Bruukkk....
Tak sengaja seorang laki-laki menabraknya.
"Aduh," Anjani memekik karena rasa sakit yang dia rasakan.
Anjani mengaduh kesakitan karena pantatnya mendarat cantik di lantai.
Dengan perasaan kesal Anjani mendongak menatap siapa yang telah berani atau sengaja menabraknya.
"Maaf saya terburu-buru tidak sengaja menabrak kamu," ucap laki-laki tersebut merasa bersalah.
"Woeee kalau jalan yang benar dong, apa kamu tidak lihat ada orang segede gini,'' bentak Anjani karena kesal.
Dia adalah Khairra Anjani yang sering di sapa Anjani, gadis cantik dan pintar primadona sekolah.
Dia adalah putri pasangan Niar dan Wahyu Maulana.
Anjani juga terkenal ramah tetapi bisa jutek kepada orang yang tidak di sukai nya maupun orang baru di kenalnya.
Laki-laki itu melongo melihat sikap bar-bar Anjani, karena kebanyakan perempuan yang pernah dia temui bersikap manis berbeda dengan Anjani.
Anjani membereskan bukunya yang berserakan di lantai di bantu cowok tersebut.
Cowok tersebut mengulurkan tangannya hendak membantu Anjani berdiri tetapi di tepis kasar.
"Aku tidak butuh bantuan mu," ucap Anjani ketus.
"Upss sorry aku benar-benar tidak lihat ada orang, kenalin aku Rizki Pratama murid baru pindahan dari Bandung," sapa Rizki mengulurkan tangannya tetapi tidak di tanggapi oleh Anjani.
"Sorry saya gak tanya," jawab Anjani sambil berlalu pergi meninggalkan Rizki yang terpaku dengan sikap dingin Anjani.
Beberapa siswa yang lewat memperhatikan mereka tetapi tidak ada yang berani ikut campur.
Sikap cuek Anjani tidak seperti cewek biasanya membuat hati Rizki tertantang.
"Keren juga tuh cewek, baru kali ini aku menemukan cewek dingin seperti dia karena biasanya cewek ngantri minta kenalan sama aku," guman Rizki merasa terpesona kepada Anjani.
"Mulai hari ini aku tandai kamu karena aku suka gayamu, apapun itu aku harus bisa cari tau tentang tuh cewek," tekad kuat Rizki.
Dia adalah Rizki Pratama murid pindahan dari Bandung. Rizki harus pindah ke Jakarta mengikuti sang ayah Rizki di pindah tugaskan di sini, Rizki terbiasa berpindah dari satu daerah ke daerah lain. Rizki anak dari pasangan Yudha Manggala dan Asti Irina. Ayah Rizki bekerja sebagai abdi negara.
Rizki pun melanjutkan langkahnya menyusuri gedung sekolah itu. Sampai akhirnya Rizki menemukan seorang siswa. Rizki bertanya kepada siswa yang berada di sekitar sana di mana ruangan kepala sekolah. Siswa tersebut menunjukkan arah ruang kepsek.
Rizki asyik menyusuri sekolah itu.
'Tempatnya bagus dan nyaman sepertinya,' batin Rizki.
Langkah kakinya berhenti kala melihat tulisan yang terpampang di depan pintu bertuliskan ruang Kepsek.
Sesampainya di depan ruangan kepsek.
Tok tok...tok... tok...
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu," Rizki mengucapkan salam sebelum memasuki ruangan itu.
" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu silahkan masuk," ucap kepala sekolah dengan tegas.
"Silahkan duduk," tunjuk Kepala Sekolah pada sofa yang ada di depan meja kerjanya.
"Maaf ada keperluan apa mencari saya?" Tanya Kepsek.
"Maaf menganggu waktu bapak, perkenalkan saya Rizki Pratama murid pindahan dari Bandung," jawab Rizki mengangkat tangan seolah ingin menjabat tangan kepala sekolah.
