Namanya Sakura Sky Park, lahir dari ayah berdarah Jepang dan Korea Selatan, Hideo Kojima Park, mantan pemimpin mafia Silver Shinning Korea Selatan yang sekarang berbisnis toko emas keluarga Kojima dan ibu berdarah Amerika bernama Fayza Sky, putri dari Ashley Sky dan Kristal Ruiz anggota keluarga Neville dan Pratomo, salah satu CEO PRC Group.
Sakura memiliki seorang kakak laki-laki bernama Shinichi Sky Park, yang merupakan salah satu anggota trio kampret di generasi keenam. Kakak lelakinya yang selalu membanggakan bahwa wajahnya imut dan menggemaskan, kakak lelakinya yang suka memanggil dirinya seenaknya, kakak lelakinya yang...
"Aaarrrgggghhhh!" tubuh Sakura melayang terkena bantingan judo.
"Ipon!" seru wasit. "Park! Kenapa melamun!"
Sakura yang tergeletak di atas matras hanya mengerjap-ngerjapkan mata hijaunya akibat terkejut kena banting.
"Maaf Sensei, aku melamun tadi" jawab Sakura sambil manyun.
"Ayo, Sakura, bangun" senyum Yumiko sambil mengulurkan tangannya ke Sakura yang menerima tangan sahabatnya.
"Kalian berdua, istirahat. Ini sudah ronde kelima kalian latihan. Sakura, jangan melamun lagi ya. Untung cuma latihan, bukan pertandingan. Bisa langsung kalah kamu" ucap pelatih judo kedua gadis itu.
"Baik Sensei." Sakura dan Yumiko membungkuk memberikan hormat. Setelahnya keduanya pun menuju pinggir arena untuk duduk di kursi panjang yang tersedia disana. Sakura mengambil botol minumnya dan mulai meneguknya.
"Kamu kenapa?" tanya Yumiko. "Usai acara nikahannya Luke-senpai malah jadi melamun begini?"
"Haaaaahhh... banyak hal deh! Bikin bete!" sungut Sakura.
"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Yumiko.
"Begitulaaahhh..." Sakura menyandarkan tubuhnya di tembok gedung olah raga Tokyo University.
***
Flashback Acara resepsi Luke Bianchi dan Rin Ichigo
Sakura menatap Alessandro Moretti menghampiri dirinya saat sedang mengobrol dengan kedua sepupunya, Garvita Schumacher dan Raveena Dewanata.
"Kok Signor Alessandro Moretti ada disini?" celetuk Raveena saat melihat siapa yang datang.
"Sakura...?" Garvita menatap sepupunya yang hanya memasang wajah jengah melihat sulung dari keluarga Moretti.
"Sakura. Signora Garvita, Signora Raveena" sapa Alessandro sambil tersenyum dengan suara baritonnya.
"Sakura... mau aku panggilkan mas Shin?" tanya Garvita.
"Tidak usah. Tuh lihat siapa yang datang" ucap Sakura sambil mengedikkan dagunya ke arah belakang tiga orang di hadapannya. Tampak Alexis Accardi dan Gabriel Luna menghampiri gadis mereka masing-masing.
"Signor Alessandro Moretti" sapa Alexis.
"Halo Alexis. Dan anda?"
"Gabriel Luna, pengawal aku" jawab Garvita dengan nada dingin dan sangat kentara dia tidak terlalu menyukai Alessandro.
"Mi scusi. Posso parlare in privato con Sakura ( Maaf. Bolehkah saya berbicara berdua dengan Sakura, pribadi )?" Mata coklat Alessandro menatap keempat orang disana.
Alexis dan Raveena menatap Sakura yang memberikan kode 'I'm fine'.
"Are you sure, Sakura?" tanya Raveena.
"So sure. Kalian berempat tenang saja." Sakura menoleh ke Alessandro. "Dia macam-macam, PPK ku bertindak..."
