Berteriak, kesakitan, perut membuncit. Di luar rumah hujan gerimis disertai suara tawa cekikikan mahluk halus, kuntilanak, Pocong dan Jin mematung di depan pintu, malam hari yang begitu mencekam, Danar yang merasakan kesakitan luar biasa dan berteriak, sontak membuat anak dan istrinya kaget dan terbangun.
"Bapak kenapa? bapak kenapa? teriak-teriak." Ucap istri Danar, Sulastri.
"Bapak kenapa teriak? ibu, bapak mengapa? ibu." Ucap anak Danar, Mawar.
Danar yang terus berteriak kesakitan sambil memegang perut yang semakin lama semakin membuncit.
"Haduh sakit, haduh sakit. Sakit." Danar menangis sejadi-jadinya.
Sulastri yang kebingungan dan merasa panik ketika melihat perut suaminya Danar terus membuncit. Kini Sulastri berteriak, karena dibalik jendela kamar terlihat dua sosok mengerikan. Kepala buntung dan kepala yang berlumuran darah, mata bersinar merah dan bertaring. "Aaahhhhhhh. Setan Aaah setan Aah Setan."
Mawar yang semakin panik ketika melihat ibunya Sulastri berteriak histeris, kini Mawar memberanikan diri, untuk meminta bantuan kepada warga. Mawar berteriak. "Tolong, tolong."
Tetapi tidak ada warga yang mendengar nya, kini Mawar mencoba memberanikan diri keluar rumah, untuk meminta pertolongan kepada warga atau kepada siapa saja yang masih bangun pada malam hari.
Ketika Mawar membuka pintu rumah, Mawar terperanjat kaget dan membanting pintunya kembali, saat membuka pintu Mawar melihat sesosok Kuntilanak dan Pocong yang momoknya menyeramkan, belatung di wajahnya, bau amis yang terhirup oleh Mawar membuat Mawar muntah.
Tetapi ketika Mawar mendengar teriakan bapak nya yang histeris dan ibunya yang berteriak seperti kerasukan, kini Mawar membuka pintu rumahnya dengan memejamkan mata, langsung Mawar berlari ke arah Kuntilanak dan Pocong, Mawar merasa menembus kedua mahluk menyeramkan itu, tubuh Mawar merinding dan merasakan tubuhnya sedingin es.
Mawar memberanikan diri berteriak tetapi tak ada warga satupun yang keluar untuk menolongnya, kini Mawar berlari ke rumah pak Rt, langkah Mawar begitu berat seperti ada yang menindih tubuhnya, Mawar merasakan tubuhnya semakin berat dan rasa yang dingin juga merinding di seluruh tubuhnya.
Mawar berteriak. "Tolong tolong." sambil berlari ke rumah pak Rt.
Malam yang mencekam, tak ada orang yang mau keluar menolongnya, kini Mawar masuk ke pekarangan rumah pak Rt, Mawar mengantuk pintu rumah pak Rt dengan sangat keras dan berteriak, karena ketakutannya yang sudah tidak bisa lagi ditahan dan dikendalikan.
"Pak Rt tolong Mawar, pak Rt tolong Mawar, pak Rt tolong Mawar." Tangan Mawar dengan keras mengetuk pintu rumah pak Rt.
Di belakang punggung Mawar ada sesosok Kuntilanak yang sedari tadi mengikuti Mawar, sehingga tubuh Mawar merinding dan terasa berat.
Di dalam rumah pak Rt.
"Pak, pak, bangun pak, pak bangun, pak, pak bangun, itu di luar ada yang teriak minta tolong seperti suara Mawar anaknya pak Danar." Ucap Bu Rt, sambil menggoyang kan badan suaminya.
Pak Rt terperanjat bangun dan langsung berlari ke arah pintu. Suara Mawar yang semakin keras, ketukan pintu yang semakin keras, kini pak Rt membuka pintu rumahnya, terlihat Mawar yang begitu panik dan langsung masuk ke dalam rumah pak Rt dan langsung memeluk bu Rt. Mawar menggigil kedinginan, isak tangisnya terdengar keras.
"Mengapa Nak Mawar? mengapa Nak Mawar?" tanya bu Rt.
Mawar tidak langsung menjawab melainkan memeluk erat bu Rt, sambil terisak isak dan ketakutan.
