NovelToon NovelToon

Cinta, Setelah Berakhir

Bab01. Kecurigaan

"Ting...!"

"(Mas, makasih ya transferannya, kamu emang terbaik)".

Satu pesan masuk ke gawai milik Rahma, kening Rahma berkerut saat menerima pesan tersebut.

"Apa maksud Wina". Rahma berucap dalam hati "Apa mungkin ia salah kirim?". Kemudian Rahma menyimpan kembali benda tipis itu.

Saat Rahma berjalan ke ruang keluarga ia mendengar percakapan dengan suaminya di telepon.

"Apa..?? Kamu salah kirim pesan kok bisa bagaimana kalau Rahma tau hubungan kita?".

DEG! Jantung Rahma kaget "Mas Andhika sedang nelpon sama siapa ya?" Rahma bergumam pelan.

"Sayang, kamu sedang ngapain kok pagi pagi udah bengong?". Secara tidak sadar Rahma setengah kaget tiba tiba sang suami sudah ada di hadapannya.

"E-iya mas gak apa apa, aku cuma sedang berfikir aja buat masak nanti siang". Rahma menjawab setengah kaget.

"Oya sayang mungkin nanti mas pulang agak maleman ada meeting jam7 malem nanti gak apa apa kan di rumah sendirian?".

"Iya mas gak apa apa". Ucap Rahma sambil tersenyum.

"Ya sudah mas berangkat dulu ya, takut telat" Ucap Andhika sambil mengacak rambut Rahma, dan di sambut dengan senyuman oleh Rahma.

Setelah sang suami berangkat kerja Rahma kembali memikirkan obrolan sang suami di telepon tadi.

"Sebaiknya aku tidak curiga sama suamiku sendiri, tapi pesan dari Wina?" Seketika Rahma teringat akan pesan yang dikirim sahabatnya.

"Mungkin juga Wina salah kirim, aku juga tidak boleh punya prasangka buruk terhadap sahabatku sendiri, selama ini Wina baik dan perhatian terhadapku". Kembali Rahma mengsugesti dirinya.

💟

Malam pun beranjak, seperti biasa Rahma mengerjakan hobby nya, selama ini Rahma selalu mengisi sisa waktunya dengan menulis sebuah novel disalah satu aplikasi.

"Akhirnya aku bisa meneruskan bab berikutnya". gumam Rahma sambil tersenyum merekah kemudian menyimpan benda pipih itu diatas nakas.

Saat kembali melihat jam yang menempel di dinding sudah menunjukan pukul 10 malam, tapi sang suami belum terlihat tanda tanda pulang.

"Selama itukah mas Andhika meeting, tumben enggak kaya biasanya". Rahma bergumam pelan dengan masih menatap jam di dinding.

Rahma kemudian berjalan ke kamar mandi guna mencuci mukanya sebelum tidur tak lupa ia memakai cream malamnya.

Saat Rahma menaikkan kaki ke atas kasur terdengar deru mesin mobil.

"Itu sepertinya mas Andhika baru pulang". Ia pun berjalan ke luar kamar guna membuka pintu untuk sang suami.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam.." Kemudian Rahma menyalami tangan suami dan menciumnya takzim.

"Belum tidur Ra..?"

"Belum mas, aku baru selesai menulis". Jawab Rahma sambil tersenyum ke arah sang suami.

"Mas, mau makan biar aku siapin, mas lebih baik mandi dulu biar nanti sehabis makan bisa langsung istirahat". Ucap Rahma dengan penuh kasihsayang.

"Ya sudah mas masuk kamar dulu, sini tad kerja nya biar mas yang bawa sekalian".

Andhika pun berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Saat Andhika melepaskan kemejanya, gawainya berdering. Terlihat nama Wina sebagai pemanggilnya.

"Iya hallo ada Wina sayang, baru aja kita ketemu dan melepas rindu, kamu udah kangen lagi sama aku".

"Iya mas tiada hariku tanpa merindukanmu. Kapan kira bisa menghabiskan malam bersama lagi". Ucap Wina di sebrang telepon.

"Sabar dong sayang, aku belum menemukan waktu yang pas untuk kita menghabiskan malam berdua".

"Iya deh tapi janji ya secepatnya". Ucap Wina kembali dengan suara yang disengaja manja.

