Ini adalah kisah, dari seorang gadis yatim piatu bernama Adelia yang saat ini tinggal di salah satu panti asuhan.
Saat ini terlihat di panti asuhan tempat Adelia, ada beberapa anak yang mulai makan hanya nasi dan sayuran seadanya. Namun walaupun anak-anak itu makan dengan sesuatu yang cukup sederhana, anak-anak itu terlihat sangat menikmatinya.
Hal semacam itu sudah biasa terjadi di panti asuhan itu, sebuah pantai asuhan yang terbilang cukup miskin jika dibandingkan dengan panti-panti yang lain itu semua karena Panti itu tidak memiliki donatur yang cukup.
Jadi, anak-anak disana hanya bisa makan bahkan sesuatu yang seadanya saja.
Bisa dibilang, diantara anak-anak itu Adelia adalah yang paling tua saat ini umurnya sudah lebih dari 13 tahun, sudah hampir melewati usia di mana itu bisa diadopsi.
Karena diumur-umur itu biasanya orang-orang semakin tidak menginginkan untuk diadopsi, karena dianggap sudah terlalu tua untuk anak-anak.
Adelia yang sudah pasrah karena dirinya mungkin hanya bisa tinggal di Panti Asuhan itu, jadi dia berusaha keras untuk bisa membantu Panti tempat dirinya tinggal itu.
"Kak Adelia, Kenapa Kakak tidak makan?" Tanya salah satu bocah kecil yang ada di sana.
"Tidak apa-apa Aku akan makan nanti. kalian sekarang makanlah yang cukup mungkin sekarang hanya ini menu yang tersedia namun kalian harus yakin pasti nanti akan ada donatur sehingga kita bisa makan sesuatu yang lebih enak," kata Adelia sambil tersenyum ke arah anak-anak itu.
"Emm, itu benar. Aku sudah cukup bosan hanya makan sayuran ini saja, Aku ingin makan Ayam goreng," kata salah satu anak disana.
Adelia hanya tersenyum membalas ucapan anak-anak itu, bagaimanapun juga mereka masih anak-anak yang begitu muda, kurang dari lima tahun, jadi wajar untuk mereka tidak begitu mengerti soal situasi.
Adelia sendiri, sebisa mungkin mencoba menahan rasa laparnya.
Ya, Adelia saat ini memang tidak makan, dirinya hanya makan sekali sehari, begitulah keadaan Panti itu, sebagai anak yang lebih tua dirinya harus rela mengorbankan jatah makannya untuk anak-anak yang lebih kecil.
Sama seperti para pengurus panti, yang saat ini juga menahan diri untuk tidak makan, dan membiarkan anak-anak yang lebih kecil untuk makan lebih banyak.
Setelah anak-anak itu selesai makan, Adelia membantu para pengurus panti, yang hanya ada dua orang itu membereskan meja makan.
Namun saat membereskan meja makan itu, Adelia jelas melihat salah satu pengurus itu memiliki wajah yang sedih.
"Ibunda, ada apa? Kenapa Ibunda terlihat begitu sedih?" Tanya Adelia pada pengurus panti, buka dirinya anggap seperti Ibunya sendiri itu.
"Sebenarnya, stok makanan kita sudah hampir habis, tinggal tersisa kurang dari dua hari, namun saat ini tempat ini benar-benar tidak memiliki dana lagi untuk membeli makanan,"
Adelia yang mendengar itu jelas ikut ngerasa sedih namun dirinya juga tidak tahu harus berbuat apa.
Sang Ibu Panti itu, melihat kesetiaan dari Adelia, lalu mencoba untuk menenangkan nya,
"Kamu tidak perlu memikirkannya, Biar Aku dan Kakak pengurus yang memikirkannya. Kami pasti akan menemukan cara, entah itu dari Donatur atau dari hutang."
Lalu ketika mendengar itu, Adelia menjadi teringat sesuatu.
"Jangan berhutang... Sebelumnya, Adelia lihat ada beberapa orang menyeramkan datang ke tempat ini untuk menagih, kita membuat takut anak-anak, kurasa bukan hal yang bagus untuk meminjam uang pada mereka,"
"Kamu tidak perlu memikirkannya, dan sekarang sebaiknya kamu makan saja."
"Tidak, tadi siang aku sudah makan jadi aku tidak perlu makan lagi."
"Adelia, ku itu juga masih kecil jadi tetaplah makan."
"Aku benar-benar tidak apa-apa, bisa menahan nya biarkan ini untuk menghemat makan untuk anak-anak yang lebih kecil."
Namun jelas sekali, sebenarnya Adelia kelaparan, perutnya terasa tidak nyaman karena tidak makan apa pun tadi siang juga hanya memiliki porsi makan sedikit.
Jelas dirinya tidak bisa komplain karena dirinya tahu tempat ini saat ini tidak dalam keadaan yang baik
Dengan itu, malam itu sekali lagi, Adelia hanya bisa menahan rasa laparnya dan mulai melupakan rasa laparnya itu sampai tertidur.
Lalu, di pagi berikutnya, Adelia merasa begitu lelah, dan tidak berenergi, mungkin itu karena dirinya merasa lapar?
Namun walaupun begitu, Adelia tetap bangun, dan membantu para pengurus panti asuhan untuk menyiapkan sarapan.
Sarapan kali ini adalah bubur.
"Adelia, kamu setidaknya harus makan pagi ini,"
"Tapi..."
