NovelToon NovelToon

Pria Cacat Ternyata CEO

Bab 1 Menjadi pria biasa

Jack, berusia 23 tahun, pria tampan dan gagah jika terlihat sedang duduk. Namun ketika dia mulai berjalan, orang-orang yang melihatnya dengan kagum mulai terkejut setelah melihat bagaimana dia berjalan dan kakinya yang pincang.

Saat ini Jack bekerja sebagai penjual Ice cream keliling demi bisa menemukan kekasih hatinya yang melarikan diri karena dia hamil dan melahirkan di luar pernikahan.

"Ice cream! Ice cream! Susu asli hanya dua ribu saja! Ice cream! ice cream!"

Jack mengayuh sepedanya dan tidak nampak sedikitpun jika dia cacat.

"Beli bang! berapa satunya bang?" tanya seorang gadis belia dan melirik Jack yang jualan ice cream dengan genit.

"Dua ribu saja neng!"

"Sepuluh ya bang!" Jack lalu senang bukan kepalang. Baru juga dia keluar dari depo dan saat ini hujan rintik-rintik tapi ada juga yang membeli ice cream miliknya.

"Kok banyak amat neng. Untuk neng sendiri?"

"Ngga! Untuk teman-teman! Lihat disana!" Gadis belia itu menunjuk pada sebuah rumah susun dan teman-temannya sedang melongok dari jendela ada sekitar sepuluh orang dengan pakaian yang sangat aduhai.

"Hem....." hanya itu yang Jack katakan. Dia langsung tahu jika ternyata dia berteduh disarang wanita tuna susila.

"Hai bang! Kalau mau neduh! Kesini aja sekalian bang! Dijamin langsung hangat!" teriak seorang dari mereka.

Jack mendongak keatas dan tersenyum malu.

"Itu semua, temannya neng?"

"Iya bang. Mampir bang! Gratis deh!"

Sahut nona yang masih belia itu seakan sudah berpengalaman dan tidak grogi sedikitpun ketika bicara dengan pria dewasa.

"Ngga neng. Abang mau jualan saja! Makasih ya neng! Sudah dilarisin," kata Jack yang tadinya akan berteduh disana, karena merasa tidak nyaman, dia lalu akan mengayuh sepedanya lagi dan berkeliling.

"Lain kali mampir ya bang!"

Kata gadis belia itu sambil berlalu dengan sekantong ice cream ditangannya.

Jack hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Punya langganan tapi.....ngeri deh kalau kelamaan disini! Uratku bisa tegang semua!"

"Lebih baik aku segera pergi dari sini!"

Jack lalu kembali berjualan keliling menyusuri jalan-jalan di gang sempit. Karena disana lebih rame dan banyak anak-anak yang suka main diluar rumah.

****

Alea yang tinggal di gang sempit karena uangnya yang terbatas, saat ini sedang menyusui bayinya didalam rumahnya.

Dia tidak mampu beli susu formula dan untunglah ASI-nya sangat banyak, hingga dia tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk beli susu yang harganya mahal.

Dia harus menghitung semua pengeluaran yang dia belanjakan selama sebulan, hal itu agar dia bisa membayar kontrakan yang harganya lumayan lebih mahal di bandingkan kontrakan yang lainnya.

Rasa malu dan tidak di terima oleh keluarganya juga keluarga kekasihnya membuatnya terpaksa melarikan diri dan bertahan hidup seorang diri.

Dia adalah gadis yang baru lulus sekolah menengah atas. Dan belum punya pengalaman apapun dalam bekerja.

Dia terpaksa berhenti kuliah di semester dua karena nasibnya yang malang.

Dia adalah gadis broken home. Kedua orang tuanya sering bertengkar setiap hari, ayahnya berselingkuh dan bahkan setelah bercerai, mereka masih saja bertengkar.

Hal itu, memicu sebuah pemberontakan dalam dirinya. Diapun melakukan one night stand dengan pria yang baru dia kenal. Ternyata pria itu berasal dari keluarga konglomerat dan terpandang.

Tentu saja keluarganya menolak dan menentang pernikahan mereka meskipun mereka saling mencintai dan bahkan gadis itu sudah hamil.

Tidak hanya sampai disitu penderitaan nya. Dia dikurung oleh ibunya didalam rumah dan tidak boleh kemana-mana sampai usia kehamilannya menginjak sembilan bulan.

Hingga akhirnya dia melahirkan didalam mobil karena macet yang panjang, dan ketika itu, sang ayah malah sedang asyik bermesraan dengan kekasihnya yang telah menyebabkan perceraian kedua orang tuanya.