"Jadi kamu murid baru, untuk semua surat-surat dan keperluan kamu sudah di urus, sebentar saya telpon wali kelas kamu," jelas Kepala Sekolah pada Rizki tak lupa membalas jabatan tangan Rizki.
Kepala sekolah itu menghubungi salah satu guru yang atau wali kelas Rizki nantinya.
"Assalamualaikum halo pak Ahmad tolong keruangan saya," pinta Kepada salah satu guru.
Setelah lima menit pak Ahmad mengetuk pintu.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu,"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu," jawab Rizki maupun kepala sekolah.
"Silahkan masuk pak Ahmad,"
"Perkenalkan ini Rizki murid pindahan dari Bandung yang nanti akan di tempatkan di ruang kelas Pak Ahmad," jelas Kepala Sekolah kepada Pak Ahmad.
"Saya Ahmad wali kelas kamu nanti,"
"Terimakasih Pak dan mohon bimbingannya," ucap Rizki sopan.
"Maaf pak tolong tunjukkan ruang kelas pada Rizki," ucap kepala sekolah.
Pak Ahmad berdiri.
"Saya pamit pak," kata pak Ahmad kepada kepala sekolah.
Rizki pun ikut berdiri pamit dan mengikuti langkah wali kelasnya.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu,"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu,"
Pak Ahmad mengajak Rizki menuju kelasnya nanti, sepanjang perjalanan banyak siswa maupun siswi bertanya-tanya siapa orang yang bersama guru mereka.
☘️☘️☘️☘️
Berbeda dengan Anjani.
Anjani masuk ke dalam kelas dengan perasaan dongkol.
"Anjani sayang," sapa Vina dan Eva dengan berteriak saat melihat Anjani. Mereka berdua adalah sahabat Anjani di sekolah.
"Aduh kenapa sih pagi-pagi muka di tekuk jelek amat kayak baju belum di setrika?" Tanya Vina dengan heran saat melihat muka Anjani di tekuk cemberut.
"Aku lagi sebel sudah telat datang, tadi di depan gerbang di tabrak cowok, "jawab anjani menceritakan kekesalan nya.
"Eeiitssssss gimana muka tuh cowok cakep tidak?" Tanya Eva mode kepo tingkat tinggi.
"Hilih cowok cakep aja yang kamu pikirin sih Eva, heeem..... Dasar, harusnya kamu tanya ni Anjani lecet gak," celetuk Vina geleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya yang satu itu.
"Lihat tuh baru betul gini ni, baru sahabat baikku," kata Anjani sambil memeluk Vina.
"Hehehehe...... Anjani pasti sudah kerjain tugas pak Ahmad kan? Emm.... Apa boleh aku pinjem dong?" pinta Vina memelas.
Ternyata Vina sama saja dengan Eva ada maunya.
"Nah kali ini aku baru setuju sama Vina,"jawab Eva mendapat toyoran di kepala dari Anjani karena kesal.
"Astaghfirullah kalian berdua ini bener-bener deh sahabat gak ada setia kawan ya, teman sedang susah malah di tanyain pekerjaan rumah," ucap Anjani semakin di buat kesal dengan ulah kedua sahabat nya itu.
"Nih berhubung aku lagi baik hati rajin menabung dan tidak sombong. Nih aku pinjami nih," kata Anjani narsis sambil mengambil buku dan menyodorkannya ke Eva dan Vina.
"Nah gitu dong kan makin sayang ni,"balas Vina dan eva bersamaan.
"Tumben kalian tidak ngerjain tugas?" Tanya Anjani penasaran.
"Kemarin kita berdua keasyikan nonton Drakor sampai ketiduran lupa kerjain tugas," jawab Vina nyengir.
"Kalian tega tidak ajak aku sih," protes Anjani mengerucutkan bibirnya.
"Hehe maaf," ucap mereka berdua berbarengan.
"Kemarin kan aku nginap di rumah Vina karena orang tua Vina lagi ada kerjaan di luar kota,"jawab Eva.
