Pagi hari dikediaman keluarga Tirtayasa...
“Bu semua nya sudah siap, apa ada yang bisa saya bantu lagi?” Tanya mbak Jum sambil menuangkan susu dalam beberapa gelas yang sudah tersedia.
“Hhmm... Seperti nya sudah semua, ya udah makasih ya mbak.”
“Kalau begitu saya permisi kebelakang ya bu”
“Iya mbak” Mamah Laura menatap meja makan yang sudah siap terhidang berbagai macam makan yang disajikan sebagai menu sarapan pagi ini.
“Selamat pagi ibu negaraku yang cantik” sapa ayah David yang datang dari arah bekakang sang istri seraya memeluk dan juga mengecup pipi mamah Laura.
“Selamat pagi juga kesayangan” mamah Laura tersenyum malu-malu (meong) dengan pipi nya yang merona.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedari tadi menatap malas kedua pasangan yang telah lumayan berumur tersebut, Jack hanya bisa bersandar ditembok pembatas ruangan sambil menunggu adegan romantis tersebut selesai dan iya bisa ikut bergabung duduk untuk menikmati sarapan pagi nya.
“Yah, duduk dulu biar mamah siapkan makan nya”
Mamah Laura mengurai pelukan ayah David berniat menyiapkan makan untuk ayah David tapi saat berbalik mamah laura terkejut melihat sang anak bujang nya sudah ada berdiri ditembok pembatas ruangan. Mamah Laura salah tingkah seperti anak remaja yang sedang kepergok, melihat sang mamah yang salah tingkah Jack hanya pura-pura tak melihat muka sang mamah yang sudah merah padam.
Jack segera bergabung duduk dimeja makan dengan mengabaikan sang mamah yang masih salah tingkah, lain hal nya dengan ayah David yang justru merasa gemas melihat tingkah sang istri tersebut.
“Yah, ini makanan nya. Jack mau makan yang mana sayang?” tanya mamah Laura.
“Makasih sayang” Ayah David mengedipkan sebelah mata nya sambil tersenyum memakan sarapan nya.
“Hhmm.. Jack mau makan roti aja mah.”
“Mau pake selai apa?” tanya mamah Laura.
"Coklat aja mah." jawab Jack setelah meminum susu yang sudah disediakan oleh mbak Jum.
“Jack adek mu mana?” tanya ayah David sambil terus menyantap makan nya pagi ini dengan menu nasi uduk dan ayam goreng.
“Paling masih tidur yah.” Jawab Jack juga sambil menyantap roti nya.
“Inaaa.......... Bangun sayang, matahari sudah hampir tenggelam loo ini, Inaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!” Tiba-tiba mamah laura berteriak kencang.
“Astaga mamah, bisa-bisa budek juga ini orang-orang dirumah kalau mamah teriak-teriak kaya bini nya Tarzan tau gak mah!” protes ayah David kepada sang istri.
“Hahahaha.... Berarti ayah Tarzan nya dong.”
Jack dan mamah Laura tertawa melihat ayah David yang cemberut karena dikatain Tarzan oleh mamah Laura.
Dari arah tangga yang berhadapan dengan ruang makan, terdengar suara nyaring...
Braaakkkkk!!!!
Diiringi dengan suara teriakan menggelegar, memekakkan telinga.
“Wuuuuaaaaaaa...... Aduh pantat ku hikkkk.” Vina merengek seperti anak kecil, sambil berdiri dan berjalan kearah meja makan sambil meringis menahan sakit.
“Kamu kebiasaan dech dek, ada aja drama nya.” Ucap Jack santai sambil terus melanjutkan makan nya.
“Bukan nya udah biasa juga gitu ya...” Ayah David ikut menimpali ucapan Jack.
Vina menatap mereka satu persatu dengan bibir melengkung kebawah. Mereka yang ditatap pun tak menggubris, sibuk dengan sarapan nya masing-masing.
“Sudah-sudah ayo duduk, ini sarapan nya.” Mamah Laura sudah menyiapkan sarapan buat anak gadis nya.
“iya mah.” Vina pun duduk dan memulai sarapan nya.
"Makanya dek, jangan kebanyakan gaya." Jack kembali menggoda sang adik yang kini cuek dengan mulut sibuk mengunyah sarapanlnya.
