Alice seorang wanita yang berusia 21 tahun. Ia hidup sendirian Karena kedua orangtuanya telah meninggal dua tahun yang lalu akibat penyakit mereka.
Alice pun memutuskan Untuk bekerja agar bisa memenui kehidupannya. Ia bekerja sebagai seorang Waiter di Restoran Wevues. Restoran terkenal mewah dan besar.
Namun, pada saat ia bekerja, tiba-tiba Alice merasakan pusing dan mual. Karena sepertinya rasa mual itu tak bisa ia tahan, akhirnya ia berlari ke toilet.
Hoekk...
Selang beberapa menit, Alice keluar dari toilet. Ia berjalan seraya membungkuk dan menekan bagian perutnya yang terasa tidak enak.
"Alice lo kenapa?" Tanya Qiana, teman kerja Alice. Ia melihat wajah Alice yang sangat pucat.
"Nggak tau juga nih kayaknya gua sakit."
"Yaudah lu izin aja."
"Iya kayaknya gue mau izin aja."
"Yaudah kalau gitu gua lanjut kerja dulu ya.. kalo ada apa-apa Lo telfon gue aja."
"Oke."
Setelah berbicara dengan temannya, Alice langsung menuju ke lift untuk sampai di lantai 3. Tempat dimana sang bos berada.
Ting!
3 menit kemudian pintu lift telah terbuka dan Alice pun langsung memasuki lift itu.
Tak lama dari itu, lift telah sampai di lantai 3. Alice pun keluar dari lift tersebut dan berjalan menuju ke ruangan bosnya.
Tok tok tok..
"Silahkan masuk .."
Setelah di izinkan masuk, Alice langsung memasuki ruangan tersebut. .
"Ada apa Alice? Wajahmu terlihat pucat?" Tanya sang bos dengan wajah galaknya. Hal itu membuat Alice jadi grogi dan takut.
Tapi meskipun begitu Alice harus berani berbicara agar dirinya mendapatkan izin.
"Maaf menganggu waktu bapak. Saya kesini ingin meminta izin kepada bapak untuk pulang hari ini karena saya tiba-tiba merasakan sakit."
Pak Irwan seorang bos yang kejam namun juga lucu. Yang membuatnya kejam adalah ketegasan dan raut wajah yang galak yang beliau miliki. Tapi beliau juga memiliki kelucuan dengan tingkahnya atau terkadang dengan cara bicaranya.
"Hmm... Kamu ini kok bisa sakit-sakitan saat sibuk begini. Ya sudah kamu saya izinkan sampai 3 hari. Tapi kalau besok sudah sembuh yaaa silahkan bekerja lagi."
Hati Alice terasa tenang setelah pak bos memberinya izin untuk pulang. Karena pak bos Sangat kejam dan tidak sembarangan mengizinkan karyawannya untuk pulang. Tapi kali ini Alice diizinkan.
Setelah itu Alice langsung pamit dan kembali menuruni lift di lantai 1 untuk mengganti baju kerjanya menjadi sweater. Lalu kemudian ia langsung menunju ke halte bus. Dan betapa beruntungnya Alice bus langsung datang ketika ia butuh.
Alice pun langsung menaiki bus itu dan duduk di samping jendela. Ia pun langsung menyadarkan bahu dan kepalanya di kursi itu.
Selang beberapa menit bus pun telah berhenti. Alice pun turun dari bus dan berjalan kaki lagi untuk sampai ke rumahnya.
Cuaca hari ini sangat panas. Namun tidak membuat Alice kepanasan sedikit pun. Bahkan Alice merasakan hangat di badannya seperti seorang yang kedinginan.
Hanya butuh beberapa langkah saja Alice sudah sampai di rumahnya. Alice pun langsung membuka pintu yang ia kunci tadi dan langsung memasuki rumahnya.
Ia berjalan mendekati galon untuk mengambil segelas air, lalu ia meneguk segelas air putih itu.
Gluk gluk gluk ahhh...
Setelah meneguk segelas air putih tersebut, Alice merasa lebih enakan. Lalu ia pun langsung Masuk ke dalam kamarnya.
Bruk...
Alice menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk itu. Ia merasakan tubuhnya yang sangat lemas dan tidak enak itu.
Ia memejamkan matanya sesaat. Lalu kemudian ia membuka ponselnya dan berniat untuk meminta tolong pada Riyan. Karena saat ini Riyan adalah satu-satunya orang yang Alice punya.
"Halo sayang, ada apa?"
