NovelToon NovelToon

PERNIKAHAN MENDADAK

Episode 1

Assalamu' alaikum Warohmatullahi Wabarrokatu semoga kalian suka dengan ceritanya dan jangan lupa setelah baca tinggalkan jejak kalian dengan cara tekan gambar love, komen dan vote.

----------

Byurrr

" Hay kalian berdua bangun." Teriak seorang pria begitu lantang, hingga membangunkan sepasang manusia yang sedang tertidur.

" Ada apa ini?." Tanya pria dan wanita terkejut dengan karena dibangunkan dengan cara disimbur air, ditambah banyak orang yang berada di sekitar mereka.

" Kalian masih tanya ini ada apa hah?. " Ucap pria paruh baya dan sepasang manusia itu melihat ke samping dan alangkah terkejutnya mereka berada bersebelahan begini dekat, saling pandang saling memandang satu sama lain hingga tatapan mata mereka berdua bertemu dan saling memperhatikan kondisi orang yang mereka lihat

kondisi mereka sekarang. Si wanita memakai kemeja yang tidak dikancing tapi berdalaman tantop dan si pria menelan ludahnya dengan susah payah melihat pemandangan indah didepan matanya sedangkan si pria tidak memakai baju memperlihatkan otot-otot yang terbentuk sempurna diperutnya seperti roti sobek dan dia hanya mengunakan celana panjang berwarna hitam hingga si wanita menatapnya tanpa berkedip.

" Tuh terbukti kalian saling memandang memandang dan mengagumi satu sama lain, jadi kalian tidak usah memainkan drama disini, anda dr. Nando seharusnya memberikan contoh yang baik untuk warga disini. Jangan mentang-mentang anda dari kota sehingga sesuka anda membawa wanita ke desa kami dan berbuat zinah seperti sekarang." Ucap pria paruh baya lainnya.

" Tapi Pak Rt ini tidak seperti yang ada di dalam fikiran bapak, kita tidak saling mengenal satu sama lain." Jelas dr. Nando.

" Kalau memang kalian tidak saling mengenal ngapain kalian berduaan dibelakang gedung hah." Ucap pria yang memakai baju hangsip.

" Tadi malam ada perampok yang memasuki rumah dinas saya pak." Jelas dr. Nando.

" Itu cuma alasan doang Pak Rt untuk menutupi kedoknya, jangan percaya." Ucap salah satu warga.

" Mbak tolong jelasin kepada mereka kalau kita tidak berbuat apa-apa." Ucap dr. Nando melihat ke si wanita.

" Bukankah anda sudah menjelaskanmya kepada mereka, kenapa saya lagi yang harus menjelaskannya kepada mereka?." Tanya si wanita begitu santai.

" Kenapa mbak begitu santai, ini bukan saatnya berbicara santai seperti itu." Ucap dr. Nando mulai kesel melihat wanita disebelahnya begitu santai, padahal dia sudah dag dig dug memikirkan cara untuk terlepas dari tuduhan mereka yang ada di sana.

" Terus saya harus melakukan apa?. " Tanya si cewek menaikan sebelah alisnya.

" Setidaknya mbak menjelaskan kenapa mbak ada di sini juga." Ucap dr. Nando geram mendengarkan wanita disebelahnya itu tetap berbicara dengannya begitu santai tanpa ekspresi.

" Ini cewek gak peka atau gimana sih dia malah santai dan bersikap cuek seperti sedang tidak terjadi apa-apa sekarang, baru kali ini gue melihat cewek bersikap seperti ini dalam menghadapi masalah." Gumam dr. Nando dalam hati merasa frustrasi sendiri.

" Huff... ok saya akan menjelaskan kalau saya disini itu cuma numpang istirahat disini, mobil saya mogok didekat perkebunan terus mencari orang untuk meminta bantuan tapi tidak ada seorangpun dan akhirnya saya kesasar disini." Ucap wanita itu santai dalam menjelaskan dan dr. Nando menghela nafas pelan mendengarkan penjelasannya.

