NovelToon NovelToon

Tawanan Duda Tampan

Salah Apartemen

Dengan langkah yang mantap, Livy menyusuri koridor menuju ke apartemen yang terletak paling ujung. Dia sudah berjanji dengan sahabatnya untuk membalaskan sakit hati Cintya yang ditinggal selingkuh oleh calon suaminya, Mark Lee.

“Nah, ini dia!” gumam Livy saat melihat pintu apartemen yang tertuliskan nomor 234.

Livy merapikan penampilannya yang ia buat seperti wanita yang sedang hamil 5 bulan. Kali ini ia akan membuat selingkuhan Mark Lee naik pitam karena mengetahui Livy yang sedang mengandung anaknya dan akhirnya pergi meninggalkan Mark Lee karena kecewa.

Livy pun langsung menekan bel apartemen dan pintu pun langsung terbuka. Tampak seorang wanita yang ditaksir usianya sebaya dengan Livy.

‘Ini selingkuhannya Mark Lee?’ gumam Livy dalam hati. ‘Cantik banget sumpah! Masih muda lagi!’ batin Livy sambil memperhatikan wanita yang ada di depannya dari atas sampai bawah.

“Cari siapa ya?” tanya wanita tadi membuyarkan lamunan Livy.

Seketika Livy mengingat tujuannya datang kemari. Ia pun langsung berakting dengan wajah memelas sambil memegang perutnya.

“Mark ada?” tanya Livy yang langsung diangguki oleh wanita yang ada di depannya.

“Ada. Kamu siapa dan mau apa?” tanya wanita tersebut yang merasa tidak pernah mengenal Livy sebelumnya.

Kesempatan ini pun dimanfaatkan Livy dengan sebaik-baiknya.

“Aku Livy. Aku datang ingin meminta pertanggung jawaban dari Mark yang telah membuatku hamil!” jawab Livy sambil mengusap perutnya yang sedikit membuncit.

“Apa?” pekik wanita yang ada di hadapan Livy dengan mimik muka terkejut.

Livy pun bersorak dalam hati karena tujuan awalnya sudah berhasil. ‘Yes, aktingku kali ini benar-benar tidak mengecewakan. Aku yakin, sebentar lagi akan ada perang dunia ketiga dan Mark Lee akan ditinggalkan oleh selingkuhannya!’

“Kamu serius hamil sama abangku?” tanya wanita tadi yang masih belum mempersilakan Livy untuk masuk ke dalam.

“Tentu saja! Lagi pula untuk apa aku berbohong!” timpal Livy membuat tangannya langsung ditarik oleh wanita tersebut masuk ke dalam apartemen.

“Bang, apa yang kamu lakukan sama wanita ini?” tanya wanita tadi membawa Livy ke hadapan seorang laki-laki.

“Kenapa abang bertindak di luar batas dan meninggalkannya begitu saja tanpa bertanggung jawab?” gertak Mila yang tampak kecewa dengan sikap abangnya kali ini.

Lelaki yang dipanggil abang tadi mendongakkan kepalanya dan sontak membuat Livy terkejut.

‘Loh, kok bukan Mark Lee?’ tanya Livy dalam hati.

‘Kenapa ini justru Bos Marcho yang ada di hadapanku? Aduh, aku pasti sudah salah alamat kali ini!’ batin Livy yang sudah mulai kalang kabut saat tidak mendapati Mark Lee dan justru bertemu dengan Bos barunya yang terkenal dengan statusnya sebagai duda beranak satu yang berwatak begitu dingin dan kejam.

Sedangkan Marcho Albert hanya mengerutkan dahinya tidak paham dengan apa yang diucapkan dengan adik perempuannya kali ini. Terlebih ia juga sama sekali tidak mengenal siapa wanita berperut buncit yang kini berdiri di depannya.

“Memangnya apa yang aku lakukan dengannya?” tanya Marcho Albert sambil memperhatikan penampilan Livy kali ini.

“Dia meminta pertanggung jawaban Bang Marcho karena saat ini dia hamil karena Abang!”

Jawaban Mila membuat Marcho sangat terkejut kali ini. Namun, Livy cepat-cepat berbalik dan berusaha melarikan diri karena kali ini ia sudah salah sasaran.

“Maaf, kali ini saya tidak akan meminta pertanggung jawaban! Sekali lagi maafkan saya!” ucap Livy sambil membungkukkan tubuhnya dan siap untuk beranjak pergi.

