NovelToon NovelToon

Cinta Yang Bertemu Kembali

Bab 1

Hai para reader!!! Author akan mulai cerita Reyhan dan Clara dari masa sekolah di awal mereka bertemu, sampai pada kesalahpahaman yang membuat mereka saling membenci, hingga mereka bertemu di perusahaan Setya. Jadi selamat membaca dan semoga kalian suka.

***********

Hatinya bagaikan di tusuk ratusan jarum, persendiannya lemas, tak terasa air matanya berjatuhan membanjiri pipinya. Apa yang ada di hadapannya sungguh membuat hatinya hancur.

"Ayunda, Wildan" Ucapnya lirih.

Beberapa saat yang lalu...

Seorang gadis turun dari bus, dengan menggunakan gaun biru muda selutut serasi dengan warna kulitnya yang putih, rambut hitam bergelombang dengan tinggi badan 155 cm, dan ditangannya ada kotak hadiah kecil untuk sang kekasih.

Dia berlari menuju Hotel tempat dirayakan nya ulang tahun kekasihnya Wildan Avansha Denata.

"Astaga, sudah hampir jam 7. aku harus cepat"

Saat sudah sampai, terlihat sudah banyak tamu undangan yang hadir. Dia berjalan mencari kekasihnya hingga tidak sengaja matanya menangkap sosok yang sangat dia cintai sedang berdiri di atas panggung.

Dia melihat sang kekasih sudah tampil gagah dengan menggunakan kemeja hitam di atas panggung. Wajahnya persis seperti Boyband Korea, tampan dan manis.

Ayahnya Wildan merupakan salah satu donatur di SMA Nusa bangsa. Wildan mempunyai anggota Band di mana dia adalah vokalis nya, jadi tidak heran jika dia memiliki banyak penggemar terutama para gadis.

"Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih karena kalian sudah hadir di acara ini. Ada sedikit informasi yang ingin aku sampaikan kepada kalian semua, dan aku harap kalian tidak kecewa. Selama ini, aku mempunyai seseorang yang sangat aku sayangi dan cintai, yang menggetarkan hatiku saat aku melihat senyuman nya, yang membuat ku susah tidur karena merindukan nya, dan membuat hari hariku berwarna dengan suara tawanya. Dan sekarang, aku ingin mengumumkan kepada kalian siapa gadis yang membuat ku tergila-gila. Dan orangnya adalah..."

Suara Wildan menggema di Hotel itu. Gadis itu sangat tersentuh dengan pengakuan Wildan, perkataan Wildan membuatnya serasa terbang di udara.

Semua orang menunggu Wildan melanjutkan perkataannya. Mereka penasaran siapa gadis yang berhasil merebut hati Wildan sang idola sekolah.

Di saat semua sedang menunggunya, Wildan melirik ke arah gadis itu, ada senyum tersungging di bibirnya, senyum yang penuh makna.

'Kalau kau melihatku di atas panggung dan tersenyum padamu, maka itu tanda kalau kau harus naik. Aku akan memperkenalkan mu kepada semua orang bahwa gadis terpintar di sekolah adalah pacar dari Wildan sang idola sekolah'

Gadis itu mengingat ucapan Wildan sehari sebelum acara di mulai. Gadis itu tersenyum kemudian segera berjalan menghampiri Wildan yang ada di depannya. Tapi baru beberapa langkah ia berjalan...

"Dan orangnya adalah PUTRI AYUNDA"

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, perkataan Wildan membuat hati gadis itu hancur, dirinya yang sudah terbang di udara, langsung terhempas ke tanah. Bagaimana tidak, nama yang di sebut kan Wildan bukanlah namanya, melainkan nama sahabatnya.

Suasana ruangan itu riuh, seketika para gadis harus menelan kekecewaan karena sudah tidak ada lagi harapan untuk mendapatkan Wildan.

Ayunda berjalan menghampiri Wildan. Mereka berpelukan mesra, menambah sakit di hati gadis malang itu.

"Ayunda, Wildan...." ucapnya lirih

"Baiklah, semuanya tenang. Aku dan Ayunda sudah berpacaran sejak 6 bulan yang lalu. Kami memang sengaja merahasiakan hal ini kepada kalian semua dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengatakannya. Jadi, aku umumkan bahwa Ayunda gadis tercantik di sekolah adalah pacar Wildan sang idola sekolah."

Wildan mengatakannya dengan senyum mengembang sambil merangkul Ayunda di sampingnya. Wajahnya menyiratkan ada kebanggaan dapat menaklukkan hati gadis tercantik di sekolah.

Gadis itu terisak, seharusnya dia yang ada di panggung dan menerima perkataan Wildan, tapi kenapa Ayunda? Kenapa harus sahabatnya?

Ayunda melirik sinis ke arah gadis itu dan mengatakan kalimat yang membuat darah gadis itu mendidih.

"Nah, sekarang kalian tahu kan kalau Wildan ini adalah pacar gue, jadi jangan coba coba untuk merebutnya apalagi mengaku ngaku menjadi pacarnya, apa kalian mengerti!"

Ada yang kecewa karena tidak bisa mendapatkan Wildan dan ada yang kecewa

karena tidak bisa mendapatkan hati Ayunda. Tanpa mereka sadari, ada yang terluka akibat di khianati kekasih dan sahabat nya. Suara isakan nya tersamarkan oleh alunan musik yang seakan ikut mengejeknya.

