Bab 1
Malam yang indah bagi seorang gadis bernama Sabia, dia duduk sambil sesekali menyelipkan rambut panjangnya didaun telinga agar tidak menghalangi wajah cantiknya.
Terlihat wajah Sabia yang mulai merah merona dan terus tersenyum malu ketika seorang laki-laki yang baru beberapa menit berkenalan dengannya itu terus memandanginya.
Paman Domanick berhasil membuat Sabia dan laki-laki bernama Kenziu Ornando bertemu dalam satu situasi yang keduanya sama-sama harapkan. Biasanya Sabia memang tidak pernah bertingkah anggun seperti sekarang ini, tetapi demi menjerat Ziu tentu saja Sabia harus menjelma menjadi wanita cantik dan kalem.
Namanya juga pertemuan pertama, apapun akan dilakukan demi memberikan kesan baik dihadapan lawan jenis kita.
Ekhem...
"Bi, ku dengar dari Paman Nick tahun ini tahun terakhir kau kuliah ya?"
"Iya benar, semoga saja aku busa lulus tepat waktu lalu aku menikah dengan laki-laki tampan seperti mu, upsss maaf Ziu aku hanya bercanda kok!!"
Satu umpan telah berhasil dilemparkannya oleh Sabia, tinggal kita lihat bagaimana respon Ziu menerima umpan dari Sabia apakah dia akan memakannya atau mengabaikannya.
"Tentu saja, jika itu terjadi aku adalah laki-laki paling beruntung karena bisa meminang mu,"
Dalam hati Sabia dia bersorak riang rupanya Ziu juga tertarik padanya.
"Ah kau ini bercanda saja, kau kan pengusaha muda mana mungkin kau mau dengan gadis yang bodoh seperti ku,"
"Astaga aku bukan pengusaha muda, lebih tepatnya aku hanya laki-laki payah yang tidak mandiri! Semua harta yang aku miliki itu milik orangtua ku, aku tidak seperti kakakku yang hidup dengan uangnya sendiri,"
"Oh iya Paman Nick juga cerita kau punya kakak, tapi menurutku kau tetap keren kau mau meneruskan bisnis orangtuamu sementara kakakmu mengabaikan bisnis keluarga kalian, dia yang payah!"
"Benarkah? Baru kali ini ada gadis yang lebih membanggakan aku dibandingkan kakakku, biasanya mereka menganggap kakakku yang terkeren, terimakasih Bia,," Kenziu memberanikan diri menggenggam tangan Sabia yang sejak tadi berada diatas meja.
Jantung Sabia pun memompa dengan sangat cepat, lalu Sabia membalas dengan menggenggam tangan Kenziu juga. Keduanya sama-sama larut akan indahnya pertemuan pertama yang indah ini.
Hingga sudah banyak berbincang-bincang tentang kuliah dan bisnis keluarga, Kenziu merasa hari sudah larut dia tidak mau mengantar Sabia terlalu malam.
"Aku akan mengantarmu pulang Bi,"
"Tapi aku bawa mobil,"
Kenziu pun mengangkat satu tangannya dan salah seorang bodyguardnya segera datang menghampiri. Kenziu memang kemana-mana selalu didampingi dua bodyguardnya, meskipun mereka akan berdiri dari kejauhan tapi Kenziu tidak pernah lepas dari pantauan kedua bodyguardnya.
"Tolong kau bawakan mobil temanku, dan aku akan menyetir mobilku sendiri!"
"Baik Tuan!"
Akhirnya Sabia setuju setelah mobilnya akan ada yang bawa sampai ke rumah, Sabia masuk kedalam mobil Kenziu.
Didalam perjalanan tidak henti-hentinya keduanya sesekali saling melirik.
"Nanti naksir loh kalau lirik-lirik terus," kata Sabia.
"Eh ketahuan ya kalau aku melirik kearah mu terus?"