"Aku sakit yan, nanti setelah bekerja kamu bisa bawain aku obat?"
"Kamu sakit? Sakit apa? Ba baiklah tunggu ya aku akan segera pulang dan membawakan mu obat."
"Baiklah aku tunggu ya."
Riyan adalah pacar Alice yang kini berusia 25 tahun. Ia bekerja sebagai seorang repsesionis di hotel yang besar dan mewah. Dan gaji yang di dapatkan Riyan lumayan banyak.
Riyan adalah seseorang yang telah di percayai oleh kedua orangtua Alice sebagai laki-laki yang baik dan bertanggung jawab.
Bahkan sebelum kedua orang tua Alice meninggal, Mereka pernah menitipkan Alice kepada Riyan.
Riyan juga di kenal sebagai orang yang baik. Keluarga Riyan sendiri sudah tidak ada. Kedua orang tua Riyan mengalami kecelakaan lalu meninggal. Ia hanya hidup sendiri. Maka dari itulah Riyan menjadi laki-laki yang dewasa dan bertanggung jawab.
"Hahhh kenapa aku bisa sakit ya? Apa aku terlalu lelah?" Ucapnya bertanya pada dirinya sendiri.
Seraya menunggu Riyan, Alice ingin mengecek tentang ciri-ciri penyakit yang ia alami saat ini. Karena Alice sendiri sangat penasaran dengan hal itu.
Dan betapa terkejutnya Alice ketika melihat hasil yang ia cari di internet.
"Ha-hamil...??" Ucapnya. Alice benar-benar terkejut. Namun, Alice langsung menepis perasaannya itu.
"Ah, bodoamat belum tentu juga. Aku pasti cuma sakit biasa." Ucap Alice langsung menaruh ponselnya di atas nakas.
Dan kemudian Alice mencoba untuk tidur. Siapa tahu dengan tidur ia bisa kembali pulih.
***
Sore harinya
Riyan baru saja selesai bekerja, ia pun langsung menyalakan mobilnya dan berjalan menuju ke rumah Alice dengan membawa obat-obatan.
10 menit kemudian, Riyan telah sampai di rumah Alice. Ia pun langsung turun dari mobilnya lalu kemudian menekan bel rumah Alice.
Namun sudah ke 2 kalinya Riyan menekan tombol itu tetap tak ada jawaban dari Alice. Akhirnya Riyan pun langsung masuk ke rumah Alice.
Riyan pun masuk ke dalam rumah Alice dan memanggil nama Alice namun tak ada jawaban. Dan akhirnya Riyan mengecek di kamar Alice.
Dan saat Riyan membuka kamar Alice, ia melihat Alice terbaring lemas. Riyan pun langsung mendekati Alice.
"Alice.... Kamu lemes banget."
Alice yang tadinya tidur, ia membuka matanya Karena mendengar suara Riyan.
"Riyan... Kamu sudah datang?"
"Iya aku sudah datang. Ayo kita ke rumah sakit ya."
"Nggak Usah."
"Nggak jangan nolak!" Ucap Riyan.
Meskipun Alice tak mau, tapi Riyan tetap memaksa Alice untuk pergi ke rumah sakit. Karena Riyan tak mau Alice kenapa-kenapa.
Sesampainya di rumah sakit
Kini seorang dokter tengah memeriksa keadaan Alice dengan raut wajah yang senang.
"Selamat Anda sedang hamil sekarang."
Deg..
Deg ..
Jantung Alice berdegup kencang begitu pun juga dengan Riyan. Tapi meskipun jantung mereka berdegup kencang rasa terkejut yang di rasakan mereka berdua berbeda.
Riyan merasakan kebahagiaan sedangkan Alice merasakan kekhawatiran dan cemas.
Setelah selesai pemeriksaan mereka keluar dari rumah sakit. Dan kembali menaiki mobil untuk sampai ke rumah Alice.
Namun, Riyan juga merasakan ada yang aneh dengan Alice. Ia melihat Raut wajah Alice yang cemas dan gelisah.
"Sayang... Kamu kenapa? Kok kamu ekspresi nya gitu? Kenapa?"
Alice langsung menghadap Riyan dengan ekspresi yang sedih.
"Riyan! Kamu mau bertanggungjawab kan? Kamu mau nikahin aku kan? Kamu mau merawat anak ini bersama-sama kan?" Ucap Alice dengan penuh khawatir.
Satu Minggu kemudian
Alice masih mengenang Riyan, dirinya masih begitu sangat mencintai Riyan. Namun Alice sudah tak mempunyai apa apa lagi. Bahkan kini uang sepeser pun Alice tak punya.
