NovelToon NovelToon

Tumbal Pesugihan

BAB 1 Tumbal Pesugihan

Rebecca Latesia gadis asal Bandung yang merantau ke ibukota untuk beradu nasib meraih peruntungan. Rela meninggalkan keluarga, tinggal sendiri di ibukota yang luas mengandalkan ijazah sarjana yang sudah dia miliki.

Rebecca sudah merantau selama empat tahun di Jakarta, Rebecca bekerja sebagai admin salah satu grosir make up besar di Jakarta. Selama merantau Rebecca hanya pulang berkunjung ke rumah setahun sekali, namun tahun kemarin sampai saat ini dia belum juga pulang ke rumah.

Terhitung hampir dua tahun Rebecca belum pulang ke rumah karena memang pekerjaannya yang semakin banyak, di tambah wabah virus yang melanda. Membuat Rebecca tertahan di Jakarta tidak bisa pulang bertemu keluarga di Bandung.

Rebecca sangat bersyukur virus hampir selesai, namun tidak ada kabar buruk yang datang dari keluarganya di kampung halaman. Hal itu membuat Rebecca dapat dengan tenang bekerja di perantauan. Hingga suatu ketika telepon dari sang ayah sangat mengejutkannya.

" Becca, pulanglah ke rumah ibumu sakit parah. Ayah sudah tidak sanggup merawatnya seorang diri."

Ucapan itu berhasil membuat pikiran Rebecca menjadi kosong, jika ayah sudah berkata seperti itu, sudah di pastikan keadaan disana sudah sangat gawat. Namun Rebecca bingung dengan pekerjaan, karir yang hampir menuju puncaknya. Rebecca bimbang, jika dia pulang dia dipastikan harus meninggalkan pekerjaannya.

Setelah mendapat telepon itu, sepanjang malam Rebecca berpikir dengan keras hingga akhirnya dia memutuskan resign dari pekerjaannya. Dengan susah payah mendapat izin untuk resign, akhirnya bos Rebecca tidak tega dengan alasan yang Rebecca lontarkan.

Hari ini Rebecca akhirnya dapat pulang ke kampung halamannya, melihat keadaan dan akan merawat sang ibu hingga sembuh. Di perjalanan tatapan Rebecca kosong, dia tidak tau dan tidak bisa membayangkan keadaan ibunya yang sudah parah sehingga membuat ayahnya menyerah.

Berbagai pikiran buruk sesekali singgah dalam pikirannya, yang terkadang membuat air matanya menetes karena khawatir akan keadaan sang ibu. Pulang ke kampung halaman adalah hal yang membahagiakan harusnya, namun Rebecca di selimuti rasa khawatir dan takut untuk melihat keadaan ibunya di rumah.

Akhirnya Rebecca sampai di depan rumahnya, Rebecca sampai pukul lima sore membuat suasana di rumahnya terlihat sangat sepi. Rebecca mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Salam itu di sambut oleh sang adik yang bernama Dion Wijaya.

"Mbak, gimana kerjaan mbak, mbak cuti atau resign??" tanya Dion spontan.

"Mbak baru aja sampai loh dek, udah di tanyain kerjaan, gimana ibu??" tanyaku kembali.

"Masuk aja kalau mau lihat keadaan ibu, ibu ada di ruang tengah."

Rebecca langsung masuk untuk melihat keadaan ibunya, namun saat Rebecca melihat keadaan ibu, ibu seperti tertidur tidak ada yang aneh sama sekali.

"Ibu sekarang tidur disini??" tanya Rebecca kembali kepada Dion.

"Iya mbak, tapi tidak hanya ibu. Aku dan ayah juga tidur di sini sudah dua minggu sejak ibu sakit." Jawab Dion.

" Ayah kemana??"

"Lagi pergi ketemu teman ayah, untuk menanyakan perobatan ibu."

"Keadaan ibu gimana emangnya sih dek, kok kata ayah dia sudah gak sanggup merawat ibu."