"Oke sayang nanti waktunya biar aku atur dan ngasih alesan sama Rahma, oya kamu udah chat Raa belum perihal kamu tadi salah kirim pesan, aku gak mau dia curiga sama kita, soalnya pas tadi pagi kita nelpon Rahma seperti menguping dan kaya yang curiga gitu". Ucap Andhika panjang lebar.

"Hehe aku lupa sayang, soalnya gak ada balesan atau nanya salah kirim gitu si Rahma nya".

"Iya..! Tapi setidaknya kamu chat dia lah bilang salah kirim biar dia enggak curiga".

"Iya sayang nanti aku chat istri tersayang kamu. Puaaass kamu". Ucap Wina dengan nada sedikit marah.

"kok gitu, aku gak mau aja kalau sampai Rahma tau hubungan kita, terus kamu juga mau hubungan persahabatan kamu dan Rahma berakhir, aku gak mau itu terjadi sayang, aku ingin menjalani rumah tangga dengan semestinya, hubungan dengan kamu lancar, begitu juga persahabatan kalian, aku gak mau semuanya hancur gitu aja sayangku Wina". Ucap Andhika dengan bersungut sungut.

"Terus kamu gak bakalan nikahin aku dan cerai in si Rahma dong kal-".

Tok!

Tok!

Tok!

"Mas makan malam nya udah siap, kamu udah belum mandinya". Ucap Rahma di balik pintu kamar.

"Sayang udah dulu ya Rahma udah manggil aku, daaahh sayang i love you muaach". Ucap Andhika dengan mematikan telponnya sepihak.

"i-iya sayang tunggu bentar mas lagi nelpon penting dari kantor". Jawab Andhika beralasan.

"Telpon dari kantor malam malam begini, lalu kenapa pula mas Andhika mengunci pintu kamar enggak seperti biasanya". Lirih Rahma.

"Ya udah aku tunggu di meja makan ya mas". Ucap Rahma.

Tidak ada jawaban dari dalam kamar.

-Bersambung...

Bab02. Datangnya Sang Mertua

Jam alarm membangunkan tidur nyenyak Rahma.

"Hooaamm.." Rahma menguap satu tangannya menutup mulut dan satu tangannya di rentangkan.

"Mas.. Bangun udah subuh sholat dulu yuk nanti kalau udah sholat kamu bisa tidur kembali". Ucap Rahma sambil menyentuh lengan suaminya.

"Duluan sayang, nanti mas nyusul". Jawab Andhika.

Andhika selalu begitu dan begitu saat sang istri mengajaknya sholat berjamaah.

Rahma pun turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi guna mengambil wudhu, ia belum pernah sama sekali sholat berjamaah dengan sang suami padahal hal itu yang dia inginkan selama pernikahannya. pernikahan yang baru 2 tahun ia jalani bersama Andhika belum pernah Andhika mengajak atau menyuruhnya untuk sholat, tapi Rahma tidak pernah mempermasalahkan hal itu, dia hanya sedikit sedih saja dan akan hilang dengan sendirinya.

Pukul setengah enam Rahma sudah berkutat di dapur menyiapkan sarapan untuk suami dan dirinya, ia lakukan setiap pagi dan itu membuat Andhika senang.

💟

"Sarapan apa pagi ini sayang". ucap Andhika dengan mendudukan dirinya di kursi meja makan.

Rahma menoleh dan tersenyum pada suaminya.

"Bikin nasi goreng seafood sama telor dadar". Ucap Rahma sambil membawa mangkuk nasi goreng dan asap yang mengepul dari nasi goreng itu.

"Mas berangkat dulu ya, kamu hati hati di rumah dan jangan keluar tanpa seizinku". Ucap Andhika

"Iya mas kalau gak perlu perlu banget aku enggak keluar kok, di rumah aja sambi nulis cerita". Jawab Rahma dengan senyuman khasnya.

"Emang kamu dapetin berapa sih uang dari hasil kamu nulis itu, kalau kecil dan enggak sebanding mending gak usah lah kamu nulis nulis gak jelas gitu. Emang uang bualan yang aku kasih ke kamu kurang?". Ucap Andhika kembali.

Rahma hanya terdiam dan menundukan kepalanya, kalau uang bulanan yang suaminya kasih itu sangatlah kurang, selama ini kebutuhan dapur bayar listrik dan air Rahma yang membayarnya dengan uang yang ia hasilkan dari menulis.

