"Maaf kan mas Nia, pernikahan ini tidak bisa di lanjutkan" ujar Fahmi membuat tubuh Nia mendadak kelu.
"Sekali lagi mas minta maaf Nia,seperti nya pernikahan kita harus di batal kan"
deg
Jantung Nia terasa berhenti berdetak sesaat setelah mendengar Fahmi sang kekasih membatalkan acara pernikahan mereka yang bisa di hitung dengan jari, seminggu lagi acara itu akan di gelar tapi kini harus di batalkan,ada apa??
"Aku menghamili Carla,Nia"aku Fahmi membuat sekujur tubuh Nia membeku tak bisa berkata apa-apa lagi, lelaki yang dia percaya selama ini sudah berkhianat dari nya dan yang paling menyakitkan untuk Nia perempuan yang hamil itu adalah Adik tirinya Carla, lelucon macam apa ini.
Posisi ketiganya kini berada di sebuah Cafe, Fahmi sengaja mengajak Nia dan Carla untuk bertemu. Dia ingin menjelaskan apa yang sudah dua bulan ini menjadi beban hatinya.
Fahmi menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan, tampak berat setelah mengatakan sebuah pengakuan yang ia jelas tahu siapapun wanita di dunia ini pasti akan hancur saat mengetahui sang kekasih sendiri telah menghamili wanita lain apalagi adik tirinya. Fahmi sepenuhnya sadar Nia pasti terluka, tapi ia hanya ingin jujur dengan apa yang menjadi kesalahannya dan berharap Nia akan memaafkan karena ia sudah berterus terang.
"Aku tahu pengakuan ini akan membuat kamu terluka, tapi semua sudah terlanjur dan Aku bukan Tuhan yang dapat memutar waktu untuk mencegah kejadian itu tidak terjadi. Mas harap kamu mau mengerti Nia,mas mencintai kamu tapi Mas harus bertanggung jawab atas bayi yang dikandung Carla. Jadi, izinkan Mas untuk menikahi Carla, Ni." Ucap Fahmi dengan suara dalam, tampak serba salah apa lagi belum ada tanda-tanda dari Nia menunjukan wajah marah nya.
Seakan dunia berhenti berputar Nia tak bisa berkata apa-apa lagi, tapi dia tetap berusaha tenang karena sikap nya memang selalu tenang.
Carla yang duduk di antara Nia dan Fahmi menunduk, memasang raut wajah bersalah. Diusapnya perut rata nya, menunjukkan pada Nia kalau ucapan Fahmi itu tidak salah dan ini benar-benar anak dari Fahmi calon kakak ipar nya itu.
"Kapan?" Setelah dari tadi terdiam, akhirnya Nia membuka suara. Melihat wajah kebingungan dua orang di depannya, Nia memperjelas pertanyaan. "Kapan kalian melakukan pengkhianat itu?"
"I-itu," Fahmi menelan ludah gugup. Entah kenapa mendapati Nia masih memasang wajah datar, membuat nyalinya sedikit menciut. Ada aura mendominasi yang dikeluarkan Nia padahal Fahmi tahu Nia bukan perempuan yang galak "Dua bulan lalu saat kebetulan Mas dan Carla dinas bareng ke luar kota dan itu semua bukan kemauan kami" aku Fahmi,dia dan Carla memang bekerja di satu perusahaan yang sama.Sedangkan Nia bekerja di salah satu Bank swasta.
"Kenapa bisa kamu mengkhianati ku mas?" cecar Nia
"Mas tidak sadar kan diri Ni! Sepertinya ada yang menjebak kami berdua di dalam satu ruangan dengan memasukan obat perangsang, hingga tanpa sadar kami berdua melakukannya Ni." Fahmi menjelaskan sambil berusaha mengingat kejadian di mana ia dan Carla ada di dalam satu ruangan, hingga ia tanpa bisa mencegah diri untuk tidak menyerang Carla malam itu juga.
Nia menatap Fahmi dengan seksama, "Kalau aku tidak mengizinkan Mas untuk menikahi Carla, apa yang akan Mas lakukan?"
