Menjadi seorang ibu adalah cita² seorang wanita yang sudah berumah tangga,terlebih lagi untuk pernikahan yang sudah lama di jalani seperti pasangan Anton dan Dewi yang sudah 8 tahun belum juga di karuniai seorang anak di dalam rumah mereka.
Setiap bulan nya, Anton slalu menunggu kabar gembira yang akan di berikan oleh Dewi. Tapi slalu saja menambah luka di hati Dewi, Yang saat ini lagi lagi tidak mendapat kan hasil yang bagus dari tastpack yang dia pegang saat ini.
Terdengar suara pintu mobil dari arah depan rumah. Dewi yang menghapus air mata di pipinya pun cepat² beranjak dari kamar mandi. Karna dia tau pasti itu suami nya sudah pulang dari kantor. Dan langsung saja Dewi memperlihat kan wajah yang kuat walau pun di hati nya bersedih dan ketakutan, Karna lagi² membuat suami nya kecewa.
"Mas..., Sudah pulang kamu. Aku buat teh hangat duluh ya buat kamu. "Dewi berjalan ke arah dapur dengan rasa takut di hati nya.
"Tastpack yang semalam sudah kamu coba." Tanya suami nya dengan nada datar.
"Ini minum duluh mas.Ya nanti aku coba." Dewi yang mencoba tidak ingin membuat suasana hati suami nya kacau, Karna dia tau pasti suami nya sangat capek pulang kerja.
"Ya sudah, Aku mandi duluh. Setelah itu aku mau istirahat, Jangan lupa sehabis aku istirahat, Kamu harus sudah beri aku hasil nya. "Kata suami nya yang berlalu pergi.
Ya, Aku merasa takut dengan kenyataan kalau nanti nya mas Anton kecewa, Kalau dia tau dengan hasil nya. Aku slalu berfikir kenapa Allah belum juga memberi kan aku seorang anak yang kami damba kan, Kenapa Allah tidak adil dengan aku. Sampai² aku slalu ketakutan kalau mas Anton, Slalu menanyakan hal yang sama.
CEKLEK...!!!
Terdengar suara pintu kamar, Yang membuat Dewi beranjak dari sofa,dan berdiri untuk menghampirin suaminya.
"Bagai mana Wi. Apa sudah mendapat kan hasil nya. "Tanyak Anton yang begitu tegas.
Aku yang merasa ketakutan, Langsung menunjuk kan hasil tastpack itu kepada suami ku. Betapa terkejut nya aku, Yang melihat suami ku langsung melempar tastpack itu tepat di wajah ku.
"Slalu begini, Aku tu nikah pengen punya keturunan. Bukan begini, Sudah 8 tahun kita menikah tapi kamu belom juga kasih aku satu pun seorang anak." Teriak suami nya yang langsung membanting gelas yang dia pegang.
"Aku juga ngak mau seperti ini mas...!, Aku juga pengen punya anak, Bukan kamu saja. Salah aku di mana. Allah yang belum memberi kepercayaan buat kita. "Jawab Dewi yang menangis terisak-isak di pinggir aquarium dalam rumah nya.
"Kamu tanyak lagi salah kamu apa...!!!. Salah kamu tidak bisa kasih keturunan buat aku.
Parkkk....!!!!
Satu tamparan melesat di pipi kanan ku. Yang membuat aku tersungkur di lantai. Lagi dan lagi, hal ini yang selalu terulang setiap bulan nya. Sedangkan suami ku berlalu pergi meninggal kan aku yang terkulai lemas di lantai, Karna perbuatan suami ku.
Di saat seperti ini hati ku sangat hancur bahkan tidak ada satu pun orang yang tau betapa rapuh nya aku sebenar nya. Bahkan lelaki yang saat ini sebagai suami ku pun, Yang ku harap bisa memberi semangat buat aku, Justru dia yang menambah luka di hati ku.
Dua hari berlalu. Sejak kejadian kemarin, Mas Anton belom juga pulang kerumah, Aku yang slalu mencoba menelpon nya pun slalu saja di reject dengan mas Anton."Ya Allah apa ini kehidupan yang Engkau berikan buat ku,aku tau, Engkau tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan ku. Hanya satu yang ku minta dari Mu, Jadi kan lah aku seorang ibu dari anak yang aku kandung." Hanya itu yang slalu ada di dalam doa ku.
......................
Pagi hari ini cuaca sangat mendung, dengan angin yang begitu kencang. Seperti biasa, aku duduk termenung di teras rumah, sambil menunggu mas Anton yang sudah 2 hari ini tidak pulang juga. Aku berfikir." Kemana kamu pergi mas....?. Apa kamu sudah ada wanita lain, sampai tak ingat pulang." Itu yang selalu ada dalam benak ku.
Saat hujan mulai turun dengan deras nya, aku memutuskan untuk masuk kedalam rumah dan ku biar kan pakaian yang ku jemur basah terkena air hujan. Istri mana yang tak kacau fikiran nya saat suami nya tidak ada kabar dan tidak pulang kerumah 2 hari.
