NovelToon NovelToon

12 PAHLAWAN ZODIAK

SINOPSIS

PAHLAWAN ZODIAK

Will menerima surat tentang kematian Neneknya Olivia John nun jauh di Desa Gandum. Hal itu

membuatnya kehilangan arah. Apalagi kematian sahabatnya Gent Honixton di

Sekolah Asrama Farm School membuatnya benar- benar pergi meninggalkan Sekolah

Asrama itu. Will pergi berkelana menemukan jati dirinya.

Abraham Gellier meminta izin kepada Mama Azalina untuk meninggalkan Panti Asuhan dimana

ia dibesarkan. Dalam cerita- cerita yang Ia dengar di perjalanan. Dirinya

berasal dari Kota Dermaga. Kota yang dikuasai oleh Mr. Pop yang kejam. Mr. pop

memerintahkan untuk melenyapkan semua bayi laki- laki pada masa ketika Abraham

Kecil.

Abraham sampai di Kota Dermaga dan bertemu Mr. Pop.  Abraham ditangkap oleh Mr. Pop dan

dibuang kelaut. Di dalam kegelapan laut Abraham bertemu dengan Zodiak Libra

yang telah menunggunya sangat lama. Dengan kekuatan Libra- Keadilan, Abraham

mengalahkan Mr. Pop beserta pengikutnya.

Di tepian pantai Abraham terdampar dan bertemu dengan Putri yang telah tertidur selama

1000 tahun. Putri itu mengatakan Pertemuan Abraham dengan Libra akan

membangkitkan musuh besar dari kegelapan langit, Black Star. Black Star ingin

menguasai dunia dengan segala kejahatan sihirnya. Mampukah Abraham mengalahkan

Black Star ?

Dapatkah Abraham bertemu dengan pemilik Cahaya Zodiak Lainnya. Anne Gracia- Capricornus, pengorbanan. Tom Garsen- Pisces, Persahabatan sejati. Vandora Velanueva- Aries, Harapan dan Impian. Kentaro- Taurus,

Perjuangan. Nujumi Annisura- Gemini, Keajaiban. Will John- Cancer, Kejujuran. Alik Joyokusumo- Leo, Keberanian. Miss Teria- Virgo, Kesucian. Abraham- Libra, Keadilan. Lalu siapakah pemilik dua cahaya zodiak lainnya, Aquarius dan

Sagitaris ?

Mamapukah kedua belas Pahlawan Zodiak berkumpul di Bukit Tapal  untuk mengalahkan Black Star ?

Sekolah Asrama Farm School Akhir Mei 1903.

Bayang- bayang gedung klasik Sekolah Asrama Farm School telah jauh menutupi halaman berumput

di sebelah baratnya, di belakang bangunan itu. Bangunan tua yang terbuat dari

susunan batu, dan dipadukan dengan kayu kayu yang kuat pada masa lalu, membuat

bangunan itu seolah tampak sebagai sosok tua yang masih kuat. Sosok yang telah

lama berdiri dan menyimpan banyak pengalaman dan kisah.

Matahari telah meninggi, naik sejajar di atas gunung dan perbukitan di sebelah timur. Cuaca

telah menghangat, suhu telah naik. Embun- embun tidak ada lagi di halaman

sekolah Farm Scool. Namun segarnya udara pagi masih terhirup di Farm School,

sekolah berasrama anak- anak bangsawan di desa pertanian.

Pagi hari tentu para pelajar tidak ada lagi di asrama, mereka tengah berada di kelas

untuk mengikuti pelajaran. Will John, Remaja yang telah bermur 15 tahun, tengah

mengikuti ppelajaran ilmu hitung di kelas paling tinggi, junior high school.

“Will apa yang kau lakukan disana !” hardik Bu Ava, pengampu mata pelajaran hitung.

“Jerry Bu !, Dia melemparkan kertas ini padaku …” Bela Will.

“Bohong Bu, bukankah kertas itu ada di bawah bangku Will “ Balas Jerry lagi sembari

menunjuk, gulungan kertas yang telah di lemparnya.

“Tapi kau yang melempar … !” jawab Will lagi.

“Sudah – sudah ! kau Will keluar dari ruangan ini” Bu Ava marah.

“Selalu aku yang menjadi korban” kata Will lesu, dengan patuh meninggalkan ruangan itu.

Will kemudian pergi ke taman, menghirup udara segar yang masih tersisa di akhir pagi Farm

School.

“PUKK”

“Akhk apa ?” ada yang menepuk pundak Will dari belakang.

