Di sebuah desa yang bernama Borneo. hidup lah seorang anak yang bernama fatir. Dia seorang anak yang seperti anak anak biasanya yang suka bermain bersama teman temannya. Ayahnya bernama syamsuri dan ibunya bernama siti maimunah.
Hanya saja mereka berasal dari keluarga yang miskin. Yang untuk mencari sesuap nasi saja mereka harus bersusah payah untuk menghidupi kehidupan keluarga mereka.
Namun keluarga mereka tidak pernah menyerah menjalani kerasnya kehidupan ini.
Pada suatu hari di pagi yang cerah. Fatir bermain main di hutan bersama teman temannya. Kemudian setelah mereka selesai bermain teman teman fatir semuanya kembali pulang kerumahnya masing masing.
Namun entah kenapa pada waktu itu fatir terhenti untuk pulang. Matanya tertuju kepada satu binatang yaitu kelinci manis yang sedang berjalan di kejauhan. Dan fatir pun berniat ingin mengambil nya dan membawanya pulang. Namun kelinci itu sangat lincah hingga fatir pun harus berlari untuk mengejar nya.
Namun sayang ketika fatir hendak mengambil kelinci yang sudah berada di hadapan nya. Tak di sangka seekor burung elang juga hendak menyergap kelinci tersebut sehingga fatir dan elang itu pun berebut untuk mengambil kelinci tersebut.
Elang itu pun berontak sehingga cakar burung elang itu mengenai mata kanan nya fatir dan terluka. Sehingga fatir pun berteriak kesakitan sendirian di dalam hutan. Namun sayang nya ternyata saat itu fatir terjatuh dipinggiran hutan dan terguling guling hingga terluka parah. Elang itu pun terbang membawa kelinci yang di perebutkan tadi. Tinggal lah fatir seorang diri berada dalam kesakitan di badannya dan juga matanya.
Waktu berlanjut hingga malam hari. Namun fatir belum juga pulang ke rumahnya. Ayah dan ibunya fatir pun cemas menunggu kepulangan anaknya. Bahkan sudah mencoba bertanya dengan teman temannya fatir.
Namun tak seorang pun tahu di mana fatir sekarang ini. Namun ayah dan ibunya tetap terus berusaha mencari keberadaan fatir. Fatir yang sedang berada dalam kondisi kesakitan pun mencoba berusaha bangkit dari keadaan nya yang demikian parah. Namun dengan sisa sisa tenaga nya iya berusaha bangkit untuk berjalan. Nasib sial kembali menimpa fatir.
diri nya pun terpeleset dan jatuh ke sungai hingga ia terbawa arus sungai. Dia berusaha sekuat tenaga namun tetap saja ia terbawa deras nya arus air yang membawa nya. Hingga ia pun lemas terbawa arus air dan tergeletak disebuah batang pohon yang mengait pakaian nya dan tertahan di tepian sungai.
Ketika itu ada seorang kakek tua pencari kayu yang sedang melintasi sungai tersebut untuk mengambil air minum karena kehausan. Namun kakek itu terkejut ketika tak sengaja menengok ke arah tepian sungai. Kakek tua itu mengira jikalau itu adalah sebuah mayat.
Cepat cepat kakek tua itu mengangkat tubuh fatir. Kemudian setelah kakek tua itu mengecek kondisi fatir ternyata fatir masih hidup namun denyut nadinya dalam keadaan lemah. melihat kondisi fatir yang masih ada harapan untuk hidup. Maka bergegaslah kakek tersebut menolong fatir dari kondisinya yang sangat parah tersebut dan membawanya pulang ke rumah kakek tua itu untuk menolong dan mengobati luka yang di alami fatir.
Ibu fatir terus menangis menunggu kabar fatir. Sang ayah telah berusaha semaksimal mungkin. Namun masih belum mengetahui keberadaan fatir. Dan mereka pun hanya bisa berdoa dan pasrah kepada Allah ta'ala.
Keesokan harinya ayah dan ibu fatir terus menunggu kabar anak nya namun tetap tidak ada kabarnya. Begitulah terus setiap detiknya perasaan ibu dan ayahnya fatir selalu di liputi perasaan gelisah dan gundah di kehidupan mereka berdua dan hidup dalam penuh harap akan kedatangan anaknya kembali ke pelukan mereka berdua.