"Aku juga kurang tau keadaan ibu sebenarnya gimana, mbak kan tau aku mengurus perkuliahan ku hanya malam aku menemani ayah tidur bersama ibu. Selama ini saat aku tidur bersama ibu dan ayah di sini, tidak ada yang aneh mbak. Ibu tidur sangat tenang seperti ini. Tapi ayah selalu terlihat sangat kelelahan saat malam, berulang kali aku tanya ayah gimana keadaan ibu saat siang hari ayah hanya menghela nafas, merokok dan tidur. Tidak ada jawaban yang ayah lontarkan padaku mbak, sepertinya harus mbak yang bicara dengan ayah."

"Baiklah nanti mbak akan bicara dengan ayah, sepertinya ayah khawatir membuatmu tidak fokus ke penelitian dan skripsi yang sedang kamu kerjakan. Apa ayah sering keluar seperti ini??"

"Selama dua minggu ini baru dua kali ayah keluar seperti ini. Aku tidak banyak bertanya kepada ayah mbak, aku berfikir mungkin ayah butuh pandangan orang lain untuk kesembuhan ibu."

"Ya sudah kalau begitu, ibu dan kamu sudah makan??"

"Belum mbak, dari tadi ibu hanya tidur."

"Ya sudah mbak lihat dulu ya di dapur ada apa, biar mbak masak dulu. Nanti kita bangunkan ibu."

"Mbak gak capek?? biar aku saja yang masak ya, mbak jaga ibu saja. Dari tadi aku mau masak tapi tidak ada yang melihat ibu, karena ayah selalu berpesan agar aku tidak meninggalkan ibu selangkah pun."

"Ya sudah, masaklah mbak golek dulu disini ya."

Dion pun langsung bergegas ke dapur untuk memasak, Dion dan ayah Rebecca yang memang sering masak di rumah karena masakan mereka berdua sangat enak tidak ada tandingannya. Yah walaupun masakan ibu juga sangat enak, tapi jika dalam situasi seperti ini lebih baik Dion yang masak dari pada Rebecca.

Tepat jam setengah tujuh malam, ayah pulang. Rebecca membukakan pintu untuk ayah, pas sekali Dion juga sudah selesai memasak. Dion menyusun semua makanan di ruang tengah, agar mereka makan bersama dengan ibu juga.

Rebecca memberi salam kepada ayahnya dan berkata, "Ayah kita makan dulu, aku bangunkan ibu dulu ya yah."

"Kalau ibumu tidak mau bangun biarkan saja, beri saja susu." Ucap ayah.

Rebecca langsung membisikkan ibu untuk membangunkan ibu, "bu bangun bu, makan dulu yuk bu. Ini Becca bu, yuk makan sama Becca dulu."

Ibu hanya menepis tanganku tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ibu sempat melihatku sebentar, namun pandangannya kosong seperti tidak mengenaliku.

"Sudah, sudah, jangan paksa ibumu. Kita saja yang makan lebih dulu, ayo kita makan." Ucap ayah.

Akhirnya mereka memutuskan untuk makan bersama, banyak pertanyaan dalam benak Rebecca namun dia menahan untuk bertanya sekarang di hadapan ibu. Rebecca yakin, ibu pasti akan mendengarnya.

Tidak tau apa yang sudah terjadi dengan keluarganya saat ini, namun satu yang membuat Rebecca tidak mengerti jika keadaan ibu sudah seperti ini mengapa ibu tidak di bawa ke rumah sakit dan malah di biarkan di rumah. Itulah yang menggangu pikirannya.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan ibunya??

To be continue..

Terimakasih sudah mampir ke cerita saya, semoga cerita saya dapat menghibur teman-teman semua.

BAB 2 Tumbal Pesugihan

Selesai makan malam, Becca mengajak ayahnya untuk berbincang dengannya berdua di teras rumah. Ayahnya menyetujui ajakan Becca, karena memang banyak yang mau di bicarakan ayah kepada Becca.

"Yah, apa yang sudah terjadi. Kenapa ibu seperti itu yah, ibu sakit apa sebenarnya??" tanya Rebecca.

"Sebentar, ayah akan ambil berkas rumah sakit ibumu." Jawab ayah.

Mendengar ucapan ayah Rebecca sedikit lega, karena ternyata ayah sudah membawa ibu ke rumah sakit untuk di periksa. Ayah menaruh berkas di meja di hadapan Rebecca, berkas yang cukup banyak membuat Rebecca bingung.

"Kok banyak banget yah, berkas ibu??" tanya Becca heran.

