NovelToon NovelToon

"Sweet Bride, Vevina & Luke Story"

1. Keluarga

Pagi hari dikediaman keluarga Tirtayasa...

“Bu semua nya sudah siap, apa ada yang bisa saya bantu lagi?” Tanya mbak Jum sambil menuangkan susu dalam beberapa gelas yang sudah tersedia.

“Hhmm... Seperti nya sudah semua, ya udah makasih ya mbak.”

“Baik kalau begitu saya permisi kebelakang ya bu”

“Iya mbak” Mamah Laura menatap meja makan yang sudah siap terhidang berbagai macam makan yang disajikan sebagai menu sarapan pagi ini.

“Selamat pagi ibu negaraku yang cantik” Ayah David yang tiba-tiba datang langsung memeluk dari arah belakang dan mengecup pipi ibu negara nya.

“Selamat pagi juga kesayangan” Mamah Laura tersenyum malu-malu (meong) dengan pipi nya yang merona.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedari tadi menatap malas kedua pasangan yang telah lumayan berumur tersebut, Jack hanya bisa bersandar ditembok pembatas ruangan sambil menunggu adegan romantis tersebut selesai dan ia bisa ikut bergabung duduk untuk menikmati sarapan nya.

“Yah, duduk dulu biar mamah siapkan makan nya” Mamah Laura mengurai pelukan ayah David berniat menyiapkan makan untuk ayah David tapi saat berbalik mamah laura terkejut melihat sang anak bujang nya sudah ada berdiri ditembok pembatas ruangan. Mamah Laura salah tingkah seperti anak remaja yang sedang kepergok, melihat sang mamah yang salah tingkah Jack hanya pura-pura tak melihat muka sang mamah yang sudah merah padam. Jack segera bergabung duduk dimeja makan dengan mengabaikan sang mamah yang masih salah tingkah, lain hal nya dengan ayah David yang justru merasa gemas melihat tingkah sang istri tersebut.

“Yah, ini makanan nya. Jack mau makan yang mana sayang?”

“Makasih sayang” Ayah David mengedipkan sebelah mata nya sambil tersenyum memakan sarapan nya.

“Hhmm.. Jack mau makan roti aja mah.”

“Mau pake selai apa?” Tanya mamah Laura.

"Coklat aja mah." Jawab Jack setelah meminum susu yang sudah disediakan oleh mbak Jum.

“Jack adek mu mana?” Tanya ayah David sambil terus menyantap makan nya pagi ini dengan menu nasi uduk dan ayam goreng.

“Paling masih tidur yah.” Jawab Jack juga sambil menyantap roti nya.

“Inaaa.......... Bangun sayang, matahari sudah hampir tenggelam loo ini, inaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!” Tiba-tiba mamah laura berteriak kencang.

“Astaga mamah, bisa-bisa budek juga ini orang-orang dirumah kalau mamah teriak-teriak kaya bini nya Tarzan tau gak mah!”

“Hahahaha.... Berarti ayah Tarzan nya dong.” Jack dan mamah Laura tertawa melihat ayah David yang cemberut karena dikatain Tarzan oleh mamah Laura.

Dari arah tangga yang berhadapan dengan ruang makan, terdengar suara nyaring... Braaakkkkk!!!! Diiringi dengan suara teriakan menggelegar, memekakkan telinga.

“Wuuuuaaaaaaa...... Aduh pantat ku hikkkk.” Vina merengek seperti anak kecil, sambil berdiri dan berjalan kearah meja makan sambil meringis menahan sakit.

“Kamu kebiasaan dech dek, ada aja drama nya.” Ucap Jack santai sambil terus melanjutkan makan nya.

“Bukan nya udah biasa juga gitu ya...” Ayah David ikut menimpali ucapan Jack.

Vina menatap mereka satu persatu dengan bibir melengkung kebawah. Mereka yang ditatap pun tak menggubris, sibuk dengan sarapan nya masing-masing.

“Sudah-sudah ayo duduk, ini sarapan nya.” Mamah Laura sudah menyiapkan sarapan buat anak gadis nya.

“iya mah.” Vina pun duduk dan memulai sarapan nya.

