NovelToon NovelToon

Menikah Dengan Musuh

Menikah dengan musuh.

Pagi itu Cahaya mentari menelisik erang erang kamar berukuran besar bercat Oren menyala.

Seorang pria tampan berpostur tinggi dengan kulit berwarna putih, hidung mancung dan matanya yang tajam, menatap gerah ke arah wanita yang masih terlelap dalam tidur nya.

"Bi....."

Seru Zaki pada perempuan yang baru di nikahi nya kemarin, Pria berumur Dua puluh lima tahun itu mengeratkan gigi nya melihat perempuan itu tetap tak bergeming dalam mimpi nya.

"dasar pemalas...!"

umpat Zaki menarik selimut tebal yang menutupi tubuh itu, namun Bianca malah membalikkan tubuhnya membuat Zaki menganga.

"Bianca....."

Seru zaki sekali lagi memanggil dengan nada sedikit keras, namun tak ada pergerakan. Perempuan itu masih terlelap dalam mimpi nya, gegas Zaki mengambil air dingin dari dalam kamar mandi.

Byur....

Bianca, perempuan cantik dengan mata indah itu gelagapan Saat Zaki menyiram wajah nya dengan air dingin.

Netra nya tertuju pada wajah tampan penuh kegeraman, Zaki menatap tajam dengan menyilang kan tangan di dadanya.

Bianca terpaku mengingat status nya yang kini telah menikah dengan pria yang menjadi musuh nya di masa lalu.

Bianca Liza Aulia, berumur dua puluh empat tahun.smart, cantik dan modis.

Ia terpaksa menikah dengan pria yang memiliki cerita buruk di masa lalu nya.

Perusahaan Milik keluarga nya hampir mengalami kebangkrutan, tak ada investor yang berani menanamkan saham di perusahaan nya. beberapa investor juga menarik saham mereka hingga keadaan semakin kacau.

Zaki datang menawarkan bantuan, namun Dengan kesepakatan Bianca mau menikah dengan nya, Zaki memanfaatkan kesempatan itu untuk membalas perlakuan buruk Bianca terhadap nya di masa lalu.

Bianca Adalah musuh Zaki saat jaman SMA, Zaki selalu jadi bahan Bulian Bianca di sekolah.

Awalnya Bianca pikir Zaki yang di maksud bukan lah Zaki yang dulu menjadi teman nya di sekolah, bahkan Bianca hampir tak mengenal Zaki yang kini jauh berbeda.

tubuh nya yang dulu kurus dan pendek, kini tinggi dan atletis, Zaki bahkan begitu tampan dan cool.

Tak akan ada yang percaya seperti apa Zaki dulu, Bianca bahkan jijik jika berdekatan dengan Zaki.

kaca mata bulat nya tidak akan pernah Bianca lupakan, tapi kini pria itu berubah drastis menjadi sosok pria tampan yang banyak di kagumi kaum wanita.

*

"kamu pikir kamu itu siapa Bianca, kamu bukan lagi putri di istana mu. yang bisa bangun sesukamu..."

Bianca tertegun mendengar apa yang Zaki lontarkan, keadaan yang ia khawatir kan pun terjadi, Zaki memang memanfaatkan keadaan ini untuk membalas perlakuan nya dulu di sekolah.

"Bangun dan kerjakan tugas mu!

kau tahu kan apa tugas mu Bianca...?"

ujar Zaki mendengus lalu pergi meninggalkan Bianca yang mematung dengan keadaan basah kuyup.

Sekali lagi Bianca tercenung saat Zaki membanting pintu kamar dengan keras, seketika jantung nya seperti berkejaran ke sana kemari.

Bianca Tak pernah menginginkan pernikahan ini, hidup serumah dengan pria yang membenci nya.

Kenapa perusahaan mesti mengalami penurunan hingga terancam bangkrut, angka penjualan semakin menurun karena produk nya kalah saing dengan produk baru.

kalau hal itu tidak terjadi, Bianca tidak akan pernah mau menikah dengan Zaki. Ingin sekali menolak namun keadaan begitu mendesak, di tambah sang ayah yang terkena serangan jantung, Hingga membuat Bianca kalang kabut mencari solusi secepatnya.