"Lihat saja dulu, itu semua hasil periksa kesehatan lengkap ibumu dari lima rumah sakit." Jawab ayah sambil menghidupkan rokoknya.

"Lima rumah sakit yah?? banyak sekali." Ucap Becca spontan karena kaget.

Rebecca mengamati dan membaca satu per satu hasil pemeriksaan kesehatan ibunya. Tidak ada penyakit spesifik disana, malah semua hasil pemeriksaan tertera normal membuat Rebecca semakin kebingungan.

"Yah, semuanya normal hasil pemeriksaannya. Tapi kenapa ibu seperti itu?? apa gak sebaiknya kita bawa saja ke rumah sakit di Malaysia pa??" Usul Becca.

"Kamu taukan semua rumah sakit itu yang terbaik di Bandung dan Jakarta. Semua hasilnya sama, untuk apa jauh-jauh jika hasilnya juga sama." Ucap ayah.

Ayah benar, ayah sudah berusaha membawa ibunya ke rumah sakit ternama dan terkenal bagus semua. Tapi tidak ada hasil yang menunjukkan bahwa ibunya sakit. Rebecca terdiam, meletakkan semua berkas itu di atas meja.

"Ayah tau, pasti pikiran kamu mengapa ibu tidak di rawat di rumah sakit saja. Ibu sudah pernah di rawat di rumah selama sebulan ayah dengan perawatan yang hampir sama di rumah sakit. Tapi tetap saja ibumu seperti itu, tidak ada perubahannya."

"Mengapa ayah memutuskan menghentikan pengobatan ibu?? kalau memang belum ada perkembangan dengan kesehatan ibu." Tanyaku.

"Ayah takut Becca, takut keadaan ibumu semakin parah dengan terus di masukkan obat-obatan sementara ibumu sulit sekali untuk makan hanya mau minum saja." Jawab ayah.

Rebecca menghela nafasnya, apa yang dikatakan ayahnya ada benarnya juga. Jika terus ibu di beri obat dengan dosis yang semakin tinggi, jelas itu akan membahayakan ibu.

"Yah sebenarnya apa yang terjadi pada ibu, selama Becca merantau ayah tidak pernah mengatakan apapun pada Becca. Sekarang coba ayah ceritakan semuanya dari awal. Oia yah, sebelum itu, Becca lihat om Robert buka usaha ya.." Ucap Becca.

"Iya dia sudah buka usaha, kamu mau dengar yang mana dulu?? Tentang ibumu atau si Robert??" tanya ayah.

"Ceritakan saja semuanya dari awal ayah, mengapa ibu bisa seperti ini." Jawab Becca.

Ayah Rebecca pun mulai menceritakan awal mula, dan keadaan ibunya yang tiba-tiba menjadi aneh dan berakhir seperti ini.

...****************...

Keluarga Rebecca dengan keluarga Robert sangat dekat, bahkan Rebecca bersahabat dengan anak satu-satunya Robert yang perempuan bernama Rasty. Mereka sudah dekat sejak kecil, hal itu di karenakan ayah mereka juga sudah bersahabat sejak SMA hingga saat ini.

Sampai-sampai saat menikah dan berumah tangga pun, memutuskan tinggal satu desa dan bertetangga. Begitulah kedekatan kedua keluarga ini. Ayah Rebecca hanya menceritakan bahwa ibunya awalnya demam tinggi, setelah demamnya sembuh saat itulah ibunya terkadang tidak mau makan, pandangannya kosong.

Namun saat siang hari ibunya normal, makan seperti biasa menjelang jam 6 sore ibunya kembali berubah sampai pagi hari jam 10 pagi baru normal kembali. Itu terus yang terjadi dengan ibunya selama dua minggu, ayah mengatakan tidak sanggup karena ternyata banyak pekerjaannya yang jadi terbengkalai akibat takut meninggalkan ibu sendirian.

Ayah Rebecca pun berjanji akan tetap memberikan uang kepada Rebecca perminggu, oleh karenanya Rebecca di minta untuk fokus mengurus ibunya dan tidak lagi bekerja. Setelah bercerita panjang lebar ayah menyuruh Becca untuk istirahat karena memang waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Ayah dan Becca pun masuk ke dalam rumah, Becca melihat Dion dan ibu sudah tertidur pulas. Ayah pun mengambil posisi dekat dengan Dion dan tidur. Sebelum tidur Becca memberikan pesan kepada Rasty.