"Adelia, kamu sakit nanti ini juga malah akan menimbulkan masalah,"
Adelia juga tahu, hal yang di katakan itu hanya untuk agar dirinya mau makan, ndak memiliki maksud atau arti lainnya hanya sebuah bentuk dari kekhawatiran.
Adelia tidak tahu, siapa orang tuanya, namun untuknya orang-orang yang ada di tempat ini sudah lebih dari keluarga untuknya.
Jadi jika dirinya bisa dirinya ingin sebisa mungkin membantu mereka.
Namun apa yang bisa dilakukan oleh seorang anak berumur tiga belas tahun?
Adelia tiba-tiba mulai memikirkan agar dirinya bisa cepat menjadi dewasa.
Ya, ika dirinya menjadi dewasa mungkin akan ada banyak hal yang bisa dirinya lakukan untuk Panti Asuhan itu.
####
Sore itu, Adelia sedang menyapu halaman Panti Asuhan.
Ketika Adelia menyapu, perutnya tiba-tiba berbunyi.
Jelas itu mungkin karena dirinya kelaparan.
Adelia hanya makan bubur di pagi hari dan tidak makan siang, walaupun para pengurus panti menyuruhnya makan...
Namun inilah yang bisa dirinya lakukan, satunya hal yang dirinya lakukan.
Dirinya harus bisa menahan diri.
Sampai kemudian, Adelia melihat ada sebuah mobil yang berhenti di depan panti asuhan itu.
Seorang Pria Parubaya yang mengenakan jas rapi, segera bertanya pada Adelia, apakah pemilik Panti ada?
"Ada Paman, Paman masuk saja aku akan memanggil kan Ibunda,"
Adelia jelas merasa memiliki firasat baik ketika melihat pria itu barangkali dia seorang pendonor?
Ibunda Panti jelas menjadi begitu gembira ketika mendengar ada seorang Pria yang terlihat kaya datang, diapun mempersilahkan orang itu untuk masuk ke dalam.
Sedangkan Adelia, kembali menuju halaman untuk melanjutkan menyapu.
Kali ini hatinya terasa senang, hanya bisa berharap jika yang dirinya pikirkan itu benar.
Namun karena rasa penasaran, Adelia memutuskan untuk masuk ke dalam ingin tahu tentang apa yang mereka bicarakan.
Namun ternyata pembicaraan itu berjalan dengan cukup buruk.
"Apa maksudmu ingin mencari anak panti asuhan ini untuk dijadikan seorang pelayan?" Kata Ibu Panti dengan nada marah.
"Jelas, aku hanya memberikan penawaran yang baik. Yang Keluarga Majikanku butuhkan adalah seorang anak yang mau menjadi Pelayan untuk Tuan Muda kami, jelas ini bukan penawaran yang buruk, anak itu nantinya akan diberikan gaji yang layak, dan jelas Panti Asuhan ini, akan diberikan donatur dari Keluarga Majikanku," kata Pria itu dengan ekspresi tentang.
"Tidak! Ini sama saja perdagangan anak! Panti Asuhan tempat semacam itu!" Kata Ibu Panti itu, sepertinya masih menolak gagasan untuk membiarkan anak asuhnya menjadi Pelayan di Keluarga Kaya, kan walaupun itu demi mendapatkan donasi, namun Panti miliknya ini bukan tempat macam itu yang mengeploitasi anak-anak.
"Aku tidak pernah memberikan paksaan. ku hanya memberikan penawaran karena aku tahu panti ini memiliki situasi yang buruk. Tuh benar-benar terserah kalian apakah ingin menerimanya atau tidak,"
Ibu Panti itu, lalu segera berkata dengan tegas,
"Kami akan menolak itu!"
Sang Pria hanya tersenyum lalu mulai meletakkan sebuah kartu nama.
"Jika kalian berubah pikiran, kalian selalu bisa untuk menghubungi ku, tahu ini keputusan yang sulit namun tolong dipikirkan baik-baik penawaran ini."
Adelia yang mendengar semua itu jelas di merasa di india tidak bisa tinggal diam ketika melihat Donatur itu pergi.
Tidak!
Ini adalah sebuah kesempatan yang baik dan mungkin anak-anak bisa mendapatkan makanan yang lebih layak kenapa kesempatan sebagus ini bisa dilewatkan?
Bahkan walaupun tawaran itu sedikit mencurigakan...
Namun...
Adelia sudah membulat kan tekad nya untuk membuat keputusan.
Ini semua demi Keluarga kecilnya di Panti Asuhan ini, open tidak memiliki hubungan darah namun anak-anak di sini sudah dirinya anggap sebagai adik-adiknya lalu para pengurus panti sudah dirinya anggap seperti orang tuanya sendiri.
Dirinya selalu memiliki keinginan untuk bisa membantu mereka.
Adelia segera membuka pintu ruangan itu dan berkata dengan tegas,
"Aku, Apakah tidak apa-apa untukku untuk menerima tawaran dari Bapak tadi?"
Pria Paruh Baya itu, tersenyum ketika melihat Adelia, seolah sedang menatap gadis itu, dari atas kebawah, mencoba untuk menilai nya.
Ibu Panti yang mendengar kata-kata dari Adelia, jelas saja tidak senang dan segera berkata,
"Adelia! Apa yang coba kamu katakan! Kamu jelas tidak bisa menerima tawaran itu! Kamu sebaiknya masuk saja biar kami yang mengurus nya!"