“Nak …ini surat untukmu “ Ucap Kakek Borjon, penjaga sekolah Farm School.

***

Will john adalah cucu dari Olivia John. Keluarga John memiliki lahan pertanian yang luas

dan termasuk keluarga kaya di desa gandum. Dalam kesendiriannya nyonya Olivia

John yang berumur 70 tahun itu di bantu oleh asisten bernama Boro Stockson.

Boro Stockson ingin menguasai harta keluarga John, namun ia masih harus

menyingkirkan satu pewaris tersisa yaitu      Will John. Will John yang kini tengah bersekolah di Farm School.

Pada Akhirnya Boro Stockson memiliki akal brilian untuk menyingkirkan Will John, yaitu menyuruhnya

pergi jauh. Maka ia kirimkanlah surat dengan  kabar palsu kepada Will John.

---

Desa Gandum,  3 Mei 1903

Untuk  Will John.

Will Maafkan Paman Boro. Paman terlambat

memberikan kabar pahit ini kepadamu. Hal ini juga demi kesiapanmu menerima

kabar ini. Nenekmu tercinta, Olivia telah tiada. Beliau telah beristirahat

dalam kedamaian Tuhan di Surganya. Sakit yang di deita nenekmu membuatnya

berpisah dengan kita yang mengasihinya sebulan yang lalu.

Will, sekarang kau tidak punya siapa- siapa

lagi, harta peninggalan nenekmu telah ia sumbangkan ke Panti Orang- Orang

Lanjut Usia. Kedepannya, merantaulah Nak

Pergilah mencari jati dirimu

Salam Paman Boro.

BAB 1 SURAT UNTUK WILL

Sekolah Asrama Farm School Akhir Mei 1903.

Bayang- bayang gedung klasik Sekolah Asrama Farm School telah jauh menutupi halaman berumput

di sebelah baratnya, di belakang bangunan itu. Bangunan tua yang terbuat dari

susunan batu, dan dipadukan dengan kayu kayu yang kuat pada masa lalu, membuat

bangunan itu seolah tampak sebagai sosok tua yang masih kuat. Sosok yang telah

lama berdiri dan menyimpan banyak pengalaman dan kisah.

Matahari telah meninggi, naik sejajar di atas gunung dan perbukitan di sebelah timur. Cuaca

telah menghangat, suhu telah naik. Embun- embun tidak ada lagi di halaman

sekolah Farm Scool. Namun segarnya udara pagi masih terhirup di Farm School,

sekolah berasrama anak- anak bangsawan di desa pertanian.

Pagi hari tentu para pelajar tidak ada lagi di asrama, mereka tengah berada di kelas

untuk mengikuti pelajaran. Will John, Remaja yang telah bermur 15 tahun, tengah

mengikuti ppelajaran ilmu hitung di kelas paling tinggi, junior high school.

“Will apa yang kau lakukan disana !” hardik Bu Ava, pengampu mata pelajaran hitung.

“Jerry Bu !, Dia melemparkan kertas ini padaku …” Bela Will.

“Bohong Bu, bukankah kertas itu ada di bawah bangku Will “ Balas Jerry lagi sembari

menunjuk, gulungan kertas yang telah di lemparnya.

“Tapi kau yang melempar … !” jawab Will lagi.

“Sudah – sudah ! kau Will keluar dari ruangan ini” Bu Ava marah.

“Selalu aku yang menjadi korban” kata Will lesu, dengan patuh meninggalkan ruangan itu.

Will kemudian pergi ke taman, menghirup udara segar yang masih tersisa di akhir pagi Farm

School.

“PUKK”

“Akhk apa ?” ada yang menepuk pundak Will dari belakang.

“Nak …ini surat untukmu “ Ucap Kakek Borjon, penjaga sekolah Farm School.

                                                                ***

Will john adalah cucu dari Olivia John. Keluarga John memiliki lahan pertanian yang luas

dan termasuk keluarga kaya di desa gandum. Dalam kesendiriannya nyonya Olivia

John yang berumur 70 tahun itu di bantu oleh asisten bernama Boro Stockson.

Boro Stockson ingin menguasai harta keluarga John, namun ia masih harus

menyingkirkan satu pewaris tersisa yaitu      Will John. Will John yang kini tengah bersekolah di Farm School.

Pada Akhirnya Boro Stockson memiliki akal brilian untuk menyingkirkan Will John, yaitu menyuruhnya

pergi jauh. Maka ia kirimkanlah surat dengan  kabar palsu kepada Will John.