"Pak mengapa ini nak Mawar, pak mengapa jadi begini ada apa ya, pak tolong cari tahu ke rumahnya nak Mawar, bersama warga, mungkin nak Mawar trauma atau telah terjadi sesuatu di rumahnya pak." Ucap bu Rt.
"Iya bu, bapak akan melihat ke rumah pak Danar bersama warga." Jawab pak Rt.
Pak Rt kini keluar sambil membawa senter dan membunyikan pentungan dengan keras. "Teng teng teng teng teng teng."
"Bangun, bangun ada kejadian. Bangun, bangun, bangun." Teriak pak Rt sambil membunyikan pentungan. Sontak warga bermunculan ketika mendengar pentungan yang keras dan dibarengi suara teriakan pak Rt.
"Ada apa ini, ada apa ini." Ucap warga.
"Cepat kita ke rumah pak Danar, tadi Mawar seperti ketakutan ke rumah saya, dia berlari dan meminta tolong, takut terjadi sesuatu pada bapak dan ibunya Mawar, ayo cepat." Ucap pak Rt. mengajak warganya. Kini pak Rt dan warga menuju rumah Pak Danar.
Di rumah pak Rt.
Mawar yang masih memeluk erat bu Rt kini melepaskan pelukannya dan masih bengong melihat bu Rt. Bu Rt yang melihat Mawar merasa kasihan dan merasa iba, kini bu Rt mengambil segelas air putih untuk diberikan kepada Mawar, untuk di minumnya agar membaik dan bisa menjawab saat di tanya bu Rt.
"Bu Rt, bu Rt." Suara Mawar yang begitu menyedihkan dan sorot mata yang kosong.
"Iya nak Mawar, ini bu Rt, jangan takut, coba perlahan jelaskan apa yang terjadi sehingga nak Mawar malam-malam begini lari berteriak ke rumah bu Rt, sebenarnya ada apa nak Mawar." Ucap bu Rt.
"Bu.. Bu Rt Mawar takut. Bu, Mawar takut. Takut." Ucap Mawar sambil menangis dan memeluk erat kembali bu Rt.
"Tenangkan dulu nak Mawar yah, ini udah ada ibu Rt di sini, jangan takut coba bicara pelan pelan saja, apa yang menimpa nak Mawar, sampai nak Mawar seperti ini, coba perlahan ceritakan pada bu Rt yah, siapa tahu ibu Rt bisa bantu nak Mawar dan nak Mawar tidak takut begini." Ucap bu Rt, yang mencoba menenangkan Mawar dari rasa ketakutanya.
"Bu Mawar takut bu." Ucap Mawar.
Mawar yang masih memeluk erat bu Rt kini melepaskan pelukannya dan mulai melihat bu Rt dengan rasa lega. Tetapi tatapan mata Mawar kosong dan masih belum ingin berbicara kepada bu Rt. Bu Rt yang sabar mencoba menenangkan Mawar dengan memeluk dan mengusap usap kepalanya serta menyuruh Mawar minun lagi air putih.
"Nak Mawar sudah merasa membaik kah." Tanya bu Rt.
Mawar tidak menjawab pertanyaan bu Rt melainkan melihat bu Rt dengan tatapan kosong dan tersenyum sedikit terpaksa.
"Bu Rt, mengapa ini bisa terjadi pada Mawar, Mawar takut, Mawar takut bu." Ucap Mawar.
"Sabar nak yah, sabar nak Mawar sabar." Ucap bu Rt.
Bu Rt yang tidak ingin Mawar merasakan ketakutan lagi, kini tak memberikan pertanyaan, hanya menunggu Mawar bicara saja, kini bu Rt hanya bisa memeluk dan mengusap usap kepala Mawar.
Bu Rt yang merasa kasihan pada Mawar karena Mawar sudah seperti anaknya bu Rt sendiri, karena dari kecil sampai sekarang Mawar suka main ke rumah bu Rt, tak terasa air mata bu Rt menetes ketika melihat Mawar ketakutan dan menatap kosong ke arah bu Rt.
Bu Rt yang tidak memiliki anak, kini merasakan kekhawatiran seorang ibu saat melihat anaknya ketakutan yang entah mengapa bisa seperti itu, bu Rt yang tak sadar meneteskan air mata kini memeluk nak Mawar dan hanya bisa berkata. "Nak Mawar sabar, nak Mawar harus sabar."
