NovelToon NovelToon

Dia Istriku

Prolog

PROLOG

\=\=\= Annisa Pertiwi \=\=\=

Seorang gadis desa yang tercantik di desanya. Dia baru menyelesaikan sekolahnya satu tahun yang lalu. Gadis yang baru menginjak usia 19 tahun itu masih bingung dalam menjalani hidup karena selama ini yang dia tau hanya belajar dan belajar sehingga dia dikenal sebagai gadis yang pintar bahkan dia menjadi lulusan terbaik kala itu.

Setelah lulus, sebenarnya dia ingin sekali melanjutkan kuliah. Namun, karena sang ayah mulai sakit sebelum kelulusannya membuatnya mengurungkan niatnya tersebut.

Dia adalah gadis dengan perawakan tinggi dengan kulit putih bersih. Rambutnya hitam berkilau dengan panjang sepinggang. Sungguh sempurna untuk seorang gadis desa.

Seminggu yang lalu, ayah yang membesarkan dan merawatnya meninggal dunia. Kini dia hidup sebatang kara karena dia memang anak tunggal. Dan ibunya telah meninggal dunia saat ia dilahirkan.

Seminggu mengurung diri dirumah sendirian, tidak ada pembantu karena dia sudah tidak mampu membayar pekerja yang selama ini bekerja dengan mereka.

Semua aset yang mereka punya sudah habis dijual saat mengobati sakit sang ayah. Hanya rumah besar yang dia tempati itu yang tersisa. 

“Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Gumamnya saat termenung sendiri dikamar.

“Aku baru lulus sekolah, aku tidak bisa apa – apa. Apa yang bisa aku kerjakan?”

Itulah yang dipikirkannya beberapa hari ini, membuatnya sedikit bingung dalam menjalani hidup. Tidak pernah terbesit dipikirannya akan hal yang terjadi padanya saat ini.

\=\=\= Deon Gibran \=\=\=

Dia adalah seorang pengusaha termuda di negara XXX. Lahir dari keluarga kaya yang memiliki ratusan aset, dengan kekuasaan yang tinggi di negara tersebut semenjak keberhasilan sang kakek dalam membangun kerajaan bisnis membuat keluarganya sangat disanjung di negara itu. Bahkan pemimpin negara tersebut pun sangat tunduk pada keluarganya.

Tidak seperti kakek dan ayahnya, hanya melihat dari kejauhanpun semua orang akan mengenalnya. Deon sangat menutup dirinya dari publik. Berita tentangnya memang sering bermunculan baik di tv maupun internet, namun dia melarang semua orang untuk memotonya. Jika ada yang berani menyebarkan foto tentang dirinya, maka tidak lama kemudian orang itu akan menghilang.

Entah apa yang dipikirkannya, dia hanya tidak suka dikenal. Bukan berarti dia hanya berdiam diri, dia sering bersenang – senang bahkan ke club malam. Namun dia tidak pernah memakai nama Deon Gibran saat keluyuran, dia hanya menggunakan nama samaran yaitu Gio. 

Nama Gio sangat terkenal didunia malam, dia bahkan sering menghabiskan ratusan juta hanya dalam satu malam di satu tempat.

Semua kehidupan liarnya bukan tanpa alasan, dia pernah mengalami kisah cinta yang buruk yang membuatnya terjatuh dalam dunia kelam. Kekasih yang dicintainya dengan penuh kasih, berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.

Itu membuatnya memandang sebelah mata tentang wanita, dan kejadian itu membutakan pikirannya bahwa tidak akan pernah ada wanita yang benar – benar mencintainya jika dia adalah seorang Deon Gibran, semua wanita yang mengenalnya hanya menginginkan uang yang dimilikinya.

Tentang persahabatan, baginya itu hanya hubungan yang tak berarti. Ya, sahabatnya itu hanya menjadikan persahabatan sebagai tangga untuk membuatnya naik ketingkat tertinggi yang diinginkannya.

*Cinta....

Jika dia tumbuh dari sebuah kepalsuan maka tidak akan pernah menjadi cinta yang abadi

Persahabatan....

Sebuah tali yang kokoh, jika sudah putus maka akan sulit untuk tersambung kembali*

HALO TEMAN – TEMAN, SALAM KENAL DARIKU. MOHON DUKUNGANNYA YA!!! INI NOVEL PERTAMAMKU. TOLONG BERIKAN KRITIK DAN SARAN YANG MEMBANGUN. MOHON MAAF JIKA MASIH ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN MAUPUN EJAAN. SERTAKAN SEMUA KESALAHAN YANG ADA DALAM KETIKAN DIKOLOM KOMENTAR YA!!! TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR...

