Pada belahan dunia yang lain gadis bernama Lanmei yang merupakan ahli dalam segala bidang. Kemasyhurannya tidak hanya dalam medis namun juga dalam seni bela diri sedang dalam kondisi yang memprihatinkan dimana pesaingnya diam-diam memberi obat gila secara bertahap dalam kurun waktu yang lumayan lama. Kini tidak hanya gila namun fitnah terus bertebaran dengan leluasa bagai hembusan udara yang melesat dengan cepat dan pesat. Tidak mampu di bendung lagi dan hanya berdampak pada kesuraman sepanjang hidup Lanmei. Hidup yang kejam membawa petaka untuk orang yang berjuang demi kebaikan sesama. Tidak dapat di pungkiri Lanmei yang sudah frustasi di tambah dengan dengungan - dengungan yang menyesakkan jiwa tidak dapat fokus pada penyembuhan nya. Perih luka yang bertabur garam menyayat hingga ke tulang. Penderitaan yang amat sangat dalam terbawa hingga menimbulkan dendam yang tak berujung.
Hingga saat nya Lanmei merenggang nyawa dalam balutan amarah dan dendam yang membara. Berharap keajaiban akan terjadi padanya.
Dalam dunia antah berantah yang kini telah berpindah pada kuil yang sunyi serta tempat yang kotor tak berpenghuni dimana kuil tersebut terlantar entah sejak kapan. Seorang gadis bernama Yong Lanmei sedang dalam bahaya hingga hembusan nafas yang putus-putus menandakan akan berakhir nya kehidupannya. Ia tak menyangka orang yang di anggap nya adik mampu mencelakainya sedemikian rupa. Tidak ada belas kasih yang tampak pada wajah kejam nya. Jika memikirkan semua itu jelas telah terlambat menyadarinya. Ayah nya hanya tidak sayang namun tidak perduli pula padanya. Yong Lanmei yang merupakan putri sah kediaman Yong harus di perlakukan semena-mena dan tak berperasaan. Yong Yan sang ayah hanya menutup mata setiap kali Yong Lanmei mengalami ketidakadilan. Menulikan rintihan yang menyanyat hati siapapun yang mendengarnya.
Dalam keputusasaan yang mendalam Yong Lanmei masih mengingat wajah-wajah munafik di kediamannya. Serta meratapi kebodohannya yang tidak dapat melihat ketulusan kakak nya, nenek nya, serta pengasuhnya.
Dalam hati jika dia dapat kesempatan kedua maka orang-orang yang telah ikut andil dalam penyiksaannya akan mendapatkan balasan serta tidak terlupakan orang-orang yg menyanyanginya akan di lindungi serta di bahagiakan kelak.
Di kediaman Yong..........
Lu Hairan sang selir yang telah berubah menjadi nyonya rumah sebab Song Shea ibu dari Yong Lanmei telah meninggal karena sakit, sedang dalam suasana bahagia karena telah berhasil menyingkirkan Yong Lanmei. Selama ini ia dan putri nya Yong Shu tidak menyukainya bahkan selalu menyiksa dan terus menyiksa nya hingga tak terbilang rupa dan kesakitan nya selama ini.
Yong Shu " Akhirnya ****** itu telah mampus dan tidak kembali lagi tuk selamanya hingga mengacaukan kebahagian kita lagi, ibu. "
Lu Hairan" Kau benar putri ku saat ini seluruh kediaman ada di kuasa kita. Lebih berhati-hati lagi kedepannya agar kita tidak di curigai sebagai dalang di dalam insiden kali ini. Tetap pertahankan etikat baik mu sayang ku"
Kembali lagi di tempat kuil terlantar tersebut dimana sang putri sah Yong Lanmei telah meninggal. Namun, keajaiban terjadi. Perlahan ia membuka mata dan menyesuaikan cahaya yang masuk di retina nya. Melihat sekeliling yang tampak asing dengan nuansa pelataran yang kumuh dan tak berpenghuni ia mencoba berpikir apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa dirinya di sini, seingatnya ia yang dalam kepura-puraan menjadi gila berada di dalam rumah sakit jiwa dan parah nya lagi ia telah meninggal. Hantaman ingatan yang bukan milik nya memasuki inderanya secara cepat hingga membuat nya kesakitan. Setelah mengerti dirinya di beri kesempatan kedua, maka tidak di sia-siakan hidup nya ini. Kali ini ia akan membalaskan sakit hati nya serta dendam sang pemilik tubuh tersebut. Setelah itu baru memikirkan kehidupan kedepannya harus bagaimana.
" tunggu lah sang putri sah Yong Lanmei akan kembali dengan misi baru. Kalian semua dalang di dalam derita ku takkan pernah ku lepas dengan mudah nya. Kalian akan mendapatkan balasan berkali-kali lipat dan akan ku buat sengsara serta memohon kematian " monolog nya di dalam hati.