Alea berhasil melahirkan di dalam mobil dan begitu sampai dirumah sakit, ibunya mulai cemas akan suatu hal lagi. Dia merasa kehormatan dirinya dan keluarganya serta didikannya selama ini dipertaruhkan.

Demi menjaga nama baiknya, sang ibu ingin memisahkan Alea dengan bayi yang baru saja dia lahirkan. Tentu saja Alea kaget dan menolaknya. Ketika sang ibu pulang kerumah, maka saat itu digunakan Alea untuk kabur dari rumah sakit.

Alea menemui sahabatnya dan bersembunyi hingga saat ini.

Itulah awal kenapa Alea memilih bertahan hidup sendiri dalam usianya yang masih muda dan harus menanggung semua penderitaan nya sendirian.

****

Tadinya dia dibantu oleh temannya yang bernama Jane. Namun Jane terlibat aksi kekerasan dengan teman kerjanya dan kini dia berada didalam penjara.

Jika ada Jane, maka biaya kontrakan yang dia tempati akan dibantu oleh Jane. Namun, dua bulan ini dia harus meninggalkan bayinya dan berjualan jamu keliling agar bisa melunasi biaya kontrakan.

Tadinya, Alea pernah bekerja sebagai karyawan dan gantian dalam mengasuh anaknya dengan Jane, sahabatnya. Namun karena tidak ada Jane, diapun terpaksa jualan jamu keliling agar bisa pulang sewaktu-waktu dan tidak terikat jam kerja oleh perusahaan.

"Jamu....jamu....."

Alea memakai riasan yang tebal dan menyamarkan wajah aslinya agar tidak ditemukan oleh keluarganya.

Meskipun berpapasan, tapi mereka tidak akan tahu jika yang berjualan Jamu itu adalah Alea.

Karena dalam keseharian nya Alea tidak memakai make up apapun dan lebih suka natural. Dan karena ingin bersembunyi dari orang-orang, maka dia terpaksa memakai riasan yang sangat tebal.

Jack yang sedang berteduh melihat seorang gadis berjualan jamu dan sesaat terkesima.

"Kenapa aku merasa jika dia mirip sekali dengan Alea? Tapi tidak mungkin. Alea tidak mungkin berjualan jamu dan lagi... dandanannya itu sangat norak! Hem, mana mungkin itu dia!"

Jack lalu memalingkan wajahnya dan Alea berlalu dari hadapannya dengan sepeda.

"Kenapa sejak tadi tidak ada yang membeli jamu? Kemana orang-orang?" keluh Alea sambil menyeka keringat didahinya dan wajah putranya yang masih bayi tiba-tiba tersenyum seakan memberi semangat dalam angannya.

"Tidak! Tidak boleh menyerah! Aku harus semangat. Aku harus mencari uang untuk biaya kontrakan dan beli pempers Kenzie!" Alea menyemangati dirinya sendiri dan melanjutkan jualan jamunya.

Tiba-tiba ketika melintasi pohon-pohon dipinggir jalan, dia melihat nama dan wajahnya ada di kertas yang ditempel di pohon-pohon itu.

"Astaga! Mommy......"

Alea kaget dan terkejut.

Terlihat seorang wanita paruh baya menatap foto itu lalu menoleh sekilas pada Alea karena dia akan membeli jamu. Tapi sesaat kemudian dia bergumam sendiri.

"Tidak mirip, berarti bukan dia," sahut wanita paruh baya itu yang sudah menunggu Alea sejak tadi.

"Neng...lama amat lewatnya. Aku sudah menunggu sejak tadi, mau beli jamunya. Dua ya neng, untuk ku dan untuk suamiku," kata wanita paruh baya itu.

"Iya Bu, tunggu saya bikinin," Alea lalu meracik dan mencampur jamu yang diminta sama wanita paruh baya itu.

"Kalau aku lihat-lihat neng, gadis dalam gambar ini seusia dirimu. Entah kenapa dia menghilang dan keluarganya pasti sangat cemas," kata wanita paruh baya itu.

Uhuk!

Tiba-tiba Alea tersedak tapi sesaat kemudian dia tersenyum.

Dalam hati berkata," ternyata mereka tidak mengenaliku. Aku menjadi lebih tenang sekarang,"

"Iya Bu, gadis itu mungkin berusia sekitar 19 tahun,"

"Kok neng tahu?" Wanita paruh baya itu terperanjat.

