NovelToon NovelToon

Wanita Bernasab Ibu

Memilih mundur

Di sarankan membaca novel angin selatan bertiupkan cinta.

...****************...

"Jadi kamu jangan tergiur dengan masa lalu yang datang ketika pernikahan sudah dekat." pesan mamanya.

"Tapi bukannya itu lebih baik ma sebelum pernikahan itu terjadi, karena pernikahan bukan untuk di mainkan."

"Iya ,tapi kamu ketika melamar Reni sangat yakin, bahkan kamu melamarnya berkali-kali, kamu begitu susah untuk mendapatkannya, sekarang masa kamu mau mempermalukan dia."

"Nggak ma, aku tidak pernah berpikir untuk membatalkan pernikahan ini." jawab Zahran.

Ya Zahran tidak berniat membatalkan pernikahan ini walaupun dia mengetahui bahwa Reni bukanlah angin selatan itu.

"Bagus."

"Ma menurut mama Kaylin itu cantik nggak?"

Siska menatap anaknya dengan menyergit. Dia tidak paham kenapa anaknya bertanya wanita yang masih masuk bagian keluarga besar mereka.

"Cantik, dia masa lalu kamu?" tanya Siska bertanya.

Siska juga ingat waktu pertama bertemu Kaylin di rumah anaknya Mezza. Wanita itu tampak menatap Zahran dengan mata berbinar-binar.

"Bukan ma."

"Lalu? kamu jatuh cinta sama dia?"

"Bukan juga ma."

"Lalu apa" tanya mamanya.

"Aku juga nggak tau ma, yang aku tau ketika melihat dia bersama lelaki lain hati ini sakit, aku tidak menyukainya ma, tapi entahlah ma." ucap Zahran dengan jujur.

"Mungkin kamu tidak menyadari bahwa kamu menyukai dia, tapi apakah rasa sakit itu sama ketika kamu melihat Reni dengan lelaki lain?" tanya Siska.

"Aku sudah lama menyukai Reni karena aku menganggap dia orang yang mengirimkan aku surat kaleng waktu duduk di SMA ma, tapi aku merasa tidak ada sesakit itu melihat Reni dengan lelaki lain." ucap Zahran.

"Surat kaleng?"

"Jadi begini ma, dulu aku mendapatkan surat kaleng dari seorang wanita, aku ambilkan dulu." ucap Zahran berjalan menuju kamarnya.

Tidak lama kemudian Zahran keluar membawa sebuah kotak, di dalam kotak itu banyak surat dengan kertas yang berbeda - beda warna.

Zahran menceritakan semuanya kepada mamanya tanpa ada yang terlewatkan. Sambil mendengarkan ceritanya,mamanya membaca surat tersebut.

"Ini cerita hampir sama dengan novel yang di tulis oleh angin selatan bertiupkan cinta." ucap mamanya.

"Novel?"

"Iya, mama suka membacanya, penulisnya angin selatan bertiupkan cinta, mama yakin penulisnya adalah wanita yang sama dengan penulis surat ini." jawab mamanya.

"Kenapa mama berpikir seperti itu?" tanya Zahran mencoba menggali informasi dari mamanya sendiri.

"Karena surat ini persis seperti surat yang ada di novelnya, akan tetapi kisahnya happy ending, lelaki yang di kirim surat itu menemukan wanita itu setelah pertama kali melihat wajah wanita itu."

"Mama yakin isi suratnya sama?" tanya Zahran.

"Iya, tapi penulis itu kamu tau nggak siapa nggak? jika kamu tau kamu bisa syok."tanya Mamanya.

"Mama tau?"

"Ya taulah."

"Siapa ma?"

"Dia adalah Kaylin adiknya Ken, wajar jika kamu sakit hati ketika melihat dia berada dengan lelaki lain, karena kamu dan dia udah cinta sama dia walau kamu tidak tau seperti apa dia." ucap mamanya.

"Menurut mama aku mencintai Kaylin?"

