NovelToon NovelToon

CHEL

Bab 1

"Anjas! Mulai hari ini kau tidak perlu lagi datang ke kawasan proyek ini! Kau dipecat karena sering terlambat!" bentak Mandor proyek yang memimpin tim Anjas.

"Pak Mandor... tolong kasih kesempatan lagi... ayahku sakit Paru-paru basah pak. Saya perlu pekerjaan ini untuk mengumpulkan biaya operasi ayahku pak." mohon Anjas sambil berlutut.

"Tidak ada kesempatan lagi! Minggu lalu adalah kesempatan terakhirmu! Ini juga perintah dari Bos yang melihat kinerja kamu yang buruk! Cepat kemas semua barang kau dan pergi!" bentak Mandor itu lagi. Dia berusaha melepaskan kakinya yang dipegang oleh Anjas.

Beberapa pekerja yang menyaksikan langsung merasa iba namun takut jika berurusan dengan Mandor Imbran itu. Dia bisa memecat seseorang yang melakukan kesalahan sekecil apapun. Jika mereka membela Anjas sama saja mereka mencari kesalahan sendiri.

"Ada apa ini ribut-ribut?" seorang pemuda yang lebih tua sedikit dari Anjas terlihat menghampiri.

"Maaf Bos Wira, ini ada pekerja yang sering terlambat datang ke proyek. Dia yang saya laporkan kemarin Bos. Dia bisa menghambat pembangunan proyek ini bos." jawab Imbran.

"Sudah, kau pecat dia! Kalau tidak mau pergi panggil keamanan." sergah Wira.

"Baik pak. Keamanan! Keamanan! Cepat usir orang ini!" teriak Imbran.

Tidak lama dua orang pria berbadan kekar datang. Langsung mereka menarik Anjas dari Imbran. Menyeretnya hingga ke gerbang proyek.

Sekilas proyek itu adalah pembangunan sebuah gedung lima lantai. Yang sudah berjalan sekitar 40% pembangunan.

Anjas didorong keluar gerbang proyek. Seorang dari pria keamanan itu kembali ke dalam proyek. Semenit kemudian pria itu kembali dan membawa sebuah tas punggung.

"Anjas aku minta maaf sedikit kasar tadi. Ini tas kau. Terimakasih atas pertolongan kamu dua hari yang lalu. Tapi aku tidak bisa membantu untuk hal ini." kata pria keamanan tadi yang membawa tas punggung Anjas.

"Terimakasih Bang Toyib. Saya tidak menyalahkan mu. Tapi Pak Imbran yang terlalu egois dan pemarah. Ini sudah nasibku. Saya akan mencari pekerjaan di tempat lain. Saya pamit." kata Anjas seraya berjalan menjauh dari proyek itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.55 malam. Dia diusir dari proyek itu sudah 30 menit yang lalu. Memang Anjas mengambil shif malam di proyek itu. Karena siang dia bekerja di toserba dekat rumahnya. Jarak rumahnya dan tempat proyek itu sekitar 2 km jauhnya. Anjas singgah di sebuah tempat makan yang buka 24 jam. Dia sudah sangat lapar. Saat itu dia memesan mie goreng.

Sambil menunggu dia melihat HP android termurah yang mampu dia beli yang seharga 1 jutaan. Itu pun dibayar cicilan selama 6 bulan. Walaupun HP nya tidak terlalu canggih dia bisa memeriksa sosial media seperti FB, TWIT dan WA.

Dia juga memeriksa rekening bank melalui aplikasi mobile banking. Setidaknya itu yang paling dia butuhkan.

Tidak banyak nomor telepon yang tersimpan di HP nya itu. Ada nomor yang sering dia hubungi yaitu nomor ibunya yang sekarang ada di rumah sakit. Juga nomor adiknya yang ada di rumah.

Makanan yang dipesan pun datang. Jam menunjukkan 23.58. Tiba-tiba datang lima orang preman yang ingin memalak si pemilik tempat makan dengan alasan uang keamanan.

"BRAK! Uang keamanan! Cepat!!" bentak preman yang jadi pemimpin.

