NovelToon NovelToon

Ku Temani Kau Dengan Bismillah

Bab 1

Kaget, yah benar saja aku kaget saat melihat nya berdiri di depan ku. Aku tidak menyangka setelah sekian lama aku bertemu dengan nya kembali di kota ini. Dia adalah cinta monyet dan cinta pertama ku ketika aku duduk di bangku SMP dulu.

Yah, dia bukan laki-laki yang tampan seperti pada kebanyakan laki-laki yang membuat para gadis-gadis jatuh hati kepada nya. Dia hanya laki-laki biasa, mempunyai paras tidak tampan namun cukup manis untuk di pandang. Dengan mempunyai tahi lalat di atas bibir sebelah kiri nya membuat nya terlihat manis.

Hidung nya tidak begitu mancung dan juga tidak juga pesek. Kulit nya yang hitam manis yang bagi ku membuat nya sebagai lelaki sejati. Yah memang itu lah ciri lelaki yang ku cari. Tidak putih karena kulit ku hanya sawo mateng jadi ketika aku mendapat kan laki-laki yang putih tidak pantas bagi ku. Masa aku nya mempunyai kulit gelap dari pada cowok ku nanti. Begitu lah pikir ku saat itu.

Oh ya, aku belum memperkenal kan siapa nama nya ya? Nama nya Rizwan Agustian biasa di panggil Tian.

Awal nya sih aku sangat membenci nya. Tian lebih tua dua tahun dari ku. Tian juga tinggal di kampung yang sama dengan ku yaitu desa Sejangat. Rumah nya tidak terlalu jauh sih dari rumah ku. Dia juga teman sepermainan ku di kampung ini.

Aneh nya ketika kami bermain, dia bersikap seperti layak nya teman biasa. Namun ketika di sekolah, dia begitu nakal.

Karena dia terlalu nakal di sekolah SD, sehingga dia tinggal kelas dua tahun Itu lah yang membuat aku dan dia bertemu di kelas yang sama yaitu kelas tiga SD.

Waktu itu aku sama sekali belum tertarik kepada nya. Aku sangat membenci nya. Karena dia begitu nakal kepada ku.

Sering menganggu ku, aku merasa risih dengan tingkah nya yang selalu saja mengganggu ku. Terkadang, pena ku sering di curi oleh nya. Buku ku yang selalu di coret-coret oleh nya. Dan masih banyak lagi tingkah nakal nya kepada ku membuat aku selalu menangis di buat nya.

Karena di kelas itu dia yang paling tua dan paling nakal, sehingga dia di takuti oleh semua anak-anak laki-laki yang ada di kelas ku itu. Jadi dia lah yang berkuasa di kelas ku itu. Istilah nya sebagai ketua geng lah.

Pada suatu hari, aku di ganggu oleh nya, di mana dia melakukan pelecehan kepada ku. Saat itu rok sekolah ku di singkap oleh nya. Yah waktu itu kami belum memakai rok panjang di sekolah. Hanya memakai rok selutut dan baju putih berlengan pendek saja. Sehingga hal itu lah membuat nya mudah untuk menyingkap rok ku.

Meski hanya di singkap seperti itu, tetap saja membuat ku merasa malu, dan menangis sejadi-jadi nya. Dan melaporkan nya kepada guru. Ini memang bukan kali pertama aku melaporkan kejahatan nya kepada guru di kelas ku. Sering aku melaporkan nya. Namun, entah mengapa dia tidak peduli dengan teguran dari guru ku.

Dan ketika penyingkapan itu terjadi, aku pun memutuskan untuk melaporkan nya kepada keluarga ku. Yah, karena aku sudah tidak tahan lagi dengan perangai nya yang nakal itu.

Suatu sore, dimana kami sering bermain bola pecah piring (permainan menggunakan tutup botol yang dari aluminium seperti tutup botol obat, tutup botol sirup dan lain sebagainya yang dapat di oleh. Di mana tutup botol itu bisa di pipihkan seperti berbentuk piring. Terus di tengah nya di beri lubang menggunakan paku untuk memasukan nya ke dalam lidi yang terbuat dari besi. Atau bisa saja lidi sepeda yang berada di ring sepeda. Nah terus tutup botol itu pun di masukan satu persatu sampai lidi sepeda itu terisi dengan penuh tampa harus terkena bola dari lawan. Permainan ini di mainkan dengan dua grub ya). Kami sering bermain di halaman rumah ku. Yah, halaman rumah ku merupakan tempat bermain yang paling efesien bagi teman-teman ku di kampung di mana halaman rumah ku cukup luas.

