NovelToon NovelToon

Grandmaster Of Secret Strategy

Chapter. 01 – Prolog

Dalam legenda terdahulu, terdapat dua siluman yang berbeda yang digolongkan sebagai kucing dan anjing dalam kehidupan sehari-hari Sang Pangeran.

Si rubah yang mereka sebut sebagai kucing serta si ular yang mereka sebut sebagai anjing.

Dikatakan seperti itu karena keduanya yang memang tidak bisa akur satu sama lain dan selalu memperebutkan posisi tertinggi dan yang paling menjadi diperhatikan oleh Sang Pangeran. Hingga, sampai pada saatnya Sang Pangeran mengadakan sayembara untuk menemukan calon yang menjadi selirnya saat ia sudah menduduki posisi sebagai raja di negaranya.

Kedua pelayan kucing dan anjing tersebut, langsung berlomba-lomba untuk menemukan seseorang yang akan menjadi selir Sang Pangeran saat ia menjadi raja demi menjadi orang nomor satu di hati Sang Pangeran.

Semua cara sudah dilakukan untuk mencari seorang selir untuk Pangeran termasuk bersuap terhadap orang-orang yang terlibat dengan membayar lebih. Namun sayangnya, tidak ada yang menerima hasil suap tersebut dan memilih untuk mementingkan dirinya sendiri. Mereka takut jika tawaran pelayan kucing dan anjing ini hanyalah angan-angan semata dan menjadi tipu daya untuk warganya.

Keduanya akhirnya bekerja sama, mungkin saja keduanya bisa mendapatkan tempat di hati Sang Pangeran dengan berpura-pura untuk menjadi seorang wanita penggoda yang akan menjadi selir bagi Sang Pangeran. "Bukankah itu adalah ide yang bagus?"

Si rubah menjelma menjadi seorang wanita cantik dengan helai pakaian berwarna merah terang seperti baju seorang pengantin dengan riasan kepala yang indah menutupi rambutnya, sedangkan si ular, menjelma menjadi seorang wanita dengan rambut panjang berwarna merah merona serta pakaian yang lebih terbuka dibandingkan dengan si rubah, memasuki ruangan Sang Pangeran untuk menggodanya dengan berbagai cara.

Tapi sayangnya, seperti yang orang-orang terdahulu pernah mereka katakan, "Kebohongan, tidak akan bertahan selamanya." Tanpa sengaja, sehelai daun hijau yang tipis dan hampir kering, jatuh dari atas kepala si rubah dan memunculkan wujud yang sebenarnya jika wanita penggoda itu bukanlah wanita sungguhan melainkan kedua pelayan kucing dan anjing miliknya saat ini.

Lantas, Sang Pangeran sangatlah marah apalagi dengan semua yang terjadi mereka sudah melakukan hal yang melanggar norma hukum. Sang pangeran menyuruh beberapa dari pasukannya untuk memenggal kepala kedua pelayan payahnya ini dengan sangat sadis!

Dan saat hari itu tiba di depan para rakyatnya dan di atas sebuah platform istana yang terbuka, megah di atas baluartinya, disaat kepala Sang rubah berada di bawah pisau tajam yang akan memenggal kepalanya sebelum si ular, langit di atasnya seolah-olah runtuh dan menjatuhkan sebuah cahaya terang dari atas langit menuju surga.

Perlahan, cahaya tersebut memudar dan menampakkan sosok laki-laki berpakaian sutera halus berbalut kain biru bercahaya terang sebiru lautan yang megah. Dialah Sang Dewa Perang Xiao Yan.

Semua orang disana, tunduk terhadap Dewa perang tersebut termasuk Sang Pangeran yang juga merasa merinding ketika Xiao Yan berada di depannya dengan pandangan mata yang sangat tidak bersahabat dengannya.

Karena melihat pemenggalan yang akan dilakukan oleh Sang Pangeran, membuat Xiao Yan menjadi marah dan mengutuk seluruh orang di negara ini akan mati kelaparan dan beberapa dari mereka akan berubah menjadi kanibal yang ganas!