" Cewek yang menarik bisa menghadapi masalah dengan begitu santai tanpa beban, tapi dapat membuat orang lain frustrasi melihatnya." Gumam dr. Nando dalam hati merasa takjub.

" Itu cuma alasan kalian aja, agar kami tidak mempermasalahkan soal ini lagi kan, tapi kalian salah kami akan tetap mempermasalahkan ini. Kalau sampai kita disini membiarkan kalian bebas akan ada pasangan seperti kalian melakukan hal yang sama seperti kalian, lebih baik kita nikahin mereka sekarang dari pada berbuat zinah kayak gini lagi membuat sial kampung kita gimana para warga apa kalian setuju." Ucap Pak Rt tegas.

" Iya kita setuju." Ucap Para Warga yang ada di sana.

" Kalian tidak bisa menikahkan orang seenaknya kayak gitu." Ucap si wanita tidak terima.

" Kalau mbak gak mau dinikahkan berarti kalian harus diarak keliling kampung." Ucap Pak Rt tegas.

" What??? diarak keliling kampung?." Ucap si wanita terkejut.

" Iya itu sudah menjadi aturan di kampung ini berlaku bagi semua warga yang tinggil disini maupun pendatang baru seperti kalian, jadi kalian mau pilih yang mana dinikahkan atau diarak keliling kampung, jadi kalian mau pilih yang mana?." Tanya Pak Rt tegas tanpa mau dibantah.

" Apa gak ada cara lain Pak Rt, karena kami tidak melakukan apa yang dituduhkan kepada kami." Ucap dr. Nando berhati-hati mencoba untuk bernegosiasi.

" Saya memilih keduanya karena saya tidak merasa melakukan kesalahan seperti yang telah kalian tuduhkan kepada kami dan kalian semua juga jangan sembarangan menuduh orang telah melakukan zinah, itu namanya kalian telah menfitnah dan kalian tidak mempunyai bukti yang kuat saya bisa menuntut kalian atas pencemaran nama baik." Ucap si wanita kesel dirinya dituduh yang bukan-bukan.

" Semua keputusan ada di tangan kalian dan saya mempunyai bukti, ini kalian lihat." Ucap Pak Rt menunjukan bukti berupa foto dirinya yang sedang tertidur disebelah pria yang dituduhkan berzinah dengannya, dengan pakaiannya yang terbuka memperlihatkan belahan dadanya.

" Sial kenapa nasib baik tidak berpihak kepada gue sekarang, kalau sampai foto itu tersebar reputasi gue sebagai pengacara bakalan hancur. Gue harus memikirkan cara agar foto itu tidak tersebar luas dan gue harus membicarakan ini sama tu cowok." Gumam si cewek dalam hati merasa resah karirnya berada diujung tanduk tapi dia menutupinya dengan wajah datarnya dan bersikap santai seperti tadi.

" Beri saya kesempatan untuk berbicara 4 mata dengannya untuk mengambil keputusan, harus memilih yang mana." Ucap si wanita melihat ke arah dr. Nando.

" Tidak bisa entar kalian kabur lagi." Ucap salah satu warga.

" Kami tidak akan kabur, kalian bisa memilih tempat untuk kami berdiskusi bagaimana." Ucap si wanita meyakinkan dan Pak Rt beserta para warga saling pandang lalu melihat ke arah dr. Nando dan si cewek.

Baiklah kami akan memberikan kesempatan tapi tidak lama hanya 10 menit." Ucap Pak Rt menyetujui.

" Tidak masalah." Ucap si wanita dan Pak Rt menuntun mereka berdua ke tempat yang dirasa aman tidak akan bisa mereka melarikan diri, sepanjang perjalanan ke tempat itu dr. Nando mencuri-curi pandang melihat ke arah wanita yang berjalan begitu santai dan mengacuhkan dirinya.