Dua hari sudah Fatir berada di rumah sang kakek dan terbaring lemas masih tak sadarkan diri. Ketika fatir mulai sadar maka ia membuka matanya dan ia terkejut juga tak terima ketika dirinya hanya bisa melihat dengan menggunakan mata sebelah kiri saja.
Dan mata sebelah kanannya masih berbalut kain dan terasa perih karena masih dalam proses mengobati luka pada matanya yang terluka oleh cakar elang. Ia pun berteriak tak terima dengan keadaan nya sekarang.
Namun ketika itu sang kakek tua tersebut menghampiri fatir dan berkata "Sungguh Engkau berada dalam keberuntungan." Lalu fatir pun bingung dan bertanya kembali "apa maksud kakek bahwa aku berada dalam keberuntungan.? Bukankah ini seharusnya kerugian pada diriku yang malang ini yang menyebabkan mataku buta sebelah kanan" keluh fatir.
Namun kakek tua tersebut tersenyum kepada fatir dan berkata "Siapa namamu anak muda? Tahukah engkau binatang apa yang mencakar bola matamu itu?".
Fatir pun menjawab "namaku fatir kek.
tentu saja aku tahu, itu burung elang. Memang nya kenapa kek?" Tanya fatir penasaran.
Kakek tua itu pun kembali menjawab "iya benar itu burung elang.
Namun itu sebenarnya bukan burung elang biasa dia adalah jelmaan malaikat Yang biasanya di sebut Elang Sang Malaikat."
Kemudian fatir kembali bertanya "bagaimana kakek tahu bahwa itu elang sang malaikat. Bukankah itu hanya elang biasa. Lagipula bukankah kakek juga tidak melihat elang itu?" Tanya fatir penasaran.
Kakek tua itu kembali tersenyum dan berkata "tentu saja aku mengetahuinya, karena di mata mu itu terdapat bekas cakaran elang dengan bentuk "Lam Alif" pada mata mu. Itu lah yang menandakan jikalau itu adalah elang sang malaikat.
Karena konon katanya setiap 100 tahun elang sang malaikat itu akan mencari seseorang yang di anggap nya layak untuk memberikan kekuatan kepada salah seorang anak yang beruntung. Dan ini lah keberuntungan yang aku maksud tadi itu ada padamu."
Fatir pun terkejut mendengarnya. Seolah dia tak percaya dengan apa yang di sampaikan kakek tua itu. Namun jika itu memang benar maka apakah yang terjadi pada dirinya dia pun masih bingung. Namun karena iya terlalu kaget mendengar cerita kakek tua itu.
Fatir pun pingsan di tempat istirahatnya. Kemudian kakek tua itu membiarkan fatir tertidur dan kakek tua itu pun meninggalkan fatir dan melanjutkan kembali pekerjaan nya mencari kayu sembari menunggu fatir sadar kembali.
Di malam harinya fatir terbangun. Karena dikejutkan oleh sebuah suara keras seperti ledakan sesuatu. Fatir memberanikan diri untuk melihat dimana asal suara itu. Kondisi badannya mulai stabil fatir pun melangkah perlahan sambil tangan kanan memegangi matanya yang masih di perban.
Ketika fatir mencoba melihat dari jendela dia melihat ada sebuah batu besar yang di tengahnya berlobang dan isinya berhamburan hingga menimbulkan asap. Fatir berfikir jangan jangan suara ledakan yang ia dengar tadi adalah sebab hal ini terjadi.
Karena ia pun penasaran maka fatir pun memberanikan diri nya keluar rumah dan hendak mencari tahu apa yang menyebabkan batu itu bisa seperti itu berlubang nya. Ketika fatir semakin mendekat dilihatnya lah ada sosok seseorang di samping pohon dekat dengan batu yang berlubang tadi.
Makin penasaran dirinya namun hatinya di liputi rasa gugup bahkan keringatnya pun mengucur deras seperti melihat hantu rasanya. Namun karena rasa penasarannya lebih besar dari rasa gugupnya sehingga ia pun sudah berada tepat di belakang orang itu.
Fatir pun berkata "Assalamu alaikum". Namun orang itu tetap diam saja tak menjawab. Maka sekali lagi fatir berucap "Assalamu alaikum". Namun kali kedua salam yg diucapkan fatir pun orang itu tidak bergeming dari posisinya dan terdengar hanya suara riuh angin malam.