"Tentu saja, itu jelas sekali,"
"Kalau aku sudah terlanjur naksir bagaimana Bi?"
"Nikahin lah,"
Ckckckck...
Sabia malah semakin percaya diri menggoda Kenziu.
"Pastinya tidak akan lama lagi,"
"Ziu kau ini bercanda terus,"
"Aku serius, sebenarnya kakak ku sudah memiliki tunangan tapi dia belum juga menikahi tunangannya, bagaimana kalau kita dahului saja?"
"Memang kenapa kakak mu tidak kunjung menikah?l dengan tunangannya?"
"Entahlah hubungan mereka lumayan banyak masalah, sementara orangtuaku ingin segera menimang cucu! Jadi kita dahului saja,"
"Yey,,, buktikan saja kalau begitu,"
"Pasti akan aku buktikan ucapan ku, aku tidak pernah main-main Bi,"
"Memang umur mu berapa Ziu?"
"Aku baru 25 tahun, dan kau?"
"Aku baru 21 tahun,"
"Kalau begitu kita akan menjadi pasangan muda yang menikah, benarkan?"
"Hmm," Sabia tersipu malu, Kenziu benar-benar pribadi yang menyenangkan hati hingga Sabia yang sudah 2 tahun belakangan ini tidak membuka diri untuk laki-laki manapun merasa nyaman dengan Ziu.
Setelah pertemuan pertama Sabia dengan Ziu, hari-hari berikutnya keduanya semakin sering bertemu meskipun keduanya belum sama-sama mengenalkan anggota keluarga masing-masing tetapi hubungan Sabia dengan Ziu jelas menuju arah yang lebih serius.
Pagi ini Sabia kebetulan sedang libur kuliah, dia biasanya bangun siang hari jika libur kuliah begini, sementara dilantai bawah Naura yang merupakan ibu sambung Sabia serta Dady Gilbert yang merupakan ayah dari Sabia baru saja tiba setelah dua Minggu lamanya mereka pergi bulan madu ke Hongkong.
"Pagi Nona Naura Tuan Gilbert," serempak beberapa pelayan, menyambut kepulangan Naura dan Dady Gilbert.
Mereka kompak menyambut didepan pintu dan membawakan barang-barang Naura dan juga Dady Gilbert. Personil para pelayan dalam menyambut Naura dan Dady Gilbert memang sudah kompak, tetapi seperti ada yang kurang.
"Mana anak itu? Ayah dan ibunya pulang kenapa tidak turun menyambut?"
"Iya kemana Bia?" tanya Naura.
"Itu Tuan, nona Bia kalau libur kan memang bangunnya siang!" ujar pelayan.
"Ya sudah Dad, biar aku ke kamar Bia sekarang,"
"Eh sayang, kita kan pasangan suami istri baru, masa baru pulang bukannya pergi ke kamar kita sama-sama, kau malah mau menemui Bia?" Dady Gilbert merangkul pinggul Naura.
Pemandangan pagi yang membuat para pelayan langsung merinding melihat keromantisan Dady Gilbert dan Naura.
"Dad kau masih belum puas memang? Ini loh Dad masih pegel badan-badan ku,"
"Dady tidak akan pernah puas dengan mu blsayang,"
Cup.
Dady Gilbert segera mencium bibir Naura dihadapan para pelayan.
"Dady, sudah nanti malam lagi sekarang aku mau bertemu Bia dulu!"
"Ya sudah, jangan lama-lama ya Dady nanti kesepian di kamar!"
"Iya sayang,"
"Wah mesranya Tuan dan Nona,," ujar salah seorang pelayan.
Naura kemudian pergi duluan dengan gaya berjalan yang aneh dilihat, seperti kedua pangkal pahanya tidak bisa rapat, membuat para pelayan susah payah menahan tawa karena Naura berjalan seperti itu, sudah pasti itu ulah Dady Gilbert yang melakukannya tanpa henti saat keduanya bulan madu.
