NovelToon NovelToon

Tiara Siluman Ular

Bukan bekerja

Di istana yang indah dan megah. Berhias pernak pernik bercahaya bak permata di setiap dindingnya, dihiasi pula bunga-bunga melati yang wanginya menghiasi setiap ruangan. Di mana ada meja besar dan di situ pula bermacam buah-buahan berada.

Hidangan buah-buahan yang segar itu asli bertengger di setiap meja. Siapa saja yang mau silakan nikmati, tanpa ada larangan apa pun.

Seorang wanita cantik tengah duduk santai di singgasananya yang berhias emas tersebut. Di kepalanya berhias mahkota yang terbuat dari permata.

Ditemani oleh beberapa para dayang dan pengawal yang siap sedia menunggu perintah dari sang ratu.

"Saya akan keluar dan jagalah istana dari gangguan mahluk yang tidak pertanggung jawab." Perintah sang ratu kepada para dayang dan pengawal istana.

Sang ratu turun dari singgasananya dan berjalan keluar dari istana nan megah tersebut.

Di ujung perkampungan ada sebuah pemakaman lama dan tidak di pakai lagi. Sering di pakai orang-orang tersesat mencari kekayaan dengan cara bertapa!bukan bekerja.

Ada seorang pemuda sedang berdiam diri di sana. Kata dukun nya jangan pernah beranjak dari sana, sebelum bertemu seseorang dan entah siapa itu?

Tiara kebetulan melewati jalan tersebut. Melihat ketampanan pemuda itu menjadi tertawan, hatinya mendadak cenat cenut bila melihat dia.

"Eeh. Sedang apa pemuda itu di sana? malam-malam begini menyendiri di samping makom yang entah makom siapa? memejamkan mata segala lagi? terpejam dan dalam malam pun wajah aduh! bikin jantung ku melompat-lompat," gumamnya Tiara sembari menatap pria tampan itu.

Hatinya berbunga-bunga dan tergoda. Dia duduk di hadapan pemuda tersebut.

"Wahai pemuda tampan. Sedang apakah kau duduk termenung di sini? bolehkah aku tahu maksudmu?" suara Tiara yang merdu bak bulu perindu menyapa kalbu.

Pemuda itu terkaget-kaget dengan mendengar suara Tiara yang begitu merdu. Terdengar syahdu menyelinap ke dalam sanubari. Dengan rasa takut dan tanpa membuka kedua matanya bahkan semakin kuat pemuda tersebut memejamkan kedua matanya itu.

"Sa-saya ... se-sedang mencari kekayaan. Saya capek di hina di rendahkan oleh orang-orang karena saya miskin, bahkan saya di kucilkan dan di cemooh oleh calon mertua saya yang juragan Empang itu!" jawab pemuda tersebut.

Tiara tersenyum manis seraya berkata. "Emangnya kau meminta kekayaan sama siapa? siapa yang akan memberi mu kekayaan itu? tanpa kau bekerja!"

"Kata orang pintar, saya harus bertapa di sini. Sampai datangnya seseorang memberikan saya sejumlah kekayaan itu." Jawabnya kembali.

"Wahai pemuda tampan. yang di maksud seseorang itu siapa? dan apa alasannya dia memberimu kekayaan? sementara kau itu malas bekerja apa yang bisa di harapkan dari orang macam dirimu?" lirihnya Tiara sembari terus menatap wajah pria itu.

"Saya tidak muluk-muluk. Saya hanya ingin di beri modal untuk saya kembangkan, ya bagus-bagus lebih-lebih." Kata pria itu sambil tersenyum kecut.

Lalu Tiara tersenyum penuh arti seraya menatap intens ke seluruh tubuh pemuda itu. "Kalau saya akan memberi kau kekayaan! bagaimana?"

"Tentu, saya mau! tentu." Jawabnya dengan cepat.

"Apa yang kau akan berikan padaku sebagai imbalannya?" tanya Tiara dengan menunjukan senyumnya yang mengembang.

"Saya akan memberikan apa pun yang kau mau apapun itu. Asalkan saya menjadi orang kaya yang di pandang dan di hormati orang." Jawabnya lagi tanpa ragu.