---

Desa Gandum,  3 Mei 1903

Untuk  Will John.

Will Maafkan Paman Boro. Paman terlambat

memberikan kabar pahit ini kepadamu. Hal ini juga demi kesiapanmu menerima

kabar ini. Nenekmu tercinta, Olivia telah tiada. Beliau telah beristirahat

dalam kedamaian Tuhan di Surganya. Sakit yang di deita nenekmu membuatnya

berpisah dengan kita yang mengasihinya sebulan yang lalu.

Will, sekarang kau tidak punya siapa- siapa

lagi, harta peninggalan nenekmu telah ia sumbangkan ke Panti Orang- Orang

Lanjut Usia. Kedepannya, merantaulah Nak

Pergilah mencari jati dirimu

Salam Paman Boro.

“Nenek… nenek…, mengapa nenek harus pergi secepat ini …hiks …hiks…”Tangis Will pecah

disambut desiran angin taman sekolah Farm  School, yang membawa aroma harum bunga bunga kesedihan.

“Nek … aku sudah berjanji akan menjadi pahlawan…, dan tak tahu lagi kemana sekarang “ Will

bingung.

“Baiklah Nek, Aku harus pergi, aku akan bertualang untuk menjadi seorang petualang …” seru

Will, ia menggenggam tangannya selayaknya bersumpah. Will bersedih , namun

tegar, setegar hati keluarga John. Keluarga Will.

Dikamarnya, will masih berduka oleh kabar surat itu, hatinya luluh, hidupnya tak berarah.

Sampai gambaran itu terbaca oleh Gent Honixton, sahabat baiknya. Sahabat baik,

sahabat bersama menghadapi kejahilan dan kenakalan genk Jerry.

“Ada apa will ? kenapa engkau bersedih oleh surat itu, apa kau kehilangan seseorang yang

engkau begitu cintai ? “ Tanya Gent lugu.

“Gent …, sekarang aku harus pergi, meninggalkan sekolah ini “ kata will.

“Pergi !, Kenapa? Ada apa” aku pasti merindukanmu “ ucap Gent.

“Aku sudah tidak punya siapa- siapa lagi, aku akan pergi bertualang mengelilingi dunia ini

Gent “ Peluk Will. Kedua sahabat itu pun berpelukan.

Pada Akhirnya Will pergi meninggalkan asrama dihantar oleh Gent memanjat pagar asrama Farm

Scholl. Pergi Tanpa seizin Kepala Sekolah. Kabur.

                                                                ***

Paginya Gent Honixton keheranan, ia terkejut melihat Jerry tengah mengobrak abrik lemari

Will John.

“Apa yang kalian lakukan !?” Tanya Gent Marah.

“Diam Kau Gendut !” Bentak Jerry.

“Kalau kalian tidak berhenti, Akan kulaporkan pada Bu Ava !” ancam Gent tetapi itu tidak

diindahkan oleh Genk Jerry.

“Rupanya Gendut berkacamata ini harus kita beri pelajaran …”Seru Jerry kepada teman-

temannya. Kemudian berlalu meninggkan lemari Will. Barangkali mereka ingin

mendapatkan sisa- sisa barang barang berharga yang ditinggalkan Will.

“Jangan ambil barang Will “ pinta Gent, setelah rombongan Jerry meninggalkannya jauh.

Kemudian di depan kamar mandi yang biasa di pakai bersama. Gent selalu mendapatkan antrian

mandi terakhir setelah Genk Jerry selesai mandi.

“Jerry !! Cepat mandinya “ Teriak Gent.

“Sabar Gendut ! “ Teriak Jerry sambil memasukkan sesuatu ke pipa saluran air. Dan melumerkan

sejenis minyak ke gagang pintu kamar mandi yang sudah mulai rusak. Jerry

merencanakan sesuatu untuk mencelakakan Gent.  Setelah selesai, Jerry membuka pIntu. Kemudian Gent masuk.

“Brack!!” Pintu tertutup, seperti tertekan keras dan rusak berbunyi oleh tarikan Jerry

dari luar. Di dalam Gent mulai membuka kran. “Astaga Kerannya bocor tidak bisa

lagi di tutup. Dengan panic Gent Honixton  membuka gagang pintu. Gagangnya begitu licin .

“Auhhh  susah sekali “ ucap Gent.

“Ternyata rusak “

“Tolong !” Teriak Gent.

Air dari kran yang rusak begitu deras. Lantai kamar mandi telah

tinggi.sebatas mata kaki, dan Gen pun sadar pipa saluran air telah tersumbat.