Awal Sebuah Jebakan

AWAL SEBUAH JEBAKAN

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Semilir angin sejuk menyejukan hati. Setetes embut menyentuh kalbu. Mentari bersinar dibalik pegunungan. Pagi nan indah menyambuat hari....

Mata indah milik seorang gadis mulai terbuka. Wajahnya yang mulus mengalahkan kelembutan embun pagi. Hari yang cerah pagi itu membuat senandung burung berkicauan. Cerahnya hari membuat senyum ceria setiap insan. Namun, berbeda dengan gadis pemilik mata indah itu. Harinya suram seperti hari – harinya seminggu ini.

“Haaah.... sudah pagi lagi” Gumamnya sambil  membuang nafas kasar.

Hari – hari yang berat baginya setelah kepergian sang ayah. Sudah beberapa menit berlalu ia masih terbaring di kasur empuknya.

Ketukan diarah pintu utama mengagetkannya pagi itu.

“ Tok tok tok.... Annisaaaa?” Panggil seorang pria paruh baya dari luar.

Tak ada sahutan dari annisa, dia mengetuk lagi.

“Tok tok tok.... Annisaa.. Apa kamu ada didalam?

Mendengar ketukan di depan rumahnya dan panggilan akan namanya membuatnya bergegas bangkit dari tempat tidurnya. 

Tangan nan halus mulai menyentuh ganggang pintu utama, disambut senyum indah seorang pria paruh baya saat pintu mulai terbuka, pak eko namanya. Beliau tetangga annisa yang tinggal di seberang rumahnya.

“Ada apa pak eko?” tanya annisa dengan ramah.

“Mohon maaf nih nak nisa, saya sudah mengganggu paginya nak nisa. Ada yang mau saya bicarakan.” Jawabnya sambil tersenyum.

“Nggak apa – apa kok pak, masuk dulu.” Sambil memutar tubuhnya berjalan menuju ruang tamu yang diikuti langkah kaki pak eko.

“Ada apa sih, apa sangat penting sampai pagi – pagi sudah kesini.” Gumamnya dalam hati.

“Duduk dulu pak, saya buatkan minum sebentar.”

“Nggak usah nak nisa, saya sudah minum tadi di rumah.” Jawabnya sambil duduk di sofa ruang tamu rumah annisa.

“Ya sudah, apa yang mau pak eko bicarakan?” tanya annisa sambil duduk di sofanya.

Saat memulai pembicaraan, pak eko menarik nafas panjang dengan perasaan sedikit ragu untuk mengatakan. Bingung untuk memulai apakah pantas untuk dikatakan saat ini atau tidak.

“Ada apa sih pak, kok malah jadi ragu untuk mengatakannya? Katakan saja pak, nggak apa – apa kok.” Ucap anissa dengan ramah.

“Emmmm.... Begini nak nisa. Mohon maaf nih, kalau waktunya kurang pas untuk dikatakan.”

“Iya pak, katakan saja.

“Teman saya yang seorang pengusaha di kota, saat ini dia sedang mencari karyawan  di cafe miliknya nak nisa.”

“Maksud pak eko apa ya?”

“ Yaaa... Maksud saya, saya menawarkan sama nak nisa apa nak nisa mau kerja sama teman saya? Gajinya sangat besar nak nisa lima kali lipak gaji kepala desa kita sebulannya. Terus, tempat tinggal dan ongkos makan juga sudah ditanggung. Kalau nak nisa keberatan, nggak apa – apa juga sih tapi saya kasian sama nak nisa kan nak nisa nggak ada kerjaan juga.” Ucapnya panjang lebar.

Annisa merasa bingung dengan tawaran dari pak eko ini. Dia terlihat menunduk memikirkan keputusan yang akan diambilnya.

“Pikirkan saja dulu nak nisa, nanti sore saya akan kemari lagi.” Sambung pak eko setelah melihat annisa yang masih bingung.

“Kalau begitu saya pamit dulu nak nisa, sekali lagi maaf sudah mengganggu nak nisa pagi – pagi begini.”

“Ah iya pak, saya pikarkan dulu ya!!” Jawab annisa tegas

Setelah kepergian pak eko dari rumahnya. Annisa bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sambil berendam memikirkan tawaran dari pak eko.