Fatir pun bingung dan gugup namun hatinya masih berkecamuk rasa penasaran siapa orang itu. Sekali lagi ia mencoba memberanikan diri lagi kemudian berucap lagi dengan sedikit lebih keras "ASSALAMU ALAIKUM".
Lantas orang itu langsung berkata "Mana Musuhnya ada dimana musuhnya biar ku hajar dia katanya" ternyata orang itu sedang tertidur pantas saja salam fatir dari tadi tidak didengarnya ternyata itu penyebabnya.
Ketika mendengar suaranya fatir tak merasa asing suara itu. Ternyata orang itu adalah kakek tua yang telah menyelamatkan dan mengobati luka di matanya. Fatir pun penasaran ingin bertanya siapa sebenarnya kakek tua ini dia sepertinya orang yang sakti.
Belum sempat fatir bertanya Kakek tua itu langsung berkata "maafkan kakek fatir, karena telah membangunkan mu. Kakek hanya melakukan latihan kakek saja. Ternyata ledakan tadi membuatmu terbangun hingga menjadi penasaran dan menemui kakek di sini." Senyum kakek tua itu kepada fatir. Fatir pun menjadi semakin penasaran siapa kakek yang telah menolongnya ini.
Episode 1
Pada malam itu dengan rasa penasarannya yang sangat kuat.
Fatir kembali teringat kata kata sang kakek kalau dirinya telah di pilih oleh elang sang malaikat sebagai seseorang yang telah terpilih untuk di berikan kekuatan oleh elang tersebut.
Fatir pun menanyakan kepada sang kakek sebab kenapa bisa dirinya di pilih oleh elang sang malaikat tersebut.
Apa gerangan yang menjadikan dirinya terpilih.
Kakek tua itu pun tersenyum sambil berkata "kau ini terlalu penasaran fatir. Dari awal sejak kau sadarkan diri hingga sekarang apakah kau sudah tau siapa namaku?" Ucap kakek tua itu dengan nada bercanda kepada fatir.
Dengan pelan dan malu fatir mun menjawab "i i i iy ya kakek. Maaf kan aku. Aku belum tahu nama kakek tapi aku sudah bertanya terlalu jauh kepada kakek. Maafkan aku kek. Kalau aku tidak sopan terhadap kakek." Fatir tertunduk malu.
Kakek pun hanya menimpali jawaban fatir dengan tertawa ringan sambil berkata "tidak apa apa fatir. Kau mungkin hanya terlalu penasaran makanya kau sudah tidak sabar ingin mengetahui jawabannya. Baiklah fatir kakek akan perkenalkan dulu nama kakek adalah mukhlis al amin. Biasanya orang orang sekitar memanggil kakek dengan sebutan kakek kayu. Karena kakek sering mencari kayu untuk di jual ke pasar. Silahkan kau panggil kakek cukup dengan kakek amin saja tidak apa apa". Ucap kakek.
Fatir pun mengangguk faham.
Kemudian kakek melanjutkan ceritanya. "Nah, tentang mengapa kamu bisa terpilih itu di sebabkan karena konon katanya elang sang malaikat akan memilih hanya kepada salah seorang anak yang ketika dulunya ia disusui oleh ibunya dalam keadaan suci yakni dalam keadaan berwudhu. Nah, kira kira bagaimana dulu ibumu menyusui mu ketika kecil apakah benar ibumu selalu menyusui mu dalam keadaan suci?" Kakek pun bertanya.
Fatir pun dengan segera menjawab "benar kek, ibu ku itu adalah ibu yang selalu menjaga wudhu nya di setiap waktunya kek. bahkan saat menyusuiku juga ibu dulu pernah menceritakannya juga padaku. Karena itulah yang selalu beliau amalkan yakni menjaga wudhu di setiap waktu kek." Ucap fatir dengan semangat.
namun ada kesedihan di hatinya ketika membicarakan tentang ibunya karena sejak kejadian itu dia belum bisa kembali pulang dan bertemu dengan kedua orang tuanya.
Ketika fatir sedih mengingat kedua orang tuanya terutama ibunya.
Kakek amin pun mencoba menenangkan fatir dan berkata "tenanglah fatir pasti kedua orang tuamu menanti kepulangan mu. Begitu juga mereka pasti selalu menyayangimu dan berdoa agar kau kembali ke rumah dengan selamat. Sembuhkan lah dulu lukamu agar kau bisa kembali pulang ke rumahmu." Ucap kakek meyakinkan fatir.
