Di suatu hari yang cerah, seorang wanita cantik baru saja menyelesaikan pekerjaannya sebagai streamer di salah satu aplikasi.
Ya dia adalah Christa Anna Thalia, gadis berusia 21 tahun yang memang sering melakukan live streaming untuk mengisi waktunya.
"Oke guys, sampe sini dulu ya live gue. Soalnya gue mau coba nyamperin kamar Abel dulu, kapan-kapan kita ketemu lagi, see you bye!" ucap Anna pada para penontonnya.
Setelah merapihkan semua, Anna pun beranjak dari kursi gaming miliknya dan melangkah keluar menuju kamar sang adik.
"Kemana sih si Abel? Janjinya mau ikut ngelive, tapi sampe udahan gak keluar-keluar," gerutunya.
Setibanya di depan kamar Abel, ia pun bergegas mengetuk pintu sembari memanggil-manggil nama adiknya itu.
TOK TOK TOK...
"Bel, Abel keluar yuk! Ini hari Minggu loh say, lu gak mau punya kegiatan di luar apa?" teriaknya.
Tak ada balasan apapun dari dalam sana.
"Kok sepi ya? Abel kemana sih? Apa dia masih tidur?" gumam Anna.
Ia pun mencoba membuka pintu kamar itu.
"Lah dikunci, gak biasanya Abel ngunci kamar kalo lagi di kamar. Terus dia kemana dong? Masa iya pergi keluar?" ucap Anna bingung.
"Non," Anna dibuat kaget dengan panggilan seseorang dari belakangnya.
"Duh bibik ih ngagetin aja! Ngapain sih bibik berdiri di belakang aku?" kesal Anna.
"Maaf non! Bibik cuma mau kasih tau, non Abel tadi keluar bareng cowok," ucap bik Nunung.
"Hah? Abel keluar sama cowok? Kok bisa sih?" kaget Anna seolah tak percaya.
"Beneran non, tadi kan non Abel pamit juga sama bibik," ucap bik Nunung.
"Wah ini berita heboh nih, bisa dijadiin konten bik. Eh tapi, bibik tau gak Abel perginya kemana?" ucap Anna tampak antusias.
"Kalo itu bibik kurang tahu non, soalnya non Abel gak bilang apa-apa," jawab bik Nunung.
"Yah susah dong nyarinya," ucap Anna kecewa.
"Eee kenapa gak coba ditelpon aja non Abel nya, non?" usul bik Nunung.
"Oh iya, yaudah aku mau ambil hp dulu deh di kamar. Makasih ya bik infonya!" ucap Anna.
"Sama-sama non," singkat bik Nunung.
Anna pun melangkah cepat kembali ke kamarnya, mengambil handphone dan coba menghubungi nomor Abel.
•
•
Abel sendiri kini masih berada di dalam mobil bersama Fikri, lelaki yang menyukainya dan selalu coba untuk mendekatinya.
Entah mengapa hari ini Abel memberi lampu hijau bagi Fikri dengan menerima ajakan pria itu untuk jalan-jalan menikmati hari libur.
"Makasih ya Bel, kamu udah mau jalan sama aku hari ini!" ucap Fikri.
Abel menoleh dan tersenyum singkat, Fikri membalas dengan senyum lebar karena ia paham betul gadis itu hanya berbicara seperlunya saja.
Drrttt
Drrttt
Tiba-tiba ponsel Abel berbunyi, ia sontak kaget lalu buru-buru membuka tasnya untuk mengecek siapa yang menelpon.
"Hp kamu bunyi tuh bel," ucap Fikri memberitahu.
"Iya,"
Saat melihat nama Anna di layar ponselnya, tanpa menunggu lama Abel pun langsung mengangkat telpon tersebut.
📞"Halo kak!" ucap Abel di telpon.
📞"Halo! Bel, lu lagi dimana sekarang? Pergi sama cowok kok gak bilang-bilang gue sih?" tanya Anna.
📞"Kak Anna khawatir sama Abel?" ujar Abel.
📞"Gak juga sih, gue cuma kaget aja dengar dari bik Nung kalo lu pergi sama cowok. Terus lu dimana sekarang Abel?" ucap Anna.
📞"Aku di mobil sama Fikri," jawab Abel singkat.
📞"Hah? Lo ngapain anjir cuma di mobil sama tuh anak? Katanya mau pergi jalan-jalan," heran Anna.