Alessandro terbahak mendengar ucapan gadis mungil di hadapannya. Itulah yang dia suka dari Sakura Park, tipikal perempuan yang kuat bukan menye-menye lemah.
"Kami ada disana Sakura" ucap Garvita sambil menggamit lengan Gabriel, begitu juga Alexis yang menggenggam tangan Raveena. Keempatnya memilih berdiri di ujung balkon seberang Sakura dan Alessandro.
"Aku panggil mas Shin?" bisik Garvita ke Raveena.
"Sebaiknya tidak usah, nona. Nanti malah acara resepsinya berantakan. Kan nona tahu sendiri tuan Park bagaimana kalau marah?" ucap Gabriel dengan berbisik juga.
"Lagian kamu tahu kan Gar, Shinichi kalau berantem itu berisik!" balas Raveena.
"Kita jaga saja dari sini dan tampaknya Alessandro tidak akan berani macam-macam" timbrung Alexis.
"Macam-macam, aku lempar Christian Louboutin ku!" desis Raveena membuat Alexis melihat ke kaki gadis itu yang memakai high heels gold.
"Sepertinya sayang kalau dilemparkan Signora Raveena. Kan mahal itu?" ucap Alexis.
"Aku masih bisa beli lagi!"
Christian Louboutin gold shoes
***
Mata hijau Sakura menatap tajam ke pria berbadan besar itu meskipun tidak sebesar kakaknya, Bayu O'Grady tapi dibandingkan dengan kakaknya Shinichi memang lebih besar.
Mas Shin tuh tipe cowok imut memang tapi jangan katakan di depannya kalau dia imut dan menggemaskan. Bakalan semakin narsis! Heran, nurun siapa sih?
( lupa ya kalau kalian keturunan Vivienne Neville Arata ? )
"Ada apa manusia spidol?" tanya Sakura tanpa takut.
Alessandro hanya tersenyum mendengar panggilan asalnya gadis itu yang menurutnya terdengar manis dan cute.
"Hanya ingin menyapa gadisku" jawab Alessandro sambil mengeluarkan rokok dari saku jasnya dan mulai menyalakannya.
"Gadisku? Gadisku? Siapa itu 'gadisku'?" Sakura celingukan seolah mencari sesuatu.
"Kamu cari apa, Tesoro ( darling )?" tanya Alesandro bingung melihat gadis di depannya tampak mencari - cari barang. "Ada yang jatuh?"
"Nope. Aku mencari 'gadisku'. Kan katanya mau menyapa."
Alessandro tertawa pelan mendengar ucapan Sakura. "Hai."
"Hah?"
"Itu. Aku sedang menyapa gadisku. Gadis yang bilang 'Hah' padaku." Mata coklat terang Alessandro tampak semakin menggelap saat menatap Sakura yang tahu itu adalah tatapan rindu. Sakura sudah terbiasa melihat tatapan seperti itu di Appanya, Hideo Kojima Park, setiap pulang kerja ke Mommynya Fayza Sky.
Itulah kenapa Appa dan mommy selalu awet mesra karena appa sangat Bucin ke mommy.
"Aku anak gadis Appa ku. Bukan gadismu" balas Sakura.
"Sebentar lagi kamu akan menjadi gadisku" jawab Alessandro dengan percaya diri.
"Oh, ngehalumu ketinggian Signor. Siapa juga yang mau dengan manusia spidol macam kamu?"
Alessandro mendekati wajah Sakura. "Apa kamu tidak tertarik sedikitpun padaku, Sakura?"
Mata hijau Sakura menatap tajam ke Alessandro. "Tidak sama sekali. Kamu, adikmu si Morotin due, bukanlah tipe aku!"
"Seriously, kamu tidak tertarik aku secara fisik?"
"Dengar Moretti Uno. Aku sudah terbiasa dengan keluarga aku yang memiliki fisik paripurna hingga ke ipar-ipar aku dan bagiku penampilan kamu itu biasa saja, bukan sesuatu yang spesial!"
