di dalam mobil

"Farrel kita sudah pacaran selama 7 tahun apa kamu tidak ada niat untuk menikahiku?" tanya Natasya dengan kesal

"bukannya orangtuamu yang gak ngijinin kamu nikah sama aku" jawab Farrel

"orangtuaku gak ngijinin aku nikah itu karena kamu gak mau memenuhi keinginan orangtuaku,sebenarnya kamu serius gak sih sama aku padahal setiap waktu aku selalu berusaha merebut hati orangtuamu hingga akhirnya direstui tapi kamu kayak kurang usahanya gitu" Natasya kesal dengan jawaban Farrel

"permintaan orangtuamu berat Natasya bisakah mereka percaya padaku saja tanpa iming-iming orangtuaku bukankah yang akan menjalani rumah tangga itu juga kita bukan orangtua kita"

"berat apanya sih Farrel bukankah restu orangtua itu penting daripada ego kita bukankah udah seharusnya kita berusaha untuk mendapat restu"

"permintaan orangtuamu berat Natasya dia ingin aku menuruti kemauan papahku sementara kamu tau kan sifat papahku kayak gimana, papahku tipe orang yang suka memonopoli anaknya dan lagi meski tidak sekaya papahku aku juga sudah mapan aku sudah beli rumah sendiri aku juga punya pekerjaan yang menjanjikan dan kamu juga tau itu, tapi kenapa masih butuh iming-iming orangtuaku"

"bukan iming-iming aku hanya tidak bisa menikah tanpa restu orangtua"Natasya memalingkan wajah

"apa kamu begini karena pernah dengar kalo papahku tidak akan menggelar pernikahan mewah seperti kakakku kalo aku tidak mau menurut padanya atau kamu dan orangtuamu lebih ingin menikah dengan mewah daripada menerimaku saja" Farrel terbawa emosi

"terserah kau sajalah,aku gak matre aku cuma realistis, keluargaku orang terpandang sama seperti keluargamu apa jadinya kalo aku menikah dengan resepsi yang tak sama dengan kakakmu, aku tidak ingin keluargaku jadi bahan cemooh" mata Natasya berkaca kaca

Farrel terdiam

"hari ini gak usah antar, aku pulang sendiri sebaiknya kita saling introspeksi " ucap Natasya lalu keluar dari mobil Farrel

setelah kepergian Natasya Farrel menjeduk-jedukkan kepalanya ke stir mobil dia merasa pusing memikirkan keadaannya saat ini

@@@@

Farrel sampai dirumah orangtuanya

"bagus setelah sekian lama meninggalkan rumah akhirnya kau pulang juga" ucap dingin seorang pria paruh baya yang duduk diruang makan yang tak lain papahnya Farrel tuan Angga Pratama Wijaya

"anakku pulang" sang ibu nyonya Ratna Pratama Wijaya menyambut dengan antusias "duduklah nak kita makan bersama kebetulan ada makanan kesukaanmu" ucapnya lagi

Farrel hanya menurut

tiba tiba di sela sela makan

"kemarin pacarmu datang kesini dia berbicara pada ibumu sepertinya pacarmu yang sudah lama berkencan denganmu itu menginginkan sebuah pernikahan hehe.."tuan Angga seperti menertawakan sesuatu

Farrel tak menjawab hanya mengunyah makanannya pelan-pelan

"kau tau kan pacarmu si Natasya itu anak dari Dian Brata Susetyo meskipun harta mereka tidak sebanyak hartaku tapi aku berani jamin mereka tidak akan menerimamu tanpa aku" ucap tuan Angga dengan arogan "kau harus mengerti kau dan hasil kerja kerasmu itu tidak sebanding dengan apa yang kumiliki mau sekuat apapun kau bekerja keras kau tidak akan melampauiku,jadi kalo kau ingin hidup terjamin dan dihormati seperti kakakmu maka berhentilah keras kepala dan menurutlah padaku" ucapnya lagi dengan penuh kesombongan

Farrel merasa harga dirinya terluka mendengar ucapan ayahnya dia menatap ayahnya dan tak habis pikir

