NovelToon NovelToon

The Blind Maiden

01. Su Qionglin

"Jenderal Su sudah tiba ! Jenderal Su sudah tiba !" Teriak orang orang dengan ramai di sepanjang jalan.

Di setiap sudut jalan, tidak ada yang tidak tahu bahwa orang yang disebut dengan Jenderal Su ini telah pulang ke Ibukota.

Jenderal Su, orang yang dianggap setara dengan Keluarga Kekaisaran, prestasi cemerlangnya, siapa yang tidak mengetahui hal tersebut ?

Dia selalu kembali dengan kemenangan ditangannya dan perluasan wilayah, namanya sendiri sudah cukup untuk menakuti orang orang.

Keluarganya hidup dengan gemilang dan tampak bahagia, tapi sebenarnya tidak seindah itu. Di sudut yang paling sepi, yang paling dingin, dan yang paling sunyi.

Sangat sunyi sekali sampai sampai hawanya saja tidak enak seolah olah tidak ada orang yang tinggal disana.

Tapi, sebenarnya ada seorang gadis yang kecantikannya mampu untuk meruntuhkan dua Kerajaan tinggal disana.

Dia adalah putri kedua Jenderal Su yang Agung, Su Qionglin. Orang orang memuji ayahnya, tapi tidak ada keluarga yang ingin melamarnya bahkan jika wajahnya sangat cantik.

Semua itu karena, dia buta. Ya, dia tidak bisa melihat apapun sejak kecil, ibunya meninggal ketika melahirkannya.

Membuatnya hidup dalam kesendirian dan kesepian, tidak ada yang menemaninya berbicara tidak ada yang merawatnya, hanya ada dia sendiri yang hidup disini, sendirian.

Dia terbiasa untuk bertanya pada angin dan tanaman yang ada disekitarnya bahkan jika tahu kalau tidak ada yang akan membalasnya.

Tidak ada satupun pelayan, tidak ada satupun hewan, hanya ada dia dan dunianya sendiri. Su Qionglin mendengar teriakan warga di depan dan segera berganti pakaian.

Dia mengambil tongkatnya dan meraba raba sekitarnya, untuk menunggu di depan kediamannya.

Karena Ayahnya telah kembali maka Ayahnya pasti akan menghampirinya terlebih dahulu, di seluruh kediaman ini hanya ada Ayahnya yang menyayanginya dengan tulus.

Ibu tirinya, Nyonya kediaman Su yang menggantikan Ibu Su Qionglin sendiri tidak melakukan hal menindas apapun pada Su Qionglin.

Tapi, juga menunjukkan ketidak perdulian, memang tidak ada yang datang untuk menindas nya tapi juga tidak ada yang memperhatikannya.

Apakah dia mati atau hidup, tidak akan ada yang tahu. Makanan, dia ketahui bahwa itu akan di antarkan pagi , siang dan malam secara teratur.

Jika dia meminta pakaian baru maka akan diberikan pakaian baru, Su Qionglin merasa puas dengan hal itu.

Dia tidak memerlukan kasih sayang berlebih, hanya membutuhkan Ayahnya untuk pulang dengan selamat.

Su Qionglin menunggu dengan sabar sebelum akhirnya mendengarnya suara langkah sepatu yang berat.

"Lin'er !" Teriak Ayahnya, Su Qionglin langsung tersenyum dengan lebar dan berjalan maju lalu memeluk Ayahnya.

Su Qionglin meraba wajah Ayahnya dengan lembut dan Jenderal Su membiarkan putrinya untuk melakukan apa yang diinginkannya.

"Ayah, kamu pasti sangat menderita. Lihatlah semua janggut ini, aku akan mencukurnya untukmu. " Ucap Su Qionglin dengan hangat.

"Putriku...... kamu benar benar tinggal disini sendirian ? Ini tidak layak untukmu ! Aku akan bicara pada Lin Bei !" Seru Jenderal Su dengan sedih.

"Jangan Ayah ! Ketika Ayah disini maka tidak akan ada yang menjagaku, hanya ada aku sendirian disini. Biarkan aku hidup dengan kedamaianku sendiri, aku sangat senang tinggal disini. Ayo, Ayah masuk kesini, aku sudah menyiapkan ini sejak seminggu yang lalu. " Ucap Su Qionglin dengan senyum cerahnya.