Fatir pun menyeka air matanya yang basah di pipinya.
Kemudian fatir teringat apa sebab dirinya berada di luar menemui kakek amin karena suara ledakan tadi fatir pun kembali bertanya "kakek ini sebenarnya siapa apa kakek ini orang sakti? Bagaimana cara kakek bisa membuat batu sebesar itu berlubang dan menimbulkan suara ledakan begitu nyaring hingga aku terkejut tadi kek? Apa yang kakek lakukan sebenarnya?" Tanya fatir penasaran.
Kakek pun berucap "Ssttttt, jangan keras keras. Ayo kita masuk ke dalam rumah nanti kakek ceritakan semuanya padamu" ucap kakek sambil memegang tangan fatir dan membawanya masuk ke dalam rumah.
Fatir dan kakek pun berjalan menuju ke dalam rumah di malam itu sambil di temani bulan dan gemerlap nya bintang nan indah pada malam itu.
Ketika baru saja di depan pintu rumah.
Fatir pun sudah tidak sabar mendengar cerita kakek sehingga fatir pun berkata "ayo lah kek ceritakan padaku kek. Aku sudah tidak sabar mendengar cerita kakek tentang hal yang aku tanyakan tadi" ucap fatir dengan nada memohon.
Kakek pun kembali tersenyum "baiklah fatir, begini ceritanya. Kakek sebenarnya adalah santri dari pondok pesantren Al Amin yang terkenal dengan ilmu bela diri dan agamanya. Nah di sanalah kakek belajar menimba ilmu agama dan bela diri. Di Sana kakek diajarkan tentang ilmu ilmu agama dan juga bela diri dari yang paling dasar begitu juga dengan bela dirinya. Ketika kakek sudah berada di sana selama 4 tahun menuntut ilmu. Guru kakek yang bernama Kyai Mursyid Al Fattah memberikan kakek satu amalan kunci yang kata beliau silahkan digunakan jikalau hanya dalam keadaan terdesak dan atas izin Allah semuanya bisa terjadi itulah yang kau lihat tadi mengapa bisa batu itu berlubang." Ucap kakek amin kepada fatir.
Fatir pun bersemangat mendengarkan apa yang di sampaikan kakek mengenai hal itu.
Semenjak hari itu ibu fatir tidak mau makan karena terus menerus mengingat fatir yang tak kunjung pulang.
Sehingga wajah ibu nya fatir nampak pucat & lesu.
Ibu fatir pun hanya terbaring di tempat tidurnya karena berada dalam kondisi lemah badannya.
Namun karena mereka orang yang tak punya, Maka ayah fatir pun hanya merawat ibu fatir dengan kondisi seadanya.
Dan hanya berharap kepada pertolongan Allah ta'ala saja agar fatir segera kembali pulang ke rumah & bertemu mereka berdua.
Pada saat fatir mulai bersemangat ingin tahu kesaktian apa saja yang dimiliki kakek amin.
Kakek amin langsung berkata kepada fatir "Ini sudah hampir dua hari semenjak dirimu aku obati. Sekarang sudah saatnya membuka perban yang di gunakan untuk membalut luka di matamu yang telah diobati. semoga atas izin Allah kesembuhan bisa kau dapatkan" ucap kakek kepada fatir.
Ketika itu fatir di minta kakek untuk duduk bersila dan kakek akan membukanya balutan perban kain itu secara perlahan.
lapisan Pertama kakek membuka kain putih yang di lapisi tanaman obat obatan yang membalut mata fatir, setelah itu kakek membuka balutan yang kedua yaitu kain kuning yang menutupi mata fatir dengan lapisan rempah rempah, & kemudian kakek membuka lapisan ketiga yakni lapisan terakhir yaitu kain berwarna coklat yang di lapisi kertas kecil bertuliskan huruf "LAM ALIF".
Kemudian setelah itu kakek meminta fatir untuk mencoba membuka mata kanannya perlahan sambil membaca Basmalah.
Setelah fatir membuka mata kanannya perlahan.
Rasa perih ketika matanya di buka pun masih terasa dimata fatir.
Namun perlahan rasa perih itu pun hilang.
Dan ketika itu mata fatir pun telah bisa melihat lagi karena pengobatan nya berhasil.
