NovelToon NovelToon

Detektif Dengan Sistem Informasi : BETA

Mendapat Sistem

Cerita ini berlatar di Jepang.

Namaku adalah Kazuki Kido, aku seorang detektif swasta yang terkenal dalam keburukannya saat menyelidiki suatu kasus.

Sudah 5 tahun aku menjadi detektif, dan banyak orang yang tidak membeli jasaku karena reputasiku yang buruk.

itu dikarenakan aku menunjuk orang yang salah sebagai pelaku dalam kasus pembunuhan rumah tangga yang terjadi 4 tahun lalu.

Sehingga berita tentang orang yang ditunjuk olehku itu menyebar, dan aku sebagai orang yang bertanggung jawab menyelidiki kasus itu diberikan sanksi berat berupa pencemaran nama baik dan pembodohan publik.

Dari itu, aku mulai mengalami penurunan permintaan kasus, dan berbagai hal lainnya yang berhubungan dengan performa dan kualitas kerjaku yang dicap buruk.

Dari situ, aku yang sudah mulai menyerah menjadi detektif impianku. Berniat untuk segera menutup kantorku dan jasaku.

Itu semua tetap berjalan lancar sampai suatu saat seorang detektif terkenal datang ke kantorku.

"R-ryouta-kun?!" Ucapku terkejut melihat seorang detektif terkenal datang ke kantorku.

"Halo, Kazuki-san, Lama tidak bertemu." Balas Miyamura sambil tersenyum ke arahku.

Miyamura Ryouta adalah teman SMA ku sekaligus panutanku dalam menjadi seorang detektif. Dia adalah seorang detektif terkenal yang mulai memecahkan kasus sejak lulus SMA.

Salah satu kasus besar yang pernah ia selesaikan adalah tentang pembunuhan anggota parlemen partai yang saat itu sempat menjadi topik panas di perbincangan publik.

Aku yang tidak menduga orang sukses dan terkenal seperti dia datang ke kantor kecil sepertiku, hanya bisa terkejut sambil membelalakkan mataku melihatnya.

"A-apa yang membuatmu datang kesini Ryouta-kun?" Kataku kepadanya dengan gugup.

"Ah, aku hanya ingin berkunjung saja karena sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Apakah aku boleh masuk?"

"T-tentu saja boleh, S-silahkan." Kataku memperbolehkan ia masuk dengan gugup.

Ryouta yang telah dipersilahkan masuk, melepas sepatunya, dan masuk kedalam kantorku sambil melihat-lihat ke sekeliling kantor kerjaku.

"Heeh, sedeharna sekali ya. Tetapi entah kenapa kantormu sangat rapi ya Kazuki." Ucap Ryouta sambil melihat-lihat sekeliling.

" I-itu karena sudah lama sejak terakhir kali aku menyelidiki kasus." Balasku padanya.

"Ah, kalau tidak salah terakhir kali kamu menyelesaikan kasus itu 1 tahun lalu ya? tentang penculikan anak di taman kota." Kata Ryouta sambil mengingat.

"i-iya, itupun karena aku beruntung pelakunya menjatuhkan Kartu identitasnya sehingga aku bisa dengan mudah mencari tempat tinggalnya." Ucapku merendah.

"Hooh, tetapi tetap saja kau yang menyelesaikan kasus itu kan? jangan terlalu sering merendahkan dirimu sendiri Kazuki-san." Kata Ryouta mengingatkanku.

"Ahahaha, tetapi memang aku yang kebetulan beruntung kok." Ucapku sambil menggaruk kepalaku.

"......"

Ryouta yang tadi terlihat semangat, entah kenapa sekarang mukanya menjadi suram.

"Beruntung ya.... aku juga sama sepertimu Kazuki-san, kalau saat itu aku tidak mendapat itu. Mungkin aku tidak akan seperti sekarang ini."

"?"

Aku kebingungan untuk memahami apa yang dimaksud oleh Ryouta.

"I-itu?, a-apa maksudmu?" Ucapku gugup.

Ryouta yang tadinya berwajah muram, entah kenapa mengubah eksrepsinya menjadi serius

"Kazuki-san." panggil Ryouta.

"I-iya?"

