Aaaaahk....
Teriak Mischa ketika dirinya sudah tiba di Ibu kota Manila, dengan menumpangi mobil pick up, yang Tiba-tiba saja nongol saat dirinya bersembunyi di balik semak-semak. Karena Mischa terpaksa melarikan diri dari desanya.
Sebelumnya Mischa mengirimkan lamarannya ke sebuah perusahaan ternama yang ada di kota Manila. Setelah lulus kuliah dari salah satu universitas ternama yang ada di provinsi Rizal kota Antipolo. Dan mendapatkan ijazahnya ia langsung mengirimkan surat lamaran melalui email yang tertera di salah satu situs internet.
Mischa bersyukur akhirnya dia bisa pergi dari kampung halamannya. Walaupun dengan terpaksa ia meninggalkan kedua orang tuanya dalam keadaan bermasalah dengan Tuan Burhan.
Mischa terkejut Bukan main saat mendengar suara klakson dari sebuah mobil yang hampir saja menabraknya. Juga karena umpatan yang dilontarkan oleh si pengendara mobil itu. Dia kembali melihat lampu lalu lintas yang menunjukkan warna merah. "Bukankah seharusnya mobil itu berhenti dan pejalan kaki boleh menyeberang? gumamnya dalam hati.
Kota Manila ternyata sangat jauh berbeda dengan kota asalnya. Baru saja tiba sudah ada beberapa hal yang membuatnya kesel. Mischa juga sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri seorang pencopet di jalan, seorang pria yang menggerayangi tubuh wanita di pinggir bangunan, sampai menemukan bahwa wanita itu adalah senang-senang saja diperlakukan seperti itu.
Mungkin mereka memang adalah pasangan. akan tetapi tidak seharusnya di tempat umum juga kan? Gumamnya memperhatikan apa saja yang ia lihat di pusat kota Manila. Moralitas yang Mischa junjung tinggi jadi terganggu. Tak terhitung Sudah berapa kali dia menghela nafas dan mengelus dada.
"Ia terpaksa berdebat dengan seorang pria tampan, saat dirinya berada di sebuah taman kota Manila yang terlihat indah dan cocok untuk menghilangkan beban pikiran sejenak. Akibat suara teriakannya, yang menumpahkan seluruh isi hatinya, sebelum dirinya berangkat ke kantor. Tapi sayangnya perdebatan antara Mischa dengan seorang pria tampan membuat dirinya harus telat pergi ke kantor itu.
"Pak saya ingin pergi ke kantor "ALC berapa ya?" tanya Mischa kepada abang becak bermotor yang lagi mangkal di sana. Setelah perdebatan itu terjadi.
"Dua puluh ribu iya Ate ( kakak),"jawab Abang Beca
"Ngak bisa kurang ya pak? emang jauh ya dari sini? pinta Mischa
"Ate, dari mana?
"Saya dari Desa Pao Pao provinsi Rizal pak. ini hari pertama saya kerja. Baru datang dari kampung."
"Ya sudah Ate, sepuluh ribu ya, anggap aja sebagai ucapan selamat datang di kota Manila.
Mischa senyum sumringah. "wah terima kasih ya Pak!
Mischa naik dan abang becak segera melaju ke tempat tujuan. Gadis muda itu menikmati perjalanannya dan melihat-lihat pemandangan kota Manila yang didominasi oleh gedung tinggi, Berbeda dengan tempat asalnya yang dipenuhi dengan pohon rindang di sana-sini.
Dia terpukau melihat banyaknya jumlah kendaraan. Dan Mischa iseng menghitung berapa mobil yang dijumpai Selama perjalanan. Maklum saja di kampungnya hanya orang kaya dan pejabat Desa saja yang bisa punya kendaraan roda empat pribadi tersebut.
"Kok Ate, baru sampai di sini udah langsung bekerja? tanya abang becak penasaran dengan suara lantang mencoba mengalahkan deru angin.
"Panjang ceritanya Pak, ini saja syukur banget saya berhasil sampai di Manila. Kemarin hampir diseret sama seorang rentenir."jawab Mischa dengan suara tak kalah lantang.