"Nia" tanpa sadar Fahmi langsung membentak Nia. Begitu kesadarannya pulih, ia langsung mengusap kasar wajahnya. "Maaf bukan maksud Mas membentak kamu barusan, tapi tolong dukung keputusan Mas untuk bertanggung jawab atas apa yang sudah Mas lakukan,Nia.Carla hamil jika kami tidak menikah lalu bagaimana dengan anak yang di dalam kandungan nya, tidak memiliki ayah?? apa kamu tega Ni?"
"Lalu apa kalian juga tega menyakiti ku, melenyapkan semua impian ku"cecar Nia
Fahmi berkata seolah keputusannya untuk bertanggung jawab atas bayi yang dikandung Carla adalah hal yang harus dijadikan kebanggaan oleh Nia, sebab ia berani berkata jujur dan memutuskan untuk menikahi sang adik tiri. Tanpa sadar,Fahmi sudah menyakiti Nia terlalu dalam hingga timbul kebencian di dalam diri Nia pada sang adik, meskipun selama ini mereka tidak terlalu akur tapi dengan kejadian ini membuat mereka akan semakin terpecah kan.
"Mas tidak pernah mengkhianati kamu, Nia" Bantah Fahmi tidak terima di jika dia di tuduh berkhianat "Dari awal Mas sudah mengatakan dengan jelas, apa yang terjadi pada Mas dan Carla itu cuma sebuah kecelakaan yang kami berdua sama-sama tidak kehendaki"tekan Fahmi
"Dan Mas berharap aku harus percaya? Bisa saja kan kalian berdua memang melakukannya dengan kesadaran penuh dan suka saling suka di belakang ku,atau kalian memang sengaja ingin mengkhianati ku tapi belum bertemu moment nya,atau kalian memang sudah lama berselingkuh di belakang ku!" Nia menimpali santai dan tenang, sama sekali tidak ikut emosi atau terprovokasi atas ucapan Fahmi "Jangan mengatakan seolah aku sangat jahat di sini karena tidak mau mengizinkan kalian berdua menikah! Karena sebenarnya korban yang sesungguhnya di sini adalah aku yang kalian berdua khianati" lanjut Nia
"Jika memang kalian berdua tidak saling menghendaki biar saja anak itu lahir dan kamu beri dia uang dan perawatan nya dan pernikahan kita tetap berjalan" ujar Nia membuat wajah Carla memerah,bukan ini yang dia kehendaki
"Mana bisa begitu Nia"bantah Fahmi
"Mas semua sudah di persiapkan oleh ayah ku mas, hampir 90% dan dengan enteng nya mas membatalkan semua itu,di mana letak otak mu mas" cecar Nia mulai kesal
Tidak sakit hati? Bohong sekali kalau dia mengatakan hatinya baik-baik saja. Nia mencintai Fahmi! empat tahun menjalin hubungan serius hingga memutuskan untuk menikah tapi kini lihat apa yang terjadi?? hubungan yang sudah lama terjadi dan perlakuan manis Fahmi selama ini bahkan hubungan mereka tanpa pertengkaran sekali pun tapi kini Fahmi tiba-tiba menjelaskan kalau dia menghamili calon adik ipar nya sendiri.
"Mbak Nia"
"Diam kau!" Nia langsung membentak memotong perkataan Carla yang ingin bersuara, membuat Carla langsung mengatupkan kembali .
"Nia, jangan membentak Carla dia lagi hamil, Kalau Carla terkejut bagaimana? Ada bayi Mas dalam perutnya." Melihat Carla yang terkena marah Nia,Fahmi langsung membelanya.
"Prok.....prok..prok..." tiga kali bunyi tepuk tangan yang di keluarkan Nia sambil menatap Carla sinis karena sudah bisa menguasai Fahmi.
"Besar sekali kekuatan mu Carla hingga calon suami ku bisa membatalkan semua nya"
"Bukan begitu Nia,mas hanya minta kesediaan kamu memaafkan mas dan Carla"ucap Fahmi
"Mas, tolong jangan terlalu keras pada mbak Nia mau bagaimanapun aku yang bersalah di sini,aku Adik yang tidak tau diri mas,aku bersalah "Carla menimpali perkataan Fahmi dengan raut wajah setengah menangis, jelas tengah menarik simpati Fahmi agar semakin berpihak padanya.