Bianca Terpaksa menerima kesepakatan itu demi kedua orang tua nya, karena tak ada yang bisa Bianca andalkan. Memiliki seorang kakak laki laki yang tidak mempedulikan keadaan keluarga, bersenang senang sendiri.

"Aku akan membantu perusahaan mu,tapi aku ingin kau menikah dengan ku...."

ujar Zaki tersenyum mengejek ke arah Bianca.

Bianca Tak percaya dengan apa yang Zaki utarakan, Tentu Bianca tahu apa niat Zaki sesungguhnya.

pria yang dulu culun, bermata empat dan selalu menjadi bahan Bulian kini menjadi seorang pengusaha muda yang sukses.

Kemampuan nya tidak di ragukan lagi dalam dunia bisnis, terbukti beberapa perusahaan dalam genggaman nya.

Pernikahan yang seharusnya menjadi awal kebahagiaan, justru di bayangi suasana suram. Mahligai indah hanya patamorgana.

Bianca beranjak dari ranjang hendak membersihkan diri, Bianca bersyukur semalam tak terjadi sesuatu di antara mereka berdua, tak ada pesta atau resepsi pernikahan, Zaki juga hanya mengundang beberapa orang saja. Tak banyak yang mengetahui pernikahan itu selain orang orang terdekat saja. Ia juga langsung pergi selepas akad selesai.

Zaki tak mempublikasikan tentang pernikahan nya dengan Bianca, Mereka yang tidak mengetahui Zaki sudah menikah menganggap pria itu masih lajang.

Bianca tak heran jika Zaki berbuat seperti itu, ia sendiri tahu niat Zaki hanya untuk membalas kan dendam nya di masa lalu.

Sedangkan dirinya tak berkutik dan terdesak oleh keadaan, bagaikan tikus yang terperangkap dalam jebakan tikus.

Andai sang kakak bisa di andalkan mungkin keadaan akan jauh lebih baik, Bianca juga tidak akan terperangkap dalam situasi konyol seperti ini.

Bianca tidak paham mengapa Rudi tak pernah sedikitpun memikirkan keluarganya apa lagi perusahaan.

Kelakuan nya selalu membuat geram, mabuk, judi dan main perempuan. hal itu semakin membuat sang ayah kecewa dan tertekan dengan pekerjaannya, sedang kan ia datang hanya untuk meminta uang.

sang ibu juga tak bisa berbuat banyak karena Rudi sulit di nasehati.

"Maafkan ayah Bi, kamu harus menjadi korban dari permasalahan ini, Ayah tahu kamu tidak mau menikah dengan pria yang tidak kamu cintai, tapi ayah berharap cinta akan hadir seiring kebersamaan kalian.

Ayah juga berharap Zaki bisa membantu perusahaan kita melewati masa kritisnya..."

Bianca menghela nafas berat mengingat betapa ironi nya keadaan keluarga nya, dan kini ia terjebak dalam situasi tidak menyenangkan.

Bagaimana Bianca menghadapi situasi ini, sedang kan ia tahu semua tidak akan mudah.

Bianca melangkah ke luar dari kamar dan melihat Zaki tengah duduk di kursi meja makan sambil memainkan laptop nya.

"HM, kamu mau sarapan apa ki...?"

tanya Bianca berdiri di samping Zaki, pria itu langsung memicingkan matanya ke arah Bianca.

"Apa yang bisa kamu hidangkan untuk ku ?"

Bianca tertegun sejenak, rumah besar itu tampak sepi. Bianca tidak melihat ada pembantu di rumah itu.

"aku tidak bisa memasak, HM.. kemana para pembantu di rumah ini...!"

Bianca termangu melihat Zaki yang langsung terkekeh kecil. Ia memang tidak pernah turun ke dapur karena di rumah ada pembantu dan ibu yang selalu menyiapkan makanan.

"Kau bilang tidak bisa memasak, aku sudah menduga perempuan seperti mu cuma memikirkan fashion."

Zaki berdiri di hadapan Bianca yang melirik sekilas ke arah nya.

"jangan berharap menjadi ratu di rumah ini!

aku sudah memecat mereka semua, Sekarang Kan ada kamu, apa gunanya aku memiliki istri kalau tidak bisa mengurus rumah dan menyiapkan makanan untuk ku....!"

bersambung.....

masa lalu.