"Loh kok bisa Ate? abang becak menunjukkan keterkejutannya melalui suaranya.
"Ya pak, di kampung saya kedua orang tuaku memiliki hutang kepada salah satu rentenir ataupun orang yang kaya di desaku. Karena kedua orang tuaku tidak mampu membayarnya tepat waktu, lelaki brengsek itu memintaku untuk menjadi istri kelimanya.
"Hah...
"Istri ke-5?
"Yang bener aja dong Ate?
"Iya Pak, makanya saya melarikan diri dengan menumpangi mobil pick up dari desaku sampai aku tiba di kota Manila ini.
"Waduh..., masih ada ya Ate, kayak begituan di zaman modern kayak sekarang?di sini malah banyak perawan tua Ate, pada sibuk kerja jadinya nggak kepikiran buat nikah respon abang becak.
"Beda banget sama di kampung saya ya Pak."
"iya Ate."
Perjalanan pun diisi dengan basa-basi lain, sembari sang supir mengenalkan beberapa hal tentang kota Manila . Meski merasa bingung, Mischa patut bersyukur bertemu dengan abang becak yang baik hati hari ini.
Abang becak bercerita tentang Keindahan kota Manila dan menyuruh Mischa untuk mengunjungi monumen tersebut. itu seperti sebuah kewajiban jika berwisata ke Jakarta. Apalagi Mischa akan bekerja di sini untuk waktu yang lama.
Setelah sampai Mischa memberikan uang senilai sepuluh ribu dan mengucapkan terima kasih kepada Abang becak. Berkat abang becak Mischa bisa tiba di ALC, Namun dia kembali terkejut ketika melihat kawasan perkantoran tersebut.
"Kantornya ada di mana ya?
Mischa tercengang dan bingung harus mencari dari mana. Dia melihat jajaran gedung tinggi di perkantoran kelas tinggi tersebut. Dia ingat sekali banyak temannya yang mengucapkan, selamat datang ALC dan tampak senang ketika dia menerima pengumuman lulus wawancara di ALC. yang terletak di kawasan Kota Manila.
Mereka bilang Mischa akan punya jenjang karir yang menjanjikan di sini. Satu-satunya yang dipikirkan, adalah dengan bekerja di tempat elit, ini semoga dia bisa mengirim uang lebih banyak untuk orang tuanya. Apalagi saat ini Pak Komo, ayah kandung Mischa sedang sakit-sakitan.
Namun dia malah bingung ke mana harus melangkah. Meskipun berjalan perlahan sambil mengecek alamat kantornya. Mungkin dia harus bertanya pada orang-orang yang lalu. Dia pun mulai menyapa seorang wanita yang berjalan terburu-buru meski memakai sepatu high heels.
"Ate, numpang tanya dong!
"Aduh maaf, saya sedang sibuk nggak sempat dengerin promo asuransi. Lagian kantor kami sudah menyediakan asuransi.
Mischa kembali tercengang saat wanita itu berlalu tampan menatap wajahnya. Memangnya siapa yang mau menawarkan asuransi? dia menatap pakaian yang sedang dikenakan. Kemudian membandingkannya dengan setelan yang dipakai wanita yang baru saja meninggalkannya.
Mungkin dia memang terlihat seperti pegawai asuransi. Namun dia tidak menyerah, tetap berusaha bertanya kepada orang-orang yang lewat masalahnya usahanya tetap sia-sia.
Mischa heran kenapa orang mau bertanya saja tidak digubris di sini. Berbeda dengan desanya, desa Pao Pao kalau ada seorang pendatang, bertanya alamat atau arah desanya jangankan dijawab, si pendatang pun akan diantar langsung ke tujuan oleh penduduk desa yang ditanyai.
Berbeda sekali dengan keadaan di sini, tak satupun orang yang ditegurnya mau berhenti. atau setidaknya mendengarkan apa yang ingin dia tanyakan.