Wildan dan Ayunda tidak memperdulikan gadis itu. Mereka berdua malah semakin menunjukkan kemesraannya di atas panggung. Sepertinya mereka sengaja ingin menghancurkan hati gadis itu.

"Ayunda, Wildan, kenapa, kenapa harus kalian?.. hiks hiks" Gadis itu sudah tidak peduli lagi dengan orang orang yang menatapnya dengan tatapan aneh. Hati nya remuk melihat sahabat dan pacarnya berselingkuh.

"CLARA"

Ya, namanya Clara Andhira Hapsari. Selama ini, dia dan Wildan berpacaran diam diam sejak kelas 10. Sudah satu tahun mereka berpacaran.

Awalnya Clara tidak percaya Wildan menyukainya, apalagi Wildan adalah anak orang kaya, bagaimana mungkin Wildan menyukai gadis sepertinya yang tidak cantik dan miskin. Tapi melihat sikap romantis dan perhatiannya, akhirnya dia luluh dan menerima Wildan.

Dan saat Wildan mengatakan padanya akan memberitahukan hubungannya kepada semua orang di hari ulang tahunnya, dia sangat bahagia.

Dia selalu menceritakan mengenai hubungannya dengan Wildan kepada tiga sahabatnya, yaitu Mita Khairunnisa Pratiwi, Santika Emiko, dan Putri Ayunda. Tapi siapa sangka salah satu sahabatnya, malah merebut kekasih hatinya.

"Mita, Santi"

Suara Clara bergetar saat memanggil nama kedua sahabatnya. Air mata terus mengalir di pipinya, membuat kedua sahabatnya iba melihat nasib Clara.

Mita dan Santi membawanya keluar dari Hotel tersebut, mereka kemudian menuju taman hotel.

"Ayunda brengsek. Bagaimana mungkin dia menikung sahabatnya sendiri, jika tadi tidak banyak orang sudah ku jambak dan ku cakar cakar wajahnya" Ucap Mita berapi api. Dari dulu dia memang tidak terlalu menyukai Ayunda karena sifatnya yang sombong.

"Sabar Ta. Aku juga muak melihat wajah tak bersalah mereka. Ingin sekali aku menghajar Wildan sampai tulang tulangnya patah. Apalagi Ayunda, wajah sombong nya itu sangat menjijikkan." Ucap Santi yang juga tak kalah kesal.

"Sudahlah, Wildan memang lebih pantas untuk Ayu. Di banding aku, Ayu memang lebih cantik dan kaya, bukan? Aku saja yang tidak tahu diri. Wildan tidak mungkin menyukai gadis miskin sepertiku. Seharusnya aku sadar. Sia sia saja aku membelikan ini untuknya, padahal aku sudah mengumpulkan banyak uang hanya untuk membeli ini" Clara menatap sendu ke arah kotak hadiah berisi jam tangan yang sudah di belinya.

"Ra sabar ya, kita juga tidak menyangka kalau Ayunda dan Wildan berselingkuh. Kau tidak boleh sedih lagi, ok?" Santi memberi semangat kepada sahabatnya, Clara.

"Benar, jangan buang air mata berharga mu hanya untuk dua orang sialan itu. Kau bisa mencari yang lain lagi kan, Wildan bukan satu satunya laki laki di dunia ini, jadi jangan sedih lagi." Ucap Mita menambahkan.

"Baiklah, aku tidak akan sedih lagi jadi kalian tidak perlu khawatir. Aku titip ini, tolong berikan kepada Wildan dan ucapkan selamat kepadanya"

Clara menyerahkan kotak berisi jam tangan tersebut kepada Santi.

"Astaga Clara, Seharusnya kamu menghajar mereka, bukannya memberi hadiah, kalau aku jadi kamu pasti sudah ku tampar wajah Ayunda dan akan ku tendang masa depan Wildan, biar tau rasa dia. Kita jadi perempuan gak boleh lemah Ra, kalau dia selingkuh kita balas selingkuh" Ucap Mita, dia melipat tangannya di dada sambil mengomeli Clara.

"Tidak apa Ta, anggap saja salam perpisahan, lagian Ayunda juga sahabat kita kan"

"Sahabat gundulmu, mana ada sahabat yang ngerebut pacar sahabat sendiri, bingung aku sama pemikiran kamu Ra, murid terpintar tapi otaknya o*n" ucap Mita kesal.

Clara hanya tersenyum menanggapi Mita, dia berkata pada Santi "Tolong ya San"

"Hehhh, baiklah, aku akan memberikan nya" Santi menghela nafas. Dia sebenarnya tidak ingin memberikan hadiah itu, takut khilaf dan malah menghajar Wildan dan Ayunda nanti, tapi dia akan melakukannya demi sahabat nya

"Santi saja. Aku takut khilaf saat melihat wajah mereka." Mita kemudian berlalu dari tempat itu, tentu dengan wajah kesalnya.

"Kalau begitu aku pulang dulu ya San, Terima kasih karena sudah menjadi sahabat baikku" Clara kemudian pergi meninggalkan Hotel tersebut.

...----------------...

Di dalam hotel......