“Aku memang lagi perlu pekerjaan sih. Uang tabungan ku juga hampir habis. Bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku kalau begini. Apa kuterima saja ya tawaran dari pak eko. Kan lumayan buat hidup dan sisanya bisa ku tabung untuk ku membuka usaha di desa ini nanti.” Pikir annisa sambil merancang kelanjutan hidupnya.

Tanpa berpikir panjang, dia langsung memutuskan untuk pergi ke kota. Rasa kesedihannya telah mengalahkan kecerdasannya dalam berpikir.

Bergegaslah ia menyelesaikan mandinya, lalu langsung memakai pakaian rapi dan menuju ke dapur membuat sarapan.

Selesai sarapan ia pun tidak menunggu pak eko untuk kerumahnya nanti sore. Namun ia langsung menuju ke rumah pak eko dengan segera untuk mengatakan keputusan yang telah ia buat.

“Tok tok tok... permisi pak ekooooo? Apa ada di rumah?” 

Mendengar suara ketukan dan suara annisa, bergegaslah pak eko membukakan pintu.

“Eh nak nisa, silahkan masuk nak!”

“Iya pak.”

“Loh kok sudah kesini, kan saya bilang nanti sore saya yang akan ke rumah nak nisa.”

“I....Iya pak, saya rasa sudah memutuskan keputusan saya. Jadi saya rasa langsung saya sampaikan saja.” Jawab annisa dengan sedikit rasa malu.

“Waaah nak nisa ini nggak sabaran ya rupanya.”

“Hehehee.... bukan begitu pak, saya rasa karena sudah saya putuskan jadi tidak perlu merepotkan bapak untuk pergi kerumah saya nanti sore. Lebih cepatkan lebih baik pak.”

“Iya, jadi gimana keputusan nak nisa?”

“Saya setuju pak atas tawaran bapak, tapi bagaimana dengan rumah saya ini pak.”

“Nak nisa tidak perlu khawatir masalah rumah nanti biar pak eko yang ngerawat, seminggu sekali pak eko bisa bantu membersihkannya.”

“Duuuh, malah merepotkan pak eko dong saya. Saya nggak punya apa – apa lagi pak buat bayar bapak untuk merawat rumah saya.”

“Nggak apa – apa nak, saya ikhlas bantu nak nisa. Kan kita tetangga, sebagai tetangga yang baik kan harus saling membantu. Bukan begitu nak nisa?”

Ah, Iya pak. Sekali lagi saya benar – benar berterima kasih dengan pak eko. Sudah sangat membantu saya.”

“Tidak perlu sungkan nak.”

“Jadi kira – kira kapan saya bisa berangkat ke kota pak?”

“Bagaimana kalau besok. Kebetulan asisten teman saya masih ada di sini nak nisa. Jadi nak nisa nggak perlu keluar ongkos untuk berangkat. Bisa langsung ikut dengannya saja besok.”

“Secepat itu pak? Waaaah kalu begitu saya harus siap – siap dong sekarang.”

“Iya nak, silahkan jika mau beres – beres dulu.”

“Kalau begitu saya pamit dulu pak.” Ucapnya sambil pergi meninggalkan rumah pak eko.

Dengan terburu – buru annisa menuju ke rumahnya.

Pak eko yang memandangi punggung anak gadis itu sampai tak terlihat lagi bayangannya. Ada rasa sedikit bersalah dalam hatinya. Tapi egonya mengalahkankan rasa ibanya terhadap annisa. Dia hanya berharap bahwa apa yang dilakukannya akan membuat hidup anak gadis itu lebih baik walaupun dalam jalan yang salah. Toh annisa juga tidak mempunyai siapa – siapa lagi, jadi tidak ada yang bisa menuntut dirinya akan apa yang terjadi terhadap annisa. Begitulah pikirnya.

“Maafkan saya nak nisa, saya juga terpaksa membohongi kamu karena saya juga sangat memerlukan uang.” Sedikit rasa iba dalam pikiran pak eko namun ditepisnya dengan kekurangannya.

Jelas saja ada rasa bersalah di hati pak eko, karena kenyataannya bahwa annisa tidak akan mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan cafe namun dia telah menjual gadis itu ke tempat prostitusi.

HALO TEMAN – TEMAN, SALAM KENAL DARIKU. MOHON DUKUNGANNYA YA!!! INI NOVEL PERTAMAMKU. TOLONG BERIKAN KRITIK DAN SARAN YANG MEMBANGUN. MOHON MAAF JIKA MASIH ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN MAUPUN EJAAN. SERTAKAN SEMUA KESALAHAN YANG ADA DALAM KETIKAN DIKOLOM KOMENTAR YA!!! TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR...