"Iya."

Brakkkkkk

Zahran dan mamanya menengok kebelakang ketika mendengar suara pecahan. Mereka berdua kaget ketika melihat siapa yang datang.

"Reni."

Reni yang mendengar bahwa Zahran menyukai Kaylin terkejut. Dia juga sempat mendengar tentang cerita Zahran mengenai surat kaleng itu.

Reni berlari sekencang-kencangnya sambil menangis. Dia bodoh karena berpikir lelaki itu mencintainya cukup lama. Namun dia terkejut ketika tahu bahwa lelaki itu mencintainya karena mengira Dia yang mengirimkan surat kaleng itu.

"Reni tunggu." teriak Zahran mengejar wanita itu.

Zahran tau bahwa wanita itu sedang sakit hati. Wanita itu pasti berpikir bahwa dia akan meninggalkannya setelah mengetahui bahwa Reni bukan angin selatan bertiupkan cinta.

Saat ini Reni tidak ingin bertemu dengan Zahran. Dia berlari sekuat tenaga masuk kedalam mobilnya.

Reni memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Zahran mencoba mengejar mobil Reni namun wanita itu telah pergi.

"Kejar dia an." ucap mamanya menyerahkan kunci mobil.

Zahran masuk kedalam mobil kalau membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Sedangkan Siska hanya bisa berdoa yang terbaik untuk keduanya.

Reni yang merasa sakit hati, tidak sadar dengan apa yang di lakukannya. Dia hanya membawa mobil itu.

Karena sakit hati dia mencoba menghubungi Kaylin. Dia ingin bertemu dengan wanita itu. Dia tidak ingin pernikahannya batal. Walaupun apa yang terjadi, Reni akan mencoba mempertahankan pernikahannya.

Reni melajukan mobilnya menuju tempat yang telah di setujui. Dia beruntung karena wanita itu sedang berada di kota yang sama karena ada pekerjaan.

Reni memarkir mobilnya lalu turun dengan tergesa - gesa. Dia tidak sabar bertemu dengan Kaylin di rumah Azzura.

Rumah tanpa sepi, karena asisten rumah tangganya kenal dengan Reni, dia membiarkan Reni menaiki tangga menuju kamar Kaylin.

Kaylin agak kaget lihat wanita itu sangat berantakan menghampirinya.

"Kamu kenapa kak?" tanya Kaylin.

"Kamu bertanya? atau kamu mau menertawakan saya?" tanya Reni dengan aura menakutkan.

"Ada apa kak?"

Plakkkk

Kaylin ketika Reni menamparnya tiba - tiba. Jiwa Kaylin lansung bergejolak ketika wanita itu menamparnya.

"Kamu pikir kamu siapa berani menampar aku hah?" ucapnya dengan marah.

"Kamu wanita perusak kebahagiaan orang, kamu wanita ******." ucap Reni berteriak.

Kaylin tidak terima dengan ucapan wanita itu yang mengatainya dengan sebutan ******. Wanita yang berusia 24 tahun itu lansung menyerang Reni tanpa berkata apa-apa.

Perkelahian terjadi tanpa bisa di elakkan lagi.Reni yang biasa nampak elegan dan dewasa menjadi brutal hari ini.

Dia berhasil menjambak rambut Kaylin. Begitu juga sebaliknya. Mereka tidak menyadari bahwa mereka sudah berdiri di ujung tangga.

Reni yang tidak sadar di belakangnya tangga, tiba-tiba terpeleset. Reni jatuh berguling dari atas tangga sampai ke bawah. Sedangkan Kaylin kaget ketika melihat Reni berguling ke bawah.

Zahran yang baru sampai di rumah itu sangat kaget melihat Reni terjatuh berguling - guling. Dia juga melihat posisi Kaylin berdiri di ujung tangga lantai dua.

"Reni, bangun Reni." ucap Zahran mencoba membangunkan Reni.

