NovelToon NovelToon

Terjerat Cinta Kupu-kupu Malam

Bab 1

“Aku akan menikahimu sekarang juga!” Ucap Reynold dengan tegas pada gadis yang tengah ia pangku. Adelle atau akrab dipanggil Elle adalah teman sekampusnya. Sudah lama Reynold memendam rasa suka pada wanita itu. Tetapi kejadian hari itu membuatnya memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanya.

Elle, mungkin wanita itu sempurna di mata Reynold. Tapi siapa sangka, Elle sendiri adalah seorang wanita malam. Meski mengetahui hal itu, Reynold tetap mencintai Elle dengan tulus. Tetapi Elle sendiri tak bisa menerima Reynold sebagai kekasihnya. Elle sendiri sebenarnya memiliki seorang kekasih bernama Fredy, lelaki mapan dari keluarga terpandang.

Musim panas, Desember 2025

“Elle, bangun!” Ucap Reynold sembari menguncangkan tubuh Elle. Wanita itu sudah tak sadarkan diri sejak beberapa jam yang lalu. Bau alkohol menyelimuti tubuhnya yang ramping nan seksi itu. Reynold berusaha keras menutupi beberapa bagian tubuh Elle yang terbuka.

“Kau tak pantas untuk menerima semua ini Elle.” Reynold kemudian mendekap Elle dengan isak tangis. Ia lalu menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik wanita pujaannya itu.

Reynold akhirnya menyerah, Elle tak mungkin sadarkan diri. Ia akhrinya memangku Elle dan membawanya menuju rumah sakit terdekat. Di tengah malam yang gelap gulita itu, Reynold berjalan kaki cukup jauh sambil memangku Elle. Reynold juga menghentikan mobil yang lewat di jalanan itu tetapi tidak ada satupun yang mau berhenti.

Langkah demi langkah Reynold tempuh, ia hampir menyerah dengan keadaan, tetapi ia tak mungkin membiarkan wanita pujaan hatinya itu kenapa-napa. Akhirnya, dipenghujung jalan, terlihat sebuah gubuk dengan temaram lampu. Renold mencoba mengetuk.

“Permisi, apa ada orang di dalam?” Ucap Reynold sambil menunggu jawaban. Tetapi tidak ada respon apapun, gubuk itu ternyata kosong. Reynold makin bingung. Ia masih jauh dari pemukiman atau kota, sementara fisiknya sudah lelah. Akhirnya Reynold menyerah, ia memutuskan untuk beristirahat semalam di gubuk ini.

Reynold mencoba membuka pintu, ternyata tidak dikunci. Ternyata gubuk itu adalah tempat penyimpanan perkakas petani. Reynold lalu membaringkan Elle di gubuk itu. Sementara dirinya, duduk di bawah dan hanya beralaskan tikar jerami. Reynold mencoba untuk memejamkan matanya tetapi sangat sulit. Sepanjang malam ia terus mencemaskan kondisi Elle. Beberapa kali ia bangun untuk mengecek kondisi Elle.

“Elle, tubuhmu sedingin es. Kumohon Bertahanlah untuk sebentar lagi.” Ucap Reynold sambil mengusap kepala Elle.

Reynold pun terlelap sambil memegangi lengan Elle.

Keesokan paginya, Reynold terbangun dengan suara sirine yang nyaring. Betapa terkejutnya Reynold tatkala mendapati dirinya sudah dikepung oleh tim kepolisian. Reynold langsung ditangkap saat itu juga. Sementara Elle, dibawa oleh tim medis. Reynold panik tak karuan. Padahal ia tak berbuat salah apapun.

***

Kini Reynold berada di meja interogasi dengan seorang tim penyidik yang bertampang sangar.

“Kau apakan gadis itu semalam hah?” Pertanyaan terlntar dari mulut tim penyidik itu.

“Aku tidak melakukan apapun terhadap Elle. Mana mungkin aku menyakiti kekasihku sendiri. Aku justru menolongnya usai dilec*hkan oleh pria bejat bernama Fredy itu!” Reynold tak terima dengan tuduhan yang dilayangkan padanya itu.

“Oh ya? lalu kami akan percaya? dengar baik-baik, persidangan akan segera dilakukan usai hasil visum telah keluar. Jadi kau tidak akan bisa mengelak perbuatan bejatmu itu.” Tim Penyidik itu mengancam dan memojokkan Reynold.