Adelia yang mendengar penolakan itu segera berkata,
"Namun ini semua demi kebaikan Panti ini, sungguh Aku yakin bisa melakukannya lagi pula ini hanya menjadi seorang pelayan, khusus biasa bersih-bersih dan memasak, Aku pasti akan bisa melakukannya,"
"Adelia, namun tawaran ini...."
Pria paruh baya itu, menatap ke arah Adelia, yang terlihat memiliki tekad yang cukup bagus.
Walaupun anak ini masih muda sepertinya, dia cukup pintar untuk memahami situasi di sekitarnya, bugatti kate yang dia miliki itu adalah sesuatu yang sangat bagus.
Dirinya butuhkan memang seorang anak yang seperti ini, pasti akan sangat mudah untuk dimanfaatkan, dan mendapatkan kesetiaan dari anak semacam ini akan mudah.
"Namamu Adelia bukan? Kamu memiliki kualifikasi yang cukup untuk menerima tawaran ku. namun kamu harus ingat begitu tawaran ini diterima kamu tidak akan bisa lari atau mundur,"
Adelia yang mendengar itu segera berkata dengan penuh tekad dan keyakinan,
"Aku akan melakukannya. apapun itu aku akan melakukannya asalkan kalian mau memberikan donasi yang cukup untuk Panti Asuhan ini, lama aku bekerja dan menjadi Pelayan seperti yang kalian inginkan,"
"Tentu saja itu tidak masalah keluarga makan ku sangat kaya hanya membiayai panti kecil seperti ini jelas bukan hal yang susah. Namun yang kami butuhkan adalah kesetiaanmu,"
"Aku akan memberikan kesetiaanku."
"Adelia! Kamu..." Ibu Panti itu yang mendengar percakapan itu jelas masih merasa ragu.
"Ibunda, ini semua demi kebaikan semua orang jadi aku mohon terimalah saja, aku tidak apa-apa. aku benar-benar sangat berterima kasih karena telah dirawat selama ini jadi sekarang adalah saatnya untukku membalas budi mungkin hanya ini yang bisa aku lakukan...."
"Adelia tapi..."
Pria paruhbaya itu, lalu segera berkata lagi,
"Jika kamu memang begitu serius, kera bereskan barang-barang mu dan ikut denganku menuju Rumah Keluarga kami,"
"Tentu saja, juga kalian harus menempati janji kalian!"
Pria paruh baya itu, segera mengeluarkan sebuah amplop debat dari jas yang dipakainya, game menyerahkan amplop itu kepada Ibu Panti, juga menyerahkan sebuah dokumen untuk ditandatangani.
"Anak ini sepertinya lebih realistis daripada kalian berdua. Ini adalah uang, harus kalian lakukan adalah menandatangani surat adopsi dan surat perjanjian bahwa kalian akan merahasiakan semua hal ini,"
Adelia menatap amplop tebal itu, sepertinya memang berisi uang.
Untuk itu banyak uang itu pasti bisa membeli makanan makanan enak.
Anak-anak di sini pasti akan sangat senang.
Sangat sayang, dirinya mungkin tidak bisa memberikan kata-kata perpisahan untuk mereka.
Namun melihat mereka senang itu sudah cukup.
Ibu Panti itu, sudah memutuskan karena desakan dari Adelia, dia menandatangani surat itu.
Itu adalah hari terakhir Adelia berada di Rumah Panti Asuhan itu.
Sampai Adelia yang sudah mengemas memgemasi barang-barangnya itu, segera di bawa pergi oleh Pria Parubaya itu.
"Kalau boleh tahu kemana kita akan pergi? Apakah aku harus segera menjadi seorang pelayan?"
Pria itu tersenyum lalu berkata,
"Tentu saja tidak. Kamu harus lebih dulu mengikuti sebuah Pelatihan agar bisa menjadi Seorang Pelayan yang cakap, Keluarga kami memiliki standar yang cukup tinggi,"
"Aku mengerti aku akan melakukan pelatihan dengan cukup baik. Jadi, apakah kita akan pergi ke tempat pelatihan?"
Pria itu menggelengkan kepalanya lalu segera berkata,
"Kita akan menuju ke Rumah Majikanku dulu, Aku akan menunjukkan padamu Tuan Muda makan kamu layani di masa depan setelah pelatihan itu,"
Adelia yang mendengar itu merasa cukup cemas.
Dirinya menjadi penasaran seperti apa seseorang yang akan dirinya layani nanti.
Namum melihat dia yang ada di hadapannya ini melakukan hal ini dengan serius sepertinya tawaran sebelumnya bukanlah kebohongan atau penipuan.
Tentu saja, Adelia bertaruh cukup banyak soal tawaran ini yang mungkin saja adalah sebuah penipuan.
Adelia setidaknya merasa sangat lega ketika dirinya sampai di sebuah rumah mewah.
Rumah majikan yang akan dilayaninya dimasa depan.
Namun, Adelia saat itu tidak tahu apa-apa, bahwa rumah yang dimaksudkinya itu bukanlah sebuah rumah biasa.
Sebuah rumah begitu kamu memasuki dunia kamu mungkin tidak akan pernah bisa keluar lagi....
Adelia jalan dengan gugup mengikuti pria itu.
Menatap kearah rumah mewah itu.