"Akhirnya semuanya berakhir ya sayang. Kamu tidak perlu pura pura menyukai Clara lagi dan aku tidak perlu pura pura baik di depannya. Aku sangat cemburu saat mendengar ceritanya mengenai kamu. Apalagi saat harus pura pura tersenyum saat mendengar ceritanya itu." ucap Ayunda dengan wajah cemberut sambil bergelayut manja di lengan Wildan.

"Iya sayang, maaf ya. Aku juga sangat muak melihat wajahnya. Lagian aku melakukan hal ini hanya untuk memanfaatkan nya saja. Tapi sekarang tidak lagi. Karena ayahku akan pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis, dia pasti akan sibuk sampai tidak ada waktu untuk mengawasi ku." Ucap Wildan sambil menggenggam tangan Ayunda.

"Ck,ck,ck, menjijikkan. Wah sudah gue duga lo pasti ada niatan lain memacari Clara, bukan? Ternyata lo hanya manfaatin dia selama ini dan lo Ayunda, tidak gue sangka lo selama ini berhati busuk. Apa lo juga sama seperti lelaki ini, hanya memanfaatkan Clara saja?" Ucap Santi sinis sambil menghampiri mereka berdua.

"Lo benar Santi, lagian teman lo itu terlalu polos. Dia sangat penurut, jadi gue nyuruh dia untuk ngerjain tugas tugas gue, dan dia mau kok. Siapa yang tidak akan senang mendapat pacar yang pintar dan penurut seperti Clara. Tapi sayang dia terlalu miskin dan jelek untuk menjadi pacar Wildan Avansha Denata." Wildan mengatakan nya dengan angkuh.

"Sebenarnya gue juga gak mau jadi teman kalian, kalian itu hanya lah kumpulan anak miskin. Tapi gue harus bergaul dengan anak anak pintar supaya gue juga pintar kan? Clara itu sangat baik, bukan hanya memberi contekan, tapi pacarnya juga. Seharusnya dia sadar gadis miskin sepertinya tidak mungkin menjadi pacar seorang Wildan, idola sekolah. " Ucap Ayunda sinis.

"Seharusnya gue juga sadar kalau kalian itu hanyalah anak anak bodoh yang sangat bergantung pada Clara. Gue senang karna mengetahui sifat asli kalian sekarang. Dan ini hadiah dari Clara, dia mengucapkan selamat kepada kalian." Santi memutuskan pergi sebelum emosinya tidak terkendali, tapi dia membalikkan badannya, melipat tangannya dan tersenyum mengejek.

"Oh ya, jika orang bodoh berpacaran dengan orang bodoh, maka sebutan yang cocok untuk kalian itu adalah pasangan TOLOL" Setelah berkata seperti itu, ia kemudian berlalu dari hadapan Ayunda dan Wildan.

Tangannya mengepal, wajah Wildan memerah, entah karena marah atau karena malu, hanya ia dan tuhan yang tahu. Ayunda mencoba menenangkan kekasihnya itu.

"Sudahlah, orang seperti itu hanya bacotnya saja yang besar. Kita akan membalas mereka nanti."

"Baiklah, apa yang harus aku lakukan pada hadiah ini?" Tanyanya kepada Ayunda.

"Buang saja, paling barang murahan" jawab Ayunda

Kemudian Wildan membuangnya ke tempat sampah. Mereka melanjutkan pesta tersebut tanpa memikirkan perasaan Clara yang terluka akibat perbuatan mereka.

Bab 2

Mohon dukungannya !!

********************

Flashback 6 bulan yang lalu...

Hujan deras mengguyur sekolah SMA Nusa bangsa. Sudah banyak siswa yang pulang kerumahnya.

Tampak seorang gadis sedang duduk di meja piket. Dia menelpon seseorang dengan wajah kesal.

"Di mana sih pak?! Saya udah lama nunggu nih, mana dingin lagi!"

"Maaf non, mobilnya mogok. Jadi non pulang naik taksi aja ya"

"Kenapa gak bilang dari tadi sih pak? Kan saya gak perlu capek capek nunggu kayak gini." Gadis itu menutup telponnya dengan kasar.

"Ayunda?"

Sapa seorang pria di belakangnya. Gadis itu kemudian menoleh dan melihat Wildan lah yang menyapanya.

"Eh Wildan. kenapa kamu belum pulang?" Tanya Ayunda.

"Aku ada urusan tadi, ini baru mau pulang. Terus kamu kenapa masih di sini?" Tanya Wildan sambil duduk di dekat Ayunda.

"Mobil aku mogok, jadi gak bisa jemput ke sini" Ucap Ayunda dengan mimik sedih.

"Ooh, kalau boleh, aku bisa kok nganterin kamu." Ucap Wildan menawarkan.

"Apa gak ngerepotin?" Tanya Ayunda

"Nggak kok, ayo" Wildan menarik tangan Ayunda menuju mobilnya.

Mereka pun meninggalkan SMA tersebut. Di dalam mobil terjadi kecanggungan antara mereka berdua.

"Kamu udah punya pacar belum Yun?" Ucap Wildan mencoba mencairkan suasana.

"Belum Wil."

"Sudah berapa lama kamu berteman dengan Clara dan teman temannya?" Tanya Wildan.

"Sejak SMP. Aku satu kelompok dengan mereka saat masa pengenalan sekolah, dari situ kami mulai berteman"

Setelah diam beberapa saat, Ayunda memberanikan diri untuk bertanya pada Wildan walaupun sedikit ragu.

