Plakkk
Plakkk
Byur
" Aaaaaaaa "
" Sakit! "
" Ampun kak! "
Aku hanya diam saja menyaksikan adegan pembulian yang di lakukan Selena terhadap seseorang yang notabene adalah saudara tiriku.
Kenapa aku diam, karena selain tak begitu menyukainya. Aku juga tak mau ikut campur dengan urusan para Quen bee karena kami memiliki prinsip
" Jangan mengganggu kalo tak ingin di ganggu "
Aku yang tadinya sedang merokok sendirian di kejutkan dengan kehadiran Selena dan anggotanya
Di gudang terbengkalai tak jauh dari bangunan utama.
Sambil menghembuskan asap rokok dari mulutku aku bersuara,
" Cukup Sel! Loe enggak mau kan kalo masalah ini berakhir di kantor polisi " ujarku mengingatkan Selena.
Bukannya apa,tapi aku malas berurusan dengan seseorang yang berstatus ayah kandungku dan juga ayah dari gadis itu. Yang bakalan marah karena aku diam saja anak emasnya di buly. Apalagi gadis itu suka membalikkan fakta dan menyalahkan aku atas apa yang terjadi padanya.
Mendengar ucapanku Selena terdiam,berpikir sejenak lalu berkata
" Ok genks! Cukup pelajarannya. Bener kata Meca jadi kita cabut " ujar Selena pada teman temannya.
Setelag Selena and the genks pergi tinggal aku dan saudara tiriku serta beberapa anak baru.
" Loe anak baru di sini jadi jangan banyak tingkah. Maybe ini peringatan pertama buat loe. Kalo masih bertingkah maka loe akan berhadapan dengan Queen bee yang lain termasuk gue,
Welcomen to my schol for you sister. Semoga loe beruntung, gue cabut dan loe " ujarku pada salah satu murid baru yang ada di sana
" Antar dia ke UKS " ujarku memberi perintah.
" Iii..ya kak " jawab junior itu tergagap.
Hai kenalkan Namaku Meca Anjelista. Aku anak tunggal di dalam pernikahan kedua orang tuaku.
Papaku bernama Aiden Aldero Dan mamaku bernama Alisa Putri wijaya.
Papa menikah lagi dengan wanita yang di cintainya setelah menikahi mama dan istri kedua papa bernama Amelia Anastasya. Mereka memiliki anak bernama Clara Handayani.
Aku sangat membenci Clara karena perhatian papa hanya terpusat padanya. Semua keinginan Clara selalu di kabulkan papa.Bahkan papa mengabaikanku di hari ulang tahunku yang ke-15 hanya demi menemani Clara liburan. Sakit, sangat sakit rasanya.
Sejak saat itu aku tak lagi mengemis perhatian dari papa.
Aku menempuh pendidikan di SMA NUSA.
Aku duduk dibkelas XI IPS 2.
Hari ini aku pulang lebih cepat dari biasanya karena ada Rapat Dewan Guru. Jadi aku langsung ke rumah.
Sesampainya di rumah ternyata papa sudah menungguku lengkap dengan tante Amel dan Clara. Kalau kalian tanya mamaku di mana jelas ada di Butik karena mama memiliki beberapa butik baik di kota ini maupun di kota lain bahkan ada di luar nergri.
Aku hanya memutar bola mataku malas melihat mereka. Langsung ku hempaskan tubuhku ke sofa.Sambil melipat tangan di dada ku tatapan mataku yang tajam ke arah Clara.
" Keterlaluan kamu Mec! Kenapa kamu diam saja melihat Clara di buly di depan matamu. Harusnya kamu sebagai kakak menolongnya bukan malah menonton saja " omel papa marah.
Aku diam saja tak menjawab ucapan papa tapi setelah itu baru aku bersuara.
" Uda selesai ngomongnya pa! Kalo udah gantian aku yang ngomong " ujarku tenang.
Mendengar ucapanku yang santai papa sangat kesal dan ingin memukulku tapi aku menepisnya sambil berkata
" Bramasta!Anak yang di ganggu oleh putri emas papa ini adalah keturunan Bramasta. Papa pikir aku akan perduli dengan putri papa yang manja ini setelah mengetahui dia melakukan hal tersebut " jawabku sinis.