Begitu pun celah pintu begitu rapat. Ada yang meletakkan sesuatu di luar pintu.

Ini telah direncanakan , Pasti . pikirnya.

“Tolong !” teriaknya sekali lagi sambil mendobrak pintu namun usahanya itu sia- sia. Gent

sadar dialah yang terakhir mandi. Pasti teman yang lain telah berangkat ke

kelas. Tidak ada siapapun di luar.

Di bagian atas kamar mandi itu ada Ventilasi kecil. Merpati kesayangan ia dan Will, tengah

menyambar- nyambar ventilasi itu hendak menolong Gent yang dalam bahaya. Gent

mendapatkan akal, ia lalu membuat surat dari kertas bungkusan sabun yang ia

temukan. Ia melukai jarinya untuk digunakan sebagai tinta. Gent menulis surat

dengan berurai air mata. Air di kamar mandi telah penuh sebatas dada. Di celah-

celah pintu di luar mengalir genangan dari rembesannya. Namun tak seorang pun

yang sadar akan keadaan Gent dalam bahaya.

Gent memberikan gulungan kertas itu kepada merpati mereka dengan susah payah dari celah itu “

Berikan pada Will “ katanya. Lalu burung merpatu itu meletakkan gulungan kertas

itu di kakinya dan terbang jauh.

                                                                ***

Nun jauh di pedesaan hijau bernama Desa Gandum, terdapatlah rumah besar abad ke 18, Rumah

besar keluarga John, bangsawan di lembah yang dipenuhi lading gandum. Rumah

besar itu milik Olivia John, nenek dari Will John. Pagi ini seorang laki- laki

terburu- buru agak berlari ke rumah itu. Wajahnya pucat, seperti terkejut ingin

menyampaikan kabar penting kepada tuan rumah, lelaki itu bernama Boro Stockson.

“Nyonya ! …hh” katanya terengah- engah.

“Ada apa Boro ?”

“Nyonya, ini buruk, Will hilang dari sekolah, kabar dari sekolah !”

“Kenapa, …”Tanya Nenek Olivia, ia terkejut, bangkit dari kursinya.

“Will diterkam oleh sekawanan serigala di bukit belakang sekolah, Belakang Farm School, hanya

sisa- sisa baju dan barang- barangnya yang ditemukan sebagai bukti “

“…”Nenek Olivia terdiam.

“Yang sabar nyonya …” simpati Boro.

“Tidak ,mungkin Boro “

“Ini benar- benar kenyataan Nyonya …” mata Boro berlinangan air mata kebohongan.

“hiks hiks” Nenek Olivia, mendekap sisa- sisa pakaian Will, menghirup aroma cucunya,

hatinya jatuh, ya itu aroma Will. Begitu pahit kenytaan yang akan ia hadapi.

Semenjak itu Nenek Olivia selalu berada di kamarnya. Tubuhnya yang renta sudah jarang di

kursi rodanya. Ia lebih sering berada di ranjang. Pikirannya terpuruk sejak

kehilangan Will John. Dan hal ini sungguh membahagiakan Boro Stockson. Dia begitu

ingin menunggu kematian Nenek Olivia. Ia sudah tidak sabar untuk menguasai

harta keluarga John.

                                                                           ***

Hari ini seluruh warga Sekolah Farm School berduka. Mereka kehilangan teman terbaiknya

dalam kecelakaan di kamar mandi sekolah. Pintu yang macet, kran dan saluran air

yang mampet. Hal ini membuat gambaran Farm School menjadi buruk bila kabar ini

sampai di bicarakan banyak orang. Nama dan reputasi yang telah dibangun seratus

tahun lebih bisa runtuh.

“Nyonya kami begitu berduka atas apa yang terjadi pada Putra Anda, selalu bersabar nyonya …

“ Peluk Bu Kepala Sekolah.

“Terima kasih Bu atas dukungannya , ” jawab ibu itu, yang tidak lain adalah Bu Sinsin,  ibu dari Gent Honixton. Bu Sinsin membuka kacamata hitamnya.

“Nyonya apakah anda berniat melakukan penyelidikan lebih jauh atas kecelakaan yang menimpa

putra Anda ? “ Tanya ibu kepala sekolah pada Bu Sinsin.

 “Tidak perlu, kalau ini hanya akan memperkeruh keadaan “

“Tapi kami tetap akan memberikan santunan atas kelalaian kami “ bujuk Ibu Kepala Sekolah.