Fatir pun dengan semangat dan senang berkata "Akhirnya mata kananku bisa melihat lagi, terimakasih kek atas pertolongan kakek terhadapku. Aku sangat berterima kasih kepada kakek karena telah menolongku kek. Sekali lagi terimakasih kek." Ucap fatir gembira.
Kakek amin pun berkata "semua ini berkat pertolongan Allah mata kananmu bisa kembali melihat lagi. Dan semuanya tinggal tergantung pada dirimu fatir. Apakah kau ingin meraih keberuntungan yang sebelumnya pernah kakek sampaikan kepadamu Ataukah tidak kau pedulikan tentang hal itu. Semuanya tergantung pada dirimu fatir. Kakek tidak bisa memaksakan" ucap kakek lembut.
Fatir pun berkata "Iya kek benar. Syukur Alhamdulillah semuanya karena Allah masih memberiku kesempatan untuk melihat dengan kedua mataku ini kek. Dan mengenai keberuntungan itu aku masih bingung kek. Ke mana aku harus meminta pencerahan tentang hal itu kek. Tapi, sebelum itu aku sudah sangat ingin pulang ke rumah dulu kek. Aku ingin bertemu kedua orang tuaku. bisakah kakek mengantarku pulang ke rumah kek. Aku merindukan mereka." Ucap fatir memohon.
Kakek pun tersenyum "jika ada yang ingin kau tanyakan tentang hal yang membingungkan mu maka tanyakanlah pada kakek. Insya Allah kakek akan jelaskan semuanya. Semoga Allah karuniakan kemudahan kepada kakek untuk menjawab setiap pertanyaan yang kau tanyakan nantinya tentang hal itu fatir." Kakek pun berhenti sejenak dan kembali melanjutkan perkataannya "Baiklah fatir, besok pagi setelah sholat subuh kakek akan mengantarmu pulang ke seberang sungai ini. Semoga besok cuacanya cerah fatir. Mari kita istirahat dahulu karena hari sudah terlalu malam. Agar tidak kesiangan nanti kita subuhnya" Ucap kakek kepada fatir sambil memegangi tangan fatir dan membawa masuk rumah untuk segera istirahat mengembalikan tenaga untuk kepulangan fatir besok setelah subuh.
Episode 2
Keesokan harinya ketika memasuki waktu subuh. Kakek amin membangunkan fatir untuk berangkat ke Masjid di ujung jalan rumah kakek. Agar sama sama melaksanakan sholat subuh berjamaah di sana.
Fatir pun bersegera bangun dan bangkit dari tidurnya dan segera mengambil air wudhu. Ketika fatir selesai berwudhu dan kembali ke Kamar untuk mengambil sajadah. ternyata di atas tempat tidur itu telah siap pakaian putih , peci , sajadah dan sarung yang di sediakan kakek untuk dirinya kenakan ke Masjid.
Fatir pun berkata "ini pakaian siapa kek,?".
Kakek pun menjawab "itu pakaian cucu kakek, dia sekarang sedang menuntut ilmu di pondok pesantren yang sama dengan yang kakek ceritakan kemarin malam".
Fatir pun berucap "ternyata kakek punya cucu? Berapa tahun umurnya kek?" Tanya fatir penasaran.
Kakek pun dengan cepat menjawab "sudahlah nanti kakek ceritakan fatir, Yang pasti segeralah pakai pakaian itu agar kita bisa segera berangkat ke Masjid, Kalau semakin lama nanti kita bisa terlambat" ucap kakek kepada fatir.
Fatir pun langsung mengambil pakaian itu dan segera memakainya sembari berucap "iya kek segera ku pakai" Ucap fatir cepat.
Tak berapa lama fatir pun telah siap dan mereka berdua pun segera berjalan kaki menuju Masjid dan memenuhi panggilan adzan yang di kumandangkan tak berapa lama setelah mereka keluar dari rumah kakek amin.
Sekitar setengah jam berlalu mereka baru pulang dari masjid dan di tengah jalan fatir melihat seperti ada yang memperhatikan mereka.
Kemudian fatir menengok kearah atas pohon ternyata ada elang sang malaikat dengan matanya yang berwarna coklat ke emasan dan bersinar memandang kearah fatir di kegelapan waktu subuh itu.
Lantas saja fatir berkata "KEK, ADA ELANG SANG MALAIKAT MEMANDANG KU DI ATAS POHON" sambil fatir menepuk badan kakek.
