia?" tanya Grace.

"Tentu saja tidak!" jawab Vic.

"Lalu, kau ingin membawa aku ke mana?" tanya Grace.

"Aku menolongmu dan kau harus patuh dengan perintahku!"

"Perintahmu? apakah aku harus menjadi pembantumu?"

"Tidak!"

"Jadi, aku harus menjadi apa?"

"Menjadi wanitaku," jawab Vic dengan senyum.

"Ternyata kau lebih menakutkan dari pada mereka, aku mulai menyesal karena masuk ke mobilmu," ujar Grace.

"Hentikan mobilnya!" pinta Grace.

"Bos, kita mau ke mana?"

"Ke Villa," jawab Vic.

"A-apa...ke villa? untuk apa aku ke sana?" tanya Grace yang ketakutan.

"Menjadi wanitaku harus tinggal bersamaku," jawab Vic.

"Menjadi wanita kepalamu, siapa yang ingin menjadi wanitamu," bentak Grace dengan kesal.

Pertemuan kedua kali

Mansion Andrianez

Vic membawa Grace pulang ke kediamannya.

"Kenapa kamu bawa aku ke sini? ini tempat apa?" tanya Grace yang melihat sana sini. sebuah kediaman yang mirip dengan istana.

"Di sini adalah rumahku, ke depannya akan menjadi milikmu juga," jawab Vic dengan senyum.

"Apa kamu tidak salah orang? aku tidak pernah mengatakan ingin tinggal di sini," ujar Grace.

"Suatu saat kamu pasti tinggal di sini, dan kamu bebas mau tinggal sampai kapanpun," ucap Vic.

"Jangan bermimpi! aku tidak ingin tinggal bersamamu," jawab Grace.

"Kamu jangan lupa bahwa kamu sudah berjanji akan menyetujui permintaanku. dan kamu tidak boleh ingkar janji!" kata Vic yang berdiri di depan gadis itu.

"Kamu curang! seharusnya kamu mengatakan apa permintaanmu. sekarang aku malah merasakan kamu sedang mempermainkan aku!" jawab Grace yang duduk di sofa.

"Nona, janji adalah janji, kamu tidak bisa mengingkarnya. karena aku tidak suka orang yang mengingkar janji," ucap Vic.

"Aku adalah tipe orang yang mengingkar janji, kalau kamu tidak suka maka usir saja aku!"

"Aku tidak akan mengusirmu, aku akan mengunakan caraku agar kamu tinggal di sini dan menjadi wanitaku!" kata Vic yang menghampiri gadis itu yang sedang duduk di sofa.

"Apakah kamu begitu tidak tahu malu atau kekurangan wanita? rumahmu seperti istana, kamu juga sangat tampan, usiamu juga sudah dewasa, dan mobilmu sangat mewah. tidak mungkin tidak ada wanita yang mendekatimu, kan?"

"Di luar banyak wanita yang sedang menungguku, dan aku tidak kekurangan wanita," jawab Vic.

"Lalu, kenapa masih tidak melepaskan aku?"

"Karena aku harus menagih janji denganmu," jawab Vic dengan senyum.

"Tidak masuk akal! kamu sudah memiliki banyak wanita, tapi kenapa masih ingin aku menjadi wanitamu," ujar Grace.

"Karena apa yang aku inginkan, akan ku dapatkan dengan segala cara," jawab Vic yang mendekati gadis itu.

Grace yang melihat mata pria itu ia merasa ketakutan dan mengeser posisi duduknya untuk menjauhi pria itu.

"Aku tidak mau," jawab Grace yang langsung bangkit dari tempat duduknya dan berlari keluar dari rumah itu.

Vic hanya melihat kepergian gadis itu dengan tersenyum dan sesaat kemudian ekspresi wajahnya pun berubah.

"Ikuti dia! aku ingin tahu semua mengenai dirinya!" perintah Vic.

"Bos, aku akan menangkapnya," jawab anggotanya.

"Tidak perlu! aku ingin dia dengan rela menyerahkan dirinya, wanita ini milikku," jawab Vic.

"Baik, Bos."

Grace mempercepatkan langkahnya dan ia langsung menghalang sebuah taksi yang melalui jalan itu.