" Ini tempatnya, silahkan kalian masuk waktu kalian tidak lama dan jangan berbuat macam-macam didalam." Ucap Pak Rt mengingatkan.

" Iya Pak Rt." Ucap dr. Nando sedangkan si wanita tidak menjawab hanya mengangkat kedua bahunya lalu mereka berdua masuk ke dalam.

" Apa yang akan mbak diskusikan kepada saya, oya kita belum berkenalan. Nama saya Muhammad Nando panggil saja saya Nando, nama mbak siapa?." Ucap dr. Nando memperkenalkan diri dan menanyakan nama wanita yang selalu bersikap santai itu lalu mengulurkan tangannya.

" Mutiara Arifin, biasa dipanggil Mutia." Ucap si wanita yang bernama Mutia tanpa menyambut uluran tangan dr. Nando.

" Saya tidak ingin foto itu tersebar luas apa lagi sampai ke publik, jadi saya ingin mendengarkan jawaban anda terlebih dahulu sebelum saya memberitahu jawaban saya." Ucap Mutia sambil memejamkan matanya.

" Saya juga tidak ingin foto itu tersebar luas, huff... maaf jika saya begitu lancang Mutia jadi saya memilih untuk menikah dengan kamu." Ucap dr. Nando memberanikan diri dengan menundukkan kepalanya.

" Ok ternyata keputusan kita sama, kita menikah hanya untuk status tidak lebih dan setelah pergi dari kampung ini kamu harus menceraikanku dr. Nando." Ucap Mutia dan dr. Nando terkejut mendengar ucapan Mutia, tapi dia hanya terdiam melangkahkan kaki untuk keluar dari ruangan itu, tanpa menjawab ucapan Mutia.

" Gue tidak akan menceraikanmu begitu mudah Mutia." Gumam dr. Nando dalam hati tersenyum misterius.

Episode 2

Assalamu' alaikum Warohmatullahi Wabarrokatu semoga kalian suka dengan ceritanya dan jangan lupa setelah baca tinggalkan jejak kalian dengan cara like, tekan gambar love, komen dan vote.

----------

" Gue tidak akan menceraikanmu begitu mudah Mutia." Gumam Dokter Nando dalam hati tersenyum misterius.

Jadi apa keputusan kalian mau menikah atau diarak keliling kampung?." Tanya Pak Rt setelah melihat Dr. Nando dan Mutia keluar dari tempat mereka berdiskusi.

" Kami sudah memutuskan untuk menikah." Jawab Dr. Nando.

" Baguslah kalau begitu, kami semua telah memutuskan bahwa kalian akan menikah hari ini juga dan kami juga sudah mendaftarkan pernikahan kalian ke KUA. Lebih baik sekarang mbak ikut dengan istri saya untuk didandanin, sambil menunggu pak penghulu datang." Ucap Pak Rt menjelaskan dan Mutia menganggukan kepala mengerti dan berjalan mengikuti Bu Rt.

" Silahkan masuk mbak." Ucap Bu Rt mempersilahkan masuk ke rumahnya.

" Hem." Jawab Mutia.

" Enak ya, mau dinikahkan dengan Dr. Nando. Pasti mbak yang telah menjebak dan mengoda Dr. Nando sampai harus dinikahkan seperti ini, padahal cantikan juga anak saya." Ucap Bu Rt tidak suka, tapi tangannya tetap merias wajah Mutia sedangkan Mutia yang mendengarnya hanya bersikap cuek.

" Pasti mbak di kota sering menjebak dan mengoda laki-laki lain seperti ini kan, anak kota kan selalu seperti itu." Ucap Bu Rt terus menyelidik.

" Kalau iya emang kenapa?." Tanya Mutia dengan wajah santai.

" Mbak gak takut dengan dosa apa melakukan itu dengan laki-laki yang bukan muhrimnya." Jawab Bu Rt kesel karena Mutia berbicara santai.