“Oh ..ya, jangan terlalu berlebihan “ mata Bu Sinsin berbinar. Sesungguhnya ia tidak

begitu menyukai Gent Honixton, dan ini adalah salah satu alasan menyekolahkan

Gent Honixton di sekolah berasrama ini. Hanya ingin menjauh dari saudara-

saudaranya.

“Itu sudah menjadi kewajiban kami nyonya” jawab Ibu Kepala Sekolah kembali.

“Hih…hiks,,,” Bu Sinsin menangis memeluk Ibu Kepala Sekolah. Ia seperti begitu bersedih.

“Bagaimana dengan pemakaman anak anda nyonya, dimana akan dimakamkan ?”

“Di Sini saja, di Farm School, mengingat kami berasal dari negeri yang jauh, kalau sekolah

berkenan ” pinta Bu Sinsin.

Maka sore harinya pemakaman Gent Honixton telah usai. Gent beristirahat dalam

keabadiannya di bawah pohon kenari di belakang sekolah, bersama makam- makam

yang lain. Terakhir meninggalkan tempat itu adalah Bu Sinsin, kini ia telah

pulang bersama seorang putranya yang tampan, yang mengikutinya dalam

perjalanannya. Tidak jelas bagaimana keadaan keluarga Gent. Apakah Bu Sinsin

adalah ibu tirinya, dan lelaki saudaranya itu adalah saudara sambungnya.

Ketika hari menggelap, sesosok laki laki remaja mendekati makam itu untuk menabur bunga.”

Gent…Maafkan aku, aku tidak bisa menyelamatkanmu. Aku tahu engkau dijebak oleh

mereka, dari sobekan kertas yang dikirim oleh merpati sahabat kita “ Kata

lelaki itu yang tak lain adalah Will John.

“Pruuut…” suara merpati datang. Merpati itu seakan meiyakan perkataan Will.

“Akkhh..Jerry suatu saat akan kubalas perbuatanmu !” Geram will.

“Hai siapa disana ..!” Suara dari penjaga sekolah. Kemudian dengan cepat will pergi.

Penjaga sekolah datang, memeriksa sedikit tempat itu. Kemudian ia bergegas pergi

ketakutan.

                                                            ***

Matahari senja menyinari Desa Gandum dengan syahdunya. Angin sore bertiup ke arah pegunungan.

Gadis remaja bernama Shara Setty berteriak- teriak memanggil nama temannya yang

tidak ia temukan di hamparan rumput yang luas diantara ladang gandum.

“Tom….!”

“Tom…!” ulangnya. Namun tak ada jua jawaban. Biasanya selalu, Shara Temukan Tom Garsen,

mengembalakan sapi- sapinya di padang rumput itu. Tom adalah sahabat Shara

Shetty, semenjak kecil. Sebenarnya ada sahabatnya yang lain yaitu anak Desa

Gandum sendiri, yaitu Will John. Karena Will John disekolahkan oleh neneknya ke

sekolah berasrama di Farm School. Tinggallah mereka berdua Shara Shetty dan Tom

Garsen.

“Oh Tom dimana kau …” ucap Shara lirih. Kemudian pergi mengayuh sepedanya menuju sebuah rumah.

Setelah melewati jalanan kereta api, hamparan kaktus, dan bukit rumput yang landai.

Shara sampai di rumah Tom. Namun tak ia temukan keberadaan Tom di rumah itu.

“Bu…, mengapa Tom tidak ada ?” Tanya Shara heran pada Bi Rolly. Bi Rolly adalah pekerja di

rumah Shara. Shara adalah anak dari salah satu pemilik lahan yang luas di Desa

Gandum, menyaingi Nyonya Olivia John. Walaupun demikian mereka tetap

berhubungan baik, antara Shara dan Will, bahkan Shara senantiasa mengunjungi

Nenek Olivia John, nenek Will ke rumahnya. Shara tahu bahwa Nenek Olivia John

cukup kesepian setelah will tidak ada di rumah.

“Maafkan ibu sebelumnya nak …, jangan katakana pada orang tuamu “ pinta Bi Rolly.

“Apa itu Bi ?”

“Orang tuamu tidak suka lagi kau berteman dan bersama dengan Tom, …mereka meminta Tom untuk

pergi mengembara …” jelas Bi Rolly.

“Tidak ! bu kemana Tom pergi ?”

