PENGENALAN TOKOH
*ARUMI AURELIA*
(Visualnya agak jauh ya kak, kan cuma visual😊😊😁)
Tokoh utama yang selalu berjuang sendiri, bertahan dengan semua jalan pahit yang dia hadapi.
*SATYA BASTIAN WIGUNA*
pria kaya yang mempunyai dendam kesumat dengan almarhum ayah Arumi, setelah dia mengetahui orang tua Arumi telah meninggal Haris melimpahkan dendamnya kepada Arumi.
*ARJUNA ANGGORO*
Tajir, kaya, playboy namun setia.
*FARIDA AYUDIA*
Tunangan Haris yang sangat membenci Arumi karena tiba-tiba Haris menikahi Arumi.
(Di atas hanya visual ya🙏🙏😊)
*KAZUKI*
Pria sangar dan bersifat keras
*DAICHI*
orang kepercayaan Kazuki
***
"SAH!!" seru penghulu.
"Alhamdulillah..," ucap para saksi.
Sebuah senyum di tunjukkan oleh seorang pria yang bernama Satya.
"Mas."
Arumi mendekati Satya, wanita itu ingin mencium tangan pria yang sekarang menjadi suaminya.
"Pesta sudah selesai, bersihkan rumah ini!!" seru Satya kepada para pembantunya.
Dengan segera para pembantu Satya langsung bergegas membersihkan rumah besar tersebut, siapa yang akan berani untuk membantah perintah dari pria itu. seorang pria yang memang terkenal sangat kejam, arogan suka bertindak sewena-wena dan selalu tidak suka perintahnya dibantah.
"Mas." panggil Arumi.
"Sini kamu."
Seketika Satya langsung menarik tangan Arumi dan membawa wanita itu menaiki anak tangga rumah, dengan begitu kasarnya Satya mencengkram tangan Arumi.
CEKLEK..
sebuah pintu dibuka oleh Satya, pria itu menatap Arumi dengan tatapan mata yang begitu menakutkan.
BRUKK..
"Mulai sekarang kamu akan tinggal di sini, mulai hari ini juga kamu akan menjadi pembantu di rumah ini." ucap Satya sembari menatap Arumi yang sudah tersungkur di lantai sebuah ruangan.
"Kenapa kamu membawaku kemari Mas?" tanya Arumi.
"Di sinilah tempat tinggalmu, Mulai sekarang kamu akan menempati ruangan ini." jawab Satya.
"Tapi Mas, ini kan gudang?" tanya Arumi yang kebingungan.
"Gudang itu adalah tempat yang lebih layak untuk kamu tinggali, Mulai sekarang kamu akan tinggal di sini. kamu akan menghabiskan sisa hidupmu untuk membayar semua yang dilakukan oleh ayahmu." jawab Satya.
"Tapi mas..," ucap Arumi.
"Aku menikahimu bukan karena cinta."
"Lalu, kenapa kamu menikahiku?" tanya Arumi yang beberapa jam lalu di nikahi oleh si pria.
Pandangan mata Arumi nampak menatap pria yang beberapa jam lalu menikahinya.
"Kamu tidak usah terkejut seperti itu, karena pada dasarnya aku memang tidak pernah mencintaimu."
BRAKKK..
seketika Satya langsung menutup dan mengunci pintu gudang tersebut, sedangkan Arumi yang benar-benar kebingungan seketika dia berdiri dia mencoba untuk membuka pintu gudang tersebut.
CEKLEK..
CEKLEK..
BRAKKK..
BRAKKK..
BRAKKK...
"Mas!!" seru Arumi.
tatapan mata yang begitu kebingungan, para pembantu yang ada di tempat itu tentu saja tidak akan berani bertanya ataupun berusaha untuk membuka pintu itu.
"Jika ada yang berani berusaha untuk membuka pintu itu maka kalian harus berani menerima konsekuensinya." ancam Satya yang membuat para pembantu langsung kembali ke tempat mereka masing-masing.
Malam itu akan menjadi malam yang panjang bagi Arumi, malam di mana kehidupan yang berat akan dijalani oleh Arumi.
*KEESOKAN HARI*
KUKURUYUKKKK..
Suara ayam berkokok di pagi hari.
BYURR...
seember air sudah mengguyur tubuh Arumi.
"Hap.., hap..,"
Arumi langsung terbangun dengan keterkejutan yang sangat luar biasa.
