NovelToon NovelToon

Satu Malam Menjadi Ayah Muda

BAB 1

"Minggu kita jadi kan meningap di resort milik Cean?" Tanya Dirga yang merupakan sahabat Cean di sekolah.

"Tentu saja jadi, kita kan harus menghibur diri setelah di pusingkan dengan ujian kelulusan kita." Jawab Leo.

"Bagaimana, Ce? Resortmu jadi kan kita pakai malam weekend ini?"

Cean hanya mengangguk, "Hem." Jawabnya cool.

"Bolehkan kami membawa pacar kami, Ce?" Tanya Jojo.

"No!!" Tegas Cean. "Kita hanya akan bersenang senang, bukan bermain wanita."

"Ck, kita tidak boleh membawa wanita tapi kamu sendiri akan mengajak Nadlyn." Sahut Leo.

"Nadlyn itu temanku, temanku dari kecil, dan Mommy mengijinkanku pergi jika aku membawa Nadlyn." Jawab Cean.

"Iya deh teman, teman tapi mesra." Ledek Jojo lalu mereka tertawa bersama.

"Kasihan Nadlyn, hanya jadi pelampiasan Cean, kalau Cean punya pacar, Nadlyn di lupain, tapi kalau Cean jomblo, Nadlyn di bawa bawa." Sahut Dirga yang di angguki oleh Jojo dan juga Leo.

Cean hanya memutar malas bola matanya. Hubungannya dengan Nadlyn hanya sebatas pertemanan. Sedari kecil Cean sudah terbiasa bersama Nadlyn hingga mereka tumbuh bersama hingga remaja kini. Terlebih Nanda sang Mommy Cean begitu mempercayai Nadlyn.

"Bagaimana jika Rena meminta ikut?" Tanya Dirga.

Rena adalah pacar Cean, sudah satu tahun menjalin hubungan dengan Cean. Rena merupakan pacar terlama Cean, pasalnya Rena selalu saja memaafkan jika Cean berselingkuh atau cuek terhadap dirinya. Membuat Cean mempertahankan hubungan dengannya karena Rena tidak pernah mengekang dirinya.

"Tentu saja aku akan menolaknya, tidak ada wanita di pesta kita, terkecuali Nadlyn." Jawab Cean santai.

Bel istirahat telah berakhir, Nadlyn yang baru saja dari perpustakaan untuk mengembalikan buku, segera berjalan masuk menuju kelas.

"Nad.. Tunggu Nad..." Panggil Rena yang merupakan pacar Cean dari kelas lain, Rena bersama ke dua temannya bernama Riri dan Lisa.

Nadlyn menghentikan langkahnya. "Ada apa Ren?" Tanya Nadlyn.

"Begini Nad, aku dengar jika Cean dan genk nya akan berlibur ke resort milik Cean weekend ini." Ucap Rena hati hati.

"Lalu?" Tanya Nadlyn.

"Hem.. Bisakah kamu membujuk Cean agar mengajak aku ikut." Kata Rena, "Please.." Bujuknya dengan mata penuh permohonan.

"Kami juga Ren, aku juga ingin ikut supaya bisa pendekatan dengan Leo." sahut Riri.

"Ya, ajak kami juga Ren, aku juga ingin dekat dengan Jojo." Sahut Lisa.

"Sshhttt" Kata Rena sambil mengakat jari telunjuk di depan bibirnya, membuat Riri dan Lisa diam seketika.

"Maafkan aku, Ren. Kali ini aku tidak bisa membantumu. Kamu tau sendiri kan jika Cean susah sekali di bujuk.

Hal itu membuat Rena mengepalkan tangannya, sia sia dirinya merayu Nadlyn karna Nadlyn tidak pernah bisa di andalkan.

**

Nadlyn pulang bersama Cean, seperti biasa Nadlyn selalu menghabiskan waktu di rumah Cean sambil menunggu Robi, Papa nya Nadlyn menjemputnya.

Nadlyn merebahkan tubuhnya di atas kasur Cean, hal itu sudah sangat biasa di lakukannya sedari kecil dulu. Mereka bahkan sering tidur bersama meski tidak melakukan hal di luar batas.

"Nad, ganti dulu pakaianmu. Rok pendekmu membuat pahamu terekspos." Kata Cean dengan nada cuek.