"Maaf kalau aku lancang, tapi kenapa kamu mau pacaran sama Clara?"

"heehhh, jangan katakan hal ini pada siapapun. Sebenarnya aku berpacaran dengan Clara karena aku memerlukan nya. Ayahku selalu marah saat melihat nilaiku, jadi aku memanfaatkan Clara. Aku menyuruh nya mengerjakan tugas tugas ku dan ajaib nya dia mau. Ayahku bilang kalau nilaiku jelek terus, maka dia akan memblokir kartu kredit ku, jadi karna itu aku memanfaatkan Clara."

Ayunda terdiam, dia tidak menyangka kalau selama ini Wildan hanya memanfaatkan Clara saja.

Wildan yang melihat Ayunda terdiam menjadi cemas, dia takut Ayunda akan memberi tahu Clara, karena Wildan tahu Ayunda dan Clara bersahabat.

"Kenapa kamu diam?"

"Aku hanya tidak menyangka, aku pikir kamu beneran menyukainya" jawab Ayunda santai.

Kening Wildan mengkerut, dia pikir Ayunda akan menampar dan memakinya karena sudah memanfaatkan sahabatnya, tapi Ayunda terlihat santai saja.

"Oh ya, kenapa kamu menceritakan ini ke aku? Kamu tau kan kalau aku sahabatnya Clara, kamu gak takut aku kasih tau Clara kalau dia cuma di manfaatin" Ucap Ayunda.

"Kamu tadi yang nanya kan, jadi aku hanya menjawabnya"

Ayunda lagi lagi diam, memang dia tadi yang bertanya.

"Kamu mau tau sesuatu?"

Wildan menghentikan mobilnya, dia menatap Ayunda yang juga sedang menatapnya. Hujan deras berganti dengan gerimis.

"Sebenarnya aku menyukai orang lain dan orang itu adalah kamu, Ayunda"

Mata Ayunda membulat saat mendengar pengakuan Wildan, tubuhnya mematung merasakan detak jantungnya yang berpacu cepat.

Dia bahagia karena ternyata cintanya tak bertepuk sebelah tangan.

Ayunda selama ini memang menyukai Wildan. Siapa yang tak menyukai pria tampan seperti nya. Saat dia mendengar dari Clara kalau Wildan menyukainya dan ingin berpacaran dengan nya, hati Ayunda menjadi sakit, dia jadi membenci Clara Karena sudah mengambil orang yang di sukai nya dan sekarang Wildan menyatakan bahwa dia menyukainya.

"Jadi, apa kau mau menjadi pacar ku?"

Perkataan Wildan membuyarkan lamunannya.

"Kau sudah memiliki pacar, tidak mungkin aku menjadi pacarmu kan?" Tanya Ayunda sinis.

"Aku akan memutuskan Clara tapi tidak sekarang, aku masih membutuhkan nya. Tapi aku berjanji aku akan memutuskannya dan mengatakan kepada semua orang bahwa kau adalah pacarku" Wildan mencoba meyakinkan.

Setelah berpikir beberapa saat akhirnya ia setuju. Dia ingin membalaskan rasa sakit hatinya kepada Clara.

Selama ini dia membenci Clara, walaupun tidak terlalu cantik, tapi dia populer dengan kepintarannya, itu yang membuat nya iri. Ditambah dengan Wildan yang menjadi pacarnya, bertambah besar lah rasa kebencian di hatinya.

"Kita lihat apa kau masih akan tersenyum saat tahu kalau aku telah merebut pacar kesayanganmu ini" Ucapnya dalam hati.

Dan dari saat itulah dia dan Wildan berpacaran tanpa sepengetahuan Clara dan siapapun. Dan kejadian di acara ulang tahun merupakan salah satu rencananya untuk membuat hati Clara hancur, dan dia berhasil.

...----------------...

Di perjalanan pulang, Clara tak henti hentinya menangis. Dia sama sekali tak menyangka jika selama ini Ayunda merebut Wildan darinya.

"Aku memang bodoh, seharusnya aku tau kalau mereka memang menyembunyikan hubungan mereka dibelakang ku. Emang bener kata orang orang kalau cinta itu buta. Padahal semua bukti sudah ada, tapi aku masih mempercayai kalian. Apa selama ini kalian hanya manfaatin aku saja?. Kenapa juga saat itu aku mau menerima Wildan, seharusnya aku tau, orang sepertinya tidak mungkin menyukaiku." Ucapnya dalam hati.

Clara memang beberapa kali memergoki mereka berduaan. Tapi saat di tanya, mereka selalu mengatakan tidak sengaja bertemu dan hanya mengobrol. Clara sangat mempercayai Wildan dan Ayunda. Jadi dia tak masalah, walaupun ada rasa curiga di hatinya tapi dia mencoba menepisnya.

Lamunannya terhenti saat mendengar ponselnya berdering.

"Halo"

"........."

"APA!!! Baiklah aku akan segera ke sana" Tiba tiba wajah gadis itu berubah pucat, dia menjadi sangat panik, dia buru buru pergi ke suatu tempat.

Sesampainya di tempat tersebut, dia melihat seseorang menangis di depan ruang UGD dan orang itu adalah adiknya, Lailatul Asyifah Hapsari

"Laila"

"Kakaaak!!, huhuhuhu" Laila berlari memeluknya sambil menangis tersedu sedu.