Bianca berdiri di hadapan lemari es untuk mencari bahan makanan yang hendak ia masak untuk membuat sarapan, Bianca bingung. ia benar benar tidak bisa memasak.

"cepat Bianca, sebentar lagi aku berangkat ke kantor !"

teriak Zaki membuat Bianca tercenung lalu mengambil bahan makanan Asal.

telur ayam, roti dan keju.

dalam benak terlintas untuk membuat sandwich, mungkin makanan itu tak terlalu susah membuat nya.

Bianca mengambil ponsel untuk melihat cara pembuatan sandwich, di jaman yang serba canggih ini tak ada yang susah.

Tak berapa lama Bianca berhasil membuat sandwich untuk Zaki, meski Bianca tidak tahu apakah Zaki akan menyukai nya.

Zaki tertegun saat Bianca menyodorkan sandwich tersebut, Zaki memicingkan mata nya ke arah Bianca, wajah nya datar tanpa ekspresi.

"aku tidak suka sandwich....!"

Zaki menyingkirkan makanan tersebut dari hadapan nya.

"tadi kamu tidak request mau makan apa, Ki.

susah payah aku membuat nya !"

brak....

Bianca tercenung saat zaki menggebrak meja makan lalu berdiri di hadapan Bianca.

"aku tuan di rumah ini, apapun perintah ku harus kamu turuti....aku tidak suka sandwich Bianca !"

Bianca tercengang saat Zaki melempar makanan tersebut ke bawah.

Dulu Bianca juga pernah melakukan hal itu pada Zaki, melempar makanan yang berada di tangan Zaki hanya karena Zaki tak sengaja menabrak nya, itupun pelan hingga tak terjadi sesuatu.

Bianca sangat marah dan merebut makanan dari tangan Zaki lalu melempar kan nya ke asal arah hingga makanan itu berserakan.

*

"kembali ke dapur, buatkan aku nasi goreng seafood... sekarang !"

titah Zaki tak bisa di bantah, Bianca menghela nafas berat lalu melangkah pergi meninggalkan Zaki yang berdiri dengan Angkuh.

sepuluh menit kemudian, Bianca Kembali menghidangkan makanan yang Zaki ingin kan, seperti tadi Bianca melihat cara memasak makanan itu di internet.

Zaki tertegun melihat tampilan nasi goreng yang pucat karena kemungkinan Bianca Kurang menuangkan kecap nya, udang nya juga masih berada dalam cangkang. Zaki tidak yakin dengan makanan yang berada di hadapan nya.

Zaki menyuap sedikit nasi goreng tersebut, Bianca kaget saat Zaki langsung memuntahkan makanan tersebut ke bawah.

"kau.....!"

ujar Zaki geram berdiri di hadapan Bianca yang langsung ciut karena takut.

"kau benar-benar membuat ku kesal, makanan macam apa ini ?"

prang....

Bianca termangu saat Zaki melempar kan piring berisi makanan yang baru saja ia buat dengan payah.

piring tersebut pecah dan nasi goreng berserakan.

sekuat tenaga Bianca menahan air mata nya agar tak jatuh, ia tidak boleh menunjukkan kelemahan nya pada Zaki.

"baru pertama kali aku memakan'nasi goreng yang rasanya aneh seperti itu, makanya jadi perempuan itu jangan cuma Bisa dandan doang !"

maki Zaki dengan napas tersengal, kejadian lalu melintas dalam benak nya.

teringat betapa sombong nya dulu seorang Bianca, menghina dan mengejek nya.

Bianca sendiri tak berkutik, ingin melawan tapi keadaan membuat nya tidak berdaya.

Ia sendiri sadar dengan apa yang sudah ia lakukan di masa lalu, hal itu membuat Zaki membenci nya.

"sekarang juga bereskan semua itu, lebih baik aku makan di luar dari pada keracunan...."

umpat Zaki lalu pergi meninggalkan Bianca yang mematung sendiri.

Zaki membalikkan badannya dan melihat Bianca langsung membersihkan kekacauan pagi itu.

"dengar Bianca, jangan berani keluar dari rumah ini tanpa seizin ku !

jika kau berani maka kau akan menyesal !"

ujar Zaki melenggang pergi meninggalkan rumah tersebut.