"Maka nya dek, jangan banyak gaya." Jack kembali menggoda sang adik yang kini cuek dengan mulut sibuk mengunyah sarapan nya.

“Ina, kapan kamu mau mulai masuk kuliah lagi? Mau berapa lama lagi kamu cuti nya?”

Mendengar mamah Laura yang bertanya tentang kuliah nya, Vina mulai menggeleng ribut sampai badan nya ikut goyang-goyang juga.

“Kamu kenapa dek? Ditanya koq goyang-goyang, kesurupan apa mau dangdutan?” Jack menatap heran dengan tingkah adik nya..

“Dihhh.... Siapa yang kesurupan ih kakak ngaco dech! Mah, rasanya Vina gak mampu dech buat lanjut kuliah lagi mah, nanti otak Vina ngebul mah kaya simerah kalau lagi mogok. Vina mau kerja aja ya mah.” Vina mulai melancarkan ngeles ala bajai nya dengan muka nya yang memelas.

“Duh koq gitu sech sayang, kan kamu masih muda. Sayang dong kalau gak dilanjutin kuliah nya tu. Mamah tu mau nya kamu bisa lanjut kuliah lagi sampai selesai trus nanti bisa ikut acara wisudaan gitu, kan kita bisa photo-photo keluarga pake kebaya cantik lengkap pakai sanggulan juga trus dipajang dech photo nya yang gede gitu.”

Semua orang yang ada disekitar meja makan dibuat melongo mendengarkan apa yang mamah laura katakan, termasuk mbak Jum yang mengantarkan kopi untuk sang majikan.

“Kenapa kalian, koq pada bengong gitu? Apa yang salah atau ada apa gitu dimuka mamah?” tanya mamah Laura dengan panik.

“Tidak ada apa-apa koq mah, cantik seperti biasa sayang.” Ucap ayah David menenangkan sang istri.

“Iya yah, makasih sayang.” Balas mamah Laura disertai flying kiss nya untuk sang suami.

“Mulai dech, bucin nya gak liat-liat tempat." Vina menatap malas kedua pasangan didepan nya yang ditanggapi santai oleh sang ayah.

“Kita dikira astral kali ya dek.” Jack ikut menimpali.

Vina menganggukkan kepala nya sambil lanjut mengunyah sarapan nya kembali.

Ayah David dan mamah Laura sudah biasa mengumbar kemesraan mereka didepan anak-anak nya yang tidak jarang mendapatkan protes dari kedua buah hati mereka, walau tak jarang mamah laura bisa dibuat malu-malu (meong) atas perlakuan romantis dari sang suami.

Selesai sarapan nya kini mereka siap-siap menuju tujuan masing-masing. Jack pun bangkit dari duduk nya dan pamit kepada orang tua nya akan berangkat ke kampus kemudian akan langsung kekantor setelah urusan nya di kampus selesai, jack sendiri sekarang semester akhir disalah satu universitas yang cukup ternama di kota tersebut dan juga bekerja magang di firma hukum yang dimiliki oleh pengacara ternama bernama Laura Maure yang tak lain adalah sang mamah tercinta.

“Ahh... Aku juga pamit yah, mah.” Vina bangkit dari duduk nya dan ikut berpamitan, mereka bergantian mencium pipi kedua orang tua nya. Setelah kedua nya melangkah kan kaki menuju pintu yang ada disamping ruang makan yang langsung terhubung dengan garasi.

“Mau berangkat bareng dek?” Jack bertanya pada adek nya yang melenggang menuju motor antik nya yang terparkir di garasi juga.

“Gak ah kak, kalau Vina nebeng kakak nanti kasihan simerah didiemin dirumah aja bisa-bisa nanti dia ngambek trus gak mau lagi menemani Vina jalan-jalan.” jawab sang adek dengan mimik wajah yang seolah-olah sedih dan takut simerah ngambek.

Jack menatap malas adek nya yang selalu ngedrama di tiap kali ada kesempatan.

“Ya sudah kalau gitu, kakak duluan ya.” Jack kemudian mendekati sang adik dan mencium pipi nya dan mengusap sayang pucuk kepala sang adik sebelum masuk kedalam mobil nya.

