NovelToon NovelToon

Istri Kesayangan

BAB. 1 Gagal Nikah

Sella Azizah Kanaya itu lah nama Gadis cantik yang berusia 26 tahun, ia adalah seorang model papan atas dari Sinen Grup, yang sudah di rekomendasikan oleh Sinen Grup ke Alfero Grup.

Alfero Grup bukan hanya perusahaan untuk model papan atas, tapi juga sudah menyediakan untuk syuting sinetron dan film di setiap aplikasi yang di kunjungi banyak anak muda begitu pun film yang di tayangkan di berbagai bioskop.

Nama yang selalu kerap di panggil Sella itu sudah terjun dalam dunia model semenjak usianya 18 tahun.

Banyak yang mengagumi Sella dan banyak juga orang yang iri dengan profesi Sella tanpa Sella tau.

Hari ini Sella akan di persunting oleh lelaki yang bernama Aska Kusuma, lelaki yang sudah berusia 29 tahun itu adalah kekasih dari Sella semenjak usia Sella 18 tahun.

Hari yang di tunggu-tunggu Sella sekian lama akhirnya akan menjadi kenyataan, ia akan menjadi istri dari lelaki yang sangat ia cintai.

Namun hari bahagia itu pupus seketika, bukanya Aska mengucapkan ijab kabul, tapi Aska langsung berdiri, ia langsung ngambil beberapa lembar foto yang di pegang Saras selaku asisten pribadi Aska.

"Aku tidak sudi menikahi wanita kotor sepertimu! Bagiku wanita yang sudah tidur dengan lelaki tanpa ikatan itu sangat menjijikan!"

Aska melemparkan beberapa foto itu tepat di wajah Sella yang sedang menunduk.

Suasana menjadi rocuh para wartawan berbondong-bondong merekam kejadian itu.

Sella langsung memungut foto yang di lempar calon suaminya, foto ia sedang tertidur dengan lelaki tanpa terlihat wajah lelaki itu.

Sella sangat ingat kejadian itu 2 bulan yang lalu, tapi tubuhnya tidak merasakan sakit dan ia juga masih suci, ia hanya di jebak dan entah siapa dalangnya.

Sella sudah yakin kalau suatu saat akan menimbulkan masalah, tapi ia tidak berpikir kalau masalah itu datang tepat di hari pernikahannya.

"Wow, jangan-jangan Sella mendapatkan pupuleritas dari menjual tubuhnya!"

Ucapan itu keluar dari mulut Intan Arseta, sahabat satu-satunya yang Sella percaya dari lecil hingga sekarang, Sella tidak menyangka kalau mulut sahabatnya begitu pedas.

Sella tersenyum samar, pada akhirnya sahabat yang ia anggap sudah menjadi sodara itu menujukan wujud aslinya.

Sella berdiri, ia melihat ke arah ke dua orang tuanya yang menujukan raut kekecewaan, bahkan ia lebih kecewa karena Aska membatalkan pernikahan itu tepat akan ijab kabul di laksanakan, seolah-olah Aska sudah merencanakan segalanya dari jauh-jauh hari.

"Aska, aku masih suci, aku di jebak, itu kejadianya 2 bulan yang lalu."

"Aku tidak percaya lagi sama kamu Sella! Seluruh kepercayaanku sudah aku berikan padamu, tapi kamu bahkan tega menghianati aku!"

"Kalau kamu tidak percaya, kamu nikahi aku setelah semuanya jelas kamu boleh menceraikan aku kalau aku sudah tidak perawan lagi!"

Semua orang menggelengkan kepalanya, mereka semua yang selalu mengagumi Sella dan tidak pernah ada gosip miring dari Sella, tapi sekalinya dapat gosip miring begitu mengejutkan seluruh dunia.

"Pernikahan bukan untuk main-main Sella! Aku hanya ingin menikahi satu wanita dalam hidupku, jadi kita batalkan saja pernikahan ini!