"Bukan gitu mas, aku hanya mengisi waktu yang kosong aja daripada gabut gak ada kerjaan di rumah, lagian enggak sering sering juga aku nulisnya". Jawab Rahma kemudian.

"Ya udah terserah kamu, oya nanti siang ibu sama Rina mau kesini dan mulai hari ini mau tinggal di sini".

Rahma reflek kaget!

"Kok tinggal di sini emang rumah ibu kenapa mas?". Tanya Rahma.

"Udah kamu gak usah banyak nanya yang penting sekarang kamu beresin kamar buat ibu juga Rina". Ucap Andhika memotong pertanyaan istrinya.

"iya mas". Jawab Rahma dengan sedikit lesu.

"Ya udah mas berangkat udah telat nih".

"Rahma pun menyalami tangan suaminya dan menciumnya takzim".

Andhika kemudian keluar dan menaiki mobil hitamnya, setelah menyalakan mesin mobil iya pun melesat mengemudikan mobilnya keluar gerbang rumahnya.

Rahma juga kembali masuk kerumah setelah menutup gerbang juga menutup pintu dan mengucinya, Rahma tidak pernah mengembok pintu gerbang rumahnya, guna memudahkan tamu atau kurir paket, mereka cukup mengetuk pintu rumahnya saja, maka dari itu Rahma hanya mengunci pintu rumahnya saja.

Siangpun beranjak dan Rahma baru saja selesai membereskan kamar untuk ibu mertua dan adik iparnya.

Tok!

Tok!

Tok!

"Rahma buka pintu nya ibu datang" Ucap ibu mertuanya.

"Iya bu sebentar". Rahma menyaut dari dalam dan berjalan ke arah pintu.

"Lama banget sih mbak buka pintu doang kita udah kepanasan nih". Ucap Rina dengan nyelonong masuk ke rumah dan menarik koper besarnya.

"Tuh bawain tas ibu dan setelah itu siapin makan ibu belum sempet makan di jalan". Ketus sang mertua sambil berjalan melewati Rahma di sisi pintu.

"Hufftt.." Rahma membuang nafasnya dengan kasar. Kemudian ia berjalan ke ruang makan setelah meletak koper ibu mertuanya di kamar.

Rahma memasak sesuai pesan Andhika tadi siang saat Rahma sedang membereskan kamarnya, suaminya menyuruhnya masak kesukaan ibunya juga adik iparnya, Rahma hanya bisa berkata ia meski uang bulanan dari Andhika telah habis, ia pun kembali menggunakan uangnya dari hasil menulisnya.

Rahma bukannya tidak ikhlas ia hanya saja sedikit bingung akhir akhir ini Andhika selalu kurang ngasih jatah uang bulanan dari suaminya.

"Rahma.. Mana makan siangnya dari tadi ibu sama Rina udah lapar loh, kamu ngerti dong perjalanan dari jawa ke jakarta tuh jauh". Sungut sang ibu mertua sambil mendudukan bokongnya di kursi meja makan.

"I-yaa bu udah Rahma siapin nih". Ucap Rahma.

"Sana kamu panggil Rina dikamarnya dia pasti sudah kelaparan kasian anak itu". Ucap mertuanya kembali.

Rahma pun berjalan menuju kamar Rina tanpa menjawab ucapan ibu mertuanya, ia sedikit kesal terhadap sang ibu mertua.

-Bersambung...

Bab03. Andhika Bingung

Pukul empat sore Andhika pulang dari kantornya setelah memanaskan mesin mobil ia pun berjalan pulang, hari ini sang ibu memintanya segera pulang ada hal yang ingin ibunya katakan.

Ting!

Satu pesan masuk ke gawainya Andhika

"Sayang, jalan yuk malam ini malam minggu aku suntuk di rumah sendirian nih". Sebuah pesan masuk tak lain dari Wina kekasih gelapnya Andhika.

Seketika Andhika bingung bagaimana membagi waktu antara istri juga selingkuhannya, di tambah ada sang ibu di rumahnya. Ya! Selama ini sang ibu belum mengetahui perselingkuhan yang di lakukan Andhika.

Andhika takut ibunya akan murka terhadapnya, tetapi selama pernikahannya dengan Rahma sang ibu tidak memperlihatkan akan ketidak sukaannya terhadap menantunya tersebut, entahlah Andhika belum sempat bertanya pada sang ibu perihal ibunya tidak menyukai Rahma sebagai menantunya, padahal Rahma terbilang cantik dan jauh lebih cantik dari Wina sang wanita selingkuhannya.