"Ayo cepat kalian kerjain tugas nya sebelum pak Ahmad datang," ucap Vina yang sudah mulai menyalin pekerjaan Anjani.
Kelas masih ramai ada yang sedang piket, sedang makan maupun mencontek pekerjaan temannya.
Anjani mempunyai sahabat dari SMP sampai SMA mereka ber tiga selalu bersama-sama
Akhirnya mereka berdua selesai mengerjakan tugas dan duduk santai menunggu bel tanda masuk sekolah.
Sampailah Rizki dan Pak Ahmad di depan ruang kelas.
"Assalamualaikum pagi murid-murid," sapa pak Ahmad.
Rizki mengekor guru itu masuk keruang kelas.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu," jawab murid serempak.
"Harap semuanya diam sebentar," perintah pak Ahmad tegas.
"Hari ini kedatangan murid baru pindahan dari Bandung," ucap pak Ahmad membuat siswa maupun siswi penasaran.
"Kalian pasti bertanya siapa yang di samping saya," tanya pak Ahmad.
"Bapak tau saja pikiran saya," celetuk siswi perempuan.
"Haha tau aja kamu kalau ada yang bening," jawab siswa lainnya.
"Yee sewot," balasnya kesal.
"Ha ha ha ha ha....." Gelak tawa dari semua siswa mendengarkan keributan dua murid tadi.
"Diam," Bentak pak Ahmad merasa kesal. Mendengar teriakan pak Ahmad yang nyaring membuat mereka semua yang ada di ruang kelas memilih diam sebentar.
"Rizki silahkan maju, perkenalkan dirimu pada temanmu yang lainnya," perintah pak Ahmad kepada murid baru itu.
"Halo semua perkenalkan saya Rizki Pratama murid baru pindahan dari Bandung," kata Rizki di depan semua murid.
Bersambung....
"Halo semua perkenalkan saya Rizki Pratama murid baru pindahan dari Bandung," kata Rizki di depan semua murid.
"Kalian bisa memanggil saya dengan Rizki," ulang kata Rizki.
Beberapa siswi merasa terpesona akan ketampanan Rizki.
Tanpa sengaja pandangan Rizki tertuju pada sosok perempuan cantik. Sungguh Rizki tidak menyangka kalau dirinya akan sekelas dengan perempuan yang di tabrak nya tadi, perempuan yang mampu membuatnya penasaran.
Lamunan Rizki buyar mendengar ada seseorang yang bertanya lagi padanya.
"Kamu suka hobi apa?" celetuk siswa di pojok belakang di tanggapi senyuman.
"Hobi saya main basket, ada yang perlu di tanyakan lagi," jawab Rizki tegas dengan senyuman dan siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona.
"Meleleh aku lihat senyummu bang," ceplos Vina secara refleks.
"Sudah punya pacar belum," tanya siswi di depan dan mendapatkan tatapan horor pak Ahmad.
"Hehe bercanda pak," siswi itu cengengesan saat tahu pak Ahmad menatap dirinya horor.
Karena beberapa perempuan ribut membuat pak Ahmad sedikit kesal. Pak Ahmad pun menghela nafas panjang.
"Sudah jangan ribut semua," perintah pak Ahmad tegas.
"Ya elah pak tanya doang," kata siswi yang tak terima.
"Ya sudah cepat jawab Rizki biar nih cewek-cewek tidak berisik," sindir pak Ahmad menatap murid nya tadi sinis.
"Saya belum berfikir mencari pacar," jawab Rizki santai.
"Wuiih cakep banget tu cowok ya Anjani," Vina berbisik di telinga Anjani.
"Cakep apa nya standar Abang cimol di perempatan" jawab Anjani seenaknya.
Anjani pun merasa jengah, mendengar siswi-siswi yang antusias kepada cowok di depan.
'Hadehhh kenapa tuh cwok masuk kelas ku, gayanya aja sok cool kegantengan, eh tapi ganteng sih... astaghfirullah sadar Anjani tuh cowok nyebelin yang nabrak kamu,' batin anjani kesal.