Mawar hanya melihat bu Rt dengan tatapan yang kosong, yang membuat bu Rt semakin hawatir, bu Rt merasakan kesedihan yang entah mengapa bisa seperti ini, Mawar yang selalu ceria saat bermain ke rumah bu Rt, kini Mawar menjadi murung dan terlihat kosong...,
Sepasang suami istri tertawa puas dan memberikan uang yang berjumlah besar kepada Bah Sutosomo.
Bah Sutosomo yang menerima uang berjumlah besar dari sepasang suami istri, kini ikut tertawa."Hah hah hah haha."
"Bah, sudah kirim Dedemit kepada musuh mu, mungkin malam ini musuh mu itu sedang merasakan penderitaan dan akan Bah kirim kan lagi Setan, Jin dan Dedemit pada musuhmu itu, hah hah hah haha." Ucap Bah Sutosomo.
"Benarkah itu Bah, aku ingin cepat menyaksikan dia menderita, aku tak salah datang ke sini, Bah Sutosomo emang paling sakti, hah haha." Jawab sepasang suami istri.
Bah Sutosomo setelah berbicara dan tertawa, tangan kirinya memegang boneka yang terbuat dari kulit hewan, boneka itu diberi darah segar sambil Bah Sutosomo kumat kamit baca mantra, kini suasana di rumah Bah Sutosomo auranya mencekam, bau amis dan bau kemenyan pun terhirup oleh sepasang suami istri, yang kini terdiam ketakutan sambil menahan muntah dan mengamati Bah Sutosomo yang sedang ritual.
Boneka dari kulit hewan yang di lumuri darah segar, kini bergerak sendiri saat Bah Sutosomo menyimpannya ke wadah yang berisi daging mentah dan darah segar, boneka itu menghisap darah segar dan melahap daging mentah yang berada di wadah. Mata boneka dari kulit hewan pun menyala merah, menyorot tajam pada poto yang di berikan oleh sepasang suami istri kepada Bah Sutosomo.
Bah Sutosomo yang memakai pakaian serba hitam, kepala di tutupi belangkon, kalung tengkorak yang menghiasi lehernya, kini setelah melakukan ritual Bah Sutosomo memukul boneka yang terbuat dari kulit hewan, "Duaarrrrr" dan memasukan serpihan kaca ke dalam perut boneka kulit hewan.
Sontak suami istri yang menyaksikan sangat kaget, serasa jantung ingin copot saat Bah Sutosomo memukul boneka kulit hewan itu.
"Hah hah hah haha, Bah sudah menambahkan penderitaan musuh mu itu." Ucap Bah Sutosomo, sambil tersenyum menyeramkan ke arah wajah sepasang suami istri.
Sepasang suami istri hanya menganggukkan kepala dan sedikit tersenyum saat berpapasan seyum dengan Bah Sutosomo.
"Bah, kalau memang sudah beres, Bah Sutosomo memberikan teror dan penderitaan terhadap saingan dan musuhku, aku beserta istriku pamit yah Bah, aku takut pulang terlalu larut." Ucap Suami yang meminta bantuan kepada si Bah Sutosomo.
"Baik, silakan-silakan kalau kalian ingin pulang, Bah tak melarang tetapi jangan salah kan si Bah ini, kalau kalian di jalan di hampiri Dedemit menyeramkan." Ucap Bah Sutosomo, sambil tertawa. "Hah hah hah haha."
"Haduh, jangan lah Bah, masa iya kami di pertemukan sama Dedemit sih Bah." Ucap sepasang suami istri, dengan gugup.
"Hah hah hah haha, Bah ini hanya bercanda, silakan-silakan kalau mau pamit pulang hati-hati di jalan." Ucap Bah Sutosomo, dengan tersenyum mengerikan.
"Duh si Bah ini, nakutin aja. Bah, kami pamit pulang, terima kasih telah membantu kami Bah, ini tambahan buat si Bah, buat beli mandat dan kemenyan nya." Ucap sepasang suami istri.
"Terima kasih, kalau kalian menginginkan sesuatu datang lah kemari, Bah Sutosomo ini akan mewujudkannya, Hah hah hah haa." Jawab Bah Sutosomo, sambil tertawa.
