NovelToon NovelToon

Juniar

Juniar 1

Bandung pukul 07.00

Seperti hari - hari sebelumnya, pagi ini Juniar bersiap untuk mandi di bantu dengan dua orang pembantu nya. Dialah Princes di rumah orang tua nya yang super kaya.

Tim Make up telah siap menunggu Juniar yang sedang mandi.

Hari ini adalah hari perpisahan Juniar di Sekolah Menengah Atas.

Juniar adalah Anak gadis bungsu Daddy Jacko dan mommy Jessie.

" Juniar, Juniar !!!" Januar Kakak laki - laki Juniar memanggil Juniar dan masuk kedalam kamar adiknya.

" Princes Juniar sedang mandi" ucap laki - laki gemulai salah satu tim yang akan merias Juniar pergi ke acara sekolah nya.

Januar masuk ke kamar mandi. dilihatnya adiknya sedang berendam di Bath up dan dikelilingi tiga orang pembantu.

" Juniar !!!"

" Ada apa sih Kak pagi - pagi teriak - teriak ?"

" Pinjam ATM kamu "

" ATM Kakak kemana??"

" Limit "

" Haaah?? bukannya no limit??"

" Daddy membatasi ATM Kakak "

" Kamu boros sih "

" Mau kasih pinjam tidak ??"

" Ambil di tas Aku " ucap Juniar tanpa melihat Kakak nya.

" Nanti balikin dengan bonus nya"

" Oke bonus makan malam ya, terima kasih Adiku sayang " ucap Januar mengusap puncak kepala Juniar dan berlalu begitu saja.

Januar berlari keluar kamar Adiknya setelah mendapatkan ATM milik adiknya dan menuju ruang makan.

" Mau kemana kamu ??" tanya Mommy Jessie saat melihat anak sulungnya hanya meminum susu dan berlari meninggalkan ruang makan.

" Kuliah Mom "

" Sarapan dulu "

" Januar buru - buru Mom " ucap Januar mengecup kening mommy nya.

" Sarapan dulu!!!"

" Januar kesiangan Dad!!"

" Kamu tidak akan ikut acara wisuda Juniar??" tanya Mommy Jessie

" Alaah baru Wisuda SMA, nanti Wisuda Sarjana Januar baru ikut"

Daddy Jacko dan Mommy Jessie hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat anak sulung nya yang sudah berlalu begitu saja.

" Biarkan saja Mom" ucap Daddy Jacko.

Mommy Jessie pergi ke kamar anak bungsu nya.

Anak bungsunya sudah mengenakan baju terbaik untuk acara wisuda dan perpisahan Sekolah nya. Dan sedang di make up oleh tim make up keluarga nya.

" Mom udah siap??"

" Sudah sayang "

" Daddy sudah siap Mom???"

" Sudah sayang, Daddy masih sarapan."

" Kamu mau kuliah dimana??"

" Di Paris boleh Mom??"

" Boleh sayang"

" Princes bagaimana??" ucap laki - laki gemulai menanyakan hasil riasannya kepada Juniar.

" Aku suka, bagaimana Mom ??"

" Anak mommy memang princes, so beautiful"

" Kak Januar masih sarapan Mom ??"

" Kakak kamu sudah berangkat kuliah sayang."

" Kuliah??? paling kelayapan ngabisin duit daddy " gumam Juniar yang tahu kebiasaan Kakak nya.

Juniar keluar kamar nya menuju ruang makan di bantu pembatu nya.

" Dad" panggil Juniar kepada Daddy nya.

" Waaah anak Daddy cantiknya."

Juniar tersenyum dan duduk di sebelah kiri Daddy nya disusul Mommy Jessi duduk di sebelah kanan Daddy Jacko.

" Dad, Juniar ingin kuliah di Paris."

" Oke "

" Terima kasih Dad " Juniar mengembangkan senyum karena segala permintaannya tidak pernah di tolak.

Baru saja Juniar melahap sarapannya ponsel Daddy nya berdering.

Salah satu pembantu yang berdiri di samping Daddy Juniar mengambilkan ponsel majikannya dan menggeserkan tombol hijau tanda jawab dan menyimpan ponsel rersebut di telinga majikannya.

Pembantu tersebut memegangi ponsel majikannya.