"Bagus jika kau sadar diri"ujar Nia mulai ketus
"La" Fahmi memanggil pelan, membuat perempuan yang tengah hamil itu menatap Fahmi
"Mas lelaki La,mas yang bersalah di sini" ucap Fahmi
Carla menggelengkan kepala sambil terisak pelan. "Andai aku bisa menahan diri saat itu, pasti kejadiannya gak akan berakhir seperti ini. Maafkan aku Mbak,mas,aku benar-benar menyesal"isak Carla
Nia semakin muak melihat adegan demi adegan di hadapan nya ini, seolah-olah Carla sedang menertawakan dirinya.
Nia terus menatap datar Fahmi dan Carla yang menyajikan drama di depannya. Pagi yang Nia harapkan akan mengawali hari ini dengan indah, nyatanya pupus dan malah berakhir penuh emosi oleh kabar ini.
"Apa kamu tega melihat anak itu lahir tanpa ayah Nia,dia keponakan mu juga, tolong berpikir jernih Ni,Carla butuh suami untuk mengakui anak nya"
"Lalu bagaimana dengan persiapan yang sudah ayah ku siap kan mas?" tanya Nia lagi
"Biarkan itu menjadi pesta pernikahan Mas dan Carla!" pinta Fahmi membuat Nia tak bisa berkata apa-apa lagi.
"Maaf kan Carla,Nia dia juga tak menginginkan ini terjadi tapi dia juga tak bisa menghindar lagi " ujar sang mama Tiri seraya memeluk tubuh Nia yang terlihat kaku.
Setelah pertemuan di Cafe Nia langsung memilih pulang,rupa nya sang mama sudah tau kejadian nya, mungkin Carla sudah bercerita duluan pada mama nya itu sebelum mereka bertemu bertiga.
"Mereka sama-sama mabuk saat itu,Mama juga gak tahu kenapa mereka bisa berbuat demikian. Mama juga kecewa pada Carla tapi mau bagaimana lagi nak tidak mungkin anak itu lahir tanpa ayah bukan,dia juga keponakan kamu Ni" jelas Mama Dina mencoba mengoyakkan hati Nia.
Benak Nia masih tak percaya ini terjadi, padahal hanya dengan hitungan hari, bahkan undangan pun sudah ada sebagian yang di sebar kan untuk keluarga jauh tapi kini pernikahan itu akan menjadi pernikahan adik tirinya.
Bukankah ini gila?
Bagaimana bisa Fahmi mengkhianatinya sampai sedalam ini? Dia yang selama ini mendengar keluh kesah Nia, kadang mereka berpelukan untuk mengusir rindu di akhir pekan maklum saja mereka sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing dan kini berakhir dengan menjadi ipar.
Bagaimana bisa dia menghamili adik tirinya? Bagaimana bisa? Kurang apa, Nia?
"Nia,Maafin Carla ya nak" ujar Mama Dina di sela tangisnya.
Nia tak menjawab. Pikirannya benar-benar blank. Sekali pun sang mama tiri terus berbicara menguatkan dirinya,Nia hanya bergeming kaku dengan air mata yang terus-terusan mengalir. dibiarkan nya perempuan yang sudah menemani papa nya selama 10 tahun ini terus terisak di bahunya walau dadanya sudah sangat sesak menahan segala nya hingga akhirnya Nia ambruk.
"Nia.....!!!"
****
"Kamu sudah sadar nak?" ujar pak Bahtiar ayah Nia yang terlihat khawatir,dia baru mengetahui tentang Carla sang anak tiri nya.
"Mbak-"
"Stop aku mau istirahat dulu silahkan kalian keluar aku lelah" pinta Nia
"Ayo ma, biarkan Nia istirahat dulu"ajak pak Bahtiar keluar
"Carla kamu juga harus istirahat nak, ingat bayi dalam kandungan mu jangan sampai lelah" ujar sang mama membuat hati Nia bertambah perih.
Carla berjalan keluar kamar Nia lalu menutup pintu kamar sang kakak.
"Arrggg..... brengsek kamu Fahmi" pekik Nia kesal
Nia sudah mencoba sekuat mungkin menahan sesak di dada nya tapi bagaimana pun juga dia seorang perempuan yang memiliki perasaan halus dia tidak mampu menahan sesak ini sendirian tapi siapa teman berbagi nya.
****
Pagi ini suasana hening di meja makan,Nia sudah bersiap dengan stelan kerja nya.