“Ina, kapan kamu mau mulai masuk kuliah lagi? Mau berapa lama lagi kamu cuti nya?”
Mendengar mamah Laura yang bertanya tentang kuliah nya, Vina mulai menggeleng ribut sampai badan nya ikut goyang-goyang juga.
“Kamu kenapa dek? Ditanya koq goyang-goyang, kesurupan apa mau dangdutan?” Jack menatap heran dengan tingkah adik nya..
“Dihhh.... Siapa yang kesurupan ih kakak ngaco dech! Mah, rasanya Vina gak mampu dech buat lanjut kuliah lagi mah, nanti otak Vina ngebul mah kaya simerah kalau lagi mogok. Vina mau kerja aja ya mah.” Vina mulai melancarkan ngeles ala bajai nya dengan muka nya yang memelas.
“Duh koq gitu sech sayang, kan kamu masih muda. Sayang dong kalau gak dilanjutin kuliah nya tu. Mamah tu mau nya kamu bisa lanjut kuliah lagi sampai selesai trus nanti bisa ikut acara wisudaan gitu, kan kita bisa photo-photo keluarga pake kebaya cantik lengkap pakai sanggulan juga trus dipajang dech photo nya yang gede gitu.”
Semua orang yang ada disekitar meja makan dibuat melongo mendengarkan apa yang mamah laura katakan, termasuk mbak Jum yang mengantarkan kopi untuk sang majikan.
“Kenapa kalian, koq pada bengong gitu? Apa yang salah atau ada apa gitu dimuka mamah?” tanya mamah Laura dengan panik.
“Tidak ada apa-apa koq mah, mamah cantik seperti biasa sayang.” Ucap ayah David menenangkan sang istri.
“Iya yah, makasih sayang.” balas mamah Laura disertai flying kiss nya untuk sang suami.
“Mulai dech, bucin nya gak liat-liat tempat." Vina menatap malas kedua pasangan didepan nya yang ditanggapi santai oleh sang ayah.
“Kita dikira astral kali ya dek.” Jack ikut menimpali.
Vina menganggukkan kepala nya sambil lanjut mengunyah sarapan nya kembali.
Ayah David dan mamah Laura sudah biasa mengumbar kemesraan mereka didepan anak-anak nya yang tidak jarang mendapatkan protes dari kedua buah hati nya itu, walau tak jarang mamah laura kuga bisa dibuat salah tingkah dan malu-malu (meong) atas perlakuan romantis dari sang suami yang tak tau tempat.
Selesai sarapan nya kini mereka siap-siap menuju tujuan masing-masing. Jack pun bangkit dari duduk nya dan pamit kepada orang tua nya akan berangkat ke kampus kemudian akan langsung kekantor setelah urusan nya di kampus selesai.
Jack sendiri sekarang semester akhir disalah satu universitas yang cukup ternama dan juga bekerja magang di firma hukum yang dimiliki dan dipimpin oleh pengacara ternama bernama Laura Maure yang tak lain adalah sang mamah tercinta.
“Ahh... Aku juga pamit yah, mah.” Vina bangkit dari duduk nya dan ikut berpamitan, mereka bergantian mencium pipi kedua orang tua nya. Setelahnya keduanya melangkah kan kaki menuju pintu yang ada disamping ruang makan yang langsung terhubung dengan garasi.
“Mau berangkat bareng dek?” Jack bertanya pada adek nya yang melenggang menuju motor antik nya yang terparkir di garasi juga.
“Gak ah kak, kalau Vina nebeng kakak nanti kasihan simerah didiemin dirumah aja bisa-bisa nanti dia ngambek trus gak mau lagi menemani Vina jalan-jalan.” jawab sang adek dengan mimik wajah yang seolah-olah sedih dan takut simerah ngambek.
Jack menatap malas adek nya yang selalu ngedrama di tiap kali ada kesempatan.
“Ya sudah kalau gitu, kakak duluan ya.” Jack kemudian mendekati sang adik dan mencium pipi nya dan mengusap sayang pucuk kepala sang adik sebelum masuk kedalam mobil nya.
“Iya kak.” Vina melambaikan tangan lalu menaiki simerah sang motor antik kemudian melaju ke toko bunga tempatnya bekerja.