“Iya kak.” Vina melambaikan tangan lalu menaiki simerah sang motor antik kemudian melaju ke toko bunga tempat nya bekerja.

Sedangkan didalam rumah, ayah David dan mamah Laura pun sudah siap dan hendak berangkat ketempat kerja masing-masing. Mereka biasa akan berangkat bersama dengan satu mobil dengan diantar kan oleh sang supir dan biasa nya akan mengantarkan mamah Laura ke kantor nya dulu baru lah setelah nya ayah David menuju perusahan nya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Terima kasih untuk dukungan nya 💜borahe💜

2. Korban sepatu 1

Setiap hari nya Vina bekerja di toko bunga yang dia kelola bersama sang sahabat Yuna, usaha toko bunga ini sendiri sudah mereka rintis selama 1 tahun terakhir. Toko bunga sudah lumayan punya nama dan pelanggan tetap, hal tersebut salah satu nya didukung letak toko nya berada diarea komplek pertokoan yang cukup terkenal karena banyak toko-toko diarea tersebut menjual dari barang-barang branded sampai barang-barang yang kekinian nan ramah dikantong. Tak hanya itu diarea tersebut pun terdapat beberapa cafe dan restoran yang menjadikan tempat tersebut selalu ramai.

Setelah menempuh 30 menit perjalanan dari rumah menuju toko dengan mengendarai simerah, Vina pun tiba ditempat nya biasa memarkirkan simerah diarea belakang bangunan toko nya yang memang dikhususkan untuk tempat parkir pemilik toko dan para kerja disana.

“Selamat pagi semua.....” Teriak Vina menyapa para pekerja yang ada di toko tersebut, rutinitas yang selalu Vina lakukan setiap pagi kala diri nya baru datang.

“Selamat pagi dan selamat datang boss!” Jawab para karyawan nya serentak karena sudah tau siapa yang akan berteriak tiap pagi.

“Vin, kaya nya kita perlu menyediakan asuransi THT buat mereka bertiga sama buat aku juga.” Yuna bicara dengan menatap sinis Vina.

“Loo... Emang kenapa sampai seperlu itu ya?” Vina bertanya dengan tampang polos nya.

“Kamu emang gak sadar apa?! Tiap pagi itu harus apa teriak-teriak kaya Tarzan lagi konser?!! Yuna dalam mode emak-emak ngomel hehehe

“Mana ada Tarzan bisa konser Yun? Iisttt... Aku kan hanya menyapa loo!!” Jawab Vina dengan muka yang memelas.

“Dasar ratu drama!!!!”

“Hehehe... Love you besti” Vina mencubit gemas pipi Yuna kemudian berlalu menuju meja kerja nya untuk mengecek apa saja pesanan yang harus dikerjakan untuk hari ini.

Ketiga pegawai disana sudah tidak heran dengan perdebatan dan tingkah absud kedua boss nya yang tak jarang menjadi hiburan tersendiri untuk mereka. Kemudian mereka disibukan dengan aktifitas nya masing-masing, dimeja kasir Yuna sedang mengecek stok ketersedian bunga yang mereka miliki dan juga orderan yang masuk melalui online. Sedangkan Vina dibantu dengan salah satu pegawai nya sedang merangkai beberapa buket bunga yang merupakan orderan untuk hari ini dan akan dikirimkan sebelum jam makan siang.

“Vin, orderan untuk siang ini jangan lupa ya!!!” Suara Yuna tiba-tiba menggelegar.

“Iya-iya ini lagi on proses boss.” Jawab Vina yang tak kalah nyaring.

Astaga ini toko bunga apa rumah Tarzan ya?!

3 jam kemudian......

“Yun, yang lain pada kemana koq sepi?”

“Lagi keluar..” Jawab Yuna yang masih fokus dengan layar tablet nya.

“Loo mereka keluar semua? Koq barengan sech?!!” Vina masih bingung karena hanya diri nya dan yuna saja di toko sedangkan para pegawai nya keluar entah kemana.