"pikirkanlah" ucap tuan Angga lagi

"pikirkanlah "ucap tuan Angga lagi

Farrel terdiam dan menatap ayahnya

"apa kalimat arogan seperti itu pantas diucapkan seorang ayah" ucap Farrel penuh penekanan "yang aku tau ayah orang lain akan mendukung mimpi anaknya,tapi yang dilakukan ayahku malah ingin menghancurkan mimpi anaknya serta pamer harta benar benar orang yang arogan" Farrel penuh emosi

"Farrel tenanglah tolong jaga sopan santunmu pada papahmu" ucap nyonya Ratna dengan wajah khawatir sambil memegang pundak Farrel

"biarkan saja dia seperti itu anak keras kepala seperti dia selain cuma bisa membangkang pada orang tua memangnya bisa apa lagi" ucap tuan Angga

"pah tolong jangan seperti itu" nyonya Ratna mencoba menengahi

"anakmu ini kalo dia terus terusan keras kepala maka selamanya hidupnya akan pas passan memangnya dia pikir bapaknya si Natasya itu mau punya menantu yang hidupnya pas passan, papah berani jamin kalo anakmu ini tidak dapat dukungan dari papah si Dian itu tidak akan mau memberikan putrinya" ucap tuan Angga dengan emosi sambil mengelap bibirnya dengan sapu tangan lalu melemparkannya ke meja

"sopir siapkan mobil kita berangkat " teriak tuan Angga

"iya tuan" sopir nampak terburu buru

Farrel yang merasa kesal menyudahi makannya lalu beranjak ke kamarnya

nyonya Ratna nampak kebingungan untuk menengahi suami dan anaknya

Farrel melamun dikamarnya memikirkan keputusan seperti apa yang harus dia ambil kedepannya

tok tok tok "ini mamah apa boleh masuk"

"iya masuk aja mah" jawab Farrel

nyonya Ratna duduk di pinggir ranjang Farrel,dia memperhatikan anaknya yang melamun sambil rebahan

"apa kamu tau nak semenjak kamu memutuskan untuk fokus pada desain interior papahmu selalu kalah bersaing sama Hansen anak bapak Sigit purna Wirata dan desain kakakmu juga sama saja sepertinya karena itulah papahmu selalu kesal sekaligus merasa malu makanya dia ingin kamu fokus di arsitek lagi karena hanya kamu yang bisa mengalahkan si Hansen itu,kalo menurut mamah sebaiknya kamu turuti saja keinginan papahmu dengan begitu kamu bisa menikahi Natasya" membujuk

"masalahnya papah suka memonopoli anaknya dengan cara yang arogan apa mamah gak lihat cara papah perlakukan kakak dan aku dia memang mencukupi kami secara finansial tapi saat kami berbuat tidak sesuai ekspektasinya dia akan memperlakukan kami seperti sampah, mungkin kakak bisa tahan tapi aku tidak, itulah kenapa aku ingin mandiri mah" Farrel frustasi

"kalo begitu kamu mandirinya setelah menikah dengan Natasya saja untuk sekarang turuti saja keinginan papahmu"

"papah tidak bodoh mah dia pasti akan mengajukan beberapa aturan dan perjanjian itu sama saja menyerahkan diri untuk terikat" Farrel kesal

"kalo keadaannya begini terus yang jadi korban adalah Natasya setidaknya pikirkanlah perasaan dia, mungkin karena sudah lama dia bersamamu mamah merasa dia sudah seperti keluarga" nyonya Ratna menepuk pundak Farrel lalu meninggalkannya

Farrel terdiam entah mengapa kepalanya terasa pusing memikirkan masalah yang menimpanya

tiba tiba hpnya berbunyi tanda pesan masuk

📩hajatan sunat Nathan Minggu depan sesuai dengan saran Farrel kalo ada waktu apa Farrel akan datang

dari Mona

📨'iya aku pasti datang dan bila biayanya kurang tolong kasih tau aku mba

balas Farrel

📩'iya terimakasih Farrel

dari Mona

📨'sama sama

balas Farrel

Farrel menarik napas lalu memijat keningnya

"kenapa hidupku rumit sekali" Farrel menarik napas panjang

..,,..''''