Sepasang suami istri pun pamit pulang, mereka berdua berdiri terus berjalan keluar rumah Bah Sutosomo, untuk menuju mobil yang di parkiran di depan halaman Bah Sutosomo. Sepasang suami istri merasa senang karena telah puas memberikan penderitaan pada saingan juga musuhnya, dan sedikit takut saat melihat ritual yang dilakukan Bah Sutosomo.
Sepasang suami istri pun kini pergi meninggalkan kediaman Bah Sutosomo, pulang menaiki mobilnya.
***
Di rumah pak Danar.
"SAKIT AALAH SAKiT. HADUh. Sakit, sakit, sakit haduh sakit." Rengek pak Danar.
Sulastri yang berteriak histeris karena melihat sosok yang menyeramkan kini tergeletak tak sadar kan diri di dekat pak Danar.
Pak rt beserta warga yang sudah berkumpul kini berjalan menuju kediaman pak Danar.
"Ayok, cepat kita ke rumah pak Danar, takut ada kejadian yang tidak di inginkan bila kita terlambat." Ucap pak rt.
"Iya pak rt, mari kita lihat." Ucap salah satu warga.
Di halaman rumah pak Danar, semua warga dan pak Rt mendengar suara teriak histeris pak Danar, tetapi sebagian warga melarikan diri dan berteriak, karena ketakutan saat melihat Pocong dan Kuntilanak yang melayang di atas genting rumah pak Danar, dan masuk ke dalam rumah pak Danar. Tinggal hanya pak Rt dan dua orang warga yang tersisa, sejenak mematung karena kaget, pak Rt beserta dua orang setelah melihat sesosok Kuntilanak dan Pocong yang melayang. Pak rt kini tersadar.
"Cepat kita masuk, jangan takut, kita kesini untuk menolong pak Danar dan istrinya Sulastri cepat ayo." Ucap pak Rt.
Dua orang warga yang kaget dan mematung kini tersadar kembali oleh ajakan pak Rt.
"Iya pak Rt, mari kita masuk, te te tetapi pak Rt duluan masuk ke dalam rumah pak Danar nya." Ucap kedua orang warga yang masih gugup.
"Haduh gimana ini, mari kita sama-sama saja masuk ke dalam nya." Ucap pak Rt.
Kini pak Rt dan dua orang warga yang tersisa dari banyak nya warga yang lari karena ketakutan, pak Rt dan kedua orang warga tersebut masuk ke dalam rumah pak Danar yang sudah terbuka lebar pintu nya.
Ketika pak Rt dan dua orang warga masuk, alangkah kagetnya saat menghampiri pak Danar yang sedang berteriak kesakitan, perut pak Danar membuncit besar dan di ruangan pak Danar terhirup bau amis yang membuat muntah pak Rt dan kedua orang warga yang mengikuti pak Rt.
Pak Rt setelah muntah kini menutup hidungnya dengan kain yang ada di dalam rumah pak Danar, pak Rt menyarankan juga kepada kedua orang yang mengikutinya untuk menutup hidungnya. Setelah menutup hidung pak Rt dan kedua orang warga, kini menghampiri pak Danar untuk membantu pak Danar yang meringis kesakitan di bawah lantai, dan juga membantu istrinya Sulastri yang tergeletak pingsan.
Pak Rt dan kedua orang kini mengangkat pak Danar ke atas kasur dan membaringkannya, pak Danar yang meringis kesakitan kini di beri air minun putih oleh pak Rt tetapi pak Danar memuntahkan nya.
kedua orang warga kini mengangkat istri pak Danar untuk di baringkan di atas kasur dekat pak Danar karena pingsan.
Pak Danar meringis, terus menjerit histeris kesakitan, pak Rt dan kedua orang warga kini saling bertatapan karena bingung harus bagaiman melihat kondisi pak Danar yang kesakitan serta perut yang terus membuncit.
"Pak Rt, kita harus bagaimana, pak Danar bukan karena sakit biasa, ini aneh perut pak Danar membuncit besar." Ucap salah satu yang mengikuti pak Rt.
"Benar pak Rt, kita harus bagaimana." Ucap salah satunya lagi.
"Sudah jangan panik, ini aneh mengapa perut membuncit terus menerus dan rumah ini bau amis serta ada mahluk halus seperti Pocong dan Kuntilanak masuk ke rumah pak Danar apakah mungkin ini." Ucap pak Rt.