" Hallo " Ucap Daddy

" Apa??? dimana anak saya sekarang???"

" Saya akan kesana " jawab Daddy

" Kenapa Dad??" tanya Mommy

" Terjadi sesuatu dengan Januar, kita ke rumah sakit sekarang "

" Terus acara Wisuda Juniar bagaimana Dad?? "

" Kakak kamu meninggal Juniar "

" Apaaaa??!!!" Mommy Jessie langsung menutup mulut nya yang menganga

" Tidak mungkin, Kakak barusan ke kamar Juniar Dad"

Hari Wisuda kelulusan Juniar menjadi hari penuh kepedihan untuk Juniar, di mana Kakak laki - laki nya ternyata meninggal dan tidak tahu sebabnya.

Daddy telah pergi dari ruang makan, Mommy Jessie telah pingsan dan di bawa ke kamar oleh para pembantu.

Juniar melemparkan sepatu high heelsnya, dia akan melewatkan hari wisuda dan tidak akan bertemu dengan teman - temannya, Boy juga Miranda.

Juniar berlari ke depan rumah nya dan meminta salah satu supir mengikuti mobil Daddy nya.

Juniar pergi di temani dua pengawal pribadinya.

Mobil mewah nya mempunyai alat lacak lokasi, dengan mudah Juniar bisa mengetahui kemana mobil Daddy nya pergi.

" Cepatan ikuti Daddy !!!"

" Baik Princes "

" Semoga berita nya tidak benar " gumam Juniar.

" Tuan ke rumah sakit Princ "

" Ikuti terus"

Sesampainya di rumah sakit, Juniar dengan mudah mencari Daddy nya karena supir nya mengantarkan langsung ke titik lokasi daddy nya dengan alat lacak ponsel supir yang mengantar daddy nya.

Juniar melihat Daddy nya sudah bersandar di tembok salah satu ruangan di rumah sakit ditemani dengan asisten dan pengawal pribadi daddy nya.

" Dad " panggil Juniar.

" Mana Kakak??"

Baru saja Juniar menanyakan Kakak nya, pintu terbuka dan keluarlah perawat mendorong pasien yang sudah tertutup kain putih.

Juniar menghentikan perawat dan membuka kain penutup pasien.

" Kakak !!!!" teriak Juniar.

" Selesaikan administrasi nya dan bawa anak ku pulang" ucap Daddy kepada asistennya.

" Kak Januar !!! Bangun Kak, Bangun!!!"

Juniar menggoyang - goyangkan badan Kakaknya.

" Kak, kakak sudah berjanji akan mengajak Juniar makan malam dan mengembalikan Atm Juniar. Bangun Kak !!!!"

" Kaaaak " ucap Juniar lemah

" Segera bawa pulang Anak aku " ucap Daddy kepada pengawal - pengawal yang mengantar Juniar.

" Dad, kenapa Kakak bisa meninggal. barusan dia baik - baik saja"

" Kakak mu over dosis"

" Apa??" Juniar masih tidak percaya, pasalnya sang Kakak selama ini tidak pernah bertindak aneh apalagi bertindak seperti pecandu narkoba.

" Pasti ada yang salah Dad, tolong periksa lagi sama dokter"

" dokter yang mengatakannya"

Dengan langkah gontay Juniar meninggalkan rumah sakit, kembali kerumah dengan membawa jenazah Kakak nya.

Juniar menguatkan diri tetap tegar dihadapan sang Daddy dan Mommy.

Kini Juniar menjadi anak tunggal, tidak ada lagi Kakak yang mengganggu nya.

Tidak ada lagi Kakak yang akan meminjam mobil baru nya setiap Juniar ganti mobil.

Tidak akan ada lagi Kakak yang meminjam I- Phone baru nya setiap Juniar ganti I- phone.

Tidak akan adalagi Kakak yang menganggu ritual mandinya.

Akkkh terasa singkat dia menghabiskan waktu bersama sang Kakak.

Mommy Jessi bahkan masih terlihat Shock dan tidak banyak bicara juga tidak ikut pemakaman.

---------

Pemakaman Kakak laki - laki Juniar sudah selesai, rangkaian bunga ucapan bela sungkawa memenuhi kediaman Juniar.

Berita kematian Januar karena Over dosis langsung menyebar di dunia maya.