Bianca duduk di kursi meja makan setelah membersihkan serpihan piring dan makanan tersebut, Zaki tidak mengizinkan nya keluar rumah. Lalu bagaimana dengan pekerjaan nya di kantor !? Zaki benar benar memerangkap nya.

Bianca termenung sendirian di rumah, entah harus mulai dari mana membersihkan rumah yang cukup besar itu, Bianca tidak yakin bisa membersihkan nya sendiri.

sebenarnya Zaki tidak memecat pembantu di rumah itu, hanya Zaki Memerintah kan mereka untuk mengerjakan semua pekerjaan pada malam hari saat Bianca tertidur.

Zaki ingin tahu seberapa besar kesiapan mental Bianca menghadapi perlakuan nya, rasa benci itu kembali merajai mengingat kejadian dulu di sekolah.

flash back

Pagi itu Zaki tengah membersihkan toilet sekolah, sementara yang lainnya tengah upacara di lapangan.

seperti hari biasanya Zaki selalu di suruh membersihkan toilet oleh Wira, Wira adalah kekasih Bianca saat itu, keduanya sama sama senang mengerjai siswa siswa yang lemah dan miskin seperti Zaki.

Saat itu Bianca masuk ke dalam toilet untuk membersihkan rok nya yang terkena coklat, ia melenggang dengan santai tanpa tahu lantai licin karena tengah di pel oleh Zaki.

"ah.....!" teriak Bianca yang terpeleset dan hendak terjatuh, namun dengan cepat Zaki menangkap tubuh Bianca yang hendak mendarat ke lantai hingga berakhir di pangkuan Zaki, pria itu terpaku sementara Bianca terperangah menyadari dirinya dalam pangkuan si culun, segera Bianca mendorong tubuh Zaki lalu beranjak dari pangkuan Zaki.

"kurang ajar Lo ya Zaki jelek !"

dengan geram Bianca mengumpat lalu menarik kaca mata milik Zaki.

"jangan bi, aku tidak akan bisa membeli nya lagi !"

Zaki memohon namun Bianca malah melempar kan kacamata nya hingga pecah.

"itu hukuman karena berani menyentuh ku, aku jijik dengan mu...!"

ujar Bianca lalu pergi meninggalkan Zaki yang tertegun menatap kaca mata nya yang pecah.

belum selesai masalah itu, Zaki di panggil ke ruang BP. ternyata Bianca juga melaporkan nya ke guru BP dan menuduh nya hendak melecehkan Bianca.

karena kejadian itu beasiswa nya di cabut, dan yang lebih parahnya ia di keluarkan dari sekolah.

Bianca bukan hanya menghancurkan kaca mata nya tapi ia juga menghancurkan harapan nya, Orang tua nya begitu bangga karena Zaki sekolah di sekolahan terbaik di kota itu, namun mereka kecewa bahkan marah saat Zaki di keluarkan dengan cara tidak terhormat.

setelah itu Zaki berhenti sekolah karena sang ayah tidak mau membiayai nya di sekolah yang lain, hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang pria paruh baya.

Pria itu hendak kecopetan namun berkat Zaki ia tidak jadi kehilangan koper berharga nya.

pria paruh baya itu memberikan uang namun Zaki menolak nya, pria itu sebut saja pak Andrew.

pak Andrew berbincang dengan Zaki yang saat itu tengah menjual makanan ringan milik paman nya.

"kamu tidak sekolah....?"

tanya pak andrew memindai wajah Zaki tampak sendu.

"kemarin sekolah pak tapi saya...."

Zaki pun menceritakan kehidupan nya yang ironis, Tentang Bianca yang sudah membuat nya di keluarkan dari sekolah.

Andrew merasa iba dan simpatik pada Zaki, lalu Andrew pun berpikir untuk membantu Zaki.

"bangkitlah nak, aku akan membantu mu mengalah kan mereka yang sudah merendahkan mu...!"

berkat kegigihannya dalam belajar dan berusaha, Zaki bisa merubah kehidupan nya hingga kini menjadi orang sukses yang tidak lagi di pandang sebelah mata.

bersambung..

terima kasih sudah mampir, sebenarnya novel ini pernah author garap ya, cuma di hapus karena tertunda karena suatu hal.

dan author akan lanjutkan sesuai rencana sebelum nya....

terima kasih, dukung aku ya !"

jangan lupa like dan komentar....