"Anjani Anjani Anjani "Vina menggoyang kan lengan Anjani.
"Hayo kenapa diam aja dari tadi atau kamu naksir ya ngaku aja sih jangan malu?" Tanya Eva dengan nada jahil untuk menggoda Anjani, namun justru Eva mendapat tatapan tajam dari Anjani.
"Ih apa'an sih bisa GR tuh cowok, perasaan tuh cowok yang nabrak aku di gerbang sekolah tadi," kata Anjani sambil berfikir.
"Ha beneran," tanya Vina kaget sekaligus kepo.
Sedangkan Anjani mengangguk sebagai jawaban.
Semua siswa-siswi fokus menatap ke arah Rizki, Berbeda dengan Anjani dan sahabatnya malah asyik berbisik di belakang entah membahas yang tak penting.
Pak Ahmad pun menyuruh Rizki duduk.
"Rizki kamu duduk di samping Ibra,"tunjuk pak Ahmad ke bangku kosong yang di depan Anjani
"Tapi pak ini bangku tempat duduk firman" protes Anjani karena tak ingin tuh murid baru dekat-dekat dengan bangku miliknya.
"Firman masih sakit jadi biar Rizki duduk di sana atau nanti setelah Firman sembuh bisa duduk di pojok belakang samping Ega, " jawab pak Ahmad mengingatkan Anjani.
"Nanti kalian saja yang mengaturnya," ucap pak Ahmad.
Rizki dengan senyum mengembang duduk di depan Anjani
'Tidak menyangka bisa ketemu dengan cewek tadi, memang jodoh tak akan lari kemana,' batin Rizki.
"Hai maaf soal tadi pagi, kalau boleh saya mau kenalan nama ku Rizki kalau boleh tau nama kamu siapa? "sapa Rizki sambil menjabat tangan Anjani.
"Apaan sih kamu seenaknya pegang-pegang tangan ku dan siapa bilang mau kenal kamu, mimpi!" ketus Anjani menepis tangan Rizki karena masih kesal.
"Kenalin namaku Vina," sapa Vina yang menyerobot menjabat tangan Rizki.
"Hmm, " jawab Rizki dengan malas karena niatnya mau kenal dengan Anjani tetapi tidak mendapatkan respon baik.
"Abi", panggil pak Ahmad salah satu siswa yang menjabat ketua kelas.
Tetapi karena kelas berisik jadi yang di panggil tidak mendengar.
"Tolong semua diam, jangan berisik,"perintah pak Ahmad ke pada semua siswa.
"Abi," ulang perkataan pak Ahmad.
"Iya pak,"jawab Abi berdiri mengangkat tangan ke atas.
"Kumpulkan semua tugas kemarin,"perintah pak Ahmad kepada ketua kelas.
"Waduh mampus ni belum selesai aku tinggal 2 nomor lagi "bisik Eva di telinga Anjani dengan perasaan takut dan gugup karena belum selesai mengerjakan tugas dan kalau ketahuan guru mencontek bisa dapat nilai merah.
"Cepat kerjain nya jangan ngobrol terus," perintah Anjani.
"Alhamdulillah akhirnya kelar juga" ucap Eva sumringah.
"Ini tugasku Abi sayang," ucap Eva mengedipkan matanya sambil menyerahkan tugas ke pada Abi.
"Ok sayang", jawab Abi kepada Eva.
Eva dan Abi pacaran sejak duduk di kelas 2
sampai sekarang di kelas 3, Abi sosok yang humoris sangat cocok dengan Eva yang bawel dan rame.
Sedangkan Vina memiliki pacar Tian berbeda sekolah dengan Vina. Tian lebih memilih sekolah SMK N jurusan teknik mesin.
Tian bertekad meneruskan usaha bengkel keluarganya karena ayahnya sedang sakit.
Sedangkan diantara mereka bertiga Anjani lah yang masih jomblo.