Kediaman Juniar yang bak Istana dipenuhi pengawal dan pembantu tapi tetap sunyi setelah kematian Anak sulungnya.

Kematian Kakak nya membuat nya shock, Juniar melewatkan acara wisuda sekolahnya.

Ijazah SMA nya saja diambil oleh salah satu pengawalnya.

Saat ini Juniar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan perusahaan sang Ayah.

Sang Ayah bahkan sudah terkapar dan tidak sadarkan diri.

" Apa yang terjadi??" tanya Juniar kepada salah satu tamu yang baru saja datang ke rumahnya.

" Maaf Nona, perusahaan Tuan Jacko mengalami kebangkrutan dan pailit??"

" Apa??Akhhh apa yang terjadi hari ini??? tadi pagi semua masih baik - baik saja " teriak Juniar

" Tolong bawa Daddy kerumah sakit " teriak Juniar pada pembantu dan pengawal - pengawalnya.

Tapi tidak ada satu pun yang mendengar permintaan Juniar.

" Aku princes kalian, cepat tolong Aku" teriak Juniar lagi sambil memeluk Daddy nya.

" Mom Bantu Aku bawa Daddy" ucap Juniar.

Mommy Jessi bahkan terlihat seperti mayat hidup, dia tidak merespon ucapan Juniar.

Saat itu Juniar tidak berpikir panjang dan tidak ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan perusahaan Daddynya.

Yang dia pikirkan bagaimana cara membawa Daddy nya kerumah sakit.

Juniar dengan sekuat tenaga memboyong Daddy nya untuk di bawa ke rumah sakit.

Juniar benar - benar membawa Daddy nya sendirian ke rumah sakit, di rumah sakit Juniar meminta Dokter menolong Daddy nya.

Setelah Daddy nya mendapat pertolongan medis, Juniar kembali kerumah hendak mengambil Atm nya untuk administrasi rumah sakit.

Betapa Kaget nya Juniar saat melihat rumah nya yang bak istana sudah terbentang tulisan Disita Bank.

Mobil dan motor yang berjejer di garasi rumahnya bahkan tidak tersisa satu pun.

Pembantu - pembantu, juga pengawal - pengawal Di rumah Juniar satu persatu sudah meninggalkan kediaman Juniar.

" Kalian mau kemana??"

" Maaf prinsces, Bapak Jacko sudah bangkrut. kami akan pergi, kami juga tidak akan meminta gaji pesangon kami " ucap pengawal dan pembantu - pembantu nya yang kurang lebih berjumlah 10 orang.

Dan yang paling membuat shock Juniar, Mommy nya pun tidak ada di rumah.

" Mom, mommy dimana??" teriak Juniar di tengah rumah nya yang megah.

Juniar berputar - putar di tengah rumahnya.

" Oh Tuhan, Apa yang sedang Aku alami ???"

.

.

.

.

.

Like .Vote dan komentar ya🤭🤭🤭

Halusinasi berikutnya...JUNIAR

Juniar 2

Juniar telah sadar bahwa hari ini Mommy nya sudah meninggalkan dia dan Daddy dalam keadaan miskin.

Juniar masih harus mengumpulkan kekuatan, dimana tadi pagi dia masih bahagia bersama keluarga lengkapnya dan masih dengan kemewahannya.

Malam ini keluarga nya sudah terpuruk, dan dunia yang berada di genggamannya kini telah hilang.

Hari ini, dimana dua lulus Sekolah harus kehilangan kemewahannya . kehilangan Kakak nya. dan kehilangan mommy nya yang entah pergi kemana.

Juniar terjongkok di koridor rumah sakit.Beruntunglah saat sang Daddy kaya raya. Dia adalah penyumbang dana terbesar di rumah sakit tersebut, jadi pihak rumah sakit memberikan keringanan pengobatan untuk sang Daddy sampai Juniar mendapatkan uang.

" Aku harus minta tolong Boy dan Miranda" gumam Juniar.

Saat Juniar membuka ponselnya, datang pengacara keluarga. Sehingga Juniar mengurungkan niat menelpon kedua sahabatnya.

" Juniar " panggil Om Yoga pengacara keluarga mereka.

Panggilan nya telah berubah, Baru kemarin Om Yoga

memanggilnya dengan nama Princes Juniar.