Sella yang mendengar jawaban dari calon suaminya, ia menghapus air matanya dengan sangat kasar, ia tidak percaya kalau Aska ternyata tidak memberikan ia kepercayaan selama ini, bahkan ia sudah rela menyodorkan martabatnya untuk tetap di nikahi dan setelah jelas perawan atau tidak Aska bebas menceraikanya, tapi Aska tetap memilih membatalkannya.

"Saya tidak menyangka bahwa kamu perempuan seperti itu Sella!"

Itu adalah suara Lusi, Mama dari Aska yang awalnya ia bangga akan memiliki menantu seperti Sella, tapi sekarang ia menatap jijik pada Sella.

Sella menghiraukan ucapan calon ibu mertuanya.

"Kenapa kamu membatalkanya tepat di hari pernikahan kita?! Apa kamu merencanakan ini semuah?! Salah apa aku sama kamu Aska?!"

Tidak ada panggilan Mas lagi setelah calon suaminya melempar foto itu, dan matanya semakin menatap tajam pada calon suaminya.

"Karena itu sepadan dengan apa yang aku rasakan! Aku selama ini setia sama kamu Sella, tapi apa balasannya?! Kamu tega menghianatiku hanya untuk populeritas!"

Bukan Sella saja yang kecewa, jelas Aska pun sangat kecewa pada calon istrinya yang mendapati foto itu dari Intan 5 hari yang lalu, dan menurut Aska mempermalukan Sella di depan umum adalah sepadan dengan rasa sakit yang ia rasakan.

"Iya seharunya pernikahan ini memang harus di batalkan, aku juga tidak sudi menikah dengan lelaki yang tidak memberiku kepercayaan!"

Sella langsung melihat ke arah ke dua orang tuanya yang menggelengkan kepalanya pelan, menandakan kalau ke dua orang tuanya tidak mau pernikahan itu di batalkan.

Sella tau kalau pernikahan itu di batalkan bukan karirnya saja yang hancur, bukan ia saja yang akan menjadi bulan-bulanan netizen, tapi ke dua orang tuanya ikut menanggung malu karena kebodohannya.

Ke dua orang tuanya dari awal tidak setuju Sella akan menikah dengan Aska, karena Aska adalah putra dari keluarga Kesuma dan pewaris dari Kesuma Grup, orang tuanya mengatakan tidak sebanding dengan keluarga ia yang hanya memiliki toko bunga.

Namun Sella tetap kekeh ingin melanjutkan pernikahan itu bersama Aska, ia pikir Aska dan ia akan sebanding karena ia adalah model papan atas, sebentar lagi akan masuk ke Alfero Grup, tapi nyatanya tetap tidak sebanding, ia tetap hanya orang biasa.

Semua orang mendadak hening saat melihat Aska dan Sella saling tatap dengan pandangan sama-sama kecewa.

"Saya siap menggantikan kaka saya untuk menikahi Sella."

Lelaki itu berjalan dua langkah lebih maju, pandanganya menunduk, ia adalah Adnan Kusuma yang sudah di ganti namanya menjadi Adnan Alfero oleh Bundanya semejak resmi bercerai, putra ke dua dari Kenan Kusuma, dan dari mantan istri ke dua.

Aska dan Adnan berbeda ibu, dulu Kenan memiliki dua istri dan secara sembunyi-sembunyi. Anisa yang tau kalau ia di jadikan istri ke dua dan hanya di manfaatkan hartanya saja, akhirnya Anisa melayangkan gugatan cerai pada Kenan dan pergi entah kemana, hanya saja Adnan dari kecil tinggal di pesantren dari usianya 7 tahun di mana gugatan cerai itu di layangkan oleh Anisa.

"Hah?"

Sella menatap ke arah Adnan dengan tatapan bingung karena tiba-tiba saja lelaki itu datang dan mengatakan kalau ia adalah adik dari Aska, yang Sella tau Aska adalah putra satu-satunya.