Kaylin hanya diam ketakutan. Dia tidak tau apa yang akan di lakukan oleh lelaki itu karena telah melukai calon mempelainya.

"Ada apa ini?" tanya Azzura yang baru saja pulang dari kantor suaminya.

Azzura berlari mendekati Zahran dan Reni. Ken juga tidak kalah kaget melihat apa yang terjadi di rumahnya.

"Bang bawa Reni kerumah sakit." ucap Azzura.

...****************...

Reni kaget saat melihat Zahran masuk ke dalam kamar inapnya. Zahran berjalan mendekati ranjang di mana Reni sedang tengah duduk di atasnya.

"Gimana? apa masih sakit?" tanya Zahran.

"Kamu nggak nanya kenapa aku bisa jatuh?"

"Apakah itu penting?".

"Apa karena aku yang jatuh?"

"Maksud kamu?" tanya Zahran benar - benar tidak paham.

"Jika Kaylin yang jatuh kamu pasti mempermasalahkan."

"Tunggu dulu, lagian jika kita kaji, semua orang akan menyalahkan kamu, karena kamu waktu itu yang menyerang Kaylin."

"Jadi kamu menyalahkan aku."

"Kamu tidak salah, tidak ada yang salah, hanya aja kamu begitu ceroboh, jika itu Kaylin yang terjatuh maka kamu bisa di tuntut oleh Ken Mahesa,karena di sana kamu yang menyerang ke rumah mereka." ucap Zahran menjelaskan.

"Saya paham kamu emosi, tapi semua bukan salah Kaylin, aku yang salah mengira selama ini, aku mengira angin selatan bertiupkan cinta itu adalah kamu, kenapa aku berpikir begitu karena aku melihat kamu beberapa kali di jam istirahat masuk ke kelas kami." ucap Zahran menambahkan.

"Jadi sekarang bagaimana? aku tidak masalah jika pernikahan ini di batalkan." ucap Reni dengan hati yang sakit.

Zahran tau walaupun wanita itu bicara tidak masalah, tapi dia tau bahwa hati wanita itu sedang hancur. Dia tidak ingin menghancurkan impian wanita itu.

Lagian Zahran juga tidak bisa bersama dengan Kaylin. Dia sangat yakin bahwa wanita itu tidak akan mau bersamanya setelah apa yang dia lakukan kepadanya.

"Kita tetap akan menikah, pernikahan harus tetap terlaksana sesuai rencana." ucap Zahran.

Reni menatap manik mata Zahran untuk mencari cela ketidakseriusan. Akan tetapi dia tidak menemukan itu.

"Tapi aku bukan wanita yang kamu cari selama ini."

"Mungkin ini jalan jodoh kita."

"Apa tidak sebaiknya di mundurkan? kita tetap harus memikirkan perasaan masing-masing, nanti kita tidak bahagia,aku juga mau fokus berobat dulu."

"Biar aku yang membawa kamu berobat, aku punya kenalan dokter untuk kaki mu."

"Aku rasa rencana pernikahan harus di undur, aku tidak mau hidup dengan lelaki yang tidak mengharapkan kehadiran aku, aku tidak mau suamiku nanti memikirkan wanita lain saat bersama dengan aku." ucap Reni.

"Undangan sudah tersebar, ini hal memalukan."

"Aku tidak masalah jika kamu membatalkan atau mengundur hari sampai di mana kita sama - sama yakin."

"Itu akan memalukan kedua pihak keluarga, kita tetap menikah sesuai rencana, apakah kamu tidak bersedia menikah dengan aku?" tanya Zahran.

"Pertanyaan itu harusnya untuk kamu,apakah kamu bisa mencintai aku setelah tahu bahwa aku bukan wanita yang kamu inginkan." ucap Reni.

Zahrah tidak lansung menjawab. Lama ia memikirkan jawaban yang tepat agar tidak melukai hati Reni.

"Kita bisa menjalani, aku yang mengajak kamu menikah."