"Ehm, maksud saya, saya bisa menebak dari fotonya, gitu...."

"Ohh...."

Bersambung.....

Bab 2 Dihina karena cacat

Jack sudah kembali ke depo jualan es keliling nya dan akan pulang ke kontrakan nya. Tiba-tiba, lewat beberapa pemuda dan mengejeknya.

"Minggir! Kami mau lewat!" hardik seseorang dari belakangnya.

Jack menoleh lalu menyingkir, membiarkan mereka lewat. Mereka pemuda yang sudah lama tinggal disini, sedangkan Jack disini hanya mengontrak saja.

"Wooiiii! Dengar ngga! Kami mau lewat!"

"Aku sudah ke pinggir. Kalian silahkan lewat," ucap Jack sopan.

Satu dari mereka menyenggolnya hingga Jack terjatuh ke selokan.

bruuukkkk!

Aaawwww!

"Udah gue bilang ke pinggir Lo! Nyeburkan!"

Dia masuk ke selokan karena salah satu kakinya tidak mampu menopang. Kakinya pincang, jadi kekuatan hanya bertumpu pada satu kaki yang normal.

Karena dia menendang bagian yang normal, maka Jack hilang keseimbangan dan tercebur ke selokan.

"Hahahaha....hahahaha..."

"Tolongin aku. Aku ngga bisa naik. Kakiku sakit," ucap Jack sambil berusaha naik.

Salah satu kakinya yang sakit terasa sangat ngilu. Dia tahan rasa sakit itu dan meminta kepada para pemuda itu untuk menolong nya naik.

"Aku benar-benar ngga bisa naik. Ulurkan tanganmu. Aku akan naik!"

"Woiii! Enak saja. Bangun sendiri! Selokan pendek saja ngga bisa naik. Kalah lo sama anak kecil!"

Bukannya menolong Jack, mereka malah mentertawakan dirinya.

Jack berusaha bangun sendiri karena tidak ada gunanya meminta tolong pada mereka.

"Kalian tidak minta maaf meskipun membuat aku jatuh ke selokan," ucap Jack ketika berhasil bangun dan naik ke atas.

"Hahahaha apa? Minta maaf? Bukan salah kami. Kamu yang tidak jalan ke pinggir! Dasar pincang! Wajah sih oke, ganteng, tapi lihat kakinya. Pincang gitu, mana ada gadis yang mau dengannya....."

"Apa? Kalian sekarang justru menghinaku? Bukannya merasa bersalah kalian malah mentertawakan diriku! Aku dulu juga seperti kalian. Kakiku ini dulu juga normal,"

"Halah! Kau banyak bicara! Ayo kita tinggalkan dia! Tidak ada gunanya berbicara dengan pria cacat seperti itu. Siapa dia? sok hebat! Paling juga peminta-minta dengan memanfaatkan kakinya itu!" kata salah seorang dari mereka.

Jack menarik nafas dalam dan menggelengkan kepalanya.

"Dulu aku juga senakal kalian. Tapi aku sadar sekarang, setelah aku menjadi cacat," ucap Jack lalu melanjutkan jalan ke kontrakan nya.

****

Jack pulang ke kontrakan dan dia merasa kakinya sangat ngilu. Dia tidak tahan lagi, dan menelpon Krisan.

"San! Jemput gue di kontrakan! Ada masalah dengan kaki gue!" ucap Jack melalui telepon.

"Ya Bos!"

Krisan pamit pada nyonya Vera dan Tuan Johan.

"Pak, Bu, saya minta ijin bawa mobil Tuan Krisan. Tuan minta di jemput di kontrakan nya,"

"Ada apa? apakah dia baik-baik saja?" Nyonya Vero terlihat sangat cemas.

"Katanya ada masalah di kakinya," ucap Krisan.

Krisan adalah pemuda baik yang seumuran dengannya. Dan melamar pekerjaan sebagai sopir pribadinya. Usianya sama dengan Jack. Dan Jack menganggapnya seperti teman kendati dia adalah sopirnya.

"Ya sudah! Cepat bawa dia kembali kesini!"

"Dasar anak itu!"

Vera menatap suaminya dan akalnya hampir hilang karena putranya yang keras kepala, dia bahkan mundur dari jabatannya sebagai CEO dan memilih untuk menjadi pria biasa.

"Pah! Aku benar-benar tidak mengerti apa maunya anak itu!"