Di saat bermain itu lah dia di panggil oleh abang ku. Yah aku merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Aku memiliki abang berjumlah lima orang dan mempunyai kakak satu orang.

Dia di panggil oleh keluarga ku. Di tanya yang aku pun tidak tahu apa yang mereka bahas. Karena masa itu kami sibuk bermain di halaman rumah. Hanya dia saja yang masuk ke rumah ku.

Kata kakak ku sih dia di ancam jangan sampai menganggu ku lagi. Jika tidak, keluarga ku tidak segan-segan untuk bertemu dengan kedua orang tua nya agar mereka bisa menasehati Tian untuk tidak menganggu ku lagi.

Semenjak dia di panggil itu lah dia tidak pernah lagi menganggu ku di sekolah. Hidup ku merasa tenang dan aman. Aku bisa kembali fokus pada pelajaran ku di sekolah.

Empat abang ku dan kakak ku sudah menikah dan memiliki keluarga nya sendiri semenjak aku kecil. Hanya abang ku yang nomor dua saja lah yang belum berkeluarga. Maklum abang ku yang satu ini tidak terlalu pintar dalam berkenalan dengan gadis. Ketika menikah pun dia di jodohkan bukan karena cinta.

Oke kembali ke cerita Tian. Aku merasa aman karena Tian tidak menganggu ku laki. Saat pembagian lapor di semester dua ketika aku duduk di kelas tiga itu, aku sangat kecewa dengan nilai ku. Yah aku turun peringkat yang dulu nya aku dapat rangking lima sekarang menjadi rangking sembilan. Itu semua karena aku tidak terlalu fokus belajar lantaran di ganggu terus-terusan oleh Tian.

Dia tidak menganggu ku lagi saat sebulan sebelum ujian semester. Yah terlambat bagi ku karena ujian sudah di depan mata.

Naik lah kami di kelas empat SD. Kebetulan di sekolah ku telah merenovasi kelas. Sehingga kami mendapat kelas yang baru. Di mana kami tidak duduk sebangku berdua lagi melain kan satu bangku untuk satu orang. Waw tentu saja aku sangat senang. Sungguh-sungguh senang. Di kelas ini aku kembali mendapat peringkat lima di kelas ku. Betapa bahagian nya aku karena kembali nilai ku naik. Kedua orang tua ku merasa bangga kepada ku. Dari kelas satu SD hingga kelas empat aku selalu masuk sepuluh besar, yah meski pun nilai ku turun naik sih. Tapi tetap saja bukan aku mendapat kan rangking.

Bab 2

Rasa suka ku kini mulai tumbuh saat aku duduk di kelas lima SD. Awal nya sih aku belum menyadari hal itu. Yah nama nya juga cinta monyet. Baru kali ini aku mempunyai rasa suka dengan seorang laki-laki.

Aku mulai menyukai orang yang aku benci waktu itu. Tian adalah orang nya. Rasa itu muncul karena dia melindungi ku.

Waktu itu aku di ganggu salah satu anak laki-laki di kelas ku yang merupakan satu geng dengan Tian. Ketika Tian mengetahui hal itu, dia pun marah dan menghajar anak itu. Yah dia berkelahi dengan teman nya sendiri karena aku.

Siapa yang tidak tersentuh akibat hal itu coba. Pasti semua cewek tersentuh dengan laki-laki yang rela berkelahi dengan teman nya sendiri karena kita bukan?

"Tian, kamu apa-apaan sih?" Ujar Edo memegang rahang bawah nya yang sakit karena pukulan dari Tian.

"Kamu yang apa-apaan? Ngapain juga kamu ganggu Fitri. Fitri ini hanya milik ku. Dan mulai sekarang kamu jangan pernah menganggu nya lagi" Tegas Tian.

Deg...

Mata ku membulat saat mendengar apa yang di katakan Tian barusan.

"Fitri hanya milik ku" Seketika aku merasa tersentuh.

"Apa Tian suka kepada ku?" Pikir ku.

Tian mendekati ku. Mata ku masih membulat menatap nya. Aku tidak mengerti dengan maksud dari ucapan nya barusan. Bingung masih menghantui ku saat itu.

"Sudah, kamu jangan takut lagi. Mulai sekarang, aku akan menjaga mu. Siapa pun yang berani menganggu mu, akan berhadapan dengan ku" Ujar nya dengan kalem terus pergi meninggalkan ku yang masih terbengong dengan semua kejadian ini.