Ketika melihat senyum cerah putrinya, segala lelah yang dimiliki oleh Jenderal Su langsung hilang dan digantikan dengan perasaan bahagia.

Su Qionglin mengambil pisau cukur dan mulai mencukur wajah ayahnya dengan sangat hati hati, bahkan jika dia buta, tapi dia pintar.

Otaknya bisa menangkap segala bentuk yang sudah di sentuh olehnya, jadi dengan sentuhan tadi, dia bisa tahu bagaimana bentuk Ayahnya.

Dia mencukur dengan hati hati, dia sangat hati hati dan penuh dengan kasih sayang.

"Bagaimana Ayah ? Apakah merasa lebih baik ?" Tanya Su Qionglin.

"Ini jauh lebih baik. Bagaimana dengan penglihatanmu, apakah bisa disembuhkan ? Ayah pasti akan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan pemandangan dunia yang indah ini untukmu. " Ucap Jenderal Su dengan penuh kasih sayang.

"Tolong ikhlaskan saja, Ayah. Tabib mengatakan bahwa tidak ada harapan bagiku, mungkin seumur hidup ini aku tidak akan bisa menikah. Tidak apa apa , aku senang hidup sendiri. " Ucap Su Qionglin dengan senyum damainya.

Tidak banyak orang yang memiliki pandangan yang begitu positif dan begitu lembut seperti Su Qionglin, Su Qionglin benar benar memandang dunia dari sisi yang sepenuhnya baik.

Melihat putrinya sendiri, Jenderal Su merasa senang dan sedih, takut bahwa putrinya akan dikerjai oleh orang ketika di masa depan sementara dia sendiri pergi ke medan perang.

Jenderal Su benar benar khawatir dengan putri keduanya ini, seandainya dia bisa pensiun lebih cepat dan menghabiskan waktu bersama dengan putrinya.

"Ayah mungkin akan ada dirumah selama beberapa bulan, apakah ada yang ingin kamu lakukan selama ini ? Seperti jalan jalan keluar atau mencoba makanan enak ? Ayah akan menemanimu. " Ucap Jenderal Su sambil merapihkan rambut Su Qionglin.

Su Qionglin yang mendengar ini memikirkan apa yang menjadi permintaannya.

"Ayah, aku ingin memiliki pedang sendiri dan berlatih pedang, akankah kamu mau mengajariku ?" Tanya Su Qionglin.

Kata kata Su Qionglin mengejutkan Jenderal Su, tidak menyangka bahwa Putrinya akan meminta ini.

"Baik, akan Ayah buatkan kamu satu pedang yang sangat spesial, Ayah akan mengajarkan mu seluruh kemampuan yang Ayah miliki. Ini bagus, jadi Ayah tidak perlu takut kalau kalau kamu ditindas oleh orang lain. Lihatlah betapa cengeng nya aku, aku sudah tua dan masih rapuh seperti ini. " Ucap Jenderal Su sambil menyeka air matanya.

Orang tua mana yang tidak sakit hati melihat satu satunya putri dari gadis yang dicintainya hidup dengan menyedihkan seperti ini ?

Hidup di tempat yang terpencil, tidak ada yang tahu apakah dia hidup atau tidak. Tidak ada yang peduli dengan keadaannya.

Jenderal Su merasa bahwa dirinya telah gagal menjadi orang tua bagi Putrinya yang satu ini, tampaknya dia sangat sempurna sampai sampai langit iri dan mengambil pemandangan indah dari dirinya.

Tangan kecil dan halus milik Su Qionglin benar benar berwarna putih, bukan putih yang bersinar tapi lebih ke arah seperti putih pucat seperti salju.

Seolah olah tidak ada darah dalam dirinya, Su Qionglin mengedipkan matanya dan terlihat sepasang matanya yang indah, dengan warna ungu ke buruan seperti sayap kupu kupu.

Su Qionglin jarang membuka matanya, karena semuanya percuma. Ayahnya juga mengatakan untuk tidak menunjukkan matanya kepada orang lain tanpa dia ketahui alasannya.

Jadi, kebanyakan dia hanya memejamkan mata , hanya dihadapan Ayahnya dia menunjukkan kedua iris indahnya yang mampu menyihir orang lain.