Namun, nahasnya Mila justru semakin menarik tangannya dan memaksakan Livy untuk duduk di samping abangnya. “Tidak perlu sungkan Livy! Abangku harus tetap bertanggung jawab atas kehamilanmu! Bagaimana pun juga aku justru lega karena akhirnya abangku menemukan pasangan yang tepat yang nantinya akan mengurusnya dengan baik!” tukas Mila membuat Livy semakin bingung harus berbuat apa.

“Tidak! Tidak perlu! Aku mengurungkan niatku untuk meminta pertanggung jawaban!” balas Livy sambil beranjak dari tempat duduknya.

Sialnya, Marcho justru menarik tangan Livy sampai Livy terjatuh tepat dipangkuan Bosnya tersebut.

“Kenapa tiba-tiba kau berubah pikiran, Sayang?” tanya Marcho membuat Livy bergidik ngeri.

“Jika kau memang hamil karenaku, maka secepatnya aku akan bertanggung jawab!” lanjut Marcho sambil memandangi Livy secara intens.

Mendengar abangnya akan bertanggung jawab pun membuat Mila merasa lega kali ini.

“Hemm, baiklah. Kalian bicarakan baik-baik masalah kalian berdua. Aku akan menjemput Hizkiel dulu di sekolah!” tukas Mila yang langsung bersiap-siap menjemput anak Marcho yang kini sudah berusia 7 tahun.

Setelah Mila keluar dari pintu apartemen, Livy pun beranjak dari pangkuan Marcho dan meminta maaf jika kali ini ia sudah salah masuk apartemen.

“Maafkan saya, Tuan! Kali ini saya salah memasuki apartemen Anda. Saya pikir ini adalah apartemen milik Mark Lee!” ucap Livy sambil membungkukkan tubuhnya ke arah Marcho.

“Tidak masalah!” jawab Marcho santai. “Aku akan tetap bertanggung jawab atas kehamilanmu, meski bukan aku yang membuatmu hamil kali ini!”

“Tapi saya tidak hamil, Tuan!” lanjut Livy lagi sambil melepaskan bantal yang membuat perutnya buncit.

"Lihatlah! Ini hanya bantal, bukan perut sungguhan!"

“Sekali lagi, saya minta maaf, Tuan!” ucap Livy yang kemudian berbalik dan siap untuk pergi meninggalkan apartemen Marcho.

Marcho langsung menghadang Livy yang sudah bersiap untuk meninggalkan apartemennya. “Apa kau pikir kau bisa seenaknya pergi begitu saja dari apartemenku, hah?” gertak Marcho yang sudah menghalangi langkah Livy.

“Kau sudah membuatku bersalah di mata adik kandungku sendiri! Dan kali ini kau harus bertanggung jawab atas kesalahan yang kau buat kali ini!” lanjut Marcho dengan ketus membuat Livy yang sudah terpojok pun mulai mengeluarkan keberaniannya.

“Saya akan menjelaskan kepada adik Anda jika kali ini saya memang masuk ke dalam apartemen yang salah!” jawab Livy dengan tegas.

“Sayangnya bukan itu yang aku inginkan darimu, Cantik!” balas Marcho sambil memegang dagu Livy.

“Kau, harus benar-benar mengandung anakku kali ini!”

Livy yang sudah semakin terpojok pun kini langsung mengeluarkan jurus bela dirinya. Ia langsung melayangkan tendangannya di sela-sela kedua kaki Marcho dan meninju perutnya dengan sangat kencang membuat Marcho memekik kesakitan.

“Argh!” pekik Marcho sambil memegangi senjatanya yang terasa begitu sakit akibat tendangan Livy.

Keadaan ini pun tidak disia-siakan oleh Livy. Ia pun segera berlari keluar dari apartemen Marcho dan menyelamatkan dirinya.

“Jangan lari kau! Dasar wanita pembawa sial!” teriak Marcho yang tidak dihiraukan oleh Livy kali ini.

Dengan kesal pun Marcho segera menghubungi anak buahnya kepercayaannya untuk mencari tahu tentang Livy. Sedangkan Livy yang baru masuk ke dalam lift pun tanpa sengaja bertemu dengan Mark Lee bersama dengan selingkuhannya.

“Mark Lee!” panggil Livy yang akhirnya bertemu dengan orang yang sebenarnya ia tuju.

Mark yang melihat keberadaan sahabat calon istrinya pun buru-buru melepaskan genggamannya dengan wanita yang saat ini ada di sampingnya.