Untung nya, Edo tidak melawan Tian saat itu. Saat di pukul oleh Tian, Edo langsung mengundurkan diri. Yah mungkin. Edo tahu bahwa dia tidak sebanding dengan Tian.. Bagaimana pun dia melawan Tian, pasti akhir nya kalah juga. Secara Tian ketua geng bisa di katakan preman sekolah di sana.

Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang apa yang Tian katakan kepada ku. Dan pada akhir nya cinta monyet ku berlabuh kepada laki-laki yang bernama Rizwan Agustian.

Cinta ku kepada Tian aku pendam. Dari kelas lima SD hingga pada saat aku SMP. Yah hingga SMP kami masih main bersama di halaman rumah ku bersama teman-teman seperjuangan ku di kampung.

Waktu magrib berkumandang, aku dan teman-teman ku pergi ke mushola yang tidak jauh dari rumah ku untuk solat magrib dan isya di sana.

Setelah selesai solat magrib kami duduk dan bermain di got yang ada dekat mushola menunggu waktu isya tiba. Di got itu lah Tian datang menghampiri ku dan duduk di samping ku.

"Hai" Tegur nya.

"Juga" Balas ku yang salah tingkah saat di hampiri oleh Tian.

"Gak lama lagi kita lulus SD ya. Rencana nya kamu mau melanjutkan sekolah di mana?" Tanya nya kepada ku.

"Ha? Aku? Dimana ya?" Ujar ku mulai berpikir.

"Seperti nya di SMP Dompas aja deh, soal nya lebih dekat" Jawab ku setelah berpikir.

"Waw bagus dong. Itu arti nya kita satu sekolah lagi" Ujar nya tersenyum manis.

Melihat senyuman nya itu membuat hati ku klepek-klepek lagi.

Yogi yang merupakan salah satu teman ku menghentikan lari nya. Yah saat itu beberapa teman ku yang lain sedang bermain kejar-kejaran. Namun, melihat ku dan Tian duduk di got membuat nya berhenti berlari.

"Eh, teman-teman. Sini, sini" Ujar nya meminta semua teman-teman ku berkumpul mendekati nya.

"Apa sih?" Jawab Puja.

"Itu coba kalian lihat Fitri dan Tian, mereka seperti orang pacaran saja" Ujar nya.

"Mana-mana" Ujar Ratna datang menyempeli.

"Itu tuh di sana" Jawab Yogi menunjuk ke arah kami.

"Cie.... Cie.... Fitri dan Tian.... " Ujar mereka serentak menggoda ku dan Tian.

"Apaan sih kalian" Ujar ku.

"Kalian seperti orang pacaran saja" Ujar Pika.

"Jika kami pacaran kenapa?" Tentang Tian.

"Tian, apaan sih kamu" Ujar ku merasa malu. Jelas saja aku malu toh aku dan dia tidak mempunyai hubungan apa-apa. Hubungan kami hanya teman biasa.

"Biarin aja, apa salah nya jika kita pacaran bukan?" Ujar nya.

"Apaan sih. Kita masih kecil juga baru juga kelas enam SD dan bentar lagi mau masuk SMP. Sudah pacaran-pacaran segala" Jawab ku malu. Meski pun di hati ini berbunga-bunga mendengar ucapan dari Tian, namun tetap saja aku menutupi perasaan ku saat ini.

Aku tidak mau Tian tahu perasaan ku. Malu dong jika aku yang mengungkap kan rasa kepada nya. Begitu lah pikiran ku saat itu.

Aku dan Tian menjadi teman dekat. Sangat-sangat dekat. Hingga perasaan suka itu semakin kuat dan terasa nyata.

Hingga pada saat kami masuk di sekolah SMP. Di sana lah Tian mulai berubah. Dia menjauh dari ku. Dan jujur aku merasa kehilangan. Kehilangan sesosok laki-laki yang selama ini telah membuat ku merasa aman dan nyaman.

Di kelas satu SMP aku mendapatkan kabar dari kakak sepupu ku di mana dia duduk di kelas tiga SMP waktu itu dan aku duduk di kelas satu. Dan kakak sepupu ku itu bernama Fia.

Kata nya Tian dekat dengan salah satu teman kelas nya bermana Badariah.

Terasa petir menyambar di siang bolong waktu itu. Rasa hati ini benar-benar hancur mendapati Tian suka dengan cewek lain.