"Hiks tidak, aku tidak boleh begini terus, aku harus bangkit mencari uang untuk anakku"
"Aku harus bisa merawat anak Riyan dengan baik"
Alice menguap air matanya, ia segera berdiri dan bangkit untuk mencari pekerjaan. Hal itu sangat berat bagi Alice menjalani kehidupan tanpa Riyan. Namun, Alice sudah tak mempunyai apa apa lagi.
Ia pun mulai berpakaian rapi dan mencari cari pekerjaan. Tak lama dari itu, ponsel Alice berbunyi
"Klunting"
Alice pun segera memeriksa notifikasi di ponselnya. Dan ternyata ada pesan dari Qiana
"Alice ada lowongan pekerjaan tapi bar, apa kau mau?" Pesan dari Qiana
Alice melebarkan matanya ketika Melihat pesan dari Qiana. Ia merasa senang karena ada lowongan pekerjaan, bagi Alice bekerja dimana pun sekarang bukanlah masalah, yang terpenting ia harus mendapatkan uang.
"Tidak apa apa Qiana, terimakasih" balas Alice
Alice bahagia, ia pun langsung membuat surat lamaran pekerjaan, dan segera mengantarkannya ke tempat bar
"Aku harus bekerja, aku pasti bisa! Ayo Alice.... Kau pasti bisa!"
Alice terus terusan menyemangati dirinya yang sudah rapuh dan miskin. Ia harus mempunyai uang banyak agar bisa menumbuhkan anaknya dengan baik.
Setelah membuat surat lamaran, Alice pergi ke tempat bar itu. Jarak rumah Alice dengan bar masih jauh, jadi Alice harus pergi ke halte bus untuk pergi ke sana.
Tak lama kemudian, Alice telah sampai di tempat bar. Ia pun langsung masuk ke bar. Saat ia masuk ke bar, tiba tiba saja tubuh Alice bergematar. Ia melihat ada banyak sekali lelaki yang mabok.
"Tenang Alice,,,, jangan gugup dan jangan takut, semua orang di sini baik"
Setelah memenangkan dirinya Alice bertanya kepada salah satu pegawai di bar untuk menyerahkan surat lamarannya.
Lalu salah satu pegawai itu langsung membawa Alice pada pemilik bar.
Di kantor bosnya Alice
"disini memang membutuhkan karyawan, tapi keadaan mu saat ini sedang hamil, apa tidak apa apa dengan calon anakmu?"
"Ah, tidak apa apa kok pak, saya bisa bekerja dengan baik, lagi pula usia kehamilan saya masih sangat muda, jadi tidak masalah"
"Baiklah, jika perutmu sudah membesar bilang saja padaku, aku akan memberikan mu cuti"
"Baik"
Alice pun langsung keluar dari bar, ia keluar dari bar dengan hati yang gembira karena akhirnya ia bisa mendapatkan pekerjaan kembali.
Karena dirinya masih mengenang Riyan, Alice memberikan pesan pada nomor ponsel Riyan, meskipun nomor itu tidak aktif, namun bagi Alice ia sangat yakin bahwa Riyan pasti mengetahuinya
"Riyan,,,, aku sudah mendapatkan pekerjaan. Aku akan merawat anak kita dengan baik" pesan dari Alice
Setelah mengirim pesan itu, Alice tersenyum pilu. Ia meneteskan air matanya. Ia masih sangat sedih kehilangan Riyan
Ia pun juga langsung memberitahu Qiana
"Qiana, aku sudah mendapatkan pekerjaan terimakasih. Lain kali, mainlah ke rumahku"
"Baiklah! Bilang saja padaku jika ada yang julid denganmu!"
Alice tersenyum kecil melihat pesan dari Qiana.
Setelah itu Alice pun kembali ke rumah, Ia kembali ke rumah dengan hati yang bahagia.
Keesokannya
Kini Alice telah bekerja di bar, ia Bekerja melayani tamu dengan sangat baik. Saat ia melayani tamu, tiba tiba Alice mendengar seseorang pria kaya raya ingin mempunyai seorang anak.
"Sialan! Gue pengen banget punya keturunan buat nerusin keluarga gue, tapi diusia yang segini belum menikah juga!"
"Lu kan pengusaha kaya dan terkenal, yaudah tinggal milih cewek kan, yang ngejar lu kan juga banyak!"