"Baik, tapi mau nggak kamu meninggalkan Jakarta, kita tinggalkan negara ini, aku tidak mau kamu bertemu dengan Kaylin."

"Aku dan dia tidak akan pernah bertemu lagi, dia ada di Bali."

"Kamu yakin tidak akan menyesal?"

"Aku tidak akan pernah menyesali apa yang sudah aku perbuat, aku sudah memikirkan semua dengan matang."

"Baiklah, aku tidak mau diantara kita ada yang tersakiti."

"Aku berjanji akan memberikan kamu kebahagiaan, aku akan berusaha untuk itu."

Walaupun Zahran tetap menginginkan pernikahan itu tetap terjadi, namun akhirnya Reni memutuskan untuk pergi. Dia tidak ingin menikah dengan lelaki yang mencintai wanita lain. Dia yakin bahwa lelaki itu masih mencintai Kaylin. Dan dia tidak ingin merampas kebahagiaan dia insan yang saling mencintai.

Gagal kedua kalinya

Renita Tasya adalah wanita yang gagal di nilai oleh Zahran Kusuma. Reni memang memilih mundur dari pernikahannya setelah tau siapa yang di cintai oleh Zahran Kusuma.

Reni dan Zahran butuh waktu setahun untuk bertemu jodohnya masing-masing. Zahran menikah dengan Kaylin sedangkan Reni mengenal Riki.

Reni dan Riki saling mencintai. Karena hampir berumur 30 tahun, akhirnya Reni memutuskan untuk serius.

Dia sudah tidak ingin berpacaran terlalu lama lagi. Pernikahan mereka sudah tinggal sebulan lagi.

Reni sengaja menikah setelah Zahran, karena bagaimanapun Zahran adalah keponakan istri dari omnya Alan Adha.

"Semua sudah siap, kita akan menikah di hotel termewah milik keluarga Adha." ucap lelaki itu kepada Reni.

"Ya, untuk undangan masih di cetak ya?"

"Iya, mungkin seminggu lagi udah siap."

"Baik."

"Untuk cincin besok kita pesan, dan baju pengantin bagaimana?" tanya Riki.

"Nanti aku hubungi, semoga pas fiting terakhir udah pas."

"Baiklah, aku akan ada meeting siang ini, kamu pulang naik taksi aja ya."

"Baik."

begitulah Reni dan Riki yang memang sama-sama pekerja sibuk. Reni sudah terbiasa pulang tanpa di antar. Dia bukan gadis muda yang manja yang harus di antar - antar.

Riki begitu senang karena Reni memang wnaita yang sangat pengertian. Dia sangat mencintai wanita itu walaupun nampak terkadang seolah tak peduli.

Mereka sudah merencanakan pernikahan dengan matang. Kedua keluarga telah menyetujui pernikahan mereka.

Hari berganti hari lalu berganti bulan. Dan tidak terasa hari pernikahan mereka telah tiba.

Hari ini semua tampak sibuk dengan urusan masing-masing. Dinda sudah menunggu tamu yang datang. Dia nampak bahagia karena hari ini adalah hari pernikahan anaknya.

Jika tahun lalu dia agak kecewa karena anaknya sendiri memilih mundur dari pernikahannya. Namun ia tidak bisa memaksa anaknya karena ini menyangkut kebahagiaan anaknya satu - satunya.

"Cantik banget ibu satu ini, wajar pak Rudi tergila-gila dengannya." ucap wanita memakai kebaya yang sama dengannya.

Wanita itu adalah Bela istrinya Alan Adha. Dinda hanya tersenyum karena ia tidak bisa menyembunyikan binar kebahagiaan di wajahnya.

"Aku senang akhirnya Reni menikah juga, aku berharap dia bahagia."

"Aamiin."

Bella memang sangat menyayangi Reni seperti anaknya sendiri. Bahkan dulu ia pernah berpikiran untuk menjodohkan anaknya dengan Reni.