Dengan tubuh baru serta semangat baru Yong Lanmei berusaha keras untuk memulihkan kesehatannya terlebih dahulu sebelum kembali ke kediamannya. Mungkin bagi sebagian orang tidak akan mampu bertahan dari derita dunia kejam yang terus melingkupi kehidupannya. Namun Yong Lanmei yang sejati nya telah kembali dengan jiwa Lanmei telah menganggap hikmah di atas derita tersebut. Sakit yang di dapat di dunianya dulu menjadikan hati yang selembut sutra perlahan mengeras bagai baja. Sangat sulit menerima kenyataan pahit yang berujung nestapa. Demi hidup bahagia maka dipastikan untuk kuat dan tak berperasaan hanya untuk orang yang bermuka tebal.
Hari beranjak siang dimana terik matahari semakin menyengat. Setelah dirasa cukup beristirahat, Lanmei berusaha bangkit mencari sungai untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum melanjutkan pemulihan fisiknya. Dengan berkeliling sepanjang mata memandang belum tampak tanda-tanda adanya aliran air. Semakin melangkah samar-samar pendengarannya mendengarkan suara gemericik air. Tanpa babibu lagi segera di ayunkan langkahnya menuju sungai tersebut. Di lihat dari situasi sungai tersebut tampak jernih tanpa tercemar. Dengan cekatan Lanmei menanggalkan pakaian nya sehelai demi sehelai, lalu menceburkan diri nya kedalamnya. Rasa dingin serta sejuk mengalir ke tubuhnya, membuat rasa penat hilang sementara waktu.
Di kedalaman hutan nun jauh ada beberapa pembunuh memburu seseorang dimana kondisi nya saat ini tidak dapat di jelaskan secara rinciannya. Apa dan ada apa sebab nya sehingga seseorang yang tampak gagah dapat dengan mudah di kalahkan. Jika di kaji lebih dalam lagi kondisi fisik pemuda tersebut sedang dalam masa kritis ditambah lagi penyergapan tiba-tiba seperti itu. Sangat mengenaskan. Pemuda tersebut berusaha melarikan diri hingga terhuyung-huyung dan tidak dapat melangkah dengan benar. Langkah kaki nya yang secara sembarang berjalan perlahan menuju di mana saat ini Lanmei sedang membersihkan diri. Dengan susah payah mengakhiri penyergapan para pembunuh bayaran tersebut, ditambah kondisi yang semakin buruk. Entah ada keberuntungan atau tidak langkah nya semakin mendekat ke sungai.
Pada saat ini Lanmei sedang menikmati air yang sejuk ini dengan damai. Namun, tiba-tiba ada suara langkah kaki yang mendekat. Belum sempat bereaksi, seseorang telah berada di hadapan nya. Tanpa rasa malu mencium pipi Lanmei. Lanmei yang bersiap menyerangnya malah mendapati pemuda tersebut pingsan. Dengan hati yang dongkol Lanmei membawa pemuda tersebut menepi, dengan tergesa Lanmei merapikan pakaiannya. Mau tak mau Lanmei memeriksa keadaan pemuda tersebut. Dia tak mau pemuda tersebut mati begitu saja. Dirinya harus membalas perbuatan pemuda tersebut. Lanmei yang sejatinya mengerti medis, mengerutkan kening hingga tak menyangka selain racun yang mematikan juga tubuh nya terluka parah. Jika dilihat, dapat di tebak bahwa pemuda tersebut berusaha melawan seseorang yang mengancam jiwa nya. Namun pergerakan yang berlebihan ini dapat memicu racun nya menyebar dengan cepat. Dalam kebingungan apa yang dapat di lakukan nya untuk mencegah penyebaran racun tersebut, terlihat tanaman herbal di dekat sungai. Tanpa berpikir panjang mencari tanaman pelengkap lain nya. Dewi Fortuna masih berpihak padanya, ternyata banyak sekali. Beragam tanaman ada. Setelah memadukan tanaman tersebut, terbentuk lah ramuan sebagai penangan pertama. Jika dipikir akan lebih mudah jika ada peralatan yang mendukung. Di samping keterbatasan peralatan juga termasuk keadaan yang semakin memburuk yang bahkan dapat meninggal detik ini juga.
Dengan susah payah Lanmei menyuapkan obat tersebut. Jika di ingat kondisi nya sendiri yang menyedihkan namun masih peduli dengan orang lain saat sekarat di depan matanya. Jika saja mengingat ucapannya agar kejam setelah di renungkan akan sulit. Tapi, tak ada salah nya mencoba menguatkan hati demi bertahan hidup di dunia antah berantah dimana hukum keluarga semakin kejam tanpa mempedulikan kebenaran yang ada dan berpihak pada kenyataannya yang berada di depan mata.
