Julian terkenal dengan kenakalannya di sekolah. Semua orang tak menyukai dirinya yang selalu saja sok berkuasa dan membully orang lain demi kesenangan nya sendiri. Tidak ada yang berani menghentikan Julian si raja sekolah.
Bahkan itu dari guru dan kepala sekolah itu sendiri, sebab orang tua Julian bisa dikatakan cukup berkuasa di situ dan selalu saja menganggap jika apa yang dilakukan oleh anaknya merupakan kenakalan biasa.
Setiap guru yang mengadukan kenakalan Julian pasti disuruh tutup mulut oleh orang tua Julian. Dan hal itu pulalah yang kerap membuat Julian makin bertingkah karena merasa jika dia adalah anak yang diagungkan.
Orang tua Julian sama sekali tak sempat untuk memperhatikan perkembangan anaknya. Ia tak terlalu mempercayai apa yang dikatakan orang lain dan mereka berpikir jika Julian bisa berubah menjadi lebih baik.
Maka dari itu Julian tak terkendali dan merasa jika ia tak disayangi oleh orang tuanya. Nasib Julian begitu menyedihkan dan pria itu memang pantas dinobatkan sebagai anak yang salah pergaulan dan orang tuanya tak peduli dan tahu hanya membayar orang untuk menjaga anaknya yang mana belum tentu orang mau menjaga anaknya.
Julian menarik napas panjang. Seperti biasa ia datang ke sekolah dengan wajah penuh dengan aura miring dan telinganya memakai tindik. Selain itu ia juga mencukur alisnya serta memakai jaket jin yang di beberapa daerahnya sobek.
Masih mending ia mau menuruti peraturan sekolah yaitu memakai seragam, tapi masih ada minusnya dimana Julian tak mau memakai dasi dan juga baju sekolahnya pun disobek-sobek.
Setiap hari ia menghancurkan uang dan bahkan sampai membawa rokok dan miras. Pihak sekolah kewalahan menghadapi Julian.
Bahkan Julian hampir dikeluarkan dari sekolah, tapi selalu saja para pihak guru disuruh tutup mulut dan juga diberikan uang sehingga pihak sekolah selalu saja menahan Julian. Semua orang menginginkan Julian keluar tapi beberapa penggemar Julian membantu laki-laki tersebut tetap berada di sini.
Untuk penggemar Julian cukup banyak di sini, mereka lah yang selalu juga menjadi penghalang para guru untuk menghukum Julian. Selalu saja mereka menghalangi para guru dan berdemo. Walau terkadang ada yang menentang pendemoah tersebut dan menganggap jika mereka sudah gila karena telah membela hal yang salah.
"Gue tidak mengerti kenapa Julian selalu saja dibela banyak orang. Padahal dia adalah anak yang tidak benar, tapi ah sudahlah anak emas guru. Kalau bukan sumber uang tuh anak juga udah didepak." Sangat disayangkan Julian adalah anak orang kaya dan tak bisa ditentang. Selalu saja ia dilindungi oleh ayah dan kepala sekolahnya.
Orang tua Julian adalah salah satu orang terkaya di Indonesia dan maka dari itu Julian memiliki banyak tempat di mana pun untuk berkuasa.
"Uang emang membutakan segalanya. Gue benci banget dia disayang sama guru. Emang dia doang yang kaya di sini? Gak ada gitu yang mau nantang dia? Kalau dibiarkan tuh anak makin jadi njirt."
"Ya mau gimana lagi. Kita tinggal cari orang yang benci sama dia aja."
Semua orang mengangguk mengiyakan jika mereka berharap secepatnya ada orang yang menjadi counter Julian.
Sementara itu Julian yang berjalan di samping wanita yang merupakan orang pembencinya tersebut pun berhenti mendadak dan membuat para wanita itu ketakutan dan kemudian pergi begitu saja.
_____________
TBC
Julian menatap bosan ke arah orang-orang yang hanya berani mengatainya di belakang saja. Sementara secara depan-depanan sangat cupu. Ketahuan jika orang tersebut cukup munafik dan tak pantas untuk dijadikan teman.