Aku lihat papa sangat terkejut dan syok mendengar perjelasanku. Dia bertanya padaku dengan terbata,
" App. ..apa maksud kamu Mec! Anak Bramasta,kenapa dengan anak itu tanya papa gemetar.
Aku hanya diama mendengus kesal karena jelas papa tak mendapat info yang original tentang masalah ini,
Akupun dengan senang hati menceritakan apa yang terjadi di sekolah tadi
" Yang membuly Clara tadi adalah kakak dari anak junior yang di buly oleh Clara. Yang aku dengar Clara menumpahkan bakso yang masih panas ke tubuh anak tersebut. Jadi dia sekarang di rawat di rumah sakit dan kakaknya tak terima atas apa yang terjadi pada adik mereka " ujarku menjelaskan.
Dan satu lagi Clara,
" Itu baru Selena yang loe hadapi masih ada Bramasta yang lain yang akan cari loe jadi jangan pernah bawa nama gue kalo berhadapan dengan mereka karena gw enggak setolol loe untuk mencari masalah saat status loe masih anak baru masuk ke lingkungan NUSA BANGSA " ujarku memperingati Clara.
Aku hanya tersenyum melihat wajah kusut papa.
"Lihat pa! Anak yang papa anak emaskan itulah yang akan menghancurkan papa.
" See! Kita lihat apa yang akan papa lakukan untuk memperbaiki kesalahan anak kasayangan papa " gumamku dalam hati.
Saat aku sedang membathin papa berkata pada Clara
" Apa ini Clara! Bagaimana bisa hal ini terjadi. Kalau seperti ini sama saja kamu menyuruh papa bunuh diri karena masalah ini " ujar papa pada Clara.
Aku pun berkata
" Cukup loe ngebuly gue di rumah Clara,jangan banyak tingkah loe di luar. Loe liat kan hari ini Bramasta besok keluarga mana lagi yang loe senggol. Loe itu karena terlalu di manja oleh orang tua loe jadi lama lala ngelunjak tau enggak. Loe itu suatu hari bisa ngebunuh bokap nyokap loe sendiri tau enggak " ujarku melampiaskan kekecewaanku pada Clara.
Papa yang mendengar ucapanku terlihat menatapku lama. " Cih enggak mungkin kalo berpikir papa akan merasa bersalah karena itu imposible. Papa enggak akan pernah merasa bersalah padaku karena di kamus hidupnya hanya ada Clara... Clara dan Clara " monologku.
Lama kami terdiam lalu aku berkata pada papa.
" Aku istirahat dulu pa! Tapi sebelum aku ke atas aku ingin bilang untuk hati hati pada Clara,Bramasta yang lainnya yang akan loe hadapi lebih sadis dari pada Selena dan kemungkinan terburuk yang bisa gue kasih tau ke loe Clara. Loe bisa jadi piala bergilir di NUSA BANGSA. Jadi loe harus hati hati
" Ujarku lalu meninggalkan kebekuan di antara 3 orang yang paling aku benci meskipun salah satunya adalah ayahku.
" Lihat kan pa! Seperti apa anak papa itu ? Selama ini papa menerima mentah mentah setiap pengaduannya Clara tampa bertanya siapa yang salah dan siapa yang mulaiblebih dulu? Papa selalu berat sebelah jadi wasit di antara kami. Seolah olah aku ini hanya anak pungut dan dia anak kandung papa satu satunya. Sekarang apa yang akan papa lakukan untuk menyelesaikan masalah yang di ciptakan oleh Clara? Apa papa sanggup berhadapan dengan keluarga Bramasta karena mereka pasti tak akan menerima begitu saja. Aku tak yakin setelah ini semuanya baik baik saja?
Aku harap papa baik baik saja. Karena aku juga punya banyak hal yang akan aku bagikan tentang anak kesayangan papa itu teemasuk istri kedua papa dan rahasianya " ujarku sambil tersenyum miring.