“Aku tidak gentar! Lagi pula apa yang aku katakan memang benar.” Reynold tampak emosi dan ingin melawan tim penyidik itu. Tetapi lengannya telah di borgol.

Tim penyidik itu pun keluar, tak lama datang seorang wanita yang tak lain adalah ibunya Elle. Wanita itu menangis histeris dan tampak sudah siap akan menyerang Reynold. Ia lalu berlari ke arah Reynold dan memukuli Reynold dengan kencang.

“Dasar keparat! M*at1 kau!” Wanita itu berteriak histeris sambil memuluki Reynold dengan sepatunya.

“Tante, dengarkan aku dulu! Aku bisa jelaskan semuanya.” Reynold mencoba menghindar dari serangan wanita itu.

“Bajingan! Aku pikir kau bisa kupercaya untuk menjaga anakku, ternyata kau malah mengahabisi anakku! Aaaaarrrrgggghhh!” Ibunya Elle malah semakin histeris, akhirnya salah satu sipir wanita masuk dan memisahkan Ibunya Elle dari Reynold.

“Awas kau bajingan! Akan kuhabisi kau!” Meski sudah dibawa keluar Ibunya Elle masih mengutuk dan mengatai Reynold.

Reynold geram, ia kemudian memukul meja yang ada di hadapannya. Sipir yang berjaga langsung memperingatinya. Reynold akhirnya tak kuasa untuk menahan tangisnya.

***

Beberapa hari kemudian, hasil visum keluar dan persidangan pun berlangsung. Reynold duduk di kursi terdakwa. Saat pertama kali masuk Reynold sudah putus asa, tetapi saat melihat Elle, yang duduk di kursi korban, Reynold langsung berubah. Elle, wanita itu tampak diam, wajahnya menyiratkan suatu trauma yang dalam. Wajahnya juga dioenuhi oleh luka babak belur. Dan dahinya di perban. Reynold tiba-tiba berjalan ke arah Elle. Sontak itu membuat semua orang kaget. Terutama Ibunya Elle. Ibu Elle langsung berusaha menjauhkan Elle dari Reynold.

“Jangan kau sentuh puteriku dengan tangan kotormu itu bajingan!” Ucap Ibunya Elle dengan marah. Sementara Elle hanya terdiam. Akhirnya petugas membawa Reynold untuk menjauh dari Elle dan mendudukannya di kursi terdakwa.

Saat persidangan akan dimulai, muncullah seseorang yang mengejutkan Elle dan Ibunya. Ialah Fredy, pria yang tak lain adalah pelaku sebenarnya dari kasus pelecehan dan penganiayaan terhadap Elle. Reynold sontak berdiri dan hendak menyerang Fredy tetapi ia mengurungkan niatnya.

Persidangan pun dimulai. Berkas dakwaan pun mulai dibacakan. Persidangan berjalan cukup alot karena ternyata hasil visum tidak menunjukkan Reynold sebagai pelakunya. Begitupun dengan Fredy, ia bebas dari dakwaan. Tetapi yang menjadi masalahnya adalah, siapa sebenarnya pelaku dibalik kasus ini. Reynold sendiri sudah tahu bahwa pelakunya adalah Fredy. Tetapi kesaksiaannya tidak bisa dipercaya karena tidak ada bukti atau saksi lain yang menguatkan.

Kemudian tak lama tiba-tiba muncul seorang saksi tambahan. Dia adalah petugas keamanan dari Hotel tempat Elle menginap semalam. Seorang pria yang masih mengenakan seragam kerjanya dengan lengkap itu kemudian menyerahkan bukti rekaman cctv semalam.

Rekaman itu mula-mula menunjukkan Elle yang tengah masuk ke kamar hotel sendirian. Tak lama berselang, tiba-tiba muncul sesosok pria yang wajah dan identitasnya tertutup oleh topeng dan atribut lain yang ia kenakan. Lalu cctv pun mati. Nampaknya ini merupakan kasus yang telah direncanakan sebelumnya.

Kemudian, petugas hotel itu juga memberikan daftar kunjungan hotel, dan benar saja, ada pria yang memesan kamar hotel di sebelah kamar Elle dengan identitas palsu. Kasus ini semakin alot, ditambah Elle yang tak mau buka suara sedikitpun. ia hanya terdiam dengan tatapan kosong. nampaknya rasa trauma masih menyelimutinya. Hasil visum tidak membuktikan Reynold maupun Fredy debagai pelaku, padahal Renold yakin bahwa Fredy lah yang telah melakukan semua ini pada Elle.