"Lo semua cupu anj..irt! Berani nagatain orang di belakang. Coba lo ngatain gue di depan gue? Berani gak lo?" tantang Julian kepada semua haters nya yang tertangkap basah tengah membicarakan dirinya di belakang Justin.
Semua orang yang berada di dalam ruangan itu terkejut dan mencoba satu persatu dari mereka untuk keluar. Tapi tetap saja gak tersebut tak berhasil karena Julian dan bersama gengnya yang lain telah menghalangi jalan Julian.
Semua orang yang ada di sana seketika tutup mulut dan takut disalahkan oleh Julian. Karena semuanya juga tahu jika Julian adalah orang yang berkuasa dan memiliki banyak uang tak seperti mereka.
Tiba-tiba muncul salah seorang laki-laki berkacamata yang berani menantang Julian.
"Wajah ganteng lo itu gak sebanding dengan sifat lo. Mau kali dengan wajah lo tapi kelakuan lo kaya gitu. Mentang-mentang orang tua lo kaya. Lo tau nanti bagaimana rasanya ketika lo susah nanti. Karena gak selamanya lo kaya." Tapi sangat disayangkan saat ia menentang Julian tapi tubuhnya bergetar dan itu tak luput dari pandangan Julian.
Julian mendecih dan meludah di depan cowok culun tersebut. Ia menatap ke belakang dan meminta pendapat dari semua temannya.
Mereka semua sepakat menertawakan pria culun tadi yang telah berani menentang Julian. Mereka semua pun mengeluarkan kata-kata mutiara mereka.
"Woy anjirt! Gimana nih? Berani banget nih anak cuy. Gak tau siapa Julian kali yah. Mulutnya aja bisa dibeli sama Julian. Dan dia sok berani banget mau ngealwan Julian. Mungkin mau dikasih pelajaran dulu baru dia bisa diam dan tahu siapa Julian yang sebenernya dan tak seperti yang dia pikirkan."
Semua orang yang ada di sana tertawa dan melemparkan gula karet yang ada di mulut mereka ke arah pria culun tadi.
Lalu Julian keluar dari ruangan tersebut dan tidak lupa untuk menyeret pria culun tersebut ke ruangan sepi lebih tepatnya di toilet.
Si pria culun diam dan tak bisa berkutik saat ia diseret dan bahkan sampai dilecehkan dan dibully habis-habisan. Tak ada yang berani melawan Julian.
Kemudian dengan penuh tak berperasaan Julian melemparkan tubuh pria itu ke dalam toilet dan lalu kemudian mengunci toilet tersebut.
Saatnya ia membully pria tadi. Satu ember air ditumpahkan ke arah pria tersebut. Lalu juga mendapatkan beberapa kali tinjuan dari Justin dan yang lainnya.
Mereka semua menertawakan si cowok cupu. Bahkan kacamata minus yang ia gunakan diambil lalu dibuang dan dihancurkan.
"Jangan! Tolong! Aku tidak akan bisa melihat!" teriaknya dan memohon ampun.
"Emang gue peduli hah cupu? Sama sekali gue gak peduli dengan nasib lo itu. Mampus!" teriak mereka semua dan lalu meninggalkan si cowok cupu sendirian di dalam toet tersebut dengan tubuh yang basah kuyup dan juga ia dikunci di dalam toilet hingga tak bisa melakukan apapun.
"Tolong!!"
Ia meraba sekitar dan kemudian mencari kacamatanya yang sudah dihancurkan. Ia hanya bisa meratapi nasibnya yang tak akan ada yang bisa menolong dirinya.
Laki-laki tersebut pun menarik napas panjang dan kemudian hanya bisa menangis sambil meraba ke sekitar yang mana ruangan tersebut telah terkunci.