Pagi di SMA NUSA BANGSA
Aku baru saja sampai di sekolah. Saat ini suasana masih oke setelah pembulyan kemaren,tapi perasaanku tak enak aku merasa terjadi sesuatu tapi tak tau apa?
" Kenapanya seperti air tenang menghanyutkan begini sih " ujarku dalam hati. " Whatever lah " sambungku lagi dalam hati.
Meskipun gundah aku tetap melanggkah melewati koridor SMA NUSA BANGSA yang entah kenapa sangat panjang dan dingin,berasa seperti sedang berjalan menghampiri algojo saja sangking mencekamnya.
Masih teringat percakapanku tadi pagi dengan mamaku,
Flashback
Saat aku mebghamapiri mama yang sedang duduk di kursi meja makan menungguku sambil mengoleskan selai kesukaanku beliau berkata,
" Mama dengar anak papa kamu bikin ulah di sekolah, apalagi dengan Bramasta. Apa itu benar nak? " tanya mama.
Mendengar ucapan mama aku tau apa yang dipikirkan mama. Yah kami memiliki kerja sama dengan Bramasta. Aku terdiam sejenak lalu berkata
" Iya! Mama benar but aku enggak terlibat jadi mama tenang dulu ya " ujarku menenangkan mama.
Mama tampak sedikit menghembuskan nafasnya pelan lalu berkata,
" Nak! Kamu anak mama,jadi mama akan lakukan apa saja buat kamu tapi please help moom. Jangan kasih mama masalah berat yang tak bisa mama hadapi sendiri dear. Karena kamu tau sendiri kan kita hanya berdua tampa papa kamu karena dia tak pernah ada buat kita " mama sendu.
Mendengar ucapan mama akupun merasa sedih. Yah aku merasa seperti anak tak ber - ayah meskipun ada sosok ayah yang masih sehat bugar tapi tak pernah ada buatku begith sebaliknya mama sosok istri tapi tak ubahnya seorang single mother.
Terkadang aku merasa sangat miris dengan semua yang terjadi dalam perjalanan hidupku. Sejak aku berumur 3 tahun semua moment yang diabadikan mama tak ada papa. Kami selalu berdua. Terkadang aku berpikir kenapa mama enggak cerai aja sama papa jadi jelas status mama sebagai single mother.
Karena penasaran aku pun bertanya,
" Mam! Kenapa enggak pisah aja sama papa. Jadi jelas kita hanya berdua dan aku enggak merasa sakit hati karena selalu di abaikan papa" ujarku bertanya.
Mendengar pertanyaanku mama terdiam lama sebelum menjawab,
" Apa menurut kamu kita memang harus membuang papa dari kehidupan kita. Apa kamu yakin tak apa jika kita tak lagi bisa bersama papa kamu " mama balik bertanya padaku.
Mendengar pertanyaan mama aku terdiam sejenak dan berkata,
" Mam! Ini terlalu lama dan aku tak pernah merasa ada papa di dekatku. Aku bahkan melewatkan moment pertumbuhanku dari lahir sampai sekarang tampa papa. Bahkan tak ada moment yang menggambarkan yang memperlihatkan aku sama papa. Jadi tak apa jika mama tak lagi bersama papa. Yang pasti aku akan selalu bersama mama sampai kapanpun " ujarku menguatkan mama.
Aku melihat mama tersenyum dan sepertinya dia sudah mengambil keputusan. Meskipun ini tak benar karena aku mendorong mama untuk pisah dengan papa tapi inilah yang harus terjadi. Setidaknya aku dan mama harus memperjelas status kami buat papa.
Sudah cukup aku selama ini jadi bayang bayang Clara dan ibunya. Sekarang aku akan menatap ke depan, aku akan menata masa depanku tampa papa.
flashback of
Aku mendesah lega saat sampai di kelasku.setidaknya hari ini masih norrnal. Belum ada kejadian yang menghebohkan meskipun aku tau kalo saat ini Kevin sedang bertindak.
Ya, dia bernama Kevin Enzilio Bramasta. Sosok bak malaikat berparas tampan dan berbody matang karena dia merupakan kapten tim basket putra di SMA NUSA BANGSA. Dan calon pemimpin Bramasta selanjutnya baik pemimpin dunia atas maupun dunia bawah alias calon pemimpin mafia muda. Kevin sangat kejam
Dia tak memandang bulu,siapapun yang berurusan dengan Bramasta akan berakhir menyedihkan.