"Apakah kau ingat saat kita masih SMA dulu? kita pernah menemukan jam tangan mewah yang ada di basement sekolah kan?" Kata Ryouta mengingatkanku.

"Jam tangan mewah?" Ucapku mengingat.

Seingatku, dulu itu kita memang pernah masuk ke basement sekolah. Itu karena cerita 3 misteri sekolah tentang hantu wanita yang tinggal di basement sekolah. Sehingga aku dan Ryouta yang penasaran pergi ke sana untuk membuktikannya.

Tetapi, bukannya melihat hantu, kita malah menemukan kotak kayu yang sudah lapuk dan berdebu di situ.

"Seingatku, kita hanya menemukan kotak kayu yang sudah lapuk kan?" Ucapku memastikan.

"Iya, dan kotak itulah yang menyimpan jam tangan mewah itu." Kata Ryouta menjelaskan.

Aku yang mendengar Ryouta mengatakan itu, langsung teringat tentang isi dari kotak itu.

"Ah! sekarang aku ingat, kalau tidak salah. Jam itu berwarna perak dengan kaca hitam dan jarum jam yang berwarna emas kan?" Kataku sambil mengingat.

"Akhirnya kamu mengingatnya, kita sampai berdebat loh mengenai siapa yang akan menyimpan jam itu." Kata Ryouta mengingatkanku.

"Ahahahaha, kalau tidak salah kita memutuskannya dengan gunting batu kertas ya?" ucapku bertanya.

"Ya, dan saat itu aku lah yang menang." Balas Ryouta.

Aku yang mendengar tentang kehidupan SMA ku entah kenapa merasa nostalgia.

"Ah, apa jangan-jangan kamu masih menyimpan jam itu Ryouta-kun?" Tanyaku pada Ryouta.

Ryouta yang mendengar pertanyaanku langsung mengangkat tangan kanannya dan menggulung lengan bajunya.

"?!"

Jam perak itu dikenakan di tangan kanan Ryouta.

Bentuknya masih sama seperti dulu, bahkan tidak ada perubahan sama sekali sejak terakhir kali aku melihatnya.

"Jadi kau masih memakainya ya?" Kataku kepada Ryouta.

"Ya, sejak saat itu aku selalu memakainya." Ucap Ryouta sambil melihat jam tangannya dengan senyuman pahit.

Aku yang melihat Ryouta tersenyum pahit, langsung bertanya kepadanya tentang apa yang terjadi.

"Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Tanyaku padanya.

Ryouta yang mendengarku bertanya, langsung mengubah wajahnya dan kembali memasang ekspresi serius di wajahnya.

"Kazuki, sekarang ini aku akan memberitahumu mengenai rahasia terbesarku yang kusimpan dalam hidupku sekarang." Kata Ryouta dengan muka serius.

"R-rahasia terbesar?" Tanyaku pada Ryouta.

"Ya, ini mengenai mengapa aku bisa sukses menjadi detektif hingga saat ini."

"?!"

Aku yang mendengar itu seketika shock dan masih belum memahami artinya.

"A-apa maksudnya itu? bukannya kau memang berbakat dalam menyelidiki kasus?" Ucapku kebingungan.

Ryouta yang mendengar omonganku memasang ekspresi sedih.

"Sayang sekali, tetapi...aku yang dikenal sebagai detektif ternama bukanlah buah hasil dari kerja keras diriku seorang." Kata Ryouta dengan ekspresi sedih

"Hah? A-apa maksudmu?" Ucapku kebingungan memahami arti dari kalimat Ryouta.

"Maksudku adalah, aku menjadi detektif terkenal seperti sekarang adalah karena bantuan yang kuterima demi diriku sendiri.

"!"

Aku yang mendengar itu benar benar tidak percaya, karena Ryouta yang kukagumi hingga saat ini adalah orang dengan kemampuan menyelidik dan analisis yang hebat sehingga dia bisa membuat orang lain mengenal namanya.

"T-tidak mungkin kan?" Ucapku tidak percaya.

"Ya, aku tau ini tidak bisa dipercaya tapi..aku bisa seperti ini adalah karena jam yang saat itu kita temukan di gudang." Kata Ryouta menjelaskan

"Hah? Jam? apa maksudmu?" Tanyaku kebingungan.