"Bener tuh"
Agra Alderd adalah pengusaha kaya dan terkenal di kota Liu. Usianya 38 tahun, ia ingin sekali mempunyai seorang anak untuk meneruskan dirinya dimasa depan.
Alice yang mendengar hal itu rasanya ingin sekali berbuat licik. Namun, dia urungkan niatnya karena itu akan mengkhianati Riyan
"Tidak tidak tidak. Aku tidak boleh begini"
Berkali kali Alice mengatakan tidak pada dirinya sendiri untuk mendapatkan laki laki itu. Namun, dirinya terus gelisah seolah olah ia harus mendapatkan laki laki itu untuk menggantikan posisi Riyan
Alice terus berfikir keras, dirinya masih sangat bingung. Di satu sisi dirinya juga membutuhkan seorang ayah untuk anaknya. Namun, di satu sisi lain ia tak mau mengkhianati Riyan
Namun,,, kenyataan yang Alice lihat sekarang Riyan sudah benar benar tiada.
Apakah yakin bisa merawat anak itu sendirian?
Tak lama dari itu, Alice mendengar ada seseorang yang memanggilnya
"Hey,,, girl 2 bir untuk ku"
Alice menoleh pria yang memanggilnya, dan ternyata pria yang tadi mengatakan ingin mempunyai seorang anak, yaitu Agra.
"Ah, iya"
Agra tadi duduk bersama dengan 3 orang, namun sekarang ia sendirian, mungkin itu temannya sudah pulang.
"Deg"
Jantung Alice berdetak kencang. Sepertinya ia harus mengambil kesempatan ini
"Benar,,,, sepertinya aku harus mendapatkan pria itu"
Alice pun mengambil 2 bir lalu memasukkan obat perangsang ke dalam bir itu. dan tak lupa juga Alice mendandani dirinya lebih sexy dari pada biasanya.
"Maafkan aku Riyan,,,, aku mengkhianati mu"
Setelah itu ia langsung melayani Agra, menaruh bir di meja Agra dengan lembut dan sebaik mungkin agar Agra tergoda dengannya
Alice pun harus menetapkan dirinya untuk tidak terlalu berjauhan dengan Agra.
Obat perangsang di dalam tubuh Agra telah berproses. Ia merasakan hal yang panas dalam tubuhnya
Tak lama kemudian, ia Melihat Alice dengan menyipitkan matanya. Di mata Agra, Alice terlihat sangat cantik dan menggoda
"Hmm Wanita itu Sangat cantik dan sexy"
"Hey girl" seru Agra memanggil Alice
Alice pun langsung Mendekati Agra, dan Agra langsung meraih pinggul Alice dan menatap Alice dengan menyeringai. Agra telah kehilangan kendali, ia benar-benar sudah tidak sadar
"Tuan,,,, ada apa?"
"bisakah kau ikut denganku?"
"Ke kemana?"
Agra langsung berdiri dan langsung mengajak Alice ke tempat pribadinya yang sudah ia sewa. Di situ Agra bisa langsung bermain dengan siapa pun tanpa ada seorang pun yang menganggu nya
"Klap"
Agra menarik badan Alice dan menaruhnya di belakang pintu, Agra langsung mencium bibir Alice, dan tangannya membuka kancing baju Alice
***
Keesokannya
Setelah bermain semalaman, Alice dan Agra Begitu sangat capek dan ketiduran tanpa sadar.
Di pagi hari ini, Alice menangis tersedu-sedu dalam keadaan masih tidur. Ia bermimpi tentang Riyan
"Alice,,,,, cari saja pengganti mu. Aku sudah melepaskan mu, berbagai lah dengan orang yang kau cintai"
"Riyan,,,, hiks"
Dalam mimpi Alice, Riyan perlahan lahan menghilang.
Alice pun langsung membuka matanya dan bangun dari tidurnya. Ia melihat di sisi kirinya bada seorang laki laki yang telah bermain bersamanya semalaman
Alice pun menangis sepuasnya hingga tersedu sedu. Mengingat mimpinya Riyan telah melepaskannya
Tak lama dari itu, Agra pun membuka matanya, ia terkejut melihat seorang wanita menangis tersedu sedu disampingnya
Agra pun langsung mengingat kejadian semalam yang ia lakukan dengan wanita disampingnya. Ia merasa sangat bersalah
Karena merasa bersalah Agra pun memberikan uang pada Alice sebagai gantinya. Namun Alice menolaknya, ia meminta Agra untuk bertanggung jawab nanti jika ia hamil
Agra terkejut mendengar hal itu tetapi Agra tak berfikir panjang, ia pun langsung menyetujui Alice, bahwa ia akan bertanggung jawab jika Alice hamil.
