NovelToon NovelToon

Di Ujung Penantian

Menunggu Waktu

Nadira Putri Padma seorang gadis remaja yang terpakasa hidup dengan kehampaan, dia harus rela terpisah jauh dari kedua orang tuanya yang kini sedang mencari kesembuhan untuk penyakit langka sang mama. Meski semua keperluan Nadira selalu terpenuhi, namun kasih sayang yang nyata dari kedua orang tuanya yang selalu Nadira harapkan.

"Maaf sayang,papa dan mama tidak jadi pulang, kondisi mama tiba-tiba drop lagi." Ucap papanya melalui sambungan telphon di pagi hari. Sontak saja itu membuat Nadira kehilangan moodnya.

Sudah berkali-kali orang tuanya selalu menunda kepulangan mereka, kalimat itu sudah Nadira dengar berulang-ulang kali. dan seharusnya ia sudah terbiasa dengan itu, namun tetap saja ia selalu kecewa setiap mendengarnya.

Mamanya memiliki penyakit yang langka membuatnya hanya tertidur lama di atas kasur, bahakn penyakitnya ini sudah berdampak pada kehidupannya, sehingga semua otot-ototnya lemah karena jarangnya bergerak.

Dia sadar bahwa orang tuanya sedang dalam kesulitan, mereka pasti juga sedih harus meninggalkan anaknya seorang diri, mereka pasti khawatir, dan keputusan ini adalah yang terbaik untuk semuanya.

...****************...

Nadira hanya diam saja di dalam kelas saat bel tanda istirahat berbunyi, yang biasanya dia bersama sahabatnya yang bernama Kayla selalu bergegas menuju kantin, kini hanya Kayla seorang diri menuju kantin.

"Gue titip minuman ya kay." Ucap Nadira yang menidurkan kepalanya di atas meja, Sorot matanya terus memperhatikan ke arah luar jendela, melihat beberapa siswa sedang menghabiskan waktu istirahatnya dengan bermain basket.

"Oke!" Jawab Kayla bergegas berlari keluar kelas.

Kayla adalah sahabat satu-satunya yang Nadira miliki, ia adalah perempuan yang sangat energik, dalam kesehariannya dia selalu saja bisa membuat Nadira tertawa dengan tingkah konyol yang di buatnya. dan itu sangat berbading terbalik dengan Nadira, dia cenderung pendiam, karena sudah terbiasa menyendiri. Hidup jauh dari kedua orang tua membuat kehampaan di hatinya. Bahkan Nadira memaksa Kayla untuk tinggal di rumahnya, menemani dirinya mengisi rumah yang amat besar dan terasa kosong, paska kedua orang tua Nadira pergi.

Nadira memfokuskan pandangananya melihat bola basket yang terus saja beralih dari tangan satu, ke tangan lainnya, begitu sangat di inginkan untuk mencapai kemenangan yang membuat bersorak sorai bahagia. Ia ingin seperti bola basket itu, menjadi perempuan yang di inginkan, namun sayangnya tak pernah ada yang benar-benar menginginkan bahkan membutuhkannya. termasuk kedua orang tuanya.

Tak terasa Nadira beranjak dari tempat duduknya, kakinya melangkah membawanya sampai tepat di bangku pinggir lapangan, kemudian ia mendaratkan tubuhnya duduk di bangku tersebut untuk lebih jelas melihat para siswa yang sedang bermain memperebutkan bola basket tersebut.

"Nadira..." Ucapnya lirih saat melihat Nadira sedang duduk di pinggir lapangan. Entah sejak kapan Nadira berada di sana, Liam tidak menyadarinya.

Liam Alexander siswa kelas XII, yang terkenal Nakal dan hanya bermain-main saja dari pada fokus untuk belajar. Namun tak bisa dipungkiri prestasinya dalam bidang olah raga membuat harum nama sekolahnya.

Kini ia sedang bermain basket bersama teman-temannya, dia sedang berlatih untuk pertandingan terakhirnya sebelum dirinya lulus dari sekolah ini.

"Iam, bukannya itu Nadira?" Tanya Temannya yang juga teralihkan karena melihat Liam yang berdiri mematung.

Temannya sangat tahu bahwa sudah lama Liam menaruh hati untuk Nadira. Bahkan sejak awal Nadira masuk ke sekolah ini. Saat ospek sekolah di adakan.