"Ayah tidak setuju kamu menikahi Gadis murahan itu Adnan!"

Kenan menatap tajam pada putra ke duanya yang masih menundukan pandanganya, memang sangat berbeda dari ke dua putranya, Aska yang memanggil Kenan dengan panggilan Papa.

Sedangkan Adnan memanggil Kenan dengan panggilan Ayah.

"Seorang lelaki berhak menikah dengan siapa saja tanpa persetujuan keluarganya, apa lagi dari usia saya 7 tahun saya sudah keluar dari rumah anda, apa anda masih pantas di panggil Ayah? Di saat anda menikahi Bunda saya hanya untuk membantu perusahaan anda yang sudah bangkrut? Apa anda pernah berpikir betapa kecewanya saya saat tau kalau anda tidak benar-benar menyayangi saya, melainkan hanya harta Bunda."

Adnan bukan anak kecil ia masih ingat kejadian saat itu, kejadian 15 tahun silam di mana ia mendengar kenyataan kalau Ayah kandungnya yang menyayangi ia dengan kasih sayang itu ternyata palsu.

BAB 2 Menikah

Adnan memang tinggal di pesantren, tapi salahkah ia memiliki kebencian pada Ayah kandungnya yang tidak menyayangi ia sepenuh hati.

Ayah kandungnya hanya berpikir untuk keluarga pertamanya, sedangkan ia sendiri tidak pernah di sayangi oleh Ayahnya.

Bahkan karena kejadian 15 tahun silam ia harus kehilangan Bundanya yang entah pergi kemana, yang jelas Bundanya tidak benar-benar menyerahkan seluruh hartanya pada Ayahnya.

Kesuma Grup di dirikan oleh Anisa saat baru menikah dengan Kenan, dan pada akhirnya perusahan itu Anisa berikan pada Kenan. Anisa hanya mempercepat perceraiannya saja.

Sebelum Anisa benar-benar pergi Adnan putra satu-satunya itu di berikan perusahaan yang bernama Alfero Grup dan Apartement Alfero yang memiliki 60 unit.

Pesan terakhir yang Adnan ingat kalau Bundanya ingin ia ta'at agama, karena hanya lelaki yang ta'at agama yang bisa membimbing istrinya untuk lebih baik, dan pesan ke dua dari Bundanya. Bundanya akan kembali saat luka hatinya sudah sembuh, tapi sudah 15 tahun lamanya Adnan tidak pernah melihat Bundanya lagi.

Adnan juga tidak pernah tau bagai mana kabar Bundanya.

"Jaga mulutmu Adnan! Apa kamu tidak berpikir kalau semua biyayamu itu dari Ayah?!"

Andan tersenyum mesem masih tetap menundukan pandanganya, ia akui kalau semua biyaya hidupnya dari Ayahnya, karena ia ingat betul Kesuma Grup juga milik dari Bundanya, jadi tidak salah kalau ia menerima uang dari Ayahnya.

"Kalau anda lupa Kesuma Grup adalah milik Anisa Putri, di dirikan saat anda menikahi Bunda saya, jangan kira saya tidak tau, saya sangat tau."

Kenan diam membisu, ia sudah tidak bisa berkutik, kalau sampai terus berdebat akan berdampak buruk pada Kesuma Grup.

"Bagai mana Sella? Apa kamu bersedia menikah dengan saya?"

Bukan Adnan jatuh cinta atau mengidolakan Sella, tapi entah kenapa kalau ia yakin jodohnya adalah Sella.

Selama ini Adnan selalu menjaga hatinya, ia tidak ingin hatinya ternodoi oleh cinta, ia ingin belajar mencintai wanita saat sudah menjadi makhromnya.

Sella melihat ke arah ke dua orang tuanya sesaat sebelum menjawab pertanyaan dari Adnan.