Lantas, pangeran menjelaskan apa yang terjadi namun sayangnya hal itu tidak diterima olehnya dan tetap mengutuk negara ini dengan sangat tidak berperasaan.

Si rubah juga si ular yang bingung dengan orang aneh yang belum pernah mereka temui bertahun-tahun ini, selama hidup mereka tidak merasa berterimakasih padanya dan malah berencana untuk kabur.

Namun karena kebaikan Xiao Yan yang ingin mengasuh mereka berdua, akhirnya terjadi mulai sekarang.

Xiao Yan mengangkat keduanya menjadi pelayan pribadinya naik ke surga dan mengasuh mereka dengan penuh perhatian agar tidak saling bersaing dan malah berubah menjadi iblis yang sesungguhnya seperti apa yang berada jauh di dalam perut bumi seperti manusia yang disiksa di neraka.

Mereka berhasil hidup dengan Sang Dewa selama bertahun-tahun hingga ratusan tahun sampai, alam iblis menyerang mereka dan melukai banyak dari Dewa-dewa di sana termasuk Xiao Yan yang menjadi Dewa bagi si rubah juga si ular. Ratusan kuil yang terbangun di sana, sudah berhasil diruntuhkan dengan pedang pedang iblis yang memiliki kemampuan luar biasa untuk menghancurkan.

Akibatnya memunculkan kematian Xiao Yan dan membuat si rubah juga si ular menjadi sebatang kara karena kehilangan tuan mereka dan harus kembali dilemparkan ke dalam alam fana dan harus menemukan reinkarnasi dari Xiao Yan yang sudah jelas tidak akan mengingat apapun ketika dirinya terlahir kembali.

Salah satu dari Dewa tersebut mengatakan jika, "Nama dari reinkarnasi Dewa perang Xiao Yan adalah Xiao Guang Yu, Cahaya kecil bersinar."

Chapter. 02 – Si Anjing dan Kucing

Dua ratus tahun kemudian, tampak terdengar sayup-sayup gemericik air yang turun dari ketinggian tebing. 

Udara yang sekarang ini lebih terdengar hening dibandingkan dengan dua ratus tahun yang lalu. Dua sejoli kupu-kupu melintas di depan seorang pedagang obat yang berjalan di jalan hamparan luas rumput panjang yang menyebar dimana-mana sedangkan jauh di depannya, terdapat hutan yang lebat dipenuhi dengan pepohonan rimbun dan besar. 

Laki-laki berambut putih yang memakai pakaian putih panjang dengan membawa tas anyaman bambu yang berisikan banyak dari tanaman obat. Seperti yang orang-orang zaman dulu katakan, "Seharusnya terdapat perubahan bagi orang yang sudah berkelana selama ratusan tahun." 

Si rubah putih yang berkelana untuk mencari dewanya, Xiang Hu berpura-pura untuk menjadi seorang penjual tanaman obat dan sudah seharian ini, langkah kakinya terus melangkah demi langkah mencari sebuah cahaya kecil yang akan muncul di depannya.

Tapi ketenangan ini tidak berlangsung lama. Dua sejoli kupu-kupu emas yang melintas, seketika menjadi merah dan berayun pelan kebawah karena salah satu pedang yang dilemparkan. 

Xiang Hu melihat di sekitarnya terdapat banyak dari orang-orang yang berasal dari sebuah kekaisaran tertinggi di negara ini yang membawa pedang mereka dan telah mencurigai Xiang Hu telah melakukan sesuatu. 

Panglima mereka berkata, "Siapa kau! Beraninya menginjakkan kakimu di atas tanah tuan kami?!" 

Lalu, disusul dengan seseorang yang berada di barisan depan yang berteriak, "Seseorang penyusup! Panglima! Jangan percaya dengan apa yang dia katakan sekarang ini! Bunuh saja orang ini dan buang mayatnya!" 