Mischa kemudian melihat jam tangan, dan terkejut karena dirinya sudah telat 15 menit untuk masuk kantor. Dia pun sedikit berlari dan mencoba menerka-nerka saja. Siapa tahu nama gedung yang akan terbaca Selama perjalanan.
"ALC...Group."seperti netra Mischa terus menggumamkan nama kantornya." dikarenakan sibuk memindai nama-nama gedung sambil berjalan Mischa tidak menyadari bahwa ada dua orang yang sedang beradu mulut di depannya. Kemudian dia terkejut ketika dua orang tersebut menyiramnya dengan seember air. Air itu adalah air bekas pel lantai yang mereka gunakan.
"Ahhh!
Mischa memaki dan mundur beberapa langkah, setelah Ia terkena siraman air comberan itu. Kedua orang yang menyiram tersebut juga tampak terkejut melihat di dekat mereka. Satunya adalah seorang security dan yang satunya lagi mungkin alasan orang petugas kebersihan.
Rok yang digunakan Mischa basah kuyup, membuatnya bingung bukan main. Syukurnya tas dan berkas yang dia bawa tidak terkena siraman air. Namun bagaimana bisa dia masuk bekerja, di hari pertama dengan penampilan seperti ini?
Sudah seperti pegawai asuransi, basah kuyup pula.
"Maaf Ate, kita tidak sengaja." ucap si petugas kebersihan yang merasa menyesal lalu memukul lengan security di sebelahnya.
Mischa tidak tahu harus berkata apa. Ia benar-benar bingung sudah terlambat lebih dari 20 menit. Dan ada kejadian seperti ini lengkaplah sudah penderitaan Mischa di pagi ini.
"Aduh maaf Ate, tadinya kita mau buang air bekas pel nya di jalan. Ngak tahunya Ate lewat di sini." ucap security itu.
"Benar kan Pak? harusnya tadi di buang ke toilet saja. Jadi kena orang tuh, keluh petugas kebersihan.
"Kelamaan! entar keburu Tua Gavin Menzies dan Mateo datang. Kamu kan tahu bos nggak suka ada yang bau-bau, kalau dia lagi lewat. debat Pak security.
Mischa seperti orang bodoh yang menonton perdebatan singit security dan petugas kebersihan, yang tampaknya lupa bahwa ada dirinya di sana. Namun dia mencuri mendengar nama yang disebut oleh security barusan. "Tuan Gavin Menzies Apakah itu maksudnya bos dari ACL? gumamnya dalam hati
"Maaf Pak, tadi Bapak ada nyebut nama Tuan Gavin Menzies.Apakah kantor ACL letaknya di sini? tanya Mischa yang berhasil menarik perhatian, dua orang yang seketika berhenti berdebat itu.
"Ate mau cari Tuan Gavin, udah ada janji Ate? setahu saya Tuan Gavin udah punya asuransi sendiri. Jadi nggak nerima tawaran asuransi dari orang lain, jawab security itu.
"Iya Ate, orang keluarga Pak Gavin Menzies semuanya orang kaya. tambah petugas kebersihan itu.
"Astaga lagi-lagi Mischa disangka pegawai asuransi. Dia cuman bisa menghela nafas berat untuk kesekian kalinya hari ini.
"Bukan Pak, saya karyawan baru di ACL kata Mischa memberitahu. Anehnya dua orang security dan petugas kebersihan itu, malah tertawa mendengar perkataan Mischa.
Jangan bercanda dong Ate, masih pagi ini. Lagian alasannya udah basi banget udah puluhan orang yang ngaku-ngaku kerja di sini supaya dia masuk dan menemui Pak Gavin Menzies ucap security itu.
Mischa mengerutkan kening setelah pegawai asuransi, sekarang dia malah dituduh berbohong. Dia hanya ingin bisa cepat bekerja. Kenapa tidak ada yang percaya padaku? Gumamnya dalam hati.
Tin....
Tin .....
Tin...
Suara klakson mengejutkan Mischa. Security segera mendorongnya menjauh agar mobil yang mengklekson tersebut, bisa lewat dia pun jatuh terduduk karena security itu mendorongnya terlalu kuat.