"Ras, aku udah pulang, aku tidak balik merantau lagi. Kalau besok ada waktu kita ketemu yuk. Aku kangen nih." Tulis Rasty di room chatting mereka.

Tak lama. Rasty ternyata juga belum tidur, Rasty membalas pesan Becca dengan sangat bersemangat.

"Besok aku ke rumah ya, kamu jangan kemana-mana aku juga rindu. Besok aku akan minta waktu cuti dua hari dengan ayahku."

"Enak ya kerja dengan ayah, cutinya bisa kapan aja." Balas Becca.

"Iya dong, kalau mau yuk bekerja dengan ayahku, hahaha." Jawab Rasty.

"Bener ya, ya sudah besok kita bahas lagi ya Asty. Sudah malam tidur sana."

"Iya, kamu juga ya Becca.."

"Iyaa.." Jawab Becca.

Setelahnya Becca pun menyelimuti dirinya dan tidur tepat di samping ibunya. Karena sudah sangat kelelahan Becca langsung tertidur dengan pulas. Namun sayang, bukannya tidur dengan nyenyak dan nyaman. Becca malah mengalami mimpi buruk yang membuatnya bingung namun sedikit ketakutan. Karena sebelumnya Becca sangat jarang sekali bermimpi hal aneh.

Malam itu Becca bermimpi, Becca bermimpi dia berada di tengah hutan yang cukup lebat. Namun yang membuat Becca tidak takut di mimpinya itu langit sangat terang karena cahaya bulan yang sangat terang.

Di mimpinya yang berada di tengah hutan, Becca melihat ada jalan setapak yang cukup luas. Becca mengamati sekeliling hutan yang tidak dia kenali itu. Namun tiba-tiba di balik pohon yang rindang ada sepasang mata menyala, awalnya Beca mengira itu hanyalah kunang-kunang. Namun semakin lama cahaya yang tadinya kuning berubah menjadi merah dan kemudian menjadi warna putih.

Mata itu semakin jelas dan semakin banyak, tidak hanya ada dua tapi sudah semakin banyak. Becca terkejut dan melihat ke kiri dan ke kanan. titik yang menyala itu semakin jelas bahwa itu bukanlah kunang-kunang melainkan sepasang mata. Becca mulai kebingungan dan gugup namun yang dia lakukan hanya mengamati dan melihat ke kanan dan ke kiri.

Yang tadinya hanya beberapa pasang mata, kini wujud pun terlihat oleh Becca, Becca melihat banyak sekali kera putih yang jongkok di dahan-dahan pohon menatap tajam ke arahnya. Spontan melihat kumpulan kera putih yang mengepungnya Becca langsung berlari sangat kencang.

Namun Becca tidak tau dia harus berlari ke arah mana, Becca hanya mengikuti langkah kakinya yang membawanya entah kemana. Hingga tiba-tiba dia sudah berada di depan rumahnya, dia melihat rumahnya dan kemudian langsung memanjat pagar besinya dan loncat ke dalam.

Di saat Becca sudah berada di rumahnya, Becca melihat kera yang tadinya mengejarnya sangat banyak kini hanya tinggal 3 di depan rumahnya, dua kera putih kecil dan satu yang besar. Namun Becca melihat kera-kera itu hanya berdiri melihat ke arah Becca, tidak mengejarnya sampai ke rumahnya. Nafas Becca tidak karuan, jantungnya berdetak sangat cepat, Becca saling tatap dengan kera-kera itu seperti menunggu apa selanjutnya yang akan terjadi padanya.

To be continue..

Terimakasih sudah mampir ke cerita saya, semoga cerita saya dapat menghibur teman-teman semua.

BAB 3 Tumbal Pesugihan

Becca melihat kera-kera itu hanya berdiri melihat ke arah Becca, tidak mengejarnya sampai ke rumahnya. Nafas Becca tidak karuan, jantungnya berdetak sangat cepat, Becca saling tatap dengan kera-kera itu. Setelah saling tatap, tak lama Kera-kera itu mau menyerang ke arah Becca, namun hal aneh lainnya pun terjadi di hadapan Becca.