Ke dua orang tuanya menganggukan kepalanya tanda kalau mereka setuju dengan Adnan.

"Saya bersedia."

Sella menerimanya terlebih dahulu, ia akan pikirkan nanti mau di bagai mana pernikahannya.

"Bagus memang kalian sama-sama murahan! Sella yang sangat murahan dan kamu Adnan, Bundamu juga murahan! Jadi kalian serasi!"

Aska berbicara dengan suara lantang, apa lagi ia sangat membenci adiknya, di tambah lagi ia harus di hadapkan dengan rasa kecewa pada Sella dan sekarang di hadapkan dengan rasa menyesal.

Namun Aska menepis jauh-jauh rasa menyesal itu, ia merasa kalau Sella memang tidak pantas untuknya.

Andan mengabaikan makian dari kakanya, ia kembali fokus pada Sella

"Tapi saya hanya memiliki kalung 5 gram Sel, itu pun awalnya untuk kado pernikahan kalian."

Adnan memang tidak berpikir kalau keadaannya akan menjadi seperti ini, awalnya ia hanya akan memberikan kado pernikahan.

"Tidak apa-apa Adnan."

"Tolong jangan berdebat terus, ini pernikahanya mau di lanjut atau tidak? Jadi siapa yang akan menikahi Sella?"

Penghulu itu sudah geram mendengarkan drama keluarga yang menurut ia membuang-buang waktu.

"Iya saya yang akan menikahinya."

Adnan langsung maju untuk duduk di depan penghulu begitu pun dengan Sella yang duduk di samping Adnan.

"Sel, bisa tolong geser sedikit? Kamu bukan mahrom saya untuk saat ini."

Sofa pelaminan yang Adnan duduki memang sudah mepet di ujung, ia tidak bisa bergeser lagi, jadi ia menyuruh Sella untuk bergeser.

Sella hanya menurut sambil mengusap sisa air matanya dan tersenyum kikuk, sunggu ini pertama kalinya ia di buat malu oleh lelaki.

"Kenapa tidak bapak langsung yang menikahkan?"

Adan bertanya pada calon Ayah mertuanya sambil menatap bingung saat di depan ia hanya Pak penghulu.

"Gerogi nak, Ayah serahkan pada Pak penghulu saja."

Ali sengeja menekan kata Ayah agar calon menantunya itu tidak memanggil ia dengan panggilan Bapak.

"Baiklah Ayah."

Semuanya mendadak hening saat Adnan akan mengucapkan ijab kabul.

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahrill makzkurr halalan!"

"Sah!"

Hampir semua mengatakan sah dengan sangat kompak, hanya keluarga dari Kenan dan Intan yang hanya diam membisu.

Air mata Sella tiba-tiba saja menetes saat mendengar suara ijab kabul dari Adnan, ia juga tidak tau kenapa air matanya keluar lagi.

Setelah selsai berdo'a Maryati menyuruh putrinya untuk mencium tangan Adnan.

"Nak cium tangan suamimu."

Sella menganggukkan kepalanya, ia langsung mengambil tangan Adnan yang sekarang sudah sah menjadi suaminya untuk ia cium di ikuti dengan Adnan yang mencium kening Sella cukup lama.

Setelah itu Adnan langsung memakaikan kalung itu pada leher istrinya.

"Silahkan nak Adnan berikan KTP dan ini ada beberapa yang harus nak Adnan catat."

"Iya Pak."

Adnan langsung menyerahkan foto copi

KTP dan mengisi yang ada di sana, lalu langsung memberikan foto ukuran kecil dari dompetnya untuk surat nikah.

"Baik begini nak Adnan dan nak Sella, karena ada perubahan nama, jadi mungkin buku nikahnya 1 minggu lagi baru jadi, kalian bisa mengambil ke kantor KUA."

"Iya tidak apa-apa Pak penghulu."