Xiang Hu masih memperhatikan apa yang berada di sekelilingnya. Mereka semua adalah para prajurit ditingkat level tertinggi dan tidak mudah untuk dikalahkan. Tapi berbeda untuk Xiang Hu, dia mungkin akan dengan mudahnya bisa mengalahkan semua pasukan ini dengan menggunakan kesembilan ekornya yang akan membunuh mereka dalam genggamannya dan kemungkinan ini akan berkebalikan dengan apa yang mereka inginkan.

Salah satu pasukan yang berada di barisan depan berteriak, "Bunuh orang ini sekarang juga!" 

Lantas, terdapat banyak orang yang saat ini mengejar Xiang Hu dengan pedang mereka dan berencana untuk membunuhnya sekarang ini. Terkecuali panglima mereka yang masih diam saja di tempat memperhatikan gerak-gerik apa yang akan dilakukan oleh Xiang Hu selanjutnya. Panglima itu sangat mengetahui jika Xiang Hu bukanlah manusia biasa dan kemungkinan dia bukan benar-benar seorang manusia. 

Xiang Hu mengeluarkan seluruh ekornya dan menepis seluruh pedang mereka yang diayunkan ke arahnya. Sembilan ekor besar Xiang Hu? Mampu meruntuhkan sebuah tebing besar dengan mudahnya dan jika itu diayunkan, maka akan membuat angin yang besar dan akan merusak baluarti istana yang megah sekalipun. 

Sekumpulan orang-orang itu tewas dengan berlumur darah, begitu mengenaskan hingga jauh dari pedang mereka. Panglima perang yang masih diam di tempat dan sudah menganalisa dengan baik jika dia benar-benar adalah seorang siluman, mencengkram pedangnya dan dengan wajah tenangnya, membuat Xiang Hu merasa terkejut jika panglima perang ini sama sekali tidak takut dengannya. 

Xiang Hu yang masih menggerakkan banyak ekor dibelakangnya, berwarna putih menyala bersinar menyorot matahari, yang sudah mengungkapkan kebenaran dirinya saat ini, memunculkan banyak api biru yang melayang disekitarnya yang menjadi kekuatan spesial miliknya untuk sekarang ini. 

Panglima tersebut berkata, "Kau cukup lama hidup, untuk seorang siluman. Berapa usiamu sekarang ini?" 

Xiang Hu menjawab, "Memangnya ada apa dengan usiaku yang sekarang ini? Kenapa begitu penasaran?" 

Panglima tersebut menjawab, "Seekor siluman sekalipun, tidak bisa hidup lebih lama dibandingkan usia manusia pada umumnya!" 

Xiang Hu berpikir sebelum menjawab, "Jadi, kau menginginkan diriku untuk mati? Begitukah?" 

Panglima tersebut mengeluarkan pedangnya yang bersinar diantara banyak genangan darah yang ada di bawahnya. Panglima berkata dengan dingin, "Bersiaplah untuk mati!" 

Panglima tersebut bergerak dan mengayunkan pedangnya kembali ke arah Xiang Hu dengan sekuat tenaga, seperti ayunan pedang Dewa yang menghempaskan banyak dari benda-benda yang berada di sekitarnya termasuk pedang dan anak panah yang berceceran bersamaan dengan mayat-mayat dibawahnya. 

Xiang Hu menepis seluruh anak panah serta pedang yang mengarah ke arahnya menggunakan kesembilan ekornya yang bergerak sesuai perintahnya. Yang membuat Xiang Hu lengah adalah, Xiang Hu sama sekali tidak melihat diantara banyak dari anak panah serta pedang yang mengarah ke arahnya, terdapat jimat bom kertas yang mudah meledak. Ledakan itu akhirnya terjadi, disaat Xiang Hu melindungi dirinya mengunakan kesembilan ekornya. 

Akibatnya, Xiang Hu menjadi terhempas jauh dari tempatnya karena angin yang muncul dari ledakan tersebut dan membuatnya tersungkur, jatuh dan punggungnya menabrak sebuah pohon besar yang berada di belakangnya. 