Seorang pria turun dari mobil melihat Mischa dengan dingin dan tatapan menjijikkan.
"Siapa ini?
matahari bersinar cerah, Tetapi langit di atas pria yang baru saja turun dari mobil itu. terlihat seperti mendung dengan badai. Seketika menggigil, entah karena roknya yang basah atau karena Aura yang dibawa oleh pria tersebut.
"Maaf bos, nanti kita usir. Silakan masuk Bos." ucap security itu yang sikapnya berubah 180 derajat, saat mereka terlibat perdebatan dengan petugas kebersihan itu. Pria yang dipanggil bos tersebut, mengangguk lalu berjalan masuk dengan langkah cepat dan elegan. Tanpa peduli dengan setiap siapa yang memberi tegur sapa kepadanya.
"Saya mau minum kopi dulu."
"Baik bos, security itu mengingatkan Dia kemudian kembali melihat Mischa menunjukkan arah pintu keluar mengusir Mischa dari sana.
"Ate, silakan pergi ya. Nanti Bos bisa marah sama saya Kalau Ate masih berkeliaran di sini."
Bukannya membantu Mischa bangkit terlebih dahulu, petugas keamanan itu malah mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hatinya. Sambil menahan tangis dia pun bangkit sendiri dan mengibaskan roknya.
Tapi saya memang bekerja di sini pak. Saya sudah jauh-jauh ke sini, Kok malah diusir ucap Mischa dengan suara bergetar.
"Ate nya ini udah di ingatin baik-baik loh. jangan sampai saya main kasar ya Ate, suara security itu mulai meninggi meminta kepada Mischa agar segera keluar dari sana kantor itu.
"Sudah, Ate mending pergi aja cari nasabah di tempat lain. Percuma Ate datang ke sini. kan sudah saya bilang kalau keluarga Tuan Gavin sudah memiliki asuransi sendiri." ucap petugas kebersihan itu menimpali apa yang dikatakan oleh petugas keamanan itu.
Mischa lelah dituduh berbohong. Mischa akhirnya menunjukkan berkas yang dia bawa kepada petugas keamanan yang tepat enggan menerima.
"Kok Malah maksa Ate?
"Baca dulu isinya baik baik. Baru marah-marah Pak." ucap Mischa dengan suara yang mulai serak. Karna terus dituduh ini dan itu.
Security tersebut berdesak dan merampas berkas tersebut dengan kasar Lalu membukanya. Mata security itu membelalak, dia segera mengembalikan berkas tersebut. Dan berpura-pura membersihkan debu di sana.
"Maaf Ate saya kira Ate bohong tahunya nggak.
Petugas kebersihan tampak bingung melihat perubahan sikap security yang bertugas menjaga keamanan di sana.
"Mari Ate, sini saya antar masuk ya. Ayo Ate
Mischa mengikuti langkah security itu meninggalkan petugas kebersihan yang masih terbengong-bengong melihat perubahan sikap security terhadap Mischa.
Kalau mau masuk harus bawa name tag ya Ate, nanti diberikan sama HRD di atas. Name tag-nya Ate scan di sini, baru tombol-tombol lift-nya bisa dipencet. Kantor ini di 15 Ate, selamat bekerja. Jelas security itu dengan kesopanannya 100%.
"Baik Pak, terima kasih." ucap Mischa pelan masih merasa sedih.
"Sama-sama Ate, sekali lagi saya mohon maaf.
Mischa hanya mengangguk sebagai merespon karena pintu lift mulai menutup.
Mischa berkaca di pintu lift. Dia mencoba memperbaiki tampilan seadanya. Roknya masih basah tetapi tidak terlihat karena berwarna hitam. Dia merasa cemas karena sudah terlambat.
lift terbuka dan Mischa melangkah keluar dengan cepat di depannya. Terpampang ALC. dan dibalik pintu kaca besar itu, tampak orang hilir mudik dengan kesibukan mereka masing-masing. Mischa menghela nafas untuk meyakinkan diri, lalu mendorong pintu yang ternyata ringan. Beberapa mata langsung tertuju padanya membuatnya seketika canggung.