“Ia akan pergi ke Mount City” tunjuk Bi Rolly. Mount City adalah kota dataran tinggi, kota

pusat peradaban dan dari hamaparan ketinggian itu semua mata dapat melihat

hamparan bintang dimalam hari. Mount City adalah kota paling besar dari semua

kota.

“Terima kasih Bi…” Ucap shara lirih.

Di atas sepedanya Shara Shetty mendayung sepedanya. Ia menangis tersedu- sedu.

“Tom… aku akan menyusulmu “

“Maafkan orangtuaku …” Sambung Shara.

Matahari senja segerea tenggelam, berganti kelam.

                                                            ***

Pagi baru menyingsing, sinar matahari hangat telah menyentuh kulit. Shara Setty dengan

sepeda dan tas besarnya singgah di sebuah rumah besar klasik. Rumah Nenek

Olivia John. Ia sengaja berkunjung sebelum pergi jauh.

“Ada apa kesini !” Tanya paman Boro Stocson kasar.

“Aku ingin bertemu nenek Olivia John !”

“Tidak boleh  !“

“Masuk saja Nak ! …” Sela Nenek Olivia dari ruang tengah yang kebetulan mendengar perkataan

mereka.

“ Maaf Nyonya. Saya pikir ini akan mengganggu kesehatan Nyonya, Nyonya butuh Istirahat “ sela

Boro membela diri.

“Tidak apa …” jawab Nenek Olivia yang membuat Boro Stocson terdiam.

“Maaf Nek, aku tahu mengapa nenek sakit, …nenek kehilangan Will “

“ Hiks…hiks…” Nenek Olivia menangis.

“ Aku akan mencari Will, nek… Aku yakin Will masih hidup “

“Jangan, Orang tuamu akan kehilanganmu…mereka pasti akan bersedih “

“Tidak Nek, Justru begini yang membuatku bersedih …”

“Baiklah …” Ucap Nenek Olivia menunduk.

“Tunggu dulu, Nenek akan membuat surat seandainya suatu saat nanti Engkau bertemu dengan

Will…” Bisik Nenek Olivia.

Nenek Olivia mulai semangat. Atas dukungan dan prasangka baik yang diberikan Shara, ia mulai

bersemangat bahwa ada secercah kemungkinan Will masih hidup dan ditemukan. Pagi

itu ia memberikan surat untuk Will John  pada Shara Shetty.

                                                                Bersambung

BAB II ABRAHAM GELLIER

Cerita Sebelumnya

                Surat yang diterima Will John dari Paman Boro Stockson yang mengabarkan kematian Neneknya

Olivia John membuat dunia Will runtuh. Dalam kehampaan hatinya ia memutuskan

untuk berkelana mengembarai dunia. Sementara itu Shara Setty yang kehilangan

sahabat- sahabatnya, yaitu kehilangan Will John dan Tom Garsen membuatnya juga

memutuskan untuk mengembara, Namun sebelum pergi, Shara menerima titipan surat

dari Nenek Olivia John, bila saja dalam pengembaraannya itu menemui will.

                                                            ***

“Astaga Pak !!! “ Teriak ibu Shara Setty menuruni tangga rumahnya. Teriakannya itu membuat

Ayah Shara Setty yang berada di ruang bawah terkejut.

“Ada apa ?” Tanya Ayah Shara pada ibunya yang baru saja menuruni tangga dari kamar Shara

yang memang berada di lantai atas.

“Shara Kabur …dia tidak ada dikamarnya …hiks hiks” Ibu Shara menagis cemas.

“Apa ?  sial…,. Panggil Bi Rolly cepat !” kata ayah

Shara meminta pembantu- pembantunya memanggil Bi Rolly yang tak lain adalah Ibu

Tom Garsen.

Setelah Bi Rolly sampai di ruangan itu. Ayah Shara settee langsung membuat kesimpulan

dengan mengatakan, “Bi Rolly, Anakku Shara pasti menyusul anakmu !, katakana

kemana dia pergi !”

“Maaf Pak, saya tidak yakin seperti itu. Kalau memang demikian sepertinya ..”

“Kemana dia …” Potong Ayah Shara.

“Tom Ke Mount City …” Ucap Bi rolly sedih.

“Bu Panggil Bilt dan Pilt , perintahkan mereka untuk menemukan Shara !” Perintah Ayah Shara

pada Ibunya untuk meminta dua orang pembantu mereka yaitu Bilt dan Pilt untuk

pergi ke Kota Mount City menemukan Shara.

Tak lama kemudian Bilt dan Pilt masuk ke ruangan itu untuk menghadapi kemarahan dan

perintah Ayah Shara.