Semua orang yang hadir di persidangan itu bertanya-tanya. Siapa tersangka sebenarnya.

Bab 2

Awal musim panas 2025

“Tunggu Elle, kau tak bisa meninggalkanku begitu saja!” Reynold langsung memegang lengan Elle dengan kencang.

“Lepasin tol*l! Lo gak berhak larang atau cegah gue! Lo bukan siapa-siapa gue, jadi gak usah ikut campur sama kehidupan gue!” Elle melepas genggaman tangan Reynold dengan kasar.

“Tapi mamah kamu udah titipin kamu ke aku Elle.” Reynold maju selangkah mendekati Elle.

“Gue gak peduli! Mau lo disuruh sama presiden atau Tuhan pun buat jagain gue gue gak peduli! Ini hidup gue. Minggir! Gue buru-buru.” Elle langsung mendorong Reynold dengan kasar.

“Elle, Elle!” Reynold masih berusaha mengejar Elle yang kini sudah naik taksi.

Reynold sudah tahu kalau Elle akan pergi ke Madam Ling, dan demi apapun Reynold tak rela. Malam ini, Elle akan kembali menjual dirinya. Wanita itu masih belia, bulan lalu ia baru menggenapkan usianya yang ke 20. Tak seharusnya ia menjual dirinya, karena tubuhnya tak pantas untuk ditukar dengan jumlah uang sebanyak apapun.

Reynold mengendarai motornya yang sudah tua, ia memaksa motor itu untuk berjalan lebih cepat lagi. Bahkan meliuk-liuk diantara celah kemacetan. Reynold berusaha mengejar Elle. Taksi yang Elle kendarai berada di depan Reynold. Reynold mengejar taksi itu sampai di depan rumah bordir. Reynold malah bersembunyi saat Elle turun dari mobil. Mungkin ia ingin mengawasi Elle dari kejauhan.

Elle yang baru turun dari mobil langsung disambut oleh dua orang wanita yang tak lain adalah sesama pekerja di rumah bordir itu. Elle lalu diajaknya untuk masuk ke rumah bordir. Reynold langsung mengikuti mereka bertiga dari belakang. Saat sampai di depan pintu, Reynold langsung bersembunyi di balik tembok. Ia tak bisa masuk ke dalam karena di depan pintu terdapat penjagaan.

Reynold akhrinya memutuskan untuk menunggu dari balik tembok. Tak lama berselang, Elle kembali keluar, tapi kali ini di dampingi oleh seorang pria. Pria itu mengenakan masker dan kacamata. Sulit sekali untuk mengenali pria itu apalagi dari balik tembok. Tapi Reynold tak putus asa. Ia tetap membututi Elle dan pria itu. Elle dipersilahkan masuk ke dalam mobil oleh pria itu. Nampak wajah Elle yang menyimpulkan senyum tipis kepada pria itu.

Mobil itu pun melaju entah kemana. Reynold masih mengikuti mobil itu. Reynold sudah punya firasat, pasti Elle akan ditiduri oleh pria itu malam ini. Reynold kemudian memacu motor tuanya lebih kencang.

Mobil itu berhenti di sebuah hotel mewah bintang lima. Reynold hanya bisa tertegun saat memeandangi hotel itu. Hotel dengan gaya abad pertengahan berwarna putih gading tampak gagah dan menawan saat disoroti oleh lampu di setiap sudutnya. Berarti klien Elle kali ini bukan pria sembarangan.

Elle turun dari mobil sambil disambut dengan ramah oleh pria itu. Bahkan pria itu sampai rengulurkan tangannya kepada Elle. Wajah Elle kali ini ditutupi oleh topeng cantik berwarna silver. Jika kau tak tahu siapa Elle sebenarnya dan tengah apa ia di sini, maka kau akan mengira bahwa Elle adalah seorang puteri raja yang tengah bermalam di hotel mewah ini.

Elle dan pria itu lalu masuk ke hotel dengan bergandengan tangan. Reynold pun akhirnya hanya bisa menunggu di motornya. Reynold tak ingin meninggalkan Elle, apalagi di malam ini. Renold akan menunggu Elle walau itu hingga pagi buta.

Sementara di dalam hotel, Elle tengah duduk di atas ranjang empuk nan mewahdengan ukiran bangsawan dan berpoles emas. Tapi sedikitpun tak ada yang membuat Elle tertarik. Elle hanya menatao kosong ke arah cermin yang ada di depannya. Ia sudah tak mengenali lagi bayangan dari cermin itu. Ia bahkan sudah tak mengenali dirinya lagi.