"Tenanglah. Ibu pasti akan baik baik saja. Kau tidak perlu khawatir, ibu kita orang yang kuat kan?" Clara berusaha menenangkan adiknya, padahal dia sendiri juga khawatir pada ibunya.

Ibunya selama ini menderita penyakit lambung akut. Sebenernya ibunya sering kambuh, tapi tidak pernah mengatakannya dan jika kambuh, maka hanya akan minum obat saja.

Clara tidak menyangka jika penyakit lambung ibunya sangat parah, karena dia pikir ibunya selama ini baik baik saja.

"Dengan keluarga Bu Tari?"

Seorang dokter tiba tiba datang dan bertanya kepada mereka.

"Iya dok." Jawab Clara.

"Bisa ikut keruangan saya. Ada yang ingin saya bicarakan"

"Baik dok. La, kakak pergi dulu ya, kamu tunggu di sini saja" Setelah mengatakan itu, Clara kemudian mengikuti dokter menuju ke ruangan nya.

"Silahkan duduk" Kata dokter mempersilahkan.

"Baiklah saya akan langsung ke intinya saja ya. Ibu anda mengalami Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease / GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri pada ulu hati, heartburn, serta berbagai gejala lainnya pada area dada bagian bawah dan perut. Asam lambung yang tidak diobati bisa memicu peradangan, terbentuknya jaringan parut, dan pertumbuhan jaringan abnormal di kerongkongan. Akibatnya, kerongkongan bisa lebih sempit dan kaku. Hal itu membuat penderita susah menelan makanan, minuman, serta sesak napas. Kita harus melakukan Operasi pemotongan lambung (gastrektomi) yaitu prosedur yang dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh lambung. Silahkan anda tanda tangani dan urus biaya administrasi nya."

Perkataan dokter tersebut tentu membuatnya sangat terpukul. Dia tidak ingin kehilangan ibunya, tapi dia tidak memiliki uang untuk membayar operasi.

"Baik dok, saya akan segera mencari biaya untuk membayar operasinya dan akan saya tanda tangani nanti. Kalau begitu saya permisi dulu, terima kasih"

Clara pergi ke meja resepsionis. setelah itu, ibunya kemudian di pindahkan keruang perawatan.

*Ceklek*

"Kakak"

Clara mendekati adiknya, dia duduk di sebelahnya dan memandangi ibunya yang tertidur.

"La, kenapa ibu bisa kek gini?"

"Aku gak tau kak, gak lama kakak pergi, ibu bilang perutnya sakit, dadanya sesak, dan muka ibu pucat. Aku manggil tetangga buat nganterin ibu ke rumah sakit"

Clara memeluk adiknya yang menangis.

'Ya Allah, Bu, kenapa ibu gak bilang sih kalau ibu selama ini sakit, kalau ibu bilang kan aku bisa tau, biar aku aja yang kerja, ibu istirahat aja'

Clara menangis dalam diam, belum sembuh luka akibat perselingkuhan sahabat dan kekasihnya malah datang luka baru, ibunya terbaring lemah di rumah sakit.

"Laila, kamu temani ibu ya. Kakak ada urusan sebentar"

Clara berdiri dan bersiap keluar.

"Kemana kak?"

"Membeli makanan, kamu pasti belum makan kan?" Tanya Clara.

Laila hanya mengangguk.

"Ya udah, kakak pergi dulu ya."

Clara tidak langsung membeli makanan, dia pergi ke taman untuk mengeluarkan semua uneg-uneg yang ada di otaknya.

Di sana dia menangis sepuas puasnya. Hari ini merupakan hari terburuk di hidupnya. Pacar dan sahabatnya berselingkuh, Ibunya masuk rumah sakit dan harus segera di operasi. Belum lagi biaya untuk membayar operasi tersebut.

Selama ini Clara membantu ibunya untuk membiayai kehidupan mereka. ibunya hanya buruh cuci di sekitar tempat tinggal mereka.

Selama ini dia bekerja di restoran setalah pulang sekolah untuk membantu ibunya mencari uang.

Ayah nya telah meninggal karena kecelakaan saat dia berumur 7 tahun. Clara dan Laila harus kehilangan sosok ayah saat usia mereka masih kecil, apalagi saat itu usia Laila masih 2 tahun. Semenjak itu ibunya harus menjadi tulang punggung keluarga.

"Kenapa ini semua harus terjadi di saat bersamaan? Bagaimana cara ku untuk membayar operasi ibu? Apa salahku sampai harus di hukum seperti ini? Pertama pacar dan sahabat ku berselingkuh, sekarang ibu masuk rumah sakit. Apa tidak bisa membiarkan ku untuk bernafas sebentar saja? hiks.. hiks"

Tanpa di sadari oleh Clara, seorang pemuda, memakai hoodie hitam bercelana jeans sudah duduk disampingnya dan mendengarkan semua perkataan nya.

"Aku bisa membantumu untuk membayar operasi ibumu sekaligus membantumu membalas dendam kepada sahabat dan pacarmu itu. Tapi kau harus mau menjadi pacar bayaran ku dulu..."

Kehadiran pemuda tersebut tentu membuat Clara terkejut. Gadis tersebut segera menghapus air matanya, kemudian menelisik wajah lelaki di sampingnya, tapi sayang, wajahnya tertutup hoodie.

"Apa maksudmu? Apa kau mendengar apa yang aku katakan tadi?" Tanya Clara.