" Ada apa Om??"

" Perusahaan Daddy sudah bangkrut, dan sudah di ambil perusahaan milik Pak Wiryo karena Pak Wiryo pemilik saham terbesar diperusahaan Daddy kamu, Pak Wiryo juga yang mampu menggaji karyawan dan tunggakan perusahaan ".

" Siapa Pak Wiryo??"

" Yang kemarin datang ke Rumah " ucap Om Yoga

" Yang membuat Daddy tidak sadarkan diri??"

" Iya, Mobil dan motor sudah diambil Pak Wiryo sebagai ganti kergian yang di sebabkan Daddy kamu"

" Lalu rumah, kenapa bisa di sita Bank??"

" Daddy masih punya tunggakan ke Bank "

" Berapa??"

" 15 M"

"Apa??"

" 15 M Juniar, kalau kamu mau rumah kamu kembali. kamu tinggal melunasi nya ke Bank sebesar 15 milyar "

" Uang dari mana Juniar sebesar itu Om??"

Om Yoga hanya mengangkat bahu nya. " Bagaimana keadaan Daddy kamu??"

" Daddy kena serangan jantung Om, belum sadarkan diri."

" Yang kuat ya " Om Yoga menepuk bahu Juniar

" Om Tahu Mommy kemana??"

" Jangan tanyakan dia lagi, dia tidak akan kembali lagi kalau daddy kamu miskin"

" Maksud Om, Mommy ninggalin Juniar ??"

" Iya, Mommy ninggalin kamu juga Daddy kamu"

Juniar menatap sendu pengacara keluarga nya, Juniar tidak kuasa lagi menahan air mata yang seharian ini dia tahan.

Kenapa hidup nya di jungkir balikan dalam sekejap saja.

" Kamu pasti bisa melewati semuanya" Yoga menepuk kembali bahu Juniar dan meninggalkan Juniar di lorong rumah sakit.

Saat Juniar menguraikan air matanya, ponselnya berdering.

Terlihat Boy memanggil

" Hey princes, kemana kamu hari ini?? kenapa tidak ikut acara Wisuda?? Apa berita tentang Kakak mu benar?? atau Hoax??"

" Semua benar"

" Jadi kebangkrutan Daddy kamu juga benar??"

" Benar juga"

" Kamu dimana ??kamu baik - baik saja??"

" Aku di rumah sakit, Daddy serangan jantung"

" Aku kesana bersama Miranda"

Setelah sambungan telepon tersebut, tak lama Boy dan Miranda sudah berada di hadapan Juniar.

" Princes" Miranda memeluk Juniar

" Jangan panggil aku princes lagi, sekarang aku bukan princes" Juniar melepas pelukan Miranda.

" Ceritakan apa yang sebenarnya terjadi???" ucap Boy.

Miranda mengajak Juniar duduk.

Juniar menceritakan dari awal pagi sebelum dia berangkat ke acara wisuda sekolahnya.

dengan seksama Boy dan Miranda mendengarkan semuanya.

" Kejadiannya begitu cepat, sampai sekarang aku berada disini. Sendirian, tidak ada lagi pembantu, tidak ada lagi pengawal, tidak ada Kakak, Tidak ada Mommy, tidak ada rumah mewah" ucap Juniar menguraikan air matanya.

" Aku butuh pekerjaan" ucap Juniar

" Kamu kerja apa dengan ijazah SMA??"

Hati Juniar sangat sakit, tadi pagi baru saja dia meminta kepada daddy dan mommy nya melanjutkan kuliahnya ke Paris.

" Kerja apa saja, yang penting aku bisa dapat uang 15 M"

" Apa???!!! 15 M?? " Boy dan Miranda sampai mengulamg kata - kata Juniar.

" Iya 15 M"

" Kerja apa yang bisa dapat uang 15 M???"

" Apa saja Boy, yang penting saat Daddy keluar rumah sakit. Daddy bisa pulang kerumah"

" Gue ada ide tapi ini gila"

" apa Boy??"

" Tapi kamu pasti tidak mau"

" Apa dulu Boy, siapa tahu princes mau" ucap Miranda

" Apa Boy??" tanya Juniar.