"Mungkin apa pak Rt." Tanya dua orang yang mengikuti pak Rt dengan serempak....,
Kediaman Rumah bu Rt.
Bu Rt yang berusaha menenangkan Mawar dari ketakutannya, kini bu Rt saat melirik ke arah kaca jendela seperti ada seseorang yang melihat dari balik jendela, karena merasa penasaran bu Rt yang lagi duduk menemani Mawar.
Kini berdiri dan berjalan untuk melihat keluar rumah, karena seperti ada orang yang lagi melihat di balik jendela yang terlihat samar-samar, karena tertutup gorden tetapi terlihat jelas bayangan seseorang di dalam rumah bu Rt.
Bu Rt yang mengira warga atau suaminya saat melihat ke luar rumah, akan tetapi saat membuka pintu tak terlihat apa-apa, tetapi saat bu Rt masuk ke dalam rumah lagi dan melihat ke jendela terlihat bayangan seseorang.
Kini bu Rt memeriksa kembali karena penasaran, tetapi tetap tak terlihat apa-apa, bu Rt yang mengulang ngulang melihat, kini terasa tubuh bu Rt seperti ada yang meniup angin Sepoi Sepoi terasa menusuk ke pundak bu Rt.
Bu Rt yang mengira itu hanya angin biasa, kini bu Rt kembali menghampiri Mawar dan duduk kembali menemani Mawar.
Tak selang lama bu Rt melihat lagi sesosok bayangan di balik jendela, karena bu Rt merasa penasaran kini bu Rt tidak melihat dari luar rumah dan tidak membuka pintu rumahnya, melainkan langsung membuka gorden jendela dari dalam rumah.
Gorden jendela di buka perlahan oleh bu Rt.
Terelek lek lek lek lek, Suara gorden jendela yang di buka oleh bu Rt.
Bu Rt saat membuka jendela semuanya, terdengar Mawar memanggil nama bu Rt.
"Bu.. Bu Rt, ke mana ibu, temenin Mawar bu , Mawar takut bu." Ucap Mawar.
"Iya nak Mawar, bentar ibu lagi melihat, karena seperti ada seseorang tetapi tidak ada, ibu ke sana sekarang yah," jawab bu Rt, sambil menutup gorden kembali, tetapi bu Rt tidak sempat melihat keluar jendela, karena terlebih dahulu di panggil Mawar yang ketakutan kini bu Rt berjalan menuju Mawar.
Sosok yang menyerupai bayangan seseorang kini masih terdiam di balik jendela, karena tidak berhasil terlihat oleh mata bu Rt.
"Duh aku di acuhkan, sudah di buka tetapi tidak dilihat, apalagi di raba, duh padahal aku sudah bisa dilihat," Gerutu Dedemit.
"Mengapa nak Mawar, ketakutan kenapa?." Ucap bu Rt, sambil duduk mendekati Mawar.
"Bu jangan ke mana-mana temenin Mawar, Mawar takut kejadian tadi bu." Ucap Mawar, sambil memeluk bu Rt.
Bu Rt yang tidak memberikan jawaban kini memeluk Mawar, karena bu Rt tahu kalau memberikan pertanyaan akan membuat Mawar trauma lagi, kini membiarkan Mawar memeluk bu Rt agar terasa lega dan menunggu Mawar berbicara.
Tak selang lama bu Rt melirik lagi ke arah jendela, sesosok bayangan itu kembali terlihat, karena bu Rt yang sudah melihat tidak ada apa-apa mungkin hanya perasaan nya saja, bu Rt tidak melihatnya lagi karena masih menenangkan Mawar agar tak merasa ketakutan.
Sesosok di balik jendela.
"Duh aku di cuekin sama bu Rt, sudah gak lagi ingin dilihat hihi hihi hihi hii, eh yah, aku kan gak terlihat hihi hihi hihi hiihi." Gerutu Dedemit.
Bu Rt yang lagi menenangkan Mawar kini bersamaan dengan Mawar mengucapkan sama yaitu. "Bau amis dan anyir apa ini?"
"Nak Mawar mencium bau amis dan anyir juga yah." Tanya bu Rt.
"Ia bu Rt, ko bau amis dan anyir yah, perasaan Mawar jadi gak enak bu." Ucap Mawar.
"Gak usah hawatir nak Mawar, kan ada ibu di sini." Jawab bu Rt.
