NovelToon NovelToon

Dikira Kurir Paket

Bab 1

Haii kakak, muncul lagi nih dengan karya baru semoga suka ya 😊

Jangan lupa dukung ya 🥰

...----------------...

"Aduhh capek banget gue! Tapi lumayan juga sih dapat lemburan dan tips banyak hari ini." seru Rani senang sambil merebahkan tubuhnya di ranjang kecil ditempat kost minimalis yang sudah 2 tahun dia tempati.

Rani sungguh menikmati kehidupannya saat ini. Meskipun dia sebatang kara dan tidak ada keluarga satu pun yang dia miliki, tetapi dia sungguh bisa bersyukur menjalani hidupnya saat ini.

Rani sebelumnya tinggal dikampung bersama dengan kedua orang tuanya, tetapi karena bencana alam yang terjadi dikampung tersebut mengakibatkan kedua orang tuanya meninggal dan dia menjadi sebatang kara.

Dia sudah tidak memiliki apapun dan siapapun. Rumah yang menjadi istananya sejak kecil harus dia relakan rata dengan tanah. Beruntung dia masih bisa menyelamatkan surat-surat berharga yang dia miliki dan juga celengan ayam yang sejak kecil dia isi hasil dari pemberian orang-orang yang dia bantu melakukan sesuatu pekerjaan.

Sejak kecil Rani sudah bekerja keras membantu kedua orang tuanya meskipun dia masih sekolah tetapi dia tidak malu untuk melakukan pekerjaan layaknya orang dewasa, karena dia menyadari bahwa hidup ini memang keras.

Akhirnya Rani berpikir dia harus bisa merubah hidupnya. Rani pun memutuskan merantau di kota Jakarta hanya dengan berbekal surat-surat dan juga uang yang tidak seberapa.

Singkat cerita di Jakarta Rani menjalani kehidupannya dengan berkuliah dan juga bekerja di cafe dekat dengan tempat kost nya.

Sepulang kuliah dia segera menyiapkan diri untuk memulai pekerjaannya. Kalau dikata capek dia memang capek tetapi sekali lagi dia menyadari bahwa dia harus bekerja dengan keras untuk dirinya sendiri.

...----------------...

"Gak boleh santai-santai harus semangat!" seru Rani sambil bangkit dari berbaringnya.

Dia segera membersihkan diri kemudian mengerjakan tugas kuliahnya dan juga belajar karena besok pagi di kampus nya ada kuis dan dia ingin sekali mengikutinya karena jika nanti dia jadi juara akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai yang cukup mengiurkan untuknya.

Meskipun sudah tengah malam Rani tetap masih belajar tetapi dia bisa membagi waktunya. Ketika dirasa cukup maka dia akan berhenti kemudian beristirahat.

...----------------...

Keesokan paginya, Rani bangun seperti biasa di pagi hari. Dia segera mencuci bajunya secara manual kemudian berbelanja diseberang kost nya dimana biasanya ada tukang sayur yang mangkal disana.

Rani hanya berbelanja ala kadarnya saja yang hanya cukup untuk dirinya. Hampir tidak pernah dia berbelanja ikan, seringnya dia berbelanja tahu, tempe dan sayuran. Karena menurutnya dia harus berhemat.

Ŕani segera memasak masakan sederhana dan sebelum sarapan dia terlebih dahulu membersihkan diri dan bersiap setelah itu dia baru menikmati sarapan yang sudah dia masak untuk dirinya sendiri.

"Ahh.. Nikmat manalagi yang kau dustakan. Terima kasih Tuhan!" seru Rani bersyukur.

Rani segera mencuci piring dan gelas kotor yang dia gunakan kemudian dia segera berangkat kuliah.

Setiap harinya Rani hanya berjalan kaki untuk menuju kampusnya. Dan selama dia berjalan kaki, ponsel didalam tas nya yang dia atur bergetar terus saja bergetar menandakan bahwa ada orang yang menghubunginya. Tetapi karena Rani tidak tahu akhirnya dia biarkan saja hingga beberapa kali orang tersebut menghubungi.

"Shiiittt...! Kenapa gak diangkat sih." kesal orang diseberang sana yang terus berusaha menghubungi.

...****************...

Yuk dukung lagi kak 🥰

Semangat 💪

Bab 2

Berbanding terbalik dengan Rani, Dito adalah anak semata wayang dari keluarga yang cukup kaya raya. Minta apa saja pasti akan langsung diberikan oleh kedua orang tuanya asalkan yang diminta adalah hal-hal yang bermanfaat.