“Hmm.. Coba dicek dech sekarang jam berapa?!” Perhatian Yuna pun teralihkan dari layar tablet nya kemudian menatap wajah sahabat nya yang menurut nya sedang dalam mode menyebalkan..

“Haah.. Emang sekarang jam berapa dan apa hubungan nya?” Vina pun mendongak menatap jam diding besar yang tergantung estetik diatas meja kasir yang sekarang yuna tempati. Vina pun hanya nyengir kuda setelah menatap jam, Yuna yang gemas ingin rasa nya menimpuk sahabat nya itu tapi sayang nya Yuna sayang dengan sahabat nya yang imut ini.

“Bilang dong kalau udah jam makan siang.” Protes meluncur dari bibir Vina.

Yuna hanya menatap sahabat nya malas dan menghembuskan napas kasar demi mengurangi rasa kesal yang tiba-tiba saja menghinggapi nya disebabkan oleh protes dari bibir sahabat nya. Yuna berdiri dari duduk nya dan mematikan tablet nya kemudian meletak nya di laci lalu meraih kunci toko kemudian menggandeng tangan sahabat nya sedikit menyeret nya untuk keluar toko. Vina yang digandeng hendak protes lagi saat tiba-tiba sahabat nya menyeret nya tapi diurungkan saat melihat muka sahabat nya yang sedang dalam mode galak. Vina memilih diam dan pasrah saja saat diseret Yuna untuk berjalan menuju restoran yang berjarak tidak terlalu jauh dari toko mereka, setelah Yuna mengunci toko nya.

Setelah menghabiskan makan siang nya, mereka pun bergandengan tangan keluar dari restoran dan berjalan kembali ke toko mereka. Dimana didepan toko nya sudah ada yang menunggu.

“Yun, seperti ada orang dech, siapa ya?”

“Ohh itu sepupu ku..”

Vina hanya mengangguk-angguk saja mendengarkan Yuna bicara.

“Kebetulan hari ini akan datang kiriman yang lumayan banyak jadi aku minta tolong dia buat gantiin Sara ngirimin orderan yang ada, kebetulan dia mau pinjam mobil ku gitu” Yuna menjelaskan sambil mereka berjalan kembali ke toko.

“Trus bayar jasa kurir nya gimana yun?” Tanya Vina kepada Yuna.

“Hahahaha.... Itu sech gampang.” Jawab Yuna enteng.

“Koq ketawa sech, hhmm... sebentar ini maksud nya? Apa jangan-jangan gak dibayar ya?” Tebak Vina karena curiga dengan jawaban Yuna.

“Yapp.. Ya hitung-hitung berhemat untuk biaya kurir hehehe.”

Obrolan mereka terhenti karena sudah sampai didepan toko mereka, Yuna pun bergegas membuka toko setelah menyapa sepupu nya dan menyerahkan kunci mobil nya kepada sepupu nya. Tak lama ketiga pegawai nya pun datang karena memang jam makan siang juga sudah berakhir, Yuna meminta Sara dan

juga salah satu pegawai nya yang lain untuk membantu memindahkan buket-buket bunga yang akan dikirimkan ke pemesan buket-buket bunga tersebut. Vina dan Yuna baru selesai menyusun buket-buket bunga yang akan dikirim ke dalam mobil yang akan digunakan oleh sepupu nya dan juga merangkap sebagai kurir gratisan hehehe.. Setelah dikira cukup aman untuk buket-buket bunga tersebut mereka pun akan kembali ke toko, pada saat mereka membalikan badan hendak kembali ke toko tiba-tiba ada seseorang berdiri dihadapan mereka yang mana membuat kedua nya terkejut dan secara reflek memukuli orang tersebut. Merasakan sakit yang datang bertubi-tubi orang tersebut berteriak dan berusaha untuk lari tapi naas Vina sudah lebih dahulu melayangkan sebelah sepatu nya ke kepala orang tersebut, yang mana jeritan kesakitan semakin nyaring dan mengundang para pegawai toko mereka berhamburan keluar menuju sumber suara yang mereka dengar. Mereka melongo melihat kedua boss nya yang sedang melakukan penganiayaan terhadap

seorang pemuda ganteng yang sekarang sudah babak belur, setelah suara jeritan nya yang nyaring membuat Yuna pun tersadar siapa yang sedang pukuli.