Pemuda yang kini di rawat Lanmei perlahan mulai membaik. Dengan cekatan Lanmei membalurkan tanaman herbal setelah di haluskan ke sekujur tubuh luka sang pemuda yang sebelum nya di bersihkan terlebih dahulu agar tidak iritasi. Setelah selesai dengan pengobatan tersebut Lanmei mengumpulkan bahan obat untuk pemulihan diri nya sendiri. Dan oh ya, Lanmei dalam dunia nya telah sembuh dari penyakitnya dan hanya terus berpura-pura melanjutkan dramanya agar dapat melihat jelas watak asli orang terdekat nya. Dengan perlahan namun pasti dia bangkit setelah selesai dengan obat-obatan tersebut. Kini, ia mulai melakukan praktek pembuatan racun guna senjata melindungi diri sendiri ketika berada di luar.
Pergerakan terlihat dari sang pemuda yg terbaring di samping nya. Lantas Lanmei mengecek kondisi pemuda tersebut. Akhirnya, dengan menghela nafas lega ia berkata " Beruntung dirimu tidak ku cincang setelah perbuatan yang sangat ku benci "
pemuda " engghh...... terimakasih"
Lanmei " tidak semudah itu dirimu akan lepas dariku. kau harus bertanggung jawab bung."
pemuda " (mengerenyitkan dahi tak paham) tanggung jawab dari mencium pipi kah ( menaikkan alis menggoda)"
Lanmei " Weh ekspresi macam apa itu sungguh konyol "
pemuda " apa "
Lanmei " kau.... ah lupakan "
pemuda " aku benar-benar mengucapkan terimakasih ku pikir sudah berada di akhirat"
Lanmei " jangan senang dulu setelah kutarik susah payah dari ambang kematian. kau bersihkan diri saja terlebih dahulu agar tampak lumayan menarik dengan tampang seperti ini membuat ku jijik "
pemuda " dasar ****** kejam "
Lanmei " what?? kau mengatai ku ****** dasar idiot tak berperasaan. begini caranya mengucapkan terimakasih. kau menyayat luka di hati. perih rasanya"
pemuda " bahasa apa lagi yang kau gunakan "
Lanmei " bahasa planet "
pemuda " ini.... ??? ( kebingungan sendiri)"
Tanpa memperdulikan lagi ucapan-ucapan asing dari gadis di hadapan nya sang pemuda lebih memilih bergegas pergi ke sungai membersihkan diri. Dimana dirinya yang suka kebersihan merasa risih dengan keadaan nya saat ini.
Di lain tempat Lanmei tengah termenung. Dimana ia tak mengenal sama sekali dunia antah berantah ini membuatnya merasa kecil lagi bodoh. Di dunia nya tak pernah sekalipun ia membaca tentang novel bergenre kolosal seperti ini. Dunia nya di sibukkan dengan penelitian serta latihan fisik lainnya. Jika dipikir kenapa masih banyak yang membencinya. Padahal, dirinya bukan tipe orang yang suka memprovokasi orang lain.
Sang pemuda yang telah selesai, menatap bingung dengan gadis yang menyelamatkan hidupnya. Serasa beban hidupnya banyak dan berat. Perlahan pemuda tersebut mendekatinya.
pemuda" ku pikir kau orang yang suka menyibukkan diri ternyata kau hanya seorang pelamun tingkat dewa "
Lanmei " stop berbicara suara mu bagai kumbang yang menyinyir di atas rerumputan. Sangat-sangat sumbangan dan tak enak di dengar"
pemuda " kau benar-benar ****** kecil kejam. Tak adakah sedikit hati nurani mu "
Lanmei " hmmm"
pemuda " kk-aa-uu.. kau.. bedebah ( hampir muntah darah )"
Lanmei " jangan teriak aku dapat mendengar dengan baik. Ok. Oh ya karena aku berbaik hati sebaiknya terus rawat dirimu sendiri. Racun di dalam tubuh mu belum seutuhnya hilang di karenakan bahan obat yg tidak memadai. Kalau begitu aku akan pergi jangan ikuti langkah ku lagi. Aku tak peduli dengan imbalan apapun. Kau tak muncul di dalam hidupku sudah sangat berterimakasih sekali."
Setelah panjang lebar Lanmei berkata, ia langsung pergi dan tak menoleh lagi. Rasanya lapar namun tak ada yang dapat dia makan. Hanya ada hamparan yang kosong tak ada buah atau apapun yang dapat di konsumsi. Kondisi fisik nya mulai membaik, tidak selemah dulu. Sedang sang pemuda yang di tinggal melenggang pergi begitu saja langsung merasa geram bukan main. Dia yang seorang raja yang di hormati serta di takuti di wilayah ini harus menelan pil pahit dengan penghinaan, pergi ditinggal sendirian.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!