“Bilt …dank au Pilt “

“Ya Pak …” seru mereka bersama.

“Aku menerintahkan kalian untuk menemukan Shara di Kota Mount City !” perintah Ayah

shara.

“Baik Pak , kapan kami pergi “ Tanya mereka kikuk.

“SEKARANG !” Ayah Shara makin marah.

“Siap Pak …” Seru mereka bergegas.

“Ingat kalau kalian tidak kembali membawa Shara, Anakku. Jangan Injakkan kaki lagi di Desa

Gandum ini !” Ancam Ayah Shara.

“Itu hal yang mudah pak, tidak ada sudut kota Mount City yang tidak kami ketahui …” kata

mereka sombong dan berlalu.

                                                            ***

Sungai mengalir berkelok mengikuti lembah yang panjang, alur lembah yang memanjang

yang berasal dari ujung pegunungan. Pada bagian yang menjadi dataran penduduk

menjadikan daerah subur itu menjadi ladang- ladang gandum dan pada bagian yang

tak jauh darinya, dimana masih terdapat perbukitan kecil dan lembah yang sempit

aliran sungai memanjang sehingga dinamakan daerah itu dengan sebutan River Longer.

Di Kota River Longer terdapatlah panti asuhan yang cukup besar. Hari ini di panti itu anak

berumur 14 tahun bernama Abraham Gellier. Tegak di ruangan Ibu Panti. Tubuhnya

telah tinggi tegap di usia remajanya. Ham, begitu ia dipanggil teman- temannya

beberapa hari ini murung. Ada yang mengganggu pikirannya. Ia begitu ingin tahu

keberadaan orang tuanya. Karena itulah pagi ini ia menuju ruangan Mama Azalina.

Ham ingin Mama Azalina menceritakan tentang orang tuanya, walau sedikit.

“Baiklah, Abraham. Anakku, kau adalah salah satu Anak dari korbam gempa bumi yang melanda

Kota Mount City dua belas tahun lalu.”

“…”Abraham terdiam, ia begitu serius menunggu lanjutan kata- kata dari Mama Azalina.

“Dan kau terpisah dari orangtuamu, Apa kau masih bisa mengingat barangkali sedikit

tentang mereka ?” Tanya Mama Azalina balik.

“Tidak Mam…”

“Sekarang bisakah Mam member petunjuk tentang keberadaan orang tuaku. Aku akan mencarinya

“ Abraham memohon.

“Pasti warga Mount City, tapi tak ada petunjuk apapun. Setelah keadaan pulih dari gempa tak

seorang pun keluargamu yang menjemputmu. Atau barangkali mereka tidak

mengetahui kau terbawa jauh ke River Longer “ Cerita Mama Azalina.

“Aku akan mencari petunjuk ke Mount City, Izinkan aku Mam …” mohon Abraham Lagi.

“Juka kau sanggup berkelana sendiri, maka dengan berat hati Mam mengizinkanmu “ ucap Mama

Azalina member izin.

“Aku sanggup Mam…”Mata Ham berbinar- binar. Ia memeluk Mama Azalina. Demikianlah pergilah

Abraham Gellier hari itu menuju Mount City. Di iringi tangisan teman- temannya di panti.

                                                            ***

Hari telah gelap Abraham Gellier belum jua sampai ke Kota Mount City. Memasuki kota

pegunungan itu, ia sepertinya harus beristirahat dan mencari penginapan di

perbatasan. Di kawasan tebing, yang begitu menanjak Abraham melihat sebuah

penginapan sederhana.

Penginapan yang dilihat Abraham dari kejauhan sepertinya adalah penginapan murah yang

sesuai dengan uang yang dimilikinya. Cukup jauh lagi, namun ia tidak sanggup

lagi berjalan. Maka duduklah Abraham di bawah pohon besar, Pohon Zaitun yang

tua. Namun Abraham tidak menyadari ada sesuatu makhluk di belakangnya.

“Hai gadis…mengapa kau menangis ?”Tanya Ham pada sesosok gadis yang ia temukan

tengah menangis.

“Aku bersedih untuk semua kemalanganku sepanjang hidupku hiks …hiks…” ucap gadis itu.

“Apakah itu, boleh aku tahu ? barangkali aku bisa menghiburmu gadis …” pinta Ham.

“Baiklah, jangan terkejut !” balas gadis yang menangis itu.