"Kamu di sini bukan untuk menjadi nyonya besar, aku kan sudah bilang padamu kalau Aku menjadikanmu istriku itu hanya dengan alasan agar kamu bisa menjadi pembantuku!!" teriak Satya.
"Tapi Mas, tadi malam aku tidur pukul 02.00 dan ini masih pukul 04.00."
Arumi mencoba untuk berbicara dengan Satya, wanita itu mengusap wajahnya yang sudah basah karena disiram oleh Satya dengan seember air.
"Aku tidak peduli kamu mau tidur pukul berapa, tapi aku sudah bilang kan aku tidak akan membiarkan hidupmu itu tenang. Aku menikahimu hanya untuk membalas dendam atas semua yang sudah dilakukan oleh ayahmu."
"Tapi, apa salahku Mas?" tanya Arumi.
"Tanyakan saja kepada ayahmu yang sudah mencelakai Ayahku, jangan kamu bertanya padaku karena aku tidak akan pernah menjelaskan mengenai hal itu." jawab Satya.
Nampak Arumi hanya bisa terdiam, belum genap sehari menjadi istri Satya dia sudah disiksa habis-habisan oleh pria itu.
GREPP...
"Cepat berdiri dan kerjakan pekerjaan rumah, Kamu di sini bukan untuk menjadi nyonya besar, aku sudah bilang kan!!" teriak Satya.
"Tapi mas..," ucap Arumi.
PLAKKK...
satu tamparan keras mendarat di pipi Arumi.
"Jangan berani membantahku." teriak Satya.
GREPP..
seketika Satya langsung mencengkeram leher Arumi.
ARGGGG...
"Sakit mas..," Arumi merasakan kesakitan.
"Dasar wanita brengsek." ucap Satya.
BRUKKKK..
Satya melemparkan tubuh Arumi.
"Uhuk.. Uhuk..,"
Arumi terbatuk, tubuhnya merasakan kesakitan ketika Satya melemparkan dirinya.
"Cepat berdiri!" seru Satya.
Di pagi buta yang begitu memilukan Arumi berada di tempat yang begitu pengap, tidak ada penerangan sama sekali. Arumi hanya bisa terdiam, terdiam menatap nyalang kepada pria yang ada di depannya. tubuh yang sedikit kedinginan di pagi buta, Arumi harus merasakan hempasan angin dingin dengan tubuh yang basah kuyup.
"Mbok!" teriak Satya.
"Iya den." jawab wanita tua yang selalu dipanggil oleh Satya dengan panggilan mbok.
"Mulai sekarang wanita ini akan bekerja di sini, dia akan membantu mbok dan yang lain membereskan rumah." perintah Satya.
Si mbok nampak menatap wanita yang dinikahi oleh Satya kemarin, namun ketika hari sudah berganti status istri juga berganti menjadi pembantu.
"Tapi den." ucap si mbok.
"Tidak usah banyak bicara mbok, mulai sekarang wanita ini adalah pembantu baru. jangan ada yang berani memanggil dia nyonya atau apapun." perintah Satya.
Mau apa lagi, si mbok hanya bisa menganggukkan kepalanya.
"Iya den, apa den Satya mau mbok buatkan kopi?" tanya si mbok.
"Ini masih pagi mbok, aku mau melanjutkan tidur dulu. ketika nanti aku akan bangun.., aku mau makanan sudah tertata di meja makan." ucap Satya sembari menatap Arumi.
seketika mimpi manis itu berubah menjadi kehidupan pahit.
"Yang sabar ya ndok." ucap si mbok.
"Hiks.., Memangnya apa salahku, Mbok? kenapa dia harus memperlakukan aku seperti ini, aku tidak pernah ingin seperti ini." Arumi menangis yang sabar ucap simbok air mata terus mengalir dari kedua bola mata Arumi.
"Entah apa yang telah kalian lalui, tapi Mbok sangat terkejut dengan keadaan seperti ini." ucap Si Mbok kembali.
Arumi terdiam, dia menatap wanita tua yang ada di depannya.
"Kenapa Mas Satya seperti itu, Mbok?" tanya Arumi.
"Mbok tidak tahu." jawab si Mbok.
"Sakit, Mbok." ucap Arumi.
"Yang sabar ya." jawab si mbok yang membantu Arumi berdiri.
SATU BULAN SEBELUMNYA.
BRUKKKK..
tanpa sengaja seorang pria menabrak Arumi yang sedang bekerja di salah satu restoran cepat saji.
"Maaf tuan, aku tidak sengaja." ucap Arumi.