Seorang wanita cantik kemudian menghampirinya.
"Maaf ada yang bisa dibantu? tanya wanita berparas cantik itu.
Wanita itu berpenampilan seperti orang yang pertama kali mengira kalau Mischa ingin menawarkan asuransi kepadanya.
"Cantik sekali." gumam Mischa ketika melihat penampilan wanita cantik yang ada di hadapannya.
"Saya .... Mischa. Tiba-tiba kehilangan kata karena minder, dia memberikan berkas di tangan pada wanita di depannya. Berharap hal itu bisa membantu memberikan jawaban.
Wanita berparas cantik itu pun meraih berkas dari tangan dan melihat isinya. Ekspresinya sedikit terkejut. Lalu dia tersenyum lebih lebar. "Selamat datang di ALC Group! mari saya antar ke ruangan HRD.
Mischa ikut tersenyum dan mengangguk pelan. Kemudian mengikuti langkah cepat dan mantap wanita itu. Seorang pria mendongakkan kepalanya saat pintu ruangannya dibuka. Tentunya setelah wanita berparas cantik itu mengetuk pintu lalu pria itu menyuruhnya untuk masuk.
Bersambung....
hai hai semua redears emak. Emak bawa karya baru untuk bacan mengisi waktu luang kalian. Jangan lupa Ikuti terus ceritanya dan tinggalkan jejak Yach besty Besty ku yang kece badai. Dengan beri like, Comment, Vote dan hadiahnya ya..
Trimakasih.....
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
"Pak lulusan dari RTU ( Rizal Technological University) "kata wanita berparas cantik itu. Memberitahu pria yang merupakan HRD itu, menarik perhatian Mischa. Karena terlihat sangat muda. Dia kira akan bertemu dengan seorang yang lebih tua dan sudah bekerja bertahun-tahun di bidangnya.
"Mari silakan duduk? pria itu mempersilahkan Mischa duduk di hadapan meja kerjanya. wanita berparas cantik memberi akses untuk masuk ke ruangan lalu menutup pintu. Mischa melihat ke belakang sejenak.Sebelum mengikuti arahan untuk duduk. Kemudian memberikan berkas yang ia bawa kepada HRD tersebut.
"Tapi kamu sudah telat hari ini." tegur HRD setelah melihat sejenak isi berkasnya.
"Maaf Pak, tadi ada sedikit masalah balas Mischa tergagap. Ia berusaha memberikan penjelasan kepada HRD. HRD menghela nafas, merasa malas mendengar alasan-alasan dari para karyawan. Dan tak menyangka karyawan baru ini juga melakukannya.
Tadi saya disiram air bekas pel Pak."
"HRD terhenyak mendengar apa yang dikatakan Mischa.
"Di mana?
Mischa menunjukkan ke bawah. "Tapi security itu tidak sengaja."
Pak HRD Itu tampak terkejut. "Kamu disiram sama security, tidak sengaja bagaimana?"
"Saya juga tidak tahu pastinya pak. Tapi saya lewat, Dia sedang buang air pel itu ke jalan.
HRD itu setengah kesal. "Lalu kamu tidak marah?
Mischa menggeleng. "Tidak Pak, kan memang tidak sengaja. Tetapi hampir menangis dibuatnya.
HRD muda itu pun, kemudian menyimpulkan bahwa gadis di depannya ini memanglah polos. "Ya sudahlah, Maafkan saja keterlambatannya hari ini. Sikap penyebarnya juga memberi poin lebih pada wawancara singkat pagi ini.
"Nanti saya kasih tahu untuk tidak membuang air pel sembarangan lagi. Perkenalkan saya Matteo. "Selamat bergabung di ALC GROUP
Mischa menjabat tangan Matteo si HRD dengan kedua tangannya dan mengangguk senang."Saya Mischa pak, Trimakasih sudah menerima saya dengan baik."