Dari hari itu Liam selalu saja memperhatikan Nadira dari kejauhan, dia tidak memiliki keberanian untuk mendekati Nadira, dia justru selalu membuat Nadira melirik sinis kearahnya. Entah mengapa Liam selalu bertingkah menyebalkan setiap ada Nadira, alih-alih membuat Nadira kagum akan dirinya, Liam justru membuat Nadira kesal jika melihatnya. Mungkin itu cara Liam menarik perhatian Nadira, Namun caranya itu ia sadari salah.

"Iya, ayo main lagi." Teriak Laim melanjutkan permainannya.

Tak biasanya Nadira datang menonton permainan basket, dan itu membuat Liam cukup terkejut dan juga senang.

"Ternyata lu di sini Nad." Ucap Kayla yang sedari tadi mencari keberadaan Nadira karena hendak memberikan minuman titipannya.

Nadira menoleh dan mengambil minumannya dari tangan kayla. yang masih berdiri karena melihat permainan basket kakak kelasnya yang begitu seru.

"Nad, gue rasa Liam dari tadi liatin lu." Ucap Kayla berbisik.

Refleks Nadira menarik Kayla sampai terduduk, agar tidak terlihat bahwa mereka sedang membicarakan Liam.

"Udah Kay, cuekin aja." Jawab Nadira sedikit memalingkan wajahnya.

"Tu...tuh...Nad dia ngelirik lagi." Gemas Kayla, dengan menepuk nepuk bahu sahabatnya, agar melihat kearah yang sama dengannya.

"Apaan sih Kay, ayo lah balik kelas." Kesal Nadira yang kemudian beranjak dengan menarik tangan kayla untuk segera meninggalkan lapangan basket.

Nadira sangat kesal, karena dia selalu saja di kaitkan dengan Liam. Itu semua berawal saat ada salah seorang kakak kelasnya yang menegur dirinya karena mendengar gosip kedekatannya dengan Liam, itu terjadi saat awal ia masuk sekolah. bahkan ia di tuding lebih dulu mencari perhatian Liam. Mungkin kakak kelasnya cemburu karena kebetulan saat MOS dia lebih sering berinteraksi dengan Liam. Dari situlah ia selalu menghindari Liam dan tidak ingin di sangkut pautkan lagi.

Terlihat sorot mata Liam kecewa dengan kepergian Nadira, dia berharap Nadira akan lebih lama berada di pinggir lapang lebih lama lagi, meskipun bukan untuk memperhatikan permainanya.

Tepukan tepat di pundak liam, menyadarkan Liam yang sedari tadi hanya diam tak meneruskan permainanya.

"Gue istirahat dulu." Ucapn liam berjalan ke pinggir lapang, dan mengambil handuk serta minuman miliknya. Liam duduk tertunduk merasakan deru nafas setelah olahraga.

Ini bukan kali pertama Nadira bersikap acuh kepadanya, dia sudah terbiasa dan semakin itu terjadi semakin dalam rasa penasarannya kepada Nadira.

"Bro, kok ngelamun?" tegur Temannya yang mengikuti Liam untuk beristirahat.

"Lo pasti kepikaran Nadira. Come on bro, mau sampai kapan?, ini tahun terkahir kita disini." Lanjut temannya yang menyemangati Liam untuk melangkah lebih panjang demi mendaptkan pujaan hatinya.

Ini kesempatan Liam, ia sudah menunggu sejak satu tahun yang lalu, dan sebentar lagi dia akan meninggalkan sekolah ini. maka tidak ada waktu lagi untuknya jika tidak segera mengutarakan perasaan yang ia miliki untuk Nadira.

Sebenarnya tanpa sepengetahuan temannya ia pernah mengutarakan perasaannya kepada Nadira, Namun Nadira segera menolaknya tanpa alasan yang jelas. mungkin Nadira tidak meliha keseriusan dalam dirinya atau Karen sikap Nakalnya yang mungkin membuat Nadira tidak nyaman berada di dekatnya.

"Eemm... gue masih nunggu waktu yang pas." Jawab Liam nampak sangat ragu.

"Semoga waktu itu segera datang." Ucap Temannya yang kini beranjak dan kembali melanjutkan permainan.

Liam mencerna kembali apa yang baru saja temannya ucapkan. Semua itu ada benarnya, jika tidak sekarang maka dia tidak memiliki kesempatan lagi.

Berkunjung

Suasana Riuh dari para siswa yang baru saja berhamburan keluar saat bel tanda pulang sekolah terdengar, termasuk Nadira dan juga Kayla terlihat memegangi kepala mereka yang merasa pusing setelah mengerjakan ujian mata pelajaran matematika.