"Aku pasti tau siapa aku kan? Cari saja aku di perusahaan ku" seru Agra meninggalkan Alice
"Hahh,,,, semoga saja tidak hamil bisa menyusahkan" gerutu Agra
...Terimakasih sudah membaca teman teman...
...Maaf kalau banyak kekurangan...
...Jangan lupa Like, Vote, komen, dan Favorit nya...
...Terimakasih...
1 bulan kemudian, Alice telah melepaskan semuanya. Hari hari sebelumnya begitu sangat Sulit bagi Alice tanpa Riyan. Setiap harinya ia selalu menahan Rindu Kepada Riyan.
Namun, Hari ini Alice pergi ke pemakaman Riyan dan sudah melepaskan Riyan. Karena Riyan sendiri pun sudah melepaskan Alice
Setelah dari pemakaman Riyan, Alice pergi ke toko baju untuk membeli beberapa baju baru. Setelah memilih baju yang cocok untuknya, ia pulang ke rumah.
Tak lama dari itu, Alice telah sampai di rumah. Ia pun langsung mencoba satu persatu baju yang baru saja ia pakai.
Ia melihat dirinya di cermin, baju itu nampak cocok untuk Alice. Namun ada kesedihan di hati Alice yaitu Melihat perutnya yang Semakin membesar
"Hahhh ini sudah saatnya aku harus menemuinya dan meminta pertanggungjawaban nya" Alice bernafas panjang sembari mengelus perutnya
Ia pun kembali merapikan dirinya dan pergi menemui Agra. Sejujurnya hal ini juga sangat berat bagi Alice, karena ia harus membohongi Agra demi anaknya.
Karena Agra adalah seorang yang terkenal di kota ini, jadi Alice bisa dengan mudah menemukan Agra. Ia hanya perlu membuka ponselnya lalu ia bisa mengetahui Alamat rumah Agra
***
Di kantor Agra
Kini Alice telah berada di dalam ruangan Agra. Alice begitu sangat gugup berada di hadapan Agra. Ia terus menggenggam tangannya sendiri, dan terus mencoba untuk memberanikan diri untuk berbicara.
"Maafkan saya pak, saya datang kesini untuk meminta pertanggungjawaban dari bapak. Saya sudah hamil sekarang"
"Deg"
Sontak jantung Agra berdegup kencang. Ia masih tak menyangkal bahwa Alice akan datang kembali menemuinya dan meminta pertanggungjawaban darinya.
Agra benar benar tidak siap untuk menikahi Alice, bahkan ia tak mencintai Alice. Agra ingin sekali membangun rumah tangganya dengan benar. Dan seharusnya ia menikah dengan seseorang yang saling mencintai, bukan yang tak ia kenali.
"Apakah kau serius?" Seru Agra tak percaya pada Alice
"Iya,,,, kau bisa mengecek perutku jika kau tak percaya" seru Alice berbicara menunduk, ia tak berani menatap Agra.
Alice sudah menduga bahwa hal ini tak akan mudah baginya untuk meminta pertanggungjawaban dari Agra
Ia sangat tau bahwa Agra adalah orang kaya yang terkenal dan tampan. Dan orang sepertinya pasti akan mencari seorang wanita yang cocok untuk dirinya, bukan seperti Alice yang tak mempunyai apa apa dan hanya mempunyai wajah yang cantik dan body yang bagus.
Sedari tadi Agra memperhatikan Alice, bahkan ia tau Alice tak menatapnya sedikit pun karena takut padanya. Ia paham bahwa Alice sebenarnya juga tak ingin menemuinya, tapi karena ini adalah anaknya, maka Alice memintanya untuk bertanggung jawab.
"Sepertinya wanita ini takut padaku, dari tadi dia tak melihat wajahku. Lagi pula,,,, itu juga kesalahan ku di masa lalu. Jadi mau tak mau aku harus bertanggung jawab" batin Agra
"Baiklah, aku akan bertanggung jawab sepenuhnya karena itu juga anakku. Aku akan merencanakan pernikahan kita Secepatnya, berikan Alamat mu jika sudah siap maka aku akan menjemputmu"
"Deg"
Jantung Alice berdegup kencang, ia tak menyangka bahwa ia akan semudah ini untuk meminta pertanggung jawaban dari Agra.