"Apakah kamu tertarik dengan tipe seperti adikku? Dia juga manusia spidol."
"Muka rata? No. Aku sudah bilang, aku tidak tertarik dengan kalian berdua!"
"Tapi aku tertarik padamu."
"Itu hak kamu. Lagian ya manusia Corat coret, dengar, kalian tidak usah capek capek ribut tidak jelas untuk rebutan aku! Ya ampun, aku tuh nggak cantik, tinggi minus, mulut bar-bar, kelakuan absurd... Kalian bisa lah cari yang lebih sempurna dari aku! Bukankah pria Italia suka yang tinggi dan langsing dibandingkan aku yang pendek, kuntet dan gempal?" ucap Sakura cuek karena memang dibandingkan dengan kedua orangtuanya, Sakura pendek karena tingginya sekitar 167-168 cm. Hideo sendiri tingginya 181 sedangkan Fayza 177-178, Shinichi 183 cm.
"Memangnya kenapa kalau kamu pendek, kuntet dan gempal" kekeh Alessandro yang memang tingginya 190 cm.
"Bukan tipe kamu lah! Sudah deh, nggak usah ribut rebutan aku, soalnya ribut itu hanya Ribut Waidi!" omel Sakura campur aduk antara bahasa Inggris dan Indonesia.
Alessandro menaikkan sebelah alisnya. "Apa itu Ribut Waidi?"
"Googling kalau ingin tahu!" balas Sakura judes.
Neng Sakura Park
Moretti Uno si manusia spidol
***
Yuhuuuu Launching Yaaaa gaeesss
Menyambung dari chapter terakhir The Bianchis.
Semoga suka dengan neng Sakura beserta panggilan tidak jelasnya.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gifts
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Masih Acara Resepsi Luke Bianchi dan Rin Ichigo
"Sakura, katakan padaku. Apa benar kamu tidak tertarik sama sekali denganku?" Alessandro menatap dalam ke mata hijau itu.
"Nope."
"Are you sure ( apa kamu yakin )?" Michel menghisap rokoknya dan menghembuskan ke arah lain yang tidak mengenai wajah Sakura.
"So sure. Yakin! Serius!"
"Apa kamu lebih menyukai adikku?"
"Moretti due? Nope. Aku tidak tertarik dengan kalian berdua! Bikin pusing tahu nggak! Aku malah merasa bakalan ada perang Baratayudha modern dengan lakon pria Italia bukannya pria India!" balas Sakura judes.
"Perang Baratayudha?" Alessandro terkekeh. "Mungkin bisa terjadi jika adikku tidak mau mengalah padaku."
"Astagaaa! Kalian itu kakak beradik kandung bukan sih?" hardik Sakura gemas.
"Jika berurusan dengan soal cinta dan wanita, perang pun aku jabani, Sakura."
Sakura menggelengkan kepalanya. "Pulang sana ke Jerman!"
"Buat apa pulang ke Jerman? Aku sudah selesai kuliahnya" kekeh Alessandro. "Kamu tahun ini kuliah kan? Jadi masuk Todai?"
"Ya sudah pulang ke Italia sono!"
"Kamu ngusir?! Bagaimana kalau kamu ikut ke Roma denganku?" goda Alessandro yang membuat mata hijau Sakura menggelap menjadi coklat pertanda gadis itu marah.
"In your dream, manusia penuh coretan!" jawab Sakura dengan nada judes.
"Really Sakura, bisa tidak manggil aku dengan namaku?"
"Moretti Uno?"
"Nama depan Sakuraaaaa..."
"Ale-ale? Morotin? Manusia spidol?"
Alessandro merasa gemas dengan gadis berpipi chubby di hadapannya. Kalau tidak ingat di belakangnya ada empat orang yang mengawasinya bagaikan mata laser, ingin rasanya merengkuh Sakura masuk ke dalam pelukannya dan memberikan ciuman panas ke bibir yang menggemaskan itu.
"Ngapain kamu sama adikku?"