"Sarapan dulu Nia" ujar sang ayah
"Aku tidak lapar Yah,aku duluan" pamit Nia melirik ke arah Carla dengan wajah sinis membuat Carla menundukkan kepalanya.
"Sabar ya nak,mbak mu masih marah tapi mama yakin lama-lama dia akan menerima kenyataan ini" ucap sang mama sambil menggenggam tangan Carla dan di anggukki Carla pelan.
"Sebenarnya Ayah kecewa pada mu Carla tapi mau bagaimana lagi tak ada yang bisa di rubah,minta Keluarga Fahmi untuk segera menyelesaikan masalah ini secepatnya"ujar pak Bahtiar yang terlihat kesal
"Iya pa,Mas Fahmi juga akan menemui Ayah dan mama sore ini" jawab Carla
"Ayah berangkat dulu ma" ujar pak Bahtiar ikut pamit.
Pak Bahtiar bekerja di salah satu perusahaan ternama sebagai staf biasa dengan gaji yang tidak begitu besar tapi cukup lah untuk menghidupi keluarga kecil nya, Apalagi Nia juga sudah bekerja di salah satu Bank swasta dan Carla juga bekerja di perusahaan yang sama dengan Fahmi.
"Ya, mau gimana lagi, gue kesal sama dia Dis" Samar-samar Nia menangkap suara yang tidak asing di telinga nya,di tajamkan Indra pendengaran karena dia ingin tau suara siapa itu.
"Tega elu ya,la. Padahal Mbak loe itu baik banget, kita aja kalau mampir ke rumah elu selalu disuguhkan makanan yang enak-enak,apalagi dia orang nya hambel gitu" Suara yang lain menimpali.
Sepulang bekerja Nia sengaja duduk di salah satu cafe untuk sekedar mendinginkan hati nya yang tengah galau,Nia yang tempat duduknya berhadapan dengan dinding penyekat berbahan kaca. Jadi suara dibalik dinding penyekat itu kedengaran tapi wajahnya tidak, karena kaca buram yang mengaburkan penglihatan. Nia sedang duduk menunggu Mira sang sahabat.
"Mau gimana lagi. Gue kesal Ayah itu terlalu sayang dengan anak kandungnya, sedangkan gue selalu di nomor duakan bayangkan saja kalau Nia belum pulang dia ketar-ketir ketakutan tapi kalau gue cuek aja padahal kita sama-sama perempuan kan" lanjut nya.
Bukankah ini suara Carla, sedang bicara dengan siapa dia.
"Namanya juga anak bawaan, ya disayang lah,orang loe ketemu ayah nya udah gede gini,apa lagi mbak Nia cukup cantik jadi ketakutan tersendiri buat ayah nya ,Cuma cara loe apa nggak keterlaluan sampai jebak Fahmi dan berakhir hamil begitu" cecar nya
Siapa yang dibicarakan mereka? Apakah itu aku? batin Nia, perasaan nya mendadak jadi tidak enak.
Apa benar kecurigaan nya kehamilan Carla adalah hal yang di sengaja bukan karena kecelakaan tapi kesengajaan dari Carla.
"Terus gimana dengan mbak Nia yang loe langkahi apa dia terima?"
"Itu urusan dia,mau jadi perawan tua kek yang jelas aku sama mas Fahmi akan menikah dan kami akan hidup bahagia" jawab Carla tertawa puas.
"Elu yakin menikah karena cinta bukan karena iri sama mbak Nia?"
"Elu sok tau deh Dis,nggak asik ah!,gue nggak mau bahas ini lagi, beberapa hari lagi pernikahan gue sama mas Fahmi di gelar dis,elu sebagai sahabat gue harus nya dukung gue bukan malah bela tu Si Nia bego" kesal Carla, tiba-tiba kepala Nia rasanya mendidih mendengar adik tiri nya berbicara,jadi selama ini Carla berpura-pura baik di hadapan nya,dan ternyata semua ini rekayasa dia yang sengaja ingin merebut Fahmi hanya karena iri, tidak di sangka sang adik tiri adalah ular berkepala dua.
Nia segera bangkit dan hendak menghampiri Carla tapi dia menabrak pelayanan yang membawa minuman.
"Brugk...pyar...."
"Aww......maaf" ujar Nia yang tak melihat menabrak pelayanan yang membawa minuman hingga menumpahkan nya di salah satu pengunjung.