Matteo pun menganggukkan kepalanya, lalu menjelaskan deskripsi pekerjaan yang akan dilakukan Mischa di kantor ini. Dia kemudian mengajak Mischa keluar dan berkeliling, dan berakhir di meja kerja yang sudah disiapkan untuk karyawan baru tersebut.
"Ini meja dan komputer kamu. Matteo kemudian menunjukkan pada Mischa beberapa berkas di atas meja. Ini boleh kamu baca-baca dulu. Kalau sudah paham, langsung bisa kamu kerjakan. Kalau belum paham, silakan tanya pada Irma.
Irma berdiri dari kursinya. Ternyata itu adalah wanita yang menghantarkannya menemui Matteo. Dia duduk tepat di depan tetapi terhalang dengan dinding pembatas.
"Hai...., kalau ada apa-apa, kamu tinggal panggil namaku aja ya." ucap Irma kepada Mischa.
"Baik Pak Matteo, Mbak Irma. Terima kasih atas penjelasannya." ucap Mischa dengan tulus.
"Okey kalau begitu, kita kembali ke ruangan saya. Untuk tanda tangan kontrak. ajak Matteo yang kemudian berjalan lebih dulu.
Mischa mengangguk, dan tersenyum pada Irma yang juga dibalas senyuman oleh wanita itu, sebelum kembali duduk. Mischa kemudian mengikuti Matteo terburu-buru karena sudah jauh tertinggal.
"Ayo duduk."
Mischa menurut. Dan segera duduk, dia menunggu dengan sabar sembari Matteo mempersiapkan berkas yang akan ditandatangani oleh Mischa. Mischa mengalihkan pandangan, dan sudah ada sebuah berkas di hadapannya.
"Tolong dibaca pelan-pelan dan teliti ya. Saya memang sudah mengirim berkas nya via email. Tapi tidak ada salahnya, Kalau kamu baca lagi sebelum tanda tangan." jelas Matteo.
"Baik Pak." mohon waktunya pinta Mischa.
Matteo memberi waktu dan mengizinkan Mischa membacanya terlebih dahulu dengan teliti.
"Silakan." dia pun menunggu sambil mengerjakan sesuatu di komputernya.
Mischa membaca isi berkas, dan yakin bahwa isinya tidak memiliki perbedaan dengan yang sudah dikirim ke alamat emailnya. Setelah itu dia membubuhkan tanda tangan di beberapa tempat yang tertulis namanya.
"Sudah Pak."
Matteo meninggalkan pekerjaan di komputer, untuk memeriksa kembali apakah Mischa Sudah menandatangani dengan benar. "lulusan RTU, memang beda. Mudah paham tanpa harus dijelaskan secara detail. Dia pun tersenyum, setelah menutup berkas tersebut.
"Baik, sekali lagi Selamat bergabung di ALC GROUP, Kamu sudah mulai bisa bekerja ya. Ini Name tag kamu." ucap Matteo kepada Mischa.
"Siap Pak. Saya izin ke meja kerja saya.
Matteo membalas dengan anggukan dan Mischa pun berdiri untuk keluar dari ruangan. Namun baru saja ingin melangkah, setelah menutup pintu, dia menabrak seseorang. sehingga terdengar suara memekik Bertahan.
Mischa segera meminta maaf kepada seorang pria tampan yang ia tabrak. Tetapi ia terheran melihat ekspresi karyawan yang lain. "Ada apa, perlahan dia mendongakkan kepala dan melihat wajah orang yang ditabraknya. Seorang pria berwajah tampan menatapnya dingin. Membuat bulu kuduk Mischa merinding, karena merasa terintimidasi.
"Kamu lagi?
Kalau Mischa punya jurus menghilang seperti film power rangers yang disukai anak-anak, dia pasti akan menggunakan jurus itu, saat ini juga.
Matteo membuka pintu dan mendapati Mischa Masih Berdiri di depan ruangannya. Dia kemudian bingung melihat atasannya berdiri mematung. Tepat di hadapan Mischa.