“Yaaaaaiiiiii.... Astaga, kamu gpp?” Yuna mendekati korban nya.

“Astaga... Duh maka nya jangan ngagetin gitu dong. Duuhh... Sayang sepatu ku.” ucap Vina santai sambil mengambil kembali sepatu nya yang tadi sempat melayang ke kepala sang korban, kemudian berlalu masuk kembali kedalam toko dengan satu kaki nyeker.

“Sara tolong ambil kan kotak P3K dong!” perintah Yuna kepada satu pegawai nya yang masih disana menyaksikan apa yang terjadi.

“Iya boss, saya ambil dulu.” Sara langsung berlari masuk kedalam toko mengambil kotak P3K yang dimaksud.

Kedua teman nya pun ikut masuk juga kedalam toko dan kembali dengan pekerjaan masing-masing dan Vina sendiri sudah dibalik meja kerja nya disudut ruang di toko tersebut dimana biasa nya dia akan menghabiskan waku nya untuk merangkai bunga-bunga sesuai pesanan yang masuk atau juga terkadang belajar merangkai bunga menjadi buket-buket yang indah atau  yang lucu lalu mengajarkan nya kepada para pegawai juga.

Sara kembali dengan membawa kotak P3K dan menyerahkan nya ke Yuna, setelah nya Sara pun masuk kembali kedalam toko.

"Maka nya jangan suka ngagetin gitu, tiba-tiba aja muncul gitu udah kaya hantu aja." Yuna yang ngobatin luka-luka sepupunya yang mana disebabkan oleh nya dan Vina.

"Issttt... Pelan-pelan dong, perih tau. Dasar kalian aja yang langsung main hajar, gak lihat-lihat dulu siapa!!" Protes sepupu nya sambil menahan perih.

"Ya sudah, tunggu sebentar ya" Yuna meninggal kan sepupunya masuk kedalam toko dan tak lama Yuna pun kembali dengan daftar list alamat para pelanggan yang harus diantarkan pesanan nya.

"Ini daftar list dari para pemesan dan alamatnya juga, nanti kamu tinggal cocokan aja no. yang ada di setiap buket dengan daftar yang ada." Perintah Yuna.

"Iya baik tapi gimana ni dengan luka-luka ku?" Tanya sang sepupu dengan muka yang masih menahan perih

"Oh iya ini juga, uang buat bensin nya. Kalau buat luka mu ya kamu obati saja sendiri. lagian salah mu juga muncul tiba-tiba kaya hantu aja." Setelah nya Yuna pun masuk kedalam toko meninggal kan sepupu nya yang dibuat melongo mendengar jawaban Yuna tadi.

"Issttt.. Dasar perempuan!!!" Omel sang sepupu sambil berjalan menuju mobil.

Kemudian dia pun masuk mobil dan berangkat mengantar kan buket-buket bunga tersebut.

.

.

.

Sepupu Yuna yang jadi korban sepatu Vina, malang nya nasib mu mas kurir hehehe...

.

.

.

Terima kasih untuk dukungan nya 💜borahe💜

3. Luke

Sedangkan dibelahan dunia lain, didalam ruangan gelap dan hening hanya ada suara pendingin ruangan yang berhembus pelan. Seorang pemuda nampak terlelap terbungkus selimut, sampai suara gedoran pintu memaksa kesadaran nya kembali dan terbangun dari dunia mimpi.

“Siapa sech, lagi enak-enak mimpi juga?!! Ngeselin banget..!!!” Omel nya sembari bangun dari tidur nya dan berjalan kearah pintu yang masih saja digedor.

Tok.. tok.. tok...!!!!

“Luke bangun...!!!!” Gedoran nya makin kencang.

Pintu kamar pun terbuka, menampilkan wajah bantal dari Luke dan juga barisan kotak-kotak pada bagian perut.

“Lukeee.......!!!!!” Anna spontan menutup mata nya dengan kelima jari nya sedangkan 1 tangan nya lagi  memegang botol jus yang disodorkan kearah Luke.