Sedangkan didalam rumah, ayah David dan mamah Laura pun sudah siap dan hendak berangkat ketempat kerja masing-masing. Mereka biasa akan berangkat bersama dengan satu mobil dengan diantarkan oleh sang supir dan biasanya akan mengantarkan mamah Laura ke kantornya terlebih dahulu dan barulah setelahnya ayah David menuju keperusahaan.
💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕
Terima kasih untuk dukungannya 💜borahe💜
Setiap harinya Vina bekerja di toko bunga yang dia kelola bersama sang sahabat Yuna, usaha toko bunga ini sendiri sudah mereka rintis selama 1 tahun terakhir. Toko bunga itu pun kini telah memiliki beberapa pelanggan tetap, hal tersebut juga didukung dengan letak toko yang berada dikawasan pertokoan yang ramai pengunjung dan tak hanya itu diarea tersebut pun terdapat beberapa cafe dan restoran yang menjadikan tempat tersebut selalu ramai.
Setelah menempuh 30 menit perjalanan dari rumah menuju toko dengan mengendarai simerah, Vina pun tiba ditempatnya biasa memarkirkan simerah diarea belakang bangunan toko nya yang memang dikhususkan untuk tempat parkir pemilik toko dan para kerja disana.
“Selamat pagi semua.....” Teriak Vina menyapa para pekerja yang ada di toko tersebut, rutinitas yang selalu Vina lakukan setiap pagi kala dirinya baru datang.
“Selamat pagi dan selamat datang boss!” jawab para pegawai serentak karena sudah tau siapa yang menyapa mereka dengan berteriak setiap pagi.
“Vin, kaya nya kita perlu menyediakan asuransi THT buat mereka bertiga sama buat aku juga.” Yuna bicara dengan menatap sinis Vina.
“Loo... Emang kenapa, seperlu itu ya?” Vina bertanya dengan wajah polos dan lugunya.
“Kamu emang gak sadar apa?! Tiap pagi itu harus apa teriak-teriak kaya Tarzan lagi konser?!! Yuna dalam mode emak-emak ngomel hehehe
“Mana ada Tarzan bisa konser Yun? Iisttt... Aku kan hanya menyapa loo!!” jawab Vina dengan muka yang memelas.
“Dasar ratu drama!!!!”
“Hehehe... Love you besti” Vina mencubit gemas pipi Yuna kemudian berlalu menuju meja kerja nya untuk mengecek apa saja pesanan yang harus dikerjakan untuk hari ini.
Ketiga pegawai disana sudah tidak heran dengan perdebatan dan tingkah absud juga terkadang konyol kedua bossnya, yang tak jarang menjadi hiburan tersendiri untuk mereka. Setelahnya mereka disibukan dengan aktifitas nya masing-masing.
Dimeja kasir Yuna sedang mengecek stok ketersedian bunga yang mereka miliki dan juga orderan yang masuk melalui online. Sedangkan Vina dibantu dengan salah satu pegawainya sedang merangkai beberapa buket bunga yang merupakan orderan untuk hari ini dan akan dikirimkan sebelum jam makan siang.
“Vin, orderan untuk siang ini jangan lupa ya!!!” Suara Yuna tiba-tiba menggelegar.
“Iya-iya ini lagi on proses boss" jawab Vina yang tak kalah nyaring.
Astaga ini toko bunga apa rumah Tarzan ya guys?! 😁
3 jam kemudian......
“Yun, yang lain pada kemana koq sepi?”
“Lagi keluar” jawab Yuna yang masih fokus dengan layar tabletnya.
“Loo mereka keluar semua? Koq barengan sech?!!”
Vina menatap Yuna bingung karena hanya diri nya dan yuna saja di toko sedangkan para pegawai nya keluar entah kemana.
“Hmm.. Coba dicek sekarang jam berapa?!”
Jawab Yuna seraya mengalihkan perhatian nya dari layar tabletnya kemudian menatap wajah sahabatnya yang menurutnya sedang dalam mode menyebalkan..
“Haah.. Jam, dan apa hubungan nya?”
Vina pun mendongak menatap jam diding besar yang tergantung estetik diatas meja kasir yang sekarang yuna tempati.
Vina pun hanya nyengir kuda setelah menatap jam, Yuna yang gemas ingin rasa nya menjitak kepala sahabatnya itu tapi sayangnya Yuna masih sayang dengan sahabatnya yang imut namun ngeselin itu.