Xiang Hu hampir merasakan jika ia mampu mengeluarkan seteguk darah yang mengangkut di tenggorokannya dan ia sama sekali tidak menyadari jika seteguk darah tersebut sudah keluar saat dia melayang karena terhempas angin dari jimat bom tersebut. 

Panglima tersebut berjalan mendekat dengan mengarahkan pedangnya turun di atas dada Xiang Hu yang sedang bersandar pada pohon besar yang telah menjadi sasaran untuknya. Panglima tersebut berkata, "Siluman rubah seperti mu, layak untuk mati dengan cepat!" 

Bersamaan dengan hal itu, disaat panglima tersebut mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, seperti sebuah ekor yang bergerak melesat menusuk jantung panglima tersebut dan langsung menyemburkan banyak darah dari dalam tubuh panglima tersebut hingga membuatnya tewas di hadapan Xiang Hu yang sudah jelas sedang terpojok hanya karena melawan beberapa pasukan dilevel yang elite. 

Jauh di depannya, apa yang dia lihat sekarang ini adalah seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan rambut hitam pekat yang panjang dengan pakaian hitam menjuntai ke bawah bercampur dengan warna biru tua. Dialah si ular Guzhu She. 

Guzhu She berkata, "Kau terlalu lemah untuk seorang siluman yang menginginkan Dewa!" 

Xiang Hu mengelak dan berkata, "Siapa yang kau panggil lemah?" 

...***...

Sementara ini, tawa seorang putra mahkota terdengar hingga ke seluruh istana dan membuat semua orang senang mendengarnya. 

Memangnya apa yang dipikirkan oleh putra mahkota sekarang ini? "Dia tampak terlihat lebih senang dibandingkan dengan sebelumnya." 

Seorang pelayan wanita yang cantik dengan berbalut kain sutra indah yang begitu bercahaya mendatangi sang raja untuk mengatakan jika, "Yang Mulia, Putra Mahkota sepertinya sedang berlatih untuk perayaan Dewa malam ini. Apakah Yang Mulia tidak ingin melihatnya?" 

Sang Raja menaruh gelas keramiknya di atas meja perak yang berada di depannya, dan kemudian tersenyum ramah berkata pada pelayan tersebut, "Jadi, dia sedang berlatih untuk perayaan Dewa nanti, ya?" 

Pelayan tersebut menjawab, "Ya, Yang Mulia. Putra Mahkota sekarang ini, tampak lebih bahagia dibandingkan dengan sebelumnya. Mungkin karena anda memberikannya teman untuk berlatih pedangnya." 

Sang Raja langsung menjawab, "Bukan! Bukan karena saya memberikannya seorang teman. Kebahagiaan itu terjadi karena saya yang memberikan nama yang indah dan memiliki arti yang indah juga, itu sebabnya saya memberikan nama surga 'Xiao Guang Yu' Cahaya kecil bersinar!" 

Chapter. 03 – Reinkarnasi Sang Dewa

"Yang Mulia! Anak panah itu mengarah ke arah anda!" 

Xiao Guang Yu yang berada di sebuah hamparan tanah depan istana milik Kaisar, sedang berlatih pedangnya dengan kawan seperguruannya Li Yuan dan mendapatkan suara seorang gadis belia yang mengingatkannya tentang anak panah yang akan mengarah ke arahnya. Dan dengan mudahnya, Xiao Guang Yu begitu percaya diri, ia melompat tinggi naik ke atas mengambil anak panah yang akan mengarah ke arahnya dengan mudah tanpa melukai dirinya sedikitpun. 

Ruang luas yang terbuka tampak seperti halaman depan istana, memang sering dijadikan sebagai tempat pelatihan murid-murid disana. Terutama yang akan di angkat sebagai prajurit Sang Kaisar, memang haruslah berlatih dengan sangat keras dan di dampingi dengan Sang Kaisar langsung agar pelatihan itu berlangsung dengan lancar. 