Alessandro memejamkan matanya tanda dia kesal. Sial! Shinichi datang juga!
Alessandro pun berbalik dan menatap pria imut di hadapannya yang tidak ada takutnya berbalik menatap tajam ke dirinya. "Halo, Shinichi Park. Bukankah aku sudah bilang kita akan bertemu lagi?"
"Stop the crap, Ale-ale! Aku minta kamu menjauhi dari adikku!"
"Why?"
"Karena kamu mengganggu adikku!" jawab Shinichi tegas.
Alessandro menoleh ke arah Sakura. "Apakah aku mengganggu mu?"
"Yup. Isn't it so obvious ( bukankah sangat jelas )?" seringai Sakura durjana membuat Alessandro gemas.
"Oke... Aku pergi." Alessandro berbisik di telinga Shinichi. "Sai, tua sorella sarà mia ( kamu tahu, adikmu akan menjadi milikku )."
"Non appartiene a nessuno ( Dia bukan milik siapa-siapa )." Shinichi melirik judes ke Alessandro yang lebih tinggi darinya.
Pria Italia itu hanya tersenyum smirk. "We'll see about that." Alessandro mengedipkan sebelah matanya ke Sakura yang membuat gadis itu ingin melempar Manolo Blahnik nya ke wajah menyebalkan itu.
"See you again Sakura." Alessandro melangkah kembali masuk ke dalam ballroom pesta setelah mengangguk ke Alexis, Raveena, Garvita dan Gabriel.
Shinichi menghampiri adiknya. "Kamu baik-baik saja?"
"I'm fine, mas. Don't worry." Sakura memeluk kakaknya agar merasa tenang. Shinichi memang gampang panik kalau menyangkut keluarganya.
"Yuk masuk." Shinichi menggandeng tangan adiknya lalu menghampiri keempat orang disana dan mereka pun kembali masuk ke area pesta.
***
Alessandro menyalakan rokoknya yang kedua di area taman belakang hotel. Tadi usai berbasa-basi dengan keluarga Bianchi, Alessandro melihat bagaimana Shinichi sangat menjaga adiknya bahkan gadis menggemaskan itu juga seolah mengacuhkan dirinya.
Pria berwajah dingin itu juga tidak mengerti mengapa dirinya tidak bisa berpaling dari gadis yang jauh dari selera dan tipenya. Sejak pertama kali melihat Sakura di sekolah Raffa, Alessandro sudah tertarik dengan mata hijau yang tidak jelas warnanya itu.
Pria berbadan besar itu tersenyum geli mengingat julukan yang diberikan gadis itu. Sakura tidak ada takut-takutnya mengatasi dirinya manusia spidol, Moretti Uno, Morotin... apalagi? Luke benar. Raffa juga memiliki perasaan yang sama denganku ke Sakura.
Suara ponselnya membuat lamunannya buyar dan mengambil benda pipih itu dari saku balik jasnya. Bibirnya tersenyum smirk melihat siapa yang menelponnya.
"Really?! Kamu ke Tokyo!" bentak Raffa di seberang.
"Ciao fratellino ( hello little brother )" sapa Alessandro sambil membuang asap rokoknya.
"Brengseeekkk kau Alessandro! Kamu sengaja mengirim aku ke Roma padahal kamu ke Tokyo demi menemui Sakura!" amuk Raffa namun Alessandro hanya menanggapi santai.
"Bukankah kamu juga terpilih menjadi salah satu kandidat pengganti paman Alberto sebagai kepala keluarga Moretti?" jawab Alessandro santai.
"Kamu memang @$$ hole, Big Brother! Fu** You!" maki Raffa yang hanya dijawab kekehan Alessandro.
"Ngomong-ngomong Sakura tambah cantik, Raffa. Dan aku yakin, Sakura akan memilih aku" ucap Alessandro tenang.
"Over my dead body, Alessandro!"