Nadlyn tertawa, "Memangnya kamu akan tergoda?" Tanya Nadlyn meledek. "Bahkan waktu kecil kita suka mandi bersama." Ledeknya lagi.

"Hei, sekarang aku pria dewasa, jangan salahkan aku jika aku kelepasan." Ucap Cean.

Nadlyn semakin menggoda Cean. "Uhuuuu takuuuttt." Nadlyn lalu tertawa.

"Haishh, kalau bukan kamu anak Uncle Robi, sudah aku makan."

"Memang kenapa jika aku anak Papa Robi?"

"Aku sudah berjanji pada Uncle Robi akan menjagamu, tidak mungkin aku merusakmu, Nad." Jawab Cean sambil berganti pakaian di depan Nadlyn.

Ocean dan Nadlyn tumbuh bersama, usia mereka hanya berbeda delapan bulan dan mereka sekolah satu angkatan. Robi yang dipercaya untuk mengelola perusahaan Nanda sampai usia Cean cukup untuk memegang kendali perusahaan sangat mempercayai Cean untuk menjaga Nadlyn. Bahkan Nadlyn lebih sering tinggal di rumah Nanda dari pada tinggal bersama Robi. Nanda sendiri sangat menyayangi Nadlyn sebagai putrinya sendiri, mengingat Nadlyn tidak memiliki ibu karena meninggal saat usia Nadlyn dua tahun, dan hal itu membuat Robi menjadi gila kerja sehingga banyak menitipkan Nadlyn pada Nanda dan membuat Nadlyn juga Cean tumbuh bersama.

"Pacarmu tadi mendatangiku." Kata Nadlyn sambil melihat ke langit langit lamar Cean."

Cean menoleh ke arah Nadlyn yang dari tadi masih merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk Cean. "Rena? Mau ngapain dia?"

"Minta aku ngebujuk kamu supaya kamu ngajak dia dan teman temannya ke resort weekend ini." Jawab Nadlyn.

"Ck, aku gak mau. Gak bebas kalau bawa cewek ikut."

"Kamu lupa kalau aku juga cewek, Ce?" Tanya Nadlyn.

Cean tertawa, "Kamu memang wanita, tapi di mataku kamu itu adik aku yang harus aku jaga."

Nadlyn diam mendengar hal itu, dia tak suka jika Cean slalu bilang jika dirinya adalah adik yang harus slalu Cean jaga.

"Dirga menyatakan cinta padaku, menurutmu apa aku harus menerimanya?" Tanya Nadlyn yang membuat Cean menghentikan jari jemarinya di atas layar ponselnya.

"Tidak."

"Kenapa tidak boleh? Dirga sudah satu tahun ini mengejarku, Dirga juga tidak playboy sepertimu, Leo dan Jojo. Dirga satu satunya temanmu yang paling benar."

Cean terdiam mencari alasan, entah mengapa ia sedikit tak suka mendengar hal itu.

"Uncle Robi akan memindahkanmu ke asrama jika tau kamu berpacaran." Jawab Cean dengan cepat.

Nadlyn tertawa, "Umurku sudah 17 tahun, Ce. Dan Papa membolehkan aku berpacaran karena sebentar lagi aku akan kuliah."

Cean terdiam, lagi lagi ia kalah telak jika berbicara dengan Nadlyn.

"Terserah denganmu, jika kamu berpacaran dengan Dirga, maka kamu tidak boleh ikut ke resort, karna perjanjian kami tidak boleh membawa pacar."

Nadlyn kembali tertawa, "Aku tetap ikut karena Auntie Nanda sendiri yang akan menyuruhku ikut."

"Siall." Batin Cean.

**

Hari yang di nanti pun tiba, Cean menjemput Nadlyn ke rumahnya. Robi Papa nya Nadlyn menunggu kedatangan Cean yang akan menjemput putri tercintanya.

"Uncle..." Sapa Cean dengan hormat.

Robi adalah pria yang di hormati Cean selain sang Daddy. Nanda menceritakan jika Robi adalah penolongnya dan membantu Nanda mengembangkan perusahaan hingga sebesar ini. Karena itu Cean selalu bersikap baik pada Nadlyn karena menghormati Robi.

"Hai Boy." Balas Robi yang sudah menganggap Cean sebagai putranya sendiri.