😍😍😍😍

tidak menghargai..

Bianca berjalan menyusuri rumah besar itu, air mata nya jatuh mengingat perlakuan Zaki terhadap nya.

Ini belum seberapa, Ia baru satu hari menikah dengan Zaki bagaimana jika sudah berhari-hari.

Bianca yakin semua tidak akan mudah karena Zaki begitu membenci nya, Bianca sadar bahwa perlakuan nya dulu terhadap Zaki sangat keterlaluan dan kini Ia tengah menuai apa yang dulu ia tanam.

Bianca mengambil peralatan untuk membersihkan rumah itu, benda yang tidak pernah ia lirik sedikit pun bila di rumah, Ia bahkan lupa kapan terakhir memegang sapu.

tangan nya yang mulus tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah.

Dari Rumah belakang seorang pembantu mengintip Bianca yang tengah menyapu sambil mencuci pakaian.

"kasihan ya perempuan itu, entah kenapa pak Zaki bersikap seperti itu pada Istri nya sendiri, Padahal yang kita tahu pak Zaki itu sangat baik...."

ujar salah pembantu memperhatikan Bianca yang tengah membersihkan lantai.

Bianca menghela nafas panjang lalu menghempaskan tubuh nya di sofa menghadap ke arah tanam, terlihat tukang kebun tengah membersihkan halaman depan.

Bianca bersandar pada sofa, ia menoleh ke arah wastafel terdapat beberapa cucian bekas nya memasak, pekerjaan yang tidak pernah sekalipun ia kerjakan di rumah.

Bianca beranjak dari duduknya, ia berpikir untuk mengepel semua lantai terlebih dahulu dan membiarkan cucian tersebut.

Rumah dengan tiga lantai terdapat beberapa ruangan, benarkah ia harus membersihkan nya seorang diri.

karena waktu sudah siang, Dengan cepat Bianca mengerjakan pekerjaan nya.

karena Ia juga belum menyetrika pakaian dan membersihkan kamar Zaki.

Tangan nya yang putih mulus, menyapu membersihkan rumah besar itu. Bianca akan tunjukkan pada Zaki bahwa ia bukan perempuan manja yang cuma bisa dandan seperti tuduhan nya.

Bianca menyetrika semua pakaian yang sudah kering, kemudian memasak untuk makan malam. ia tinggal menghangat kan nya nanti.

Sore...

Bianca mendarat kan tubuh nya yang lelah di kursi, peluh keringat membasahi pelipis nya yang terdapat rambut halus, Bianca memang begitu cantik.

pantas ia menjadi primadona di sekolah.

Alis nya yang tebal dengan bulu matanya yang lentik membuat Bianca sejuk di pandang mata, namun tidak dengan Zaki. Bianca memang cantik tapi kelakuan nya jauh dari wajah cantik nya.

Bianca kembali melangkah ke arah wastafel dimana cucian menumpuk, Bianca berpikir untuk segera menyelesaikan pekerjaan nya agar ia bisa beristirahat.

Bianca terperangah saat tiba tiba keran nya lepas hingga air memuncratkan ke arah nya.

Bianca tertegun mendapati dirinya yang basah.

"kekacauan apa yang tengah kamu buat Bianca?"

tanya Zaki yang baru sampai di rumah, melihat dapur dalam keadaan basah.

"aku.....!"

Bianca menghadap ke arah Zaki, perlahan menghampiri nya yang basah kuyup.

Zaki memindai tubuh Bianca yang basah, tercetak dengan jelas dada nya yang berukuran sedang.

Zaki memalingkan wajahnya lalu melihat keadaan keran yang terlepas, air terus keluar tanpa hambatan.

Zaki menyilang kan tangan nya menatap wajah Bianca lekat lekat.

"aku tidak tahu kenapa keran nya tiba tiba terlepas...!"

ujar Bianca melangkah kaki nya namun karena lantai nya licin ia tergelincir hingga membuat nya terhempas ke bawah.

"AW....!"

rintih Bianca merasakan nyeri pada bokong nya, sementara Zaki diam membiarkan Bianca terjatuh.

"kenapa kamu diam saja Ki..!"

tanya Bianca memindai wajah Zaki biasa saja.