Yuk kita jemput Reni, nggak sabar liat Reni." ucap Bella bersemangat untuk menjemput Reni ke kamar khusus pengantin.

Mereka berjalan ke kamar yang memang di sediakan khusus untuk MUA menghias pengantin.

Dinda membuat pintu kamar tersebut. Reni tampak duduk di meja rias. Dia tampak cantik dan anggun memakai kebaya putih tulang.

"Haduw cantik banget pengantinnya." ucap Bela berjalan mendekati Reni.

"Ah Tante bisa aja, Tante juga cantik banget."

"Tentulah tantemu cantik, jika nggak mana mungkin om kamu mau sama Tante Bella." jawab mamanya Reni.

"Hahahaha iya juga."

"Udah, kalian berlebihan, apakah pengantin pria udah datang nggak ya?" tanya Bella.

"Kita tunggu aja di sini." ujar Mama Reni.

Mereka berbincang-bincang di sana. Untuk kali ini mereka tetap memakai jasa MUA dari Beby organizer.

Tidak lama kemudian pintu kamar di ketok. Setelah di buka oleh mama Reni nampak sosok seorang lelaki. Lelaki itu adalah papanya Reni.

"Ada apa pa?" tanya Mama Reni kepada papanya.

"Ini papanya Reni nggak jadi datang?" tanya lelaki itu setengah berbisik kepada istrinya.

"Memang belum datang juga?" tanya Dinda.

"Belum, bahkan dia tidak bisa di hubungi, apa aku datangi aja dia ke kantor polisi?"

"Kan pakai wali hakim pa, biarkan saja dia nggak datang." ucap mama Reni.

Reni curiga dengan apa yang di bicarakan mama dan papanya. Reni tau bahwa lelaki yang berdiri bersama mamanya adalah papa sambungnya.

Dia juga tidak kaget ketika mengetahui papa kandungnya ketika di tahan polisi atas perencanaan pembunuhan kepada keluarga Alan Adha.

"Ada apa ma?"

"Ini papa kamu ada - ada aja, masa karena ayah kamu nggak datang mau jemput."

"Papa hanya ingin ayah kamu melihat kamu hari pernikahan kamu, bukannya itu yang kamu mau dulu?" ucap papanya.

Reni memang dulu sempat ingin seperti itu. Dia memang sudah tau bahwa dirinya adalah anak yang di lahirkan di luar nikah.

"Terserah papa mana baiknya, namun jika ayah nggak bisa datang, ya sudah pa." ucap Reni.

"Ia, lebih. aku begitu Ren, mm kemaren nggak senang kamu mengundang ayahmu, ayahmu kan di penjara, bisa malu nanti kamu jika semua orang tahu jika ayah narapidana."

"Nggak apa-apa ma, aku siap dengan segala risiko,lagian aku dah biasa di ejek seperti itu sejak dulu."

"Terserahlah."

Tidak lama kemudian datang Azzura yang mengabarkan bahwa mempelai lelaki sudah datang. Mereka memang berangkat dari rumah berbarengan keluarga Riki.

"Ayo turun." ajak Dinda.

Reni merasa jantungnya deg - degan ketika berjalan menuju ruang akad nikah. Dia bahkan tidak melihat kearah mempelai lelaki.

"Cantiknya pengantinnya." bisik tamu yang hadir.

Reni duduk agak jauh dari pengantin pria. Wali hakim dan bapak penghulu sedang duduk di meja akad nikah.

"Bisa di mulai?" tanya bapak penghulu.

"Kok yang nikahin wali hakim, kenapa nggak papanya?" tanya para tamu berbisik.

"Pada nggak tau ya, dia kan bernasab Dinda, dia nggak ada nasab dari ayahnya karena dia anak hasil Zina."jawab tamu yang lain.

"Benaran? Bukannya dulu buk Dinda menikah, dan itu anak suami pertamanya?" tanya yang lain.