Terlihat Nadlyn sudah bersiap dengan ranselnya.

"Uncle titip Nadlyn ya." Kata Robi sambil menepuk pundak kiri Cean.

"Siapp Uncle, Cean akan menjaga Nadlyn demi Uncle." Jawab Cean dengan yakin.

Robi tersenyum, ia merasa tenang karena Cean slalu menjaga Nadlyn dengan baik.

"Sayang, jangan berjalan jalan jauh dari resort tanpa Cean." Ucap Robi pada Nadlyn.

"Iya Papa, sudah ratusan kali Papa bilang begitu. Nadlyn sampai bosan."

"Papa mengkhawatirkanmu."

"Hemm aku kira Papa hanya mengkhawatirkan perusahaan Auntie Nanda saja." Cibir Nadlyn.

Robi tertawa. "Sabarlah Sayang, enam tahun lagi Papa akan pensiun, setelah Cean menyelesaikan kuliah S1 dan S2 nya di London, Papa akan langsung pensiun." Janji Robi.

"Jadi Uncle tidak akan membantuku di perusahaan?" Tanya Cean yang baru mengetahui hal itu.

"Uncle akan pensiun setelah perusahaan berada di tanganmu, Cean. Jangan kecewakan Mommymu dan mendiang Kakekmu, kamu harus segera menyelesaikan kuliahmu hingga S2 dan kembali memegang perusahaan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

BAB 2

Cean dan Nadlyn berangkat menuju resort menggunakan mobil sport milik Cean.

"Kita tidak berangkat bersama teman temanmu?" Tanya Nadlyn.

"Mereka satu mobil dengan Jojo." Jawab Cean.

"Dirga tak bilang itu padaku." Kata Nadlyn sambil membuka layar ponselnya.

"Kamu dan Dirga saling berkomunikasi?" Tanya Cean tak percaya.

Nadlyn mengangguk, "Dirga menghubungiku dan aku menyimpan nomer ponselnya." Jawab Nadlyn apa adanya.

Setelah satu jam, mereka tiba di resort. "Teman temanmu belum datang." Kata Nadlyn sambil berjalan masuk ke dalam resort.

"Mereka lewat jalan yang salah dan terjebak macet."

Cean membawa Nadlyn ke kamar utama di resort itu. Kamar yang di khususkan untuk pemiliknya.

"Kamu tidur disini aja. Disini fasilitasnya lengkap, kamu tidak akan bosan disini." Kata Cean sambil menaruh tasnya di atad sofa.

"Kamu tidur dimana?" Tanya Nadlyn.

"Ck, biasa juga kita tidur berdua, lagian aku sama teman tema yang lain mau pada nobar, palingan juga ketiduran di sana." Jawab Cean.

"Kalian pasti mau minum juga kan?" Selidik Nadlyn.

Cean tersenyum menyeringai, "Nadlyn tau banget." Ucapnya. "Please jangan bilang Mommy ya Nad. Aku sama yang lain hanya ingin melepas penat selepas ujian kemarin." Pinta Cean.

"Hem, jangan terlalu mabuk, Ce. Sayangi dirimu." Kata Nadlyn memberi nasihat.

"Siapp bu boss."

Menjelang malam hari, semua teman Cean sudah datang. Mereka berkumpul di rooftop resort sambil menikmati pemandangan malam dengan di temani minuman beralkohol.

"Dimana Nadlyn?" Tanya Dirga.

"Di kamar, Nadlyn memilih menonton drakor." Ia terlalu malas jika sampai berkumpul dengan teman teman Cean ya g sebenarnya juga teman teman Nadlyn.

Nadlyn menonton dari atas tempat tidur dengan berselimutkan tebal, hingga ia tak menyadari jika perlahan dirinya mulai mengantuk dan matanya terpejam sempurna.

"Harusnya Nadlyn ikut berkumpul disini." Kata Leo setengah mabuk.

"Tidak, itu terlalu bahaya untuk Nadlyn jika disini, kita semua sudah hampir mabuk." Balas Jojo.

"Akah ku habisi kalian jika berani menyentuh Nadlyn." Sahut Cean yang juga sudah sedikit mabuk.

"Kamu itu teman tapi seperti pacarnya saja, posessive." Ujar Leo dan Cean tak menanggapinya.