"Sekalipun kau harus menikah dan mengabdi pada siluman ular?" selidik Tiara lagi sambil mengeluarkan suara desis nya.

Sish ....

Sish ....

Sish ....

Mendengar suara desis itu membuat pemuda tersebut mendadak ketakutan. Namun tidak berani membuka kedua netra nya. Tubuhnya bergetar dan sudah terbayang gimana bentuk mahluk yang sedari tadi mengobrol dengan nya itu.

Sudah pasti itu ular yang menakutkan atau menyeramkan. Bentuknya besar dan siap menerkam, dirinya bulat-bulat, begitu lah yang ada dalam bayangan pemuda yang bernama Darjat itu.

"Kau belum menjawab pertanyaan dariku. Maukah kau menikah dengan ku? dengan cara itu kau akan mendapatkan yang kau inginkan!" sambung gadis cantik, berambut panjang tersebut.

"Sa-saya. Tidak ta-tau. Saya ta-takut." Suara Darjat terbata-bata. Mendadak takut.

"Ya sudah, kalau tidak mau! saya tidak akan memaksa mu. Saya akan pergi dan mencari yang benar-benar mau dan menerima kekayaan yang banyak." Tiara pura-pura mau pergi.

"Kalau aku tidak mau, buat apa aku di sini? kalau tidak mendapatkan apa-apa, rugi banar dong aku! sudah repot-repot dan malam-malam duduk di sini tidak perduli di gigit nyamuk." Batinnya Darjat.

Sish ....

Sish ....

Sish ....

"Tunggu? jangan pergi dulu? saya mau menikah dengan mu." Cegah Darjat dengan tetap masih terpejam.

Tiara tersenyum penuh kemenangan. Padahal dia masih juga terduduk alias mencolok di tempat.

"Bukalah mata mu? wahai pemuda tampan! kau pasti takut rupa ku menakutkan bukan?" ucap Tiara lebih dan mendekat.

Tiara terus menatap ke arah Darjat dengan tatapan yang tajam dan matanya di penuhi dengan love-love.

Perlahan Darjat membuka mata dan memicingkan nya. Alangkah tidak percayanya dia, ketika kedua netra nya mendapatkan seorang gadis cantik nan seksi berada di hadapannya.

Dadanya berdebar. Jantungnya berdegup teramat kencang. Darah yang mengalir bergolak panas.

"Saya mau menikah dengan mu!" tanpa pikir panjang, Darjat menyatakan mau menikahi gadis cantik seperti yang ada dihadapannya itu.

Tiara mengembangkan senyumnya. "Kau itu lucu. wahai pemuda tampan. Siapa nama mu?"

"Nama ku Darjat Sunandar. Siapa nama mu wahai gadis ku?" Darjat menyebutkan nama dengan tatapan mata yang tidak berkedip, melihat kecantikan gadis ini.

"Darjat, kau akan saya berikan sistem kekayaan yang instan padamu. Asalkan kau mau mengabdi pada ku, mau menikah dengan ku!" sambung Tiara sambil membalas tatapan pemuda itu.

"Saya, mau-mau. Saya kekayaan yang banyak gadis." Darjat mengangguk beberapa kali.

"Panggil saja nama ku Tiara siluman ular, cukup kau memanggil ku Tiara. Kalau begitu ... ikutlah dengan ku?" Tiara beranjak dan mengajak Darjat untuk pergi meninggalkan tempat tersebut.

Darjat pun mengikuti langkah tiara yang entah mau mengajak dirinya kemana?

Krik-krik-krik ....

Terdengar suara-suara yang hanya ada di malam hari. Seperti jangkrik.

Weok-weok-weok ....

Suara burung hantu yang bersumber dari batang pohon dan suara-suara lainya, kelelawar pun beterbangan sesekali menyambar yang tengah berjalan.

Darjat yang berjalan di sampingnya Tiara. Sama sekali tidak melihat jalan yang harus dia injak, melainkan terus menatap raut wajahnya Tiara yang bersinar bak rembulan yang bersinar terang.

Dan jarang sekali, berkedip. Melotot saja memandangi wajah Tiara, si Darjat pikir. Kalau sering berkedip! takutnya Tiara menghilang atau berubah menjadi seram ....

.