📞"Ya ini kita lagi jalan-jalan," ucap Abel.
📞"Ah serah lu deh Bel, capek gue ngomong sama lu. Sekarang lu shareloc deh gue mau nyusul!" pinta Anna.
📞"Iya kak," ucap Abel menurut.
Tut Tut Tut...
Anna memutus telpon, dan Abel pun mengirim lokasinya berada saat ini ke nomor Anna.
"Ada apa Bel?" tanya Fikri.
"Gak kok," jawab Abel pelan.
"Ohh, terus kenapa kak Anna telpon kamu?" tanya Fikri lagi mencoba sabar.
"Mau nyusul katanya," jawab Abel.
"Nyusul? Nyusulin kita maksudnya?" kaget Fikri.
Abel hanya mengangguk sebagai jawaban, dan sontak Fikri pun merasa tidak suka jika Anna akan menyusulnya, tentu karena ia tak bisa leluasa bersama Abel.
•
•
Disisi lain, Manuelion tanpa sengaja melihat kakaknya yang berpakaian rapih seperti hendak pergi keluar.
Sontak ia menghampiri kakaknya itu dan bertanya langsung kemana dia akan pergi.
"Bang, lu mau kemana rapih banget gitu?" tanya Lion penasaran.
"Ah lu kayak gak tahu aja, ini kan hari Minggu. Tadi Anna ajakin gue pergi, jadi gue mau menikmati hari Minggu gue sama wanita yang gue sayangi itu," jawab Harva sambil tersenyum.
"Bucin banget sih lu bang, awas loh nanti putus baru tau rasa," cibir Lion.
"Lu bisa diem gak? Kayaknya gak suka banget lu gue bahagia, lagian gue tuh tulus sama Anna dan gue mau nikahin dia tau," ucap Harva.
"Ah masa? Emang si Anna nya mau sama lu?" ucap Lion mengejek kakaknya.
"Udah jelas mau lah, secara gue kan cowok ganteng yang jadi idola cewek-cewek. Emangnya lu si cowok sok cool yang jomblo abadi," ujar Harva.
"Jomblo lebih berkelas kali bang, gini-gini gue punya selera yang tinggi," ucap Lion sombong.
"Iya, sangking tingginya nanti lu bisa jadi perjaka tua. Emang lu mau gak kawin-kawin?" ucap Harva.
"Ya mau lah, siapa sih di dunia ini yang gak mau kawin? Tapi, menurut gue waktunya belum cukup. Karena gue masih harus cari perempuan yang bisa bikin gue klepek-klepek," ucap Lion.
"Ah banyak gaya lu! Udah sih ambil aja tuh si Sisi, dia kan suka sama lu. Jarang tau yang ngejar-ngejar lu kayak gitu," ucap Harva.
"Gue gak tertarik," ucap Lion.
"Serah lu aja dah, mending gue pergi sama my lovely Anna," ucap Harva.
"Eh tunggu bang," Lion menahan abangnya.
"Apa lagi sih? Gue buru-buru nih udah ditungguin Anna, sana gih lu mending pergi juga biar gak gangguin gue mulu!" usir Harva.
"Ah pergi kemana? Lo kan tau gue gak ada teman buat diajak jalan, lagian enakan di rumah kayak gini lebih nyaman," ucap Lion.
"Serah lu aja dah, yang penting lu jangan ganggu gue!" pinta Harva.
"Iya iya.." Lion menurut saja dan tidak jadi menghalangi abangnya.
Harva pun pergi dari rumah meninggalkan Lion, ia akan menemui kekasihnya yakni Anna dan pergi berdua dengannya.
"Hadeh, bener juga sih yang dibilang bang Harva. Bosen juga lama-lama gue di rumah doang, mana jomblo lagi. Tapi, kerjaan gue kan emang ya kayak begini. Ah udah lah bodoamat!" gumam Lion.
Akhirnya Lion berbalik dan kembali ke kamarnya untuk melakukan rutinitas harian yang sangat melelahkan, ya betul sekali tidur seharian.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
TOK TOK TOK...
Abel terkejut saat pintu kamarnya diketuk, ia beranjak dari kasurnya lalu melangkah dengan pelan mendekati pintu.
Ceklek
Ia membuka pintu, tampak sosok Anna berdiri disana sambil tersenyum menatapnya.