" Bukannya membicarakan seseorang juga dosa ya bu, apa lagi menambah-nambahi ucapannya. Apapun yang saya lakukan itu tidak ada hubungannya dengan ibu, kalau saya melakukannya toh dosa juga saya yang nanggung." Ucap Mutia santai.

" Hei anak kota, kalau bicara sama orang tua itu yang sopan. Kamu tidak pernah diajarkan sopan santun dengan orang tuamu apa?. " Tanya Bu Rt kesel, dia menahan emosinya

" Setiap orang tua pasti mengajarkan anaknya soal sopan santun, bukannya begitu juga dengan ibu." Tanya balik Mutia.

" Iya saya selalu mengajarkan sopan santun terhadap semua anak saya, termaksud untuk tidak mengoda laki-laki yang bukan muhramnya dan selamat ini anak saya selalu menuruti semua ucapan saya." Ucao Bu Rt membangakan anaknya.

" Semua ucapan ibu." Ucap Mutia mengulang kata-kata Bu Rt.

" iya, kenapa?. " Tanya Bu Rt.

" Tidak apa-apa, saya cuma ingin meluruskan apa yang ucapkan tadi." Jawab Mutia.

" Memang ucapan saya yang mana yang mau mbak luruskan?. " Tanya Bu Rt mengenyit kening.

" Tentang anak kota yang ibu sebut tadi, bahwa tidak semua anak kota seperti yang ada dalam fikiran ibu. Bukankah anak yang dari kota juga berasal dari desa, apakah itu juga bisa dikatakan anak yang tinggal didesa juga bisa melakukan apa yang ibu sebutkan barusan." Ucap Mutia menjelaskan membuat Bu Rt terdiam memikirkan apa yang dikatakan Mutia.

" Benar juga apa yang dikatakan anak ini." Gumam Bu Rt dalam hati dan terus merias Mutia sampai selesai.

Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat hampir 1 jam Bu Rt merias Mutia.

" Terima kasih Bu Rt telah merias saya, ternyata bu Rt berbakat dalam merias pengantin." Ucap Mutia berterima kasih dan memuji hasil riasan yang tak kalah cantik dengan MUA, walau hanya mengunakan make up seadanya.

" Ah... mbak terlalu berlebihan, tapi kata ibu-ibu disini hasil make up saya memang bagus." Ucap Bu Rt membangakan dirinya sendiri dan Mutia hanya tersenyum dan mengelengkan kepalanya.

" Itu semua memang benar." Jawab Mutia.

"Mohon maaf sebelumnya bu Rt sebaiknya ibu memeriksakan anak gadis ibu ke dokter." Ucap Mutia.

" Emang kenapa saya harus memeriksakan anak gadis saya?. " Tanya Bu Rt bingung, wanita didepannya ini belum mengenal keluarganya. kenapa dia bisa mengetahui kalau dia memilih anak gadis. Mungkin wanita dihadapannya ini melihat foto keluarganya didepan fikirnya.

" Tidak apa-apa, ibu periksakan saja anak ibu ke dokter." Ucap Mutia keluar dari itu dan melihat semua warga serta orang yang akan menjadi suami duduk di depan meja berbatasan dengan seorang laki-laki paruh baya yang dia yakini pasti penghulu, dia menghampirinya diikuti dengan Bu Rt yang sudah mengandeng tangannya.

" Duduk di samping calon suamimu." Ucap Bu Rt menyuruh Mutia duduk dan Mutia langsung menurutinya.

" Baiklah karena pengantin wanita sudah ada, mari kita mulai acaranya." Ucap Pak penghulu.

“ Bismilahirohmanirrahim barakallahu laka wa baraaraka alaika wa jamaa bainakumaa fii. Saya nikahkan dan kawinkan engkau Muhammad Nando bin Rizaldi dengan ananda Mutiara Arifin binti Zainal Arifin dengan mas kawin berupa uang tunai 5 juta Rupiah dibayar tunai.