Semua hal yang ada di rumah itu sangat indah, suatu yang tidak pernah Adelia lihat.
Sampai ketika mereka tiba di lorong, Pria itu segera menyuruh Adelia menunduk, Adelia jelas menurut kemudian menunduk.
Ada seseorang yang melewati mereka.
"Selamat malam, Tuan Edward dan Tuan Muda Lucas,"
"Ya."
Hanya ada jawaban dingin dari orang yang mereka sapa.
Adelia diam-diam sedikit mengintip kaka tas untuk melihat siapa yang mereka sapa.
Ada seseorang, Pria dewasa, memiliki ekspresi dingin, dengan sebuah tato yang ada di lehernya penampilannya sehingga sedikit mengerikan.
Lalu di sampingnya ada seorang anak yang kira-kira seumuran dengannya, memiliki ekspresi yang cukup dingin.
Namun, padahal mengejutkan yang membuat Adelia merasa syok.
Yaitu, sebuah pintol yang dibawa oleh anak yang seumuran dengannya itu.
Tentu, Adelia tahu itu pistol karena pernah melihat hal-hal semacam itu di televisi.
Tunggu...
Mungkin itu hanya mainan anak-anak?
Setelah semua anak laki-laki memang suka memiliki mainan seperti itu.
Namun tebakan Adelia salah.
Tepat setelah dua orang itu pergi, menuju ke arah ujung lorong yang sepertinya sebuah taman, anak itu menarik pelatuk pistolnya.
Ada suara nyaring ketika tembakan itu berbunyi, membuat Adelia menjadi begitu kaget.
Pria paruh baya itu, lalu segera berkata,
"Dia adalah Tuan Muda yang akan kamu layani nanti, Lucas Liones."
Adelia benar-benar tidak menyangka bahwa pistol yang dipegang oleh anak laki-laki tadi, sebenarnya adalah sebuah pistol.
Adelia menatap ke arah taman, yang sepertinya menjadi sebuah tempat latihan karena ada beberapa objek yang di khususkan untuk di tembak disana.
Tanpa sadar, Adelia yang merasa ingin tahu itu segera berjalan ke arah taman, menatap anak laki-laki itu, yang saat ini mencoba untuk menembak, namun sepertinya gagal mengenai sasaran.
Adelia bisa melihat dari arahnya, bagaimana tangan anak itu sedikit gemetar ketika Pistol itu, mungkinkah dia takut memegangnya?
Untuk sebuah senjata berbahaya semacam itu dipegang oleh seorang anak jelas, anak itu akan takut.
"Kamu harus menembak tepat sasaran, kamu harus menjadi seperti Kakakmu. Kakakmu bisa menembak dengan tepat bahkan di usia yang lebih muda, bahkan adikmu lebih hebat darimu, kamu itu sangat lembek!"
"Maafkan Aku Ayah. Aku bisa melakukan hal ini,"
"Jangan hanya bicara!"
Sekali lagi suara tembakan terdengar.
Namun ketika Adelia menatap tangan anak itu, walaupun kata-katanya terlihat berani, namun tangan anak itu terlihat gemetar namun jelas anak itu berusaha keras untuk menyembunyikan ketakutannya dan menunjukkan keberaniannya.
Ya, Adelia entah kenapa merasa sedikit terkesimal ketika memandang pemandangan itu.
Ya, anak itu terlihat lebih muda darinya, namun melihat anak itu berusaha untuk menyembunyikan rasa takutnya, dan berani memegang hal yang cukup berbahaya seperti itu membuat dirinya takjub.
"Adelia, Ayo kamu harus segera masuk ke dalam. Aku akan mulai memperkenalkanmu dengan silsilah keluarga ini, namun apapun yang kamu dengar Dan apapun yang kamu lihat kamu tidak boleh membocorkan semua informasi ini,"
Mendengar kata-kata itu, Adelia segera kembali menuju ke arah pria paruh baya itu.
Sebenarnya dirinya cukup bertanya-tanya Kenapa bisa seorang anak yang seumuran dengannya bisa diberikan pistol seperti itu?
Sebenarnya, Keluarga yang akan dirinya layani itu Keluarga semacam apa?
Kemudian jawaban dari pertanyaannya itu segera terungkap.
Ya, Adelia sebenarnya tidak pernah mengira jika Keluarga Kaya yang akan dirinya layani adalah sebuah Keluarga Mafia.
Adelia menatap deretan foto keluarga pemilik Rumah itu, dengan ekspresi begitu takut.
Ya itu karena penampilan beberapa pria yang ada di foto itu sedikit menyeramkan.
Belum lagi, ketika Adelia menatap ke arah sekitar rumah itu terlihat beberapa orang mengenakan pakaian hitam juga memiliki tato entah di bagian wajah atau tangan atau bahkan mungkin leher, memiliki tubuh yang tinggi dan kekar menggunakan sebuah kacamata hitam, benar-benar sebuah penampilan yang penuh dengan intimidasi.
Adelia tidak pernah mengira jika dirinya akan terlibat dalam keluarga semacam itu.
Dan begitu dirinya masuk dan terlibat, dirinya tahu dirinya tidak memiliki kesempatan untuk mundur.
Takdirnya berada di rumah itu, untuk melayani salah satu Tuan Muda di Rumah itu.
Pantas saja, Tuan Muda sebelumnya memegang sebuah pistol.