"Nggak, itu aja Dinda menjebak suami pertamanya, sebelum menikah dia sudah hamil kabarnya."

"Parah ya si Dinda."

"Kan memang si Reni sejak dulu di ejek sama teman-teman anak haram."

Semua tau semakin heboh bergosip. Sampai gosip itu sampai ke telinga keluarga Riki.

"Nah lihat itu, lelaki itu kabarnya ayahnya, Narapidana." tunjuk salah seorang tamu.

Semua mata tertuju kepada lelaki yang baru saja sampai. Lelaki itu memakai baju kemeja bangun dikawal oleh beberapa lelaki.

"Itu dia di kawal polisi."

"Yah gila, masih berani datang ke pesta anaknya, nggak ada urat malunya."

Nenek Riki geram mendengar semua bisik - bisik tetangga. Sedangkan mama Riki mulai gelisah karena malu dengan keluarganya yang lain.

Mama Riki memang sudah tau tentang semuanya. Reni dan Riki sudah menceritakan kepadanya.

"kamu ini bagaimana cari menantu, nggak di liat bibir bobot dan asal usulnya." ucap nenek Riki yang merasa marah kepada mama Riki.

"Bukan gitu ma, tapi....."

"Udah, jangan mencoreng arang di wajah, jangan mencoret nama keluarga besar, batalkan pernikahan ini." ucap Nenek Lansung berdiri dari duduknya.

Semua orang kaget melihat nenek Ricky berdiri sambil marah. Dia juga menarik tangan mama Riki. Keluarga lain juga ikut bangkit dari duduknya.

"Maaf pernikahan ini di batalkan, saya tidak mau menikahkan cucu saya dengan wanita yang tidak jelas asal usulnya, ayo Riki pulang."

Dinda lansung panik mendengar ucapan nenek Riki. Dia mengira semua keluarga Riki sudah tau tentang masalah ini.

"Jangan begitu buk." ucap Dinda mencoba menahan nenek Riki.

"Tidak ada, tidak ada pernikahan hari ini, Ayo Riki."

Riki berdiri dari duduknya. Dia sangat paham keinginan orang tua Riki. Jika keluarganya tidak setuju maka dia tidak bisa menikah dengan Reni. Riki adalah anak yang patuh.

"Jangan batalkan pernikahan ini Ki." ucap Dinda menangis.

"Ma sudah, biarkan saja." ucap Reni mencoba menenangkan mamanya.

Suasana semakin kacau karena keluarga mempelai lelaki meninggalkan ruangan. Keluarga Adha tidak tinggal diam, akan tetapi semua tidak membuahkan hasil

Dinda dan Reni hanya menangis. Sementara Rudi masih mengejar keluarga Riki sampai ke lobi hotel. Namun keluarga besar Riki tetap ada pendiriannya untuk tidak melanjutkan pernikahan tersebut.

Bab 3

Semua kamu semakin heboh berbisik-bisik melihat gagalnya pernikahan Reni.Selain prinsip-prinsip mereka juga mewujudkan yang lahir hasil perzinahan.

Reni lansung lari meninggalkan tempat pesta. Dia sudah tidak tahan mendengar cemoohan untuk dirinya.

Dia pikir dulu ketika dia berhasil sukses maka cemoohan ia akan berhentinya sendirinya. Namun ternyata kutukan itu masih berlaku sampai saat ini.

"Reni." Azzura lansung memelukku untuk menenangkan aku.

"kenapa dadaku sakit sekali? kenapa Riki meninggalkan aku, padahal dia sudah tau masalah ini." jawab Reni sambil menangis.

"yang sabar, mungkin.dia bukan jodohmu, kamu yang sabar, insyaallah akan digantikan dengan yang lebih baik."

Reni memeluk Azzura dengan sekuat mungkin. Dia sudah tidak tau kemana harus menyampaikan keluh kesal.

Tiba - tiba ada yang datang dengan tergopoh-gopoh. Wanita itu nampak sangat panik.