Pantas saja dia menjauh dari ku. Ternyata kini Badariah lah yang telah mencuri hati nya. Aku sangat sedih dan sakit hati saat itu.

Aku merasa tidak tahan lagi dengan diri nya yang telah menjauhi ku. Hingga aku putus kan untuk meminta bantuan kepada kakak sepupu ku itu untuk menyampaikan perasaan ku kepada Tian. Aku takut kehilangan Tian yang selama ini telah melindungi ku dan membuat ku merasa aman dan nyaman.

Kebetulan ibu nya kakak sepupu ku itu adalah guru ngaji. Dan Tian mengaji di rumah nya. Setelah selesai Tian mengaji, kakak sepupu ku mengajak nya ke halaman belakang rumah nya. Dan mengatakan perasaan ku kepada Tian.

Tentu saja aku yang menunggu kabar baik dari nya merasa deg degan. Aku mondar mandir di rumah ku dengan harapan cinta ku terbalas dan tidak bertepuk sebelah tangan.

Kini ku buang rasa gengsi ku yang selama ini. Yah di mana aku menunggu Tian lah yang mengungkapkan perasaan nya kepada ku bukan aku yang memulai. Namun, karena Tian dekat dengan Badariah, aku tidak tahan lagi. Sehingga aku pun memutuskan untuk mengungkapkan perasaan ku kepada nya melalui kakak sepupu ku.

Bab 3

Aku memutuskan untuk mengungkapkan perasaan ku kepada Tian melalui sepupu ku.

"Fia, gimana?" Tanya ku melihat Fia datang ke rumah ku setelah dia bertemu dengan Tian.

"Fit, Tian bilang dia hanya mengganggap mu sebagai teman saja. Lagian dia tidak mau menjalin hubungan dengan mu lantaran kalian satu kampung, rumah nya berdekatan lagi. Jadi dia itu lah alasan dia menolak mu" Jelas Fia kepada ku.

Deg...

Seketika aku merasa lemas, badan ku seperti tidak mempunyai tenaga saat itu. Ternyata semalam ini yang dia lakukan kepada ku hanya lah sebuah harapan palsu.

Yah ungkapan demi ungkapan dan perilaku baik nya kepada ku hanya lah omong kosong saja.

Terbukti saat ini cinta ku hanya bertepuk sebelah tangan. Tentu saja aku sangat kecewa dengan hal ini. Rasa malu ku kini muncul saat bertemu dengan nya. Yah, berbeda saat sebelum aku mengungkapkan perasaan ku kepada nya melalui sepupu ku itu. Sebelum nya aku bersikap santai dan cuek saja.

Namun, setelah rasa itu terungkap, aku merasa sungkan dan malu bertemu dengan Tian. Karena cinta ku bertepuk sebelah tangan.

"Bukan itu alasan yang tepat nya Fia. Dia sudah menyukai gadis lain. Yang kamu bilang itu teman sekelas mu Badariah. Itu lah alasan yang tepat kenapa dia menolak ku" Ujar ku dengan sedih.

Fia tampak berpikir dengan apa yang baru saja aku katakan.

"Benar juga. Bisa jadi sih itu alasan yang sesungguh nya. Namun, dia juga tidak mau menyakiti hati mu dengan memberikan alasan yang sebenar nya, jadi dia memberikan alasan seperti itu deh kepada ku dan meninta ku untuk menyampaikan nya kepada mu" Jelas Fia.

Aku tersenyum hambar. Sungguh hati ini sangat terluka ketika itu. Jika dia tidak membalas cinta ku, kenapa selama ini dia membuat ku mencintai nya? Sehingga aku jadi jatuh terhempas seperti ini. Rasa nya sangat sakit dan sangat perih.

Aku tidak menyangka dia seperti inu kepada ku. Harapan cinta ku di terima kini musnah lah sudah.

Semenjak itu lah aku mencoba untuk menutup hati kepada lelaki mana pun. Aku hanya menganggap para lelaki yang mendekati ku hanya sekedar teman saja. Meski mereka mengungkap kan perasaan nya kepada ku, aku tetap saja mengganggap itu hanya lah teman saja.

Tian kembali tinggal kelas di kelas satu SMP atau kelas tujuh. Yah dia bersama teman-teman nya di juluki sebagai sembilan Jahanam di sekolah itu. Hal itu di sebab kan geng nya berjumlah sembilan orang dan mereka semua nakal.