"Ada apa kak?" tanya Abel.
"Kamu belum tidur kan? Boleh aku bicara sebentar gak sama kamu?" ucap Anna.
"Soal?" tanya Abel lagi.
"Di dalam aja yuk!" Anna langsung menarik tangan Abel dan membawanya masuk ke kamar.
Tak lupa Anna menutup pintu, lalu naik ke ranjang bersama Abel yang masih digenggam tangannya.
"Tadi gimana kamu sama Fikri?" tanya Anna tampak antusias.
"Apanya yang gimana?" heran Abel.
"Hadeh, perasaan kamu loh Abel. Kamu kan selama ini belum pernah tuh jalan berdua sama cowok, nah yang tadi sama Fikri perasaan kamu gimana?" jelas Anna.
"Ohh, biasa aja." Anna terbelalak dengan jawaban adiknya.
"Kamu tuh sebenarnya suka sama cowok gak sih Abel?" tanya Anna dengan terheran-heran.
"Suka lah, aku bukan kaum pelangi," jawab Abel.
"Terus kenapa kamu selalu kayak gitu tiap ada lelaki yang mau deketin kamu?" heran Anna.
"Ya karena aku gak tertarik sama mereka, kak." jawab Abel dengan santai.
"Terserah kamu deh, yang penting besok kamu ikut aku ke rumah Harva ya!" pinta Anna.
"Ngapain?" tanya Abel.
"Temenin aja, soalnya dia minta aku datang ke rumahnya. Gak enak kalau aku datang sendiri, makanya aku minta temenin kamu," jawab Anna.
"Kenapa harus aku?" tanya Abel.
"Kan adik aku cuma kamu Abel, aku gak punya saudara lain lagi," jawab Anna.
"Iya sih, tapi emang harus banget ngajak aku ya?" tanya Abel lagi dan lagi.
"Udah deh Bel, jangan bikin aku emosi terus! Pokoknya besok kamu ikut aja sama aku ya!" ucap Anna mulai kesal.
"Iya deh," singkat Abel.
"Nah gitu dong nurut, yaudah kamu tidur gih biar besok bisa bangun pagi!" ucap Anna.
"Buat apa?" tanya Abel.
"Ya kan kamu mau ikut aku, jadi harus bangun pagi. Kalo enggak, nanti aku tinggal loh," jawab Anna.
"Gapapa," ujar Abel.
"Ih jangan gitu lah Abel! Kamu mah gak ada perduli nya banget sama aku," kesal Anna.
Abel tersenyum sembari menutup mulutnya.
"Senyum-senyum lagi kamu, udah tidur sana aku mau ngelive dulu!" suruh Anna.
"Ikut dong kak!" pinta Abel.
"Kamu mau ikut ngelive sama aku? Jangan deh, nanti viewers aku malah pada emosi gara-gara kamu matung terus!" tolak Anna.
"Gak kok, mereka pasti suka," ucap Abel.
"Dih kepedean banget kamu, enggak ah udah tidur aja sana!" ujar Anna.
"Yah kok gitu sih kak?" ucap Abel kecewa.
"Iya gitu, lagian kamu tumbenan amat pengen ikut ngelive. Ada apa sih emang Bel?" ucap Anna.
"Gak ada sih, kepengen aja," ucap Abel.
"Yaudah, berarti kamu gak boleh ikut. Sana kamu tidur biar besok bisa bangun awal!" ucap Anna.
"Iya kak," Abel menurut dan berbaring di ranjangnya.
Sementara Anna bangkit, lalu mematikan lampu dan keluar dari kamar adiknya.
•
•
Paginya, Anna dan Abel telah bersiap untuk pergi ke rumah Harva sesuai janji Anna semalam yang ingin mengajak Abel.
Kedua gadis itu pun turun ke bawah, mereka berhasil membuat Lilis serta Afdhal alias orang tua mereka terkejut melihatnya.
"Wah wah, dua anak mama yang cantik ini pada mau kemana sih? Masih pagi kok udah rapih banget, terus wangi lagi? Kalian mau pergi sayang?" ujar Lilis.
"Ah iya ma, aku pengen ke rumah Harva. Soalnya kemarin udah ada janji sama dia," ucap Anna.
"Terus, adik kamu yang jomblo itu mau ke rumah siapa dong?" tanya Lilis.