" Lelang keperawanan kamu"

" Apa???!!!" Miranda sampai berteriak, lain hal nya Juniar yang diam

" ini bukan gila lagi, tapi gila banget" ucap Miranda

" Aku mau ikut ide gila kamu " ucap Juniar

" Hah??!!!" Miranda dan Boy sampai melotot.

" Dimana aku harus lelang keperawanan Boy, tolong bantu aku"

" Princes jangan gila dong"

" Jangan panggil aku princes lagi, aku mohon. Aku Juniar"

" kamu serius mau ??"

" Mau Boy"

" Juniar jangan gegabah, kamu jangan ambil keputusan saat kamu sedang kalut"

" Aku tidak punya pilihan Mir"

" Kamu kirim foto close up, foto terbaik kamu" ucap Boy.

" Tapi teman - teman kita yanv lain tidak akan ada yang tahu kan Boy???" tanya Miranda yang tidak rela temannya menjual diri.

" Tidak, ini situs online dunia, rahasia"

" Jadi yang mengikuti lelang nya bisa dari luar negri??"

" Iya lah, kamu pikir orang Indonesia ada yang mau beli keperawanan 15 M"

" Aku pasang tarif 20 M Boy" ucap Juniar.

" Ko naik??"

" Aku butuh buat pengobatan Daddy"

" Oke " ucap Boy.

" Aku sudah kirim foto aku" ucap Juniar.

Terlihat Boy mengotak ngatik I- phone nya.

terlihat Boy mengunggah foto Juniar dan berhasil.

beberapa detik saja penawaran sudah samapai di 1 M.

" kalau ada yang nawar aku 20 M tolong acc ya Boy." ucap Juniar menundukan kepalanya

" Kalau sudah acc bagaimana Boy" tanya Miranda bergetar.

" Nanti kita atur pertemuan dengan si pembeli, dan Juniar akan bertemu dengan nya. Dia akan memberikan uang nya, dan...

" Dan apa??" Miranda memotong pembicaraan Boy

" Dan Aku harus tidur dengannya Mir " ucap Juniar

" Ya Tuhan Juniar, kamu yakin kamu akan melakukan ini??"

" Tidak bisa dibatalkan, Juniar sudah terdaftar dalam pelelangan situs online nya"

" Juniar " Miranda memanggil dan memeluk sahabatnya.

Si Princes yang mengalami nasib malang.

sudah naik ke 2 M" ucap Boy memperlihat kan I - phone nya.

Juniar menatap sendu I - Phone milik Boy, di melihat foto nya terpampang di sebuah situs yang dia tidak tahu itu situs apa.

Dibawah foto terdapat keterangan

Juniar

Female

18 th years old

48 kg

165 cm

Indonesia

virginity auction ( Lelang keperawanan )

" Apa akan sampai ke 20 M??"

" Siapa tahu ada rejeki kamu"

" Ya Tuhan Boy, Miranda. kenapa hidupku begini" ucap Juniar menelungkupkan wajahnya

" Yakinlah, semua akan baik - baik saja Niar"

" Aku melakukannya untuk Daddy"

" Tuhan pasti memudahkan segalanya" ucap Boy menepuk bahu Boy.

Orang kedua yang menepuk bahu Juniar setelah Om Yoga pengacara keluarganya

Juniar tersentak saat menyadari bahwa di bahu nya kini telah tersimpan beban yang begitu beratnya.

" Semua demi Daddy " gumam Juniar.

.

.

.

.

.

Ooooh Tolong lah Like vote dan komentar untuk novel ini

Juniar😌

Juniar 3

Sepanjang malam Juniar tidak tidur, bahkan Atm yang yang terselip di dompetnya semua telah di bekukan pihak Bank

Juniar tidak bisa mengambil uang nya yang ada di atm nya. Saat pagi menjelang, Juniar kembali ke rumah nya yang sudah terbentang tulisan di sita Bank hanya sekedar mencari sisa makanan yang bisa dia makan.

Beruntunglah pihak Bank belum mengosongkan rumah nya, belum menyita seluruh barangnya, karena Om Yoga pengacara nya meminta Bank menangguhkan pelelangan rumah tersebut selama satu minggu.

Satu minggu ini Juniar harus menyiapkan uang 15 M untuk Bank.

Saat itu Juniar sedang makan di rumah nya, Juniar menghangatkan sisa masakan yang sempat di masak pembantu nya sebelum semuanya lenyap.