Guru-guru di sekolah ku juga kewalahan dengan tingkah laku mereka yang sangat nakal itu. Sehingga pada pembagian lapor kenaikan kelas, para orang tua masing-masing harus memilih jika ingin anak nya naik kelas, mereka harus pindah dari sekolah itu. Jika tidak pindah, maka resiko nya ya tinggal kelas.

Banyak teman-teman Tian pindah di berbagai sekolah, Namun aku juga tidak tahu pasti kenapa orang tua Tian masih membiarkan Tian sekolah di tempat ku dan membiarkan anak nya tinggal kelas. Mungkin mereka juga kewalahan dengan kenakalan Tian. Jadi mereka sudah tidak mau mengambil tahu lagi tentang anak nya itu.

Oh ya mengenai tentang nama sembilan jahanam itu, itu di ambil dari film P.Ramle. Di mana para penjahat berjumlah enam orang yang telah memperkosa dan membunuh istri P.Ramle. Karena itu lah P.Ramle pergi untuk membalas dendam dengan ke enam jahanam itu. Tidak hanya istri P.Ramle banyak juga orang-orang kaya yang menjadi korban mereka. Karena mereka adalah perampok dan rela membunuh siapa saja yang menghalangi mereka.

Dari situ lah nama gang Tian berasal Sembilan Jahanam karena anggota geng nya berjumlah sembilan orang.

Terkadang, aku juga merasa kasihan kepada Tian karena dia kembali tinggal kelas. Itu arti nya tiga tahun dia tinggal kelas. Di mana teman-teman seusia nya kini sudah masuk SMA di masih juga duduk di bangku SMP.

Tapi entah lah, ini semua memang sudah kemauan nya. Jika dia tidak mau tinggal kelas, pasti dia berubah dan tidak nakal lagi. Aku juga bingung kenapa aku jadi jatuh hati kepada dia yang nakal seperti itu.

Kelakuan nakal nya itu terkenal hingga beberapa desa. Pernah sekali dia dan beberapa teman-teman nya mencuri di sebuah warung yang tidak jauh dari rumah ku. Di mana dia mencuri rokok dan sejumlah uang di warung itu. Untung saja pemilik warung tidak melaporkan nya ke polisi. Hanya di selesai kan secara kekeluargaan di kantor desa.

Kalian tahu, dia mencuri seperti itu karena yah dia ingin membeli lem. Tahu lem, itu lah nakal nya Tian. Nakal yang merusak badan nya sendiri. Dia menghirup lem cap kambing. Mungkin dia pikir itu membuat nya merasa hebat dan gaul. Padahal kelakuan nya itu yang membuat tubuh nya rusak.

Dari situ lah dia mencoba-coba dan pada akhir nya terjebak ke dalam narkoba yang mematikan itu.

Namun, aneh nya meski aku sudah tahu waktu itu dia sudah mulai mengenal lem untuk membuat nya terbang melayang, aku masih saja suka kepada nya.

Yah aku pikir, aku bisa mengubah nya menjadi lebih baik lagi. Aku yakin hal itu. Namun sayang nya, harapan ku itu sia-sia. Usah kan dia mau berubah demi aku, mencintai ku saja dia tidak bagaimana bisa aku membuat nya berubah coba.

Begitu lah kelakuan tian sewaktu duduk di bangku SD dan SMP. Kelakuan nakal nya memang sedari kecil. Aku juga tidak tahu sih kenapa dia bisa begitu. Apa kurang didikan dari orang tua nya, atau karena pengaruh dari teman-teman nya.

Awal nya sih dengan mengenal lem itu dia dan teman-teman nya mencoba-coba. Namun dari rasa coba-coba dan penasaran itu lah yang membuat nya semakin terbuai dan terlena. Hingga membuat nya menjadi kebiasaan. Dan setelah dewasa dia terjerumus dengan Narkoba.

Setelah tamat dari sekolah SMA aku memutuskan untuk pergi kuliah ke pekanbaru untuk melanjutkan sekolah ku. Aku mengambil sarjana pendidikan. Dimana aku mengambil untuk mengajar bagian anak TK. Dan setelah tamat kuliah dengan nilai yang cukup memuaskan, aku mencoba untuk melamar pekerjaan sebagai pengajar di salah satu TK yang cukup terkenal di kota itu.

Alhamdulillah aku berhasil di terima di TK itu. Dan di sana lah kisah ini mulai kembali terjadi. Aku kembali bertemu dengan nya yang telah sekian lama aku sama sekali tidak tahu lagi kabar berita nya.

Saat itu dia berdiri di hadapan ku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!