Pernah ada kejadiab 1 tahun yang lalu.
Flashback on
Seorang gadis yang merupakan seniorku berusaha mendekati kevin tapi gagal dan gadis senior itu menyerang gadis yang selalu bersama dengan kevin setiap saat sehingga orang menyangga gadis bernama Kelin Aurora Bramasta itu kekasih Kevin.
Dan gadis senior yang bernama Stella Audryana itu juga berpikir hal yang sama dan mulai membuly Kelin.Kevin yang mengetahui hal itu memerintahkan anak buahnya yang tergabung dalam Black Devile untuk membawa Stella ke gudang. Lalu memerintahkan anggotanya menggilir gadis tersebut. Setelah gadis itu di gilir tampa memperdulikan teriakkan minta ampun Stella Kevin memberikan perintah untuk membawa Stella entah kemana. Tak ada yang tau dimana gadis itu sekarang.
Sejak saat itu tak di ketahui rimbanya. Makanya tak ada yang berani berurusan dengan Bramasta.
Flashback of
Makanya sekarang aku sangat was was dengan kejadian yang melibatkan Clara karena tak ingin terseret dengan Kevin.
" Ah sial! Kenapa anak itu selalu membuat masalah. Tak bisakah dia diam saja. Dari dulu dia selalu
membuat masalah tapi aku harus mendapatkan hukuman dari papa karena dia selalu melemparkan kesalahannya padaku.
Dan otomatis aku berakhir mendapatkan tamparan dan tendangan dari papa.
Aku rasa masalah ini tak akan mudah. Aku hanya terdiam menatap lurus kearah luar jendela kelasku. Sekarang jam istirahat. Tapi aku malas sekali untuk bergerak. Rasanya sangat tak bersemangat hari ini.
Saat aku sedang asik menatap langit ada yang menggebrak pintu kelas. Saat aku lihat pelakunya adalah Nadia, salah satu teman sekelasku.
Sambil terengah engah Nadia berkata
" Gawat Mec! Bokap loe lagi di ruang kepala sekolah dan dia sedang berhadapan dengan orang tua dari anak yang di buly adik tiri loe" Ujar Nadia.
Kenapa Nadia tau kalo Clara adalah saudara tiriku karena dia satu SMP denganku di SMP DIRGANTARA. Jadi jelas dia kenal dengan Clara.
Aku hanya memutar mataku malas. Memangnya kenapa kalo seorang tuan Aiden Aldero di sekolah. Harus gitu aku menyambutnya dengan baik. Aku pun menjawab
" Kenapa sih Nad! Kalo dia di sini yang jelas bukan buat gue ya jadi loe biasa aja kali " ujarku cuek.
Mendengar ucapanku Nadia cukup terkejut karena aku sangat cuek. Lalu dia berkata
" Lah si anjir! Ini bokap loe Mec. Kok loe diam aja sih yang di hadapi Bramasta loe. Bukan lawan yang bisa dianggap enteng. Loe nggak kasihan sama bokap loe Mec.
" Lah biarin aja sih dia berhadapan dengan Bramasta lagian dia kan orang tua tu anak sedangkan Clara itu anak emasnya pasti akan membelanya mati matian. Lah gue cuma kebetulan dapat sumbangan darah yang sama aja dengan tuh anak jadi ngapain gue harus repot mikirin dia. selama ini gueudah sering jadi kambing hitam sekarang biar dia menyelesaikan masalah yang di buatnya sendiri. " ujarku tenang.
Mendengar ucapanku Nadia hanya diam,lalu berkata
" Bener juga sih Mec! Saat kita SMP si Clara selalu bikin masalah dan selalu loe yang dapat hukuman karena dia" ujar Nadia membenarkan.
" Nah tu loe tau Nad! Lagian capek gw jadi bayangan anak itu kadang gue yang berbuat dia dapat terima kasih, lah gue di umpat orang njir! Parahkan " ujarku kesal.