“Sejak aku kecil, aku sudah di temukan sebagai bayi di tong sampah. Aku ditemukan pemungut

sampah dan menjadi seorang yang miskin …” gadis itu berkeluh kesah bercerita

sampai bulan naik tinggi.

“Wahhh ..!!” teriak gadis itu berubah wujud menjadi lebih menakutkan.

“Oh…” sahut Abraham sedikit terkejut, namun ia tidak beranjak.

“Mengapa kau tidak takut padaku, Aku adalah hantu dan Rohku dipenjarakan di pohon ini !”

Tanya Hantu itu.

“Tidak karena kau adalah hantu yang bersedih, untuk apa aku harus takut, aku bersimpati

padamu …” jawab Ham.

“Kalau begitu berjanjilah padaku kau akan selalu bersedih …” pinta Hantu itu.

“Tidak. Aku membebaskanmu dari penjaramu dan kesedihanmu !” Pinta Abraham balik.

Kemudian Abraham berpaling pergi secepatnya. Namun ia teringat sesuatu dan berbalik,

berpaling kebelakang. Tapi tak ia temukan wujud hantu gadis itu lagi.

“Ohhh…sial , siapa nama nya “ keluh Abraham.

Aneh hilang dan kembali senyap disambut lolongan srigala dari kejauahan. Membuat Ham

bergegas menuju ke penginapan itu. Agar lebih aman dari gangguan.

Ham menggegaskan langkah menuju penginapan yang asri. Dengan cukup payah Ham

akhirnya membuat penjaga penginapan terbangun.

“Maaf nak tidak ada lagi kamar “

“Tapi kek , saya benar benar butuh, ini hanya satu- satunya penginapan di akhir perjalanan

saya hari ini.” Pinta Ham.

“Ya Baiklah. Tapi ini kamar istimewa yang harganya diatas rata- rata paling mahal” jawab

kakek itu.

“Kek, ada lagi satu kamar kecil di dekat dapur …” sela cucu kakek itu. Yang membuat Ham lebih

bersemangat.

“Oh baiklah … maaf kalau ukuran kamar yang itu kecil dan kurang nyaman” kata kakek itu pada

Ham.

“Tidak apa apa Kek…” ucap Ham

“Terimakasih …” ucap Ham pada gadis sebayanya, yang memanggil kakek penjaga penginapan

dengan ‘Kakek’.

“Kek , mengapa mata anak itu bitu dan murung “ Tanya gadis itu pada kakeknya setelah

mengantarkan Ham ke kamarnya.

“Barangkali, ia terjerat oleh Hantu di pohon zaitun besar di ujung sana”

“Apa kakek bisa menolongnya ?” Tanya gadis itu.

“Baiklah besok pagi saja …” balas kakeknya.

                                                                ***

Pagi harinya di penginapan.

Langkah kaki mendekati kamar penginapan, kamar kecil di dekat dapur. Kamar yang disewa

Abraham Gellier. Langkah kaki itu adalah Kakek pemilik penginapan.

“Nak ! Permisi…”

“Tuk …tuk…” Kakek mengetuk pintu.

“Nak …keluarlah, kami ingin memberimu penangkal dari gangguan Hantu di pohon besar

di ujung jalan.” Jelas Kakek sembari mengetuk pintu sekali lagi.

“…” Hening, tak ada jawaban.

“Nak… Maafkan aku terpaksa mendobrak …” Kata Kakek marah.

“Brak …!” Pintu terbuka, tetapi betapa terkejutnya Kakek. Tidak ada seorang pun di dalam

kamar.

“Brengsek ! kau…” Marah Kakek sembari melempar penangkal Hantu di Ujung jalan.

“Bodohnya Aku. Aku tidak mengenal anak itu dan telah mengizinkannya tinggal disini. Aku

tertipu karena pergi tanpa meninggalkan uang sewa.” Sesal Kakek itu.

“Kek . Apa ia kabur ?” Tanya cucunya.

“Iya. Ini salahmu Nujumi. Kau yang mengizinkannya dan memberinya kamar di ujung dapur

ini. “ Kata kakek itu pada gadis yang dipanggilnya Nujumi.

“Kalau boleh tahu kemana tujuannya Kek ?”Nujumi juga marah.

“Mount City “

“Kalau begitu izinkan aku mengejarnya untuk membayar hutangnya “ Pinta Nujumi.

“Baiklah hati- hati” Pesan Kakek kepada cucunya, Nujumi. Ia melepas Nujumi pergi selain ada

keperluan lain ke perkotaan. dan Mount City tak seberapa jauhlah dari penginapan itu.

                                                    Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!