Tetapi semua itu tidak membuat Dito menjadi sombong. Dito cukup tahu bagaimana kedua orang tuanya bekerja keras membanting tulang untuk bisa mendapatkan kekayaan yang saat ini juga dia rasakan. Sehingga Dito sejak masih kuliah dia sudah bisa berbisnis sendiri dengan memiliki sebuah cafe dan bahkan dia menjadi investor dibeberapa cafe tempat temannya. Dan semua uang yang dia gunakan tidak secara langsung diberi oleh kedua orang tuanya tetapi dia menyisihkan sedikit demi sedikit dari hasil uang sakunya sejak dia sekolah.

"Ahh gimana sih ini kurir? Masa iya barang gue gak dikirim dari kemarin-kemarin? Mana penting lagi." kesal Dito sambil terus berusaha menghubungi nomor telepon yang dia kira adalah nomor kurir paket yang dia pesan.

Pagi ini Dito masih berada di apartemennya, sejak dia membuka cafe dia memutuskan tinggal di apartemen yang dekat dengan cafe nya karena awal-awal pembukaan cafe dia sangat sibuk sehingga untuk pulang ke rumah yang jaraknya cukup jauh, sehingga setelah dia berbicara dengan kedua orang tuanya mereka memutuskan mengijinkan Dito untuk tinggal di apartemen meskipun sebenarnya sang Ibu sangat keberatan karena bagaimanapun Dito adalah anak satu-satunya. Tetapi Dito meyakinkan mereka bahwa Dito akan sering pulang ke rumah karena memang ini untuk masa depannya.

"Nanti gue coba hubungi lagi aja!" akhirnya Dito pun menyerah, dia segera memasukkan ponselnya ke dalam tas kemudian keluar dari apartemennya dan menuju ke basement. Memang Dito jarang sekali untuk sarapan pagi sejak pembukaan cafe, karena saking sibuknya sehingga sekarang menjadi kebiasaannya untuk tidak sarapan setiap pagi meskipun cafe nya cukup stabil dan maju.

Meskipun Dito kaya raya dan sebenarnya masalah sepele soal harga paket yang belum dia terima, tetapi sekali lagi Dito adalah orang yang tidak bisa mendiamkan begitu saja. Dia tidak akan membuang-buang uang kalau memang itu tidak perlu. Dia akan sangat berhemat karena dia sudah merasakan bagaimana susahnya mencari uang. Maka dari itu dengan harga paket yang tidak seberapa itu dia tetap akan mempertahankannya meskipun sebenarnya dia bisa membeli lagi bahkan lebih dari 10.

20 menit berlalu, Dito sudah sampai di cafe dan disana terlihat karyawannya yang masuk shift pagi sudah mulai bekerja, menyiapkan untuk cafe yang akan segera buka. Dan juga disana terlihat seorang cowok yang tidak kalah keren dari Dito, Kelvin sahabat Dito yang juga membuka cafe seperti Dito ditempat yang berbeda tetapi dengan konsep dan suasana yang sama.

"Sorry bro telat." ucap Dito begitu menghampiri Kelvin yang sudah menghabiskan setengah dari minuman yang sudah dibuatkan karyawan Dito untuknya.

Ya, hampir semua karyawan Dito sudah mengenal baik siapa saja sahabat Dito yang sering main di cafe, sehingga tanpa disuruh mereka sudah tahu untuk menyiapkan minuman.

"Tumben banget lu? Masih ngurusin kurir itu ya?" tanya Kelvin.

Karena Kelvin tahu, Dito adalah orang yang tepat waktu ketika membuat janji tetapi jika sampai Dito terlambat maka sudah bisa dipastikan bahwa ada sesuatu hal yang penting.

"Iya ni, susah banget hubungi kurir nya. Kayaknya dia sengaja deh gak angkat telepon gue? Nomornya aja aktif." kesal Dito dengan rasa kecewanya.

"Ya udah deh lu pesen aja lagi, beres! Daripada lu uring-uringan tiap hari." jawab Kelvin.

Dito langsung menatap tajam ke arah Kelvin.

"Hehehe iya sorry-sorry gue tahu siapa lu." ucap Kelvin dengan cengiran ketika Dito sudah menatap tajam ke arahnya.

...****************...

Semangatin yuk kak 🥰😍

Bab 3

"Udah buruan mau lu apa?" ketus Dito.

"Ya elah gitu aja marah bro. Sabar donk." rayu Kelvin.