02. Hadiah

Hari hari berlalu dengan damai seperti biasanya. Su Qionglin menikmati teh yang diseduh oleh dirinya sendiri.

Ayahnya berulang kali memastikan apakah dia membutuhkan pelayan atau tidak tapi Su Qionglin dengan tegas mengatakan tidak , dia terbiasa untuk hidup sendiri.

Jika ada Pelayan, maka dia akan menjadi manja dan tidak melakukan apapun. Pada saat itu, maka tidak ada gunanya lagi dia terus bertahan.

Dia ingin merasakan semua hal di dunia ini, bahagia dan sedih, marah dan senang, semuanya ingin dia rasakan.

Walaupun dia tidak bisa melihat tapi dia bisa merasakan dunia di sekitarnya, dia bisa menyentuh benda di sekitarnya, dia bisa menghirup harum bunga yang ada di sekitarnya.

Telinganya bisa mendengarkan suara gerakan yang kecil, seseorang yang lahir dengan kekurangan tidak mungkin tidak mendapatkan kelebihan.

Hal yang sama terjadi pada Su Qionglin, walaupun dia buta tapi indera pendengarannya lebih baik dari kebanyakan orang.

Su Qionglin duduk dan berjemur di halaman kediamannya dalam damai, walaupun Ayahnya sangat menyayanginya tapi masih ada putra dan putrinya yang lain untuk menantikan kehadirannya.

Su Qionglin tentu saja tidak dapat memaksa Ayahnya untuk menemaninya terus menerus, bagaimanapun itu adalah Ayah mereka bersama.

Menjadi orang pertama yang diingat oleh Ayahnya saja sudah membuatnya sangat bersyukur.

Belum lagi, Ayahnya harus bolak balik pergi ke Istana untuk mendapatkan penobatan dari Yang Mulia Kaisar.

Kaisar saat ini memberikan banyak penghargaan kepada Jenderal Su, karena mereka adalah tekan ketika muda.

Su Qionglin menikmati udara pagi hari yang nyaman sebelum akhirnya mendengar suara derap kaki seseorang yang dikenalnya.

Dia langsung berdiri dan menunggu di depan gerbang dan benar saja, tidak lama kemudian ada Ayahnya yang datang untuk menghampirinya.

"Qionglin, Ayah membawakan hadiah untukmu. Coba kamu buka kotak ini !" Seru Su Bei dengan antusias.

"Benarkah ?" Tanya Su Qionglin dengan senyum cerahnya dan membuka kotak itu dengan hati hati.

Takut bahwa itu akan merusak hadiah yang diberikan oleh Ayahnya. Ketika dia membuka isinya, dia terkejut karena itu adalah tongkat.

Tingkat dengan beberapa ukiran, ukiran kupu kupu. Dia tahu bagaimana bentuk hewan dan bunga sebagaimana ketik kecil, Ayahnya akan menggambar di pasir bagaimana bentuknya sementara dia meraba nya dan memiliki gambarannya sendiri di dalam pikirannya.

"Apakah ini tongkat baru untukku ? Dengan ukiran kupu kupu ?" Tanya Su Qionglin dengan sangat senang.

"Ya, itu benar. Tidak hanya sampai disana, jika kamu menggenggam gagangnya seperti ini lalu menariknya maka ada pedang di dalamnya. " Jawab Su Bei dengan antusias dan mengajarkan putrinya bagaimana untuk menarik pedang.

Pedang itu sangat tipis dan ringan tapi memiliki kekuatan yang tidak terkatakan, pedang itu elegan dan cantik untuk dilihat tapi ketajamannya dapat dilihat dari sudutnya.

Jika menyentuh tubuh sedikit saja maka tidak di ragukan lagi bahwa orang yang terkena itu akan terbelah menjadi dua.

Bentuk pedang ini sangat sesuai dengan postur tubuh Su Qionglin, seperti yang diharapkan dari pedang yang ditempa sendiri oleh Jenderal Su yang Agung, Su Bei.

Dari seluruh putra dan putrinya, tidak ada yang mendapat pedang hasil tempaannya sendiri, hanya Su Qionglin yang beruntung untuk mendapatkan itu.