Dia adalah tuan muda di keluarga semacam, pasti sulit di umurnya yang segitu dia harus diajari hal-hal mengerikan semacam ini.
"Adelia? Apakah kamu mendengarkan apa yang aku katakan? Kamu tidak bisa pergi dari tempat pelatihan tanpa izin,"
"Ya, Aku... Aku mendengarnya," kata Adelia dengan nada gugup.
"Satu lagi yang harus kamu tahu, yang Keluarga ini butuhkan adalah seorang Pelayan yang Profesional, juga yang memiliki kesetiaan sampai mati kepada Tuan yang dilayani. Jadi kamu di masa depan jangan pernah berpikir untuk melarikan diri, atau berkhianat dari Keluarga ini, atau kamu akan tahu akibatnya tidak hanya kamu yang mungkin akan terdampak namun juga orang-orang di Panti Asuhan tempat kamu berasal, harap kamu selalu berhati-hati dengan semua tindakan yang kamu lakukan mulai dari sekarang."
Ketika mendengar suara dingin itu, Adelia merasa merinding dan ketakutan, memikirkan sepertinya dirinya berurusan dengan sebuah keluarga yang lebih buruk daripada yang dirinya kira.
Dan jelas dirinya tidak mungkin bisa mundur setelah terlibat, tidak hanya dirinya yang dipertaruhkan namun orang-orang di Panti Asuhan yang sangat berharga untuknya.
Sebuah keputusan impulsif ini, benar-benar membawa dirinya sebuah takdir yang tidak pernah dirinya.
Menjadi Pelayan dari Tuan Muda itu?
Seperti apa nanti dia ketika tumbuh dewasa?
Mengigat, anak semacam itu dibesarkan dalam keluarga mengerikan seperti ini...
Pasti, dia juga akan tumbuh seperti kebanyakan orang di rumah ini.
Hanya memikirkan nasipnya saja, Adelia sudah ngeri.
Dirinya hanya bisa berharap semuanya akan berjalan baik untuk kedepannya.
####
5 Tahun Kemudian
Sudah lima tahun, sejak Adelia memasuki Rumah Keluarga Liones, belum menjadi seorang pelayan, namun masih dalam masa pelatihan untuk menjadi seorang Pelayan Profesional.
Banyak hal, hanya Adelia pelajari ketika masa pelatihan itu.
Yang paling jelas adalah orang-orang yang ikut pelatihan itu kurang lebih memiliki nasib yang hampir sama dengannya.
Anak-anak yatim piatu, yang tidak memiliki rumah dan tidak memiliki tempat untuk kembali.
Mereka semua dilatih untuk menjadi seorang pelayan profesional dan setia kepada tuannya, karena mereka tidak memiliki keluarga itu artinya mereka juga bisa dibuang dan disingkirkan kapan saja begitu terlihat ada ketidak kesetiaan.
Itulah apa yang Adelia pelajari, selama dirinya mengikuti pelatihan di sana selama 5 tahun ini.
Jelas pelatihan ini cukup berat.
Beberapa orang, yang dirinya kenal ada yang sudah berlatih lebih dulu jadi akan segera keluar dari tempat pelatihan, dan segera salah melayani Anggota Keluarga itu.
Ini adalah hari terakhir Adelia nada di tempat pelatihan jadi dirinya mulai mengucapkan mengapa kata perpisahan dengan teman-temannya yang masih ada di tempat pelatihan.
"Aku akan mengirimkan pesan jika Aku memiliki waktu," kata Adelia dengan nada ramah.
"Aku hanya bisa mendoakan semoga kamu selalu aman, sebenanya aku cukup takut dan palapa yang akan terjadi pada kita begitu kita mulai melakukan Tugas Kita sebagai seorang Pelayan, kamu tahu... Kak Merlin, yang sebelumnya menjadi Pelayan Tuan Muda ketiga? Aku dengar dia sempat disiksa, dan sekarang berada di dalam kurungan hukuman karena melanggar Perintah Tuan Mudanya," mata salah seorang temannya itu dengan nada takut.
Adelia tentu saja jika tahu soal berita itu, orang-orang di tempat pelatihan, selalu menjadi penasaran dengan Rumah Keluarga Liones, dan Anggota Keluarga mereka, beberapa orang akan bertanya kepada orang-orang yang lebih dulu menyisakan pelatihan soal apa yang mereka lakukan ketika menjalankan pekerjaannya.
Beberapa, sangat beruntung hanya dijadikan pelayan biasa di rumah itu.
Namun, beberapa juga sial saat di jadikan seorang Pelayan Pribadi, terutama ada orang-orang kejam di rumah itu, seperti Tuan Muda Ketiga, yang selalu bersikap semena-mena kepada bawahannya.
Soal salah satu rekannya itu, Merlin, dia di hukum karena menentang perintah Tuan Mudanya, yaitu untuk melayaninya di tempat tidur...
Jelas, itu adalah perintah tidak bermoral bukan?
Namun, begitu menentang...
Hasilnya adalah sebuah hukuman yang kejam.
Adelia jelas merasa cukup takut juga, Tuan Muda yang akan dirinya layani...
Tuan Muda kedua, Lucas Liones.
Tidak ada rumor apapun soal tuhan muda itu karena Tuan Muda itu tinggal di Luar Negeri.
Namun tetap saja, dia Tuan Muda Keluarga Liones, siapa yang tahu seberapa kejam dia nanti?