"I..I..iya bang ini..." gagap si pemilik tempat makan. Dia memberikan beberapa lembar uang lima puluh ribuan.

"Kok cuma segini!? Aku minta 500 ribu! CEPAT!" bentak lagi si preman.

"Mi.. Minggu lalu kan Abang mintanya 300 ribu? Kok sekarang 500 ribu?" tanya si pemilik tempat makan yang bingung dan gugup.

"Dari sekarang sudah naik jadi 500 ribu!! Mau bayar gak!? Atau aku bongkar tempat makan ini!!" si preman sudah menarik kerah baju si pemilik tempat makan.

Keempat orang yang ada di belakang bos mereka mulai membunyikan ruas tulang. Seperti perenggangan.

"Woi berhenti!" suara seruan yang sedikit membentak.

Para preman itu berbalik dan melihat seorang pemuda berusia 20 an yang berdiri di belakang mereka. Pemuda itu tidak kurus namun terlihat lemah. Pemuda itu adalah Anjas.

"Wah wah wah... ada yang mau jadi pahlawan di sini." kata preman paling dekat dengan Anjas.

"Ikut saya keluar. Jika kalian berani!" seru Anjas sambil berjalan keluar.

"Kita hajar dia!" seru si bos preman. Dia sudah melangkah menuju keluar.

Sampai di luar Anjas pun lari. Dia berusaha menghindar dan menyeret jauh para preman itu dari tempat makan. Namun Anjas masih bisa dikejar oleh para preman itu. Di tengah jalan Anjas salah jalan dan terjebak di gang buntu.

"Hahaha akhirnya tikus ini terperangkap juga!" seru bos preman.

"Dasar bodoh. Dia kira bisa lari dari kita." kata preman lain.

"Hajar dia! Buat dia tahu rasanya berurusan dengan geng The Beast!" perintah bos preman.

Mau tidak mau Anjas harus melawan. Namun pada dasarnya Anjas tidak pernah bertarung atau berkelahi. Anjas dibuat babak belur. Banyak lebam di wajah dan berdarah di beberapa bagian kepala.

Setelah melihat keadaan Anjas yang menyedihkan itu. Para preman itu langsung pergi.

Di saat itu Anjas merasa hidupnya akan berakhir pada malam itu. Matanya hampir terpejam.

[ Kebangkitan Sistem terpicu. Usia tulang penggunaan sudah memenuhi syarat.]

Anjas mendengar suara. Suara itu seperti suara Tante Google. Lalu muncul layar berwarna biru transparan di depan Anjas.

[Proses Kebangkitan... 20%]

[Proses Kebangkitan... 30%]

[Proses Kebangkitan... 50%]

[Proses Kebangkitan... 60%]

[Proses Kebangkitan... 80%]

"Apa saya sedang berhalusinasi?" tanya Anjas yang melihat kejadian aneh itu.

[Proses Kebangkitan... 100%]

[Sukses]

[Terdeteksi tubuh pengguna terluka. Kesehatan di bawah 30%. Memulai memperbaiki tubuh pengguna...]

Satu menit kemudian. Anjas yang akan pingsan merasa tubuhnya hangat dan kembali bertenaga.

"Ini bukan halusinasi." benak Anjas.

[Selamat pengguna Sistem telah kembali pulih 100%.] suara aneh itu kembali terdengar.

"Siapa kamu? Bagaimana kamu terdengar seperti di dalam kepalaku?" tanya Anjas lirih.

[Ini adalah sistem super yang berasal dari masa depan. Tepatnya di tahun 2122. Sistem ini diberi nama CHEL. Sistem ini akan membantu pengguna menjadi yang terhebat di dunia.] jawab sistem.

"Aku masih belum mengerti. Bagaimana cara sistem ini masuk ke dalam kepalaku?" tanya Anjas masih duduk di gang buntu itu. Jam sudah menunjukkan pukul 00.14.

[Sistem sudah dirancang khusus berbentuk serum. Yang disuntikkan melalui ubun-ubun kepala seorang anak. Penggunaan adalah anak tersebut. Efeknya akan kehilangan ingatan secara permanen. Lalu anak itu di kirim ke seratus tahun kebelakang untuk uji coba bertahan hidup.] jawab sistem yang bernama CHEL.