"Ayah akan mengajarkanmu , begini. " Ucap Su Bei dengan pelan pelan karena takut kalau Su Qionglin tidak dapat menyesuaikan langkahnya.

Su Bei memegang tangan putrinya dari belakang dan mulai menggerakkan tangan Su Qionglin sebagai contoh.

Lalu, Su Qionglin mengikuti, siapa yang menyangka bahwa ingatan Su Qionglin sangat baik terhadap detail detail kecil yang membuatnya mampu untuk mempelajari setiap gerakan dengan hati hati.

Su Qionglin tanpa diduga duga, mampu menyeimbangkan dirinya sendiri dengan berbagai serangan.

Su Bei tersenyum dengan bangga seolah olah ingin menunjukkan bahwa inilah putrinya, tidak ada satupun orang yang boleh merendahkan putrinya.

Di masa depan, putrinya harus menikah dengan orang yang baik dan dengan orang yang bertanggung jawab agar bisa menjamin kehidupannya.

Keduanya berlatih sampai sore hari sebelum akhirnya Su Qionglin kelelahan dan tertidur di teras depan.

Su Bei tersenyum tipis dan menggendong putrinya masuk ke dalam kediamannya lalu menyelimuti tubuh putrinya agar tidak kedinginan.

"Ru Lin, kamu harus melihat putri kita. Dia tumbuh sebagai gadis yang kuat dan pemberani , walaupun ada sedikit kekurangan di dalam dirinya tapi dia berani untuk menghadapi itu. Dia tidak takut akan celaan , dia berani untuk menerima dirinya sendiri. Aku sendiri berada di medan perang terus menerus, tidak tahu apakah bisa menjaganya untuk beberapa tahun lagi. Seandainya tidak bisa, maka aku ingin kamu menjaganya dari atas Surga, agar kamu memberkatinya dan menyayanginya. " Ucap Su Bei dengan senyum sedih.

"Sayang sekali, jika aku meninggal maka yang menungguku hanyalah Neraka dan tidak bisa bergabung di Surga bersama denganmu. Tanganku telah ternodai oleh banyak darah, sejak aku memilih jalan ini maka tidak ada jalan kembali. Aku harap putri kita bisa mendapatkan pria yang baik, pria yang mencintainya dan menjaganya sepenuh hati. " Lanjut Su Bei lalu menyeka matanya dan pergi dari sana.

Tanpa disadari oleh Su Bei, sebenarnya Su Qionglin belum sepenuhnya tertidur. Mendengarkan pidato Ayahnya yang menyayat hati membuat Su Qionglin menangis.

Air matanya mulai mengalir dari kedua iris matanya yang indah, mata bulatnya yang berair menambah kecantikannya yang tiada bandingnya.

Dia seperti porselen kaca ditengah hujan, saat dia menangis seperti ini menambah kecantikannya yang rapuh.

Membuat orang akan merasa menjadi pelindung baginya. Siapapun akan memiliki jiwa pahlawan ketika melihat kecantikannya yang rapuh seperti ini.

Tapi, ditengah kegelapan ini hanya dia sendirian yang menangis tanpa suara. Ayahnya pasti akan kembali setelah peperangan, pasti akan kembali......

Setelah menangis sampai puas, Su Qionglin tidak bisa menahan kantuknya lagi dan perlahan lahan terlelap dengan nyenyak.

Dia bahkan tidak bisa mengingat apapun lagi karena terlalu khawatir akan kondisi Ayahnya. Pidato Ayahnya selalu menyentuh kedalaman hatinya, terutama ketika menyangkut pautkan terhadap Ibunya, Ru Lin.

Sedikit cerita dari kisah cinta antara Ayahnya dan Ibunya adalah, Su Bei dan Ru Lin bertemu satu sama lain ketika Ru Lin sedang menyelamatkan sebuah Desa yang diserang oleh bandit.

Su Bei pada saat itu masih muda dan impulsif, jadi dia terluka parah setelah memusnahkan para bandit itu.

Lalu datanglah seorang anak gadis yang pemalu, berterima kasih kepada Su Bei karena telah membantu desa mereka.

Gadis itu membawa Su Bei ke rumahnya dan mengobatinya, lalu mereka jatuh cinta pada pandangan pertama.