Ryouta yang melihatku masih kebingungan, melepas jam tangan yang ada di tangan kanannya.

"Daripada menjelaskannya, lebih baik kamu melihatnya sendiri Kazuki-san." Ucap Ryouta sambil menyerahkan jamnya.

Aku yang melihat jam itu hanya diam mematung, sambil melihat ke wajah Ryouta yang memasang ekspresi suram dengan berharap aku akan mengambil jamnya.

"Pakailah." Kata Ryouta menyuruhku memakai jamnya.

"A-apakah tidak apa-apa?" Ucapku memastikan.

"Tidak apa-apa, pakailah dan kau akan mengerti." Kata Ryouta meyakinkanku untuk memakai jamnya.

Aku dengan enggan mengambil jam itu dari tangan Ryouta, dan memakainya di tangan kananku.

"?!"

Tepat setelah aku memakainya di tangan kananku, sebuah layar biru muncul dari pandanganku.

"A-apa ini?" Ucapku kebingungan.

Sebuah Layar biru dengan tulisan [Apakah kau ingin mendaftarkan sebagai pemilik?] muncul di depan mukaku.

Aku yang masih kebingungan langsung menghadap ke Ryouta yang ada di depanku.

"Etto.. Ryouta, a-apa sebenarnya ini?"

Ryouta yang melihatku hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Awalnya aku juga sama sepertimu, bingung dengan apa yang muncul di depanku. tetapi, Aku ingin kau percaya padaku dan menjawab ya di dalam pikiranmu." Kata Ryouta menyuruhku untuk percaya padanya

"Di dalam pikiranku?" Tanyaku kebingungan.

"Ya, kau hanya perlu menjawab dalam pikiranmu. tidak usah mengatakannya secara langung." Ucap Ryouta menjelaskan.

Aku yang masih bingung dengan apa yang Ryouta maksud, langsung mencoba apa yang dia katakan.

"Aku hanya perlu Mengatakannya dalam pikiranku kan?" Ucapku dalam pikiranku

"kalau begitu.."

"Ya."

<10%, 50%, 70%, 100%>

"....."

Semua yang terjadi di depan mukaku membuatku bingung dengan apa yang barusan terjadi.

"R-ryouta-"

"Untuk sekarang, aku memintamu untuk fokus terhadap apa yang terjadi di depanmu." Kata Ryouta memintaku untuk fokus terhadap layar biru yang ada di depanku.

"T-tapi."

"Aku mohon padamu." Ucap Ryouta memohon.

"....."

Aku berpikir bahwa mungkin sebaiknya aku menyelesaikan ini dulu. Walau aku sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi sekarang.

"Baiklah." Ucapku pada Ryouta.

Aku memutuskan untuk memberi nama yang lewat dalam pikiranku

"Beta"

<10%, 50%, 100%>

Dalam sekejap layar biru yang ada di depanku menghilang.

Aku yang dari tadi terus mematung, mengarahkan pandanganku ke Ryouta

"A-apa yang sebenarnya barusan terjadi?" Kataku meminta penjelasan ke Ryouta."

Ryouta yang mendengarku bertanya memasang muka tersenyum.

"Layar biru yang barusan muncul di depanmu tadi adalah wujud dari sistem, dan hanya kau yang bisa melihatnya. Ia merupakan rekanku setiap kali aku menyelesaikan kasus. Aku yakin dia akan berguna untukmu kedepannya."

"H-hanya bisa dilihat olehku?" Ucapku kebingungan.

"Ya, mulai sekarang. Kau akan dibantu dengan berbagai hal dengan sistem itu. Kalau begitu, aku mohon izin untuk pamit." Kata Ryouta sambil berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.

"T-tunggu sebentar"

*Cklek {Suara pintu tertutup}

Ryouta sudah meninggalkan kantor.

Aku yang masih berdiri diam sambil melihat pintu kantor, masih belum memahami apa yang barusan terjadi sebelumnya.

"A-apa yang sebenarnya barusan terjadi tadi?" Kataku sambil mengarahkan pandanganku ke arah jam tangan yang ada di tangan kananku.

Permintaan seorang Gadis

Sehari sudah berlalu sejak kejadian itu.