“Ini gak seperti yang kamu lihat, Livy!” ucap Mark Lee membela diri.

Livy yang sudah geram pun langsung melayangkan bogem mentahnya ke arah Mark Lee bertubi-tubi. Bukan hanya geram karena Mark sudah selingkuh dari sahabatnya, tapi karena dia juga Livy harus bernasib sial seperti saat ini.

“Hei, apa yang kau lakukan dengan kekasihku?” tanya wanita selingkuhan Mark Lee.

“Pria ini sudah membuat calon istrinya sakit hati dan aku harus membalaskan sakit yang dirasakan oleh sahabatku!” balas Livy sambil terus melayangkan pukulannya ke arah Mark Lee.

Marry Me

Pintu lift pun terbuka, Livy yang sudah puas memukuli Mark Lee sampai babak belur pun langsung keluar dan menuju ke tempat parkiran. Setidaknya kali ini ia harus melarikan diri dari Bos Marcho karena beberapa kesalahan yang ia lakukan hari ini.

Setelah menyalakan mesin motornya, Livy langsung melesat pergi meninggalkan apartemen.

‘Aku harus mencari pekerjaan baru kali ini!’ gumam Livy dalam hati. Meski kali ini jabatannya sebagai manager pemasaran perhiasan yang dibuat oleh perusahaan Marcho tidak membuatnya sering bertemu dengan Marcho, tapi tetap saja suatu saat ia akan bertemu dengan Marcho saat bekerja.

Hidupnya yang sebatang kara setelah melarikan diri dari mansion utama keluarganya yang sangat penuh dengan peraturan, membuat Livy harus berjuang seorang diri untuk melanjutkan hidupnya.

Melarikan diri ke kota lain yang tidak pernah Livy injak sebelumnya bukanlah hal yang mudah untuk Livy. Untungnya ia bertemu dengan Cintya yang dengan baiknya mau menerima Livy yang saat itu tidak memiliki apa-apa.

Cintya mempersilakan Livy tinggal di kost bersamanya selama satu bulan sampai Livy mendapatkan pekerjaan.

Sejak itu, keduanya sangat dekat sampai akhirnya Livy memperoleh pekerjaan. Setelah mendapatkan gaji pertamanya, ia memilih menyewa kamar kost yang berdampingan dengan kamar kost Cintya.

“Cintya!” teriak Livy sambil menggedor kamar sahabatnya yang terkunci dari dalam.

Teriakan Livy kali ini membuat Cintya yang baru saja memejamkan matanya langsung melompat terkejut dan membukakan pintu untuk Livy.

“Kamu kenapa sih teriak-teriak?” protes Cintya dengan matanya yang memerah.

“Kaget tahu gak sih. Ganggu orang tidur saja!” lanjut Cintya sambil memijat kepalanya yang sedikit terasa pusing karena ulah Livy.

“Gawat, Cint! Gawat!” ucap Livy sambil terus saja berjalan mondar mandir.

Cintya langsung menarik tangan Livy dan mendudukkannya di tepi ranjang miliknya.

“Duduk, deh! Cerita baik-baik sama aku!” pinta Cintya.

“Aku sudah berhasil bikin Mark Lee babak belur!” ucap Livy sambil mengatur nafasnya.

“Bagus, dong! Kalo perlu sampai mati sekalian karena aku sudah gak sudi lagi punya calon suami kayak dia!” balas Cintya berapi-api mengingat pernikahannya yang akan digelar 2 bulan lagi kini harus berakhir seperti ini hanya karena Mark selingkuh di belakangnya.

“Tapi sebelumnya aku salah masuk apartemen. Udah gitu, aku ngelakuin banyak kesalahan kali ini!”

Cerita Livy kali ini membuat Cintya mengerutkan dahinya. "Maksudnya apa? Kamu menghabisi Mark Lee di Apartemen Nomor 243 kan?" tanya Cintya.

Livy pun langsung menggelengkan kepalanya. "Bukan, Cint. Aku menghabisi dia di lift dan aku justru masuk ke dalam Apartemen Nomor 234," jawab Livy yang kemudian menceritakan apa yang terjadi di apartemen tersebut.

Mulai dari ia mengaku hamil anak Marcho sampai saat ia melakukan pembelaan diri agar terlepas dari Marcho.

"Marcho?" gumam Cintya sambil mengingat ingat dimana ia mengenal nama Marcho.

"Iya Cint, Bos aku di Mc Energy!" ucap Livy sambil memijit kepalanya yang mulai berdenyut.