“Kamu kenapa sech?” Tanya Luke dengan kesal karena dia masih merasakan kantuk bergelayut di pelupuk mata ya.

Anna juga mendengus kesal sambil menyerahkan botol jus yang dia pegang untuk Luke yang masih menggantung tak dihiraukan oleh Luke.

“Maaf kalau aku mengganggu istirahat mu tapi kita harus mencocokan jadwal mu dulu sebelum kita balik ke indonesia, aku gak mau nanti yang ada kita harus cepat-cepat balik atau malah harus mengundur keberangkatan nanti nya.” Anna mendudukkan diri di sofa yang ada didepan kamar Luke setelah Luke mengambil botol jus yang anna sodorkan dari tadi, Anna mulai mengotak-atik layar handphone nya untuk melihat-lihat lagi schedule Luke dalam beberapa hari ini ke depan.

“Iya, sebentar aku lihat dulu.. Aku juga gak mau kali ini tertunda lagi, untuk kontrak-kontrak yang baru masuk tolong dipending aja dulu sambil diseleksi aja lagi.” Luke berbicara sambil memasang baju kaos nya yang tadi belum sempat dipasang, tadi setelah mandi Luke hanya berniat untuk rebahan sambil mengecek email-email yang masuk ternyata mata nya lebih memilih untuk terpejam menyelami dunia mimpi dari pada terus melek dan memahami serta mempelajari pekerjaan yang ada masuk melalui pesan-pesan email.

“Iya, kita sudah terlalu lama tidak pulang. Aku sudah merindukan semua nya” Ucap Anna sendu.

Luke menatap Anna yang seperti nya sedang melamun.

“Aku pun merindukan nya, apa kabar mu disana?!!” Luke berkata dalam hati sambil memandang photo dalam galeri handphone nya.

“Oh ya, sejam lagi kita ada acara photo shoot untuk produk yang lusa akan launching.”

“Iya, aku siap-siap dulu. Selesai photo aku mau istirahat. Besok pagi, terakhir take kita langsung balik ke Jerman.” Luke masuk kedalam kamar mengambil jaket dan juga koper kecil, kemudian langsung melenggang keluar di ikuti oleh Anna yang juga menarik koper nya keluar dari ruangan tersebut.

Luke sekarang sedang berada disalah satu kota kecil di Jerman untuk melakukan syuting iklan salah satu merk pakaian olah raga ternama. Luke tak sendirian dia didampingi oleh sang manager sekaligus adik sepupu nya Anna dan juga beberapa orang yang menjadi tim dari sang artis. Sudah hampir 3 bulan Luke dan tim berkeliling negara eropa untuk menyelesaikan beberapa kontrak kerja dengan para klien yang memakai jasa nya sebagai model maupun menjadi BA (Brand Ambassador).

Luke sendiri akan mengambil libur panjang dari dunia hiburan yang sudah melambungkan nama nya sebagai seorang selebriti multi talenta yang cukup diperhitungkan di dunia hiburan nasional hingga dunia hiburan internasional, karir yang dia bangun sejak masih mengenakan seragam putih abu-abu. Dulu diawal karir nya Luke hanya lah seorang model biasa, namun dengan wajah dan bakat yang mempuni Luke busa sedikit demi sedikit naik kepuncak karir nya di dunia modeling tak hanya itu luke juga menjajal dunia akting juga tarik suara dimana dia pun sama berbakat nya pada kedua bidang itu. Tak hanya terkenal akan karya dan pencapaian nya dalam dunia hiburan, Luke juga dikenal sebagai orang yang sangat loyal dalam memberikan bantuan. Mau itu bantuan untuk korban bencana dan bantuan untuk para kaum yang membutuhkan juga bantuan untuk beasiswa anak-anak berprestasi khususnya dari kalangan yang tidak mampu. Bahkan Luke juga memberikan bantuan hukum untuk orang-orang yang tak mampu dan buta hukum terkhusus nya untuk wanita yang terlibat kasus hukum seperti KDRT dan pembullyan yang kerap terjadi pada anak-anak. Untuk bantuan hukum ini tak hanya bantuan berupa dana tapi juga Luke dan beberapa teman dekat nya telah membuat sebuah lembaga yang bergerak dalam membantu mengurus dan menangani hal-hal tersebut, dan salah satu alasan Luke untuk pulang dan mengambil cuti panjang nya adalah ingin ikut terlibat dalam kegiatan lembaga tersebut.