Malam semaki larut. Mereka semua tertidur di atas rooftop. Cean yang merasa kedinginanpun terbangun dan memilih pindah ke dalam kamarnya. Ia membuka pintu dan memasuki kamarnya yang sudah berlampukan temaram.

Cean membanting tubuhnya ke atas kasur dengan kaki masih menggantung kebawah, pergerakan Cean membuat Nadlyn terbangun.

"Cean..." Kata Nadlyn dengan suara serak.

Cean menyipitkan matanya, bahkan ia lupa jika di kamar ini ada Nadlyn.

"Nad, aku tidak mabuk. Jangan beritahu Mommy." Kata Cean mulai melantur.

Nadlyn mencoba bangun dan membenarkan posisi tidur Cean. Tubuh Cean yang berat membuat Nadlyn terjatuh di atas Cean. Seketika mata mereka saling memandang. Cean mengangkat tangannya dan mengusap bibir tipis Nadlyn.

"Nad, bolehkah aku..." Cean menggantung ucapannya ketika Nadlyn mengangguk.

Tanpa menunggu lama, Cean membalikan posisinya, membuat Nadlyn berada di bawah Cean. Mata mereka kembali bertatapan dengan dalam, perlahan Cean mendekatkan wajahnya ke wajah Nadlyn, mengecup sekilas kemudian kembali menatap mata Nadlyn.

"Hentikan aku, Nad.." Lirih Cean.

Nadlyn menggelengkan kepalanya, "Tidak Ce, aku juga menginginkannya." Balas Nadlyn.

"Uncle Robi akan membunuhku."

"Ini akan jadi rahasia terbesar kita." Ucap Nadlyn berbisik, membuat hasrat Cean semakin naik.

Cean langsung melahap bibir Nadlyn dengan buas, Cean yang dasarnya seorang playboy begitu ahli sementara Nadlyn hanya mengikuti alurnya saja.

"Ini pertama untukmu?" Tanya Cean saat melepas pagutannya.

"Apa perlu aku jawab?"

Cean tersenyum, baru kali ini ia merasakan bibir manis yang memabukannya.

Tangan Cean beegerilya saat Cean kembali memagut bibir manis Nadlyn.

Entah bagaimana caranya, kini tubuh mereka sama sama polos.

Hingga Nadlyn merasakan sesuatu menembus bagian intinya dan mencengkram bahu Cean dengan kuat.

"Maaf..."

Nadlyn tersenyum, "It's Okey."

Cean meneruskan kegiatannya, rasa penasaran di usia remaja dan ditambah dirinya yang sedang di bawah pengaruh alkohol membuatnya tidak bisa berpikir jernih.

Suara lenguhan Nadlyn membuat Cean semakin menjadi, ia sudah kehilangan akal sehatnya akibat mabuk. Sementara Nadlyn, ia tak kuasa menolak sentuhan Cean, sedari kecil Nadlyn sudah menyukai Cean dan Cean adalah cinta pertama Nadlyn.

"Akhhh Nad, Uncle Robi benar benar akan membunuhku." Erang Cean saat menuntaskan hasratnya.

Cean ambruk dan berguling di samping Nadlyn, efek minuman membuat Cean langsung terlelap.

**

Cean terbangun dari tidurnya saat matahari mulai meninggi, ia memijat pelipisnya karena rasa pusing masih ia rasakan. Cean duduk dan menyingkap selimut tebal yang menutupi tubuhnya, seketika ia terkejut ketika mendapati tubuhnya yang tidak menggunakan sehelai pakaianpun, Cean mengedarkan pandanganannya dan melihat pakaiannya sendiri tercecer di lantai. Mata Cean pun membola saat melihat noda merah di atas seprei berwarna putih. Seketika ingatannya kembali saat dirinya mencumbui Nadlyn.

"Arghhh shiittt." Umpatnya sambil meninju udara.

Cean segera menuju kamar mandi di dalam kamarnya, "Uncle Robi benar benar akan membunuhku." Umpat Cean ketika mulai menyalakan keran showernya.

Cean membersihkan diri dengan cepat, kemudian segera keluar untuk mencari keberadaan Nadlyn.

"Ce, kamu sudah bangun?" Sapa Jojo.

Cean menghentikan langkahnya. "Kamu melihat Nadlyn?" Tanya Cean pada Jojo.