"Tentu. Tangisanmu sampai terdengar jauh. Karena penasaran aku datang ke sini. Untung tidak banyak orang, kalau tidak mereka bisa heboh mendengar suara tangisanmu."

Perkataan pemuda tersebut membuat wajah Clara bersemu merah. Dia tidak tau kalau ternyata suaranya sampai sekencang itu.

"Jadi bagaimana dengan penawaranku? Apa kau mau?" Tanya pemuda tersebut.

"Emm, aku tidak bisa. Aku memang memerlukan uang tapi aku tidak mau menjadi pacar bayaran mu. Bagaimana kalau kau malah melakukan hal yang buruk padaku. Lagian aku tidak mengenalmu, jadi maaf." Clara hendak beranjak dari tempat duduknya, tetapi pemuda tersebut menahan tangannya.

"Apa kau yakin tidak mengenaliku?"

Pemuda tersebut membuka hoodie yang menutupi wajahnya, mata Clara membelalak saat tau siapa pemuda itu.

Bab 3

"Apa kau yakin tidak mengenaliku?"

Pemuda tersebut membuka hoodie yang menutupi wajahnya. Seketika mata Clara membelalak saat tau siapa pemuda itu.

"KAU...Kak Reyhan"

Reyhan Ananda Setya adalah anak dari salah satu Donatur di sekolahnya dan sekarang berada di kelas 12. Dia juga terkenal di sekolah. Begitu banyak wanita yang ingin mendapatkan Reyhan, sampai sampai mereka dijuluki sebagai fans garis keras Reyhan, akan tetapi karena sifatnya yang dingin membuatnya sangat sulit untuk didapatkan.

"Apa alasannya? Dan kenapa kakak memilih aku?" Tanya Clara bingung.

"Hehhh...Omah ku mengidap kanker jantung. Dokter bilang waktunya tidak lama lagi... Permintaan terakhir nya adalah ia ingin melihatku dekat dengan seorang gadis sebelum ia meninggal. Mungkin karena aku tidak pernah dekat dengan gadis manapun seumur hidupku, Omah meminta hal ini sebelum dia meninggal. Dan aku ingin kamu lah yang menjadi gadis itu." Reyhan menatap netra coklat Clara dengan lekat.

"Tapi kenapa harus aku?"

Clara masih tidak mengerti dari sekian banyak wanita cantik di sekolahnya, kenapa dia yang dipilih oleh Reyhan.

"Karena kamu gadis yang baik dan lugu. Aku yakin kamu bukan gadis yang gila uang dan aku yakin gadis sepertimu akan sadar diri kalau aku tidak akan pernah benar-benar menyukaimu." Ucap Reyhan sambil mendekati Clara hingga mengikis jarak di antara mereka.

"Jadi bagaimana? Apa kau setuju?." Ucapnya menambahkan.

Jarak mereka kini sangat dekat. Reyhan bisa melihat Wajah imut dengan hidung mancung dan bibir mungil Clara dari dekat yang membuat jantungnya berdebar-debar. Tak biasanya dia seperti ini. Bahkan jika ia melihat gadis yang jauh lebih cantik dari Clara, ia akan bersikap biasa saja.

'Astaga, ada apa dengan jantungku? Kenapa berdegup sangat kencang? Apa aku sakit? Sepertinya aku harus memeriksanya ke dokter nanti'

Clara sepertinya masih bingung, apa dia harus menerimanya atau tidak.

'Apa aku harus menerimanya? Toh, aku hanya harus menjadi pacar bayarannya nya saja. Kasihan ibu jika tidak segera di operasi'

"Baiklah aku setuju. Tapi kakak harus janji tidak akan melakukan hal yang aneh atau kasar padaku, karena aku akan melaporkan nya ke polisi jika sampai kakak melakukannya" Ucap Clara sambil menatap wajah Reyhan. Dia sempat terpana dengan mata indah dan bibir seksi itu.

"Ba_baiklah, kamu akan menjadi pacar bayaran ku selama beberapa bulan saja, setelah itu kita akan berpisah." Reyhan menjawabnya dengan terbata karena gugup dan sempat hilang fokus.

"Mana nomor Rekening mu. Aku akan mentransfer uang nya sekarang." Ucap Reyhan sambil menengadahkan tangan.

Setelah mentransfer uang nya, Reyhan mengembalikan ponsel Clara.

"Aku sudah mentransfer nya dan aku juga sudah memberimu nomor ku. Jadi jika ada apa apa hubungi saja aku." Reyhan kemudian meninggalkan Clara di taman tersebut.

Clara segera mengecek handphone nya dan betapa terkejutnya dia saat melihat nominal uang yang di transfer Reyhan ke rekeningnya.

"WHAT?!! Seratus juta. Wah, banyak sekali. Tapi syukurlah, sekarang aku tidak perlu pusing mencari uang untuk membiayai operasi ibu"

"Eh, tapi.. kok aku kayak lupa sesuatu ya... Eh iya, aku tadi kan mau beli makanan, duh pasti Laila bakalan marah nih"

Clara bergegas membeli makanan di warung depan rumah sakit, setelah selesai, dia langsung menemui dokter untuk mengurus operasi ibunya. Setelah berbincang dengan dokter, ibunya akan di operasi besok jam dua siang. Clara sangat bersyukur karena ibunya bisa segera di operasi.