"Ren, mama kamu pingsan, ayo di bawa kerumah sakit."

Reni langsung berlari ke tempat di mana mamanya jatuh pingsan. Reni tidak sanggup melihat penderitaan mamanya. Reni bersimpuh memeluk mamanya sambil menangis.

"Ma, bangun ma." ucap Reni.

Azzura lansung duduk di samping mamanya Reni. Dia lansung mengoleskan minyak kayu putih di kening, dan di daerah sekitar hidung.

"Ayo bantu bawa kerumah sakit, ini serangan jantung ."ucap Azzura meminta tolong sambil memberi pertolongan pertama kepada mama Reni.

Azzam lansung membantu menggendong mama Reni. Bagaimanapun bagi Azzam Tante Dinda adalah Tante yang baik baginya.

Begitu juga dengan Bella dan Alan yang panik ketika melihat Dinda terjatuh. Zahran yang juga berada di sana lansung membantu Azzam membawa mama Reni. Mobil di kendarai oleh Ken suami Azzura. Sedangkan di kursi penumpang bagian belakang, Azzura dan Zahran masih berupaya memberikan pertolongan.

Setelah sampai di rumah sakit, para tenaga media sudah menunggu. Mama Reni lansung di tangani oleh Azzura sendiri yang merupakan dokter Jantung.

Azzura di bantu oleh beberapa perawat. Sedangkan Reni hanya duduk di kursi menangis. Dia merasa hidupnya hanya membuat masalah bagi mamanya.

"Ren, gimana keadaan mama?" tanya Rudi papa sambung Reni.

"Mama masih di tangani dokter pa." ucap Reni sambil menangis.

Rudi memang papa sambungnya sejak kecil. Namun yang ia tau Rudi adalah lelaki yang sangat menyayangi dirinya dengan tulus.

"Pa aku takut jika mama nggak bangun lagi." ucap Reni.

"Kita doakan saja yang terbaik untuk mama."

Berbeda di tempat pesta, satu persatu tamu mulai meninggalkan lokasi pesta. Dan masih ada yang berjaga sambil menggosip.

Alan dan Bella masih di sana. Mereka memang sengaja tinggal agar bisa memberi penjelasan kepada tamu yang datang.

Di wajah keduanya nampak kekuatiran. Tamu masih ada yang datang karena mungkin masih belum tau berita yang tersebar.

Namun beberapa tamu ada yang sudah tau karena berita gagalnya pernikahan itu tersebar di media sosial. Apalagi ada salah satu admin yang menuliskan batalnya pernikahan seorang perempuan karena bernasab ibu.

Amar datang agak lebih lambat dengan keluarganya karena ada halangan. Amar adiknya Bella memang sudah meminta izin agak telat.

Namun ketika datang bersama istri dan anaknya, ia agak sedikit kaget melihat tempat acara yang sepi.

"Mana mempelainya kak? lagu ganti kostum?" tanya Amar kepada kakaknya Bella.

"Pernikahan Reni batal mar, keluarga besar laki - laki tiba-tiba membatalkan pernikahan mereka." jawab Bella dengan sedih.

Amar, istrinya dan anaknya Gala Sky nampak kaget mendengar penjelasan dari Bella.

"Kenapa bisa begitu kak? Ini bisa dilaporkan ke polisi karena pencemaran nama baik."

"Nenek lelaki dan keluarga lain baru tau kalau Reni bukan anak Rudi, mereka tidak mau mempunyai memantu yang bernasab ibu." jawab Bella.

Gala Sky semakin bingung dengan penjelasan Tantenya.

"Kok bernasab ibunya Tan?" tanya Gala Sky masih bingung.

"Ini sebenarnya aib gala, mama Dinda dulu pernah hamil di luar nikah, jadi Reni itu anak di luar nikah." cerita mama Bella.

Gala Sky agak terkejut. Dia belum tau fakta bahwa Tante Dinda pernah melahirkan tanpa ada ikatan pernikahan.