Wahai reader ku ... jangan lupa like komen dan dukungan lainnya. Semoga kisah ini banyak yang suka.

Terima kasih

Menikah

Tiara menarik bibirnya, tersenyum lebar melihat Darjat yang melangkah tidak melihat jalan dan matanya tieu menatap ke arah wajahnya.

"Apa kau tidak pegal, melihat ku terus seperti itu?" tanya Tiara kepada Darjat.

"Perih Tiara. Tapi saya takut! si saat saya mengedipkan mata, kau menghilang atau berubah menjadi seram." Jawabnya membuat Tiara semakin mengembangkan senyumnya.

"Hi hi hi ... berkedip lah? karena sesungguhnya kau akan tersiksa karena itu. Percayalah! saya tidak akan berubah bila bukan waktunya atau saya sendiri tidak menginginkannya." Tiara berhenti berjalan tepat di depan sebuah istana yang megah berlapis emas.

Membuat Darjat melongok melihat istana tersebut dan Lagi-lagi dibuat terpukau, terkagum-kagum melihat keindahan yang nyata di depan mata.

"Masuklah? kau ikut dengan ku!" Tiara terus berjalan. Kanan dan kiri para asisten alias dayang dan ajudan menunduk hormat.

Darjat mengikuti dari belakang. Kemanapun langkah Tiara, dan tiba lah di sebuah kamar yang mewah dan luas.

"Kita akan mengadakan perkawinan di sini. Kau sudah siap untuk menikah dengan ku wahai pemuda tampan ku?" selidik Tiara sambil duduk di tempat tidur yang bertabur bunga 7 rupa tersebut.

"Pernikahan! mana penghulunya, ratu? eh Tiara?" Darjat kebingungan. Mau menikah tapi tidak ada penghulu atau saksi sekalipun.

"Pernikahan kita ini, tidak memerlukan penghulu atau siapapun, Darjat. Cukup kit berdua saja! ke marilah? dekat-dekat padaku dan peluk diriku dengan segala sara mu tumpahkan padaku, maka. Aku akan memberimu sistem kekayaan yang kau mau." Tiara melambaikan tangan pada Darjat.

Darjat bak seperti kerbau yang hidupnya di cucuk. Menurut saja dengan perkataan Tiara. Dia mendekat dan merangkak naik ke atas tempat tidur yang wangi kembang tujuh rupa tersebut.

Tiara dengan perlahan melucuti apa yang melekat di tubuhnya, lalu mengalungkan kedua tangannya di pundaknya Darjat. Dengan tatapan yang lembut dan pose-pose wanita penggoda.

"Lakukan lah sekarang juga?" suaranya yang mendayu-dayu dan penuh naf-su.

Sebagai pria normal, Darjat mana tahan melihat hidangan lezat terpampang di depan mata. Beberapa kali Darjat menelan Saliva nya yang tercekat di tenggorokan. Serta tatapan yang bak singa lapar ke arah Tiara yang begitu menggoda.

Desir angin malam kian menyelinap ke dalam tulang dan isi kepala terasa panas dengan aliran darah yang menggolak.

Sebenarnya, Darjat itu perjaka tingting dan belum pernah melakukan perkawinan seperti kecuali berciuman atau cepaka-cepiki saja. Jadi dia masih bingung mau memulai dari mana? sementara belalai nya sudah on dan siap menerjang badai dan mendaki gunung yang indah menantang.

Tiara membaringkan dirinya di depan Darjat. Menunggu serangan dari Darjat yang masih tampak kebingungan harus berbuat apa?

Perlahan namun pasti. Darjat pun berbaring dengan posisi miring dengan sorot mata yang terus tertuju ke arah tubuh moleknya Tiara, yang mulus dan putih. Tidak sedikitpun tertera cacat di sana.

Dengan tampak ragu-ragu tangan derajat mengarah sebuah perbukitan dan bermain-main di sana sekali melihat ke arah wajah Tiara yang merem melek dan tubuhnya pun mulai meliuk-liuk bak ular yang sedang bergoyang.

"Ahc. Lakukan lah wahai pemuda tampan? jangan ragu begitu! karena aku ini milik mu seutuhnya." Tiara menyentuh wajah tampan Darjat dengan lembut dan penuh gairah.