...****************...

Pagi yang cerah, sinar matahari masuk melalui celah gorden membangun kan Clara yang sedang terlelap di samping ranjang ibunya.

"Hhoaamm,, Pagi dunia!!!" Ucap Clara sambil merenggangkan badannya.

Dia kemudian pergi untuk mencuci muka kemudian membuka gorden. Setelah selesai, dia pergi untuk membeli sarapan.

Di tengah perjalanan melewati taman, Clara melihat seorang nenek sedang kesulitan menjalankan kursi rodanya. Clara kemudian berinisiatif untuk membantunya.

"Nek, biar saya bantu ya" Tawar Clara sambil mendorong kursi rodanya.

"Terima kasih nak, kau sangat baik" Ucap nenek itu sambil tersenyum.

"Sama sama nek. Tapi kenapa nenek sendirian? Ini bahaya loh nek" Ucap Clara khawatir.

"Tidak apa. Tadi ada suster yang menjaga nenek, tapi dia izin ke toilet sebentar. Karena terlalu lama menunggu nenek memutuskan untuk masuk saja." Ucap nenek itu menjelaskan.

"Oh begitu. Tapi lain kali nenek tunggu suster saja ya. Bahaya kalau nenek harus jalan sendirian seperti tadi"

Saat mereka sudah sampai di meja resepsionis, suara seorang suster menghentikan langkah mereka.

"Nenek, tunggu!! Astaga, aku sudah mencari nenek ke mana mana, ternyata nenek di sini." Panggil seorang suster yang bernametage Neli.

"Maaf Suster, saya yang membawa nenek ini ke sini. Tadi saya melihat nenek ini kesulitan untuk jalanin kursi rodanya, jadi saya antar ke sini." Terang Clara merasa bersalah karena membuat suster itu khawatir.

"Oh tidak apa apa. Saya malah berterima kasih karena kamu sudah menjaga nenek. Kalau begitu saya akan bawa nenek keruangan nya ya" Ucap suster Neli sambil tersenyum.

"Baiklah suster, silahkan."

Setelah nenek dan suster tersebut pergi, Clara segera keluar untuk membeli sarapan.

...

Sekembalinya Clara dari membeli sarapan, dia sudah melihat adiknya duduk manis disamping ibunya.

"Nih Laila, makan dulu ya."

"Kakak kalau beli sarapan kok lama mulu sih. Aku kan laper atau jangan jangan kakak malah ngeluyur ngeliatin cogan"

Wajah cemberut Laila membuat Clara gemas dan langsung mencubit pipi tembam nya.

"Aww! Sakit tau kak"

"Nih anak masih bocil udah ngomongin cogan aja, emang kamu ngerti cogan itu apa?" Tanya Clara.

"Tahu dong, cogan itu cowok ganteng. Aku harap nanti aku dapet cogan kak, supaya aku bisa nunjukin ke temen aku yang lain kalau aku punya pacar cowok ganteng, hihihi"

Clara hanya menepuk jidatnya mendengar penuturan Laila sedangkan ibunya hanya tersenyum melihat tingkah kedua anaknya.

"Eh iya, Ibu udah makan?" Tanya Clara pada ibunya.

"Sudah nak" Jawab ibunya.

"Bu, ibu akan operasi nanti siang jam dua. Ibu harus kuat ya." Clara menggenggam erat tangan ibunya. Matanya menatap sayu wanita yang sudah melahirkan dan membesarkan ia dan adiknya tanpa bantuan dari seorang suami. Ibunya yang harus banting tulang demi kelangsungan hidup mereka pasca ayahnya yang tiada sepuluh tahun lalu. Ibunya itu bahkan tidak memikirkan untuk menikah lagi, padahal usianya saat itu masihlah sangat muda. Wanita yang begitu Clara banggakan dalam hidupnya.

"Loh, kakak dapat uangnya dari mana?" Tanya Laila yang sedang menyuap nasi ke mulutnya.

Clara yang sempat terbawa lamunannya tadi segera mengedipkan matanya berkali-kali agar air matanya tak tumpah. Ia segera menjawab pertanyaan Laila tadi dengan tenang seakan ia tidak merasakan sedih tadi.

"Bocil gak usah ikut campur, wlee"

Laila seketika cemberut lagi melihat kakaknya mengejeknya.

"Benar kata Laila, darimana kamu dapat uangnya nak? Itukan sangat banyak" Ibunya bertanya pada Clara.

"Tidak penting dari mana aku mendapatkan uangnya, yang penting halal dan ibu bisa di operasi." Ucap Clara sambil tersenyum manis.

"Ya sudah, aku sarapan dulu ya, Bu"

...----------------...

Clara dan Laila sudah selesai sarapan. Karena merasa bosan, Clara memutuskan untuk pergi keluar. Di koridor rumah sakit dia malah bertemu dengan...

"Kak Reyhan"

"Clara, apa ibumu sudah di operasi?" Tanya Reyhan sambil menghampiri Clara.

"Belum kak. Ibu akan di operasi siang nanti." Jawab Clara.

"Baguslah. Kalau begitu ikut aku. Kamu harus menjalankan tugas mu menjadi pacarku sekarang"

Reyhan menarik tangan Clara menuju ke sebuah ruangan.

Sebelum masuk ke ruangan tersebut, Reyhan mengatakan sesuatu pada Clara.