Setibanya didalam kamar anak sambungnya itu, Naura langsung menindih tubuh Sabia yang sedang tidur terlentang dengan nyaman.
Brugh..
"Aaaaaaa," berteriak.
"Rasakan ini, kau ini aku pulang bukannya bangun menyambut malah tidur!! Anak gadis tidak boleh tidur terus," teriak Naura dengan masih berada diatas tubuh Sabia.
Membuat Sabia yang tadinya sedang enak-enakan tidur langsung membuka kedua matanya, dan berusaha menyingkirkan Naura dari atas tubuhnya.
"Little mom kau ini rusuh sekali si, baru beberapa hari jadi ibuku kau sudah membuat tulang-tulangku patah!!" teriak Sabia.
Begitulah enaknya memiliki ibu sambung yang usianya sama dengannya, Dady Gilbert menikahi Naura yang merupakan sahabat dari anaknya dan berusia sama dengan anaknya. Jadi Sabia tidak merasa keberatan sama sekali memiliki ibu sambung seperti Naura.
Hai ketemu lagi dengan emak gendeng, kali ini emak bawa novel baru lagi nih!!! Mohon dukungannya ya untuk karya terbaru emak, yang pecinta lobak import please rapatkan barisan kita mulai selami lobak importnya Mr Zie yukk😁😁😁
Bab 2
Setelah saling memukul-mukul bantal satu sama lain, Sabia dan Naura pun sama-sama tiduran.
"Bagaimana Dady ku apa miliknya masih bisa digunakan?"
"Pertanyaan mu sungguh menyebalkan, jangankan digunakan Dady mu itu masih sangat perkasa tau makanya kau itu menikah saja dengan laki-laki yang usianya lebih matang dari pada kita sebagai wanita,"
"Enak saja! Aku tidak mau laki-laki tua,"
"Bukankah kau dulu juga kau menyatakan cinta pada Mr Zie, dosen kita di kampus? Dia kan tua juga usianya saat itu 30 tahun kan?"
"Duhh kau ini Nau, jangan dibahas lagi susah payah 2 tahun ini aku melupakan kejadian penolakan itu kau malah mengingatkan, itu kesalahan yang jelas aku tidak suka laki-laki tua dan sekarang aku sudah menemukan laki-laki muda Nau, aku menemukan calon suami!!"
"Oh ya? Siapa?"
Naura jadi semakin kepo kenapa ditinggalkan bulan madu 2 Minggu olehnya Sabia sudah memiliki calon suami.
"Namanya Ziu, dia masih sangat muda dan tampan sekali Nau dia juga serius denganku!"
"Kau kenal darimana?"
"Dari Dady mu, Paman Nick!"
"Hah? Dady Domanick mengenalkan Ziu padamu?"
"Iya, dan kau tau Nau ayahmu memang jeli dia tau selera ku,"
"Ya, Dady Nick memang banyak kenalan pengusaha muda karena putra-putra dari rekan bisnisnya kan banyak,"
Belum selesai keduanya saling bercerita, handphone Sabia berdering panggilan masuk dari Ziu.
"Nau, Ziu telepon nih!"
"Ya sudah angkat! Angkat!" Naura terlihat sangat antusias untuk menguping karena ikut-ikutan menempelkan handphone Sabia didaun telinganya.
"Halo,"
"Halo Bi, kau sudah bangun?"
"Iya aku sudah bangun, aku memang biasa bangun pagi menurutku wanita yang bangunnya siang itu kurang bagus,"
Kedua bola mata Naura langsung memutar mendengar Sabia berbohong demi memberi kesan baik pada Ziu, sementara Sabia malah tersenyum lucu dihadapan Naura.
"Iya juga memang lebih baik bangun pagi, oh ya Bi kau bilang orangtuamu pulang hari ini ke rumah, apa mereka sudah sampai?"
"Orangtuaku? Iya benar, orangtuaku sudah kembali dari Hongkong tadi pagi! Ada apa memangnya?"