"Mama apaan sih? Nanya tuh nanya aja, gausah pake ngeledek aku kali!" protes Abel.
"Ahaha, bercanda sayang. Ya terus kamu mau kemana?" ucap Lilis.
"Eee Abel ikut sama aku ma ke rumah Harva, boleh kan?" sela Anna.
"Mau ngapain kamu bawa adik kamu Anna? Nanti dia disana cuma plonga-plongo lagi," heran Lilis.
"Iya Anna, adik kamu itu kan paling gak bisa kalo diajak bertemu ke rumah orang," timpal Afdhal.
"Ih gapapa ma, pa. Justru aku pengen bikin Abel supaya berubah gitu," ucap Anna.
"Berubah gimana? Jadi power ranger maksud kamu?" sarkas Afdhal.
"Apa sih pa? Aku serius tau, udah ya aku sama Abel berangkat dulu," ucap Anna.
"Loh sekarang berangkatnya? Kalian gak sarapan dulu?" tanya Lilis.
"Enggak ma, kita sarapan di rumah Harva aja. Kan dia sengaja ajakin kita sarapan bareng," jawab Anna.
"Oalah, yasudah kalian boleh pergi. Tapi ingat, kamu jagain adik kamu ya Anna!" ucap Lilis.
"Tenang ma, Abel gak bakal kenapa-napa kok kalo sama aku. Dia pasti aman," ucap Anna.
"Baguslah, Abel juga jangan keseringan bengong nanti kesambet setan bengong loh!" ujar Lilis.
"Emang ada ma?" tanya Abel dengan polosnya.
"Oh ada, makanya hati-hati aja kamu!" jawab Lilis.
Anna terkekeh melihat kepolosan adiknya, sedangkan Abel masih manggut-manggut percaya dengan ucapan mamanya.
•
•
Setibanya di rumah Harva, dua gadis cantik itu pun langsung turun dari mobil dan melangkah menuju ke dekat pintu.
Abel tampak gugup, ini kali pertama ia mendatangi rumah seorang lelaki. Ya meskipun lelakinya adalah Harva, sang kekasih Anna.
"Ih ayo Abel buruan!" paksa Anna sembari menarik-narik lengan adiknya.
"Sabar dong kak! Buat apa sih buru-buru amat?" protes Abel.
"Biar kita gak telat Abel, kan gak enak sama Harva kalo kita telat," ucap Anna.
"Yaudah, kak Anna duluan aja jalannya gausah nungguin aku!" perintah Abel.
"Gak bisa gitu dong, udah ayo bareng aja!" ucap Anna tegas.
Anna pun terus menarik lengan Abel secara paksa sampai mereka tiba di depan pintu rumah Harva, tanpa menunggu lama Anna langsung mengetuknya sambil memanggil nama pria itu.
TOK TOK TOK...
"Misi, Harva! Ini aku Anna sama Abel, buka dong pintunya!" ucap Anna sedikit lantang.
"Kak, kamu kok berani banget bicara gitu? Emang gak takut ditegur orang tua kak Harva?" tanya Abel.
"Gak lah, Harva kan sekarang cuma tinggal sama adik dan pembantunya," jawab Anna.
"Oh ya? Emang tante Anggi sama om Rama kemana?" tanya Abel.
"Mereka lagi dinas ke luar kota Abel, udah sih kamu gausah nanyain mereka!" ujar Anna.
"Berarti kalo kita masuk, kita cuma bareng sama kak Harva dong," ucap Abel.
"Ya enggak lah Abel, kan aku udah bilang tadi di dalam ada adiknya Harva juga sama pembantunya. Kamu gimana sih?!" geram Anna.
"Sama aja kak, aku gak mau ah kalo gitu. Aku mau pulang aja," ucap Abel.
"Eh eh, kenapa pulang?" tanya Anna.
"Aku takut kalo di dalam cuma ada kak Harva sama adiknya," jawab Abel.
"Ya ampun, lebay banget sih kamu! Udah sini aja, gak bakal terjadi apa-apa kok!" paksa Anna.
Akhirnya Abel menurut dan tetap disana bersama kakaknya.
Ceklek
Terdengar suara pintu dibuka, Anna langsung menoleh dan menemukan Harva berdiri disana.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
Anna pun terus menarik lengan Abel secara paksa sampai mereka tiba di depan pintu rumah Harva, tanpa menunggu lama Anna langsung mengetuknya sambil memanggil nama pria itu.