Luke masih betah menatap layar handphone nya, tersirat ada kerinduan disorot mata nya kala pikiran nya melalang buana ke masa dimana diri nya masih kecil, disaat dia menemani sang ibu yang harus dirawat dirumah sakit akibat beberapa luka yang ibu nya derita. Kala itu Luke masih belum mengerti kenapa sang ibu bisa mendapatkan luka-luka yang membuat wajah cantik sang ibu berhiaskan luka lebam membiru di separo wajah nya, yang Luke tau kala itu kalau sang ibu pergi bersama sang ayah tapi saat pulang wajah dan tubuh sang ibu sudah babak belur. Sang ayah sendiri pun hanya mengantarkan sang ibu dan diri nya beserta pengasuh nya ke rumah sakit setelah nya sang ayah pun pamit dengan alasan harus pergi untuk bekerja dan itu pun berhari-hari lama nya baru lah sang ayah kembali dan itu pun hanya sebentar, tak berapa lama sang ayah pun pergi lagi dengan alasan yang sama. Sampai saat sang ibu menghembuskan napas terakhir nya sang ayah tak pernah datang lagi, disaat itu Luke hanya bisa menangis di pelukan sang pengasuh tanpa ada sang ayah karena yang Luke tau sang ayah sedang pergi bekerja.

Di saat Luke di rumah sakit inilah Luke bertemu dengan seorang bocah gembul nan cantik dan imut. Mata nya yang indah dan luke suka itu, sang bocah imut sedang sakit dengan tangan diinfus namun tak menghalangi kelincahan dan juga celotehan cerewet nya khas bocah. Kamar rawat yang bersebelahan membuat sang bocah imut tersebut sering kabur dari kamar rawat nya menemui Luke dengan tangan yang berdarah karena jarum infus yang terlepas akibat dicopot paksa oleh sang bocah. Dengan bercucuran air mata dia akan mengadu kepada luke kalau tangan nya berdarah dan akan minta digendong oleh Luke, orang tua sang bocah sering dibuat pusing akibat ulah sang bocah yang selalu saja kabur ke kamar perawatan ibu nya Luke. Tak jarang sang bocah harus dijemput paksa oleh sang ayah tapi sang bocah gembul nan imut itu akan mengencangkan tangisan dan pelukan nya pada Luke sehingga sang ayah akan mengalah dan meminta Luke mengantarkan bocah gembul nan imut itu kembali ke kamar perawatan nya.

Sampai pada hari sang ibu meninggal Luke tau kalau diri nya tak lagi bisa bertemu dengan bocah gembul nan imut itu karena Luke harus ikut pengasuh nya pulang ke rumah nenek untuk mengurus pemakaman sang ibu, sang bocah yang tau akan berpisah dengan Luke memeluk luke erat sambil menangis kencang saat Luke berpamitan pada nya. Didalam hati nya Luke berjanji akan kembali dan memeluk sang bocah gembul nan imut itu lagi nanti.

“Luke.... Hai Luke!!!!!” Anna sedikit mengeraskan suara nya, kala dia mendapati Luke yang seperti nya melamun.

"Iya..... Aku dengar koq, suaramu cempreng sekali!" ucap Luke malas.

"Issttt... Biarin suara ku cempreng asalkan aku cantik!" Balas Anna dengan kesal nya. Anna pun bergegas keluar dari mobil yang membawa mereka ke lokasi photo shoot terakhir mereka hari ini.

Tak lama Luke pun keluar dari mobil dan langsung menuju lokasi pemotretan yang sudah disiapkan, Luke membaur ramah dengan para crew dan sang fotografernya yang mengarahkan sang model agar sesuai dengan tema dan kehendak sang klien.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Terima kasih untuk dukungan nya 💜borahe💜

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!