Kemudian ketika kakek memandang keatas. Kakek pun tidak melihat apa apa kecuali hanyalah dahan pohon kosong saja.
Kakek pun berkata "Tidak ada apa apa di atas sana fatir, Mungkin engkau hanya terlalu kelelahan karena tadi malam hanya tidur sebentar".
Tapi fatir masih merasa bahwa yang di lihatnya tadi adalah memang benar elang sang malaikat.
Sambil berjalan pulang menuju rumah kakek fatir pun masih dalam keadaan bingung apa sebenarnya yang di lihatnya tadi.
Apakah memang benar elang sang malaikat ataukah bukan.
Fatir pun terus bergumam dalam hatinya.
Ketika mulai terbit matahari. Maka fatir telah bersiap untuk pulang ke rumahnya dengan di antarkan oleh kakek amin menyeberangi sungai.
Fatir dan kakek amin telah bersiap menuju sungai dan menaiki perahu kakek amin yang biasanya di gunakan untuk membawa kayu.
Fatir pun berkata "terima kasih ya kek telah banyak menolongku dan juga merawat ku di tempat kakek, Aku pasti akan merindukan kakek nantinya" ucap fatir dengan mata berkaca kaca.
Sambil kakek menaiki perahu dan mulai mendorong perahu sambil mengayuh menjauh dari daratan kakek pun berkata "iya fatir sama sama Sesama manusia harus saling tolong menolong, Kakek pun juga akan merindukan kamu fatir Karena kakek akan tinggal sendirian lagi di rumah setelah kamu pulang ke rumah mu lagi, Tapi bila ada waktu nanti lain kali jangan lupa datang lah untuk main main ke tempat kakek lagi." Ucap kakek menahan sedih.
Fatir pun memahami pula perasaan kakek yang juga tinggal sendirian. Kemudian fatir teringat bahwa kakek punya cucu.
Kemudian fatir bertanya "iya kek aku pasti akan main main ke tempat kakek lagi nanti kek, Oh iya kakek kan tadi sebelum subuh bilang kalau kakek itu punya cucu dan kakek belum menjawab pertanyaan ku kek.
Siapa nama cucu kakek itu dan berapa umurnya kek apakah seumuran dengan ku?" Ucap fatir penasaran.
Kakek pun menjawab "Amin semoga Allah mengizinkan kita untuk bertemu lagi nantinya fatir, kamu masih penasaran dengan cucu kakek rupanya, Cucu kakek bernama Guntur & Ayahnya adalah anak kakek yaitu musthofa Al amin yang sudah meninggal setelah Guntur dilahirkan akibat sakit yang di deritanya, Ibunya pun meninggal ketika melahirkan guntur disebabkan kehabisan banyak darah saat itu, Guntur sekarang menjadi anak yatim piatu dan sekarang masih menyelesaikan belajarnya di pondok pesantren al amin tempat kakek belajar dahulu juga" lanjut kakek
"Guntur lah satu satu nya keluarga kakek yang tersisa dan harapan kakek pula, Begitu bertemu dengan mu fatir, maka kakek langsung teringat guntur karena guntur seumuran dengan mu mungkin dia juga sudah sebesar kamu sekarang ini fatir" kakek meneruskan
"Katanya guntur mau menemui kakek tidak lama lagi tapi kakek masih menunggu kabarnya semoga benar kabar yang kakek dengar itu, Karena kakek sudah rindu pula padanya" ucap kakek sambil meneteskan air mata.
Fatir pun berkata "Ternyata guntur namanya kek, Aku penasaran bagaimana guntur itu mungkin lain kali nanti aku ingin menemuinya ketika dia sudah pulang bersama kakek, Insya Allah kakek pasti berjumpa dengan guntur aku yakin kek." Ucap fatir menyemangati kakek.
Kakek pun menyeka air mata nya dan tak terasa mereka berdua telah sampai di tepi sungai seberang tempat rumah fatir.
Fatir pun turun dari perahu kemudian fatir berkata "Terima kasih kek telah mengantarkan ku, Akan selalu ku ingat budi baik kakek padaku, Oh iya apakah kakek mau singgah ke rumah ku sebentar agar ku kenalkan dengan kedua orang tuaku kek? Mereka pasti sangat gembira kek." Ucap fatir menawarkan.