Becca melihat bahwa kera-kera itu ingin masuk ke rumah mereka dan menyerang Becca. Namun kera-kera itu tidak bisa masuk, ada dinding bening yang menghalangi membuat kera-kera itu tidak bisa masuk. Hati Becca lega melihat kera-kera itu hanya bisa melompat-lompat tapi tidak bisa menggapainya.

Tak lama kera-kera itu pergi dari depan rumah Becca, namun pandangan Becca teralihkan. Becca melihat ke arah rumah sahabatnya yaitu Rasty, betapa terkejutnya Becca saat melihat ke arah rumah Rasty Becca melihat Rasty, ayah dan ibunya memandang ke arah dirinya dengan tatapan yang sangat marah.

Namun yang tak kalah mengejutkan Becca adalah, Becca melihat seluruh karyawan ayah Rasty berwajah kera. Becca semakin ketakutan, Becca membuka pintu rumahnya dan kemudian Becca terbangun dari tidurnya.

Saat terbangun Becca terduduk, Becca melihat ke sekelilingnya, ternyata ayah, ibu dan Dion masih tertidur dengan pulas nya. Baju Becca basah karena keringat yang mengucur dari tubuhnya. Becca sangat ingin mengganti pakaiannya, namun niat itu dia urungkan saat melihat ke jam dinding.

Dan ternyata masih jam dua dini hari, padahal Becca merasa dia sangat lama berkelana dalam mimpinya. Tapi di dunia nyata ternyata masih dini hari. Becca menghela nafas, sebelum tidur kembali Becca memutuskan untuk berdoa.

Setelah berdoa Becca tidur kembali dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Syukurnya malam itu Becca dapat tidur kembali, tubuhnya yang lelah membuat Becca sangat cepat tertidur dengan pulas.

Pagi pun tiba, Dion dan ayahnya bergegas pergi ke pabrik milik ayahnya. Ayahnya memiliki usaha peternakan ayam, disana menjual ayam dan telur. Namun ayahnya juga memiliki bisnis arang yang sudah cukup besar. Itulah yang menyebabkan ayahnya kesulitan jika harus terus berada di rumah mengawasi istrinya.

Hari ini Dion tidak pergi ke kampusnya, karena sekarang Dion juga sedang mempelajari bisnis ayahnya. Mau tidak mau, Dion harus meneruskan bisnis ayahnya yang sudah berkembang sangat pesat. Ayah menyuruh Rebecca resign juga karena tidak ingin jauh lagi dari putrinya. Ayah Becca sudah merasa sanggup menggaji Becca untuk mengurus rumah dan ibunya sebanyak gaji yang dia dapatkan saat bekerja.

Dengan pertimbangan itu, ayah meminta Becca untuk tidak lagi bekerja dan merantau jauh dari rumah. Seperti yang ayahnya katakan, ibu selalu normal di jam sepuluh pagi sampai jam enam sore.

Becca terbangun dari tidurnya jam setengah sebelas siang. Ibu, ayah dan Dion sengaja tidak membangunkan Becca karena tau ibu akan bangun jam sepuluh pagi. Jadi mereka membiarkan ibu bangun terlebih dahulu dari Becca, untuk melihat apakah ibu mengenali Becca atau tidak.

Syukurnya ibu mengenali Becca, namun ibu sama sekali tidak tau kapan Becca sampai di rumah. Ayah dan Dion terpaksa berbohong kepada ibu, mereka mengatakan bahwa Becca sampai tengah malam di saat ibu sudah tertidur.

Becca bangun dan melihat di sekelilingnya sudah tidak ada orang, Becca panik karena ibunya sudah tidak berada di tempat tidur. Becca langsung berdiri dan berlari ke dapur, di dapur Becca melihat ibu sedang memasak.

"Udah bangun kamu kak, kapan kamu sampai ibu kok gak tau kak??" tanya ibu kepada Becca.

Becca kaget namun bersyukur ibunya masih mengenalinya dan terlihat sangat sehat.

"Semalam bu, sore Becca sampai." Jawab Becca spontan.

