NovelToon NovelToon

Cinta Setelah Pernikahan

Hari pertama menikah.

Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi, seorang gadis cantik mulai terbangun dari tidur nyenyak ya. Ia mengerjapkan kedua bola matanya hingga pada akhirnya dua bola mata itu terbuka lebar. Gadis itu nampak menatap langit-langit ruangan itu, terasa sangat asing. Itulah yang ada di dalam benak gadis tersebut. Gadis itu perlahan duduk di atas ranjangnya, Ia menatap pada dirinya yang masih mengenakan gaun pengantin berwarna putih. Gadis itu nampak terdiam sejenak, sepertinya Ia sedang mengingat-ingat apa yang sudah terjadi kepada dirinya.

Disaat ia sedang mengingat apa yang terjadi pada dirinya, tiba-tiba saja terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Gadis itu lantas menoleh ke arah pintu kamar mandi tersebut, dan berapa terkejutnya ia ketika melihat seorang laki-laki tampan yang tak lain adalah suaminya keluar dari dalam kamar mandi itu dengan hanya mengenakan handuk kecil yang menutupi bagian sensitifnya saja.

"Aaaargggghhhh.... " Teriak gadis itu yang tak lain adalah Leta sembari menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Ada apa sayang? Kenapa kamu berteriak seperti itu?" Tanya laki-laki tampan itu yang tak lain adalah Ken, laki-laki yang baru kemarin resmi menjadi suami Leta.

"Kamu!!! Kenapa tidak memakai pakaianmu." Teriak Leta dengan mata yang masih tertutupi oleh kedua tangannya.

Ken terkekeh pelan, ia malah sengaja berjalan menghampiri Leta yang masih menutupi kedua matanya itu.

"Memangnya kenapa sayang? Apakah ada yang salah?" Tanya Ken ketika ia sudah berdiri di hadapan istrinya tersebut.

"Jelas salah, cepat pakai pakaianmu, Ken." Seru Leta dengan kesal.

"Salahnya dimana sayang? Bukankah sekarang kamu adalah istriku, itu artinya kamu bebas melihatku seperti ini." Bisik Ken sengaja menghembuskan nafasnya yang beraroma mint itu di telinga Leta.

"Jangan becanda, Ken. Dan menjauhlah dariku." Pinta Leta masih dengan kedua tangan yang setia menutupi kedua bola matanya itu.

"Aku sedang tidak becanda sayang, aku serius." Ucap Ken sambil menatap lekat sang istri dari jarak yang sangat dekat. Bahkan tetesan air bekas mandi itu dapat Leta rasakan di kulit tangannya.

"Ken!!! Menjauhlah." Teriak Leta sembari mendorong tubuh Ken.

"Sayang, kamu sungguh tidak sabaran ya." Goda Ken sembari menangkap kedua tangan Leta dan menggenggamnya dengan hangat. "Ah baiklah kalau kamu sudah tidak sabar, kita bisa melakukannya sekarang." Bisik Ken membuat bulu kuduk Leta meremang seketika.

"Lepaskan!!! Aku,,,, aku mau ke kamar mandi." Ucap Leta sembari menarik tangannya dari genggaman tangan Ken. Ia sama sekali tidak menggubris bisikkan Ken yang ambigu itu.

"Mau aku temani?" Bisik Ken semakin senang menggoda Leta yang baru kemarin menjadi istrinya tersebut.

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri, jadi menyingkirlah." Ucap Leta tanpa mau membuka kedua bola matanya itu.

"Bagaimana kamu bisa sendiri sayang, sedangkan kamu saja masih menutup kedua bola matamu." Sahut Ken seraya mengelus lembut wajah cantik Leta.

"Aku bantu gendong kamu ya. Atau sekalian aku memandikan dirimu dan bermain di dalam kamar mandi, sepertinya pagi-pagi begini akan terasa sangat men**yenangkan." Bisik Ken kembali membuat bulu kuduk Leta meremang. Laki-laki ini sepertinya sangat senang menggoda istrinya tersebut. Bahkan senyumannya pun tidak pernah hilang dari wajah tampan laki-laki itu.