TOK TOK TOK...
"Misi, Harva! Ini aku Anna sama Abel, buka dong pintunya!" ucap Anna sedikit lantang.
"Kak, kamu kok berani banget bicara gitu? Emang gak takut ditegur orang tua kak Harva?" tanya Abel.
"Gak lah, Harva kan sekarang cuma tinggal sama adik dan pembantunya," jawab Anna.
"Oh ya? Emang tante Anggi sama om Rama kemana?" tanya Abel.
"Mereka lagi dinas ke luar kota Abel, udah sih kamu gausah nanyain mereka!" ujar Anna.
"Berarti kalo kita masuk, kita cuma bareng sama kak Harva dong," ucap Abel.
"Ya enggak lah Abel, kan aku udah bilang tadi di dalam ada adiknya Harva juga sama pembantunya. Kamu gimana sih?!" geram Anna.
"Sama aja kak, aku gak mau ah kalo gitu. Aku mau pulang aja," ucap Abel.
"Eh eh, kenapa pulang?" tanya Anna.
"Aku takut kalo di dalam cuma ada kak Harva sama adiknya," jawab Abel.
"Ya ampun, lebay banget sih kamu! Udah sini aja, gak bakal terjadi apa-apa kok!" paksa Anna.
Akhirnya Abel menurut dan tetap disana bersama kakaknya.
Ceklek
Terdengar suara pintu dibuka, Anna langsung menoleh dan menemukan Harva berdiri disana.
"Good morning sayang!" sapa Anna spontan.
"Eh kalian udah datang ternyata, pagi juga Anna pacarku yang cantik! Abel, apa kabar kamu?" ucap Harva tersenyum tipis.
"Aku baik, kakak sendiri gimana?" ucap Abel.
"Sama, aku juga baik-baik aja. Udah yuk kita masuk aja ke dalam!" ucap Harva melebarkan pintu.
Anna mengangguk antusias, sedangkan Abel masih terlihat ragu untuk memasuki rumah besar yang diisi dua orang pria tampan itu.
Namun, pada akhirnya Abel menurut dengan ucapan kakaknya dan memilih masuk ke dalam bersama Anna serta Harva.
Meskipun disana Abel hanya sebagai nyamuk, karena tampak Anna langsung bergandengan tangan mesra dengan kekasihnya itu.
Saat tiba di ruang tamu, Harva pun menyuruh dua gadis itu duduk sejenak di sofa yang tersedia. Abel sontak melongok melihat sofa disana.
"Nah, kalian duduk dulu ya disini! Aku mau ke atas sebentar," ucap Harva.
"Iya sayang, by the way adik kamu mana? Dia kok gak kelihatan?" tanya Anna.
"Ini baru mau aku panggil, supaya dia bisa kenalan sama Abel," jawab Harva.
"Hah?" Abel terperangah tak mengerti, dan Anna hanya mengusap pundaknya lembut.
"Yaudah, kamu panggil aja dia gih! Aku biar disini sama Abel," ucap Anna pada Harva.
"Siap sayangku!" Harva tersenyum dan lalu pergi menaiki tangga menuju kamar adiknya.
Anna serta Abel pun duduk berdampingan di sofa, mereka saling menatap sejenak sebelum Abel mengatakan sesuatu.
"Kak," lirih Abel.
"Kenapa sih Bel? Daritadi kamu kayak orang linglung gitu loh," heran Anna.
"I-i-iya, aku mau pulang aja," ucap Abel.
"Lah kok pulang? Kita baru sampe loh Abel, masa udah mau pulang aja? Kamu jangan bikin aku kesel deh!" ujar Anna.
"Maaf kak, abisnya aku ngerasa gak nyaman disini. Mending aku pulang aja," ucap Abel.
"Gak nyaman gimana sih? Udah deh kamu diam aja jangan aneh-aneh!" ucap Anna.
Abel menunduk diam, ia terpaksa menahan perasaannya dan memilih menuruti perintah kakaknya.
•
•
Sementara itu, Harva telah berada di depan kamar adiknya. Ia ketuk pintu itu sambil memanggil Lion agar bisa cepat keluar.
TOK TOK TOK...