"Sudahlah ma, kita lihat saja. Sampai berapa lama dia tahan hidup menjadi pria miskin dan keliling berjualan es krim," sahut suaminya lalu pamit pada istrinya dan akan pergi ke suatu tempat.

"Ma, aku pergi dulu!"

"Mau kemana pa?"

"Ada klien dan minta ketemuan di puncak!"

"Aku ikut pa..."

"Tidak usah ma. Jack akan datang,"

"Ya sudah kalau begitu, hati-hati ya pa...."

"Hem...." Johan segera pergi dengan mobilnya.

****

Krisan sampai di kontrakan Jack. Dan Jack sedang tiduran dengan menggantung salah satu kakinya lebih tinggi.

Tok tok tok !

"Masuk!"

"Bos....." Krisan kaget melihat paha Jack yang lebam kebiruan.

"Bos, kenapa kakinya? Kok jadi lebam biru begini?"

"Gue jatuh di selokan!"

"Kok bisa!?"

"Kok bisa! Kok bisa! Ya bisalah! Sudah cepetan! Bantu gue ke mobil! Gue harus menemui dokter. Kakiku sangat ngilu,"

"Iya Bos..."

Krisan mengulurkan tangannya dan membantu Jack bangun. Mereka lalu masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah besar.

Jack turun di bantu oleh Krisan ketika sudah sampai di halaman parkir rumah mewahnya itu.

Bahkan ketika turun dia masih mengenakan kaos hoker es krim yang biasa di pakai untuk jualan keliling dengan identitas merk tersebut.

Jack perlahan masuk dan duduk di sofa dibantu oleh Krisan.

Nyonya Vera yang melihat dia tidak bisa berjalan sendiri langsung berjalan cepat kearahnya dan menatap kedua kakinya.

"Kenapa dengan kakimu? Apakah ada masalah?"

"Ngga ma. Jangan cemas. Cuma ngilu sedikit,"

"Jangan cemas kamu bilang? Itu pahanya sampai biru begitu? Apa yang terjadi?"

"Ehm, itu Nyonya, Tuan Jack jatuh ke selokan...."

"Astaga Jack! Bagaimana kamu sampai bisa jatuh ke dalam selokan? Apakah kamu tidak hati-hati? Sudah mama bilang, ngga ada gunanya kamu mencari gadis itu. Kamu tetap keras kepala! Lihat hasilnya? Bagaimana kalau kakimu kenapa-kenapa?"

"Ma, ini cuma lebam sedikit. Tidak papa. Mama jangan cemas gitu, bikin Jack takut aja,"

"Ya bagaimana mama tidak cemas. Kaki kamu itu yang satu sudah sakit. Dan semua ini gara-gara gadis itu! Anak mama yang tampan dan ganteng ini menjadi cacat karena gadis itu,"

"Kok malah salahin dia sih ma. Jelas-jelas ini murni kecelakaan,"

"Mama mau telpon dokter. Kaki kamu harus diperiksa,"

Nyonya Vera lalu berjalan ke kamarnya dan menelpon Dokter dari agar segera datang kerumahnya.

Dan Jack, dia melotot pada Krisan karena jujur didepan mamanya.

"Krisan. Lo diam aja! Kenapa Lo bilang kalau gue jatuh di selokan. Lihat! Gue jadi kena marah sama mama,"

"Maaf Bos! Ini tidak bisa di biarkan. Nyonya harus tahu, jadi kalau ada apa-apa dengan kaki bos kan jadi cepat di obati,"

"Ah, lo...sudah sana! Mending lo bantuin gue cari gadis ini selama kaki gue sakit. Nih seragamnya!"

Jack langsung melepaskan kaos identitas es krim itu agar di pakai oleh Krisan.

"Maksud Bos! Saya harus jualan es krim ngegantiin Bos gitu?"

"Nanti gue bayar. Tenang saja. Yang penting kamu cari gadis ini disetiap gang. Dan kalau sudah ketemu, segera hubungi gue. Nanti kalau kaki gue sudah sembuh, lo balik kesini lagi,"

"Ya sudah deh Bos. Sebenarnya saya belum pernah jualan keliling. Saya malu Bos...."

"Ah lo juga belum nyoba udah di malu aja. Coba dulu, semua pekerjaan itu ngga ada yang memalukan. Yang penting Lo ngga mencuri,"

"Oke deh Bos, Asssiiiaaappp!"

Krisan lalu pergi meninggalkan Jack dan ketika itu Nyonya Vero masih saja ngedumel karena putranya yang keras kepala.