"Jadi, mulai sekarang aku harus segera cari pekerjaan lain agar tidak akan pernah lagi bertemu dengan Marcho Albert.

"Nah, kebetulan Livy. Carl Hotel sedang mencari Manager baru. Aku rasa kau bisa mengirim surat lamaran pekerjaan di tempatku bekerja. Jadi kita bisa berangkat bekerja bersama-sama, bukan?" tawar Cintya.

"Tenang saja, aku akan meloby HRDnya agar menerima mu menjadi karyawan baru!" lanjutnya lagi.

"Benarkah, Cintya?" tanya Livy dengan mata yang berbinar.

"Kau memang benar-benar sahabatku." Livy langsung memeluk Cintya dengan erat.

"Besok aku langsung mengajukan surat pengunduran diri dan mengirimkan lamaran kerja di hotel Carl."

...💕💕💕...

Keesokan harinya, Livy langsung menemui Chief Marketing Officer untuk mengajukan surat pengunduran diri.

Sebelumnya Livy memang sudah memberi kabar via chat jika mulai hari ini dia akan mengundurkan diri. Jadi pagi ini Livy tinggal menyerahkan surat pengunduran diri saja secara resmi.

"Selamat pagi, Pak Jodi!" sapa Livy menghadap CMOnya (Chief Marketing Officer) yang kini sedang duduk di kursi kebesarannya sambil membelakangi Livy.

"Seperti yang saya beritahukan semalam, ini surat pengunduran diri saya, Pak!" lanjutnya lagi sambil meletakkan surat pengunduran dirinya di atas meja.

Kursi yang ada di hadapan Livy pun berputar, "Apa kamu fikir begitu mudah untuk melarikan diri dari saya, Livy Cantika?"

Livy langsung membelikan matanya dan menelan ludahnya kasar saat melihat bukan Pak Jodi yang duduk di kursi kebesarannya, melainkan justru Marcho Albert yang memiliki kedudukan sebagai CEO perusahaan.

"Mati aku kali ini!" gumam Livy pelan yang sudah bersiap untuk melarikan diri.

Kali ini ia memperhitungkan kecepatannya berlari menuruni anak tangga darurat karena ia tidak mungkin menunggu pintu lift terbuka.

Tanpa pikir panjang lagi, Livy langsung berbalik untuk melarikan diri. Sayangnya, tiga orang bodyguard Marcho sudah berdiri tegap di belakangnya dan siap mencekal Livy yang berusaha melarikan diri.

"Mau kemana, Livy?" tanya Marcho yang sudah mulai mendekat ke arah Livy berdiri.

"Mencoba melarikan diri setelah melakukan kesalahan fatal, hah?" gertak Marcho yang kini sudah berdiri di hadapan Livy.

'Okey, tidak ada cara lain lagi selain tersungkur di depan Bos Marcho dan meminta maaf. Setelah semuanya lengah, aku akan segera melarikan diri!' gumam Livy dalam hati.

"Bos, saya mohon maafkan saya!" ratap Livy yang langsung tersungkur di kaki Marcho.

"Saya benar-benar tidak sengaja melakukan kesalahan kemarin. Saya mohon maafkan saya, Bos!"

"Saya janji setelah ini saya tidak akan menampakkan diri lagi di hadapan anda!" ucap Livy yang sudah mulai terdesak.

"Apa kamu fikir saya obral maaf?" tanya Marcho.

"Dasar cewek gak tau diri!" gertak Marcho tepat di hadapan Livy.

Sayangnya gertakan Marcho kali ini tidak membuat Livy gentar sedikit pun.

"Saya sama sekali tidak pernah berfikir seperti itu Bos!" jawab Livy.

"Saya benar-benar minta maaf, bukan beli maaf yang anda obral karena tentunya saya tidak memiliki uang yang banyak untuk membelinya!" lanjut Livy lagi membuat Marcho semakin geram dan kemudian berjongkok di depan Livy sambil menarik kerahnya.

"Apa yang membuat nyalimu sebesar ini, Livy, sampai berani meminta sesuatu dariku yang sudah kau buat rugi berkali-kali?!" tanya Marcho dengan tatapan yang begitu tajam.

Livy yang mulai merasa sesak pun langsung menepis kasar tangan Marcho yang kini menarik kerahnya.

"Saya hampir mati tidak bernafas jika anda seperti ini, Tuan!"

Marcho langsung mengibaskan tangannya yang sedikit panas akibat tepian tangan Livy.