Sella tidak mengalihkan pandanganya, ia terus saja melihat ke arah suaminya yang menurut ia enak di pandang.

Setelah mereka mengucapkan selamat hampir 1 jam, kini rumah itu sudah sepi hanya ada orang tua Sella, Adnan dan Sella.

Mereka berdua hanya duduk di sofa sambil menghela nafas lelah.

"Nak Adnan, terima kasih karena sudah mau menikahi putri saya."

"Mungkin Sella adalah jodoh Adnan yang di tulis di lauhul mahfudz bu."

Ke dua orang tua Sella sangat senang saat mendengar jawaban dari Adnan yang tutur katanya memang sangat tegas, tapi terdengar lembut.

"Eh usia kamu berapa tahun?"

Sella dari tadi memandang wajah suaminya yang menurut ia masih muda.

"Usia saya 22 tahun."

"What?! Jadi aku di nikahi anak kecil?!"

"Saya bukan anak kecil Sel, tolong jaga bicaramu di depan saya. Saya sekarang suamimu."

Sella menganggukan kepalanya pelan sambil merasa risih saat suaminya mengatakan dengan bahasa formal.

"Keseharianmu apa saja? Kamu sudah bekerja? Atau kamu hanya di pesantren sebagai pengangguran?"

Maryati mencubi pinggang putrinya yang menurut ia tidak sopan.

"Apa salahnya kalau Sella bertanya Bunda?"

Sebelum Maryari menjawab Adnan lebih dulu kenjawab.

"Saya belum bekerja, tapi setelah ini saya usahakan untuk mencari pekerjaan."

Adnan sengaja berbohong tentang masalah Alfero Grup dan Apartement Alfero, termasuk pekerjaannya yang sebagai pengacara sudah hampir 1 tahun ini.

"Terus habis ini kita mau tinggal di mana? Kamu tidak mungkin membawa aku ke pesantren? Apa lagi aku yakin kalau karirku akan segera hancur."

"Kita bisa tinggal di apartement, kebetulan saya punya tabungan sedikit, sedangkan Apartement, sudah saya beli sekitar 1 tahun yang lalu."

Sella hanya diam membisu, ia hanya merasakan bingung.

"Ayo kita ke kamar, aku mau mandi."

Sella langsung berdiri dari duduknya di ikuti oleh suaminya.

"Bunda, Adnan ke kamar dulu."

"Iya nak."

Adnan berjalan mengekori istrinya ke arah kamar hingga mereka sampai di kamar.

"Kenapa kamu mau menikahi aku? Jangan bilang kalau kamu ingin terkenal atas namaku?"

"Saya tidak berpikir seperti itu Sel."

"Bohong! Dasar Munafik!"

BAB. 3 Kemarahan Sella

Setelah perdebatan panjang bersama istrinya Adnan meminta untuk pindah ke apartement sore itu juga, walau pun istrinya itu awalnya menolak, tapi atas bujukan ke dua orang tua dari istrinya dengan terpaksa istrinya itu ikut pergi bersama Adnan.

Sekarang Adnan dan istrinya sudah ada di dalam apartement.

Sella sempat kagum dengan seluruh ruangan di dalam apartement itu, apa lagi suaminya tidak tanggung-tanggung membeli Alfero apartement yang harganya setera dengan pendapatan Sella selama 1 tahun bekerja sebagai model.

Namun di sana tidak ada foto keluarga, ada foto suaminya saja saat kecil dan bisa Sella tebak kalau di sampingnya mungkin Bunda dari suaminya.

Sella tersenyum lebar saat memandangi foto itu, Bunda dari suaminya memang sangat cantik walau pun memakai hijab dan wajah suaminya yang terlihat lucu.

Seakan-akan Sella lupa dengan nasib buruk yang menimpanya tadi pagi saat melihat foto itu.

"Sel, kamu mau makan apa?"