"Lion, keluar lu woi! Itu di bawah Anna sama adiknya udah sampe," ucap Harva lantang.
Ceklek
Akhirnya Lion keluar membuka pintu, ia menatap kesal ke arah abangnya yang sudah mengganggu istirahatnya.
"Apaan sih bang? Lu ganggu orang tidur aja deh, masih pagi tau!" geram Lion.
"Buset On, jam segini lu bilang masih pagi? Orang apaan sih lu?!" heran Harva.
"Yah elah emang ini masih pagi tau, lagian ngapain sih lu bangunin gue?" ujar Lion.
"Itu di bawah udah ada Anna sama Abel, ayo lu turun dah kita sarapan bareng!" ucap Harva.
"Bodoamat, si Anna kan cewek lu bukan cewek gue. Apa urusannya sama gue?" ucap Lion.
"Ya iya, tapi kan ada si Abel juga. Lu selama ini belum pernah kenalan sama dia kan?" ucap Harva.
"Belum sih, terus kenapa? Harus gitu gue kenalan sama dia?" tanya Lion.
"Minimal lu temuin dulu mereka, kan biar gimanapun bentar lagi si Abel bakal jadi saudara lu juga Lion," ucap Harva.
"Yaudah iya gue temuin mereka, tapi gue mau cuci muka dulu terus ganti baju. Gak enak lah ketemu cewek tampilan kayak gini," ucap Lion.
"Oke, gue tunggu lu di bawah. Awas ya kalo gak turun, gue cabut fasilitas lu!" ancam Harva.
"Bawel banget sih lo, iya gue bakal turun nanti!" kesal Lion.
Lion yang emosi langsung masuk ke kamarnya kembali dan menutup pintu dengan kasar, membuat Harva sampai memejamkan mata.
"Gila tuh anak! Kelamaan jomblo kali ya?" gumam Harva dengan wajah menggeleng.
Harva pun berbalik, ia memilih turun lebih dulu menemani Anna serta Abel dibanding menunggu adiknya selesai berganti pakaian.
Sesampainya di bawah, dapat dilihat olehnya dua gadis itu sama-sama asyik dengan ponsel mereka masing-masing.
"Anna, Abel! Kalian gak bosan kan ditinggal?" ucap Harva sambil tersenyum.
"Eh sayang? Enggak lah, masa iya aku bosan di rumah calon suami aku sendiri?" ucap Anna.
"Hahaha, ya bagus deh aku ikut senang dengarnya. Abel, kamu betah gak disini?" ucap Harva.
"Hah? Eee gak sih sebenarnya, tapi dipaksa sama kak Anna," jawab Abel jujur dari hatinya.
Namun, jawaban Abel barusan langsung mendapat pelototan tajam dari Anna yang tampak geram mendengar ucapan adiknya itu.
"Kamu apaan sih Abel? Kenapa bilang begitu coba ke Harva?" tegur Anna.
"Gapapa sayang, jujur itu lebih bagus daripada harus bohong," ucap Harva.
"Ya tapi dia gak sopan tau, harusnya dia gak boleh kayak gitu. Gimana nanti kalau dia ngomong begitu juga di rumah orang lain?" ucap Anna.
"Gak mungkin lah kak, kalau rumahnya nyaman mah aku gak akan begitu," ucap Abel.
"Yaudah, terus menurut kamu yang nyaman itu gimana Abel? Biar aku usahain supaya bisa bikin kamu nyaman," tanya Harva pada gadis itu.
"Umm minimal ada game konsol gitu, biar aku bisa main disini," jawab Abel tanpa malu.
Anna yang kesal langsung menoyor kepala Abel dari samping cukup kuat, sampai gadis itu meringis sakit memegangi kepalanya.
"Awhh sakit tau!" rintih Abel.
"Biarin, suruh siapa gak tahu diri banget!" sentak Anna.
"Ih kak Anna jahat!" kesal Abel.
"Makanya kamu tuh kalo ngomong dijaga dong Abel!" ucap Anna.
"Anna, udah lah gausah diperpanjang! Kamu kok jadi emosian gini sih?" tegur Harva.
"Ya gimana gak emosi?!" geram Anna.
Disaat mereka asyik berdebat, Abel justru menangkap sosok lelaki tampan yang tengah berjalan menuruni tangga.
"Ganteng banget! Itu siapa ya?" batinnya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!