Bab 3 Bertemu Krisan

Alea berkeliling menjajakan jamunya kesebuah komplek yang sedang banyak para buruh yang bekerja dari luar kota.

Mereka menjadi bagian dari pembangunan komplek perumahan itu. Dan disinilah Alea mendapatkan banyak uang karena mereka selalu membeli minuman jamu padanya.

"Neng! Satu neng,"

"Pakai telur ngga kang?"

"Pakai neng. Biar kuat!" ucapnya terkekeh.

Alea terkejut, namun tidak menanggapi candaan mereka, dia lalu dengan sabar membuatkan jamu untuk para pelanggannya.

Mereka sudah lama berlangganan dengan Alea dan jika ada orang lain yang menawarkan jamunya, maka mereka tetap menunggu Alea datang, lalu beli padanya.

"Neng! Kemarin ngga datang kenapa?"

"Oh, anak saya sakit, jadi saya ngga jualan," sahut Alea.

"Kelihatan nya masih gadis, tapi ternyata sudah punya anak," celetuk yang lainnya.

"Eh, iya...ya...."

"Baru juga si John mau deketin Eneng. Eh, ngga tahunya malah sudah punya anak, terlambat lo John!"

"Sudah ada yang punya dia!" celetuk salah satu temannya.

"Woiii siapa tahu dia janda..."

"Sssssttttt....lo ngomong asal njeplak aja!" kepalanya di tonyol sama temannya yang duduk disebelahnya.

"Ngga papa kan ya neng! Bercanda!"

"Eh,iya...yang penting, larisin jamunya bang! Biar bisa buat beli pempers untuk anak saya," gurau Alea.

"Si Eneng....luwes pisan jualannya," ucap salah satu dari mereka yang baru datang.

"Satu neng! Ngga pakai telur ya. Masih bujang!" ucapnya.

"Ah lo. Emang apa bedanya masih bujang sama yang punya istri?"

"Hahahaha...ngga tahu dia...udahlah Lo masih belasan. Lo kagak ngerti begituan. Mendingan cepat kesana sebelum mandor datang!"

"Iya...bubar-bubar! Gantian yang lain!"

Mereka pun bubar dan bekerja kembali, sekarang ada beberapa pria yang juga membeli jamu pada Alea.

Dua jam mangkal di proyek ini, jamunya langsung habis. Alea pulang lebih cepat hari ini.

"Ahh... syukurlah...jamunya sudah habis. Aku bisa langsung pulang dan bertemu dengan Andrew, putranya.

Ketika akan pulang dia berpapasan dengan Krisan yang baru hari ini jualan es krim ngegantiin Bosnya.

Dan jualannya hanya laku sedikit karena dia tidak tahu harus keliling dimana. Diapun asal saja, jalan kesan kemari ngga tentu arah, alhasil jualan es krimnya tidak begitu laris.

Begitu berpapasan dengan Alea, dia terheran-heran melihat dagangannya sudah habis di tengah hari.

"Sudah habis neng?" tanyanya dengan menggelengkan kepalanya seakan terheran-heran lalu berpaling dan melihat dagangannya yang masih banyak.

"Iya bang. Habis di komplek," sahut Alea sambil tersenyum kecil.

"Wah, ajarin aku dong neng. Aku baru sehari jualan, ajarin ilmu dan caranya gimana?"

"Mudah kok bang. Banyakin senyum aja. Nanti pembeli akan datang sendiri," ucap Alea asal saja.

"Ohh gitu ya neng!"

"Iya bang. Dah ya bang. Aku mau pulang dulu,"

"Eh iya neng. Oh ya neng, pernah lihat gadis ini ngga?" Krisan segera teringat akan tujuannya jualan. Yaitu untuk mencari gadis bernama Alea.

Alea melihat gambar itu dan terkejut karena itu adalah gambar dirinya.

"Ohh...." Sesaat dia terpana dan menatap Krisan.

Syukurlah dia tidak mengenaliku berkat bantuan make up ku ini.

"Nggak bang. Aku belum pernah melihatnya,"

"Dah ya bang...."

Alea buru-buru pergi dan meninggalkan pemuda itu.

"Siapa dia? Apakah Mommy atau Daddy menyuruh orang untuk menjadi mata-mata, aku harus hati-hati mulai sekarang," batin Alea sambil mengayuh sepedanya.