“Bilang dong kalau udah jam makan siang.” Protes meluncur dari bibir Vina.
Yuna hanya menatap sahabatnya malas dan menghembuskan napas kasar demi mengurangi rasa kesal yang tiba-tiba saja menghinggapi disebabkan oleh protes dari bibir sahabatnya. Itu.
Yuna berdiri dari duduknya dan mematikan tablet nya kemudian meletaknya di laci lalu meraih kunci toko kemudian menggandeng tangan sahabat nya sedikit menyeret nya untuk keluar toko.
Vina yang digandeng hendak protes lagi saat tiba-tiba Yuna menyeretnya keluar dari toko tapi terpaksa iya urungkan saat melihat wajah sahabatnya itu yang sedang dalam mode galak. Vina memilih diam dan pasrah saja saat diseret Yuna untuk berjalan menuju restoran yang berjarak tidak terlalu jauh dari toko mereka, setelah Yuna mengunci toko nya.
Setelah menghabiskan makan siang nya, mereka pun bergandengan tangan keluar dari restoran dan berjalan kembali ke toko mereka. Dimana didepan toko nya sudah ada yang menunggu.
“Yun, seperti ada orang dech, siapa ya?”
“Ohh itu sepupu ku..”
Vina hanya mengangguk-angguk saja mendengarkan Yuna bicara.
“Kebetulan hari ini akan datang kiriman yang lumayan banyak jadi aku minta tolong dia buat gantiin Sara ngirimin orderan yang ada, sekalian dia mau pinjam mobil ku gitu” Yuna menjelaskan seraya mereka berjalan kembali ke toko.
“Oohh begitu ya, trus bayar jasa kurirnya gimana Yun?” tanya Vina kembali.
“Hahahaha.... Itu sech gampang.” jawab Yuna enteng.
“Koq ketawa sech, hhmm... sebentar ini maksud nya? Apa jangan-jangan gak dibayar ya?” tebak Vina karena curiga dengan jawaban Yuna.
“Yapp.. Ya hitung-hitung berhemat untuk biaya kurir hehehe.” tawa reyah Yuna mengudara
Obrolan mereka terhenti karena sudah sampai didepan toko mereka, Yuna pun bergegas membuka toko setelah menyapa sang sepupu dan menyerahkan kunci mobil kepada sepupu nya.
Tak lama ketiga pegawai toko pun datang karena memang jam makan siang juga sudah berakhir, Yuna meminta Sara dan juga salah satu pegawai yang lain untuk membantu memindahkan buket-buket bunga yang akan dikirimkan ke pemesan buket-buket bunga tersebut.
Vina dan Yuna baru selesai menyusun buket-buket bunga yang akan dikirim ke dalam mobil yang akan digunakan oleh sepupu nya dan juga merangkap sebagai kurir gratisan hari itu. Setelah dikira cukup aman untuk buket-buket bunga tersebut mereka pun akan kembali ke dalam toko, pada saat mereka membalikan badan tiba-tiba ada seseorang berdiri dihadapan mereka yang mana membuat kedua nya terkejut dan secara reflek memukuli orang tersebut.
Merasakan sakit yang datang bertubi-tubi orang tersebut berteriak dan berusaha untuk lari tapi naas Vina sudah lebih dahulu melayangkan sebelah sepatu nya ke kepala orang tersebut, yang mana jeritan kesakitan semakin nyaring dan mengundang para pegawai didalam toko berhamburan keluar menuju sumber suara yang mereka dengar.
Mereka melongo melihat kedua bossnya yang sedang melakukan penganiayaan terhadap seorang pemuda ganteng yang sekarang sudah babak belur, hingga suara jeritan yang semakin nyaring membuat Yuna pun tersadar siapa yang sedang iya pukuli.
“Yaaaaaiiiiii.... Astaga, kamu gak apa?” tanya Yuna setelah sadar.
Vina pun tersadar dan berhenti setelah mendengar perkataan Yuna.
“Astaga... Duh maka nya jangan ngagetin gitu dong. Duuhh... Sayang sepatu ku.” ucap Vina santai sambil mengambil kembali sepatu nya yang tadi sempat melayang ke kepala sang korban, kemudian berlalu masuk kembali kedalam toko dengan satu kaki nyeker.