"Cepat jalan!" pinta Grace yang sudah berada di dalam mobil.

"Kenapa mata pria itu menakutkan sekali, apakah dia adalah pembunuh atau melakukan perdagangan manusia," batin Grace.

Setelah satu jam kemudian Grace sampai ke rumahnya.

Saat keluar dari taksi gadis itu berlari langsung menuju ke rumahnya dengan tidak sabar ingin menemui ibunya.

Klek.

"Ma...keluar...," teriak Grace dengan nada tinggi.

"Ada apa, kenapa kau berteriak...ha?" sahut seorang wanita paruh baya yang keluar dengan mengenakan daster.

"Apa yang kamu lakukan...ha?Ma, kenapa menyuruh mereka menagih uang denganku, aku bukan orang kaya yang memiliki banyak uang. kenapa tidak mencari kakak saja? dia, kan bekerja di perusahaan sebagai manager kenapa bukan menagih uang dengan dia. dia lebih kaya dari aku," bentak Grace dengan kesal.

"Tidak ada salahnya kalau mama menyuruh mereka mencarimu untuk menagih hutang, kamu, kan putri mama juga," jawab ibunya dengan santai dan duduk di sofa.

"Lalu, bagaimana dengan kakak? apakah dia adalah anak yang kamu kutip dari tepi jalan? kenapa tidak menyuruh dia membayar hutangmu?"

"Kakakmu beda denganmu, dia adalah manager, kalau saja mereka mencarinya. kakakmu pasti merasa malu," jawab ibunya.

"Mama takut dia malu tapi tidak takut aku malu? aku juga adalah anakmu," ketus Grace.

"Grace, kamu hanyalah pekerja biasa di pusat perbelanjaan, jadi untuk apa malu. lagi pula posisimu hanya bagian kerja berat beda dengan kakakmu yang adalah tamatan sekolah tinggi," jawab ibunya.

"Ma, kamu sangat tidak adil. selalu saja aku yang membayar hutangmu sehingga upahku tidak ada sisa. sedangkan kakak tidak peduli apa-apa. apakah aku ini bukan anakmu. selalu saja bertindak tidak adil," ucap Grace dengan kesal.

"Mulai hari ini aku tidak akan membantumu membayar hutang judimu lagi, kalau sampai mereka mendatangiku lagi aku akan menyuruh mereka menemui kakak," bentak Grace yang berjalan menuju ke pintu.

"Hei, kau tidak bisa melakukan itu!" teriak ibunya yang bangkit dari tempat duduk.

"Aku tidak peduli," jawab Grace yang membuka pintu dan menghentikan langkahnya. ia melihat beberapa pria asing yang berdiri di depan pintu rumahnya.

"Kalian siapa lagi? berasal dari mana?" tanya Grace.

"Kami datang menagih hutang," jawab salah satu pria itu.

"Mama...berapa banyak kamu berhutang dengan orang? kenapa dalam sebulan ini yang datang menagih hutang orangnya beda-beda...," teriak Grace.

"Tuan, ini adalah putri kami, dia yang akan membayarkan hutangku," ujar ibunya Grace.

"Siapa yang bilang aku akan membayar hutangmu," bentak Grace dengan kesal.

"Karena kamu adalah anakku."

"Aku tidak ada uang, kalau kalian ingin menagih uang, jual saja mamaku. kalau uangnya kelebihan kalian simpan saja sebagai bonus," kata Grace yang langsung melarikan diri.

"Anita, putrimu sudah lari, siapa yang akan membayar hutangmu...ha?"

"Anakku itu memiliki uang, cepat kejar dia. dia pasti bayar," jawab ibunya Grace.

Grace lagi-lagi harus melarikan diri dari si penagih hutang, ia menuju ke salah satu tempat parkiran besar mobil untuk bersembunyi.

"Dasar mamaku, selalu saja mengorbankan ku," ketus Grace yang menuju ke salah satu gedung tinggi itu, kemudian ia menuju ke tempat parkiran.

"Hei, jangan lari! cepat bayar hutangmu...," teriak si penagih hutang itu.

Grace memasuki parkiran yang terdapat begitu banyak mobil di sana.