"Apa kau tidak keberatan jika aku dan orangtuaku datang hari ini untuk menemui orangtuamu?"
"Hah?" Sabia dan Naura sama-sama kaget, tetapi Sabia pun senang karena itu artinya Ziu akan segera melamarnya.
"Kau belum siap ya?" tanya Ziu.
"Siap! A-aku siap, aku hanya gugup dan bahagia,"
Ziu tersenyum dibalik layar handphonenya.
"Aku dan keluargaku akan datang nanti malam, tolong sampaikan pada orangtumu ya!"
"I-iya Ziu, aku akan sampaikan!"
Setelah menyepakati pertemuan antar keluarga malam nanti, Sabia dan Ziu sama-sama mengakhiri panggilan teleponnya. Langsung saja Sabia dan Naura berteriak bersama dan loncat-loncat diatas kasur.
"Ye, aku akan dilamar Nau!!"
"Aku ikut senang Bi,"
"Terimakasih kau memang little momy ku yang paling baik!"
Keduanya bergandengan tangan dan melompat-lompat diatas kasur, sementara Dady Gilbert yang hendak menjemput Naura di dalam kamar Sabia, terkejut ketika masuk kedalam kamar Sabia, istri dan anaknya itu tengah loncat-loncat seperti katak diatas kasur.
"Apa yang kalian lakukan?"
"Dady, Dady aku merindukanmu!" Sabia dan Naura langsung berhenti melompat dan turun dari atas kasur.
"Dad, ada berita bagus!" kata Naura.
"Ada apa ini sayang? Kalian kelihatan bahagia?"
"Nanti malam akan ada yang melamar Bia, Dad!" kata Naura.
"Bia benar begitu?"
Sabia pun mengangguk lalu menceritakan asal muasal diri ya bisa akan dilamar dalam waktu sesingkat ini. Tetapi setelah mendengar jika laki-laki yang akan melamar Sabia adalah laki-laki pilihan Domanick sang ayah mertua sekaligus sahabatnya sendiri, tentu saja Dady Gilbert langsung setuju.
Malam harinya sesuai janji dari Ziu dia benar-benar datang bersama kedua orangtuanya untuk menemui Sabia dan orangtuanya! Tiba di kediaman Sabia, mereka pun langsung disambut untuk masuk kedalam rumah.
Pada saat ini Leya yang merupakan ibu kandung dari Sabia juga turut hadir, mereka duduk di ruangan keluarga tak sabar menunggu kedatangan keluarga Ziu!
Akhirnya yang dinanti-nantikan tiba juga, Ziu dan orangtuanya sampai di ruang keluarga, ayahnya Ziu yang bernama Morgan rupanya saling mengenal dengan Dady Gilbert, keduanya kerap kali bertemu karena berteman sejak lama.
"Morgan,"
"Gilbert?"
"Oh my God, ternyata kau ayahnya Sabia?"
"Waw tidak ku sangka, silahkan duduk!"
"Halo," sapa nyonya Elvia yang merupakan Ibu dari Ziu.
"Halo nyonya salam kenal!" sapa Naura dan disusul dengan Leya yang juga ikut menyapa.
Mereka berbincang-bincang sejenak masalah bisnis dan banyak hal lainnya.
"Sebelumnya kami minta maaf, karena seharusnya kakaknya Ziu anak sulung kami berhalangan untuk hadir malam ini!" ujar Nyonya Elvia.
"Kau punya 2 anak Mor?"
"Iya Bert, hanya saja anakku yang satu itu memilih hidup bebas dan kurang menyatu dengan kami, jadi harap dimaklumi saja ya!"
"Ya tidak apa-apa, mungkin dia sedang sibuk," kata Gilbert.
Setelah lama mengobrol akhirnya kedua orangtua Ziu membicarakan inti dari kedatangan mereka malam ini.