"Oh ya, Nadlyn tadi pulang duluan, katanya dia ada urusan penting." Jawab Jojo apa adanya.

Cean mengernyitkan dahinya. "Pulang?" Tanya nya dengan heran.

Jojo mengangguk, "Tadi kata Nadlyn dia tidak sempat berpamitan denganmu karena kamu masih tidur."

"Tapi kami rasa, itu hanya alasan saja." Sahut Leo.

"Alasan apa?" Tanya Cean tak mengerti.

"Kita semua tau jika Dirga tengah mengejar Nadlyn, dan aku rasa mungkin mereka berjanjian akan pulang bersama lebih awal." Jawab Leo.

"Nadlyn pulang bersama Dirga?"

Leo dan Jojo mengangguk, "Sudahlah Ce, biarkan Dirga mendekati Nadlyn, kamu fokus saja pada Rena. Bukankah sebentar lagi kamu juga akan meneruskan kuliah di London dan berpisah dengan Nadlyn, biarkan Nadlyn bersama Dirga, Dirga pasti bisa menjaga Nadlyn."

Cean terdiam, ia tidak ingin menunjukan rasa kesalnya dan membuat Jojo juga Leo menjadi curiga.

Cean mencoba menghubungi Nadlyn namun tidak tersambung. Bahkan hari hari berikutnya, Cean tidak pernah lagi bertemu dengan Nadlyn.

Hingga satu bulan berlalu, saat kelulusan itu tiba. Untuk pertama kalinya setelah kejadian itu, Cean melihat kembali Nadlyn.

"Nad.." Cean mengejar Nadlyn di parkiran.

Nadlyn membalikan tubuhnya menghadap Cean. "Hai Ce."

"Kamu kemana aja? Kenapa tidak pernah kerumah?" Tanya Cean.

Nadlyn tersenyum. "Aku ada di rumah."

Cean tampak gugup, "Nad..."

Namun Nadlyn terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya. Sebuah benda pipih yang kecil dan membuat Cean membeku seketika.

"Aku hamil, Ce." Ucap Nadlyn sedikit bergetar.

Cean menarik nafasnya dan menghembuskannya kasar. "Perjalanan kita masih panjang, Nad. Kita baru saja akan mengejar impian kita masing masing, aku harus ke London mengejar studyku disana."

"Lalu aku?" Tanya Nadlyn.

Cean menatap dalam mata Nadlyn, "Gugurkan kandunganmu, Nad."

Jedaarrr

"Aku akan membawakan obat penggugur kandungan." Imbuhnya lagi.

"Kamu tidak ingin anak ini?" Tanya Nadlyn.

"Kita tidak saling mencintai, bagiku kamu hanya adik yang harus aku jaga, dan aku tidak siap untuk mempunyai anak, aku masih mengejar cita citaku yang menjadi harapan Mommy." Kata Cean panjang lebar.

Nadlyn mengangguk. "Baiklah."

"Kamu mau kan menggugurkan kandunganmu?" Tanya Cean.

"Kamu tidak ingin melihat anakmu ada di dunia ini?" Tanya Nadlyn dengan tatapan serius.

Cean mengangguk samar.

"Baiklah, Cean. Aku pastikan kamu tidak akan pernah melihat keberadaannya." Ucap Nadlyn pada akhirnya.

"Nad, terimakasih untuk sudah mengerti aku." Lirih Cean.

Nadlyn tersenyum dan mengangguk, meski hatinya terasa perih, namun ia tetap menyembunyikannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

BAB 3

Keluarga Cean mengadakan perpisahan untuk melepas kepergian Cean ke London. Nanda pun mengundang Robi bersama Nadlyn, juga terlihat keluarga Ayla dan Regan, adik dari Pras sekaligus sebagai sahabat Nanda.

"Ahh anak Aunty, kenapa baru kesini sih." Tanya Nanda saat memeluk Nadlyn.

"Maaf Aunty, aku sibuk mencari universitas." Jawab Nadlyn.

"Padahal kamu ikut saja dengan Cean kuliah di London, Aunty akan begitu tenang jika kamu bersama Cean."

Nadlyn tertawa, "Papa tidak akan melepasku sejauh itu, Aunty."