Persiapan dan Keberangkatan

PERSIAPAN DAN KEBERANGKATAN

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Mentari merona menampakkan jingganya. Siang berganti petang. Seorang gadis nampak masih termenung di komplek pemakaman. Suara burung menyadarkannya dari lamunan.

“Haaaah, astaga aku melamun. Sudah senja rupanya.” Gumamnya saat tersadar.

Segera dia bangkit dari duduknya di samping pusara ayah dan ibunya. Dan sekali lagi, dia mengucapkan salam perpisahan kepada kedua orang tuanya.

“Ayah..... Ibu..... Annisa pamit dulu. Doakan annisa bisa sukses dengan cepat. Setelah itu aku akan kembali untuk menemui kalian lagi.” Ucapnya yang kemudian langsung memeluk batu nisan ayah ayah ibunya.

Perlahan dia pergi dari daerah pemakaman. Sesekali berbalik melihat pemakaman orang tuanya. Seakan tidak rela untuk berpisah. Berjalan gontai tak ada semangat di langkahnya. Sampai tiba dirumah, hari berubah gelap.

Di dalam rumah barang – barangnya sudah rapi dan siap untuk berangkat esok hari. Segera dia pergi kekamarnya untuk tidur lebih awal karena perjalanan ke kota sangat jauh dan akan melelahkan baginya. Namun, selang beberapa menit matanya masih belum bisa terpejam. Nampak ia memandangi seisi kamar hingga langit – langit kamarnya.

“Aku pasti akan sangat merindukan tempat ini.” Seketika buliran air mata jatuh di ujung matanya.

“Ya Tuhan, ini kah jalan hidup yang harus ku lalui?” Tangisnyapun menjadi – jadi sampai membasahi bantal yang di tidurinya.

Perlahan ia menarik nafas panjang dan menghapus air matanya.

“Sudah annisa. Semua belum berakhir. Kamu arus semangat!!” Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Matahari mulai menampakkan dirinya disela pegunungan. Pagi itu annisa sudah bangun dan rapi siap untuk berangkat. Diputarinya sekali lagi seisi rumahnya, sembil bergumam sendiri.

“Aku akan segera kembali menemui kalian semua.” Ucapnya kepada semua barang – barang perabotan di rumahnya dengan tersenyum.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan dari arah pintu.

“Tok tok tok.... annisa?” Suara pak eko memanggilnya.

Segeralah ia bergegas membawa kopernya pergi keluar.

“Waah nak nisa sudah siap rupanya.” Kata pak eko yang disambut senyuman dari annisa.

“Iya pak, saya sudah siap.”

“Sini biar saya yang bawakan barang – barangnya ke mobil.”

“Terima kasih pak.” Ucap annisa yang kemudian berbalik sambil mengunci rumahnya.

Sesampainya di depan mobil. Ada seorang lelaki yang menghampirinya.

“wah jadi ini yang namanya annisa.” Tanyanya pada pak eko.

“Iya pak, ini annisa.” Jawab pak eko.

“Halo, saya anton asisten tuan zen tempatmu bekerja nanti.”

“Halo, saya annisa pertiwi pak. Salam kenal.”

Anton memandanginya dari kaki sampai ke ujung kepala. Sangat sempurna pikirnya.

“Waaah, sempurna sekali. Dia cantik dan mempesona. Tubuhnya juga tinggi bak model. Tuan zen pasti sangat senang.”Gumamnya dalam hati.

“Maaf pak, ada apa?” Ucap annisa menyadarkan anton.

“Eh iya, maaf melamun. Ayo kita segera berangkat. Biar tidak sampai kemalaman.” Segara anton membukakan pintu mobil untuk annisa.

“Iya terima kasih. Oh ya pak eko, ini kunci cadangan rumah saya jika pak eko mau membersihkannya.” Annisa menyerahkan kunci ke tangan pak eko.

“Iya nak, hati – hati di jalan. Jaga kesehatannya.” Ucap pak eko sok ramah.

“Terima kasih pak. Sampai jumpa.” Ucap annisa sambil melambaikan tangannya.

Mobilpun berangkat. Perjalanan yang panjang membuat mata annisa terlelap tidur.

**************

Di lain tempat

Di bandara seorang wanita cantik nan sexy berjalan dengan sangat anggun. Dia melambaikan tangan menghentikan sebuah taksi.

“Ke Kantor XXX.” Ucapnya

Hanya perlu 15 menit taksi itupun sampai ketujuan.