"Jadi bagaimana Bia? Apa lamaran Ziu diterima, anak kami itu loh sangat bahagia sekali mengenalm,"
Semua mata tertuju pada Sabia karena menantikan jawaban dari Sabia. Tak lama Sabia pun akhirnya mengangguk.
"Iya aku menerimanya!"
Kedya keluarga pun merasa lega dan bahagia karena pertemuan malam ini memuahkan hasil yang baik, kedua kelurga juga memutuskan untuk melaksanakan acara lamaran secepatnya!
2 Minggu kemudian, tiba lah acara lamaran Sabia dengan Ziu.
Sebenarnya Ziu agak sedih juga karena di acara lamarannya, kakaknya memberi kabar tidak bisa hadir!
Hingga prosesi saling menyematkan cincin dijari masing-masing pun selesai dilakukan.
Ziu dan Sabia telah resmi bertunangan, dan mereka mendapatkan ucapan selamat dari sanak saudara juga teman-teman keduanya yang menyempatkan hadir.
Tap.
Tap.
Tap.
Saat Sabia dan Ziu sedang dikerumuni oleh teman-temannya yang bergantian memberikan selamat dan mengajak berbincang-bincang, dari arah pintu utama gedung lamaran terlihat seorang laki-laki gagah dan tampan berjalan didampingi oleh seorang wanita cantik menuju Sabia dan Ziu.
Pasangan itu bergandengan mesra dan berjalan terus hingga akhirnya semakin dekat dengan Sabia dan Ziu, saat itu Ziu menoleh dan langsung sumringah.
"Kakak!! Bi, itu kakakku datang!"
Sabia pun menoleh dan melihat sosok yang semakin dekat kehadapannya ternyata sosok yang Sabia kenal! Sabia menoleh kearah wanita yang sedang menggandeng kakaknya Ziu.
"Kak, kau bilang kau tidak datang?" tanya Ziu.
Tetapi Mr Zie langsung terdiam dan menatap lurus kearah Sabia, Mr Zie tidak menyangka jika adiknya ternyata bertunangan dengan Sabia, wanita yang dulu sempat menyatakan cinta padanya.
April yang merupakan tunangan Mr Zie yang sempat putus tapi akhirnya bersama kembali, langsung sadar jika wanita yang menjadi tunangan Ziu adalah Sabia.
"Hai aku April aku tunangannya Zie, kakaknya Ziu!" April dengan percaya dirinya mengulurkan tangan pada Sabia.
Iuwww ternyata Mr Zie balikan lagi sama mantannya yang udah jelas-jelas dulu nyelingkuhi dia, malah Sabia ditolak mentah-mentah dulu!!! Awas aja ya kalau nanti nyesel Mr Zie, giliran Bia udah sama adek mu jangan kau rebut ya😤
Sebenarnya kedua mata Sabia belum bisa berkedip karena jujur saja dia tidak menyangka jika kakaknya Ziu itu adalah Mr Zie. Apalagi jika teringat kejadian dulu, Sabia sangat malu harus bertemu kembali dengan Mr Zie, dengan posisi Mr Zie akan menjadi kakak iparnya nanti.
Rasanya Sabia ingin sekali melarikan diri dari sini, jika saja Sabia mengetahui dari awal Mr Zie adalah kakak dari Ziu mungkin Sabia tidak akan mau terlibat hubungan lebih jauh dengan Ziu.
Bagaimana mungkin dia menikah dengan Ziu sementara dulu Sabia pernah tidur dengan Mr Zie. Ekspresi bahagia Ziu dengan kedatangan Mr Zie sangat berbeda dengan ekspresi Sabia yang sangat tidak nyaman.
Bahkan uluran tangan April belum mendapat sambutan dari Sabia.
"Sayang, itu kak April mengajakmu berkenalan!" kata Ziu.