__________
TBC
"Emang yah tuh cowok jahanam banget. Sumpah gue benci sama tuh orang. Kalau gue ketemu dia gue bakal pukul kepalanya," dumel Keisha dengan cukup kesal terhadap pria yang bernama Julian. Ia tahu dengan Julian dan kerap beberapakali bertemu dengan pria itu. Tapi sampai sekarang ia tak bisa membuktikan bagaimana dirinya menghadapi pria itu.
"Sha, lo gak usah sok iya Sha. Lo itu palingan ntar dibully sama mereka. Lihat gue aja sampai dibuat babak belur sama dia," ucap Mario yang tadi dibully oleh Julian and the geng.
Yang menyelamatkan Mario tadi adalah Keisha. Keihsa pun menarik napas panjang dan menatap ke samping tepatnya ke arah Mario dengan sangat prihatin.
"Gue cukup bersedih dengan keadaan lo. Semoga Tuhan memberikan yang terbaik buat wajah lo yang gak berbentuk itu."
Maria hanya menarik napas panjang dan meratapi wajahnya yang sama sekali tak berbentuk itu lagi dan dipenuhi dengan warna merah. Ia pikir kondisinya tersebut tak bisa untuk diselamatkan.
"Semoga aja gue baik-baik aja dan tidak akan terjadi apa-apa sama gue. Ini kalau dibawa ke dokter biayanya mahal."
"Sudah pastilah anjirt. Lo sih berani banget nantang," ucap Keisha yang menjadi menyalahkan Mario. Padahal ide dari semua itu adalah Keisha sendiri.
Ia terinspirasi dari Keisha yang selalu saja mengelu-elukan untuk berani melawan Julian. Tapi ketika ia mencoba untuk melawan yang ada malah berakhir dengan sangat tragis seperti ini.
"Gue gak akan percaya lagi dengan apa yang lo katakan."
Keisha menghela napas panjang. Mereka berdua adalah anak yang tak begitu terlihat oleh publik dan selalu saja menyendiri di dalam perpustakaan. Sementara untuk Keihsa dia bukanlah anak yang cupu dan normal seperti yang lainnya. Hanya saja ia tak terlalu suka berteman dan temannya hanya satu yaitu Mario.
"Mario! Lo tau gak kalau lo itu luar biasa dan gue gak bisa berkata apa-apa saking kagumnya dengan lo," ucap Keisha yang tiba-tiba membuat Mario terkejut dengan ungkapan wanita itu.
"Apa yang baru saja lo katakan Keihsa? Entah kenapa itu terdengar cukup menjijikkan di telinga gue."
Mario bahkan sampai bergidik ngeri setiap ia mendengar ucapan Keisha tersebut. Keisha pun menarik napas panjang dan menyipitkan matanya untuk mengintimidasi Mario.
"Kenapa emang? Kan gue tuh mau ngehibur lo. Gue kasihan sama lo dan lo malah menanggapi seperti itu kepada orang yang udah kasihan sama lo."
"Gue tau gue anak yang culun. Tapi gue juga punya hati Keisha. Aku lagi Keisha gue nggak seperti itu, gue gak perlu rasa kasihan lo itu."
Keisha yang mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Mario pun hanya memasang wajah geli. Mario squad padahal Ia tahu sekali bagaimana hati pria itu. Selain itu pun Keisha juga memberikan wajah mengejeknya kepada Mario sehingga membuat Mario sedikit kesal kepada Keisha.
"Lo yakin dengan diri lo itu? Kenapa gue yang nggak merasa yakin ya? Emang ada yang salah gitu sama gue? Udahlah Mario, tahu hati lo itu gimana jadi lo tuh nggak usah sok kuat kayak gitu deh. Terima aja nasib kita yang seperti ini Mario. Lagi pula lu ngapain sih ikut-ikutan gitu ngejekin dia di belakang mending lu sama gue aja tadi di perpustakaan."
"Entahlah."
Mario pun menarik nafas cukup panjang lalu mengambil salah satu buku yang ada di rak perpustakaan. Kemudian pria tersebut pun membacanya dan tak mempedulikan Keisha yang masih berbicara di sampingnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!