Aku yang menghubungi Ryouta setelah kejadian itu, entah kenapa dia tidak menjawab panggilanku sama sekali.

Sebuah sistem yang kunamakan BETA telah menjadi milikku semenjak Ryouta memberikan jam tangan yang kita temukan di gudang sekolah sewaktu SMA.

Saat itu aku mungkin masih belum memahami apa-apa. Tetapi setelah kejadian itu, aku telah memahami sedikit tentang sistem yang kunamakan BETA ini.

"Beta" ucapku memanggil Beta

BETA adalah sebuah sistem informasi dengan kecerdasan tinggi yang dapat memperoleh informasi dengan cepat dan akurat dengan hanya bertanya padanya.

Sebagai contoh, aku akan menanyakan BETA mengenai gelas yang kupakai untuk meminum kopi saat ini.

"Bisakah kau beritahu aku mengenai gelas yang kupakai saat ini?"

"....."

Aku hanya terdiam mendengar informasi yang super lengkap dan cepat itu.

Walaupun Beta adalah sistem dengan kemampuan mencari informasi yang tinggi. Ada beberapa batasan pada Beta untuk memberikan informasi yang diinginkan. Contohnya saja,

"Beta, bisakah kau beritahu aku tentang kapan tepatnya aku akan mati?" Tanyaku kepada BETA.

Sepertinya informasi yang berkaitan dengan waktu kematian seseorang telah dilarang oleh orang yang membuat BETA demi masalah keamanan.

"Kalau begitu, apakah kamu bisa beritahu aku mengenai siapa orang yang menciptakanmu?" Tanyaku kepada BETA

Bahkan BETA dilarang untuk memberi tahu mengenai orang yang membuatnya.

"Beta, apakah kau tau segalanya? mengenai informasi yang ada di dunia ini?" Tanyaku lagi kepada BETA.

"Contohnya?"

"Hooh, begitu ya, Terima kasih Beta." Ucapku dalam pikiranku berterima kasih kepada BETA.

"Hehe." Gumamku gembira.

Entah kenapa aku merasa seperti berbicara dengan orang lain ketika berbicara dengan BETA

*Ting Tong!*

"?"

Bel kantor yang sudah lama tidak kudengar, entah kenapa terdengar lagi sekarang.

"Iya, tunggu." Ucapku meminta untuk bersabar

Aku berjalan ke arah pintu dan membuka pintunya setelah sampai.

*Cklek* {Suara pintu terbuka}

Setelah membuka pintu, aku melihat seorang gadis berpakaian sopan dengan tampilan sederhana yang sepertinya sedang menungguku keluar.

"Etto, ada keperluan apa ya kesini?" Tanyaku kepada seorang gadis yang ada di depanku.

"Anu...apakah ini adalah kantor detektif swasta Kazuki?" Kata gadis itu bertanya kepadaku untuk memastikan.

"Ah iya, kau benar, ini adalah kantor detektif swasta Kazuki. Jika boleh tau, adakah keperluan apa sampai anda berkunjung kemari?" Tanyaku kepada gadis itu.

"Um, sebenarnya, a-aku ingin meminta bantuan detektif kazuki  untuk membantuku." Kata gadis itu dengan malu-malu

Aku yang mendengar bahwa ada orang yang ingin membeli jasaku entah kenapa merasa tidak nyata.

"A-anu, jika tidak keberatan. Apakah kamu ingin masuk kedalam?" Ucapku menawarkan gadis itu masuk kedalam.

"T-tentu." Balas gadis itu gugup.

Setelah dipersilahkan masuk, gadis itu melepas sepatunya dan melihat ke sekitar kantor.

"M-maaf jika kantor ini sedikit tua." Kataku malu.

"Ah, t-tidak apa-apa kok. Justru saya malah bingung karena kantornya sangat rapi." Balas gadis itu takjub.

"Itu karena sudah lama sejak terakhir kali aku mendapat kasus." Ucapku menjelaskan.

"Ah, b-begitu ya.." Ucap gadis itu merasa tidak enak.

Karena aku tidak ingin suasananya jadi canggung, aku langsung mengarahkan gadis itu ke ruang tamu untuk duduk.