Saat sedang berbincang dengan Nadia tiba ada junior yang datang ke kelasku,
Junior itu berkata
" Kak! Kakak di suruh pergi ke kantor kepala sekolah sama pak Yoga " ujar gadis itu.
" Kenapa " tanyakku datar.
" Tidak Tau kak! Tadi aku hanya pas lewat di sana dan di panggil pak Yoga untuk manggil kak Meca. " ujar juniorku yang bernama Kayla tersebut.
" Udah! Loe boleh pergi " ujarku datar.
" Anj***g si Clara! Napa lagi sih si anak biang onar itu. Bikin susah saja " umpatku dalan hati seraya menggebrak meja.
Setelah menangkan diri aku pun melangkah menuju ruangan kepala sekolah.
Sesampainya di sana aku melihat banyak orang termasuk tuan Aiden Aldero yang terhotmat termasuk Amelia. Aku hanya mendengus kesal, malas sekali rasanya berhadapan dengan ketiga orang ini.
Saat pandanganku mengarah ke kanan ternyata
Degg
Kevin yang sedang menatapku tajam, aku melihat seringai kejam. Rasanya aku tak sanggup berdiri karena sangking lemasnya.
Setelah aku memalingkan wajahku ke arah lain. Dan menenangkan diri aku memberanikan diri bertanya pada pak kepala sekolah.
" Maaf pak! Ada apa bapak memanggil saya " tanyaku pada beliau.
" Oh iya Mec! Berdasarkan pengakuan Clara kamu terlibat dalam pembulyan anak murid baru yang bernama Alleta Putri Bramasta. Jadi apa itu benar tanya pak kepala sekolah.
Mendengar pertanyaan itu aku hanya tersenyun kecut sambil menatap tajam ke arah Clara.
lalu berkata,
" Apa kalau dia berkata saya pelakunya maka kalian semua akan percaya hah. Ini negara hukum tak ada bukti maka jangan menunjuk seseorang bersalah. "
Sambil berjalan ke arah Clara aku bertanya pada Clara
" Loe bilang gue terlibat apa loe punya bukti sampai loe berani nuduh gw Clara " tanyaku penun intimidasi.
Aku lihat dia gelisah karena ketakutan, karena dia diam saja aku kehilangan kesabaranku lalu membentakknya
" Jawab! Clara " bentakku padanya.
Mendengar aku membentak anak kesayangannya aku lihat papa mengangkat tangannya sambil ikut membentakku beliau berkata
" Cukup Meca! Jangan keterlaluan kamu sama adikk kamu Clara " bentaknya marah dengan tangan yang masih di udara.
Aku yang mendapatkan bentakkan itu merasa tak takut justru malah menantangnya untuk menamparku.
" Ayo Tampar! kenapa belum juga papa menampaarku. Tamparr bentakku kesal. Tak ku ada lagi rasa hormatku padanya. Selama ini aku selalu mengalah dengan putri kesayangannya tapi hari ini aku tak akan mau jadi tumbal lagi.
Tak ku hiraukan tatapan semua orang yang ada di dalam ruangan itu karena emosiku telah menguasaiku.
Aku lalu berkata
" Selama ini aku diam saja setiap papa menghukum aku atas pengaduan anak papa itu tapi hari ini aku Meca Anjelista bukan lagi putri anda tuan Aiden Aldero. Putri anda yang bernama Meca Anjelista sudah mati dan saya Meca Anjelista yang tak memiliki ayah alias seorang yatim " ujarku dingin.
Mendengar ucapanku papa terlihat marah dia seperti tak terima karena aku mengatakan dia telah meninggal lalu papa berkata
" Apa apaan ini Meca! Keterlaluan kamu mengatakan kalo papa telah mati. Jangan kurang ajar kamu " bentaknya.
Aku menatapnya sambil menyeringai,
Lalu berkata.
" Kenapa? Anda tak terima aku katakan telah meninggal. Sekarang aku bertanya pada anda. Apa anda pernah ada buat saya sebagai sosok seorang ayah. Apa pernah anda berperan sebagai seorang ayah buat saya " tanyaku meremehkannya.