“ Saya terima nikahnya Mutiara Arifin binti Zainal Arifin dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” Ucap Dr. Nandolantang dengan 1 tarikan nafas.

“ Gianna para saksi.” Ucap Pak penghulu.

“ Sah...” Teriak para saksi.

“ Bismillahirrohmanirrohim Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih wa a’udzubika min syarrihaa wa syarimaa jabaitaha ‘alaih amin amin ya robalalamin.” Ucap Pak Penghulu membaca doa setelah akad.

" Permainan baru dimulai." Gumam Mutia dalam hati dengan tersenyum sinis.

Setelah itu Mutia mencium tangan Dr. Nando dan Dr. Nando memegang ubun-ubun Mutia dengan membacakan doa, dia juga berdoa semoga istrinya melupakan perjanjian yang telah mereka sepakati berdua lalu mencium kening Mutia.

" Selamat Dr. Nando sudah menikah." Ucap para warga.

" Gagal deh ibu yah." Ucap salah satu ibu-ibu kepada suaminya.

" Gagal kenapa bu?. " Tanya suaminya bingung dengan ucapan istrinya barusan.

" Ibu sebenarnya mau menjodohkan anak kita dengan Dr. Nando." Jawab istrinya.

" Bu Ris kalau mimpi kejauhan, anak saya aja yang cantik gak dilirik dengan Dr. Nando. Apa lagi anak ibu yang masih dibawah anak saya." Ucap ibu-ibu yang lainnya yang mendengarkan ucapan bu Risma.

" Bu Neneng kalau punya mulut jangan sembarangan bicara, anak itu saya cantik bukan cantik karena tumpukan bedak." Ucap bu Risma tidak terima anaknya dibilang kecantikannya dibawah anaknya bu Neneng dan terjadilah keributan disitu.

Malam harinya.

Mutia dibawa ke rumah dinas Dr. Nando yang hanya berukuran 8x4 yang ada di dalam rumah 1 kamar mandi tidur, ruang tamu, kamar mandi dan dapur sedangkan untuk jemuran baju di jemur didepan rumah.

Mutia masuk ke dalam kamar melihat kamar yang berukuran 3x4 yang berisi tempat tidur kayu berukuran kecil mungkin ukuran 3, 1 lemari pakaian dan kipas angin. lalu dia menyimpan kopernya dilantai sudah disemen, tapi tidak di keramik setelah itu merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Tanpa terasa dia sudah tertidur dengan pulasnya, karena lelah mengambil kopernya di mobil. Para warga tidak ada yang mau meminjamkan motornya, setelah mengetahui bahwa Dr. Nando telah menikah dengannya.

Pagi harinya.

Mutia sudah terbangun, dia merasakan ada yang menimpa perut seketika dia membuka matanya dan terkejut.....

Episode 3

Assalamu' alaikum Warohmatullahi Wabarrokatu semoga kalian suka dengan ceritanya dan jangan lupa setelah baca tinggalkan jejak kalian dengan cara like, tekan gambar love, komen dan vote.

----------

Pagi harinya.

Mutia sudah terbangun, dia merasakan ada yang menimpa perut seketika dia membuka matanya dan terkejut ternyata disebelahnya ada dr. Nando yang memeluknya dengan erat.

" Aaaaa... " Teriak Mutia mengelegar membuat dr. Nando bangun dan panik.

" Ada apa sayang?." Tanya dr. Nando khawatir.

" Ngapain kamu ada disini?." Tanya Mutia menatap tajam ke arah dr. Nando.

" Ini kan kamar aku, eh salah sekarang akan jadi kamar kita." Jawab dr. Nando dan Mutia menatap sekeliling kamar dan mengingat kejadian yang mengharuskan dia menikah dengan cowok dihadapannya ini, lalu dia membuka selimut yang menutupi tubuhmya dan betapa kaget dia melihat dirinya tidak memakai sehelai benang pun.