“Sara tolong ambil kan kotak P3K dong!” perintah Yuna kepada satu pegawai nya yang masih disana menyaksikan apa yang terjadi.
“Iya boss, saya ambil dulu.” Sara langsung berlari masuk kedalam toko mengambil kotak P3K yang dimaksud.
Kedua teman nya pun ikut masuk juga kedalam toko dan kembali dengan pekerjaan masing-masing setelahnya dan Vina sendiri sudah berada balik meja kerja nya disudut ruang di toko tersebut dimana biasa nya dia akan menghabiskan waktunya untuk merangkai bunga-bunga sesuai pesanan yang masuk atau juga terkadang belajar merangkai bunga menjadi buket-buket yang indah atau yang lucu.
Kembali ke Yuna.
Sara kembali dengan membawa kotak P3K dan menyerahkan kotak tersebut kepada Yuna setelahnya Sara pun masuk kembali kedalam toko.
"Makanya jangan suka ngagetin kaya gitu, tiba-tiba muncul gitu gak lucu tau mana udah kayak hantu aja." omel Yuna seraya membantu mengobatin luka-luka sepupunya yang mana disebabkan olehnya dan Vina.
"Issttt... Pelan-pelan dong, perih tau. Dasar kalian aja yang langsung main hajar, gak lihat-lihat dulu siapa!!" Protes sepupu nya sambil menahan perih.
"Ya sudah, tunggu sebentar ya"
Yuna meninggalkan sepupunya masuk kedalam toko membawa kotak P3Knya, setelah mengoleskan salep memar dan juga menempelkan beberapa plester luka dan tak lama Yuna pun kembali dengan daftar list alamat para pelanggan yang harus diantarkan pesanan nya.
"Ini daftar list dari para pemesan dan alamatnya juga, nanti kamu tinggal cocokan aja nomor yang ada di setiap buket dengan daftar yang ada dilist."
Yuna menyerahkan kertas yang berisi daftar list alamat para pemesan buket bunga yang perlu dikirim.
"Iya baik tapi gimana ini dengan luka-luka ku?" Tanya sang sepupu dengan muka yang masih menahan perih
"Oh iya ini juga, uang buat bensin nya. Kalau buat luka mu ya kamu obati saja sendiri. lagian salahmu juga muncul tiba-tiba dah kayak hantu aja."
Setelahnya Yuna pun masuk kedalam toko meninggal kan sepupunya yang dibuat melongo mendengar jawaban Yuna tadi.
"Issttt.. Dasar kalian tapi lumayanlah dapat duit juga" ujar sang sepupu masuk kedalam mobil setelah menghitung jumlah lembaran biru yang iya terima dari Yuna dan tak lama iya pun berangkat mengantar kan buket-buket bunga tersebut.
Sepupu Yuna yang jadi korban sepatu Vina, malang nya nasib mu mas kurir hehehe...
💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕
Terima kasih untuk dukungannya 💜borahe💜
Sedangkan dibelahan dunia lain, didalam ruangan minim cahaya dan hening hanya ada suara pendingin ruangan yang berhembus pelan. Seorang pemuda nampak terlelap terbungkus selimut, sampai suara gedoran pintu memaksa kesadarannya kembali dan terbangun dari dunia mimpi.
“Siapa sech, lagi enak-enak mimpi juga ngeselin banget..!!!”
Omelnya sembari bangun dari tidur nya dan berjalan kearah pintu yang masih saja digedor.
Tok.. tok.. tok...!!!!
“Luke bangun...!!!!” ketukan dipintu itu pun makin kencang.
Pintu kamar pun terbuka, menampilkan wajah bantal Luke dan juga barisan kotak-kotak pada bagian perut.
“Lukeee.......!!!!!” Anna spontan menutup matanya dengan kelima jarinya sedangkan satu tangan lagi memegang botol jus yang disodorkan kearah Luke.
“Kamu kenapa sech?” tanya Luke dengan kesal karena dia masih merasakan kantuk yang bergelayut dipelupuk matanya.
Anna mendengus kesal sambil menyerahkan botol jus yang iya pegang untuk Luke yang masih mematung tak menghiraukan botol jus yang Anna sodorkan.
“Maaf kalau mengganggu istirahat mu tapi kita harus mencocokan jadwal mu dulu sebelum kita balik ke indonesia, aku gak mau nanti yang ada kita harus cepat-cepat balik atau malah harus mengundur keberangkatan nanti nya.”