Aku melihat papa mematung, dia terdiam tak mampu menjawab, aku yang melihatnya hanya mematung tersenyum getir lalu berkata
" Kenapa tak menjawab? Apa anda mendadak menjadi bisu atau karena apa yang aku katakan benar adanya " ujarku meremehkannya.
Lalu akupun melanjutkan ucapanku
" Selama ini aku dan mama terus mengalah, membiarkan anda bertindak sesuka anda. Aku diam saja saat anda mengabaikanku.
Aku selalu mengalah dan memikul kesalahan yang di perbuat oleh anak emas anda tapi hari ini aku sudah sampai pada batasanku. Jika aku mendapatkan bukti bahwa aku tak bersalah maka aku Meca Anjelista akan menarik saham yang ada di Aldero Corp atas namaku. Aku tak sudi anda membiayai wanita anda dan putri anda dengan uangku sementara aku dan mamaku tak pernah anda nafkahi. Keputusan ini adalah keputusan mutlah tak bisa di ganggu gugat " ujarku tampa memberi kesempatan pada papa untuk membantah.
Setelah berkata begitu aku pun menelpon pengacaraku dan meminta anak OSIS untuk mengumpulkan bukti secara adil.
Saat telpku tersambung aku berkata
" Hallo om Arga! Bisa ke NUSA BANGSA sekarang Meca butuh pendampingan om. Soal masalahnya nanti akan Meca ceritakan kalo om sudah sampai "
".......... ......"
" Baik om! Meca tunggu kedatangan om "
Setelah aku berbicara pada pengacaraku by phone
Lalu aku memintak kepada kepala sekolah untuk mengecek cctv saat kejadian.
Aku berkata
" Pak bolehkah saya meminta seseorang mengecek rekaman CCTV saat kejadian untuk mengungkapkan kebenaran ini dan membersihkan nama saya pak " izinku pada pak kepala sekolahkubyang bernama pak Brian.
Mendengar permintaanku beliau mengizinkannya karena ini demi mengungkap kebenaran.
Papa yang sejak tadi mematung akhirnya bersuara,papa berkata
" Mec! Masalah ini bisa kita bicarakan secara kekeluargaan kan. Enggak harus dengan emosi kayak gini. Kenapa harus sampai ke penarikkan saham segala sih. Ayolah Mec, papa janji akan berubah dan berbuat adil pada kamu dan Clara jadi kamu jangan perpanjang masalah ini yah " ujar papa membujukku.
Tapi sayangnya aku tak tertarik untuk mendengarkan keinginan papa karena aku sudah muak sama semua ketidak adilan yang papa lakukan padaku.
Aku hanya diam saja dan teringat aku harus mengabari mama soal masalah penarikan saham ini. Akupun menelpon mama,setelah tersambung lalu aku berkata
" Hallo ma! Mama bisa datang ke sekolah. Aku sedang ada masalah dan sekarang lagi di ruang
kepala "
"............................."
" Ok ma! Aku tunggu ya ma. Ini aku juga ada hal penting yang harus aku beritahukan ke mama "
"......... .......... "
" Ok ma "
Papa sepertinya tak juga menyerah untuk membujukku. Tapi aku hanya diam saja tak mengatakan apapun lagi.
Sampai om Arga datang lalu mama yang tertegun sejenak di pintu sebelum masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.
Tak lama kemudian anak OSIS yang di berikan perintah untuk mengecek kebenaran CCTV itu datang dan memberikan hasil rekamannya pada pak Bryan. Lalu setelah mengecek rekaman itu pak Bryan langsung memperlihatkan hasil rekaman itu pada papa dan yang lainnya termasuk keluarga Bramasta termasuk Kevin.
Baru setelah itu papa menyadari kesalahannya yang terlalu mendengarkan ucapan Clara. Tapi semua terlambat. Aku sudah membuat keputusan karena aku ingin memberi pelajara pada Clara agar dia tidak sombong.
Saat aku menceritakan keputusanku pada mama,mamapun tak melarangku dan mendukung keputusanku karena mama juga ingin memberi pelajaran pada papa supaya papa jangan bertindak gegabah ke depannya dan tak menganggap remeh akau dan mama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!