Sesosok di balik jendela.
"Akhirnya, aku di omongin juga gak di cuekin, hihi hihi hihi hii, harum kan aroma tubuh ku, hihi hihi hihi hii." Dedemit kegirangan.
Bau amis dan anyir yang semakin menyengat bau nya, bu Rt dan Mawar kini merasa mau muntah saat menghirup bau amis dan anyir yang semakin menyengat, tak hanya bau amis dan anyir, kini pintu rumah bu Rt pun terbuka sendiri. "Ngeeeeeeeeeek dug." suara pintu perlahan yang terbuka lebar
Bu Rt dan Mawar kaget saat terdengar Suara pintu terbuka.
"Suara apa itu bu, ko seperti pintu yang terbuka." Tanya Mawar, gugup dan ketakutan.
"Iya benar nak Mawar, itu seperti suara pintu yang terbuka mari kita lihat sama sama." Jawab bu Rt.
Mawar dan bu Rt kini berdiri dari duduk nya dan melangkah menuju pintu rumah, alangkah kagetnya bu Rt dan Mawar saat pintu terbuka lebar dan ada sesosok bayangan yang melintas dengan cepat, dengan di barengi angin dingin. "Hiuukkk hiiukk." Suara angin dingin.
Bu Rt yang memberanikan diri kini melangkah keluar rumah, setiap langkah bu Rt menuju keluar rumah terasa lama, langkah demi langkah nya sangat berat, seperti ada yang menindih tubuh bu Rt dan seluruh tubuh bu Rt merinding saat melangkah maju keluar rumah.
Saat tiba di luar rumah, bu Rt melirik ke kiri tak ada apa-apa, tetapi saat melirik ke kanan bu Rt langsung kaget dan menjerit histeris.
"Aaaaaah Aaaahh SE Se Se Se SETA AaaaaaaN." Bu Rt langsung pingsan dan tergeletak di lantai.
Mawar yang melihat bu Rt pingsan, kini Mawar menguatkan diri nya dan mengumpulkan keberanian nya untuk tidak takut lagi. Tetapi Mawar saat melangkah maju keluar rumah untuk menolong bu Rt, Mawar yang melirik ke arah di mana bu Rt melihat dan menjerit. Mawar pun sama menjerit, tetapi Mawar tidak pingsan melainkan berteriak histeris.
"SETAN, DEDEMIT, AAAHHH SETAN DEDEMIT. AAAHHh setan Dedemit jangan ganggu aku, AAAHh. TOLONG To To To Tolong tolong Tolong."
Mawar yang berteriak histeris ketakutan, tak ada siapapun yang menolong nya, karena semua warga mengikuti pak Rt ke rumah pak Danar.
Sesosok mahluk halus yang dilihat Mawar dan bu Rt. Kini cekikikan saat Mawar berteriak histeris. "Hihi hihi hihi hii, kik kik kik kii, hihi hihi hihi hii, kik kik kik kii." Suara cekikikan Dedemit.
Mawar yang berteriak histeris karena tidak ada yang menolong nya. Kini Mawar berdiam diri sejenak dan menguatkan hatinya untuk melihat ke arah mahluk yang cekikikan itu.
Mawar yang mulai terbiasa kini Mawar memperhatikan rupa mahluk itu,
"Ih ternyata kamu jelek Setan, Dedemit." Batin Mawar.
Sosok Dedemit yang mewujudkan diri, wajah nya yang buruk dan penuh belatung yang hidup di setiap borok wajahnya, mata yang sebelah keluar sebelah lagi tidak ada, pakaian yang putih berlumur darah kini menghilang seketika saat Mawar sudah tidak merasa takut.
"Ternyata aku gagal, untuk membuat mu pingsan hik hik hik hiik." Suara Dedemit yang langsung menghilang.
Mawar kini tak percaya bahwa sesosok Mahluk halus yang buruk rupa yang di sebut Dedemit itu menghilang tanpa berbekas, Mawar bengong sesaat sebelum melirik ke bu Rt yang pingsan, kini Mawar menguatkan lagi hatinya untuk tidak lagi takut, karena ketakutan tidak akan menolongnya dan tidak akan ada yang menolongnya bila takut.
Mawar pun menolong bu Rt dan membawa masuk bu Rt dan membaringkan bu Rt di tempat tidur.....,
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!