"Wajahmu pucat, apa kamu sedang sakit?" Tanya Pras, Daddy nya Cean.

Nadlyn memegang pipinya, "Ah tidak, Uncle Pras, aku hanya merasa lelah saja."

Hal itu membuat Cean melihat ke arah Nadlyn seketika, dan membuat perasaannya semakin bersalah dan tak nyaman.

Mereka berkumpul di taman belakang setelah makan siang bersama. Disya, Kakak Cean memperhatikan sikap Cean dan Nadlyn yang terlihat tidak biasanya.

"Nad, apa kamu bertengkar dengan Cean? Aku lihat sedari tadi kamu dan Cean tidak seakrab seperti biasanya." Kata Disya.

Nadlyn menjawab dengan setenang mungkin. "Iya kak, aku marah sama Cean karna memilih kuliah di London dan jauh dariku."

Disya tertawa, "Ada masa nya kalian berpisah, kalo mau bersama terus ya menikah saja."

"Ishh Kak Disya, aku bisa darah tinggi jika menikah dengan Cean." Jawab Nadlyn berbohong, menyembunyikan perasaannya.

Robi tengah berbincang bersama Nanda membahas perusahaan milik Nanda yang di kelola oleh Robi. Nadlyn terlihat sendirian karena Disya sedang menerima telpon dari suaminya.

"Nad, aku ingin bicara." Kata Cean dan mengajak Nadlyn untuk ke tempat sepi di dekat gudang belakang rumahnya.

"Ada apa?" Tanya Nadlyn dengan dingin.

"Kamu belum menggugurkannya?" Tanya Cean sambil melihat situasi sekitarnya.

Nadlyn tidak menjawabnya.

"Nad..."

"Kamu tega, Ce? Dia tidak berdosa."

"Aku tidak siap, Nad. Mengertilah, itu sebuah kesalahan. Lagi pula lusa aku akan berangkat untuk meneruskan studyku."

Tangan Cean merogoh sesuatu di saku celananya lalu memberikannya pada Nadlyn dengan cepat. Nadlyn tau apa yang tengah diberikan oleh Cean padanya. Sebuah obat penggugur kandungan.

"Minumlah malam hari, obat itu aman. Aku sudah memastikannya." Kata Cean.

Nadlyn tersenyum miris, "Cean, Daddymu seorang dokter kandungan, mana ada obat yang aman untuk menggugurkan kandungan. Tanya saja pada Daddymu."

Cean terlihat gelisah.

"Tenanglah Cean, anggaplah tidak terjadi sesuatu pada kita. Aku pastikan semua akan terjadi seperti biasanya." Jawab Nadlyn kemudian meninggalkan Cean dengan perasaan yang hancur.

Bagaimana bisa Cean bisa sekejam itu, menggugurkan calon anaknya sendiri, darah dagingnya sendiri.

Dengan kesal Nadlyn masuk kembali untuk menghampiri Robi yang tengah tertawa bersama Nanda, Pras, Ayla juga Regan.

"Pa, kita pulang yuk." Ajak Nadlyn.

"Lho, ini belum juga sore Nad. Mau kemana sih?" Sahut Ayla.

"Sayang kamu kenapa? Biasanya kamu yang slalu susah diajak pulang." Ucap Robi.

Nadlyn terlihat gelisah, efek kehamilan membuatnya sedikit pusing dan mudah emosi karena perubahan hormon. Apa lagi sikap Cean tadi membuatnya jengah dan emosi.

"Nad, kita ke kamarku saja yuk." Ajak Disya yang ingin menanyakan sesuatu pada Nadlyn, karena tadi Disya tidak sengaja mendengar samar samar percakapan Cean bersama Nadlyn.

Nadlyn menurut setelah Robi mengatakan jika ada masalah pekerjaan yang harus di bahas pada Nanda dan belum selesai.

Namun saat ingin menaiki tangga, Nadlyn merasa tubuhnya lemas, matanya berkunang kunang, dan perlahan gelap, membuat Nadlyn ambruk seketika. Beruntung Disya dapat menopangnya.

"Nadlyn....." Kata Disya terkejut.

Semua mata melihat ke arah Nadlyn dan Disya, bahkan Robi langsung berlari ke arah putrinya itu.

"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Robi dengan panik.

"Bawa Nadlyn ke sofa, Kak Rob." Sahut Ayla.