💮💮💮💮
Setelah 2 jam penuh pak Ahmad mengajar pelajaran matematika...
"Tugas untuk besok, semuanya jangan lupa kalian kerjakan soal halaman 23 sampai 25 pokoknya besok harus sudah di kumpulkan dan cukup di sini perjumpaan kita sampai ketemu esok hari lagi dan sekali lagi jangan sampai lupa tugasnya di kerjakan,"
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu."
"Huuu akhirnya pelajaran pak Ahmad kelar juga" keluh Vina menghela nafas berat.
"Hai kenalin namaku Ibra, "sapa Ibra menjabat tangan ke Rizki.
"Oh senang berkenalan dengan kamu, aku Rizki salam kenal, "balas Rizki ramah.
"Tadi kalau tidak salah aku dengar kalau hobi kamu tuh basket ya, mau gak gabung sama tim gue dan Abi" tanya Ibra dengan antusias menunggu jawaban Rizki.
"Ok aku mau, dengan senang hati ku terima tawaranmu, "jawab Rizki mantap.
Tet tet tet......
Bunyi bel pergantian pelajaran.
Tap...tap...suara langkah kaki mengenai sampai di telinga para murid, ternyata waktunya pelajaran guru kesenian.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu," sapa guru yang baru masuk kelas.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu."jawab murid serempak melihat guru kesenian datang.
Setelah 2 jam pelajaran kesenian pun berakhir....
Tet...
Tet....
Tet....Bunyi bel sekolah menandakan waktunya istirahat
"Hai ke kantin yuk," ajak Abi kepada Eva ,Vina dan Anjani.
"Bagaimana?" tanya Vina kepada kedua sahabatnya itu.
"Kalau aku terserah sama kamu dan Eva" jawab Anjani.
"Let's go ayo kita ke kantin beli bakso bang Asep," ajak Eva dengan semangat membayangkan bakso pedas yang akan dia nikmati nanti.
"Ayo Rizki kita ke kantin, di sekolah ini bakso bang Asep paling yahud, "ajak Ibra antusias memperkenalkan makanan yang terkenal lezat di sekolahnya.
"Ok gue juga suka bakso kok" jawab Rizki dengan senang hati apalagi ini hari pertama dia di sekolah ini.
Akhirnya Rizki ikut Ibra ke kantin, di perjalanan menuju kantin Rizki menanyakan semua mengenai sekolah.
"Ibra itu Anjani sudah punya pacar apa belom?" tanya Rizki begitu penasaran dengan sosok Anjani.
"Belum sih, emang kenapa jangan bilang kalau kamu suka ya sama Anjani? Hayooo,,,, ngaku saja deh karena percuma Anjani gak mau pacaran sebelum lulus sekolah apalagi sifatnya dingin banget kalau ada lelaki yang berusaha dekat dengan dia, " jawab Ibra mengutarakan apa yang dia ketahui.
"Kok kamu bisa tau tentang Anjani," tanya Rizki penuh selidik.
"Siapa sih yang tidak tau tentang Anjani, cewek cantik primadona sekolah kita," jawab Ibra dengan cepat.
"Oh kirain kamu suka dengan Anjani," kata Rizki seolah tak rela kalau Anjani di sukai pria di samping nya.
"Dari SD aku sudah kenal Anjani dan dari dulu aku selalu sekelas dengan anjani," jawab Ibra mengingat masa kecilnya yang selalu bersama Anjani.
Mendengar jawaban dari Ibra membuat Rizki merasa lega, entahlah mungkin hati nya sudah tertambat kepada Anjani.
Bersambung.....
Suasana sekolah tampak ramai siswa siswi berhamburan menuju kantin.
Sesampainya di kantin sekolah.
Suasana kantin begitu ramai dan untung saja teman Ibra sudah memesan tempat duduk sehingga Rizki dan Ibra tidak perlu mengantri.