"Iya tidak apa-apa, lagi pula aku juga tadi tidak sengaja menabrakmu. tadi aku sedang memikirkan banyak masalah." jawab Satya.
** Bersambung **
Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatanmu
- Isteri simpanan bos kejam
- Gairah cinta isteri muda
- One night stand with mister William
- Mantra cinta gadis pemikat
- Gairah terlarang
- Isteri bayaran tuan Presdir
- Antara dendam dan cinta
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Satya.
Arumi nampak menatap wajah pria yang ada di depannya tersebut.
"Maaf..," ucap Arumi dengan wajah agak memerah.
"Seharusnya aku yang meminta maaf karena aku tadi yang menabrakmu." jawab Satya.
"Sebagai tanda permintaan maaf saya, Bolehkah saya membelikan anda sesuatu?" tanya Arumi yang bersikap baik.
"Kalau kamu memaksa boleh, Bisakah aku memesan satu cangkir kopi? karena hari ini aku sangat lelah." jawab Satya.
Arumi tersenyum, sesaat kemudian wanita itu langsung berjalan ke dapur dan membuatkan secangkir kopi buatannya sendiri. beberapa detik kemudian Arumi sudah keluar dengan membawa secangkir kopi.
"Ini tuan."
Arumi yang meletakkan secangkir kopi di atas meja, pertemuan pertama itu membuat Arumi merasakan debaran jantung yang begitu berpacu. Gadis itu nampak tersipu malu ketika dia menatap wajah pria yang ada di depannya, memang Satya bukannya pria berkulit putih, tapi pria itu memiliki sesuatu yang begitu membuat Arumi merasakan debaran jantung yang begitu luar biasa.
Setelah pertemuan hari itu Satya terus mendatangi Arumi di tempat kerjanya, Satya memberikan kesan yang begitu indah. Satya memberikan kata-kata yang begitu manis, kata-kata yang begitu membuat Arumi terlena dengannya.
DUA BULAN KEMUDIAN
"Maukah kamu menikah denganku?" tanya Satya sembari memberikan cincin kepada Arumi.
"Iya mas, aku mau." jawab Arumi.
"Hemm.., akhirnya kamu masuk jebakanku." ucap Satya dalam hati.
KEMBALI KE SAAT INI.
BRAKKK..
PRANGGG...
piring yang sengaja di jatuhkan oleh Satya.
"Kamu ini bodoh banget, kamu tidak bisa masak ya?!" seru Satya dengan emosi yang luar biasa.
"Memangnya apa yang salah?" tanya Arumi.
perasaan masakan yang dimasak oleh Arumi tidak ada yang salah, namun memang Satya benar-benar ingin membuat Arumi menderita bahkan Satya ingin membuat Arumi merasakan kematian di setiap nafasnya.
"Dasar wanita bodoh, kamu ini benar-benar tidak bisa melakukan apapun. jadi pelayan saja kamu tidak becus, lalu apa yang bisa kamu lakukan?" tanya Satya.
Arumi hanya bisa terdiam, entah apa yang akan terjadi di hari esok. baru dua hari saja Arumi sudah diperlakukan dengan semua kekejaman Satya, setelah Satya marah terlihat pria itu mengambil secangkir kopi yang dibuatkan oleh Arumi. tanpa menunggu lama lagi pria itu menyesap kopi buatan wanita yang sudah dia nikahi tersebut.
BUFFF...
Satya langsung menyemburkan kopi yang dibuat oleh Arumi.
"Kamu ini benar-benar tidak becus, sudah masak tidak becus sekarang kamu membuat kopi saja tidak bisa. kamu ini dasar wanita tidak berguna!" teriak Satya.
"Aku tidak melakukan kesalahan, aku sudah membuat kopi itu dengan takaran yang benar." Arumi membela diri.
PLAKKK..
satu tamparan langsung mendarat di pipi Arumi ketika dirinya mencoba untuk mengatakan sesuatu.
"Jangan berani melawanku, Jika kamu berani melawanku maka kamu akan tahu bagaimana rasanya aku hajar." ancam Satya.
"Tapi Mas, aku..," ucap Arumi yang tidak berlanjut.
PLAKKK...
satu tamparan kembali mendarat di pipi Arumi, wanita itu benar-benar tidak akan pernah menyangka kalau pria yang sudah menikahinya itu begitu ringan tangan. si mbok yang melihat hal itu nampak dia tidak bisa melakukan apapun.
"Arumi, sebaiknya kamu ke belakang." pinta si mbok.