Robi menggendong Nadlyn dan merebahkannya di atas sofa. Pras sebagai dokter langsung mengambil stetoskop dan memeriksa Nadlyn. Namun Pras begitu terkejut dan menatap wajah Nadlyn dengan tatapan tidak bisa di artikan.

Regan yang juga merupakan seorang dokter kandungan pun segera memeriksa Nadlyn saat melihat wajah tak biasa Pras.

"Ada apa dengan putriku, Pras?" Tanya Robi.

Regan pun terlihat terkejut dan saling bertatapan dengan Pras.

"Regan, ada apa dengan Nadlyn?" Tanya Nanda.

Kini Pras dan Regan menatap Robi, ada rasa tidak enak saat ingin mengatakannya.

"Ada apa ini Pras, Re. Beritahu aku. Apa ada yang serius dengan putriku?" Tanya Robi yang sudah terlihat panik.

Pras melirik ke arah Regan dan Regan mengangguk samar.

"Robi, Nadlyn putrimu, sepertinya sedang mengandung." Ucap Pras hati hati.

Jeddarrrr

Bak di sambar petir, Robi begitu terkejut mendengarnya.

"Tidak mungkin!! Selama ini Nadlyn tidak pernah bilang padaku jika memiliki seorang kekasih." Kata Robi tidak terima.

Cean yang melihat hal itu pun terlihat pucat, sementara Disya menatap sinis pada Cean yang berubah menjadi seorang pengecut.

"Kamu pasti salah, Pras!!" Kata Robi masih tak terima.

"Itu benar, Uncle." Disya yang merasa geram akhirnya buka suara.

Cean melihat ke arah Disya.

"Nadlyn hamil karena perbuatan Cean." Kata Disya pada akhirnya.

"Apa??" Nanda terkejut dan Ayla menenangkannya meski dirinya juga ikut terkejut.

"Tapi sayang Cean tidak mau tanggung jawab, bahkan Cean memberi obat penggugur kandungan pada Nadlyn." Disya mendekat ke arah Nadlyn yang masih berbaring di atas sofa dan mengambil sesuatu di saku cardigan yang Nadlyn pakai.

Pras merebutnya dan melihatnya, Regan pun melihat obat yang dipegang oleh Pras.

"OCEAN!!" Panggil Pras dengan berteriak. "Jelaskan ini pada Daddy. Apa benar kamu yang menghamili Nadlyn?"

"Cean jawab Daddy." Pinta Nanda mendesak yang melihat Cean hanya diam saja.

"Dad, kami melakukannya dengan tidak sengaja." Jawab Cean pada akhirnya.

Robi mendekat ke arah Cean, menarik kerahnya dan...

Bughh... Bughhh... Bughhh

"Aku menitipkan Nadlyn padamu, aku mempercayaimu, tapi ternyata kamu tega menyakiti putriku." Teriak Robi di depan wajah Cean. "Ternyata aku menitipkan Nadlyn pada seorang badjingaann." Geram Robi yang ingin kembali memukul Cean namun segera di tahan oleh Regan.

"Maafkan Cean Uncle. Cean tidak sengaja." Sungguh Cean sangat takut melihat kemurkaan Robi.

Robi adalah pria yang hangat, bahkan memperlakukan Cean sepertinya putranya sendiri. Namun hari ini Robi terlihat murka bak singa yang siap menerjang mangsanya.

"Cean kenapa kamu melakukan ini?" Nanda pun histeris lalu memukuli punggung Cean tanpa henti.

Regan menahan Nanda karena Pras sendiri masih shock atas kenyataan ini.

Pras berjalan ke arah Cean dan menarik lengannya, hingga Pras dapat menatap wajah Cean yang juga terlihat shock. "Daddy tidak pernah mengajarkanmu menjadi seorang pengecut dan biadap seperti itu dengan menggugurkan calon anak mu sendiri, Cean."

"Dad..." Lirih Cean.

"Nikahi Nadlyn demi anakmu. Kalian harus menikah dan melahirkan anak kalian yang tidak berdosa itu. Dan jika kamu tetap untuk tidak bertanggung jawab, keluar dari rumah ini dan jangan pernah menganggap Daddy dan Mommy sebagai orang tuamu!! Mengerti??"

Cean mengangguk seketika.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!