"Sumpah, soal tadi nggak ada satu pun yang gue jawab dengan benar." Gerutu Nadira yang kesal karena yang ia pelajari tidak ada di soal ujian tadi.

Mereka sedang di hadapi dengan ujian akhir semester ganjil, dan pelajaran matematika adalah kelemahan mereka bahkan semua teman-teman sekelasnya.

"Ah, gue nggak percaya. tadi loe fokus banget ngerjain soalnya." Sanggah Kayla, karena saat di kelas tadi beberpa kali dirinya memberi kode kepada Nadira untuk menanyakan jawabannya, namun Nadira tak menoleh sedikitpun.

Nadira terkekeh karena mengingat saat kejadian yang kayla maksud, ia memang sengaja tidak merespon kode dari sahabatnya itu. "Gue harap bu Diana diganti aja." Ucapnya. Nadira tidak menyukai cara bu Diana dalam mengajar, yang sangat membosankan.

"Hai kalian, bagaimana ujian tadi?" Terdengar seseorang bertanya dari arah belakangnya. Nadira menautkan keningnya saatiam sudah tiba tepat di sebelahnya.

"Lumayan lah kak." Jawab kayla. Dia yakin Nadira tidak akan menjawab pertanyaan Liam.

Liam melirik Nadira yang tak merespon pertanyaan darinya. Namun ia sudah terbiasa dengan itu. "Rencana liburan kemana?" Tanyanya lagi ke arah Nadira.

Lagi-lagi Kayla yang menjawab alih-alih Nadira, karena sudah pasti Nadira mengabaikan Liam lagi, karena Nadira terlihat sudah menujukan wajah kesalnya. "Kita di rumah aja kak."

"Baiklah, sampai jumpa." Ucap Liam menghentikan langkahnya, membiarkan Nadira dan Kayla terus berjalan menjauhi dirinya. Dia hanya mengulum senyum, membuang napasnya yang terasa berat.

"Nad kok lo diem aja?" Tanya Kayla karena Nadia hanya diam menanggapi pertanyaan Liam tadi.

"Lo tau kan, cewek nya Liam buas semua. Kalau mereka lihat, Bisa-bisa gue habis di terkam mereka." Jawab Nadira dengan terkekeh memeragakan ciri khas auman singa.

Nadira tidak ingin berurusan dengan para kakak kelas yang dulu pernah menegurnya karena dekat dengan liam.

...****************...

Seperti malam minggu biasanya, Nadira hanya akan rebahan di tempat tidurnya, dengan tayangan drakor yang selalu setia menemaninya.

tok...tok...tok...

Pintu terbuka dari arah luar.

"Gue jalan dulu ya, bareng Riko." Ucap Kayla kepada Nadira yang sedang asik dengan televisinya.

Nadira tak menoleh dan bahkan tak menjawab, dia hanya mengisyaratkan dengan lambaian tangannya.

Kayla kemudian menutup pintu kamar Nadira kembali.

"Donat kay..." Teriak Nadira begitu pintu tertutup. Dan Kayla hanya tersenyum saat mendengarnya. Dia sudah menebak Nadira akan meminta di bawakan donat kesukaannya.

Nadira kemudian beranjak dari tempat tidur, kemudian menyibakan sedikit gordeng kamarnya untuk melihat Kayla.

Ada perasaan iri karena sahabatnya sudah memiliki kekasih, sementara dirinya masih saja jomblo. karena jika mereka sama-sama memiliki pasangan pasti mereka akan double date.

"Dan aku cuma punya kamu." Unjuknya kepada televisinya yang sedang menayangkan pria tampan di drakor pilihannya.

Kemudian Nadira kembali merebahkan dirinya di atas kasur dan memeluk bantal guling kesayangannya.

Nadira terpaksa menekan tombol pause saat bel rumahnya berbunyi dan itu tidak mungkin Kayla, karena kayla baru saja pergi, ia pun bergegas keluar dari kamarnya untuk membukakan pintu.

"Kak Liam, ada apa?" Tanya Nadira terkejut, karena ternyata tamu malamnya adalah Liam sang kakak kelas.

"Boleh aku masuk?" Tanya Liam dengan sangat tegang, ini kali pertama dirinya mendatangi rumah seorang perempuan.

"Bbbooleh..." Jawab Nadira canggung. Nadira berurusan baik menyambut tamunya, namun dia juga bingung dengan kedatangan Liam yang mendadak.