"Ingat, aktingmu harus bagus. Jangan berbicara jika tidak di perlukan. Apa kamu ngerti?" Clara hanya mengangguk kan kepalanya.

Saat pintu terbuka, terlihatlah seorang nenek yang sedang duduk di ranjang.

"Loh, ini kan nenek yang tadi." Gumam Clara menatap nenek itu.

"Cucuku Reyhan ternyata. Hmm, bukankah kamu gadis yang menolong ku tadi?" Ucap nenek tersebut sambil menelisik wajah Clara.

"Betul nek" Jawab Clara.

"Menolong?" Reyhan mengerutkan keningnya.

"Iya. Tadi pagi saat di taman, suster izin ke toilet sebentar. Karena bosan menunggu, omah memutuskan untuk kembali saja, tapi omah kesulitan menjalankan kursi rodanya. Beruntung nya ada gadis ini yang menolong omah. Terima kasih banyak nak. Oh ya siapa namamu?"

"Sama sama nek. Nama saya Clara." jawab Clara.

"Panggil saja omah Ken. Oh ya Reyhan, kenapa kamu bisa bersama Clara?" Tanya omah pada Reyhan.

"Clara...adalah pacarku omah." Jawab Reyhan, wajahnya tidak menyiratkan keraguan, dia mengatakannya dengan tegas, jika dia menjadi aktor, pasti sangat cocok.

"Hah?! Reyhan jangan bohong sama omah ya! Ibumu saja sangat sulit untuk mengenalkan kamu dengan gadis lain. Bagaimana mungkin sekarang kau sudah memiliki pacar?" Tanya Omah kebingungan dan tak percaya.

"Sungguh omah, aku tidak bohong. Aku dan Clara sudah pacaran beberapa bulan, karena itu aku menolak saat omah dan mama ingin aku dekat dengan Adel." Reyhan mencoba meyakinkan omah nya. Dia tahu sangat sulit untuk mengelabui omah nya ini.

"Baiklah, omah percaya. Tapi jika kamu ketahuan berbohong, awas saja kamu. Akan omah pastikan milikmu menghilang."

Peringatan yang di berikan oleh omah nya membuat Reyhan bergidik. Reyhan tidak bisa membayangkan jika miliknya benar benar menghilang, bagaimana masa depannya nanti.

"Baiklah, kalau begitu aku akan mengantar Clara dulu." Reyhan bersiap untuk keluar tapi suara omah Ken menghentikan langkahnya.

"Kenapa buru buru sekali kalian perginya? Biarkan omah berbincang dengan Clara dulu, baru kau boleh membawanya pergi, sekalian ke pelaminan juga gak papa" Ucap Omah Ken.

Setelah berbincang dengan omah Ken, Reyhan mengantar Clara ke ruang rawat ibunya.

"Ingat, kau harus berakting dengan baik didepan keluarga ku, apalagi omah karena dia memiliki mata yang tajam dan insting yang kuat. Dia akan tahu jika kita hanya pura pura pacaran jika salah sedikit saja. Apa kamu mengerti?" Reyhan memperingatkan nya lagi.

"Baik kak, aku mengerti, kakak tenang saja." Clara kemudian masuk ke ruang rawat ibunya.

Setelah memastikan Clara masuk, Reyhan kemudian kembali ke ruang rawat omah nya.

"Cie cie yang udah punya pacar, seneng bener kayaknya. Wajahnya berseri seri gitu loh"

Saat masuk ke ruangan, dia sudah melihat keluarga nya ada di sana. Dan yang menggoda nya tadi adalah Rayyan Drawija Setya, adiknya yang berusia 11 tahun.

"Duuh, ni anak mulutnya mau di sumpal ya" Reyhan melotot pada Rayyan.

"Kok kamu gak ngenalin ke mama dan papa sih nak. Kita kan juga pengen tahu siapa wanita yang sudah merebut hati anak mama." Ucap Widya_mama Reyhan dengan cemberut.

"Maaf ya ma. Reyhan pasti akan ngenalin dia sama mama dan papa nanti." Reyhan memeluk mamanya kemudian mencium pipinya, sangat sulit membujuk Mamanya jika sudah seperti ini, bahkan papanya saja tidak sanggup.

"Kalian tenang saja. Aku sudah melihat gadis itu dan menurutku dia gadis yang baik. Aku juga sudah berbincang dengannya dan dia sangat sopan dan tutur kata nya juga bagus. Aku menyukainya dan sangat setuju jika Reyhan menikahinya" Ucap Omah Ken.

Reyhan langsung membulatkan matanya dan melepaskan pelukannya ketika mendengar ucapan omah Ken.

"Apa maksud omah? Apa Rey harus menikahinya sekarang?" Tanya Reyhan.

Omah Ken terkekeh geli mendengar pertanyaan Reyhan.

"Gak sabaran banget, Rey. Omah emang pengen kalian menikah. Tapi omah gak ada bilang sekarang kan? Apa segitu sukanya kamu sama Clara sampai pengen cepet-cepet nikah?"

Pertanyaan omah Ken membuat Reyhan salah tingkah sendiri.

"Sudah-sudah, Rey, pokoknya kamu harus janji akan mengenalkan kami dengan Clara. Apa kamu mengerti?" Tanya Reza_papa Reyhan.

"Mengerti pa" Jawab Reyhan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!