Alice sendiri sejujurnya juga belum siap untuk menikah. Apalagi dirinya masih mencintai Riyan. Meskipun Riyan sudah melepaskannya, namun Alice masih belum bisa melepaskan kepergian Riyan.
***
Waktu pun berlalu
Kini Agra dan Alice telah Sah menjadi sepasang seorang suami istri. Pernikahan ini di rahasiakan oleh Agra dan Alice. Agra sengaja tak memberitahu orang tuanya karena bisa Ribet jika tau.
"Kita tinggal bersama saja. Aku akan mengantarkanmu ke rumah mu dan Ambil semua barang barang mu"
"Ba baik tuan"
Alice hanya menuruti perintah Agra, ia tak mau mengecewakan Agra. Menikah dengan Agra saja sudah membuatnya kecukupan.
Sesampainya di rumah Alice
Agra melihat lihat rumah Alice dengan berpangku tangan
"Tuan mau minum apa?"
"Tidak usah sepertinya kita harus Segera pergi"
"Kenapa?"
Agra tak tahan dengan rumah Alice, ia menilai rumah Alice kecil dan buruk. Ia juga menilai pakaikan Alice pasti juga kumuh
Agra pun pergi membawa Alice ke toko baju. Di situ Alice tersenyum bahagia dan melihat kanan kirinya.
"Wahhh baju ini pasti baju mahal, sebentar aku akan melihat saldonya untuk membeli baju ini" seru Alice melihat saldonya dan berharap bisa cukup membeli baju bagus agar tidak membuat Agra muak
Agra yang melihat itu pun tersenyum dalam hatinya
"Wanita ini norak tapi lucu, masak mau beli baju harus melihat saldo, dasar Miskin" seru Agra berbicara dalam hati
"Pilih semua yang kau mau dan cocok untukmu. Jangan membuat mataku sakit dengan Melihat baju kumuh seperti bajumu sebelumnya"
Alicw terkejut mendengar ucapan Agra. Bagaimana bisa ia membeli semua baju yang ada di toko itu, uangnya tak cukup untuk membeli banyak baju
Tetapi Alice tak berani untuk membantah, memang wanita sepertinya pantas untuk di bilang mempunyai baju kumuh, dan memang benar baju Alice sudah kumuh.
Alice pun memilih baju yang ia inginkan lalu Alice pun meminta pada kasir untuk mencicil baju yang ia ingin beli. Namun para kasir tak mau memberikan cicilan pada Alice, dan kasir mengatakan bahwa semua baju yang ia pegang sudah di bayar
Alice yang mendengar itu pun terkejut, siapa yang telah membayar baju itu? Dan mereka menjawab Bahwa Pak Agra lah yang telah membayar nya
Setelah membeli Beberapa baju mereka pulang ke kediaman Agra
Dikediaman Agra
"Alice duduk! Mari kita bicara" seru Agra menyuruh Alice untuk duduk di ruang tamu
Alice pun hanya menurut, ia tetap bersikap sopan. Karena bagaimanapun ia tidak mengenal Agra
"Aku sudah mempersiapkan kamar untukmu. Kita tidur berpisah, dan selagi kau Berada di rumah ini gunakan baju yang sudah ku belikan, jangan menggunakan baju kumuh mu itu"
"Dan ini Balck card, gunakan itu untuk kebutuhan mu dan calon anak yang ada di dalam perut mu! Kau harus merawat anak itu dengan baik, karena itu adalah anakku juga!"
"Deg"
Jantung Alice selalu berdetak dengan kencang ketika Agra mengucapkan bahwa anak yang ada dalam perutnya sekarang adalah anaknya.
Alice terus dihantui oleh rasa kebersalahan, karena ia telah membohongi seseorang.
"baik tuan,,, saya akan merawat ini dengan baik"
Setelah mereka berbicara panjang lebar, mereka pun pisah. Alice pergi ke kamar yang telah di siapkan oleh Agra
Disitu Alice merasa bahagia namun juga sedih di saat yang bersama.
Ia merasa bahagia karena kamar yang telah di siapkan oleh Agra Sangat luas dan nyaman. Namun, di satu sisi Alice Merasa bersalah
***
Keesokannya, di kantor Agra
"Agra,,,," seru Wendy memanggil Agra
Agra yang melihat itu pun melebarkan matanya. Ia seolah olah tak mau bertemu dengan Wendy
...Terimakasih sudah membaca teman teman...
...Maaf kalau banyak kekurangan...
...Jangan lupa Like, Vote, komen, dan Favorit nya...
...Terimakasih...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!