Netra mata nya Darjat bergerak-gerak, antara melihat wajah cantiknya Tiara dan kemolekan tubuhnya yang terus menggoda.

Tangan Darjat terus berjalan-jalan ke setiap lekukan tubuh Tiara, yang membuat sang empu semakin meliuk-liukkan tubuhnya tak beraturan.

Dan kini Darjat semakin memberanikan dirinya dengan menyentuhkan bibir nya ke pipi, kening. Hidung dan berakhir di bibir ranum milik Tiara yang sedari tadi minta di jamah.

"Mmmm ... oh ... cuph!"

"Mmmm ... oh ... cuph!"

"Oh ... mmm .... cuph!"

"Oh ... mmm .... cuph!"

Dan kini berbalik. Tiara lah yang mengungkung tubuh pemuda itu serta terus mencumbunya dengan penuh semangat, di ciumi seluruh tubuhnya dengan hasrat yang menggebu.

Tubuh Darjat di ji-lat habis oleh lidah Tiara yang berbau wangi kesturi. Kini Darjat lah yang merasakan nikmatnya setiap sentuhan Tiara yang bikin tubuh kekarnya meliuk dan bergoyang.

Tiara yang berada di atas tubuhnya Darjat dengan kaki mengangkang atau terbuka lebar.

Darjat yang sudah merasa tidak tahan lagi untuk menahan keinginannya untuk bercocok tanam. Langsung saja merubah posisinya menjadi kembali berada di atas Tiara yang juga sudah penuh dengan hasrat yang sudah memuncah.

Dan lalu ... Darjat mengarahkan pedang panjang miliknya itu, clebh ... menikah bagian sensitif Tiara sehingga manik mata indah Tiara melotot dengan sangat sempurna, ketika pedang besar nan panjang itu menyerang dan mengoyak miliknya.

Akhirnya pemuda yang bernama Darjat itu bisa juga unboxing barang bagus, miliknya Tiara siluman ular yang menjanjikan sistem kekayaan yang cepat instan kepadanya.

Entah mimpi apa dia semalam? ataupun sebelumnya? yang jelas yang dia cari adalah sebuah kekayaan. Namun dengan sangat beruntungnya ... dia pun mendapat plus-plus yaitu kenikmatan yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya.

Di bawah sinar remang-remang. Kedua insan tersebut bergelut dengan bertukar peluh mereka bahkan juga saling menye-sap air ludahnya masing-masing.

"Ohc ... cuph! cuph! cuph! ...."

"Ohc ... cuph! cuph! cuph! ...."

Desis suara yang ke enakan dan raungan yang teramat nikmat, dari keduanya mewarnai ruangan tersebut. Suasana yang hening, sepi itu hanya di dominan dengan suara de-sa-han dan jeritan kecil yang merasakan sensasi yang hebat.

Entah sudah berapa kali mereka berdua merasakan puncaknya sehingga tubuh mereka berdua bergetar hebat dan sesaat terasa menegang, lalu mengerang sangat panjang. Brukgh ... tubuh Darjat ambruk di atas tubuhnya Tiara.

Bibir Tiara tersenyum merekah, dia benar-benar merasa puas dengan perkawinannya dengan Darjat kali ini.

Perkawinan untuk pertama kali dengan seorang pemuda dari alam manusia, setelah sekian lama dirinya mengasingkan diri dari segala macam kegiatan di luar. Ataupun berinteraksi dengan mahluk lainnya.

Darjat yang masih di atas tubuhnya Tiara. Menatap lekat ke arah wajah Tiara yang menunjukan senyumnya dan tampak sangat bahagia.

"Aku sudah memenuhi kemauan mu untuk menikah. Dan kini giliran kau memenuhi janji mu itu!" Darjat menagih janji Tiara untuk memberikan apa yang menjadi incarannya, yaitu kekayaan!

Tiara menyunggingkan bibir nya. "Hem, dasar manusia tamak dan sesat. Mencari kekayaan dengan tidak mau capek! atau tidak mau berusaha yang signifikan, tetapi jangan takut! karena ku tidak akan mengingkari janji ku."