"Aku harus cari tempat aman untuk bersembunyi," ucap Grace yang berlari sambil melihat belakang sehingga dirinya menabrak seseorang yang tiba-tiba muncul di depannya.

Bruk..

"Aauhkk...," rintihan Grace yang terkapar akibat menabrak orang itu.i

"Sakit sekali, kenapa kamu bisa ada di depanku," bentak Grace yang belum melihat siapa orang yang di hadapannya.

"Kelihatannya kamu sedang dikejar," ucap pria itu yang tidak lain adalah Vic.

"Gawat, kenapa dia bisa ada di sini, mereka sangat menakutkan tapi pria ini juga menakutkan," batin Grace.

"Dalam sehari kamu dikejar dua kali, kelihatannya hutangmu cukup banyak," kata Vic dengan senyum.

"Lebih baik kamu jangan senyum, karena senyumanmu itu sangat menakutkan sekali," ujar Grace.

Ciuman

"Wanita itu ada di sana, cepat tangkap dia...," teriakan salah satu penagih hutang itu yang berlari ke arah.

"Jangan mencariku lagi! pergi saja jumpai kakakku sana, dia juga adalah putri dari mamaku," bentak Grace yang bangkit dan berdiri.

"Tapi wanita itu meminta kami menagih denganmu."

"Apa kamu sudah bodoh ya, aku hanya pekerja biasa dan kakakku adalah manager kenapa tidak mencari dia saja. kenapa selalu aku yang harus melunasi hutang mamaku," bentak Grace dengan kesal.

"Karena kami hanya mengenalmu dan tidak mengenal kakakmu."

"Aku tidak akan bayar lagi, lebih baik kamu ambil saja nyawaku," ketus Grace.

"Mengambil nyawamu?" tanya salah satu dari mereka sambil melihat gadis itu dengan tatapan jahat.

"Iya, bunuh saja aku! dari pada aku harus membayar hutangnya terus menerus,"ketus Grace.

Vic yang melihat tatapan mereka yang berniat jahat, ia memberikan kode kepada anggotanya.

"Dari pada kami membunuhmu, lebih baik kami menjualmu untuk mendapatkan uang, wajahmu cukup cantik, dan tubuhmu juga bagus," ucap pria yang dengan senyum jahat.

"Kau adalah pria brengsek," ketus Grace yang ingin segera angkat kaki dari sana akan tetapi ia langsung ditahan oleh Vic.

"Eh...jangan menahanku! cepat lepaskan tanganmu!" pinta Grace yang sedang meronta.

"Ada aku di sini siapa yang bisa menyentuhmu," ujar Vic langsung mencium bibir Grace.

Grace dikejutkan dengan ciuman pria itu yang secara tiba-tiba dan memeluknya dengan begitu erat. ia ingin melepaskan diri akan tetapi ia gagal walau mencoba berulang kali. pria yang berpostur tinggi dan berotot membuat Grace sangat tidak berdaya sama sekali.

"Em...em...," jeritan Grace yang dicium oleh Vic yang menahan bagian tengkuknya.

Tidak lama kemudian muncul tiga puluhan orang yang berpakaian hitam menghampiri penagih hutang itu. si penagih hutang terkejut dengan munculnya sekelompok orang yang berpakaian gelap.

Grace yang melihat tiga puluhan orang yang datang ia membulatkan mata besarnya, ini adalah kedua kalinya ia melihat sekelompok orang berpakaian hitam yang muncul entah dari mana.

"Aku tidak bisa bernafas," ucap Grace yang melepaskan ciumannya.

"Siapa mereka?" tanya Grace yang melihat pria yang menagih hutang dengannya dikepung oleh tiga puluh orang itu.

"Mereka datang untuk membantumu," jawab Vic yang sedang memeluk pinggang gadis itu.

"Cepat lepaskan tanganmu! jangan memelukku lagi, tidak nyaman sekali!" pinta Grace yang berusaha melepaskan pelukan pria itu.

"Ini sudah kedua kalinya aku membantumu, dan bagaimana caranya kau berterima kasih denganku," jawab Vic dengan senyum.

"Kau sudah mengambil kesempatan, apa masih tidak cukup, lepaskan tanganmu!"