Dengan segera Arumi meninggalkan ruang makan, kedua pipinya terasa begitu panas, begitu sakit saat Satya sudah memberikan dua tamparan di pipinya.
"Ya Allah, kenapa harus seperti ini." ucap Arumi yang memegang pipinya.
Tak ada yang bisa dikatakan oleh Arumi, entah dendam sebesar apa dan apa yang terjadi hingga membuat Satya begitu membenci dirinya.
Apakah benar kalau Ayahnya sudah membunuh Ayah Satya, lalu kenapa ayahnya membunuh ayah dari pria yang sudah menikahinya itu?
"Kamu tidak apa-apa, Arumi?" tanya si mbok.
Arumi menggelengkan kepalanya, namun tatapan mata mbok Sri bisa melihat kalau wanita muda itu memegang pipinya.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi si mbok dapat melihat kalau den Satya begitu membencimu." ucap Si mbok.
"Aku tidak tahu mbok, dia bilang kalau Ayahku telah membunuh ayahnya. memang Ayah pernah masuk penjara, dia meninggal di penjara dalam kurung beberapa tahun yang lalu.' ucap Arumi.
"Yang aku dengar kalau memang benar ayahmu sudah membunuh ayah den Satya, karena itu pria itu terus mencari ayahmu dia tidak tahu kalau ayahmu sudah meninggal." jawab Si mbok.
"Lalu, apa kesalahanku mbok?" tanya Arumi.
"Kesalahanmu karena kamu adalah Putri pembunuh Ayahku, kesalahan ayahmu harus kamu tanggung, kesalahan ayahmu harus kamu rasakan. rasa perih di hatiku ini akan kamu rasakan, sama seperti yang sudah aku rasakan."
Satya yang sudah berada di dapur, pria itu menatap Arumi dengan tatapan mata yang begitu membenci.
"Ya Allah, kenapa harus seperti ini." ucap Arumi dalam hati.
"Dengarkan Aku baik-baik, mulai saat ini dan seterusnya kehidupanmu tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan sama sekali. mulai sekarang dan seterusnya kamu akan merasakan penderitaan, kamu akan merasakan kesakitan dari setiap luka yang diberikan oleh ayahmu." ucap Satya.
Salah satu tangan Satya nampak mencengkram erat leher Arumi, ingin sekali pria itu membunuh Arumi dengan segera. namun saat dia tidak ingin kematian Arumi begitu cepat Satya ingin membuat Arumi menderita sedikit demi sedikit. pria itu ingin membuat Arumi merasakan kematian yang begitu menyiksa.
"Lalu kenapa kamu menikahiku?" tanya Arumi dengan air mata yang menetes.
"Tentu saja untuk membalas dendam padamu, sekarang Kamu adalah istriku secara agama dan negara. aku akan membuatmu merasakan penderitaan, aku akan membuatmu merasakan semua luka yang aku tahan selama ini." jawab Satya.
si mbok yang melihat semua itu nampak dia tidak bisa melakukan apapun, wanita tua itu hanya bisa menatap dingin kepada Satya.
"Jangan pernah berharap untuk bernafas lega, aku akan membuatmu menderita. setiap detik kamu akan berharap kamu akan mati. setiap detik kamu akan mengutuk ayahmu yang sudah membunuh Ayahku." ucap Satya yang kemudian mendorong tubuh Arumi hingga membuat wanita itu membentur sisi meja.
Langkah kaki Satya sudah meninggalkan dapur, Arumi langsung terduduk. kedua kakinya terasa lemas, lehernya begitu sakit karena dicengkram oleh Satya.
"Ya Allah, kenapa harus seperti ini. kenapa aku yang harus menanggung semuanya ini." ucap Arumi.
"Sabar ndok." pinta si mbok.
"Kenapa mbok, kenapa?" tanya Arumi.
si mbok hanya bisa memeluk erat wanita muda yang usianya 22 tahun tersebut, selisih umur Satya dan Arumi 8 tahun. selisih yang lumayan jauh namun Satya sudah bertekad untuk membuat gadis muda itu merasakan penderitaan yang sangat luar biasa.
Tak akan ada ketenangan yang didapat Arumi, setiap hari Satya terus memberikan luka di tubuh Arumi. memberikan kesakitan atas semua yang tidak diketahui oleh wanita muda tersebut. Apakah memang benar ayahnya seorang pembunuh atau dia hanya dijebak.