"kenapa hidupku rumit sekali" Farrel menarik napas panjang

@@@@@

disisi lain Mona sedang membuatkan makanan untuk anaknya Nathan yang berumur 3 tahun

"Bu apa Nathan tidak terlalu kecil disunat di usia 3 tahun" ucap Mona

"semakin kecil usia anak maka akan semakin cepat sembuh" ucap Risa, ibunya Mona

"aku hanya tidak tega bu"

"tidak apa apa kamu nanti jangan lihat biar ibu saja yang menemani"

"huuh"

tiba tiba hp Mona berdering tanda panggilan masuk

"tunggu sebentar Bu ada telpon"

"oh dari siapa "

"dari Farrel "

Mona mengangkat telponnya

📞iya Farrel

📞 persiapan sunat Nathan udah sampai mana Mba

📞sudah 100% tinggal menggelar hajatannya saja

📞kok mba gak minta uang sama aku buat biayanya

📞maaf Farrel biayanya masih bisa aku handle tapi nanti bila ada yang kurang pasti minta sama Farrel ya

📞ya udah deh kalo gitu

📞iya

tuuutt

"dia perhatian sekali pada Nathan" ucap ibu Risa

"iya dia sangat menyayangi Nathan" jawab Mona

"apa kamu tidak apa apa dengan pernikahan yang seperti ini "

" tidak apa apa Bu dia melindungiku dan Nathan saja aku sudah sangat bersyukur dan berterimakasih jangan menuntut apapun padanya Bu kasihan"

"iya benar" ibu Risa menarik napas panjang teringat alasan Farrel menikahi Mona

saat itu cuaca mendung hujan turun rintik-rintik

"pokoknya saya ingin perempuan penggoda ini pergi dari kampung kita" ucap salah satu ibu ibu yang tampak emosi tersebut

"iya benar usir wanita itu tukang ganggu suami orang" sahut ibu ibu yang lain

"iya benar" mulai ramai bersahutan

"harap tenang semuanya" ucap Bu RW dengan suara tegasnya sambil menggemplak meja

"kita semua berkumpul disini untuk menyelesaikan masalah bukan untuk membuat keributan bila ibu ibu cuma ingin berteriak silahkan keluar saja" ucap Bu RW membuat ibu ibu disana bungkam sekaligus kesal

"baiklah mari kita mulai lagi, sebagaimana hukum yang tertulis di negara kita menyatakan seseorang bersalah tanpa adanya bukti itu adalah tindakan yang tidak benar,apa ibu punya bukti atas tuduhan ibu"

"iya ini buktinya" Bu Esti menunjukan foto dimana suaminya memegang tangan Mona

"itu baru dengan suami saya belum lagi dengan suami ibu ibu yang lain" tambah Bu Esti lagi

Bu RW nampak memperhatikan foto tersebut

"dulu kan Bu Mona slalu bisa lolos karna kami tak punya bukti tapi sekarang kami ada buktinya" Bu Esti percaya diri

"tunggu dulu Bu itu suami Bu Esti yang menarik saya malah saat kejadian itu saya langsung berlari ketika tangan saya berhasil terlepas" ucap Mona tegas

"gak usah pembelaan deh buktinya udah ada kok" Bu Esti nyolot

"maaf tak ada alasan bagi saya mengganggu suami orang bahkan saya yang sibuk bekerja tak punya waktu untuk itu" ucap Mona yang tak habis pikir

"halah tak punya alasan emangnya kamu pikir kami gak tau dibalik kulit mulus sama rambutmu itu Pasti ada perawatan yang mahal terus anak kamu pakaiannya Bagus bagus logikanya kalo pakai gajih kamu yang hanya pekerja pabrik emang cukup,itu pasti kamu menggoda para lelaki untuk di porotin duitnya kan, ngaku aja deh" Bu Esti nyolot lagi

"hei Bu jaga omongannya ya" suara keras seorang lelaki

semua orang disana terkejut mendengar suara keras tersebut

#