"T-tolong duduk di sini sembari menunggu saya mengambil teh." Ucapku mengarahkan gadis itu untuk duduk.

"Ah, i-iya, terima kasih atas tawarannya." Balas gadis itu berterima kasih.

Aku yang sudah melihat gadis itu duduk langsung pergi ke dapur untuk segera menyiapkan teh.

Saat aku berada di dapur, aku yang sedang meracik teh penasaran tentang gadis itu.

"Beta" Ucapku dalam pikiran memanggilnya.

"Bisakah kau beritahu aku mengenai gadis itu?" Tanyaku pada Beta.

"Cukup-cukup! itu saja sudah cukup membantu, terima kasih BETA." Ucapku berterima kasih.

Beta mungkin harus diberi batasan dalam memberi informasi mengenai sesorang terutama dibagian ukuran tubuhnya.

Aku yang telah selesai menyeduh teh langsung kembali ke ruang tamu untuk segera memberikannya.

"Silahkan tehnya." Kataku sambil menaruh gelasnya di meja."

"Ah, t-terima kasih." Balas gadis itu malu-malu.

Setelah menaruh gelasnya di meja, aku langsung duduk di kursi yang berlawanan dengan gadis itu.

"Anu, apakah hari ini detektif Kazuki sedang keluar?" Tanya gadis itu.

Sepertinya gadis yang bernama Sakura Yuna ini masih belum tau bahwa aku adalah Kazuki.

"Etto, sebenarnya, saya adalah detektif Kazuki." Ucapku memberitahu gadis itu.

"!"

Gadis itu yang mendengarnya langsung meminta maaf kepadaku.

"M-maafkan saya! saya benar-benar tidak sadar bahwa itu anda, saya mengira bahwasannya anda itu adalah asistennya!" Kata gadis itu sambil membungkukkan kepalanya

"Ah t-tidak apa-apa, itu sudah biasa terjadi, jadi tolong angkat kepala anda." Balasku meminta gadis itu untuk mengangkat kepalanya.

"B-baik." Ucap gadis itu sembari mengangkat kepalanya.

Ketika suasana sudah lebih kondusif, aku memutuskan untuk bertanya kepadanya.

"Kalau begitu, pertama-tama bisakah kau perkenalkan dirimu terlebih dahulu?" Kataku meminta gadis itu mengenalkan dirinya.

"Ah,b-baik, perkenalkan nama saya Sakura Yuna dari SMA Tarot, biasa dipanggil Sakura." Ucap gadis itu memperkenalkan dirinya.

"Ah, Sakura-san berarti ya? kalau begitu, walau mungkin anda sudah tau. Tapi izinkan saya untuk memperkenalkan diri saya yaitu Kazuki Kaido seorang detektif swasta." Kataku memperkenalkan diriku

"Ah, k-kalau begitu, mohon bantuan untuk kedepannya Kazuki-san." Ucap Sakura dengan malu

"Saya juga mohon bantuannya Sakura-san" Balasku meminta bantuannya untuk kedepannya.

Setelah selesai memperkenalkan diri, aku langsung menanyakan tentang alasan mengapa dia kemari.

"Kalau begitu langsung saja, bisakah kau beritahu aku tentang alasan kenapa kamu kemari?" Tanyaku kepada Sakura.

Sakura yang mendengarku bertanya kepadanya tentang alasan dia kemari langsung mengubah wajahnya menjadi serius.

"Baik, saya datang ke sini karena saya ada permintaan untuk anda Kazuki-san." Ucap Sakura dengan wajah serius

"Permintaan?" Tanyaku kepada Sakura.

"Ya, lebih tepatnya, saya datang kesini untuk meminta anda agar mencari tau mengenai adik saya yang masih menghilang sampai sekarang. " Ucap Sakura Menjelaskan.

"Hilang secara misterius?"

Aku yang penasaran tentang itu langsung bertanya kepada Sakura.

"Bisakah kau beritahu aku lebih lanjut mengenai itu? " Tanyaku kepada Sakura.