"Aku pasti akan hati-hati,"
Adelia segera mengucapkan perpisahan dengan mereka dengan perasaan yang cukup berat.
"Apakah kamu siap? Sekarang aku akan membawamu kepada Tuan Muda Lucas," kata seorang Pria tua, yang juga Pelayan yang dulu membawa Adelia ketempat ini.
Pria itu ternyata, adalah Kepala Pelayan Keluarga Liones, salah satu orang penting di tempat ini yang memang memiliki tugas untuk merekrut orang-orang bangun terkadang yang merekrut juga bawahannya, adalah salah satu hal langka yang direkrut oleh kepala pelayan sendiri.
"Baik Tuan,"
"Aku berharap banyak kepadamu, Adelia. Jangan kecewakan Tuan Muda Lucas,"
Setelahnya, angka sekarang menuju ke Rumah Utama, rumah yang biasanya hanya bisa dilihat dari jauh.
Rumah yang memiliki dekorasi yang sama seperti lima tahun lalu.
Mereka di sebuah lorong, dekat dengan tempat pelatihan menembak.
Adelia dibawa ke tempat latihan.
Disana, Adelia mendengar beberapa suara tembakan.
Yang membuat Adelia terkejut, adalah tentang target orang yang menembak itu bukanlah sebuah papan.
Namun...
Manusia dengan apel di atas kepalanya.
Adelia melihat seorang pria sedang menembak itu tanpa sedikitpun keraguan.
Dan Pria yang membawa apel diatas kepalanya, tidak menujukan ekpersi apapun.
Seolah yakin, jika peluru itu, tidak akan mengenai dirinya.
Adelia sendiri, tegang ketika melihat hal itu.
Lalu, suara tembakan pistol segera terdengar, dan mengenai sasaran tepat.
"Lihat Lucas, bukankah Kakak sudah semakin ahli dalam mengunakan pintol?"
Orang yang tadi jadi sasaran membawa Apel itu, segera bergerak mendekati ke arah orang yang sebelumnya menembakkan pistol itu.
"Hah, Kakak masih suka memiliki hobi-hobi tidak perlu seperti ini, lihat Kakak baru saja membuat takut seorang gadis disana," kata seorang Pria yang memiliki wajah tanpa ekpersi.
Tatapan Adelia bertemu dengan tatapan dia itu.
Adelia tentu mengenai pria itu.
Tuan Muda yang akan dia layani, Tuan Muda Kedua, Lucas Liones.
Lalu, yang ada dihadapannya itu, Tuan Muda Pertama?
Kakak Tuan Muda Lucas, Theo Liones.
Namun, untuk memiliki hobi seperti itu...
"Lucas, mari kamu yang mencoba berikutnya, Aku yang akan membawa Apel. Atau kamu bisa menyuruh orang untuk membawa apelnya di kepala mereka,"
Tatapan Pria itu bertemu dengan tatapan Adelia, Adelia tiba-tiba merasa takut.
Lucas, terlihat menatap kakaknya yang tersenyum itu.
"Aku tidak begitu gila sepertimu, dan jangan menakut-nakuti orang, tenang saja Kakakku hanya bercanda," kata Lucas pada Adelia yang dari tadi masih diam mematung di sana.
"Saya, mengerti Tuan Muda," kata Adelia mencoba untuk bersikap tenang.
Adelia dengar, hubungan Kakak beradik itu, cukup baik, daripada dengan saudara-saudara lainnya.
Lucas disisi lainnya segera mengambil pistol dari Kakaknya, dan mulai menembak beberapa target papan tembakan dengan tenang, semuanya tepat sasaran, sangat akurat, bagaimana dia memegang pistol benar-benar tanpa bergeming sedikitpun.
Ketika dirinya menatap Tuan Muda yang akan dirinya layani itu, dirinya cukup merasa kaget.
Dulu, anak kecil yang dirinya lihat lima tahun lalu, adalah seorang anak yang terlihat lebih pendek dari dirinya, dia yang masih gemetar ketika memegang pistol, namun dia mencoba memasang ekspresi yang cukup tenang, hal-hal yang dulu sempat Adelia kagumi, semangatnya yang terlihat kuat, mengingatkannya pada dirinya sendiri.
Dirinya dulu juga ingin terlihat lebih kuat dari pada anak-anak lainnya di panti, agar tidak bisa merepotkan semua orang.
Begitu pula saat dirinya sedang melakukan pelatihan, mungkin ketika pelatihan yang berat itu, dirinya teringat bagaimana Tuan Muda yang masih cukup muda itu, mencoba terlihat kuat ketika di berikan barang berbahaya, membuat dirinya bersemangat jika dirinya juga akan bisa seperti Tuan Muda itu.
Tetap kuat, dalam menghadapi apapun yang dilewati, demi hal-hal yang harus dirinya lindungi yaitu Keluarganya di panti asuhan.
Dengan mengigat kenangan soal Tuan Muda kecil itu, itulah kenapa Adelia masih bisa bertahan sampai sekarang, jika dirinya juga akan sanggup untuk melewati semuanya.
Dan sekarang, ketika melihat Tuan Muda itu sudah tumbuh Dewasa, menjadi seorang Pria yang sangat tampan, juga sudah mengatasi ketakutannya, tumbuh seperti sosok yang sekarang, entah kenapa itu terlihat sangat keren dan mengagumkan.