"Sudah ku bilang, mencari satu orang gadis yang melarikan diri itu tidak mudah. Apakah aku harus keliling satu kota ini demi bisa menemukan nya? Ahh, Bos ada-ada saja. Bukannya menyewa detektif, biar semuanya mudah. Dia kan orang kaya. Kenapa ada cara yang mudah malah cari cara yang susah. Orang kelewat kaya memang sulit di mengerti! Coba aku jadi dia, aku jamin, satu hari langsung menemukan dirinya....." kesal Krisan sambil ngoceh sendiri.

Drttttt....

Telepon dari Jack.

"Gimana? Sudah ketemu?"

"Ketemu apaan? Kota ini sangat besar Bos. Mencari satu orang gadis ibarat mencari satu jarum di antara tumpukan jerami. Sangat sulit!"

"Ahh lo. Baru juga sehari sudah ngeluh. Lo perhatiin setiap gadis yang lo temui. Lalu kasih tahu gue jika sudah ketemu dengan ciri-ciri gadis yang ada di foto itu"

"Ada sih!"

"Dimana?"

"Ya barusan ada yang agak mirip gitu. Tapi dia pakai make up sangat norak. Lagian dia itu penjual jamu. Mana mungkin kekasih bos penjual jamu. Itu tidak mungkin kan?"

"Ohh, si mbak-mbak itu ya. Itu sih gue juga tahu. Yang kalau pakai lipstik sampai belepotan dan mukanya mirip dengan topeng?"

"Nah. itu dia. Baru saja aku ketemu dia bos, dia sedikit mi...."

"Ahh, lo yang bener aja. Masa pacar gue di samain dengan penjual jamu yang dandannya norak itu. Ngga mungkin lah. Cari orang yang mirip tapi yang masuk akal. Coba sekali-kali Lo nongkrong di dekat orang kantoran. Nah mungkin disana Lo bisa ketemu gadis yang gue cari,"

"Ahh iya. Kenapa ngga kepikiran ya..."

"Oke deh San. Gue mau istirahat. Kaki gue nyut-nyutan!".

"Ya bos...!"

Krisan lalu menuruti apa yang bosnya katakan. Dia sekarang berkeliling di dekat perkantoran.

Dia menunggu disana dan sesekali ada juga yang membeli es krim padanya sambil menggodanya.

"Lihat tuh, ganteng-ganteng jualan es krim. Kita kesana yuk! Kasian abangnya. Mending kita beli eskrim sama dia!"

"Ahh, selera lo yang begituan!"

"Siapa tahu dia orang kaya yang sedang menyamar untuk mencari gadis yang benar-benar tulus dan bisa dijadikan istri. Kan sekarang banyak tuh yang begitu,"

"Ahh, itu cuma ada dalam sinetron. Ngga bakalan ada didunia nyata!"

"Udah ah! Yuk kita kesana ....aku tiba-tiba merasa sangat haus..."

Merekapun mendekati Krisan dan membeli es krim yang dia jual sambil sesekali menggodanya.

"Bang. Kan abang ganteng dan masih muda. Emang abang ngga malu jualan es krim keliling?"

"Kenapa harus malu neng...kan selama pekerjaan itu halal, ya jalanin saja. Sekarang cari pekerjaan juga sulit. Jadi kerja apa saja yang penting halal,"

"Ohh....gitu ya bang!"

"Nih dengerin kata abangnya! Jangan gengsi!"

"Kok Lo ngomongnya sambil liatin gue sih?"

"hehe....."

Mereka pada tertawa dan sesekali melihat Krisan yang malu-malu.

Ah sial! Malu banget gue!

Tiba-tiba dia melihat seorang gadis di seberang jalan baru saja keluar dari supermarket dan menggendong bayi mirip dengan yang ada di foto itu.

"Aishh....itu kan gadis yang di cari sama bos!"

"Wooiiii...tunggu......"

Krisan pun berlari akan menyebrang jalan dan meninggalkan sepeda jualannya.

"Bang! Bang! Sepedanya bang!"

"Idih! Si abang, main di tinggal saja jualannya!"

"Ahh sial! Gue kehilangan jejaknya....!" Keluh Krisan dan menatap para gadis yang sedang makan es krim itu dengan senyum kecut.

"Kalau gue lapor, Bos pasti marah. Ahh gue bingung harus apa!?"

Bang!

Krisan menendang sepedanya sendiri hingga hampir saja dia jatuh bersama dagangan.

"Eh.... hati-hati dong bang...." teriak seorang gadis yang hampir saja kejatuhan gerobak es krimnya.

"Ohh.....maaf maaf!"

Aduh! Malu deh gue! Nasib nasib!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!