Juniar makan sambil menagis, saat itu dia berpikiran untuk mengakhiri hidup nya.

Tapi kalau aku bunuh diri, bagaimana nasib Daddy. Gumam Juniar sambil melahap sarapannya.

Juniar bahkan lupa belum mandi, dia enggan masuk ke kamar nya.

Biasanya dia akan mandi di bantu pembantu nya.

Juniar buru - buru menyelesaikan makan nya tanpa mandi dan berganti baju, Juniar langsung ke rumah sakit kembali.

Dilihatnya sang daddy yang masih belum sadarkan diri.

peralatan medis pun masih menempel di tubuhnya.

saat itu Daddy mya masih di ruang isolasi khusus penyakit dalam, dan tidak sembarangan orang bisa masuk termasuk Juniar.

Juniar hanya bisa melihatnya di balik kaca.

" Juniar !!"

Juniar langsung melirik ke arah suara, dilihatnya Miranda dan Boy.

" Kenapa pagi - pagi begini kalian sudah datang kembali??"

" Keperawanan kamu sudah terjual, keperawanan kamu sudah terlelang. Ada yang mau membelinya 20 M" ucap Boy

Saat itu Juniar bingung antara harus sedih atau bahagia.

" Terus??"

" Si pembeli akan menjemput kamu siang ini"

" Daddy bagaimana??"

" Kita akan gantian melihat daddy kamu ke rumah sakit"

" Siapa yang membeliku??? apa orang luar negeri?? apa aku akan jadi budak nya di luar negri??"

" Bukan Niar, Yang membeli kamu masih orang Indonesia. Dia pengusaha asal kalimantan"

" Sudah Tua??"

" Mana aku tahu, makanya kamu siap- siap, dia akan menjemput kamu siang ini"

" Aku harus persiapan apa??"

" Mandi dan ganti baju , biar aku yang bantu " ucap Miranda.

Tak lama Juniar meninggalkan rumah sakit di temani Miranda juga Boy.

Juniar benar - benar menginjakan kaki di kamar nya. dan dia mandi di bantu oleh Miranda.

Perih untuk mengingat beberapa waktu yang lalu dimana dia masih menjadi princes nya daddy Jacko.

" Kamu pilihkan baju yang cocok untuk aku Mir"

" Iya sebentar ya, aku pilihkan yang cocok"

Miranda terlihat menggeser geser baju Juniar yang ada di lemarinya.

" Ini ya???"

" Iya pakai apa saja lah Mir, toh nanti aku di telanjangi "

" Aakhhh Juniar " Miranda memeluk Juniar yang baru saja mandi.

" Sudah belum, cepatan dong!!!" teriak Boy

" Iya sebentar" jawab Miranda.

" Orang nya sudah nunggu di Bandara husein" teriak boy.

" Selama Aku di Kalimantan tolong jaga daddy aku ya Mir"

" Iya tenang saja"

----- Tak butuh waktu lama, Juniar sudah siap dengan pakaian yang di pilihkan Miranda.

"Waah kamu cantik Juniar " puji Boy

" Hemmm biar tidak mengecewakan yang membeli aku dengan harga fastastis" ucap Juniar.

" Aneh ya, ko ada yang mau beli keperawanan dengan harga 20 M"

" Tidak ada yang aneh di kehidupan jaman sekarang" jawab Miranda.

" hemmm Benar Mir, Aku saja yang kemarin masih memiliki keluarga lengkap, bergelimang harta, Sekarang harus memulai kehidupan dalam kenistaan"

Ucap Juniar.

" Sudah - sudah. Bukannya semua demi Daddy"

" Mendengar kata daddy tentu saja Juniar langsung mengembangkan senyum nya, daddy lah alasan dia untuk tetap bertahan hidup.

" Ayo" ajak Boy.

---- Boy dan Miranda menuju badara Husain mengantarkan Juniar kepada pembeli nya.

Sesampainya di Bandara, Boy dan Miranda duduk di ruang tunggu menemani Juniar.

" orangnya mana??"

" Nanti dia akan kesini, dia sudah tahu wajah Juniar"

" kita belum tahu dia seperti apa, haduh " ucap Miranda.

sedangkan Juniar meremas remas jari tangannya.