Adelia tidak menyadari, bahwa sejak hari pertemuan mereka, pandangannya diam-diam tidak bisa teralihkan dari Tuan Muda itu.
Perasaan kagum, yang nantinya akan tumbuh menjadi sesuatu yang lain, lebih dari yang dia pikirkan.
7 Tahun Kemudian
Saat itu, di sebuah ruangan, terlihat ada dua orang di sana, salah satunya sedang duduk dan menikmati secangkir teh dan salah satunya lagi sedang berdiri dan menuangkan Teh.
"Adelia, Kamu duduklah aku memiliki sesuatu untukmu,"
Adelia yang saat itu berdiri dan menuangkan teh untuk Tuan Mudanya, Lucas itu segera bertanya dengan nada penasaran,
"Ada apa Tuan Muda?"
"Kamu duduklah dulu nanti kamu akan tahu,"
Adelia segera menurut, lalu duduk, cepat setelah dirinya duduk pria yang duduk di depannya itu segera mengeluarkan sebuah kotak dari bajunya, dan diberikan kehadapan Adelia.
"Tuan Muda? Apa ini?"
Pria yang ada di hadapannya itu lalu segera tersenyum dan berkata,
"Itu adalah hadiah Ulang Tahun untukmu, aku harap kamu menyukai hadiah dariku. Ini Ulang Tahunmu yang ke 25, aku benar-benar tidak mengira waktu benar-benar begitu cepat kalau tidak salah ketika kamu baru bekerja padaku itu sekitar ketika kamu berusia 18 tahun?"
Adelia yang menerima kontak hadiah itu segera menunjukkan ekspresi terkejut, dirinya tidak mengira jika Tuan Mudanya ini masih saja mengingat hari Ulang Tahunnya.
Dirinya adalah seorang anak yatim piatu jadi dirinya tidak begitu tahu benar-benar kapan dirinya lahir hari ulang tahunnya ini dibuat hari di mana dirinya ditemukan oleh Ibu Panti asuhan.
Tidak ada yang benar-benar merayakan hari ulang tahunnya ini, kecuali Tuan Mudanya ini.
Karena dirinya hanyalah seorang pelayan dari keluarga Liones yang mengerikan, dirinya tidak benar-benar memiliki seorang teman di tempat ini, itu karena seiring waktu berlalu para pelayan sering masuk keluar dari tempat ini, bukan karena mengundurkan diri atau sesuatu kemungkinan besar lebih ke pelayan itu diganti karena tidak lagi berguna dan dibuang, atau beberapa pelayan mungkin menyinggung salah satu dari majikan di rumah besar ini.
Hari-hari segera cepat berlalu untuk Adelia, dirinya juga tidak menyangka jika waktu sudah begitu cepat berlalu hari-hari berlalu kemudian bulan lalu berikutnya tahun.
Tidak menyangka, untuk dirinya bisa bertahan menjadi pelayan Tuan Muda Lucas di rumah ini selama 7 tahun ini.
Itu semua jelas karena Tuan Mudanya ini, yang selalu bersikap cukup sopan dan menghargai dirinya sebagai pelayannya.
Tuan Muda yang selalu dirinya kagumi diam-diam....
Tentu saja banyak hal yang terjadi selama di rumah ini.
Keluarga ini selalu begitu keras, ya sudah sewajarnya untuk sebuah Keluarga Mafia, jika mereka kejam dan seenaknya.
Awalnya dirinya pikir, Tuan Muda yang akan dirinya layani akan menjadi Tuan Muda kejam seperti tuan muda lainnya yang ada di rumah ini, namun dirinya cukup beruntung bertemu dengan Tuan Muda Lucas, yang selalu menghargai para bawahannya.
Dari luar, Tuan Mudanya itu memang selalu memiliki ekspresi dingin, yang jika menatap orang-orang akan membuat orang-orang cukup takut, dia bisa dibilang tuan muda yang cukup sempurna dan bisa segala hal.
Di depan keluarganya dan orang-orang luar dia memang menunjukkan sikap seperti itu, karena hal itulah yang dibutuhkan sebagai anggota keluarga Liones.
Sebagai Pelayan Pribadi Tuan Mudanya untuk waktu yang lama, Adelia sudah tahu beberapa rahasia dari tuan mudanya itu.
Salah satunya karena tuan mudanya itu sebenarnya tidak menyukai cara kerja Keluarganya, namun di permukaan jelas Tuan Mudanya itu tidak menunjukkan hal itu.
Sikap ini mungkin juga pengaruh dari Tuan Muda Pertama, namun di bandingkan Tuan Muda Pertama, yang sedikit lebih ceria dan bisa menunjukkan ekspresinya dengan baik, Tuan Muda kedua lebih susah menujukan ekpresinya.
Itu mungkin karena kejadian di masa lalu yang membuatnya seperti itu.
"Terimakasih Tuan Muda atas perhatiannya, anda benar-benar tidak perlu repot-repot."
"Tentu saja Ini tidak merepotkan untuk merayakan ulang tahun dari bawahanku yang setia. Benar juga hari ini kamu juga Aku ijinkan untuk libur, kamu selalu bisa pergi ke Panti Asuhan itu,"
Adelia yang mendengar itu tentu saja menjadi terkejut lagi.
Ya, Tuan Mudanya ini benar-benar seseorang yang cukup perhatian, yang bahkan akan mengizinkan dirinya untuk pergi ke Panti, tempat dirinya dibesarkan dulu.