"Tidak perlu. Aku,,,, Aku bisa sendiri. Sebaiknya kamu menyingkir dan pakai pakaianmu itu." Ucap Leta sembari memberanikan dirinya untuk membuka kedua bola matanya itu. Pandangan yang pertama Leta lihat tentu saja wajah tampan sang suami yang saat ini masih tersenyum menatap dirinya.

"Menyingkirlah." Leta kembali berucap sembari bangkit dari tempat tidur itu, ia langsung berlari menuju pintu kamar mandi dengan kedua tangan mengangkat gaunnya. Ken yang melihat hal itu pun hanya bisa terkekeh pelan.

"Dasar gadis keras kepala, untung saja semalam Aku bisa menahan hasratku. Kalau tidak, mungkin saja aku sudah membuat gadis itu tidak bisa berjalan apalagi berlari seperti barusan." Gumam Ken sembari melangkahkan kedua kakinya dan mengambil pakaian yang sudah ia persiapkan kemarin.

Di dalam kamar mandi.

Leta segera melepaskan gaun pengantinnya itu, ia mulai menyalakan shower dan mulai membasahi tubuhnya. Leta perlahan memejamkan kedua bola matanya menikmati air hangat yang membasuh seluruh tubuhnya itu. Namun di saat ia memejamkan kedua bola matanya, tiba-tiba saja bayangan wajah Ken masuk ke dalam kepalanya dan seketika membuat Leta kembali membuka kedua bola matanya tersebut.

"Ya Tuhan... Kenapa wajah laki-laki itu muncul di kepalaku? Ucapan dia tadi benar-benar membuatku merinding. Dia tidak mungkin memaksaku untuk melakukan itukan? Ya dia tidak mungkin memaksa aku. Tapi, bagaimana kalau dia memaksaku? Aaarghhh apa yang harus aku lakukan sekarang?" Batin Leta berteriak.

Saat ini pikiran Leta benar-benar sangat kacau, apalagi ketika ucapan Ken yang ambigu itu selalu saja menghantui dirinya, benar-benar membuat Leta frustasi.

"Tenanglah Leta, tenang. Ken tidak mungkin melakukannya sekarang, dia pasti masih memiliki sedikit hati nurani." Leta kembali membatin dan mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.

Sementara itu di dalam kamar Ken terlihat sudah memakai pakaiannya dengan rapi, saat ini ia sedang duduk di atas ranjang sembari menatap pintu kamar mandi itu. Sudah dua puluh menit berlalu, namun sang istri masih saja belum keluar dari dalam kamar mandi itu. Alhasil Ken pun langsung bangkit dari atas ranjang itu dan berjalan menuju pintu kamar mandi.

"Sayang, kenapa kamu lama sekali? Apakah kamu tidak apa-apa?" Tanya Ken setengah berteriak sembari mengetuk pintu kamar mandi tersebut.

"Ya, aku tidak apa-apa, sebentar lagi aku selesai." Sahut Leta dari dalam kamar mandi tersebut.

"Segeralah keluar, kamu tenang saja aku tidak akan memakanmu sekarang. Jadi kamu tidak perlu takut ataupun khawatir." Ucap Ken seperti cenayang yang mengetahui apa yang ada di dalam pikiran istrinya itu. Setelah mengatakan hal itu, Ken pun berbalik dan melangkahkan kedua kakinya kembali menuju ranjang.

Ken kembali duduk di atas ranjang itu sembari menyunggingkan senyumannya. Ia sangat tahu jika istrinya itu sengaja melamakan dirinya di dalam kamar mandi karena takut jika Ken akan benar-benar memangsanya saat ini juga. Sungguh menggemaskan.

Lima menit kemudian...

Leta mulai membuka pintu kamar mandi itu dengan pelan, perlahan ia pun mulai mengintip dan mencari keberadaan suaminya tersebut. Leta berharap bahwa suaminya itu tidak ada di dalam kamar tersebut.