Sabia pun tersadar dari lamunannya buru-buru Sabia ingin mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan April, belum sampai tangan Sabia menjabat tangan April Nyonya Elvia sudah meraih tangan Sabia guna menghindarkan tangan Sabia dari tangan April.
"Bia, lebih baik kau menyapa teman-teman mu yang lain tuh mereka sedang menunggu mu!"
"Oh iya Bi, kalau begitu Bia ke sana dulu ya permisi!"
"Mom, aku temani Bia ya! Kak, aku ke sana dulu!" kata Ziu seraya menyusul Sabia.
Kini Mr Zie dan April berhadapan langsung dengan nyonya Elvia, terlihat wajah nyonya Elvia sudah sangat muak melihat kedatangan April bersama anak sulungnya itu.
"Hai Bi, apa kabar lama kita tidak jumpa,"
Nyonya Elvia mengabaikan sapaan dari April.
"Zie, kau tau apa yang momy suka dan momy tidak sukai tolong hargai keputusan momy yang belum bisa menerima wanita disamping mu itu!"
"Mom, aku rasa kurang tepat jika kita membahas hubungan aku dan April, aku kesini untuk Ziu lebih baik kita disini berdamai dengan keadaan demi acara Ziu!"
"Iya Bi, aku disini hanya mau melihat acara lamaran calon adik ipar ku saja kok!"
"Iya baru calon adik ipar kan? Seharusnya tida perlu repot datang!" Nyonya Elvia sangat emosi dan tidak suka dengan April, hingga nyonya Elvia pun pergi meninggalkan Mr Zie dan April begitu saja.
April tertunduk lemas mendapatkan sikap sinis dari calon ibu mertuanya.
"Pril, maafkan momy ya dia hanya belum bisa memaafkan mu saat ini tapi nanti aku yakin momy pasti akan merestui kita lagi seperti dulu!"
"Iya Zie, aku sadar betul kesalahan ku dan aku akan berusaha menebusnya!"
Saat pesta lamaran masih berlangsung, Mr Zie tiba-tiba merasa ingin ke toilet, dia berjalan sendirian untuk mencari-cari toilet. Saat sedang berada dilorong gedung yang sepi rupanya Sabia baru kembali setelah tadi sempat ke toilet wanita.
Keduanya berpapasan dan Sabia melengos begitu saja tanpa ada niat sedikitpun menyapa Mr Zie.
"Bagaimana kabarmu?"
Sebuah suara Mr Zie yang membuat Sabia menghentikan langkah kakinya. Kini keduanya berhadap-hadapan dengan jarak cukup dekat.
"Baik, bahkan sangat bahagia,"
"Baguslah aku ikut senang jika begitu,"
"Aku sangat berterimakasih padamu karena memiliki adik setampan dan sebaik Ziu, terimakasih ya Mr Zie berkat adikmu aku bisa menjadi wanita paling bahagia di dunia ini,"
Deg..
Kenapa ada rasa sesak saat mendengar Sabia mengatakan hal itu dihadapannya. Tanpa mau berlama-lama lagi, Sabia langsung mengakhiri obrolan itu.
"Toilet laki-laki masih lurus kemudian belok kiri, bersebelahan dengan toilet wanita!"
Setelah memberitahu letak toilet laki-laki pada Mr Zie, Sabia segera pergi meninggalkan Mr Zie.
"Tunggu, kenapa dia bisa tau kalau aku mencari toilet?" Gumam Mr Zie.
Sabia menggelengkan kepalanya karena dari kejauhan dia sudah melihat cara berjalan Mr Zie yang seperti orang sedang kebelet parah.
Pertemuan antara Sabia dan Mr Zie yang berlangsung singkat setelah keduanya berpisah 2 tahun lamanya! Harus berakhir seiring dengan berakhirnya pesta pertunangan Sabia dengan Ziu.
Sampai menjelang hari pernikahan Sabia dengan Ziu, Mr Zie dan Sabia tidak pernah lagi terlibat pertemuan.