"Ya, sebenarnya, adikku yang bernama Aoi sudah menghilang sejak 2 hari lalu. Itu terjadi ketika aku menyuruhnya untuk membeli cemilan di malam hari dan dia tidak kembali sejak saat itu. Aku sudah memberi tahu ibu dan menelepon polisi tetapi masih belum ada kabar dari mereka." Ucap Sakura menjelaskan

Aku berpikir sejenak sebelum melanjutkan.

"Polisi sudah mencarinya tetapi masih belum ada kabar ya?" Ucapku memastikan.

"Ya, dikarenakan barang bukti dan saksi yang kurang kata mereka." Ucap Sakura menjelaskan.

"Begitu ya." Ucapku sambil memasang wajah berpikir

Susah membayangkan apa yang terjadi dengan gadis itu ketika sudah hilang selama 2 hari dan masih belum ditemukan.

"Bisakah kamu mengantarku ke rumahmu? " Tanyaku pada Sakura.

"Ya, aku bisa langsung mengantarmu ke sana jika perlu." Balas sakura

"Kalau begitu, mari kita ke sana sekarang." Ucapku memintanya untuk membawaku rumahnya.

"Baik" Ucap Sakura menanggapi.

Kasus 1 : Misteri hilangnya seorang anak

Aku diantar oleh Sakura-san menuju rumahnya.

Tempat itu berada tidak jauh dari kantorku berada, sebuah rumah di komplek kecil dengan jalan yang terbilang kecil juga.

Di sana, ada sebuah taman yang tidak jauh dari rumah Sakura berada. Dan menurut penjelasan Sakura, jika aku terus berjalan lurus setelah melewati taman, maka aku akan sampai di minimarket.

"Ini adalah rumahku." Kata Sakura sambil melihat ke arah rumahnya.

Sebuah rumah bertema modern dengan campuran warna hitam dan putih dan ukuran yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga.

"Hooh, jadi ini rumahmu ya." Ucapku sambil melihat ke arah rumah Sakura.

Aku melihat sekilas ke arah rumahnya.

"Apakah kamu ingin masuk Kazuki-san?" Kata Sakura menawariku untuk masuk ke rumahnya.

Karena menurutku hanya membuang waktu jika aku berkunjung ke rumahnya, maka aku menolaknya.

"Aku berterima kasih atas tawarannya. Tetapi, aku ingin fokus ke penyelidikan sekarang. Karena tidak ada yang tau apa yang terjadi pada adikmu setelah 2 hari menghilang." Kataku menjelaskan

"Ah, begitu ya." Ucap Sakura dengan wajah sedih.

Karena menurutku ini akan sedikit lama, aku berniat untuk mencari bukti sendiri dan meminta Sakura untuk menunggu.

"Sakura, jika kau berkenan. Apakah kau bisa menunggu di rumah selagi aku mencari adikmu?" Mintaku menyuruh Sakura untuk menunggu.

"A-apakah tidak apa-apa?" Ucap Sakura memastikan.

"Ya, karena aku mungkin akan sedikit lama untuk menyelidiki kasus ini." Ucapku meyakinkan Sakura

"K-kalau begitu, aku akan menunggunya, terima kasih Kazuki-san." Ucap Sakura sambil membungkukkan badannya dan langsung menuju ke dalam rumahnya.

*Cklek* {Suara pintu tertutup}

Aku yang melihat Sakura sudah masuk ke rumahnya, langsung berjalan ke arah taman yang Sakura beritahu padaku sebelumnya.

"Kalau begitu, mari kita lihat seberapa besar kemampuanmu Beta. "

Beta yang langsung merespon ketika dipanggil benar-benar sangat praktis

"Beta, apakah kamu bisa mendapat rekaman CCTV sepanjang jalan ini menuju minimarket yang ada di dekat taman?" Mintaku dalam pikiranku

"Tentu." Jawabku mengonfirmasi.

Aku sebelumnya pernah menangani kasus anak yang hilang seperti adiknya Sakura. dan cara pertama yang paling mudah adalah melihat rekaman CCTV terlebih dahulu.

"Kalau begitu, mari kita lihat sembari bersantai di taman."

Setelah sampai di taman yang benar-benar tidak ada orang sama sekali, aku langsung duduk di salah satu ayunan yang kosong

"Beta, tunjukkan padaku rekamannya."