"Sayang, kenapa kamu masih di situ? Apakah kamu berharap aku pergi dari kamar ini?" Tanya Ken dengan tiba-tiba membuat Leta tersentak kaget.

"Mana mungkin, aku hanya..."

"Hanya apa sayang?" Tanya Ken dengan tidak sabaran.

"Emmm tidak. Ken bisakah kamu keluar dulu sebentar, sepertinya aku lupa membawa pakaian gantikan tadi." Ucap Leta gugup membuat suaminya gemas.

"Kenapa aku harus keluar sayang? Bukankah kita sudah menikah sekarang? Jadi kamu tidak perlu menyuruhku untuk keluar dari kamar ini, mengerti." Ucap Ken lembut namun terdengar tegas.

"Emmm... Kalau begitu bisakah kamu menutup kedua matamu sebentar?" Tanya Leta sembari menatap Ken dengan tatapan mata yang memohon.

"Untuk apa aku harus menutup kedua mataku? Bukankah mulai saat ini, tubuhmu adalah milikku, jadi aku tidak perlu menutup kedua mataku ini. Mengerti." Ucap Ken sembari menatap lekat istrinya yang hanya memperlihatkan bagian kepalanya saja.

Ken perlahan melangkahkan kedua kakinya menuju koper baju, ia mengambil lingerie berwarna merah, lalu ia pun kembali berjalan menuju pintu kamar mandi.

"Pakailah sayang." Ucap Ken seraya menyodorkan lingerie itu kepada istrinya.

"Ken kamu tidak salah memberikan aku lingerie ini? Aku itu bukan mau tidur, lalu bagaimana nanti aku pulang? Orang-orang bakalan menatapku Ken." Protes Leta tanpa mau mengambil lingerie dari tangan suaminya tersebut.

"Sayang, apakah kamu pikir aku akan membiarkan orang-orang melihat tubuhmu mengenakan lingerie ini? Tidak mungkin."

"Lalu, kenapa kamu memberikan aku lingerie ini?" Tanya Leta kesal.

"Karena ini adalah satu-satunya pakaian yang ada di dalam koperku. Dan seharusnya kamu memakainya semalam. Sudahlah pakai dulu lingerie ini, nanti aku akan menyuruh Seth untuk mengantarkan pakaian untukmu, sekalian aku akan meminta staf untuk mengantarkan sarapan pagi kita." Ucap Ken membuat Leta terpaksa mengambil lingerie berwarna merah itu. Leta segera menutup pintu kamar mandi itu dengan sedikit kencang membuat Ken terlonjak kaget.

"Astaga... Kenapa istriku senang sekali membuatku terkejut? Untung saja jantungku masih aman." Ken menggerutu seraya mengelus dada bidangnya. Ia menatap pintu kamar mandi itu sejenak, kemudian ia pun mulai berbalik dan berjalan menuju nakas. Ken berniat untuk menghubungi Seth dan meminta Seth segera mengirimkan pakaian ganti untuk istrinya, sekaligus ia meminta staf untuk membawakan sarapannya.

Ken ketika sedang mandi.

Bersambung.

Lingerie sialan

Leta menatap lingerie itu dengan wajah yang memerah, ia membayangkan jika dirinya memakai lingerie itu, pasti akan terlihat sangat seksi dan menggoda. Leta menghela nafasnya kasar, kemudian ia melirik ke arah gaun pengantin. "Apa aku pakai lagi aja gaun itu, tapi itu akan terasa tidak nyaman." Gumam Leta di iringi dengan helaan nafasnya.

"Bagaimana ini? Apakah aku harus memakai lingerie sialan ini? Itu pasti akan terlihat seksi, Dan mungkin saja dalamanku akan jelas terlihat oleh si mesum itu." Leta kembali bergumam, ia terus memikirkan antara memakai lingerie itu atau memakai gaunnya kembali.