“Lo laper gak?” Pria yang bersama Elle itu akhirnya membuka masker dan kacamatanya.

“Gak.” Jawab Elle singkat.

“Lo keliatan beda kali ini, padahal gue berharap lo keliatan ceria dan manis. Apa jangan-jangan Madam Ling motong gaji lo? Apa lo mau gue membayar lo lebih mahal? Gue bersedia, asal lo mau terus layanin gue dengan baik.” Ucap pria itu sambil melepas jas mewah yang dikenakannya.

“Fredy, gue mau berhenti dan keluar dari semua ini.” Elle tiba-tiba mengucapkan hal yang tidak pernah ia sampaikan sebelumnya.

“Loini bilang apa? Lo pasti lagi pusing sama duit lagi kan? okey...” Fredy lalu merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah black card yang ia simpan di dompetnya.

“Engga, gue gak tertarik lagi dengan semua itu.” Elle lalu beranjak dari ranjang dan berjalan mendekati Fredy.

“Terus apa? Jangan buat gue pusing! Gue udah stress dengan kerjaan dan keluarga gue. Jangan lo tambahin lagi dengan hal-hal remeh semacam ini.” Fredy tampak mulai kesal.

“Gue pengen nanya satu hal ke elo, jadi tolong jawab dengan jujur.” Elle terlihat lebih serius.

“Oke, apa? Buruan. Gue udah gak tahan.” Jawab Fredy dengan tak sabar.

“Lo sebenernya cinta gak sih sama gue? Lo nganggap gue tuh apa? Terus, ada apa lo sama Amel akhir-akhir ini?” Elle akhirnya mengeluarkan semua unek-unek yang sudah ia simpan sedari tadi.

“hah! Gue kira apa. Gue sayang sama lo Elle, lo kan pacar gue. Terus soal Amel, dia tu kegatelan sama gue. Gue juga udah nyoba ngehindar dari dia tapi dianya aja yang kecentilan.” Ucap Fredy dengan gampangnya.

“Kalo lo sayang sama gue, kenapa lo mau beli gue? Di sini? di tempat ini? lo seharusnya beli gue dengan mahar! Bukan kaya gini!” Elle tiba-tiba memberontak.

“Jangan gila ya! gue keluarga Danuarta, gak mungkin gue nikah sama lo! Lo punya apa buat masuk ke keluarga gue!” Fredy tiba-tiba berhenti bicara. Ia baru sadar seharusnya tak mengucapkan itu.

“Oh, jadi gue gak pantes buat bersanding bareng lo! Terus apa hak lo buat beli gue di sini hah? Duit? Duit yang lo kasih ke gue gak akan pernah bisa beli tubuh dan jiwa gue! Lo gak pantes buat nyentuh gue.” Elle merasa tersinggung. Ia menatap tajam ke muka Fredy sambil menaikkan nada suaranya.

“hahahaha! Gue gak salah denger? Sejak kapan lo berani bicara soal harga diri lo yang murahan itu? Inget ya, lo itu Cuma wanita malam, gak pantes lo ngomong soal harga diri apalagi di depan Fredy Danuarta, calon penerus kerajaan bisnis tambang terbesar di negeri ini.” Fredy langsung menjambak kedua lengan Elle dengan kasar.

“Lepasin gue, gue mau keluar sekarang juga!” Elle mencoba melepaskan lengannya dari cengkraman Fredy.

“Gak akan, gue pengen nikmatin dulu diri lo sampai puas malam ini. dan lo gak akan pernah bisa melupakan ini untuk selama-lamanya.” Ucap Fredy dengan tatapan buas. Ia lalu membanting tubuh Elle dengan kasar ke kasur. Elle bahkan sempat berteriak dan memebrontak tetapi Fredy malah membekam mulutnya dengan kain.

Sementara di luar, Reynold sayup-sayup mendengar suara jeritan. Ia sontak langsung memanjat gedung hotel itu dengan tangan kosong. tetapi usaha Reynold sia-sia, ia tak bisa memanjat gedung itu. Reynold langsung panik, ia bingung harus bagaimana. Di saat yang bersamaan tiba-tiba muncul beberapa mobil yang Reynold kenali. Mobil keluarga Danuarta.

“Jangan-jangan, pria yang bersama Elle tadi adalah....” Reynold langsung terpaku dan tak bersuara. Hatinya mencelos, pikirannya langsung melayang ke Elle. Bagaimana nasib gadis itus ekarang.