Jari-jari Darjat dengan berani menari-nari di atas pegunungan himalaya yang menjulang tinggi. Dan pemiliknya pun kembali meliuk-liuk ke enakan ....

.

Jangan lupa subscribe ya? agar dapat notif, bila ada episd baru🙏

Mimpi atau nyata

"Saya bukan tidak mau capek. Cuma ... dengan cara normal itu lama, apalagi seperti aku ini yang tidak punya skill apapun." Darjat mengulum salah satu puncak dari gunung indah milik Tiara.

Kini Darjat mulai mengerti gimana caranya memanjakan mahluk yang satu ini. Yang saat ini tubuhnya kembali menegang.

Tangan Tiara meremas rambut Darjat dan seakan ingin memasukan semua miliknya ke dalam mulut Darjat.

Setelah beberapa saat melakukan penyatuan kembali, pada akhirnya Darjat dan Tiara mengakhiri itu. Lantas Tiara mengeluarkan sebuah cincin berlian kepada Darjat yang melongo dan hampir saja berucap. Masa segitu doang?

"Kau. Pasti berpikir, cuma ini? tapi ketahuilah pemuda tampan ku. Ini kalau di jual, bisa mencapai 200 juta dan itu cukup dan buat modal utama. Dan ini juga modal awal yang ku berikan." Tiara seolah bisa membaca pikiran orang.

Darjat langsung mengambil barang tersebut dengan roman wajah yang sumringah, namun tiba-tiba senyumannya memudar. "Ini asli atau palsu?" Darjat menatap curiga.

"Hem. Tidak ada kata palsu yang diberikan oleh mahluk seperti ku. Tiada ada janji yang tidak pernah aku tepati. Itu modal awal dan aku akan memberikannya lagi bila aku menemui mu dan meminta kewajiban mu itu." Jelas Tiara sambil mengenakan semua pakaiannya.

"Kewajiban? kewajiban apa? apa aku harus memberimu sesuatu?" tanya Darjat cemas. Apa yang bisa dia berikan sebagai imbalan.

Tiara tersenyum manis seraya berkata. "Kau tidak perlu khawatir. karena kau cukup melayani ku dengan baik, Setiap malam Selasa. Aku akan mendatangi mu dan memberikan mu kekayaan lagi. Jangan mau sekali jadi. karena akan menimbulkan kecurigaan orang, lebih baik bertahap." Tiara mendekati ke arah Darjat.

"Terus? saya harus kemana? kalau ingin menemui mu Tiara?" tanya Darjat sembari menyimpan cincin ke saku celananya.

"Kau tidak perlu menemui ku. Nanti saya yang akan mendatangi mu. Tetapi bila kau perlu banget. Panggil saja namaku, Tiara 3 kali, niscaya aku akan datang padamu." Kemudian Tiara menyuruh Darjat untuk pulang.

Detik kemudian. Darjat membuka matanya dan menengok kanan dan kiri, dengan terheran-heran dia duduk serta mengingat-ingat apa sudah terjadi.

"Ku ini sedang berada di mana? di pinggir jalan begini?" Darjat menggoyangkan kepalanya belum berfungsi dengan baik.

Sedikit demi sedikit Darjat mengingat apa saja yang mereka lakukan dengan wanita cantik lantas memberinya sebuah cincin yang akan bernilai 200 juta.

Melihat dirinya yang bertelanjang dada dan tubuhnya terasa lengket. Berasa nyata kalau dia habis berhubungan dengan seseorang.

"Apakah aku benar-benar sudah melepas perjaka ku dengan dia? Tiara, yang dia. Tapi ... ini mimpi atau nyata sih?" lalu Darjat merogoh saku celananya.

Benar, ada sebuah cincin berlian yang berkilauan. Apalagi terkena sinar matahari yang semakin tambah bercahaya dan menyilaukan mata.

"Tapi ini benar!" memegangi cincin tersebut. Lalu dia beranjak bangun dari semak-semak pinggir jalan yang sepi.

Dia langsung pulang dan bersih-bersih dan di lanjut ke toko emas hingga lupa makan.

Sehingga ibunya memanggil dan bertanya, kalau semalam di kemana dan mau kemana lagi sehingga lupa makan segala?