" Aaakkhhh.... kenapa aku tidak memakai baju? apa yang sudah kamu lakuin ke aku?." Tanya Mutia dengan raut wajah syoknya.

" Ya gimana kan tadi malam kita melakukan malam pertama dan bagaimana kita bisa melakukannya, jika kamu memakai baju." Jawab dr. Nando santai.

" Apaa?? jadi kamu menjebakku, jangan-jangan teh yang kamu kasih ke aku itu sudah kamu campur dengan sesuatu??." Tanya Mutia dengan marahnya.

" Iya apa yang kamu katakan benar, teh yang ku buatkan untuk kamu itu sudah ku taruh obat tidur." Jawab dr. Nando menjelaskan.

" Bagaimana kalau aku sampai hamil?. " Tanya Mutia dengan polosnya, dia panik sendiri.

" Hahaha... " Ketawa dr. Nando setelah mendengarkan ucapan Mutia.

" kenapa kamu malah ketawa bukannya menjawab?." Tanya Mutia kesel.

" Ya kamu yang buat aku ketawa, ternyata kamu lucu juga sayang. Biasanya kamu selalu berbicara santai, ini kenapa malah panik." Jawab dr. Nando semakin ketawa melihat wajah kesel Mutia yang dimatanya sangat lucu.

" Jadi kamu menganggap ucapanku ini hanya bercanda." Ucap Mutia geram melihat dr. Nando yang menganggapnya cuma candaan, dr. Nando yang mendengar Mutia marah kepadanya menghentikan tawanya dan memasang wajah serius.

" Sayang kalau kamu hamil bukannya bagus, kamu tidak perlu khawatir, kalau kamu hamil kan sudah ada suami. Apa kamu lupa sudah menikah kemarin dan atas tuduhanmu tadi aku tidak menjebakmu sama sekali, aku hanya mengambil apa yang sudah menjadi hakku sebagai seorang suami." Jawab dr. Nando menjelaskan dengan begitu serius agar Mutia mengerti dengan apa yang diucapkannya.

" Mengambil hak sebagai suami katamu, kamu harus ingat kita sudah membuat kesempatan sebelum menikah. Kalau kita menikah hanya untuk status dan setelah keluar dari kampung ini akan bercerai, apa kamu lupa. Kamu telah membuat hidup aku hancur, apa yang telah aku jaga selama ini telah kau tengut." Ucap Mutia marah dengan suara setengah berteriak.

" Aku selalu ingat apa yang telah kita sepakati, tapi kita tidak pernah mensepakati tentang hubungan suami istri dan kamu harus tau pernikahan kita ini adalah takdir dari Allah untuk menyatukan hambanya, jadi aku harap kamu tidak lagi memikirkan soal perceraian kita karena aku tidak akan menceraikanmu sampai kapan pun." Ucap dr. Nando mulai kesel mendengar kata cerai.

flasback on.

" Sial kenapa para warga disini gak mau meminjamkan motor mereka, jadi aku harus berjalan kaki untuk mengambil koperku di mobil dan sekarang kakiku menjadi bengkak karena terlalu lama berjalan." Gumam Mutia dalam hati merasa kesel dengan menghentakkan kakinya dilantai rumah dinas dr. Nando, dr. Nando yang melihat itu mengelengkan kepalanya.

"Jangan mengumpat orang itu tidak baik, mau aku bikin kan minum." Ucap dr. Nando menawarkan diri.

" Seharusnya dari tadi kamu membuatkanku minum, ini malah baru menawarinku untuk membuatkan minum, gak tau apa dari tadi tenggorokanku sudah kering." Ucap Mutia kesel dia melampiaskan amarahnya kepada dr. Nando dan dr. Nando pun langsung pergi tanpa menjawab ucapan Mutia.

" Maaf ya sayang aku harus melakukan ini, walaupun kamu tidak suka dengan caraku untuk mendapatkan kamu." Gumam dr. Nando menaruh obat tidur di dalam teh dan memberikan teh buatannya itu kepada Mutia.