"Maaf tuan,saya tidak sengaja,nona ini yang menabrak saya" ujar pelayanan itu ketakutan membuat Nia juga tertunduk merasa bersalah.
Lelaki yang berwajah tampan itu menatap lekat pada Nia membuat aura dingin yang ada di tubuh nya keluar.
"Saya bisa bersihkan ini pak" ujar Nia ingin mengelap jas nya tapi di tepis oleh lelaki itu.
"Tidak usah, percuma!! tidak akan bisa bersih seperti semula" jawab nya dingin
"Saya benar-benar minta maaf tuan"ucap pelayan itu ketakutan
Lelaki tampan itu langsung pergi membuat Nia keheranan.
"Ni...udah lama?" tanya Mira
"Lumayan,yuk pindah kafe lain" ajak Nia membuat Mira keheranan
"Itu bukan nya mbak Nia,La?" tanya Adis teman Carla membuat Carla menoleh ke arah perempuan yang baru saja keluar kafe
"Astaga,apa dia dengar Dis?"
"Nggak tau gue"
****
Nia menghela nafas panjang saat pulang kerumah nya,rasa malas masuk kedalam rumah peninggalan mama nya ini karena sudah pasti akan bertemu Carla lagi nanti nya.
Benar saja Carla melihat Nia yang baru pulang,Nia tadi sengaja mampir dulu ke mini market untuk belanja kebutuhan dirinya. Carla celingukan mengamati sekitar. Mungkin ia takut didengar oleh ayah dan mama nya jadi dia sengaja mendorong tubuh Nia masuk kedalam kamar.
"Apaan sih La? Keluar! Aku tidak ingin bicara pada mu" tunjuk Nia mengarah ke pintu menyuruhnya keluar. Baru kali ini dia bertindak kasar padanya.
"Aku ingin menjelaskan pada Mbak"
"Sudah jangan berbasa-basi lagi dengan ku,aku tau siapa kamu" tembak Nia membuat Carla terdiam
"Kamu salah paham mbak"
"Salah pahamnya dimana?" tantang Nia dengan melipat kedua tangan di dada.
"Salah paham karena kamu sengaja menjebak Fahmi untuk tidur dengan mu hingga kamu hamil anak dia" lanjut Nia
"Mbak bukan seperti itu-"
"Lalu kamu mengiba pada ku untuk ayah dari anak itu"potong Nia lagi tak memberikan jeda untuk Carla bicara
"Sudahlah La, aku sudah tau semuanya, Jadi keluar sebelum aku teriak" ancam Nia masih dengan menunjuk ke pintu.
"Mbak, please. Itu cuma salah paham.biarkan aku bercerita semua nya Mbak" ujar Carla
"Jika mbak tidak percaya biar kubujuk Mas Fahmi buat nikahi Mbak,aku rela menghidupi anak ini sendiri"
Nia tersenyum getir mendengar penjelasan Carla Memangnya dia pikir Nia apa? Tempat penampungan mantan kah? Mana mungkin Nia mau menikah dengan lelaki yang sudah memutuskan nya itu.
"Sudahlah keluar. Aku tidak ingin bicara apapun." Nia mendorong paksa tubuh Carla keluar kamar hingga terjatuh dan terlihat oleh mama Carla
"Nia" bentak nya membuat Carla meneruskan aktingnya
"Apa-apaan kamu Nia,yah....ayah"
"Ma,ini semua salah ku ma,aku yang memaksa masuk ke kamar mbak Nia tadi"
"Ada apa ma?" tanya pak Bahtiar
"Nia bertindak kasar pa pada Carla, padahal dia tau Carla sedang hamil bukan"ujar mama Carla mencoba membantu Carla berdiri
"Nia,kenapa kamu?"
"Pa,bukan salah mbak Nia pa,ini salah aku, sudah jangan berdebat aku tidak apa-apa,anak ini kuat pa" ujar Carla sambil menggosok perutnya pelan
"Nia papa kecewa sama kamu!!"
"Bodo' amat" ujar Nia membanting pintu kamar nya kesal
"Ma,bawa Carla masuk kedalam kamar" perintah pak Bahtiar
"Papa harus bicara pada Nia pa,mama tidak ingin hal ini terulang lagi,Carla sedang hamil" ujar nya lalu pergi membawa Carla kedalam kamar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!