"With pleasure! Dengan begitu tidak ada penghalang antara aku dan Sakura bukan?" seringai pria berbadan tegap itu.
" Vaffanculo ( Fu** you )!" Raffa lalu mematikan panggilannya.
Alessandro dengan santainya memasukkan ponselnya lagi ke dalam saku jasnya. Sorry little brother. Apapun akan dilakukan soal cinta dan wanita.
***
Roma Italia
Raffa Moretti berteriak kencang di dalam kamarnya untuk melampiaskan emosinya. Tubuh Raffa bergetar menahan amarah dan rasanya dirinya ingin menghancurkan semuanya. Pria itu pun memilih menuju ruang gym keluarga nya dan memutuskan untuk berlari diatas treadmill. Raffa membuka kaosnya hingga badan berotot nya yang juga bertattoo terpampang dengan jelas di kaca tempat gym.
Pria itu menyetel lagu dari ponselnya yang terhubung dengan bluetooth ke speaker di seluruh ruang gym. Setelahnya Raffa mulai berlari Diatas treadmill dengan lagu milik Thirty Second To Mars berjudul This is War.
*This is war
It's the moment of truth, and the moment to lie
The moment to live and the moment to die
The moment to fight, the moment to fight
To fight, to fight, to fight*
Raffa menaikkan tempo kecepatan treadmill nya. Jika ini war of love, aku akan fight dengan mu, Abang!
Raffa tersenyum smirk dan segala rencana sudah tersusun di otak nya. Setelah dirasa cukup, Raffa menghentikan larinya. Tunggu aku Sakura, akan aku singkirkan abangku yang menyebalkan itu!
***
Tokyo Jepang, Kediaman Keluarga Park
Sakura baru saja pulang dari ujian praktek Tokyo University of Art major piano dan vocal. Gadis itu memang sudah belajar main piano sejak usia tiga tahun membuat keluarga senang ada yang meneruskan jejak Rhea Giandra dan Eiji Reeves yang merupakan pianis keluarga Pratomo. Sepupu Sakura banyak yang bisa bermain alat musik tapi yang serius masuk ke akademik hanya dirinya.
Rumah tampak sepi karena sang kakak masih di kampus untuk kuliah praktek musim panas sedangkan kedua orangtuanya masih berada di perusahaan masing-masing.
Suara dering ponselnya, membuat gadis yang hendak berganti pakaian mengurungkan kegiatannya dan mata hijau Sakura tampak malas melihat siapa yang menelpon.
"Ya?" jawabnya judes.
"Halo Sakura. Sudah sampai rumah?"
"Sudah dan aku minta muka rata, tarik pengawal kamu!" hardik Sakura kesal.
"Maaf sayangku, tidak bisa. Aku hanya menjaga apa yang menjadi milikku..." senyum Raffa. "Mandi Sakura, biar segar seperti aku yang baru saja mandi..."
"Oh astagaaa!" Sakura mematikan panggilan Raffa namun pria itu menelpon nya kembali dan gadis itu menerima nya. "Apa lagi?"
"Ti Amo Sakura..."
Pake baju dulu muka rata!
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Tokyo Jepang Kediaman keluarga Park
Sakura hampir melemparkan ponselnya yang bewarna pink dengan hiasan unyu - unyu ke tembok setelah mendengarkan ucapan cinta dari Raffa Moretti.
Tapi setelahnya, gadis itu berpikir ulang lagi karena ponselnya yang limited edition, dibeli dengan cara merayu sang mommy dengan nilai bagus, masa harus dihancurkan sedemikian rupa hanya karena jengkel sama muka rata? Rugi bandar cak! Belum tentu bakalan dibeliin mommy lagi!
Apalagi merayu appa. Kalau mommy sudah say 'NO' Big 'NO' dengan huruf kapital di bold, italic plus tinta emas, appa pun akan manut sama mommy terutama soal merusakkan barang dengan sengaja.
Sakura lalu melemparkan ponselnya diatas tempat tidurnya yang empuk lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri yang merasa gerah apalagi kepalanya harus diguyur air dingin biar asap yang muncul segera hilang.