"Maaf ya Nad, ban mobilku kempes, sekarang ada di bengkel depan. Jadi aku terpikirkan rumah kamu ini." Alasan Liam. Kebetulan Ada bengkel mobil besar dekat rumah Nadira.

"Ooohh... iya, aku ambil minum dulu." Nadira hendak beranjak untuk mengambilkan minum.

"Tidak usah repot-repot." Cegah Liam.

Namun Nadira harus mengontrol dirinya dari keterkejutan yang Liam buat. Nadira tidak mendengarkan ucapan Liam, dia segera pergi kearah dapurnya.

Nadira berusaha mengambil napasnya dalam, lalu menghembuskannya. Ia lakukan itu berulang-ulang kali.

Tak hanya Nadira, Liampun merasa gugup dia berkali-kali merubah posisi duduknya sampai ia kembali duduk dengan rapi saat Nadira keluar membawakan nampan berisikan satu gelas air untuk dirinya.

"Kak Liam bisa duduk santai disini sampai mobilnya selesai." Ucap Nadira sambil memberikan minumannya.

"Terimakasih Nad."Ucap Liam dengan senyuman lebarnya.

"Kamu sendirian aja? Kayla mana?" Tanya Liam membuka pembicaraan agar tak terlihat canggung.

"Dia pergi dengan pacarnya." Jawab Nadira singkat.

"Terus kamu tidak pergi juga?" Tanya Liam lagi.

"Aku? aku tidak punya pacar." Jawab Nadira begitu saja. Kemudian Nadira terdiam dia merasa salah memberi jawaban kepada Liam.

"Maksudnya aku hanya ingin di rumah saja." Nadira meralat jawabannya.

Liam berusaha menahan senyumnya, ternyata selama ini ia benar, bahwa Nadira belum memiliki siapapun di sisinya.

"Kenapa kita tidak pergi keluar juga? mobilku sebentar lagi selesai." Ajak Liam, dia sangat berharap Nadira akan menyetujui pergi dengannya.

"Eemm...." Nadira masih menimbang-nimbang ajakan Liam. "Mungkin lain kali saja." Jawab Nadira menolak ajakan Liam.

Kecewa, itu yang di rasakan Liam, namun bisa berdua seperti ini saja sudah ia syukuri.

"Baiklah, sepertinya mobilku sudah selesai. Terimakasih Nad." Ucap Liam berpamitan.

Nadira mengantarkan Liam sampai keluar rumah, ia merasa tidak enak hati menolak ajakan Liam, sudah sering ia menolak apapun yang Liam tawarkan. Tapi ia mengagap itu hal benar yang lakukan. Ia tak ingin ada rumor aneh di sekolah.

...****************...

"Nad, ini Donat pesenan lo" Teriak Kayla saat tiba di rumah.

Nadira segera keluar dari kamarnya mengambil donat di meja makan. Lalu ia duduk bersila di atas kursi.

"Tadi Liam datang." Ucap Nadira membuat Kayla tersedak.

"Terus, dia ngapain kesini?" Tanya Kayla dengan penasaran, Keyla berharap Nadira mau sedikit membuka hatinya kepada Liam yang selama ini sudah berusaha mendekati Nadira.

"Dia cuma nunggu mobilnya di bengkel depan." Nadira masih datar saja membahas Liam.

"Kenapa lo gak peka sih Nad? itu cuma alasan aja. sampai kapan lo akan mengabaikan Liam terus?" Gemas Kayla kepada sahabatnya yang selalu saja tak mengagap Liam.

"Lo tau Liam kay, sekolah saja di buat main-main, apa lagi cewek."

"Gak ada sangkut pautnya Nad." kayla menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan sahabatnya yang tidak masuk akal.

Nadira sadar bahwa Liam mendekatinya dengan tujuan, Liam sering memperhatikannya bahkan beberapa kali Liam selalu baik kepadanya, tapi tetap saja hatinya tidak merasakan apapun. Bersama Liam tidak pernah ada getaran cinta ataupun getaran aneh lainnya. Melainkan selalu kesal karena selalu saja dapat sasran dari lirikan sinis bahkan teguran langsung dari para pengagum Liam.

Kesan Pertama

Liburan telah usai, tak banyak yang Nadira lakukan bersama Kayla, selain menghabiskan waktu hanya berdiam diri di rumah.