"Aah ini sungguh membingungkan! Oke kalau kau sistem yang berguna. Apa yang akan aku dapat?" Anjas tidak paham sama sekali.

[Selamat pengguna mendapatkan hadiah Kebangkitan Sistem.]

[Hadiah... 1 kotak Platina]

[1 kotak Emas]

[2 kotak Perak]

[2 kotak Perunggu]

[4 kotak Normal]

[Hadiah sudah masuk dimasukkan ke dalam inventori.]

Anjas sedikit terkejut dengan munculnya beberapa layar transparan secara berderet. Lalu dia berpikir untuk mencoba beberapa hal.

Bab 2

[Penggunaan tidak perlu bersuara dengan mulut untuk memerintah sistem. Cukup dengan pikiran saja.] terdengar suara CHEL.

"OK. Kalau begitu saya ingin membuka 4 kotak Normal." kata Anjas dalam benak pikiran.

[Membuka 4 kotak Normal]

[Selamat anda mendapatkan +50 Kekuatan]

[Selamat anda mendapatkan +50 Kecepatan]

[Selamat anda mendapatkan +50 Ketahanan]

[Selamat anda mendapatkan Tuksedo Anti Peluru]

[Pengguna bisa memeriksa Hadiah di inventori dan Status. Cukup mengatakan "Buka Status".]

"Buka status." benak Anjas.

Sebuah layar biru transparan yang berbentuk seperti kertas F4 muncul.

[Nama \=> Anjas Rahadi ]

[Kesehatan \=> 100% (Sehat)]

[Level \=> 1/100 (0/150 - exp)]

[Keahlian \=> - ]

[Kekuatan \=> 80]

[Kecepatan \=> 70]

[Ketahanan \=> 82]

[Kecerdasan \=> 90]

[Mental \=> 100% (Sehat)]

[Saldo rekening \=> Rp. 300.000]

[Poin Sistem \=> 10.000]

[Status Hubungan \=> Jomblo Akut]

[Inventori \=> Berisi barang kebutuhan pemilik sistem. ]

[Tiket lotre \=> - ]

[Tugas atau Misi \=> Belum ada tugas.]

[Shop \=> Shop terbuka setelah menyelesaikan 5 misi sistem.]

"Ini sungguh mengagumkan. Sistem yang canggih. Saya masih belum mengerti apa yang terjadi tapi ini nyata. Walaupun belum 100% saya percaya." benak Anjas terkejut melihat statusnya.

"Kalau begitu aku ingin membuka 2 kotak Perak dan 2 kotak Perunggu." perintah Anjas.

[Membuka 2 kotak Perak]

[Selamat anda mendapatkan 5 Botol Ramuan Kesehatan]

[Selamat anda mendapatkan Revolver Tanpa Reload]

[Selamat anda mendapatkan 5 Botol Ramuan Kepintaran]

[Selamat anda mendapatkan Katana Berbahan Baja]

[Membuka 2 kotak Perunggu]

[Selamat anda mendapatkan Apartemen seharga 80 Juta]

[Selamat anda mendapatkan Motor sport Yamaha YZF-R25 seharga 59 juta]

[Selamat anda mendapatkan 2 Tiket Lotre]

[Selamat anda mendapatkan 20 juta dollar]

[Semua hadiah sudah disimpan di dalam inventori, Surat kendaraan, kunci motor dan sertifikasi apartemen. Alamat Apartement Central Park Residence Tower Adeline, Jakarta Barat. Motor sport Yamaha YZF-R25 juga sudah berada di parkiran motor Apartement.]

"Itu tidak jauh dari rumah. Saya bisa pergi menggunakan taksi nanti." Anjas sangat senang mendapat hadiah yang menurutnya sangat besar.

Sesaat dia tersadar bahwa dia masih di gang sempit dan buntu. Segera dia keluar dan pulang ke rumah. Dia tidak sabar untuk melihat hadiah yang diterima. Waktu sudah menunjukkan pukul 01.12.