Adnan berjalan menghampiri istrinya yang sedang menatap foto miliknya bersama sang Bunda.

Sella membalikan tubuhnya untuk melihat ke arah suaminya.

"Apa saja yang penting bisa di makan dan jangan pakai bawang merah, aku alergi bawang merah."

Adnan menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum.

"Ternyata kita memiliki alergi yang sama."

Sella melebarkan matanya tidak percaya kalau suaminya juga memiliki elergi yang sama.

"Oh gitu."

Sella berbicara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal layaknya orang bodoh.

"Iya sudah saya pesan dulu, di apartement ini tidak ada stok makanan, saya selalu tinggal di pesantren, lebih baik kamu duduk jangan melihat foto saya terus lebih baik kamu memandang saya langsung."

"Huh dasar anak kecil so percaya diri!"

Setelah mengatakan itu Sella berjalan lebih dulu ke arah sofa, ia langsung duduk di sofa sambil menyadarkan kepalanya, tapi matanya tidak lepas memandang gerak gerik suaminya.

Setelah memesan makanan Adnan duduk di samping istrinya.

"Setelah makan saya mau keluar untuk membeli sayur di pasar sayur malam, kalau kamu mau tidur, tidur saja duluan."

"Kamu dari tadi pagi berbicara saya saya dan saya, aku risih tau. Kesannya aku seperti sedang berbicara sama dosen!"

"Maaf kalau membuat kamu risih, saya sudah terbiasa hidup di pesantren dengan menggunakan bahasa formal."

"Iya di depanku jangan formal juga kali! Wajah kamu imut, tapi mulut kamu itu menyebalkan!"

Adnan hanya tersenyum tipis saat menanggapi ucapan dari istrinya.

"Tapi ngomong-ngomong kamu memangnya tidak punya pacar?"

"Dalam agama kita di larang pacaran, jadi saya tidak memiliki pacar, jangankan pacar, cinta saya saja masih satu yaitu hanya untuk Bunda, belum membaginya untuk yang lain, saya tidak ingin menodai hati saya, saya ingin mencintai wanita yang sudah menjadi mahkrom saya."

Sella menghela nafas berat, apa ia sekarang sedang beruntung, di buang oleh kaka dari suaminya yang imannya nol dan di nikahi oleh adik dari calon suaminya yang sangat ta'at agama.

"Lalu Bunda kamu di mana?"

"Saya tidak tau, semenjak bercerai dengan Ayah, Bunda pergi begitu saja."

Adnan menghela nafas berat sambil mulutnya mengucapkan istighfat, ia tidak ingin masa lalu menguasai emosinya.

"Maaf."

Hanya kata itu yang keluar dari mulut Sella saat melihat wajah suaminya berubah menjadi murung dan sambil beristighfar.

"Tidak apa-apa Sel, hanya saja hati saya masih belum bisa berdamai dengan masa lalu, kehilangan Bunda adalah hal terberat saya hingga sampai sekarang."

"Lalu kenapa kamu tidak mengambil Kesuma Grup? Bukan'kah itu milik kamu?"

"Harta hanya titipan Sel, jika Allah ingin menghilangkannya dari Ayah saya, tanpa saya mengambilnya juga Allah akan mengambilnya. Apa lagi harta tidak untuk di bawa mati, memang dengan harta banyak orang yang menghormati kita, tapi bagi saya percuma kalau kita tidak memiliki iman, karena hanya orang-orang beriman yang akan masuk surga, bukan orang kaya atau bukan juga orang yang memiliki jabatan."

Hati Sella menghangat saat mendengar jawaban panjang dari suaminya, bahkan ia sudah lupa kapan ia terakhir sholat.

"Kita memang harus mencari rezeki, tapi yang halal agar menjadi barokah."

"Tapi Ayah kamu dapat merebut dari Bunda kamu, kenapa Allah masih tetap belum mengambilnya? Apa itu di sebut barokah?"