Satu orang yang menjadi pelaku pelemparan anak panah salah sasaran, menghampiri Xiao Guang Yu yang tampak sedang mengangkat anak panah miliknya. Dengan wajahnya yang polos, laki-laki itu berkata, "Tuan! Maafkan saya. Saya tidak berniat untuk melepaskannya ke arah anda juga saya sama sekali tidak berniat untuk melukai anda." 

Xiao Guang Yu yang melihat ekspresi laki-laki polos ini penuh dengan pertanyaan dalam benaknya dan mencoba untuk sedikit mengujinya. Xiao Guang Yu berkata, "Kau ini, apakah tahu pelanggaran apa yang telah kau lakukan?" 

Wajah laki-laki asing tersebut semakin ketakutan dan menjawab pertanyaan Xiao Guang Yu dengan gemetar, "Saya telah dianggap telah melakukan percobaan untuk melukai Tuan ini dan saya akan mendapatkan hukuman cambuk selama delapan ratus kali?" 

Xiao Guang Yu tertawa kecil dan kemudian menjawab, "Benar sekali. Dan kau akan mendapatkannya nanti. Tunggu setelah aku melaporkan hal ini pada Kaisar." 

Untuk kesekian kalinya, laki-laki tersebut tampak pucat begitu mendengar apa yang dikatakan oleh Xiao Guang Yu padanya ini. 

Laki-laki tersebut kemudian berlutut, setengah bersujud pada Xiao Guang Yu dan nyaris membendung air matanya yang tidak tertahankan sambil berkata dengan terbata-bata, "Tuan, saya mohon maafkan saya yang bodoh ini! Tolong jangan ambil nyawa saya." 

Xiao Guang Yu akhirnya menjadi canggung karena melihat sikap orang ini yang begitu berlebihan terhadapnya, padahal Xiao Guang Yu hanya mencoba untuk menguji ketahanan dan ketegaran dari calon pasukan yang akan melindungi istana Kaisar nanti dan kesimpulannya adalah, orang-orang baru ini, jiwanya mudah terguncang! 

Xiao Guang Yu akhirnya menjawab, "Sudahlah! Jangan seperti itu, bangunlah!" Xiao Guang Yu berhenti sesaat sebelum ia membantu laki-laki asing tersebut untuk kembali berdiri dan berkata, "Aku hanya mengujimu saja, seberapa setianya kau pada pemimpinmu, itulah yang dikatakan sebagai prajurit Kaisar." 

Setelah mengatakannya, Xiao Guang Yu tampak menyesal karena melihat wajah percaya diri dari orang ini dan segera memilih untuk pergi menghampiri Li Yuan yang sudah berada di luar aula istana. 

Banyak dari makanan-makanan lezat yang tersaji pada meja istana yang besar, serta guci anggur yang ada dimana-mana dan disajikan oleh para pelayan wanita yang cantik berpakaian indah. Mereka melakukannya untuk festival Penyambutan Dewa yang akan diadakan oleh Sang Kaisar nanti malam. Bisa dipastikan untuk malam ini, akan ada perayaan yang menarik serta banyak lentera indah yang akan di terbangkan dan menghiasi langit malam yang sepi. 

Dan baru saja saat itu Xiao Guang Yu meraih pundak Li Yuan, sebuah serangan mendadak dilakukan olehnya. 

Beberapa ayunan pedang indah, bercahaya mengarah ke arah Xiao Guang Yu yang siap tidak siap harus mengelak serangan tersebut. Dengan tingginya, Xiao Guang Yu melompat dan mendarat di atas pedang Li Yuan yang diayunkan ke arahnya. 

Meskipun Xiao Guang Yu yang sedang berdiri dengan santainya di atas pedang milik Li Yuan, tidak membuat pedang tersebut menjadi patah dan tetap lurus. Tidak terdapat goresan manapun yang ada di lapisan besi pedang tersebut dan hanya kotoran debu yang sebelumnya melekat di sepatu yang digunakan oleh Xiao Guang Yu. 