Keesokan harinya.

"Kak hari ini hari terakhir pembayaran SPP semester genap. Semester ganjil lalu saja baru setengah yang dibayarkan. Kalau Ade tidak bayar Ade tidak bisa ikut ujian kenaikan kelas kak." kata Anin sedih, adik Anjas.

"Berapa semua yang harus kita bayar Nin?" tanya Anjas.

"Semuanya berjumlah 950 ribu kak." jawab Anin.

Dia tidak memaksa kakaknya untuk membayar biaya SPP sekolah. Tapi masih berharap bisa mengurangi beban.

"Oke, sebentar siang sebelum kakak pergi kerja kakak akan mampir ke sekolah untuk bayar SPP kamu Nin." jawab Anjas yang masih mengantuk.

Anjas baru sampai rumah tadi malam pukul 02.09 dini hari. Dia berlari sejauh hampir 1,5 km jauhnya. Dia baru tidur pukul setengah tiga setengah bersih bersih karena banyak darah di bajunya. Baju itu langsung dia cuci dan jemur.

Anin yang mendengar kakaknya akan datang ke sekolah sedikit mendapatkan semangat untuk pergi ke sekolah. Lalu Anin pamit pergi sekolah.

Anjas bangun pukul 10.35. Dia lalu mengingat akan pergi membayar biaya SPP sekolah adiknya. Jam masuk kerja di Toserba jam 12.30. Jadi dia masih punya banyak waktu. Setelah mandi dia ingin memeriksa HPnya.

Seketika tangannya sedikit bergetar. Dia mendapatkan notifikasi dari aplikasi mobile banking. Bahwa dia mendapat kiriman uang sebesar Rp. 302.618.510.000,00. Di akun banking nya.

"Buka Status." seketika itu dia memeriksa status di sistem.

[Nama \=> Anjas Rahadi ]

[Kesehatan \=> 100% (Sehat)]

[Level \=> 1/100 (0/150 - exp)]

[Keahlian \=> - ]

[Kekuatan \=> 80]

[Kecepatan \=> 70]

[Ketahanan \=> 82]

[Kecerdasan \=> 90]

[Mental \=> 100% (Sehat)]

[Saldo rekening \=> Rp. 302.618.810.000,00 ]

[Poin Sistem \=> 10.000]

[Status Hubungan \=> Jomblo Akut]

[Inventori \=> Berisi barang kebutuhan pemilik sistem. ]

[Tiket lotre \=> 2 Tiket Lotre]

[Tugas atau Misi \=> Belum ada tugas.]

[Shop \=> Shop terbuka setelah menyelesaikan 5 misi sistem.]

"Astaga ini sungguh nyata. Aku kaya sekarang! Terimakasih tuhan. Terimakasih Sistem." seru Anjas karena terlalu gembira.

Lalu dia sadar kembali dari kegembiraan. Dia berencana untuk membeli HP baru yang lebih bagus dan canggih.

"Baiklah. Setelah dari sekolah Anin, Saya akan pergi membeli HP baru saja." kata Anjas sambil mengganti pakaian yang lebih bagus.

Waktu dia akan melangkah ke pintu keluar. Dia mendapatkan notifikasi misi sistem.

[Misi sistem: Kasih orang tua tiada yang bisa dibalas. Membiayai Operasi Ayah. Batas waktu 1 hari. Hadiah: 1 kotak Emas, 1 tiket Lotre.]

"Sudah pasti aku akan melakukan hal itu. Setelah bekerja di Toserba aku langsung ke rumah sakit." Anjas langsung pergi.

30 menit kemudian Anjas sudah di SMP sekolah Anin. Anjas sempat menarik uang sebesar 4 juta rupiah di ATM BCA di dekat sekolah Anin. Anin sudah kelas dua. Anjas mengirimkan pesan WA ke adiknya.

"*Anin. Kakak sudah di sekolah di depan gerbang. Kamu di mana*? " pesan Anjas.

"*Oke kak. Anin akan jemput kakak. Tunggu saja*." jawab Anin.