Sayangnya, Su Bei adalah seseorang dengan status bangsawan yang besar, Ru Lin tidak akan pernah bisa menjadi Istri Sah.

03. Kisah Cinta Tragis

Ru Lin pada akhirnya harus mengikhlaskan, orang yang dicintainya menikah dengan wanita lain sampai akhirnya Su Bei kembali datang dan menikahi Ru Lin.

Walaupun begitu, penolakan masih datang dari berbagai sisi, tidak ada yang ingin menerima kedatangan Ru Lin yang hanya seorang gadis miskin yatim piatu.

Su Bei berusaha mati matian untuk membujuk Ayah dan Ibunya agar bisa menikahi Ru Lin sebagai Selir saja.

Selama bisa bersama dengan gadis yang dicintainya, maka Su Bei akan berusaha yang terbaik.

Akhirnya, dengan cara paksaan yaitu, Su Bei membuat Ru Lin mengandung putrinya dan barulah kedua orang tua Su Bei memperbolehkan Ru Lin masuk ke dalam keluarga mereka.

Itupun tidak mudah, datang tekanan dari mana saja sementara Su Bei tidak selamanya dirumah. Ketika tahu, orang yang dicintainya ditindas seperti itu membuat Su Bei marah besar dan bertengkar dengan Ayah dan Ibunya.

Semua orang pada akhirnya tahu bahwa Su Bei tidak hanya mencintai Ru Lin untuk sesaat melainkan benar benar mencintainya, perlahan lahan tidak ada yang menganggu keduanya.

Sementara Su Bei sendiri juga memperlakukan Jin Hua dengan baik, walaupun pernikahan mereka tidak didasari oleh perasaan cinta melainkan hanya perjodohan saja.

Baru saja menikmati hidup dengan Ru Lin di kediaman mereka , tidak lama kemudian ketika mereka sedang bermesraan.

Ru Lin tiba tiba merasa bahwa perutnya keram, dan akan segera melahirkan. Tapi, posisinya kandungannya pada saat itu barulah 7 bulan.

Su Bei menunggu dengan cemas, bolak balik kamar Ru Lin Dan mendengarkan teriakan teriakan penuh sengsara sebelum akhirnya tabib keluar dengan raut wajah murung.

"Tuanku, ada kabar baik dan buruk. Tuanku ingin mendengar yang mana terlebih dahulu ?" Tanya tabib.

"Aku akan mendengarkan kabar baik terlebih dahulu. " Ucap Su Bei sambil mengerutkan dahi.

"Kabar baiknya adalah, bayinya berhasil lahir dengan selamat dan hidup. " Ucap tabib.

"Kabar buruknya ? " Tanya Su Bei dengan panik.

"Kabar buruknya, Nyonya Ru telah meninggal dan juga anak ini terlahir dengan buta. "Jawab tabib sambil menundukkan kepala karena merasa bersalah.

Tapi , Su Bei tidak melakukan apapun pada Tabib itu dan hanya terdiam seolah olah tidak percaya sebelum akhirnya berjalan masuk ke dalam dan melihat tubuh Ru Lin yang sudah mendingin, jadi dia memegangi tangannya dengan erat lalu menangis tanpa suara.

Su Bei tiba tiba ingat bahwa masih ada putrinya yang baru lahir, tapi tidak terdengar suaranya. Ketika melihat, anak itu hanya sebesar sawi putih, seluruh tubuhnya pucat dan membiru tampak kedinginan.

Jari jari kecilnya bergerak gerak dan mata bulatnya dengan iris indahnya berwarna ungu kebiruan layaknya galaksi.

"Aku akan memberimu nama, Qionglin yang berarti lahir saat salju karena disini sangat dingin. " Gumam Su Bei sambil memeluk putrinya.

"Kenapa dia tidak menangis sedikitpun ?" Tanya Su Bei.

"Tuanku, ada yang aneh dengan Nona muda dan diperlukan perawatan berkelanjutan. Tubuhnya lemah karena lahir sebelum waktu yang pas, ini adalah keberuntungan dari langit bahwa dia masih bisa bertahan dalam kondisi ini. " Jawab perawat.