Sepuluh menit berlalu, Leta masih tetap berdiri sembari memegang lingerie itu, jujur saja ia merasa sangat malu jika harus memakai lingerie itu, apalagi ini bukanlah malam hari melainkan pagi hari. Mungkin jika ia memakainya pada malam hari, ia masih bisa menutupinya dengan selimut tebal. Ah mengingat selimut tebal seketika terlintas sebuah ide di kepala Leta. Gadis itu nampak tersenyum, kemudian ia pun melepaskan handuk kecil yang melilit di tubuhnya itu. Perlahan Leta mulai memakai lingerie sialan itu sembari menatap dirinya dari balik cermin kamar mandi.

"Tuhkan benar dugaanku. Ini terlalu seksi, aaarghhh sangat memalukan sekali jika aku keluar seperti ini." Gumam Leta frustasi.

"Sayang, berapa lama lagi kamu akan berada di dalam kamar mandi? Apakah kamu ketiduran? Atau kamu sengaja ingin memancingku?" Teriak Ken dari luar membuat Leta mendengus kesal.

"Sebentar lagi." Sahut Leta setengah berteriak.

"Cepatlah sayang, sarapan kita sudah datang." Ucap Ken membuat Leta harus menghela nafasnya kasar.

"Iya, aku akan segera keluar." Sahut Leta kesal.

"Si mesum ini kenapa sangat tidak sabaran sekali sih, apakah dia tidak tahu jika aku sedang frustasi gara-gara lingerie sialan ini. Sungguh sangat menyebalkan." Leta menggerutu dengan kesal, ia kembali menatap dirinya dari balik cermin, lalu menghela nafasnya kembali. "Ah sudahlah, aku tidak ada pilihan lain, selain keluar dengan lingerie sialan ini. Semoga saja si mesum itu tidak tergoda." Gumamnya seraya meraih handuk bekas mandi tadi, dan menutupi tubuh bagian atasnya. "Kenapa pula nih handuk sangat kecil, gedean dikit kek." Oceh Leta jengkel.

Setelah itu Leta pun mulai melangkahkan kedua kakinya mendekati pintu kamar mandi tersebut, dengan perlahan ia pun mulai meraih handle pintu itu, lalu membukanya dengan sangat amat pelan. Seperti yang di lakukannya tadi, Leta terlebih dahulu mencondongkan kepalanya keluar, dan mencari keberadaan Ken, suaminya tersebut. Beruntunglah saat ini Ken terlihat sedang berdiri dan menatap keluar jendela sehingga Ken tidak menyadari jika Leta sudah membuka pintu kamar mandinya dan berlari menuju ranjang itu.

Leta segera meraih selimut tebal yang berada di atas ranjang tersebut untuk menutupi seluruh tubuhnya seperti lontong. "Selamat, selamat." Gumam Leta seraya tersenyum senang karena sang suami tidak melihat dirinya mengenakan lingerie sialan itu.

Leta lalu berjalan menuju kursi sofa, ia melihat sarapannya sudah berada di atas meja, membuat perutnya keroncongan. "Ekhmm... Aku sudah selesai, ayo kita sarapan." Ucap Leta membuat Ken seketika berbalik dan menatap dirinya aneh.

"Ada apa denganmu, sayang? Kenapa tubuhmu di bungkus seperti itu?" Tanya Ken sambil menahan tawanya karena melihat Leta yang mirip seperti lontong.

"Tidak apa-apa, aku hanya merasa dingin saja." Jawab Leta berbohong.

Ken berjalan melangkahkan kedua kakinya menghampiri Leta, is tersenyum sembari menyentuh wajah cantik yang natural itu. "Sepertinya kamu sedang berbohong sayang, apakah kamu sengaja menutupi dirimu seperti itu, karena kamu takut aku memakanmu?" Tanya Ken selalu tahu jika Leta sedang berbohong. Seperti cenayang saja.

"Ah tidak... Aku tidak mungkin membohongimu, sudahlah sebaiknya kita sarapan dulu sekarang, karena perutku sudah keroncongan." Sahut Leta seraya berjalan dan duduk di atas kursi sofa itu.