Becca tidak tau bahwa Dion dan ayah sudah berbohong kepada ibu, karena ibu tidak mengingat saat Becca sampai di rumah dan bahkan membangunkan ibu untuk makan malam.

"Loh kata Dion dan ayahmu kamu sampai malam, di saat ibu sudah tidur. Yang mana ini yang benar.." Ucap ibu.

Becca terkejut mendengar perkataan ibu, entah mengapa di saat itu pikirannya seperti cepat tanggap akan situasinya.

"Oh iya bu, Becca lupa, iya deh kayaknya Becca sampainya malam saat ibu tidur." Ucap Becca.

"Oh begitu, ya sudah kamu makan dulu gih ibu udah masak itu untuk kalian. Dion dan ayah sudah pergi ke pabrik,. nanti tolong antarkan makan siang ayah dan Dion ya kak.." Ucap ibu.

"Baik bu" jawab Becca.

...****************...

Becca terus mengamati setiap gerak gerik ibunya, sampai saat ini ibunya masih normal. Masih seperti ibu yang dia kenal, Sampailah saat tiba makan siang, Becca sudah bersiap ingin mengantarkan makanan ke pabrik. Namun ayah dan Dion sudah berada di depan rumah.

"Loh ayah dan adek pulang?? baru mau Becca antarkan makanan ke pabrik." Ucap Becca.

Dion berbisik kepada Becca, "Tidak usah kak, lain kali jika ibu suruh iyakan saja, tapi kami pasti akan pulang untuk makan siang. Jangan tinggalkan ibu sendirian di rumah." Ucap Dion.

"Oh, baiklah.." Jawab Becca cepat.

"Loh, kalian sudah pulang. Baru ibu mau suruh Becca ke pabrik loh yah.." Ucap ibu.

"Tidak usah merepotkan Becca bu, ayah dan Dion akan pulang ke rumah setiap makan siang.." Jawab Ayah.

Ibu pun menyediakan makan siang untuk mereka semua, namun ada satu keanehan yang di lihat Becca dari ibu saat makan. Ibu makan sangat banyak dan sangat cepat, biasanya ibu hanya makan satu piring biasa. Namun yang di lihat Becca hari ini, Ibu makan dengan piring yang besar, nasi penuh, lauk pauk penuh, dan ibu makan sebanyak dua piring.

Becca baru selesai menghabiskan satu piring, namun ibu sudah menghabiskan dua piring. Becca sangat terkejut, melihat Becca terkejut. Ayah dengan spontan memegang tangan Becca dan mengisyaratkan untuk Becca tetap tenang.

Hati Becca terasa sangat pedih melihat keadaan ibunya sekarang, yang lebih mirisnya adalah tubuh ibu semakin hari semakin kurus dan kering, tidak seperti orang yang makan banyak. Melihat kejadian itu, Becca semakin frustasi.

"Ibu pelan-pelan makannya ya, nanti keselek." Ucap Becca sembari memegang tangan ibunya.

Ibu hanya menganggukkan kepalanya tanpa melihat Becca, ibu makan seperti bukan manusia. Becca tidak sanggup lagi menelan makanannya, dia memutuskan untuk membuang nasinya ke tempat makanan ayam yang memang sengaja di kumpulkan.

Becca menaruh piring di wastafel dapurnya dan pergi ke kamar mandi. Di kamar mandi Becca tidak sanggup lagi menahan air matanya, sembari dia mencuci tangan air matanya terus mengalir semakin derasnya.

Becca berjongkok di kamar mandi, pikirannya sangat kalut, apa yang sudah terjadi pada ibunya sampai saat ini belum juga menemukan titik terangnya. Awal ibunya sakit juga belum dia temukan penyebabnya, hati Becca sangat pilu rasanya.

Namun ayah selalu berpesan kepada Becca untuk tidak menceritakan mengenai ibunya ke siapapun, bahkan ke Rasty, ayah meminta pada Becca untuk tetap tenang dan menyimpan keadaan ini di dalam rumah saja.

Karena sebenarnya ayah sudah mencurigai dan sedikit mengetahui sakit apa yang sedang di derita ibunya, sakit yang di derita sang ibu bukanlah sakit biasa namun karena ulah seseorang.

Bersambung..

Semoga cerita saya dapat menghibur teman-teman semua ya, terimakasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!