"Kamu lagi? tanya pria itu dengan suara berat.
baru mendengar suara bosnya saja, sudah membuat Mischa merasa takut menyeramkan sekali, seperti melihat hantu.
"Siapa?
Ruangan serasa membeku, karena satu pertanyaan. Sebab tidak ada yang tahu kepada siapa itu diajukan.
"Karyawan baru yang lulus RTU, bos
Matteo berinisiatif langsung menjawab pertanyaan bosnya itu.
"Pakai mata kalau jalan."
suara Bos kembali terdengar membuat Mischa tak berkutik. Dia hanya bisa menunduk dan memegangi roknya dengan perasaan takut.
Matteo merasa ada sesuatu yang terjadi. Tetapi, ia menahan diri untuk tidak bertanya. supaya bosnya tidak semakin kesal. Dia kemudian melihat jari telunjuk bosnya, menyentuh hidung seperti mencium sesuatu.
"Bau apa ini?
Matteo menghela nafas pelan. Hidung bosnya memang sangat sensitif, bau sekecil apapun bisa merembet masuk ke dalam indra penciumannya.
"Kamu ke kantor dengan pakaian bau begini?" tanya Bos pada Mischa.
Matteo merasa kasihan pada Mischa. Karena sejak tadi, Gadis itu tidak berani berkata apa-apa. Dia pun kembali menjawab pertanyaan atasannya.
"Ada insiden, bajunya tidak sengaja disiram pakai air bekas pel"
Bos menatap Matteo sekilas. Kemudian kembali melihat Mischa. Dia menggeleng, lalu berjalan meninggalkan keduanya menuju ruang kerjanya. Sebelum menutup pintu terdengar suara Bos setengah berteriak.
"Kembali bekerja!"
Semua orang yang sebelumnya mematung pun bergegas kembali ke ruang kerja masing-masing. Dengan panik ada yang sampai tersandung, Dan hampir saja terjatuh. ada juga yang berpura-pura menghubungi entah Siapa yang mereka hubungi. Padahal tidak ada lawan bicara di seberang. Semuanya tampak sibuk. Tidak seperti beberapa menit sebelumnya, saat insiden yang terjadi antara Mischa dengan bosnya.
"Sudah tidak apa-apa. Ayo kembali bekerja. perintah Matteo pada Mischa.
"Baik Pak." ucap Mischa pun meluncur kemejanya dengan setengah berlari.
Matteo menggaruk kepala, lalu berjalan menuju ruangan Bos. Dia mengetuk pintu dan dipersilakan masuk. Tanpa basa-basi dia pun meletakkan berkas kontrak milik Mischa ke atas meja lalu duduk.
"Gila, galak banget Kamu sama anak baru itu. bos? yang dipanggil dengan sebutan bos itu melirik sejenak, kepada Matteo sebelum menggantung jasnya. Dia kemudian duduk di kursi, dan mengambil berkas yang dibawa oleh Matteo lalu membacanya.
"Terus gue harus menyambutnya dengan makan besar begitu atau berjoget? balas Gavin Menzies dengan sarkas.
"Ya nggak gitu juga. Maksud gue
rekam jejaknya bagus, lulusan terbaik di program studinya. Dan satu-satunya yang lolos wawancara kerja ke sini.
"Yups benar Bos."
"Tapi bajunya bau.
Matteo memutar bola mata. "Kan tadi saya sudah jelasin, Apa alasannya mengapa dia seperti itu"
"Iya, Saya lihat dulu kerjanya dalam beberapa hari ini.
"Okey, Saya ke sini cuman mau kasih berkas itu saja. Saya lanjut kerja ya, pamit Matteo.
"Silakan." ucap Gavin Menzies.
Bersambung....
hai hai semua redears emak. Emak bawa karya baru untuk bacan mengisi waktu luang kalian. Jangan lupa Ikuti terus ceritanya dan tinggalkan jejak Yach besty Besty ku yang kece badai. Dengan beri like, Comment, Vote dan hadiahnya ya..
Trimakasih.....
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!