Tidak lama kemudian Anin datang ke gerbang sekolah. Dia tidak sendirian dia datang dengan seorang teman cewek. Anjas sedikit tertegun melihat teman Anin.

"Ayo kak. Kita ke ruang tata usaha." tangan Anin menarik lengan Anjas.

Setelah di ruang tata usaha. Anin menghampiri seorang wanita.

"Bu Clara, ini kakak saya. Dia datang untuk membayar biaya SPP sekolah saya." kata Anin pada wanita itu.

"Kalau begitu silahkan melakukan pembayaran. Sesuai perhitungan biaya yang harus dibayar adalah Rp. 950.000. Ini tidak bisa lagi ditunda." kata Bu Clara tegas.

"Saya akan membayar membayar hingga dua semester di kelas tiga. Berapa yang harus dibayar?" tanya Anjas yakin.

Anin mendengar hal itu terkejut. Dia tidak menyangka kakaknya akan melunasi uang SPP hingga dia kelas tiga. Begitu juga dengan teman cewek di sebelah Anin. Yang baru dikenal Anjas bernama Funny.

"Jika ingin membayar hingga dua semester depan. Semua ditotal Rp. 2.450.000." jawab Bu Clara.

"Baik saya akan membayar sekarang juga." kata Anjas sambil membuka tas punggung yang dia bawa dari rumah.

Dalam 5 menit proses pembayaran SPP selesai. Anjas dan Anin keluar dari ruang tata usaha.

Dengan lunasnya biaya SPP sekolah. Anin tidak bisa lagi menahan rasa penasaran. Tapi dia simpan nanti di rumah. Soalnya Anjas langsung ingin pergi lagi. Alasannya ingin pergi kerja lebih awal.

Di perjalanan menuju Toserba Anjas mendapati seorang pemuda berusia 18 tahun pemulung. Dia duduk di dekat gerobak sampah. Dengan pakaian lusuh dan agak kotor.

Hati Anjas tergerak. Dia menghampiri pemuda itu. Duduk di sebelah pemuda itu seraya berkata.

"Kamu mau ikut dengan saya? Saya akan memberikan kau makanan."

Bab 3

Pemuda itu terkejut. Dia sadar dari lamunannya dan menoleh.

"Eh... kak Anjas. Maaf kak tadi Dendi lagi melamun. Kakak bilang apa tadi?" saut Dendi yang melihat Anjas sudah duduk di sebelahnya.

"Kamu ngelamun kenapa?" tanya Anjas.

"Tadi aku lihat anak-anak pakai seragam SMA kak. Aku iri, mereka bisa lanjut tapi aku tidak bisa." Dendi terlihat sedih dan lesu.

"Sudah. Tidak usah dipikirkan. Nanti kakak kasih mie cup." ajak Anjas lalu berdiri. "Gerobak kau tinggal di sini aja. Kan dekat." lanjut Anjas.

5 menit kemudian. Dendi dan Anjas sedang asik makan mie cup goreng. Di depan Toserba tempat kerja Anjas.

Dendi sebenarnya pemuda pemulung yang baru 2 bulan lalu kenal dengan Anjas. Anjas yang memang tidak memandang status sosial dan ekonomi orang lain. Bisa langsung berteman dengan Dendi yang lebih muda 2 tahun darinya.

Dendi tinggal dengan ibunya yang juga pemulung. 2 tahun lalu ayah Dendi meninggal dunia karena serangan jantung. Dengan meninggalkan banyak hutang sehingga rumah mereka disita untuk menebus hutang mereka. Akhirnya mereka berdua menjadi pemulung untuk menyambung hidup.

Selesai makan mereka ngobrol lagi. Anjas berniat membantu perekonomian Dendi dan ibunya.

"Den... kau mau pekerjaan yang lebih layak tidak? Dengan gaji tinggi per bulan." tanya Anjas. Di sela obrolan.

"Tentu saja aku mau kak. Emang ada ya pekerjaan yang gaji tinggi tapi cuma dengan ijazah SMP?" tanya Dendi penasaran.

"Kalau kau mau, besok datang lagi kesini. Tidak usah bawa gerobak. Kakak ada pekerjaan buat kamu." jawab Anjas mantap.