'Sial, gadis ini ternyata tidak seperti yang aku kira! Bisa-bisanya dia memperlakukan aku seperti ini!' gumam Marcho dalam hati.

"Tolong anda katakan secara baik-baik kepada saya! Apa yang harus saya lakukan untuk menebus kesalahan saya kemarin?" tanya Livy sambil merapikan pakaiannya.

"Menikah denganku!" pinta Marcho dengan tegas sambil berdiri meninggalkan Livy dan kembali duduk di kursi.

...💕💕💕...

Kau, Tawananku!

“What? Menikah!” pekik Livy dengan suara cemprengnya yang memekakkan telinga.

“Mohon maaf untuk itu, Tuan. Saya tidak bisa!” jawab Livy dengan tegas dan siap berbalik meninggalkan ruangan.

Sayangnya, lagi-lagi ia harus berhadapan dengan bodyguard Marcho yang sudah siap untuk mencekalnya kembali.

“Apa kamu pikir aku juga berminat untuk menikah denganmu?” tanya Marcho yang kini duduk kembali di atas kursi.

“Sama sekali tidak! Tapi kedatanganmu kemarin dan berbuat ulah di apartemenku membuat Mila langsung menghubungi Mommy dan menceritakan semuanya kepada Mommyku.”

“Dan kini, mommyku sudah dalam perjalanan dari London ke Indonesia. Jadi, mau tidak mau kau harus bertanggung jawab dengan apa yang kau perbuat kemarin!” jelas Marcho dengan tegas.

Kaki Livy pun terasa begitu lemas untuk berdiri. Dunia kini seperti berputar cepat di kepalanya. Bahkan, pandangannya juga mulai kabur dan

Bruk!

Livy terjatuh tidak sadarkan diri tepat di depan 3 bodyguard Marcho.

“Huft! Sungguh merepotkan!” gerutu Marcho melihat Livy pingsan.

...🐾🐾🐾...

Livy mulai mengerjapkan matanya perlahan-lahan sambil memegang kepalanya yang masih terasa sedikit pusing.

“Oh, ternyata aku hanya bermimpi buruk kali ini!” gumam Livy pelan.

Saat matanya terbuka sempurna, ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya  sambil mengerutkan dahinya.

“Aku dimana, sekarang?”

Livy mencoba bangkit dan menyandarkan tubuhnya di headboard. Tak lama kemudian pintu ruangan terbuka dan tampak ada anak laki-laki berusia 7 tahun yang masuk ke dalam.

“Hai, Aunty!” sapa Hizkiel yang tampak mengenakan seragam Sekolah International.

“Kenalkan, aku Hizkiel!” Hizkiel menyodorkan tangannya ke arah Livy.

Livy pun mengulurkan tangannya ke arah Hizkiel dan memperkenalkan dirinya secara singkat.

“Livy!”

“Kau cukup cantik untuk menjadi mamaku. Tapi apa benar kau saat ini sedang mengandung adikku?” tanya Hizkiel menyelidik.

Belum sempat menjawab pertanyaan anak berusia 7 tahun itu, Mila yang baru saja datang dari luar langsung menjawab pertanyaan Hizkiel kali ini.

“Tentu saja! Jadi nanti kau tidak lagi kesepian karena akan ada mama baru dan juga calon adik di perut mama yang akan menemanimu nanti!” tukas Mila.

“Oh, iya. Kemarin kita belum sempat berkenalan ya. Kakak ipar sudah pergi saat kita kembali ke Apartemen!”

Mila mengulurkan tangannya ke arah Livy, “Kenalkan, aku Mila, adik Bang Marcho!”

Livy pun membalas uluran tangan Mila.

“Kau tahu, aku sangat senang saat abangku memutuskan akan segera menikah setelah menerima panggilan dari Mommy!” ucap Mila dengan mata berbinar.

“Dengan begini aku bisa segera kembali ke London dan meneruskan kuliahku di sana tanpa khawatir dengan keadaan abang dan juga keponakanku di sini!”

Livy menghela nafasnya panjang dan menatap sendu ke arah Mila.

“Apa kita bisa berbicara berdua saja, Mila?” tanya Livy yang ingin segera mengakui jika kemarin ia salah masuk ke dalam Apartemen.

“Ada hal yang ingin aku sampaikan kepadamu!” lanjutnya lagi.

“Tidak bisa!” timpal Marcho dengan tegas. “Mila harus segera pulang ke Apartemen bersama dengan Hizkiel untuk mempersiapkan sambutan kedatangan Mommy!”