"Ya, dan aku ingin kamu membantuku dalam mengamatinya." Mintaku pada BETA

Sebuah proyeksi layar biru berjumlah 6 buah ditampilkan di depan mukaku.

Aku yang melihat itu, langsung meminta BETA untuk memundurkan waktunya.

"Beta, aku ingin kamu untuk memundurkan rekamannya sampai 2 hari lalu tepatnya mulai dari jam 6 malam."

Rekaman dimundurkan sebanyak 2 hari lalu tepatnya saat jam 6 malam.

Karena terlalu lama jika aku menunggu hingga jam 12 malam. Aku meminta BETA untuk membuat rekamannya 2x lebih cepat.

"Beta, buat rekamannya 2x lebih cepat, dan jika ada seorang gadis remaja yang terlihat, hentikan rekamannya."

Setelah kecepatan rekaman dipercepat 2x, aku berfokus untuk melihat adanya seorang gadis remaja yang lewat.

Dan setelah menunggu selama 10 menit, rekaman dihentikan oleh BETA.

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke layar yang ada di pojok kanan atasku.

Di sana, jam 08.30 tepatnya di dekat taman. Ada seorang gadis dengan rambut hitam diikat ponytail dan mengenakan pakaian casual.

"Beta, beritahu aku mengenai gadis yang ada di situ." Mintaku pada BETA untuk menganalisanya.

Sebuah informasi lengkap mengenai gadis itu ditampilkan di depan layar rekaman.

Dari namanya saja aku sudah tau jika itu adalah adiknya Sakura.

Karena aku sudah menemukan orangnya, maka sekarang aku hanya perlu mengikuti jejaknya.

"Beta, ubah kecepatan rekaman menjadi normal dan ikuti pergerakan gadis itu."

Gadis yang bernama Aoi itu berjalan lurus mengikuti jalan, berbelok ke minimarket ketika sudah dekat, dan masuk ke dalam ketika sudah sampai

Sampai di sana, tidak ada yang mencurigakan mengenai pergerakan ataupun sesuatu yang terjadi pada Aoi.

"Sampai saat ini masih belum ada yang terjadi ya."

Pikirku dalam pikiranku.

setelah menunggu 10 menit, akhirnya Aoi keluar dari minimarket sambil membawa belanjaannya.

ia berjalan persis seperti arah dia menuju minimarket tadi.

"Apakah dia akan mengambil jalur berbeda?" pikirku menebak.

Setelah sampai di pertengahan, gadis itu berhenti sebentar untuk memeriksa HP.

Setelah memeriksa HPnya selama 3 menit, dia berbalik dan berjalan ke arah berlawanan dimana rumahnya berada.

"Hah? dia berbalik?" Pikirku bingung.

Aoi berjalan menuju minimarket lagi.

Setelah sampai di depannya, dia langsung masuk ke dalam.

"Apakah dia kelupaan sesuatu?" Pikirku menduga.

Setelah beberapa saat, dia keluar dari sana dan berjalan kembali ke arah rumahnya.

"Sepertinya dia memang kelupaan sesuatu." Gumamku menduga.

Setelah sampai di pertengahan jalan dimana sebelumnya dia berhenti, dia lanjut berjalan menuju rumahnya.

Tepat ketika aku hendak mengganti pandangan ke arah rekaman CCTV selanjutnya untuk melihat pergerakan Aoi.

"?!"

Aoi tidak terlihat di kamera.

"Beta, ulangi rekaman ketika Aoi masih terlihat di pertengahan jalan." Mintaku pada Beta

Camera dimundurkan sampai ketika Aoi berada di pertengahan jalan.

Di sana Aoi masih terlihat, tetapi ketika dia lanjut berjalan menuju rumahnya.

"!"

Dia menghilang tepat ketika wajahnya tidak terlihat dari CCTV.

"Dia tidak terlihat di CCTV selanjutnya, itu artinya dia menghilang tepat di titik buta kamera." Pikirku menduga.

Karena aku tidak tau ada apa di titik buta kamera, aku memutuskan untuk memeriksanya.

"Beta, kita akan menuju ke titik buta CCTV itu."

Aku berdiri dari taman dan bergegas pergi ke arah di mana CCTV itu berada.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!