"Iya kak mau. Besok aku akan datang ke sini lagi!" seru Dendi semangat.

"Kalau begitu kau pulang dulu. Juga ini kau beli baju baru. Yang lebih bagus dari ini." kata Anjas sambil memberi uang sebesar 300 ribu pada Dendi.

"Ini beneran kak. Makasih banyak ya kak. Kalau begitu aku pulang dulu." lalu Dendi pergi dengan senyuman.

Anjas senang melihat pemuda itu senang. Dia sudah berbuat baik hari ini.

\[Bing! Selamat anda mendapatkan \+15 exp. Karena sudah berbuat baik kepada orang lain.\]

Bunyi notifikasi sistem terdengar. Anjas langsung mengerti dan tahu bagaimana cara mendapatkan experience atau pengalaman untuk menaikkan level tanpa dijelaskan oleh sistem.

Karena sudah mau masuk jam kerja Anjas lalu bergegas masuk ke toserba untuk bersiap. Toserba itu mulai buka jam 9 pagi. Tapi Anjas mulai bekerja jam setengah satu. Dari jam sembilan itu yang menjaga toserba adalah anak dari pemilik toserba. Yunita Widiasari, yang sering dipanggil Yuni. Mereka hanya beda setahun, Yuni lebih tua.

"Anjas. Tadi itu siapa?" tanya Yuni saat Anjas. Sudah akan mengganti posisinya sebagai kasir.

"Teman aku." jawab Anjas.

"Kok kusut gitu? Kayak belum mandi." tanya Yuni heran.

"Sudahlah Yun. Nanti aku jelaskan. Kau mau pergi kuliah kan?" Anjas menghardik Yuni.

"Oh iya. Aku pergi dulu yah." kata Yuni yang langsung berlari keluar toko.

Selagi menunggu. Biar tidak bosan Anjas mengingat bahwa dia punya tiket 2 lotre yang belum dia pakai.

"*Pakai satu tiket* **Lotre**." benak Anjas.

\[1 tiket Lotre terpakai. Sedang memutar roda hadiah...\]

\[Bing! Selamat anda mendapatkan Teknik Karate Legendaris.\]

Seketika Anjas merasakan kepalanya terisi oleh begitu banyak pengetahuan tentang teknik Karate. Anjas Marasa dia sudah menguasai semua teknik itu. Juga gambaran pengalaman bertarung melawan banyak orang juga.

"*Buka Status*." benak Anjas.

\[Nama \=\> Anjas Rahadi \]

\[Kesehatan \=\> 98% (Sehat)\]

\[Level \=\> 1/100 (15/150 - exp)\]

\[Keahlian \=\> Karate Legendaris \]

\[Kekuatan \=\> 80\]

\[Kecepatan \=\> 70\]

\[Ketahanan \=\> 82\]

\[Kecerdasan \=\> 90\]

\[Mental \=\> 100% (Sehat)\]

\[Saldo rekening \=\> Rp. 302.614.810.000\]

\[Poin Sistem \=\> 10.000\]

\[Status Hubungan \=\> Jomblo Akut\]

\[Inventori \=\> Berisi barang kebutuhan pemilik sistem. \]

\[Tiket lotre \=\> 1 Tiket Lotre \]

\[Tugas atau Misi \=\> - Misi: Membiayai pengobatan Ayah.\]

\[Shop \=\> Shop terbuka setelah menyelesaikan 5 misi sistem.\]

"Oh iya. Aku harus tahu kabar dari ibu tentang ayah." Anjas mengambil hp nya. Lalu menelpon Ibunya.

"Tut... Tut... cekk. Halo assalamualaikum. Ada apa nak?" jawab ibunya di seberang.

"Wa'alaikumsalam. Bagaimana keadaan ayah Bu?" tanya Anjas.

"Ayah semakin memburuk nak. Kata dokter dia harus segera dioperasi agar lendir yang menggenang di paru-paru ayah bisa dikeluarkan." jawab ibunya.

"Katakan pada dokter segera lakukan operasi itu. Biar Ayah bisa membaik." kata Anjas.