Bab 3

Tuan Danuarta tengah menuangkan bir ke gelas yang sudah diisi es batu sebelumnya. Ia kemudian meneguk bir itu dengan mata terpejam. Kemudian dia membuka kembali kelopak matanya dan langsung menatap tajam ke arah seorang wanita paruh baya yang ada di hadapannya. Ialah Nyonya Aletha, istri sahnya dan ibu dari ketiga puteranya.

“Jangan menghadapku jika kau hanya ingin memberi tahu soal tingkah konyol anak itu. Ini sudah kesekian kalinya, aku sudah muak!” Tuan Danuarta langsung menaruh gelasnya dengan kasar sambil mengatupkan bibirnya dengan sangat tipis.

“Tapi kenyataannya memang begitu. Dan ini lebih parah dari sebelumnya. Dia meniduri wanita ******.” Ucap Nyonya Aletha dengan hati-hati.

“Apa?” Tuan Danuarta langsung melotot. Ia kemudian bangkit berdiri.

“Keparat! Awas kau Fredy!” Tuan Danuarta lalu bergegas pergi. Nyonya Aletha berusaha menahan suaminya.

“Tunggu dulu, kau jangan langsung menghabisinya. Ingat! Dia satu-satunya pewarismu. Jadi kumohon kontrol dirimu.” Raut wajah Nyonya Aletha nampak menggabarkan kecemasan yang dalam terhadap anak sulungnya itu.

“Tidak! Kali ini dia sudah keterlaluan!” Tuan Danuarta tak menggubris perkataan dari istrinya dan malah tetap melanjutkan langkahnya.

“Boy!” Teriak Tuan Danuarta kepada asisten pribadinya.

“Ya, Tuan.” Tanpa menunggu lama Pak Boy, asisten pribadinya langsung muncul dihadapannya.

“Siapkan mobil, cepat!” Ucap Tuan Danuarta yang sudah hilang kesabarannya.

“Baik Tuan.” Pak Boy langsung menuruti perintah dari Tuan Danuarta.

Dengan cepat, Tuan Danuarta langsung melacak dan mendatangi lokasi dimana anaknya tengah berada.

Betapa kagetnya Tuan Danuarta saat mengetahui tempat apa yang tengah anaknya datangi itu. Sebuah Rumah bordir! Tuan Danuarta langsung turun dengan mengenakan penutup wajah. Ia harus menyembunyikan identitasnya.

Saat didatangi, ternyata Fredy sudah pergi dari tempat itu. Hal tersebut membuat Tuan Danuarta semakin marah dan murka. Menurut informasi yang didapat, Fredy sudah meninggalkan rumah bordir beberapa waktu yang lalu. Tuan Danuarta lalu pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh Madam Ling, tempat Fredy dan wanita ****** itu tengah berduaan.

Tuan Danuarta langsung masuk ke hotel itu tanpa pikir panjang, dirinya sudah dikuasai oleh emosi. Ia tak sanggup membayangkan anaknya tengah bermain dengan seorang wanita malam. saat itu juga Tuan Danuarta mendobrak pintu kamar hotel tempat Fredy dan wanita itu.

“Fredy!” Teriak Tuan Danuarta. Rautnya langsung berubah kaget saat melihat seorang wanita yang hanya mengenakan pakaian dalam dengan kondisi lengan diikat dan mulut yang disumpal. Nampaknya wanita itu sudah lemas tak berdaya.

“Ayah!” Fredy langsung panik dan ketakutan saat mengetahui ayahnya tiba-tiba ada di hadapannya dengan raut wajah seperti siap menerkamnya.

“Plak!” Tuan Danuarta menampar anak sulung kesayangannya itu.

“Bedebah!” sebuah pukulan keras tepat mengenai perut Fredy.

“Dasar anak tak tahu diuntung!” Tuan Danuarta kini menjambak baju Fredy dengan kencang.

“Ampun Ayah, ampun.” Ucap Fredy memelas.

“Jangan harap! Kali ini kau akan mendapat ganjaran atas apa yang telah kau perbuat!” Ayah kemudian menyeret Fredy dengan kasar.

“Bereskan wanita itu.” Ucap Tuan Danuarta pada Pak Boy.

Dengan sigap Pak Boy membawa wanita itu. Ia memasukkan wanita itu ke kantung jenazah, padahal wanita itu masih bernafas. Pak Boy kemudian memasukkan wanita itu ke dalam bagasi mobil keluarga Danuarta.