Anna berbalik dan dudukkan diri di sofa yang ada didepan kamar setelah Luke mengambil botol jus yang anna sodorkan dari tadi, Anna mulai mengotak-atik layar tabetnya untuk melihat-lihat lagi schedule Luke dalam beberapa hari ini ke depan.
“Iya, sebentar.. Aku juga gak mau kali ini tertunda lagi, untuk kontrak-kontrak yang baru masuk tolong dipending aja dulu sambil diseleksi aja lagi.”
Luke berbicara seraya memasang baju kaosnya yang tadi belum sempat iya pakai, tadi setelah mandi Luke hanya berniat untuk rebahan sambil mengecek email-email yang masuk ternyata mata nya lebih memilih untuk terpejam menyelami dunia mimpi dari pada terus melek dan membaca pesan-pesan email yang masuk.
“Iya, kita sudah terlalu lama tidak pulang. Aku sudah merindukan semua nya” Ucap Anna sendu.
Luke menatap sejenak dimana Anna yang seperti nya sedang melamun setelah mengatakan kerinduannya.
“Aku pun merindukan nya, apa kabar mu disana!!”
Ucap Luke didalam hati seraya memandang salah satu photo didalam galeri gawainya.
“Oh ya, sejam lagi kita ada acara photoshoot untuk produk yang lusa akan launching.”
“Iya, aku siap-siap dulu. Selesai photo aku mau istirahat. Besok pagi, setelah pekerjaan kita selesai kita langsung kembali ke Jerman.”
Luke masuk kedalam kamar mengambil jaket dan juga koper kecilnya, lalu langsung melenggang keluar yang juga di ikuti oleh Anna yang juga menarik koper nya keluar dari sana.
Saat ini Luke sedang berada disalah satu kota kecil di Jerman untuk melakukan syuting iklan salah satu merk pakaian olah raga ternama. Luke tak sendirian dia didampingi oleh sang manager yang juga adik sepupunya Anna dan juga beberapa orang yang menjadi tim dari sang artis.
Sudah hampir tiga bulan Luke dan tim berkeliling eropa untuk menyelesaikan beberapa kontrak kerja dengan para klien yang memakai jasa nya sebagai model maupun menjadi BA (Brand Ambassador).
Rencana Luke setelah pekerjaannya selesai dan iya kembali ketanah air maka iya akan mengambil libur panjang dari dunia hiburan, dunia yang sudah melambungkan namanya sebagai seorang selebriti multi talenta yang cukup diperhitungkan di dunia hiburan nasional hingga kedunia internasional, karir yang dia bangun sejak masih mengenakan seragam putih abu-abu.
Dulu diawal karirnya Luke hanyalah seorang model biasa, namun dengan wajah dan bakat yang mempuni Luke bisa sedikit demi sedikit naik kepuncak karirnya di dunia modeling tak hanya itu luke juga menjajal dunia akting juga tarik suara dimana dia pun sama berbakat nya pada kedua bidang itu.
Tak hanya terkenal akan karya dan pencapaiannya dalam dunia hiburan, Luke juga dikenal sebagai orang yang sangat loyal dalam memberikan bantuan. Mau itu bantuan untuk korban bencana dan bantuan untuk para kaum yang membutuhkan namun tak jarang juga bantuan dalam bentuk beasiswa untuk anak-anak berprestasi khususnya dari kalangan yang tidak mampu.
Adakala nya Luke juga memberikan bantuan hukum untuk orang-orang yang tak mampu dan buta hukum terkhusus nya untuk wanita yang terlibat kasus hukum seperti KDRT dan pembullyan yang kerap terjadi pada anak-anak. Dan untuk bantuan hukum kerap kali tak hanya bantuan berupa dana tapi juga menyediakan pengacar atau ahli hukum yang terkait.
Dan untuk itu Luke dan beberapa teman dekatnya sedang berupaya mendirikan sebuah lembaga berupa yayasan yang bergerak dalam membantu mengurus dan menangani hal-hal hukum tersebut, dan ini pula yang menjadi salah satu alasan Luke untuk pulang dan mengambil cuti panjang nya adalah ingin ikut terlibat dalam kegiatan yayasan tersebut.
Kembali kepada Luke sekarang.