"Seharusnya dulu juga aku membiarkan mu terjatuh, bukannya kau jijik pada ku...!"

jawab Zaki lalu pergi meninggalkan Bianca sendiri dengan keadaan yang menyedihkan kan.

"jadi kamu tidak pernah melupakan kejadian itu ?"

gumam Bianca lalu beranjak dari lantai sambil berpegangan pada meja.

Bianca berdiri mematung menatap Zaki yang menaiki tangga tanpa mempedulikan nya sedikit pun.

Saat tiba di atas Zaki sedikit menoleh ke arah Bianca yang berdiri dengan keadaan mengiba, namun Zaki tak peduli dengan keadaan perempuan itu.

Misi Zaki adalah membuat Bianca merasakan apa yang dulu ia rasakan.

malam....

Zaki Memperhatikan Bianca yang tengah menata makanan di atas meja, gegas ia turun menghampiri istri Nya itu.

"Zaki, aku sudah memasak untuk mu...!"

ujar Bianca senyum kecil.

"aku tidak mau makan masakan mu, lebih baik aku makan di luar !"

Bianca langsung terpaku mendengar apa yang Zaki utarakan.

"aku sudah bersusah payah memasak untuk mu, tapi sedikit pun kau tidak menghargainya ?!"

Zaki terkekeh geli mendengar keluhan Bianca.

"Menghargai, apa kau juga tahu bagaimana cara menghargai..... aku rasa kau juga tidak lupa bagaimana sikap mu dulu pada teman teman ku....!"

Bianca bukan hanya sombong tapi ia juga sering kali menyuruh mereka untuk membeli kan nya makanan meski dengan uang nya, saat mereka salah membelikan makanan tanpa sungkan Bianca memarahi serta melemparkan makanan tersebut ke sampah.

"Itu dulu Zaki, kenapa kamu terus menerus mengungkit masa lalu.."

"agar kamu sadar bahwa betapa sombong dan jahat nya kamu saat itu...."

Jawab Zaki lalu pergi meninggalkan Bianca sendirian.

Zaki melesatkan mobil mewah nya meninggal rumah besar itu, Ia sengaja melakukan hal itu pada Bianca, Ia juga dulu sangat keterlaluan pada nya dan teman teman nya.

Bianca duduk di kursi menghadap meja makan sendirian, Apapun yang ia lakukan akan berkaitan dengan masa lalu.

Zaki benar benar menaruh dendam pada nya, semua perlakuan buruk nya di masa lalu membawa dampak buruk bagi rumah tangga nya.

Bianca memperhatikan makanan yang sudah ia sajikan, terpaksa ia memakan nya sendiri karena sayang jika di buang.

Bianca teringat pada ibunya yang saat ini di rumah sakit menunggu ayah nya, Bianca berpikir untuk membawa makanan ini ke rumah sakit, kasihan ibunya pasti belum makan.

Gegas Bianca membungkus makanan tersebut untuk di bawa ke rumah sakit.

waktu menunjukkan pukul delapan malam, Bianca memesan taksi online untuk pergi ke rumah sakit.

Zaki juga tidak ada di rumah, lebih baik ia pergi menemui ayah dan ibu nya di rumah sakit.

Seseorang memperhatikan Bianca yang keluar dari rumah seorang diri, gegas ia memberitahu Zaki tentang itu.

Zaki mengeratkan gigi nya saat membaca pesan tersebut, ia baru Saja sampai di restoran, teman teman nya sudah menunggu namun ia melangkah kan kaki nya keluar dari restoran itu, Zaki meminta seseorang mengikuti Bianca.

Bianca berjalan di koridor rumah sakit, Ia membawa paper bag yang berisi makanan.

sang ibu pasti senang jika mengetahui bahwa makanan itu ia sendiri yang memasak nya.

"assalamualaikum...ibu...!"

Bianca senyum saat melihat sang ayah sudah jauh lebih baik.

"walaikumsalam... Bianca !"

Lina sang ibu langsung memeluk Putri nya itu.

"kamu datang dengan siapa ? Zaki ?"

tanya sang ibu membuat Bianca tertegun.

"mana Zaki ?"

tanya lagi Lina namun Bianca tetap bungkam.

bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!