Seperti biasa Nadira menunggangi motornya untuk sampai ke sekolah. Juga kayla yang sudah mengambil posisi duduk di belakang Nadira dengan berpegangan kepada sahabatnya itu.

"Ayok, berangkat." Ucap Kayla penuh semangat. Mengawali hari baru setelah liburan panjangnya.

"Nad, bukannya itu mobil Liam?" Unjuk Kayla kepada Mobil yang ada di depannya.

Perlahan mobil merah di depan Nadira memperlambat lajunya. Kemudian mensejajarkan dengan motor yang di naiki Nadira.

Liam menurunkan kaca jendela mobilnya, menoleh kearah Nadira sambil tetap fokus menyetir.

"Pagi Nad." Sapanya dengan berteriak menembus suara bising kendaraan sekitarnya.

Bukan Nadira yang girang mendaptkan sapaan dari Liam melainkan Kayla yang terus menepuk pundak Nadira agar Ia menoleh membalas sapaan Liam.

Namun bukan Nadira namanya jika tak abai kepada Liam. Nadira justru menarik tuas gas motornya untuk mendahului Liam.

"Ah...Nadira, sampai kapan loe akan seperti ini terus?" Tanya Kayla dengan kesal.

"Selamanya." Jawab Nadira singkat dan jelas.

Kayla hanya menelan ludah mendengar jawaban dari sahabatnya. kemudian melangkah masuk ke area sekolah.

"Kay, ribu-ribut apa sih?" Tanya Nadira yang melihat beberapa teman-temannya berkerumun sedang membicarakan sesuatu yang menarik.

"Oohh itu Nad ada guru baru pengganti bu Diana." Jawab Kayla santai. Kayla sudah tahu sebelum liburan, bahwa bu Diana akan cuti melahirkan, dan sudah pasti akan ada guru pengganti.

"Lo memang tahu segala hal ya Kay." Puji Nadira begitu duduk di kursinya.

Kayla sudah berkali-kali memergoki ketua kelasnya memperhatikan Nadira. dan saat ini ia juga mendapti hal yang sama.

"Nad, Ketua kelas kita oke juga tuh." Ucap Kayla yang membuat Nadira melirik kearah laki-laki yang duduk tak jauh dari tempatnya.

"Eemmm.... gimana ya..." Ucap Nadira memegangi dagunya. " Ribet Kay, gue gak mau punya pacar satu kelas. Duh... kalau lagi ribut pasti suasana kelas jadi nggak asik."

"Aarrgghh... alasan doang itu mah. Dari pada lo jomblo terus Nad. Atau Liam aja, coba lo kasih kesempatan buat dia." Usul Kayla lagi, kayla hanya ingin Nadira menghabiskan waktunya untuk banyak hal, bukan hanya berdiam diri di rumah dengan para pria drakornya.

Namun lagi-lagi Nadira menggelengkan kepalanya.

"No. gue gak ada perasaan apapun untuk liam,Kay gue itu pengen ngerasain cinta yang sebenarnya. lo ngertikan apa yang gue maksud?" Nadira membayangkan suatu saat ada seseorang yang bisa membuat hatinya berdebar.

"Coba aja dulu, lumayankan buat antar jemput dan pastinya menghemat uang saku." Jelas Kayla lagi.

"Ini nih, kalau yang otaknya udah terkontaminasi duit." Jawab Nadira mencengkram kepala kayla.

"Ssstttt... guru baru datang." Suara teriakan salah satu teman sekelas Nadira yang memberitahukan kedatangan guru baru ke kelasnya.

Semua Siswa nampak menantikan detik demi detik sebelum sang guru melewati pintu kelasnya.

"Selamat pagi semuanya." Sapa guru laki-laki yang baru saja berdiri tepat di depan para murid, membuat decak kagum karena ternyata guru mereka masih sangatlah muda.

Nadira yang sedari tadi hanya menunduk bersikap acuh, akhirnya mengangkatkan kepalanya, karena berkali-kali Kayla menyiku dirinya.

"Ganteng banget Nad." Ucap Kayla dengan berbisik.

"Apa hanya gue yang menanggapinya biasa saja." Tanya hati Nadira saat menyisir keseluruh sudut, mlihat semua teman-teman yang sangat antusias menyambut guru barunya itu.

"Biasa saja kay." Jawab Nadira menanggapi ucapan sahabatnya.