Ken menghela nafasnya kasar, ia pun mulai duduk di atas kursi sofa yang berada di samping Leta. Ken menatap Leta yang terlihat mulai kebingungan untuk menyantap sarapannya, karena kedua tangannya berada di balik selimut tebal itu.

"Ada apa sayang? Bukankah kamu bilang perutmu sudah keroncongan? Lalu, mengapa kamu malah diam saja?" Tanya Ken pura-pura tidak peka. Padahal ia sangat tahu betul jika istrinya itu sedang kebingungan, bagaimana caranya ia menyantap sarapan paginya, sementara kedua tangannya terbungkus selimut tebal itu.

Leta yang mendengar pertanyaan itu pun mendengus kesal, ia mengalihkan padangannya kepada Ken. "Kamu tidak lihat kalau tanganku tidak ada. Peka dikit kek." Ucap Leta sembari mengercutkan bibirnya kesal.

"Siapa suruh kamu membungkus seluruh tubuhmu itu. Jadinya kamu yang susah sendirikan." Sahut Ken seraya menahan tawanya melihat wajah sang istri yang terlihat sangat menggemaskan itu.

"Dasar mesum nyebelin. Inisiatif kek buat nyuapin aku. Malah mengejekku." Batin Leta kesal.

"Kamu ingin aku menyuapimu, sayang?" Tanya Ken seolah-olah tahu apa yang ada di dalam isi kepala Leta saat ini.

"Emm menurutmu?" Leta berbalik nanya dengan kesal.

"Sepertinya kamu tidak ingin aku menyuapimu." Sahut Ken dengan santai.

"Astaga... Kenapa dia sangat menyebalkan sekali sih." Batin Leta seraya menatap Ken dengan kesal.

"Terserah kamu." Seru Leta sembari beranjak dari atas sofa itu dan berniat untuk pergi, namun niatnya terhenti ketika Ken dengan cepat menarik selimut tebalnya itu, membuat Leta langsung terkejut dan terjatuh di dalam pangkuan Ken.

Bersambung.

Sangat senang menggodanya

"Ken!!! Apa yang sedang kamu lakukan!" Teriak Leta sembari menatap suaminya dari jarak yang sangat dekat. Meskipun terkejut mendengar teriakan sang istri, namun Ken tetap memperlihatkan senyuman di wajahnya yang tampan itu.

"Menurutmu, apa yang sedang ku lakukan?" Tanya Ken sengaja menggoda istrinya itu.

"Jangan menggodaku. Cepat lepaskan aku." Ucap Leta kesal. Suaminya itu selalu saja menggodanya. Sangat menyebalkan.

"Aku tidak sedang menggodamu, sayang. Bukankah tadi kamu bilang bahwa perutmu keroncongan? Ayo kita makan dulu sarapannya, biar aku menyuapimu." Ken mendudukkan Leta di atas kursi sofa itu, lalu setelah itu ia pun mulai mengambil sarapan untuk Leta.

"Ayo, buka mulutmu sayang." Titah Ken seraya menyodorkan satu sendok mkanan kepada Leta.

Dengan ragu Leta pun mulai membuka mulutnya dan menerima makanan yang di berikan oleh suaminya itu dan mengunyahkan secara perlahan. Ken tersenyum, ia pun mulai memasukan sarapannya ke dalam mulutnya.

"Ada apa sayang?" Tanya Ken ketika melihat Leta mulai berkeringat karena selimut tebal itu.

"Tidak ada apa-apa." Sahut Leta sembari membuka mulutnya ketika Ken kembali menyodorkan makanannya.

"Kalau kamu gerah, lepas saja selimutnya. Jangan takut, karena aku tidak akan memakanmu hari ini." Ucap Ken dengan nada suaranya yang selalu lembut dan halus.

"Tidak! Aku tidak merasa gerah sama sekali." Jawab Leta dengan cepat. Tentu saja jawaban yang ia berikan adalah sebuah kebohongan, karena pada kenyataannya gadis itu benar-benar merasa sangat gerah dan ingin melepaskan selimut tebal itu. Namun gadis itu masih tidak bisa percaya dengan ucapan suami mesumnya itu.