"Tidak harus seperti itu Sella, tapi coba kamu lihat, apa mereka memiliki mulut sopan? Tentu jawabannya tidak, itu artinya uang yang di makan tidak halal, karena jika sesaorang memakan dengan rezeki halal, bisa di tebak dengan tutur bahasa yang sopan, dalam artian memiliki ahlak baik."

Adnan tidak ingin istrinya tersinggung dengan ucapannya, jadi ia menggantinya dengan ahlak baik, ia tau istrinya tidak sopan jadi tidak mau membuat istrinya teringgung.

Sella hanya tersenyum lebar menanggapi ucapan panjang dari suaminya.

"Sel, coba kamu biasakan memanggil saya Mas."

"Aku tidak mau, kamu itu masih bocil, usia kita terpaut 4 tahun, seharunya kamu yang memanggil aku kakak, aku lebih tua dari kamu."

"Tidak ada seorang wanita yang menjadi kepala keluarga, di sini saya yang menjadi kepala keluarga, jadi walau pun usia kita berbeda 4 tahun kamu tetap harus menghormati saya sebagai kepala keluarga."

"Dasar bocil ngeselin! Aku tidak mau memanggilmu Mas!"

Tiba-tiba saja ponsel Adnan beegetar.

Dret... Dret...

Adnan langsung mengangkat telpon dari Syifa, Syifa adalah seorang ning anak dari kiai tempat Adnan menimba ilmu.

"Assalamualaikum ning."

"Wa'alaikumsalam akang."

Adnan memang selalu di panggil akang selaku anggota dari dewan santri.

"Iya ada apa ning?"

"Berita itu benar kang?"

Adnan yang di tanya oleh ning Syifa ia tau kemana arah pembicaraan ning Syifa.

"Iya ning, benar kalau berita itu saya memang mutazawij Sella."

Brugk!

"Astagfirullah! Ning kenapa?!"

Tiba-tiba saja telpon itu terputus tanpa berpamitan saat Adnan mendengar suara barang jatuh.

Sella menghela nafas berat, sebagai seorang wanita ia tau kalau di sebrang telpon itu sangat terkejut dan kecewa, itu artinya kalau yang di panggil ning oleh suaminya itu memang sudah menaruh perasaan pada suaminya.

Adnan menghela nafas berat, ia langsung meletakan ponselnya.

"Kenapa kamu mengambil tindakan bodoh?! Kenapa kamu datang untuk menikahiku?! Wanita yang kamu panggil ning itu putri dari Pak kiai. Apa kamu tidak peka kalau dia suka sama kamu Adnan?! Seharusnya kamu jangan mengambil tindakan bodoh! Kamu juga cinta sama wanita itu juga?!"

Sella memaki suaminya hanya untuk menutupi rasa bersalah, apa lagi saat suaminya menghela nafas berat, ia yakin kalau suaminya sebenarnya ada perasaan pada wanita yang di panggil ning itu walau pun tadi suaminya mengatakan tidak pernah mencintai wanita lain selain Bundanya.

"Istighfar Sella, kamu tidak bolah berbicara kasar seperti itu."

Adnan langsung menarik istrinya dalam pelukannya.

"Saya sangat tau kalau ning Syifa mencintai saya, 1 tahun yang lalu ning Syifa melamar saya, tapi saya sudah mengatakan dengan sangat jelas kalau saya menolaknya."

Sella juga membalas pelukan dari suaminya, entah kenapa penjelasan dari suaminya membuat ia senang.

"Kalau memang ning Syifa masih memiliki perasaan itu bukan salah saya Sel, bukan juga salah ning Syifa. Allah yang maha membolak balikan hati hambanya. Saya tidak suka kalau kamu berbicara kasar."

"Maafkan aku Adnan."

"Tidak apa-apa, tapi tolong jangan di ulangi lagi."

Sella hanya menganggukan kepalanya pelan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!