** Bersambung **
Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatanmu
- Gairah cinta isteri muda
- One night stand with mister William
- Gairah terlarang
- Isteri bayaran tuan Presdir
- Antara dendam dan cinta
BEBERAPA HARI KEMUDIAN
"Siapa yang membersihkan kamarku?!" seru Satya.
"Ada apa den Satya?" tanya si mbok.
"Siapa yang tadi membersihkan kamarku?" tanya Satya kembali.
"Arumi, memangnya ada apa?" tanya si mbok Kembali.
"Kurang ajar, dasar wanita tidak tahu diri." kesal Satya.
"Apa yang salah?" tanya si mbok.
"Dia pasti sudah mencuri cincin itu." jawab Satya.
"Cincin? cincin apa?" tanya si mbok.
"Cincin peninggalan mendiang ibuku, cincin yang selalu ada di kamarku." jawab Satya.
Si mbok tidak mengatakan apapun, wanita tua itu hanya terdiam sembari menatap Satya yang terus mencari keberadaan Arumi.
"Di mana wanita itu mbok?" tanya Satya.
"Arumi ada di belakang, dia sedang menjemur pakaian." jawab si mbok.
"Dasar wanita tidak tahu diri, ayahnya seorang pembunuh dan putrinya seorang pencuri. mereka itu benar-benar keluarga menjijikkan!"
setelah mengatakan itu Satya dia langsung bergegas untuk mencari keberadaan Arumi, Arumi sendiri yang berada di salah satu tempat khusus untuk menjemur pakaian. terlihat wanita itu sibuk dengan begitu banyak pekerjaan, senandung suara lirih Arumi menyanyikan salah satu lagu yang begitu dia sukai.
"Dasar wanita pencuri, di mana cincin itu!" seru Satya yang sudah berada di ruang pengering pakaian.
Arumi langsung menoleh, wanita itu menatap Satya yang sudah berada di tempat itu.
"Iya Mas, ada apa." jawab Arumi.
"Tidak usah basa-basi, katakan di mana cincin yang kamu curi?!" seru Satya.
"Cincin, cincin apam?" Arumi yang kebingungan.
"Jangan pura-pura, cepat katakan di mana cincin itu?!" bentak Satya.
"Memangnya cincin apa Mas?" tanya Arumi kembali.
"Tidak usah terus berpura-pura, katakan di mana cincin itu?!" bentak Satya yang membuat Arumi sedikit terdiam sembari mencerna kata-kata yang diucapkan oleh suaminya itu.
"Maksud mas Satya itu cincin apa?memangnya Mas Satya pernah memberikan aku cincin?" tanya Arumi yang bingung.
Satya yang mendengar kata-kata membingungkan Arumi seolah wanita itu ingin memutar-mutar situasi, dasar wanita tidak tahu diri. ayahmu seorang pembunuh sedangkan kamu seorang pencuri. cepat katakan di mana cincin itu, cincin yang kamu curi dari kamarku tadi?!" teriak Satya.
"Cincin, Aku tidak tahu Mas. aku tidak tahu di kamarmu ada cincin."
Arumi membela diri.
"Dasar wanita murahan, dasar pencuri tidak tahu diri." ucap Satya dengan amarah yang sudah mulai keluar.
"Aku benar-benar tidak mencuri Mas." ucap Arumi.
"Tadi kamu membersihkan kamarku kan?" tanya Satya.
"Iya tadi si mbok memintaku untuk membersihkan kamarmu, Mas." jawab Arumi.
"Sebelum kamu masuk cincin itu masih berada di kamar, tapi setelah kamu masuk dan membersihkan kamarku cincin peninggalan ibuku itu sudah tidak ada!" bentak Satya.
Arumi tidak tahu apa yang harus dia katakan, karena dia tidak tahu menahu mengenai cincin yang dikatakan oleh Satya.
"Demi Allah Mas, aku tidak tahu mengenai cincin itu." ucap Arumi.
"Jangan pernah memakai nama Allah untuk menutupi kebusukanmu itu!" seru Satya.
"Aku tidak mengatakan kebohongan Mas. aku benar-benar tidak mengetahui mengenai cincin itu."
Arumi terus berusaha menjelaskan kepada Satya mengenai dirinya yang tidak tahu mengetahui cincin yang dikatakan oleh Satya.
"Aku katakan sekali lagi dan aku minta kamu katakan di mana cincin itu?" tanya Satya.
"Sumpah Mas aku tidak tahu di mana cincin itu." jawab Arumi tanpa mengatakan apapun.