Saat mobil melesat di jalanan dengan cepat, terlihat sebuah motor mengikuti dari belakang.

“Sial!” Pak Boy menggebrak kemudi mobil dengan kencang, ia tampak kesal karena ada saja yang mengganggu tugasnya.

Mengetahui hal itu Pak Boy langsung memisahkan diri dari rombongan Tuan Danuarta. Tuan Danuarta dan anaknya berada di mobil yang satunya, melaju berlawanan arah dengan mobil yang dikendarai oleh Pak Boy.

Pak Boy dengan cepat berusaha menjauhkan diri dari sosok yang mengikutinya. Saat dirasa mulai jauh dan tak diikuti lagi, Pak Boy kemudian berhenti di tepi jurang. Ia membuka bagasi mobilnya dan mengeluarkan kantung yang berisi wanita itu. Pak Boy kemudian membuang kantung itu ke jurang. Dasar jurang itu langsung lautan. Jadi menurut Pak Boy kantung itu akan tenggelam dan hanyut di lautan lepas.

“...” Pak Boy terdiam untuk sesaat, seakan sekujur tubuhnya membeku. Nampaknya, ia masih memiliki rasa kemanusiaan. Pak Boy tak tega untuk melenyapkan gadis yang ada di kantung itu.

“Payah, mengapa aku jadi selemah ini.” Pak Boy kembali mengangkat kantung itu. Ia berusaha melawan jeritan hati kecilnya yang tak terima dengan perbuatan yang akan dilakukannya itu.

“Aku akan tetap menjalankan tugasku. Tetapi jika takdirmu akan selamat, maka biarkan Tuhan menjalankan alur ceritanya.” Ucap Pak Boy sembari meratapi kantung itu. Ia kemudian memantapkan hatinya untuk membuang kantung itu.

Setelah membuang kantung itu, Pak Boy kembali masuk ke mobil dan segera meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa.

Saat semua orang telah pergi, sosok yang mengikuti Pak Boy kembali muncul dan mendekati kantung yang baru saja dibuang. Ternyata selama ini sosok itu bersembunyi di balik semak-semak yang ada di tempat itu. Sosok itu ialah Reynold, ia begitu panik saat mengetahui Elle, wanita yang ada di dalam kantung itu dibuang begitu saja ke jurang dalam kondisi hidup-hidup.

“Elle!” teriak Reynold.

Reynold kemudian turun ke jurang tanpa pengaman apapun. Untunglah, kantung itu tidak langsung terbuang ke lautan, kantung itu menyangkut diantara ranting pohon yang ada di tepi jurang. Reynold berusaha dengan keras untuk mengangkat kantung itu ke atas.

Reynold hampir menyerah, tenanganya hampir habis. Ia sudah tak kuat untuk naik ke atas. lengannya tak sanggup lagi untuk menopang kantung yang berisi manusia itu. Hampir saja Reynold melepaskan genggamannya, tapi untungnya ia tak putus asa. Ia memaksakan sisa tenanganya dan berjuang sekuat tenanga untuk bisa kembali ke atas bersama kantung itu.

“Kau harus hidup Elle! Kau harus bahagia!” Reynold berteriak dengan kencang, ia tahu Elle tidak akan mendengarnya tetapi kata-kata itu yang berhasil memacu semangatnya.

Usaha Reynold tak sia-sia. Ia akhirnya sampai di atas dengan kantung itu. Ia masih panik dan ketakutan, dengan tergesa-gesa ia langsung membuka kantung itu. Untunglah, Elle masih bernafas. Reynold kemudian mendekapnya karena tubuh Elle sudah sedingin es. Elle tak bisa bangun, Reynold benar-benar panik.

Reynold hanya bisa menangis dan meratapi kondisi wanita pujaannya itu yang kini sudah tak karuan. Wajah cantiknya sudah pucat, tubuh seksinya sudah koyak. Air mata mengalir dengan deras membasahi pipi Reynold. Reynold mendekap Elle dengan erat, ia kemudian merapikan rambut Elle yang kusut dan menghalangi wajah cantiknya itu.

“Kau adalah mutiara, wajahmu gemerlap ditimpa sinar rembulan Elle.....” Reynold mengusap wajah Elle dengan penuh kasih sayang.

“Kau tak pantas untuk menerima semua ini Elle.” Air mata Reynold jatuh membasahi wajah Elle yang berkilauan ditimpa sinar rembulan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!