"Nanti saya akan pulang dan makan. untuk saat ini saya ada perlu dulu, Bu." Darjat buru-baru pergi dan meninggalkan gubuknya tersebut.

"Tapi, Nak ..." gumam ibunya.

...---...

Di sebuah rumah yang sederhana terdengar kegaduhan dan suara anak-anak menangis.

"Kau itu bekerja yang bener dan cari uang yang banyak, apa kau tega melihat anak-anak kelaparan kurang makan. Mana saya lagi hamil," teriak seorang wanita kepada suaminya.

"Saya sudah bekerja dan uang pun sudah saya serahkan, kenapa tidak cukup juga?" sergah si pria tentunya dengan nada tinggi.

"Apa? kau bilang, kenapa tidak cukup? kau gila apa? emang yang kau berikan padaku itu berapa ha? bego ... kau pikir uang lima puluh itu cukup buat apa ha? sementara anak dua. Belum kita belum nanti kalau dah lahiran? buat lahiran pun bingung mau pake apa, kau bilang kepa ga cukup! pikir pake otak bukan pake dengkul. Rokok saja yang kau hisap berapa sehari?" Wanita tersebut semakin merembet kemana-mana.

"He, makanya jadi istri itu juga harus pinter cari duit juga. Jangan ngandelin suami, jangan bego-bego amat! bantu keuangan suami--"

"Bantu dengan cara apa ha? siapa yang mau ngurus anak-anak yang masih kecil itu? kau pikir masukan ke dalam lemari dibicarakan di rumah ha?" wanita tersebut semakin emosi sambil menunjuk anak-anak yang sekitar usia 6 dan 4 tahun itu yang tidak berhenti manaangis, ada yang minta jajan dan yang satunya minta makan.

"Titipkan pada neneknya." Bentak sang suami sambil memukul tembok.

"He? mikir, sudah cukup orang tua kita mengurus kita dari kecil, masa sekarang kita dah blakota. begini masih saja ngerepotin orang tua? bukannya di senengin!" Kata sang istri sambil menangis.

"Tapi ini lain cerita nya. Kita ke Pepet dan kita membutuhkan bantuannya. Masa mereka juga tega melihat anak dan cucu kelaparan?" timpal suaminya lagi.

"Kau gila atau apa sih? apa kau tidak melihat kondisi ku seperti apa? hamil besar begini! mau kerja apa dan seharusnya kau sebagai suamia yang memikirkan itu! bukan menyuruh ku bekerja, jadi suami jangan malas. Kerja serabutan masih juga malas. Ada uang main sama perempuan! mikir lu mikir?" si istri mendorong kepala suaminya supaya mikir.

Suaminya kalau ada uang lebih main sama perempuan. Gak ada uang diem bae di rumah dan tega melihat orang rumah kelaparan.

"Kau berani ya? mendorong kepalanya dasar istri kung ajar." Plak! lima jari tangan suaminya itu bersarang di pipi sang istri.

"Aw!" seiring dengan tamparan di pipinya. Wanita tersebut menunduk menyamping sambil menutupi pipinya yang terasa panas, bagaikan terbakar. Sakit dan perih. Di sudut bibirnya pun keluar darah.

Istri yang tidak terima mencengkram kerah kaos suamya. "Kau dengan beraninya memukul ku!" Pekik sang istri sambil menarik-narik kerah baju suaminya tersebut.

Suaminya tambah marah dan mendorong tubuh sang istri sehingga terembab ke belakang terjatuh ke lantai.

Anak-anak tambah menjerit tidak karuan berhias suara tangisan yang semakin menjadi. Tidak kuasa melihat sang bunda yang dianiyaya oleh suami nya.

"Ibu? Ibu ... Bapak? kasiha ibu. Him-hik-hik! teriak anaknya sambil menangis.

"Kau pikir, kau ini siapa ha? mau mengatur-ngatu ku segala ha?" hardik pria tersebut sambil menjambak rambut istrinya dan wajahnya supaya mendongak. "Cuyhih." Wajah si istri di ludahi.

Sish ....

Siah ....

Sish ... suara ular berwarna emas itu bergerak berkelok-kelok mendekati rumah tersebut yang di dalamnya sangat gaduh dengan tangisan anak-anak dan dewas ....

.

...Bersambung!...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!