Untuk seseorang seperti dirinya, yang tumbuh tanpa begitu banyak kasih sayang apalagi Setelah tiba di rumah ini yang berisi orang-orang yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri, tentu sangat kurang perhatian yang dirinya terima.
Hanya Tuan Mudanya inilah yang paling baik padanya.
Kebaikan selama bertahun-tahun inilah, yang membuat Adelia diam-diam mulai memendam rasa kepada Tuan Mudanya itu, dari rasa kagum sederhana, menjadi rasa cinta yang begitu dalam, yang tidak pernah Adelia kira.
Bahwa tatapannya, perlahan-lahan tidak bisa berpaling dari Tuan Mudanya itu.
Apalagi, setelah waktu berlalu dan dirinya mulai mengenal Tuan Mudanya itu lebih baik.
Hal-hal yang terjadi dalam tujuh tahun selama dirinya menjadi pelayan Tuan Mudanya itu.
Namun jelas saja, perasaan ini seharusnya sesuatu yang tidak boleh, dirinya terlalu sadar akan posisinya yang hanya seorang Pelayan, sama sekali tidak layak untuk seseorang seperti Tuan Muda Lucas, yang sangat tampan, pintar dan hebat, salah satu Pewaris tadi Keluarga Kaya Raya.
Dan dirinya tidak lebih dari anak yatim piatu yang hanya seorang pelayan rendahan.
Mereka berdua benar-benar terlalu berbeda seperti bumi dan langit dan yang paling penting....
Yaitu perasaan, dimana Tuan Mudanya ini walaupun bersikap cukup baik padanya namun jelas perasaan itu hanya sebatas atasan pada bawahan tidak lebih dan tidak Kurang.
"Terima kasih atas waktu yang diberikan, saya akan pergi ke sana,"
"Tentu saja, kamu sudah mau untuk tidak berkunjung kesana, terlebih ini adalah hari ulang tahun harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kamu sayangi,"
Kata-kata itu benar-benar terlihat hangat dan sangat tulus, membuat Adelia merasa tersentuh karenanya.
Pasti wanita yang sangat beruntung jika mendapatkan pria seperti ini.
"Terimakasih sekali lagi Tuan Muda. Lalu apakah tidak apa-apa jika saya pergi hari ini? Saya melihat sepertinya jadwal tuan muda cukup padat hari ini,"
"Tidak apa-apa, kamu pergilah saja, lagi pula aku berencana untuk membatalkan semua jadwal kegiatanku hari ini,"
Adelia yang mendengar itu jelas saja merasa terkejut karena tidak biasanya tuan mudanya itu mau membatalkan jatwal kegiatannya.
"Tumben? Apakah ada sesuatu hari ini?"
"Aku pernah bilang padamu bukan? Jika aku bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat lembut dan baik hati, hari ini rencananya aku ingin mengajak gadis itu untuk pergi bersama, namun sebenarnya aku juga cukup bingung untuk bagaimana cara mengajaknya nanti,"
Ah, Adelia sekarang baru saja ingat jika tuan mudanya ini sepertinya telah jatuh cinta pada seorang gadis yang baru-baru ini ditemuinya.
Adelia yang mendengar bahwa pria yang dicintainya ini ternyata menyukai orang lain jelas merasa hatinya cukup sakit, namun dirinya menahan diri sambil tetap tersenyum,
"Hmm, bagaimana dengan pertemuan tidak sengaja semacam itu? Tuan Muda, bisa memeriksa jadwal gadis itu, jadi nanti tuan muda bisa tidak sengaja bertemu dengannya entah di mana lalu tuan muda bisa mengajaknya makan siang bersama,"
Lucas yang mendengar ide itu segera merasa senang, lalu segera berkata,
"Ah, kamu benar juga, aku tidak cukup baik untuk hal-hal seperti ini bagaimanapun juga aku tidak memiliki begitu banyak pengalaman. Kamu sepertinya cukup pandai dalam hal-hal ini di masa depan aku juga akan meminta nasihatmu soal ini,"
Adelia yang mendegar itu, jelas saja merasa sangat sangat tidak senang namun sekali lagi hanya bisa tetap tersenyum dan berkata,
"Tentu saja Tuan Muda, saya adalah pelayan pribadi Tuan Muda, sudah tugasku untuk membantu tuan muda dalam keadaan apapun bahkan ketika tuan muda sedang mengejar seorang gadis,"
"Astaga, jika kamu mengatakan seperti itu aku jadi merasa sedikit malu. Mengejar seorang gadis ya...."
Ya, inilah yang bisa dirina lakukan, walaupun cinta di dalam hatinya ini tidak akan bisa sampai kepada orang yang disukainya, namun dirinya akan selalu berusaha untuk membuat orang yang disukainya itu selalu mendapatkan kebahagiaannya dan senyumannya.
Selain itu adalah Tugasnya sebagai seorang Pelayan Pribadi profesional, ini juga keinginan pribadinya untuk mendukung Tuan Mudanya, dan berada disampingnya, membantunya sebisa mungkin untuk mendapatkan semua keinginannya dengan semua yang dirinya bisa.
Ini adalah bentuk untuk dirinya, mengungkapkan perasaan yang terpendam.
Bahkan walaupun dirinya tidak tahu apa yang akan ada di depan nanti, namun setidaknya dirinya sekarang sudah cukup senang bisa berada di samping Tuan Mudanya ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!