"Maaf sayang untuk malam ini mas gak bisa temenin kamu, ada ibu soalnya di rumah, ini juga mas mau langsung pulang sebagai gantinya nanti mas kasih hadiah ya seminggu lagi kan mas gajian kamu bebas mau beli apa aja yang kamu mau". Andhika membalas pesan yang dikirim sang kekasih gelap.

Mata Wina pun berbinar membaca pesan dari Andhika.

"Beneran mas..? Kalau gitu oke deh gak apa apa, tapi inget loh ya tepati janji kamu". Wina membalas pesan dan memperingati janjinya Andhika.

"Iya tentu sayang apa sih yang enggak buat kamu, muachh mas jalan dulu ya daah sayang".

"Daaahh masku sayang". Balas Wina serta emot cium di akhir pesan.

Beberapa menit kemudian Andhika sampai di rumahnya dan memarkirkan mobilnya di garasi.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam mas". Jawab Rahma kemudian mencium tangan suaminya seperti biasa.

"Ibu mana Ra?". Tanya Andhika setelah ia mendudukan dirinya di sofa ruang tengah.

"Ada lagi di kamar mas, kenapa?". Tanya Rahma dengan kening berkerut.

"Enggak apa apa, cuma tadi ibu nyuruh mas pulang cepet, mas mandi dulu ya gerah nih". Ucap Andhika.

"Iya mas, mau sekalian aku buatin kopi, biar nanti badan mas lebi segar?". Tawar Rahma.

"Boleh Ra, nanti kamu taro di sini aja kopinya ya".

"Iya mas..".

Rahma pun berjalan ke dapur setelah sang suami lebih dulu naik ke atas menuju kamar mereka.

Setelah Rahma kembali terlihat sang mertua sedang menonton televisi dengan volume yang besar.

"Andhika udah pulang Ra?" Tanya mertua nya tanpa melihat ke arahnya.

"Sudah bu, mas Andhika lagi mandi, nanti mau kesini lagi". Ucap Rahma sambil menyimpan secangkir kopi dimeja.

"Kamu buatin anak saya kopi tapi kamu gak buatin saya teh hangat atau coklat hangat". Ketus sang mertua.

"Maaf bu, Rahma fikir ibu belum keluar kamar, ya udah ibu mau di buatin apa, biar Rahma bikinin". Ucap Rahma seramah mungkin.

"Susu jahe, tapi jangan terlalu manis dan panas" jawabnya kemudian dengan tanpa melihat ke arah Rahma.

"Sebentar ya bu Rahma bikinin". Ucapnya.

"Gue juga dong! Bikinin sirup mangga atau jeruk haus nih". Tiba tiba rina muncul di balik pintu kamarnya.

"Kamu gak bisa bikin sendiri Rin, kan tinggal bikin semuanya ada di kulkas". Jawab Rahma kemudian.

"Gue lagi males, udah sana cepetan tinggal bikin doang juga banyak protes". Sungut Rina dengan entengnya.

Rahma pun yang bisa pasrah menerima perlakuan mertua serta adik iparnya.

"Sabar..." Lirih Rahma.

Malam pun berlanjut. Setelah makan malam Rahma serta Andhika juga ibunya duduk di sofa ruang tengah, sang ibu menceritakan bahwa rumah peninggalan sang ayah di jual, ia ingin tinggal bersama Andhika juga Rahma di rumah besar itu.

"Kenapa ibu jual rumahnya?" Tanya Andhika

"Uangnya biar ibu tabung Dhika, lagian kan rumah kamu ini besar sekali dan banyak kamarnya masa cuma tinggal berdua kan sayang, lebih baik ibu Rina juga tinggal disini juga kan biar rame, dan kamu jangan lupa kabarin adik bungsu kamu biar nanti pulang semester kuliah suruh kesini aja". Ucap sang ibu panjang lebar.

"Dhika sama Rahma gak masalah ibu tinggal disini, dan emang bener rumah ini ke geudean kalau hanya aku dan Rahma yang tempatin". Jawab Andhika.

Rahma yang bisa membisu bagaimana selanjutnya kehidupan dia di rumahnya sendiri, sementara mertua dan adik iparnya memperlakukannya dengan se mena mena, akan tetapi Rahma tidak akan diam. Dia akan melawannya.

-Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!