"Hanya satu ciuman mana mungkin cukup bagiku," kata Vic yang berbisik di telinga Grace.

"Dasar mesum! cepat lepaskan tanganmu!" bentak Grace yang berusaha mendorong pria itu akan tetapi ia tidak berdaya.

"Hei, kalian jangan ikut campur," bentak si penagih hutang.

"Wanita ini adalah milik bos kami, kalian jangan berharap bisa menyentuhnya," kecam salah pemimpin kelompok Vic.

"Jangan sembarangan bicara! aku bukan wanita dia," jelas Grace sambil meronta-ronta.

"Bawa mereka pergi!" perintah Vic.

"Siap, Bos," jawab semua anggotanya dengan serentak.

"Hei, lepaskan tangan kalian!"

Anggota Vic menyeret mereka pergi meninggalkan tempat parkiran.

"Jangan peluk aku terus, lepaskan tanganmu!" bentak Grace yang mendorong pria itu.

Vic melepaskan pelukannya dan tersenyum melihat gadis itu.

"Ssharusnya kamu mengucapkan terima kasih padaku, dan bukan membentakku!" ujar Vic dengan senyum.

"Iya, terima kasih karena sudah membantuku! tapi kamu harus meminta maaf karena sudah menciumku," balas Grace.

"Aku minta maaf!" ucap Vic dengan senyum.

"Kenapa setiap kali kamu senyum sangat menakutkan, aku pergi dulu. lain kali jangan berjumpa lagi!" kata Grace yang melangkah pergi.

Vic hanya tersenyum melihat gadis itu pergi menjauh darinya. tantu saja bukan berarti dia membiarkan gadis pergi begitu saja.

"Will, apakah belum ada info mengenai dia?" tanya Vic.

"Bos, ibunya bernama Anita usia 57 tahun. dia punya kebiasaan buruk berjudi. suaminya meninggal saat dua putrinya masih kecil. saat Anita bekerja-" tutur Will yang dipotong oleh bosnya.

"Aku hanya ingin tahu tentang gadis itu," kata Vic.

"Gadis itu bernama Grace Florencia, usia 23 tahun. dia adalah karyawan biasa di pusat perbelanjaan. selama bertahun-tahun dia membantu melunasi hutang ibunya. dia sering menjadi incaran penagih hutang," ujar Will.

"Bukankah Anita memiliki dua orang putri? kenapa hanya Grace yang ditagih?" tanya Vic.

"Anita lebih menyayangi putri pertamanya, Lizabert. wanita itu adalah seorang manager di salah satu perusahaan. Lizabert adalah tamatan perguruan tinggi. sementara Grace tidak melanjutkan sekolahnya lagi di usia 17 tahun. Anita tidak mampu membiayai dua putrinya sehingga Grace harus berhenti sekolah dan mencari pekerjaan," ujar Will.

"Selama enam tahun ini dia sudah bekerja di beberapa tempat, karena sekolahnya tidak tamat oleh sebab itu dia tidak bisa bekerja di perusahaan. dan hanya bisa bekerja di pusat perbelanjaan sebagai penjaga ataupun memuat barang dan bongkar barang," lanjut Will.

"Seorang gadis muda bekerja sebagai pekerja keras, kelihatannya sangat tidak mudah," ucap Vic.

"Benar, Bos. selain bekerja banting tulang demi upah yang tidak seberapa, dia juga harus dikejar oleh penagih hutang karena ulah ibunya. dia dipecat juga karena sering didatangi oleh penagih hutang ke tempat kerjanya," lanjut Will.

"Ingat! setiap penagih hutang yang mengincarnya lempar saja ke laut, tenggelamkan mereka!" perintah Vic.

"Baik, Bos," jawab Vic.

"Ada satu hal lagi," kata Will.

"Apa?"

"Grace memiliki seorang teman pria yang sangat dekat dengannya," kata Will.

"Jauhkan pria itu dari dia! aku tidak ingin ada pria yang mendekatinya," perintah Vic yang masuk kembali ke mobilnya.

"Baik, Bos," jawab Will yang menghidupkan mesin mobilnya.

"Bos, kita ingin ke mana?"

"Melihat istriku," jawab Vic.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!