Dapat di akui bahwa guru barunya memang terlihat masih muda, Namun Nadira ingin pengganti bu Diana bukan hanya unggul dalam tampang, tapi caranya dalam mengajar, karena itu yang di butuhkan Nadira untuk memperbaiki Nilai pelajaran Matematikanya.

"Perkenalkan Nama saya Sandy Hardiansyah, saya menggantikan bu Diana untuk mengajar pelajaran matematika sampai beliau menyelsaikan cutinya." Ucap sang guru menuliskan namanya di papan tulis. Juga ia menjelaskan tentang aturan di dalam pengajarannya.

"Cukup menarik." Seru Nadira masih berbicara dengan dirinya sendiri.

"Nad, gue pasti akan unggul di mata pelajaran pak sandy." Ucap Kayla yang masih tak berkedip memandangi sang guru.

"Semoga ya kay." Ejek Nadira menahan tawanya, kemudian Kayla berdecih karena Nadira sama sekali tak mendukungnya.

...****************...

Diperjalanan pulang sekolah, kayla tak habis habisnya membahas tentang pak sandy, entah berita dari mana, dengan sekejap Kayla sudah mendaptkan banyak informasi tentang pak sandy.

"Kay, ternyata pak sandy belum menikah, dan dia masih jomblo." Ucapnya dengan sangat senang.

"Terus, kenapa? lo mau macarin dia? Rico mau lo buang kemana?" Nadira dengan malas menanggapi ucapan Kayla.

"Bukan gue, tapi lo Nad. siapa tau lo mau coba pengalaman baru gitu. pacarin guru kita." Ucap Kayla, yang langsung mendapatkan cubitan dari Nadira.

"Aw..." Kayla memekik, merasakan sakit di pahanya.

"Jangan aneh-aneh kay, gue gak tertarik sama sekali." Jelas Nadira.

"Oke, tapi gak usah nyubit juga Nad, sakit tau." Keluh Kayla, mengusap pahanya yang terasa panas.

Sesampainya di rumah, Nadira segera menuju kamarnya, menyiman tas sekolahnya, kemudian membaringkan tubuhnya di atas kasur, tak lupa ia menyalakn AC di kamarnya, karena merasa gerah setelah mengendari motor di siang hari yang sangat terik.

Nadira kembali mengingat ucapan Kayla yang tidak masuk akal tadi. Seorang guru dan murid, itu sangat konyol. dan juga sangat tidak pantas.

"Kayla memang gila." Ucapnya sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Namun jika di lihat dari cara mengajarnya, Nadira memang sangat tertarik, bahkan dia mengerti dengan semua yang di jelaskan tadi. Mungkin kali ini dia akan unggul di pelajaran matematika.

...****************...

Hari ini Nadira sangat bersemangat, jam pelajaran pertamanya adalah matematika, tak pernah ia merasa seperti ini sebelumnya. Dan ternyata tak hanya dirinya, teman-temannya pun merasakan hal yang sama, terlihat di wajah mereka yang sangat antusis tak sabar menunggu bel tanda masuk berbunyi.

"Daya tarik pak sandy memang top." Ucap kayla saat melihat suasan kelas di pagi hari yang penuh semangat.

Ternyata bukan mata pelajaran yang di nantikan, melainkan sang guru yang mereka nanti.

"Nad, ternyata lo juga menantikan pak sandi, apa lo sudah memikirkan usulan gue kemarin?" Kayla pikir Nadira sama dengan teman-temannya yang lain. menunggu sang guru yang menjadi favorite semua siswi di sekolahnya.

"Apaan sih Kay, cara mengajarnya yang gue suka." Jawab Nadira menjelaskan apa yang membuatnya bersemangat hari ini.

"Iya gue tau, tapi coba deh lo perhatikan juga mukanya, badannya, uh... sempurna banget Nad." Ucap Kayla begitu menghayati bercerita tentang fisik gurunya.

Nadira tak mau ambil pusing, dengan berdebat di moodnya yang sedang baik. lantas ia hanya mengiyakan apa yang sahabatnya ucapkan.

"Iya, bawel." Aura segera duduk dan membuka buku pelajarannya, karena sebentar lagi jam pelajaran pertamanya di mulai.

Seperti termakan omongannya sendiri, Aura melihat penampilan Sandy yang berbeda hari ini dan itu sampai membuat dirinya tak berkedip saat melihat sang guru.

Semula Nadira acuh terhadap rupa juga penampilan Pak sandy, kini kepalanya seperti benang kusut yang memikirkan perbedaan pak Sandy di hari ini dengan kemarin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!