Lagipula Sabia sudah benar-benar menutup perasaannya terhadap Mr Zie sejak Mr Zie memutuskan untuk menghilang dari hidupnya!! Kini Sabia hanya fokus untuk pernikahannya dengan Ziu.
Ziu sudah sangat baik, dan menjadikannya ratu jadi tidak ada alasan bagi Sabia untuk kembali memiliki perasaan terhadap Mr Zie.
Saat sedang memandangi awan didekat jendela kamarnya! Sabia mendapatkan telepon dari Ziu.
"Halo calon suami,"
"Halo sayang calon istri,"
"Tumben kau menelpon? Bukankah orangtua kita melarang untuk kita berkomunikasi dulu sampai besok hari pernikahan kita?"
"Iya benar, tapi aku sangat merindukanmu Bi disamping itu aku mau pamit sebentar keluar rumah,"
"Keluar rumah? Memang mau kemana?"
"Ada masalah di pabrik baru perusahaan ku, pabrik baru untuk pembuatan biskuit coklat almond strukturnya ada yang tidak beres Bi, aku mau lihat ke lokasi langsung,"
"Tapi kita kan besok menikah masa kau pergi keluar rumah mengurus pekerjaan?"
"Hanya ingin lihat langsung saja, agar aku tau bangunan pabrik barunya apa sampai perlu dibongkar ulang,"
"Hanya lihat saja kan?"
"Iya hanya sebentar kok, lagipula bangunan pabrik baru dekat pabrik lama,"
"Oke, kau hati-hati ya Ziu!"
"Iya sayang, aku tidak sabar untuk besok,"
"Aku juga!"
Sabia tersenyum bahagia, dan menutup panggilan teleponnya. Setelah memberikan kabar pada Sabia, Ziu langsung pergi meninggalkan rumah untuk melihat kondisi bangunan pabrik barunya.
Menurut informasi anak buahnya di lokasi, kontraktor pengerjaan bangunannya sepertinya tidak beres dan melakukan korupsi dengan membeli bahan-bahan material bangunan dengan kualitas buruk, sehingga bangunan terlihat tidak kokoh.
Ziu pergi didampingi kedua bodyguardnya, setibanya di lokasi pabrik baru Ziu buru-buru turun dari mobil disusul oleh kedua bodyguardnya.
"Kalian tunggu disini saja, aku hanya ingin masuk sebentar,".
"Baik Tuan!" Kedua bodyguard mengiyakan tanpa tau jika bangunan pabrik baru itu tidak dalam keadaan baik.
Ziu memakai helm proyek untuk safety, lalu masuk kedalam pabrik baru yang pembangunannya sudah mencapai 60 persen untuk bertemu para anak buahnya.
"Tuan, lihatlah bangunan sebelah sini sangat tidak kokoh dan retak-retak begini!"
"Apa kau memiliki bukti jika kontraktor melakukan kecurangan?"
"Iya Tuan, setelah saya selidiki rupanya material yang dipakai tidak sesuai dengan perjanjian awal yang akan menggunakan material kualitas tinggi!"
Saat anak buahnya sedang menjelaskan, tiba-tiba terjadi gempa yang tidak terlalu besar tetapi berhubung proyek pembangunan pabrik baru itu belum kokoh berdiri, dan kualitas material yang digunakan tidak sesuai standar menyebabkan bangunan yang hampir jadi itu seketika runtuh seluruhnya.
Semua yang berada didalam bangunan pabrik itupun tertimpa reruntuhan. Termasuk Ziu yang kepalanya bahkan terkena bongkahan reruntuhan hingga membuatnya langsung terpental jatuh tidak sadarkan diri didalam reruntuhan.
Aturan tinggal sah doang besok Ziu, ehh malah kena musibah gini kasihan banget Ziu, terus Sabia gimana dong apa tetap ada pernikahan besok ??? Atau dibatalkan gitu aja jadinya?? Duh sabar ya Bi...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!