"Bagaimana bisa nak? Operasi itu butuh uang yang banyak. Setidaknya 160 juta yang kita butuhkan nak. Punya uang dari mana kita nak?" sanggah ibunya.

"Tenang saja Bu. Saya tadi malam baru saja menang undian sebesar 500 juta. Itu sudah lebih dari cukup untuk biaya operasi dan rawat inap ayah." Anjas mendapati alasan saat dia melihat stiker undian berhadiah uang 500 juta di meja toko. Itu juga yang akan Anjas sampailah pada Anin sebagai alasan.

"Jangan bercanda nak." masih menganggap anaknya sedang bercanda untuk menghiburnya.

"Saya serius Bu. Saya transfer 300 juta ke rekening ibu sekarang." kata Anjas langsung memutuskan telpon.

Dia langsung mengirimi uang yang dia sebut tadi. Tanpa ragu sama sekali. Dia sedikit lega juga saat transaksi sukses.

Di rumah sakit.

Adela baru saja menerima notifikasi SMS banking. Dia baru saja menerima kiriman uang sebesar Rp. 300 juta.

Langsung saja dia pergi ke ATM BCA untuk memeriksa saldonya. Setelah dicek ternyata benar saldonya bertambah. Perasaan senang dan bahagia tergambar dalam senyuman. Segera dia menarik sebesar 1 juta untuk menebus obat yang belum dibayarkan.

Kembali ke Anjas. Anjas kembali menelpon ibunya.

"Halo nak." suara ibunya yang terdengar senang.

"Maaf Bu. Tadi Anjas langsung tutup telepon." saut Anjas.

"Tidak apa-apa nak. Ibu mengerti. Terimakasih banyak nak. Ayah bisa tertolong karena kamu nak. Tadi ibu sudah menghubungi dokter meminta untuk langsung melakukan operasi." kata ibunya dengan lembut.

"Baiklah kalau begitu. Nanti setelah kerja di Toko saya akan ke rumah sakit Bu. Jaga kesehatan ya Bu. Assalamualaikum." lalu Anjas menutup telepon.

5 menit kemudian.

\[Bing! Misi terselesaikan.\]

\[Selamat anda mendapatkan 1 kotak Emas.\]

\[Selamat anda mendapatkan 1 Tiket Lotre.\]

"Kotak Emas ya." Anjas berpikir untuk membuka 2 kotak emas yang dia dapatkan.

Tapi saat baru ingin membuka kotak Emas. Anjas dikejutkan dengan adanya orang yang mau bayar ke kasir.

"Mas mau bayar ini." seorang gadis cantik membawa sebungkus coklat ke kasir. Gadis itu memakai jeans biru dan jaket kulit hitam.

"Ada yang lain mbak?" tanya Anjas.

"Itu aja mas." jawab si gadis.

\[Terdeteksi barang bukan hak.\]

"*Apa maksudnya*? " benak Anjas heran dengan sistem. Dia terdiam sejenak.

\[Gadis itu mengambil barang dan tidak ingin membayar. Scan dilakukan...\]

Anjas melihat ke arah si gadis. Sebuah garis hijau horizontal bergerak dari atas kepala ke kaki si gadis.

Melihat itu Anjas merasa kagum dengan sistem. Bisa melakukan scanning electron pada orang.

\[Benda yang diambil ada di saku jaket sebelah kanan. 2 bungkus coklat.\]

Anjas pun mengernyitkan dahi. Ada yang mau mencuri di toko ini.

"Apa cuma ini mbak?" Anjas menatap sinis ke si gadis.

"Maksudnya apa mas?" si gadis merasa si kasir mencurigai dirinya.

"Cepat keluarkan 2 bungkus coklat di saku kanan jaket kamu. Sebelum aku bertindak menelpon Polisi." kata Anjas pelan tapi tegas. Dia menekan kata polisi di sana.

Si gadis terkejut. Bagaimana bisa si kasir mengetahui apa yang dia ambil tadi. Padahal di toko ini tidak ada CCTV. Takut dengan ancaman si kasir dia pun mengeluarkan apa yang dia sembunyikan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!