Dengan gaya ala model profesional, wanita tersebut melangkahkan kakinya menuju lift dan menekan tombol lift ke arah lantai 15 yaitu lantai Direktur perusahaan ini.

Dari arah lift Joni terkejut melihat wanita yang keluar dari lift.

Tentu saja dia sangat terkejut, Joni yang merupakan asisten pribadi deon sangat mengenal dan mengetahui siapa wanita tersebut.

Wanita tersebut tidak lain adalah tara, mantan kekasih bosnya deon yang setahun lalu didapati deon berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.

Dengan wajah datar Joni melarang tara untuk masuk.

“Maaf, pak deon sangat sibuk sekarang.” Ucapnya datar kepada tara.

Tara hanya menarik senyum sinis di ujung bibirnya.

“Aku tidak perlu pendapatmu. Dia tidak pernah sibuk untukku.”Jawabnya dengan percaya diri.

“Hahahaaaa.... Benar – benar bermuka tembok.”

“Terserah!!!”

Tara membuka pintu dengan lembut. Dilihatnya deon tengah sibuk dengan pekerjaannya di depan komputer tanpa menoleh ke arahnya.

Dengan dingin deon berbicara.

“Kau masih punya muka untuk menghadapku?” Tanya deon tanpa melihat ke arahnya.

“Sayaaaaang!!”

“Jangan ucapkan kata itu, aku mulai jijik mendengarnya dari mulutmu.”

“Maafkan aku. Aku sangat mencintaimu sayang.”

“Benarkah?? Apakah uang dari riki tidak cukup untuk menghidupimu? Atau apakah dia telah bangkrut.”

“Tidak bisa kah kau melupakan itu? Aku akui aku salah, aku khilaf telah tergoda dengannya.” Ucap tara sambil mengeluarkan sedikit air mata yang mulai mengalir lembut di pipinya.

“Aku tidak mempan dengan air mata itu. Pergilah sebelum ku panggil petugas keamanan.”

Tangis Tara mulai pecah sejadinya mendengar ucapan dingin dari Deon.

“Dengar penjelasanku dulu deon.  Kamu sudah salah paham tentangku. Dia menjebakku!!” Ucapnya lirih.

Mendengar itu, tubuh deon mulai memanas. Seakan mengorek kembali apa yang telah terjadi kepadanya setahun yang lalu. Tangannya mulai memngepal menahan emosi yang akan segera meledak.

“Aku sangat mencintaimu dan hanya mencintaimu.”

Tanpa disadarinya deon melemparkan pot yang ada di ujung mejanya kearah tara tanpa mengenai tara. Namun, melihat itu membuat tara sedikit terguncang dengan apa yang terjadi.

Dari arah luar Joni sang asisten datang yang membawa dua orang petugas keamanan. Dan mereka langsung menarik tangan tara yang masih mematung tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kemarahan deon itu, benar – benar nampak terlihat diwajahnya. Sangat berbeda dengan deon yang dilihatnya setahun yang lalu.

Tidak lama kemudian, shinta sekretaris deon masuk dengan membawa obat penenang dan segelas air putih. 

“Minum ini dulu pak.” Dia langsung meminumkannya kepada Deon.

“Maaf pak kami terlambat.”Ucap Joni yang sambil menenangkan bosnya.

“Tidak apa – apa, terima kasih.”Jawab deon kepada kedua kaki tangannya yang setia ini.

Kejadian setahun yang lalu benar – benar menyisakan luka mendalam terhadap deon. Hingga dia sempat depresi beberapa bulan. Bahkan saking depresinya deon, dia tidak bisa melihat wajah wanita dengan penampilan seksi. Setiap dia melihat wanita tersebut, bayangan tara sang kekasih yang sangat dicintainya dan riki sang sahabat terbaiknya yang sedang bercumbu selalu membayanginya.

Sang sekretaris pun bahkan rela berkorban agar deon bisa sembuh, sekretaris yang dulunya selalu berpenampilan cantik dan seksi sekarang dia rela berpenampilan tomboi dan tidak mencolok di hadapan deon.

Seberapa tersiksanya pun deon selama masa depresinya, tidak ada yang mengetahui hal tersebut kecuali Joni dan Shinta. Bahkan orang tuanya pun tidak mengetahui hal tersebut. Yang mereka tau hanya berita bahwa deon dan tara telah putus tanpa mereka ketahui alasan sebenarnya. Oleh karena itu, tara masih berani mendekati deon secara terang – terangan. Karena dia merasa orang tua deon masih mendukungnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!