"Terserah kamu saja." Ucap Ken pasrah.

"Buka lagi mulutmu, makan yang banyak biar kamu gemuk dan sehat." Perintah Ken kembali menyodorkan makanan kepada istrinya itu.

Leta tidak menyahut, namun ia tetap membuka mulutnya dan menerima suapan demi suapan yang di berikan oleh suaminya tersebut.

Setelah beberapa menit akhirnya pasangan pengantin baru itupun sudah menyelesaikan sarapannya. Ken segera mengambil segelas air putih lalu memberikannya kepada Leta. "Minumlah sayang." Ucap Ken namun gadis itu masih menutup mulutnya seakan enggan untuk meminum air putih pemberian dari suaminya tersebut.

"Ada apa? Kamu tidak ingin minum?" Tanya Ken sembari menatap lekat wajah cantik Leta.

"Emm itu bekas bibrimu." Lirih Leta sembari memalingkan wajahnya ke arah lain. Mendengar hal itu, Ken pun tertawa, gadis ini padahal sudah pernah berciuman dengan dirinya, namun ia masih tetap saja mempermasalahkan gelas bekas minum dirinya tadi.

"Memangnya kenapa sayang? Bukankah kita juga sudah pernah ciuman sebelumnya? Ah atau jangan-jangan kamu ingin meminum melalui mulutku?" Goda Ken membuat gadis itu seketika membulatkan kedua bola matanya sempurna.

"Tidak mau. Cepat berikan aku air itu." Ucap Leta dengan sorot matanya yang kesal. Ken hanya tersenyum, ia pun kemudian memberikan air putih itu kepada Leta.

"Bagaimana rasanya? Apakah ada yang beda?" Tanya Ken membuat Leta seketika mengernyitkan keningnya bingung.

"Maksudmu? Apanya yang berbeda?" Leta bertanya dengan tatapan bingung.

"Rasa airnya sayang, bukankah itu gelas air bekas bibirku." Bisik Ken sengaja menggoda istrinya kembali membuat wajah Leta merona seketika.

"Ken!!! Berhentilah untuk menggodaku, ini sama sekali tidak lucu." Seru Leta sembari bangkit dari atas kursi sofa itu. Ken tertawa renyah, menggoda sang istri sungguh sangat menyenangkan bagi dirinya.

"Dasar mesum, malah ketawa lagi." Omel Leta kesal.

"Kamu sangat menggemaskan jika sedang kesal seperti itu, membuatku ingin memakanmu saat ini juga." Ucap Ken yang mendapat tatapan mata tajam dari istrinya. "Baiklah, baiklah. Aku hanya becanda sayang. Jangan ngambek ok." Ken bangkit dari dari atas kursi sofa itu, lalu ia pun meraih pinggang sang istri yang masih tertutup oleh selimut tebal sialan itu.

"Kamu,,,, kamu mau ngapain?" Leta bertanya dengan gugup, ingin mendorong tubuh Ken, namun sayangnya kedua tangan Leta berada di balik selimut tebal itu. Alhasil Leta pun hanya bisa terdiam dengan sorot mata yang sedikit takut.

"Aku mau memakanmu, sayang." Bisik Ken terdengar sangat mengerikan di telinga Leta. Gadis itu nampak semakin ketakutan, ingin melawan namun ia tidak bisa. Ia hanya bisa menggerakkan tubuhnya saja, dan itu memancing sesuatu milik Ken yang selama ini selalu tertidur pulas.

"Sayang, kamu sengaja menggodaku ya." Ken kembali berbisik, bisikkannya kali ini terdengar berat menandakan bahwa laki-laki ini sudah mulai di selimuti oleh kabut gairahnya.

"Ken, lepaskan aku. Jangan melakukannya sekarang ok." Lirih Leta sembari menatap Ken dengan tatapan yang memohon.

"Tapi aku.... " Ucapan Ken tercekat di tenggorokan ketika ia mendengar suara ketukan dari balik pintu kamar itu.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!