***
Milan Italia
Alessandro kedatangan seorang wanita cantik yang merupakan putri salah satu rekan bisnis keluarga Moretti. Keluarga besarnya sendiri adalah pemilik rumah mode Morr yang bergerak di bidang fashion high class setara dengan Hermès dan Cartier yang sudah berjalan lebih dari 50 tahun.
Hanya kedua orangtuanya saja yang memilih usaha sendiri di bidang kuliner Italia dan membuka restauran di Tokyo. Sekarang Benigno Moretti sudah memiliki empat cabang restauran nya di berbagai kota besar di Jepang.
"Signor Moretti ... atau boleh saya panggil Alessandro?" sapa wanita dengan tubuh tinggi dan semua asetnya sempurna. Alessandro mendengar sedikit suara menggoda di nadanya yang seduktif seolah ingin mengajaknya tidur bersama.
Kenapa aku malah terbayang kalau yang mengatakan dengan nada seperti itu Sakura? Langsung aku ajak gadis itu bercinta di atas meja.
Alessandro menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran rusuhnya agar berkonsentrasi dengan bisnis. Stop it Alessandro! Sakura baru mau 18 tahun!
Pria Italia itu tidak munafik sudah pernah berhubungan dengan wanita hingga tidur bersama saat masih kuliah di Jerman tapi setelah bertemu dengan Sakura dua tahun lalu, Alessandro tidak bisa menghilangkan wajah gadis berpipi chubby itu. Bahkan saat mencoba berhubungan dengan wanita lain, Sakura lah yang di benak dan matanya.
Akibatnya Alessandro memilih hidup bersih sejak mengetahui bagaimana Dante Mancini juga mengalami hal yang sama sejak bertemu Leia Bianchi. Gadis-gadis keluarga Pratomo itu memang dashyat daya tariknya!
"Signora Brigitta Versace. Apa yang bisa rumah mode Morr bantu ke rumah mode Versace?" senyum Alessandro.
"Ah tidaklah terlalu formal Alessandro. Panggil saja aku Brigitta atau Brigette biar enak. Kita bicara bisnis... baru kita bicara lainnya?" Brigitta mengedipkan sebelah matanya dan siapa wanita yang tidak tertarik dengan Alessandro Moretti yang memiliki daya tarik tersendiri membuat kaum hawa kalangan jet set pengguna produk Morr berlomba lomba untuk menggaet dirinya meskipun masih berusia muda.
Yeah right! Semua wanita tertarik aku secara fisik dan s3k5ual kecuali Bunga Keluarga Park! Alessandro tersenyum smirk.
"Kita bicara bisnis saja Signora Versace karena saya lebih tertarik dengan uang" seringai Alessandro.
***
London Inggris
Raffa Moretti tersenyum lebar karena adanya libur panjang nasional sekitar empat hari yang membuatnya bisa terbang ke Tokyo. Dan kini dirinya sudah berada di bandara Heathrow untuk terbang ke Tokyo. Ketika pengumuman penumpang Japan Airlines agar masuk ke dalam pesawat, Raffa mengambil duffle bag buatan keluarganya.
Dan kini Raffa sudah duduk di kursi Business Class dan menatap ponselnya yang terdapat gambar Sakura yang tertawa lepas saat mendapatkan juara Kendo.
Persetan soal Luke Bianchi! Persetan Shinichi Park! Yang penting, aku akan menemui gadisku!
📩 Unknown : Signora Moretti, Signora Park akan ada acara resital di kampusnya besok. Anda sudah saya ambilkan undangannya.
Raffa semakin tersenyum lebar membaca laporan pengawalnya yang dia tugaskan untuk mengawal Sakura selama dirinya kuliah di London.
📩 Raffa Moretti : Terima kasih. Jangan lupa kamu jemput saya di Narita.
📩 Unknown : Sì Signor.