Inikah akhir tahta nya sebagai Princes nya Tuan Jacko dan Nyonya Jessi.

" Maafkan Juniar Dad, maaf Juniar melakukan ini" gumam Juniar.

Tak lama 3 orang laki - laki menghampiri Juniar dan teman - temannya.

Tiga orang laki - laki berjas dan berdasi dengan kaca mata hitam.

Salah satu laki - laki dengan rambut yang sudah memutih perkiraan usia 50 tahun berdiri diantara laki - laki tinggi besar.

" Oohh Mungkin dua orang laki - laki tersebut adalah bodyguard atau pengawal nya si kakek, si kakek pembeli Juniar " gumam Boy

Juniar dan teman - temannya menatap ketiga laki - laki tersebut sampai menganga dan membulatkan matanya.

" Juniar, malang sekali nasibmu" gumam Miranda.

" ya Tuhan, bahkan yang membeliku terlihat lebih tua dari daddy " gumam Juniar

" Juniar??" Ucapan laki - laki tua tersebut

" I - ya " jawab Juniar terbata.

" Mari ikut saya, terimakasih telah mengantarkan Juniar" ucap Laki - laki tua tersebut kepada Boy dan Miranda dan membungkukan badannya tanda kembali pamit.

Juniar terpaksa melangkah mengikuti laki - laki tua tersebut, Juniar berjalan berdampingan dengan laki - laki tua tersebut.

sedangkan kedua laki - laki yang tinggi besar mengikuti langkah Juniar dari belakang.

Boy dan Miranda masih mematung melihat Juniar sampai hilang dari pandangan mereka.

" Apa Juniar akan baik - baik saja Boy??? Apa yang sudah kita lakukan kepada Juniar"

" dia akan baik - baik saja, tidak ada pilihan lain untuk Juniar menyelamatkan rumah dan daddy nya" ucap Boy.

Juniar masih sempat melirik kembali ke arah kedua temannya. Dilihat nya Boy dan Miranda masih berdiri melihat dirinya yang nista.

Ternyata ketiga laki - laki tersebut menggiring Juniar langsung baik pesawat pribadi.

" Saya akan di bawa kemana??" tanya Juniar setelah berhasil duduk di dalam pesawat.

" Kita akan ke kalimantan " ucap Laki - laki tua tersebut yang duduk berhadapan dengan Juniar.

" Sebaiknya Anda tidur dulu, nanti saya bangunkan setelah sampai tujuan "

Jangankan untuk memejamkan mata, membayangkan kehidupan selanjutnya di Kalimantan akan seperti apa Juniar tidak tahu.

Juniar juga tidak menyangka kalau pembeli nya seorang laki - laki tua.

" ya Tuhan aku harus menyerahkan keperawanan kepada laki - laki Tua ini???" gumam Juniar melihat kembali laki - laki di depannya yang sibuk dengan laptop nya.

Juniar tidak bisa membayangkan kalau hidupnya berakhir seperti ini.

" Mommy, mommy kemana??? kenapa mommy tinggalkan Juniar dan Daddy dalam keadaan seperti ini" gumam Juniar.

Saat pikirannya menerawang jauh, Juniar tidak sengaja mengeluarkan air matanya.

Sungguh ini kehidupan yang tidak pernah terbayangkan oleh Juniar, dalam mimpi pun Juniar tidak ingin menjalani kehidupan seperti ini. apalagi ini kenyataaan hidup yang baru akan di mulai nya.

" Kenapa menangis??" tanya laki - laki tua tersebut membuyarkan lamunan Juniar.

" Akkh tidak tuan, saya kelilipan " jawab Juniar.

" panggil saya Mus"

" Hah?? " Juniar harus memanggil Tuan di pembeli tubuh nya dengan nama??

" Maaf Tuan, itu kurang sopan" jawab Juniar.

" Tolong biasakan " jawab laki - laki tua tersebut.

" Akan berapa lama aku bersamanya. apa aku akan menghabiskan sisa umurku bersama laki - laki tua yang sudah membeliku dengan harga 20 milayar???" gumam Juniar.

" Ya Tuhan " Juniar bergumam kembali.

.

.

.

.

.

.

Like

Vote

komentar

😌😌😌😌😌 loVe Juniar

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!