Satya langsung memberikan gambaran indah di pipi Arumi.
PLAKKK..
Sebuah tamparan langsung membekas di salah satu pipi Arumi.
"Cepat katakan di mana cincinku?" tanya Satya kembali.
"Aku tidak tahu Mas." jawab Arumi.
PLAKKK...
Satu tamparan kembali mendarat di pipi Arumi.
"Dasar wanita menjijikkan, dasar pencuri. cepat katakan di mana cincin itu, jika kamu tidak mengatakan di mana cincin itu maka kamu akan tahu bagaimana rasanya menderita seumur hidupmu." ancam Satya.
Mau menjawab apalagi karena Arumi tidak tahu di mana keberadaan cincin yang ditanyakan oleh Satya. Arumi terus mengatakan tidak tahu, Hal itu membuat Satya langsung murka seketika Satya menjambak rambut Arumi dengan sangat keras.
"Dasar wanita tidak tahu diri, terlahir dari keluarga pembunuh dan kamu menjadi pencuri. hebat sekali kehidupanmu itu."
Satya terus mencibir kehidupan Arumi.
"Ya Allah Mas, aku tidak tahu." ucap Arumi yang benar-benar merasakan kesakitan ketika Satya menarik dengan keras rambut Arumi.
Wanita itu memegang tangan Satya, terasa kepalanya benar-benar seperti mendapatkan siksaan dengan begitu kejamnya. Satya menarik rambut Arumi dan membawa wanita itu menuju ruang tengah rumahnya.
"Sakit Mas..," ucap Arumi.
Satya tidak menghiraukan rintihan kesakitan istrinya itu, pria itu terus menarik rambut Arumi sembari berjalan. tetap saja Satya tidak menghiraukan rintihan kesakitan, Arumi dengan begitu murkanya tangan saat yang menarik rambut Arumi dengan begitu kasar. para pembantu yang ada di rumah itu nampak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Satya.
"Apa yang kamu lakukan, Satya?" si mbok yang terkejut ketika melihat Satya menarik rambut Arumi dan menyeret wanita itu.
"Aku harus memberikan pelajaran kepada pencuri ini, mbok. dia sudah mencuri namun tetap tidak mau mengaku!" seru Satya.
"Ya Allah Mas, aku tidak mencuri aku tidak mencuri cincin itu." ucap Arumi sembari merasakan sakit yang begitu luar biasa di kepalanya.
"Pencuri tetaplah pencuri, Kamu tidak akan pernah mengakui semua yang kamu lakukan. jika kamu bukan yang mencuri Lalu siapa tidak pernah satu kali pun di rumahku ini, kehilangan barang tapi setelah kamu berada di sini. kamu sudah mencuri cincin peninggalan ibuku!" seru Satya.
"Aku benar-benar tidak tahu Mas, aku benar-benar tidak tahu." tetap saja Arumi mengatakan hal itu.
Senyum sinis ditunjukkan oleh Satya, pria itu mencengkram dagu Arumi dengan sangat keras dan kasar.
"Jika kamu bukan pencurinya, lalu Siapa yang mencuri? Kamu kira aku ini seorang pembohong, Kamu kira aku ini adalah pria gila yang menuduhmu? aku kehilangan barang yang begitu berharga, kamu bilang kamu tidak tahu tidak ada yang masuk ke kamarku selain dirimu."
Satya terus menerus mengatakan kata-kata itu, para pembantu yang ada di rumah Satya hanya bisa terdiam. mereka bisa merasakan kesakitan yang dirasakan oleh Arumi, kesakitan luar biasa saat gadis muda itu rambutnya di jambak kemudian dagunya dicengkram dengan kasar, bahkan jari-jari tangan Satya menancap di pipi Arumi hingga mengeluarkan sedikit darah.
"Baiklah kalau begitu, karena kamu tidak mau mengaku akan kuberikan hukuman padamu." Satya yang kemudian menarik tubuh Arumi.
Pria itu membawa Arumi ke sebuah tempat, entah apa yang akan didapatkan oleh wanita itu. sebuah ruangan sudah dituju oleh Satya, pria itu nampak berhenti di depan ruangan itu. salah satu tangannya mengambil kunci yang ada di sakunya, sebuah ruangan yang akan menjadi ruang penyiksaan bagi Arumi.
** Bersambung **
Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatanmu
- Gairah cinta isteri muda
- One night stand with mister William
- Gairah terlarang
- Isteri bayaran tuan Presdir
- Antara dendam dan cinta
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!