Tanpa sengaja Rizki melihat ke arah Anjani sedangkan Anjani terlihat cuek dan asyik ngobrol bersama sahabat nya.
Dari kejauhan Rizki mengangumi kecantikan alami Anjani, sungguh indah makhluk ciptaannya itulah yang dipikirkan oleh Rizki.
"Wwoeeee," tegur Ibra menyenggol lengan Rizki karena melamun.
"Jangan bilang kalau kamu lagi lihatin Anjani ya, cie sampai segitunya," tebak Ibra meledek ke arah Rizki.
"He he he tau aja sih kamu, "jawab Rizki merasa canggung.
Sampailah Ibra di meja dan menyapa temannya yang berbeda ruang kelas.
"Hai kenalin nih murid baru namanya Rizki," kata Ibra menunjuk ke arah Rizki sedangkan Rizki mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan teman Ibra.
"Hai semua namaku Rizki,"
"Hai kenalin aku Reza,"
"Ini namanya Kiki dan itu Azril," kata Reza menunjuk ke arah dia temannya.
Setelah memperkenalkan Rizki, Ibra mulai memesan makanan untuk Rizki.
"Oh yah kamu mau pesen apa? biar nanti aku yang ambilkan," tanya Ibra hendak berdiri.
Rizki melihat menu yang ada di daftar.
"Aku bakso urat satu sama es jeruk, tetapi es nya sedikit saja , "jawab Rizki.
Berbeda dengan meja yang di tempati Anjani dan kawan-kawan.
"Eh Jan, tuh kamu lihat ada Rizki dan kayaknya sih Rizki lihatin kamu terus tuh mungkin naksir sama kamu," celetuk Eva menunjuk ke arah Rizki.
"Yuppps kelihatannya sih juga begitu menurutku," sahut Vina mendengar perkataan Eva.
"Jangan ngaco kalian berdua bisa aja tuh murid baru melihat ke arah lain, kalian berdua jangan punya pikiran macam-macam," elak Anjani kepada dua sahabat nya.
"Rizki Jan namanya," ucap Eva protes karena Anjani engan menyebutkan namanya.
"Kamu tidak ada rasa tertarik sama atau suka gitu sama Rizki," tanya Vina penasaran.
"Kalian tanya apa sih tidak jelas," jawab Anjani kesal karena mereka berdua membahas tentang anak baru itu.
"Ayolah Jan tinggal jawab aja," pinta Eva.
"B aja sih ," jawab anjani dengan muka masam.
"Anjani lihat tuh senyum nya Rizki bikin meleleh,"sahut Eva lupa kalau ada sang pacar di dekatnya.
"Eehemm beb gua di sini loh,"sahut Abi merasakan cemburu.
"Eeh iya beb, tenang di hati Eva cuma ada beb tersayang ," jawab Eva dengan muka di buat seimut mungkin karena takut sang pacar merajuk manja.
"Bohong, tapi tuh mata lihatin Rizki sampai segitunya", jawab Abi dengan muka cemberut
"Tidak beb, masa sih perasaan lihatnya biasa saja," jawab eva sambil salah tingkah karena ketahuan oleh sang pacar.
"Haha rasain tuh makanya tuh mata jangan nakal, Jewer aja Bi telinganya kalau nakal", sahut Vina di iringi tawa meledek Eva.
" Wah ide bagus tuh Vin", sahut Anjani mendukung perkataan Vina.
"Iihhh kalian berdua apaan sih, kalian tuh teman aku harusnya dukung aku bukannya seneng lihat aku menderita," kata Eva merajuk memanyunkan bibirnya.
"Rasain tuh, sudah ada Abi di samping tetapi masih saja tuh mata lirik sana sini," sahut Anjani.
"Ikat aja Bi pakai rantai kapal," saut Vina di angguki Anjani.
"Ih jangan sekarang beb nanti saja ya nunggu aku lulus kuliah ya beb baru ikat aku pake cincin berlian," jawab Eva dengan senyum mengembang.