Li Yuan menarik kembali pedangnya dan sempat membersihkannya menggunakan sehelai kain dan kemudian dibuang olehnya. Wajahnya tampak kesal ketika berkata, "Apa kau tidak sempat mengeluarkan pedangmu sendiri ketika aku mencoba untuk mengujimu?" 

Xiao Guang Yu menyilangkan tangannya di depan dadanya dan sedikit tertawa sebelum berkata, "Mencoba untuk menguji ku'? Menurutku, itu seperti kau sedang melakukan penyerangan terhadap saya!" 

Li Yuan menjawab, "Kaisar selalu menyuruhku untuk mengujimu! Dan anggap saja ini sebagai pengujian dan bukan percobaan untuk membunuhmu!" 

"Galak sekali!" Bisik Xiao Guang Yu yang langsung menoleh ke sudut lainnya.

Derap langkah kaki Kaisar yang memakai sepatu dengan lapisan besi yang indah, membuat suasana di istana menjadi tidak hening dan penuh suara. Senyum Kaisar menghiasi istana ketika sorot matanya melihat ke arah Xiao Guang Yu yang sudah lebih dewasa dibandingkan saat hari kelahirannya. 

Sang Kaisar berkata, "Yu'er bagaimana pelatihan mu untuk festival Penyambutan Dewa malam ini?" 

Xiao Guang Yu menyapanya sebelum menjawab, "Saya rasa, semuanya sudah siap." 

Sang Kaisar akhirnya bisa menghela nafasnya setelah ketegangan itu terjadi padanya dan berkata pada Li Yuan, "Yuan'er, bagaimana denganmu? Selama berlatih dengan Yu'er, apa kau mendapatkan kesulitan?" 

Li Yuan menjawab, "Sampai saat ini, tidak ada kesulitan untuk berlatih dengan Putra Mahkota. Semuanya tampak baik-baik saja."

Sebelum pergi kembali, Sang Kaisar mengatakan beberapa kata pada Xiao Guang Yu. Kaisar itu berkata, "Bersiaplah untuk perayaan nanti malam. Semoga kau bisa menjadi Putra Mahkota yang disegani oleh rakyatmu." 

***

"Wah, lihatlah kedua pemuda itu tampak tampan. Apa mereka adalah tamu istana?" 

Disaat negara tersebut sedang ramai untuk perayaan nanti malam, kedua sejoli anjing dan kucing Dewa berjalan dengan anggun menggunakan pakaian yang baru saja mereka dapatkan dari banyak petinggi kekaisaran yang mencoba untuk melawan mereka karena mereka adalah seorang siluman, berjalan dengan tenangnya di depan orang-orang yang sedang memperhatikannya. 

Karena merasa risih dengan sorot mata yang selalu mengarah ke arahnya, Xiang Hu berbisik pada Guzhu She yang berjalan di sampingnya, "Guzhu She! Apa kau sama sekali tidak risih dengan sorot mata mereka yang menjijikan ini?" 

Guzhu She berpikir sebelum menjawab, "Memangnya kenapa? Bukankah mereka adalah wanita-wanita cantik yang langka ditemukan di perut bumi?" 

Xiang Hu mencibir, "Aku rasa, saya akan merasa sangat bersyukur jika tidak dipasangkan dengan anda!" 

Perempatan jalan yang selalu dikatakan sebagai simbol amukan seseorang, terbentuk di dahi Guzhu She yang langsung menghantamkan dahinya pada dahi Xiang Hu dan berteriak padanya, "Jika ingin pergi, kenapa tidak melakukannya sejak dulu?!" 

Seorang pendeta tua dengan tongkat kayu yang membuatnya bisa berjalan. Tampak banyak rambut putih dan tipis yang ada pada kepala juga dagunya, serta kumisnya yang juga terlihat putih, berada di depan Guzhu She juga dengan Xiang Hu. Suaranya yang pelan itu berkata pada kedua sejoli itu yang akan mengejutkan banyak dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Pendeta tua tersebut berkata, "Untuk apa kedua siluman ini melintas di tanah kaisar kami?" 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!