"Jadi om Beni dan Tante Dinda tidak pernah menikah tante?" tanya Gala.

Bella menggelengkan kepalanya. Dia tidak tau harus bercerita bagaimana kepada keponakannya itu.

"Jadi suami pertama Tante Bella adalah om Rudi?" tanya Gala.

Bella juga menggelengkan kepalanya. Pandangan tertuju kepada suaminya. Alan paham maksud pandangan mata istrinya kepadanya. Dia paham bahwa istrinya ingin menceritakan sepenggal cerita masalalu di antara mereka.

"Dulu om suami pertama Tante Dinda, tapi om dan Tante Dinda tidak pernah tidur sekamar karena om sangat mencintai Tante Bella, dan waktu itu Tante Dinda sudah hamil, jadi om memutuskan bercerai." cerita Alan Adha.

"Tapi setelah itu Tante Dinda berubah menjadi yang lebih baik ketika kehamilannya membesar. Lalu bertemulah dengan papa Reni yang sekarang. Namun Tante Dinda sangat lama menyetujui untuk menikah dengan om Rudi, akhirnya setelah Reni lahir, Tante Dilla menyatakan bahwa dianya nasab anaknya. Dia tidak ingin mencantumkan nama lelaki yang bernama Beni itu." Bella menyambung ucapan suaminya.

Azzam dan Gala serta yang lainny agak kaget. Azzam tau bahwa Reni anak yang di lahirkan di luar nikah. Karena sejak dulu Reni selalu mendapatkan cemooh dari teman - temannya. Yang ia tidak tau adalah papanya pernah menjadi bagian dalam hidup tante Dinda.

Tiba-tiba ponsel Azzam berdering. Dia mengangkat telepon kembarannya Azzura.

"Ya wa?"

"Tante Dinda udah sadar, dia ingin bertemu mama." ucap Azzura diseberang sana.

" Ma Tante Dinda ingin bertemu mama." ucap Azzam menyampaikan kepada mamanya.

"Mungkin ada baiknya mama dan papa ke sana." ucap Azzam lagi.

"Baiklah, kamu di sini sama yang lain." ucap papanya.

"Bang, tolong antarkan mama dan papa ke rumah sakit." ucap Azzam meminta tolong Gala. Ia juga tidak Sudi jika nanti abang sepupunya bertemu dengan istrinya.

Gala dengan senang hati untuk menemani Tantenya beserta suami. Setelah mereka sampai, Bella lansung masuk ke ruang perawatan Dinda.

sementara ini keluar dari ruangan tersebut karena harus bergantian masuk.

"Dinda." panggil Bella.

"Beela."

"Kamu cepat sembuh ya, jangan pikirkan semua, semua pasti baik - baik saja."

"Aaku yang buat anak ku seperti i-ini bel, semua terjadi karna kesalahan ku dulu, ini karmaku." ucap Dinda agak terbata - bata.

"Jangan banyak ngomong dulu, memang si Riki bukan jodoh Reni, kamu tenang, semua sudah berlalu yang penting kamu ausga taubat." jawab Bella.

"Bel, apakah masih akan ada lelaki yang mau sama Reni?"

"Tentu ada, Reni wanita yang cantik."

"Aku nggak yakin Bel, bahkan dulu Zahran meninggalkan Reni juga, ini sudah dua kali pernikahan Reni batal." ucap Dinda bersedih.

Hati wanita mana yang tidak hancur jika pernikahan anaknya sudah dua kali gagal.

"Jodoh ada di tangan Allah, percayalah."

"Aku sangat ingin sebelum pergi melihat Reni menikah." ucap Dinda menangis.

"Jangan menangis, kamu harus kuat demi Reni." ucap Alan menyemangati sepupunya itu.

Alan sangat sedih melihat adik sepupunya sedih dalam keadaan terbaring.Dia berjanji akan mencarikan lelaki yang baik untuk Reni.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!