" Ini diminum dulu tehnya katanya tenggorokannya sudah kering." Ucap dr. Nando menaruh tehnya diatas tikar.

" Hem." Dehem Mutia, lalu meminum tehnya sampai habis. Beberapa menit kemudian dia merasa mengantuk dan menuju kamu, lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Tidak butuh waktu yang lama dia tertidur, dan dr. Nando masuk melakukan sesuai dengan rencananya.

flasback off.

" kamu aawww." Ucap Mutia mencoba menahan emosinya dan dia ingin turun dari tempat tidur, tapi dia merasakan sakit diarea sensitifnya, dr. Nando yang mendengar ringkisan Mutia segera membopong tubuh Mutia ke kamar mandi.

" Tu turun akuu... dokter mesum." Ucap Mutia terkejut dan dia mengucapkannya berulang kali, dia juga memberontak. Tapi tidak di hiraukan sama sekali oleh dr. Nando, dia terus berjalan ke arah kamar mandi dan menurunkan Mutia.

" Ayo cepat mandi kita sholat subuh berjama'ah." Ucap dr. Nando yang melihat tidak ada pergerakan sama sekali dari Mutia.

" Aku bisa mandi sendiri, lebih baik kamu keluar dari sini." Ucap Mutia baru menyadari bahwa dr. Nando sama seperti dirinya tidak memakai sehelai benangpun dan dia merasa malu dengan kondisinya sekarang.

" Tidak kita mandi sama-sama, aku akan membantumu untuk mandi." Tolak dr. Nando dengan tatapan mata yang aneh dan hal itu dilihat oleh Mutia.

" Tidak, aku bisa mandi sendiri." Ucap Mutia tidak mau kalah.

" Aku tidak menerima penolakan." Ucap dr. Nando dan mereka mandi selama 2 jam, kalian pasti tau mereka bukan hanya mandi saja karena dr. Nando terus memaksa melakukannya lagi.

Dr. Nando yang melihat tubuh Mutia yang sudah mengigil kedinginan segara mengambil handuk, lalu mengeringkan badan mereka dan membopong tubuh Mutia keluar dari kamar mandi mendudukkannya ke tempat tidur.

" Pakai bajumu, setelah kita sholat." Ucap dr. Nando setelah mengambilkan baju istrinya didalam kopernya, Mutia hanya terdiam.

" Apa kau ingin mengodaku lagi dengan tidak menakai pakaianmu atau kau ingin kita mengulanginya lagi sekarang kalau kau tidak memakainya." Ucap dr. Nando mengancam dan Mutia langsung memakai pakaiannya.

Mereka berdua sholat subuh berjama'ah dan setelah sholat dr. Nando mengulurkan tangannya kepada Mutia, sedangkan Mutia mengenyit kening bingung dengan apa yang dilakukan oleh dr. Nando.

" Salim." Ucap dr. Nando mengerti kalau perempuan yang baru dinikahinya itu bingung.

" Buat apa, kayak mau pergi sekolah aja." Jawab Mutia tidak mau menyalim tangan dr. Nando dan dia berdiri membuka mukenanya, ketika dia ingin melangkah pergi langsung di tahan oleh dr. Nando.

" Mau kemana kamu? kenapa tidak mau menyalim tangan suami?." Tanya dr. Nando lama-lama mulai kesel dengan kelakuan Mutia.

" Aku mau kemanapun itu bukan urusan kamu dan ingat kamu cuma suami sementara aku, sampai kita keluar dari kampung ini." Jawab Mutia marah merasa dirinya ingin diatur oleh laki-laki yang berada dihadapannya.

" Oh, jadi itu mau kamu. Ok, kita tidak akan meninggalkan kampung ini dan kita akan tinggal di kampung ini untuk selama-selamanya." Ucap dr. Nando tegas menatap tajam ke arah Mutia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!