Su Bei melihat bahwa kedua iris yang indah itu hanya menatap dengan kosong terus menerus dan mengerti bahwa apa yang dikatakan oleh tabib benar adanya, anak ini tidak dapat melihat dirinya.

Untuk sementara waktu, Su Qionglin dirawat oleh pengasuh yang disewa sementara Su Bei sendiri masih berdiri dalam penyesalan yang mendalam karena merasa gagal sebagai seorang suami untuk menjaga istrinya.

Dialah yang membuat Ru Lin berada dalam tekanan yang mendalam dan membuat kondisi kesehatan Ru Lin tidak pernah stabil.

Pada saat ini, hanya ada penyesalan yang menggerogoti hatinya tapi semua itu sudah terlambat karena Ru Lin telah pergi dan meninggalkan seorang malaikat kecil untuk menemaninya.

Selama berminggu minggu, Su Bei tidak sanggup untuk bertemu dengan putrinya, Su Qionglin dan mengalihkan dirinya dengan kesibukan yang dia buat.

Karena, wajah Su Qionglin sangat mirip dengan Ibunya, membuat Su Bei tidak mampu untuk melepaskan Ru Lin dan menelantarkan Su Qionglin.

Sampai ketika Su Qionglin berusia tiga tahun, dia hampir saja mati karena pengasuhnya mengajaknya bermain masak masakan.

Karena tidak tahu dimana yang merupakan api dan yang mana tungku, dia hampir membakar dirinya sendiri ke dalam tungku.

Su Qionglin pada akhirnya menarik perhatian Su Bei dan Su Bei merasa bersalah karena telah menelantarkan nya selama ini karena kesedihannya sendiri.

Anak ini pasti sama sedihnya dengan dirinya, sejak saat itu, Su Bei tidak membiarkan ada pengasuh lain yang mendekati Su Qionglin.

Untunglah saat itu perbatasan masih damai dan jarang ada penyerangan, sehingga bertahun tahun dia menemani Su Qionglin sampai dia tumbuh dewasa.

Sampai pada saat ini berusia 15 tahun, wajah Su Qionglin berubah menjadi jauh lebih mirip dengan Ru Lin ketika masih muda.

Su Qionglin sendiri beberapa kali mengalami mimpi buruk, dengan dirinya yang dicekik oleh seorang pria yang tidak tahu rupanya bagaimana.

Hanya saja, satu hal yang dia ketahui harum tubuh dari pria itu seperti harum kayu di hutan dan sedikit amis darah.

Su Qionglin tidak mengenal orang semacam itu disini , hanya saja dia benar benar merasa ketakutan setiap kali memikirkan pria yang mencekiknya itu.

Tidak hanya mencekiknya, Su Qionglin bahkan beberapa kali bermimpi bahwa wajahnya akan dicengkram dengan kuat oleh pria yang sama dan menyuruhnya untuk menangis.

Pria itu tampaknya memiliki beberapa masalah kejiwaan yang menakutkan. Memikirkannya saja sudah membuat bulu kuduk Su Qionglin berdiri.

Dia benar benar ketakutan sejujurnya. Dia memiliki beberapa hal yang dia takutkan, salah satunya adalah pria yang ada di dalam mimpi ini bahkan jika dia tahu bahwa pria ini tidak nyata dan hanya terbentuk oleh kelelahannya.

Ini semua hanyalah mimpi, hanya saja ketakutan yang ditimbulkan menimbulkan efek yang sangat besar pada pikirannya.

Tapi, jika harus mengatakan maka harum dari pepohonan adalah harum yang umum untuk digunakan oleh seorang pria.

Sementara bau amis darah itu adalah yang tidak normal, bahkan Ayahnya yang kembali dari peperangan tidak akan memiliki bau semacam itu.

Berarti, berapa banyak orang yang di bunuh oleh pria ini sampai sampai menimbulkan bau amis darah itu melekat ke dalam tubuhnya ?

Su Qionglin bertanya tanya dan akhirnya terbangun, dia meraba raba sekitar dan menyadari bahwa saat ini masih dingin.

Di samping tempat tidurnya, ada sebuah bola besi yang menyerap udara diluar. Su Qionglin akan tahu apakah itu malam, pagi, atau siang ketika memegang bola itu.

Ternyata pada saat ini masih tengah malam dan dia tidak bisa tidur lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!