Masih diperjalanan menuju lokasi pemotretan, Luke masih betah menatap layar gawainya, tersirat ada kerinduan disorot mata nya kala pikiran nya melalang buana ke masa dimana diri nya masih kecil, disaat dia menemani sang ibu yang harus dirawat dirumah sakit akibat beberapa luka yang ibunya derita.
Kala itu Luke masih belum mengerti kenapa sang ibu bisa sampai mendapatkan luka-luka yang membuat wajah cantik sang ibu berhiaskan luka lebam dan membiru disebagian wajahnya, yang Luke tau kala itu sang ibu pergi bersama sang ayah tapi saat kembali pulang wajah dan tubuh sang ibu sudah berhiasan lebam berwarna merah dan biru keunguan.
Sang ayah sendiri pun hanya mengantarkan sang ibu dan diri nya beserta pengasuh nya ke rumah sakit setelahnya sang ayah pun pamit dengan alasan harus pergi untuk bekerja dan selama berhari-hari lamanya baru lah sang ayah kembali dan itu pun hanya sebentar, tak berapa lama sang ayah pun pergi lagi dengan alasan yang sama.
Sampai saat sang ibu menghembuskan napas terakhirnya sang ayah tak pernah datang lagi, disaat itu Luke hanya bisa menangis di pelukan sang pengasuh tanpa ada sang ayah karena yang Luke tau sang ayah sedang pergi bekerja.
Di saat Luke di rumah sakit inilah Luke bertemu dengan seorang bocah gembul nan cantik dan imut. Mata nya yang indah dan luke suka itu, sang bocah imut sedang sakit dengan tangan diinfus namun tak menghalangi kelincahan dan juga celotehan cerewet nya khas bocah.
Kamar rawat yang bersebelahan membuat sang bocah imut tersebut sering kabur dari kamar rawat nya untuk menemui Luke dengan tangan yang berdarah karena jarum infus yang terlepas akibat dicopot paksa oleh sang bocah.
Dengan bercucuran air mata dia akan mengadu kepada luke yang iya panggil kakak ganteng kalau tangannya berdarah dan akan minta digendong oleh Luke, orang tua sang bocah sering dibuat pusing akibat ulah sang bocah yang selalu saja kabur ke kamar perawatan ibunya Luke demi bisa menemui kakak ganteng.
Tak jarang sang bocah harus dijemput paksa oleh sang ayah tapi sang bocah gembul nan imut itu akan mengencangkan tangisan dan pelukannya pada Luke sehingga sang ayah akan mengalah dan meminta Luke mengantarkan bocah gembul nan imut itu kembali ke kamar perawatan nya.
Sampai pada hari sang ibu berpulang untuk selamanya, Luke tau kalau diri nya tak lagi bisa bertemu dengan bocah gembul nan imut itu karena Luke harus ikut pengasuh nya pulang ke rumah nenek untuk mengurus pemakaman sang ibu, sang bocah yang tau akan berpisah dengan Luke memeluk luke erat sambil menangis kencang saat Luke berpamitan pada nya.
Didalam hati nya Luke berjanji akan kembali dan memeluk sang bocah gembul nan imut itu lagi nanti, walau kini sang bocah sudah bocah lagi apalagi gembul seperti dulu tapi yang pasti bocah tersebut masih terlihat imut bahkan telah tumbuh menjadi gadis yang cantik nan imut.
“Luke.... Hai Luke!!!!!” Anna sedikit mengeraskan suaranya, kala dia mendapati Luke yang seperti nya melamun.
"Iya..... Aku dengar, suaramu cempreng sekali!" ucap Luke malas.
"Issttt... Biarin suara ku cempreng asalkan aku cantik!" Balas Anna dengan kesal nya.
Anna pun bergegas keluar dari mobil yang membawa mereka ke lokasi photoshoot terakhir mereka hari ini, saat mobil yang membawa mereka telah berhenti sempurna didepan tempat yang telah disulap sebagai lokasi photo.
Tak lama Luke pun keluar dari mobil dan langsung menuju lokasi pemotretan yang sudah disiapkan, Luke membaur ramah dengan para crew dan sang fotografernya yang mengarahkan sang model agar sesuai dengan tema dan kehendak sang klien.
💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕
Terima kasih untuk dukungannya 💜borahe💜
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!