Kelvin pun menjelaskan maksud kedatangannya menemui Dito pagi ini. Kelvin ingin Dito menjadi investor di cafe miliknya. Sebenarnya cafe milik Kelvin sudah terbilang cukup maju tetapi Kelvin ingin mengembangkannya lagi karena terkendala oleh dana sehingga membuat Kelvin menemui Dito untuk meminta Dito menjadi investor di cafe nya.

Kelvin melihat Dito yang berpikir sejenak. Kemudian Kelvin menunjukkan surat-surat untuk kerja sama mereka. Dan keuntungan yang akan didapat oleh Dito jika cafe tersebut mengalami kemajuan dengan pesat. Meskipun mereka bersahabat cukup baik tetapi untuk masalah pekerjaan mereka tidak memberlakukan persahabatan karena mereka akan bekerja sama secara profesional.

"Gue takut aja bro kalau gak ada hal yang menarik dari cafe gue nanti takutnya pelanggan akan pergi trus cafe gue jadi sepi mau gak mau gue harus ada pengurangan karyawan kan. Mana karyawan terbaru gue anaknya rajin semangat bekerja, dia kerja sambil kuliah. Cakep sih anaknya agak tomboy gitu namanya siapa ya? Rani kalau gak salah ya. Dia sebatang kara di kota besar ini bro. Tapi gue gak tertarik sih, soalnya dia rata depan belakang hehehe." cerocos Kelvin.

"Hmmm... Cukup menarik." ucap Dito ketika mempertimbangkan poin-poin yang tertera di surat kerjasama mereka tanpa mendengarkan ocehan dari Kelvin.

Karena menurut Dito yang penting buatnya adalah cuan ketika dia menginvestasikan sesuatu.

"Pastinya bro..!" seru Kelvin senang, karena Dito sepertinya akan menyetujui untuk menjalin kerjasama dengannya.

"Oke besok gue hubungi mau investasi berapa." putus Dito.

"Siap bro, thank you so much brother!" seru Kelvin sambil berdiri dan hendak memeluk Dito.

Tetapi dengan segera Dito dapat menghindarinya dan menjauhkan diri dari Kelvin.

"Eh.. Gue masih normal ya!" kesal Dito dengan memberi tatapan tajam kepada Kelvin.

"Ihh... Gue juga kali." jawab Kelvin dengan cemberut karena secara tidak langsung dia dituduh jeruk makan jeruk oleh Dito.

"Ya udah gue cabut dulu bro." lanjut Kelvin sambil berjalan menuju pintu keluar di cafe Dito.

"Hmmm..." Dito hanya menjawabnya dengan deheman kemudian dia juga bangkit dari duduknya dan masuk ke ruangan pribadinya yang ada di cafe tersebut untuk mengecek beberapa hal yang diperlukan untuk kebutuhan cafe nya.

...----------------...

Sedangkan di dalam kelas sebelum kuis berlangsung, karena Rani termasuk anak yang rajin sehingga dia datang lebih awal daripada kebanyakan teman-temannya yang datang 1 menit sebelum jam masuk.

Rani duduk di kursi tempat dia biasa duduk dikelas, sambil membuka buka untuk belajar Rani mengambil ponsel di dalam tas nya yang awalnya dia hanya ingin melihat jam digital di ponselnya, maklum lah Rani tidak memiliki jam tangan. Rani berpikir di ponselnya sudah ada jam kenapa juga harus beli jam tangan, buang-buang uang saja.

"Buseeett..! Banyak banget panggilan tak terjawab. Dari sapa ni?" gumam Rani bingung, karena banyaknya panggilan tidak terjawab dari 1 nomor yang tidak dia kenal.

"Wahh.. Jangan-jangan penipu ni! Wah ngeri juga ya penipu uda berani terang-terangan kayak gini ckckck." lanjut Rani heran dan tidak mau ambil pusing bahkan ingin tahu soal siapa yang menghubunginya.

Setelah Rani melihat jam diponselnya, Rani segera menonaktifkan ponselnya karena Rani tidak ingin saat kuis nanti pikirannya terganggu jika saja ponselnya bergetar. Kemudian Rani segera memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

...----------------...

Dito yang sudah selesai menyelesaikan pekerjaannya, kemudian ingat bahwa dia akan menghubungi kurir itu lagi. Dito segera mengambil ponselnya di atas meja kemudian mendial nomor yang dia pikir adalah nomor kurir paketnya.

"What the ****! Kog malah gak aktif sih! Awas aja ya kalau lu sampe ketemu." geram Dito.

Kemudian dia sedikit melempar ponselnya dengan kesal diatas meja dan berlalu keluar dari ruangan untuk memantau cafe yang menjelang siang itu cukup ramai.

...****************...

Semangatin lagi yuk kak 🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!