"Haha jadi bang Toyib dulu tuh si Abi ", celetuk Vina masih tertawa mendengar kata Eva.
"Ish beb diam aja pacarnya di bully," adu Eva ke Abi dengan gaya merajuk.
"Lebay," ucap Vina dan Anjani berbarengan dan ber tos ria.
"Ayo cepat beb makannya sebentar lagi mau masuk jangan ngobrol aja," perintah abi melihat makanan Eva masih banyak sedangkan kedua sahabatnya sudah habis.
"Ok siap beb," jawab eva
Vina dan Anjani mereka menunggu Eva menghabiskan makanannya sambil bercanda ria.
Sedangkan Ibra dan Rizki juga asyik menikmati bakso bang Asep
"Ternyata enak juga ni bakso," kata Rizki menikmati rasa baksonya.
"Tentu saja ini bakso terenak di sekolah ini", sahut Ibra dengan mulut penuh.
"Ayo cepat sebentar lagi bel masuk kelas," kata Ibra melihat jam pergelangan tangan nya karena suasana kantin agak sepi.
"Aku sudah selesai, ayo kita bayar," ajak Ibra.
"Nih sekalian sama makanan kalian," ucap Rizki menyerahkan uang lembar seratus ribuan.
"Tapi ," ucap Ibra terpotong karena Rizki menolak uangnya dikembalikan.
"Thanks ya bro," ucap Kiki dan yang lainnya di angguki oleh Rizki.
"Ayo, kita duluan ya," ajak Rizki pada Ibra dan tak lupa berpamitan pada yang lain.
Tet tet tet tet....
Bel tanda masuk berbunyi
Setelah mereka semua selesai makan mereka semua menuju ke ruang kelas.
Skip
"Sampai di sini anak-anak perjumpaan kita, ketemu hari Senin mendatang," ucap guru tersebut.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu " guru kimia memberi salam dan keluar menuju kantor.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu,"jawab siswa dan siswi serempak.
"Hay Anjani, mau tidak aku antar pulang," ajak Rizki meskipun canggung tetapi dia bertekad mendekati Anjani.
Anjani merasa kaget mendengar ajakan Rizki.
"Maaf ya tetapi aku bawa motor sendiri,"jawab Anjani.
Beberapa siswa maupun siswi memperhatikan mereka, banyak siswi yang merasa cemburu dengan Anjani tetapi mereka takut karena sifat dingin Anjani.
Anjani berdiri langsung keluar ruang kelas meninggalkan Rizki yang menatapnya.
Sampai di gerbang sekolah.
"Bay semua,"
"Bay Anjani," jawab kedua sahabatnya
"Eva gue duluan ayang gue Uda jemput", sahut Vina
"Bay Vina..."
"Abi hati-hati bonceng Eva awas jangan sampai lecet," sahut Vina yang sudah duduk di jok motor.
Sedangkan Rizki memandangi Anjani dari kejauhan dengan perasaan kagum.
Rizki semakin penasaran saja dibuatnya sama Anjani.
Terdengar suara nada sambung panggilan ternyata suara nada hp Rizki berbunyi.
Dengan cepat Rizki mengambil headphone yang ada di saku celananya.
"Aduh siapa sih yang telp, tumben mama telp?" kata Rizki melihat nama di panggilan itu.
"Assalamualaikum ma," sapa Rizki mengangkat panggilan itu.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu, Ki cepat pulang di rumah lagi ada Mas Andra sama istri nya dan ponakan kamu yang cantik, cepat pulang jangan mampir ke mana-mana," perintah sang mama tegas.
"Iya iya ma rizki langsung pulang kok gak mampir ke mana-mana," jawab rizki patuh.
Mendengar kalau sang Abang pulang membuat hati Rizki begitu bahagia karena sudah lama tidak bertemu dengan Abangnya.
Akhirnya Rizki melajukan motor kesayangan nya, membelah jalanan kota yang sedikit macet. Rizki harus pintar mencari cela agar dia cepat sampai di rumah.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!