Raffa lalu memejamkan matanya dan sudah merencanakan akan membeli banyak bunga mawar merah untuk Sakura Park.
***
Milan Italia
Alessandro melongo mendengar laporan anak buahnya kalau Raffa terbang ke Tokyo karena adanya libur panjang nasional di London.
Brengseeekkk Raffa! Aku tidak bisa kemana-mana karena hendak fashion show malah kamu main kabur ke Tokyo! Rasanya Alessandro ingin menendang Raffa dari pesawat agar tidak ke Tokyo!
"Damn it Raffa!" teriak Alessandro di ruang kerjanya.
Asistennya hanya bisa menahan nafas mendengar bossnya marah-marah. Dan tiba-tiba Alessandro keluar dari ruang kerjanya dengan kasar.
"Signor! Anda mau kemana?" teriak asistennya.
"GYM!" bentak Alessandro membuat semua orang disana terkejut.
Asistennya menepuk dadanya yang terkejut. Astagaaa! Signor Moretti Uno dan Moretti Due sama mengerikan kalau ngamuk!
***
Studio Musik Pribadi Sakura Tokyo Jepang
Sakura sedang membuat lagu dengan menggunakan keyboard dan iMac nya di studio musiknya. Hideo membuatkan sebuah studio mini di belakang rumah mereka semenjak putrinya SMA dan memang serius terjun di dunia musik kontemporer klasik selain olahraga kendo, judo dan menembak.
Dan kini gadis itu sedang asyik disana demi tugas menciptakan lagu yang harus dibuat sebagai penambahan kredit nilai. Ketika sedang memainkan keyboard nya, ponsel Sakura berbunyi. Tanpa memperhatikan siapa yang menelpon, Sakura menggeser tombol hijau.
"Ya mommy, ini aku akan keluar sebentar lagi" sahut Sakura karena mengira Fayza yang menelponnya untuk mengingatkan sholat Maghrib dan makan malam.
"I'm not your mommy but your future husband ( aku bukan ibumu, tapi suami masa depanmu )."
Sakura membeku dan melihat panggilan video dari Alessandro. "Kamu ngapain?" tanya Sakura melihat pria itu tampak berkeringat.
"Kalau aku bilang membayangkan kita menikah dan bercinta setiap hari, bagaimana?" cengir Alessandro yang membuat wajah gadis itu merona karena marah.
Si Rusuh bikin kembang anggrek ngamuk
"Fu** you Moretti Uno! Pelecehan!" bentak Sakura kesal.
"Hei, aku mengatakan 'Kita menikah dan bercinta setiap hari' jadi aku melakukan dengan benar kan? Menjadi suami istri resmi itu wajar kan jika kita ber..."
Sakura mematikan ponselnya. Brengseeekkk manusia spidol satu itu! Untung jauh! Kalau dekat, sudah bolong itu kepala!
Mood Sakura berantakan gara - gara si manusia spidol bin Corat coret sehingga gadis itu memutuskan untuk keluar dari studio musiknya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi lagi dan tampak nama 'Raffa Muka Rata' muncul disana.
"Apa!" bentak Sakura kesal karena kalau tidak diangkat, bungsu Moretti itu akan merusuh di akun instagramnya dan emailnya. Sakura pernah memblokir mereka tapi tetap saja dua Moretti itu memiliki cara untuk menghubunginya.
Panggilan itu pun berubah menjadi video dan tampak wajah Raffa disana. Sakura melihat Raffa berada di sebuah kamar hotel dan tampak sedikit lelah.
Habis Uno Muncul Due
"Hai darling..." sapa Raffa.
"Kamu dimana?" tanya Sakura mengacuhkan panggilan mesra Raffa.
"Di hatimu... Wait jangan kamu matikan handphone nya!" cegah Raffa melihat Sakura sudah memasang wajah jutek. "Aku di Tokyo, Sakura."
"Ngapain?"
"Mau lihat resital kamu lah!" jawab Raffa lembut.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!