“Kalian berdua pulanglah dulu! Aku akan menjemput Mommy ke Bandara dengan Livy nanti!” titah Marcho kepada adik dan juga putranya.

Mila dan Hizkiel pun langsung menurut dan meninggalkan ruangan tersebut. Sedangkan Marcho pun langsung berjalan mendekati Livy dan duduk di tepi ranjangnya.

“Jangan pernah mengakui tentang kesalahan yang kau perbuat kemarin dengan siapa pun itu! Termasuk Mila, Hizkiel, bahkan juga dengan Mommyku!”

“Jika kau berani menyampaikan apapun dengan mereka, maka aku tidak segan-segan untuk mengirimmu ke dalam penjara dan menuntutmu seumur hidup!” ancam Marcho dengan tegas membuat Livy bergidik ngeri.

Ia pun langsung menangkupkan kedua tangannya di hadapan Marcho sambil memohon. “Tapi Tuan, saya mohon maafkanlah kesalahan saya kali ini!”

“Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi!”

“Saya mohon lepaskan saya, Tuan! Setelah ini saya tidak akan menampakkan diri di hadapan Tuan maupun keluarga Tuan!” pinta Livy memelas.

Sayangnya permintaan Livy kali ini sama sekali tidak diindahkan oleh Marcho.

“Keputusanku kali ini sudah tidak bisa diganggu gugat Livy! Aku akan membawamu ke salon sebelum bertemu dengan Mommy. Dan setelah itu kita berdua akan menjemput mommy di bandara.”

Kali ini Livy tidak bisa mengelak lagi dengan titah Marcho. Daripada ia harus mendekam di dalam penjara, lebih baik ia memenuhi permintaan Marcho.

...💕💕💕...

Sedangkan di sisi yang lain, saat ini Cintya sedang mondar mandir di depan kantor HRD Hotel menunggu kedatangan Livy untuk menandatangani perjanjian kontrak barunya. Ia juga sudah menghubungi Livy berkali-kali, sayangnya Livy tidak kunjung menjawab panggilannya.

“Cintya, kita sudah menunggu hampir satu jam. Tapi teman kamu belum datang juga!” tegur HRD Hotel.

“Tunggu 5 menit lagi, ya, Pak. Saya pastikan sahabat saya akan datang!” pinta Cintya sambil terus mendial nomor ponsel Livy.

“Oke, 5 menit lagi dan jika dia tidak datang, maka terpaksa saya harus memberi kesempatan yang lainnya untuk bergabung."

“Baik, Pak!” jawab Cintya.

“Aduh Livy, kamu ini kemana aja sih susah banget dihubungi!” gerutu Cintya.

5 menit pun berlalu dan Cintya harus merelakan jika HRD Hotel membatalkan perjanjian kerja dengan Livy dan memanggil yang lainnya untuk menggantikan Livy.

...💕💕💕...

“Tuan, Nona Livy sudah selesai!” tukas pekerja salon.

Livy berdiri tepat di depan Marcho dengan menggunakan dress yang baru saja Marcho beli. Marcho hanya mendongakkan kepalanya sekilas dan menunduk kembali sambil terus men-scroll ponselnya.

“Fredy, bayar semua tagihan ke salon dan kita segera menuju ke Bandara!” titah Marcho tanpa kembali memandangi Livy.

‘Ck, kau harus tenang Marcho! Gadis mana pun setelah di make over di salon juga pasti cantik!’ gumam Marcho dalam hati.

‘Jangan sampai tergoda sedikitpun dengan wanita yang sudah membuat onar ini!’ batinnya mengingatkan dirinya sendiri.

Setelah membayar tagihan salon, Marcho langsung bergegas menuju mobil dan Livy langsung mengikuti langkah Marcho. Namun sebelum masuk ke dalam mobil, Marcho menghentikan langkahnya dan memandang ke arah Livy.

“Bersikaplah yang baik di depan mommyku! Saat ini statusmu adalah tawananku, Livy. Jika sedikit saja kau berbuat ulah, maka aku tidak akan segan-segan menjebloskanmu dalam bui!” ancam Marcho.

“Baik, Tuan!” balas Livy sambil menundukkan kepalanya.

‘Ck, sial! Benar benar sial! Bisa bisanya aku justru menjadi tawanan seorang duda! Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja! Aku harus mencari cara untuk melepaskan diri dari Tuan Marcho!’ gumam Livy dalam hati.

...💕💕💕...

Livy Cantika

Marcho Albert

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!