Kakek pun menjawab "tak usah fatir kakek masih ada urusan lagi untuk mencari kayu lagi, Oh iya ini kakek ada sesuatu buatmu" sambil menyodorkan bungkusan hitam dan kakek pun melanjutkan perkataannya "ini buatmu dan jangan kau buka kecuali hanya pada saat kondisi terdesak saja."
"Ingat pesan kakek baik baik, Jikalau ada sesuatu temui saja kakek di rumah, Insya Allah jika Allah mengizinkan kakek pasti akan membantumu." Ucap kakek.
Fatir pun dengan gembira menerima hadiah kakek amin dan berkata "lagi lagi terimakasih banyak kek. Aku telah banyak merepotkan kakek, Terima kasih kek akan selalu ku ingat pesan kakek kepadaku tentang hal ini" sambil menunjuk bungkusan hitam itu.
Kakek pun berkata "baiklah sepertinya kau sudah tidak sabar bertemu orang tuamu, Semoga mereka dalam keadaan baik baik saja, Kalau begitu kakek pamit ya fatir jaga diri baik baik, Assalamu alaikum" ucap kakek sambil melambaikan tangan dan mendorong perahu kembali ke sungai.
Fatir pun berkata "hati hati juga kek, jaga kesehatannya, Walaikumsalam kek" ucap fatir sambil melambaikan tangan pula.
Dengan perasaan senang fatir pun berjalan menuju rumahnya. Karena sudah tak sabar ingin bertemu dengan orang tuanya. Ketika ia berjalan memasuki desa tempat tinggalnya.
Fatir pun merasa seperti ada hal yang aneh. Terus fatir berjalan pelan di desanya ia melihat rumah rumah tertutup rapat. Dan tak ada seorang pun yang terlihat berjalan di luaran. Fatir pun mulai curiga seperti ada sesuatu yang telah terjadi di desa tempat tinggalnya ini.
Semakin cepatlah ia berjalan menuju rumahnya. Ketika sudah berada didepan rumahnya. Ia mendapati rumahnya tertutup rapat pula seperti tidak ada penghuninya. Fatir pun mulai khawatir apakah gerangan yang menimpa kedua orang tua nya. Fatir mencoba mengetuk pintu rumahnya namun tak ada jawaban.
Ia mencoba melalui pintu belakang rumahnya juga tak ada jawaban. Lantas ia mencoba memaksa masuk melalui pintu belakang dan mendobrak nya. "GUBRAAAAAK" begitu lah suara pintu yang di paksa fatir untuk membukanya. Ketika ia masuk di dalam rumah masih tak terlihat ada orang.
Perlahan fatir berjalan dan berkata "Ibuuu, ayaaah" berkali kali iya ucapkan masih tak ada jawaban. Ketika ia memasuki kamar orang tuanya di dalamnya pun masih sepi tak ada suara. Ketika itu terdengar suara "Kretekkkk" dari bawah tempat tidur.
Fatir pun memberanikan diri untuk mencoba mendekat. Perlahan ia mendekatinya dan ketika di bukanya ternyata itu adalah ibunya fatir yang berada didalam sebuah kotak kayu dibawah tempat tidur. Fatir pun langsung menangis dan memeluk ibunya.
Ibunya pun memeluk fatir yang sudah begitu lama merindukannya hingga sakit sakitan.
Dengan perasaan terkejut dan sedih Fatir pun berkata "ibuuuu, apa yang terjadi ibu, kenapa ibu bisa berada di bawah sini bu, di mana ayah bu? Aku tidak melihat ayah." Ucap fatir.
Ibunya pun menangis dan berkata "sejak dirimu menghilang hari itu, tak berapa lama datanglah rombongan penjahat memasuki desa kita dan menangkap semua laki laki yang berada di desa ini. Mereka mengenakan penutup wajah dan menamakan diri mereka sebagai Kelompok Bambu Kuning".
"Mereka menjadikan semua laki laki sebagai budak untuk melayani mereka. Sebelum para penjahat itu datang ke rumah kita. Ayahmu menyembunyikan ibu di dalam kotak kayu karena ayah takut ibu di apa apakan oleh mereka. Setelah mereka menangkap ayah mu tadi malam mereka pun langsung membawa ayahmu ke tempat orang orang di jadikan budak di sana." Ucap ibunya melanjutkan sambil menangis.
Episode 3
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!