"Aku juga sama seperti mu mas, mendambakan seorang anak didalam rumah ini. Aku juga ingin menjadi seorang istri yang sempurna dengan memiliki seorang anak." Itu yang ada di dalam hati ku saat ini. Seperti biasa sofa ini slalu menjadi saksi betapa terluka dan sedih nya hati ku saat ini. Perlahan mata ku terpejam, namun tidak lama seperti ada suara ketukan pintu. Aku pun cepat² berdiri dan berjalan menuju arah pintu, mungkin itu mas Anton, semogah benar.
Tok.... Tok... Tok...
Begitu sangat senang nya aku, saat aku buka kan pintu, Ternyata benar mas Anton sudah pulang. Cepat² aku memberi salam. Tapi apa yang ku terima hanya penolakan.
"Jauh² kamu dari aku...!!, Dasar wanita tidak berguna. "Kata mas Anton yang berlalu pergi meninggal kan aku yang sedang terluka hati dan perasaan ku.
"Mas maafin aku. Sekali lagi kasih aku kesempatan. Kalau aku tidak hamil juga, aku mau mas..!!, kamu madu." Aku yang spontan langsung terucap dari bibir ku sendiri, walaupun aku tau aku gak rela kalau aku di madu.
Mendengar apa yang aku ucapkan, benar saja. Mas Anton langsung menoleh ke arah aku. Dan langsung berjalan menghampiri, aku yang masih bersujud di lantai dengan kedua kaki menekuk, berharap mas Anton akan me-maaf kan aku, dan tidak membenarkan ucapan aku yang terakhir.
"Ingat Dewi, itu janji yang kamu ucapkan sendiri, dari mulut kamu. Ujar mas Anton yang setuju dengan ucapan ku.
Benar aku tidak menyangka. Kalau mas Anton,menyetujui persyaratan yang aku kata kan.
kini aku hanya bisa pasrah, dan semoga Allah akan menjawab semua doa-doa ku.
Waktu terus bergulir,hari demi hari aku lewati dengan rasa takut kehilangan suami ku.aku menyesal dulu telah berjanji akan menyetujui persyaratan yang dulu mas Anton ingin kan. Namun aku tau pasti Allah berikan rencana yang terindah buat aku kelak.
Sebulan berlalu, kini aku harus siap untuk menerima kenyataan yang akan terjadi nanti. Seperti biasa aku mulai sibuk di dapur, mempersiapkan sarapan pagi buat mas Anton dan segelas susu hangat kesukaan nya. Terdengar langkahan kaki menuju bilik dapur," Ya pasti itu suami ku,sudah bangun." Ungkap ku dalam hati.
Entah mengapa kehadiran suami ku yang memeluk aku dari belakang, bukan membuat aku senang, tapi membuat aku seperti bertemu dengan serigala yang sewaktu-waktu akan menerkam ku, sehingga rasa nya membuat tubuh ini gemetar karna ketakutan.
"Sayang...!, ingat kan dengan janji kamu?. Ini sudah lebih dari sebulan, kamu tidak lupa kan?." mas Anton lalu mengeluarkan tastpack dari celana manjanya untuk di berikan pada ku.
Dengan suara gemetar aku menjawab pertanyaan mas Anton." I...iya aku tidak lupa mas". Setelah aku mengambil alat itu dari tangan mas Anton, dengan sangat perlahan aku berjalan dengan kondisi kaki ku yang gemetar dan hati yang berdebar.
Sampai juga aku di toilet, dengan wadah kecil perlahan aku celup kan tastpack itu, sudah 10 menit tapi aku belom juga berani untuk melihat nya." ya Allah bagai mana ini, beri aku kekuatan ya Allah. dalam hati kecil ku ber doa.
"Dewi....Dewi....!!!,
Ngapain aja kamu?. coba bawa kemari,aku mau lihat."
Terdengar suara mas Anton yang memangil-manggil. tanpa melihat hasil nya,aku langsung berjalan menjumpai mas Anton. Dan memberikan tastpack itu, ku pejamkan mata ini karna tidak sanggup dengan apa yang akan terjadi nanti.
Dengan suara keras mas Anton memanggil nama ku,sampai aku benar benar tidak memberanikan diri untuk membuka kan ke dua mata ku ini.
"Dewi......!!!, kamu benar...?."
Tapi kenapa mas Anton memeluk aku dengan kencang, kenapa dia tidak marah atau memukul ku. Aku coba membuka ke dua mata ku dengan perlahan. Saat aku membuka mata, aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat.
Bersambung....
"Sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah...!!!. Dewi, kamu harus benar-benar menjaga anak kita yang ada di dalam kandungan mu ini. "Anton yang sangat bahagia,langsung memeluk Dewi dan mengendong nya.
"Apa aku mimpi?. "Aku yang masih belom percaya rasanya ini seperti mimpi. Aku benar hamil. "Ya allah...,terimakasih engkau telah menjawab semua doa-doa hamba. "Dalam hati Dewi berucap.
Mas Anton yang sangat bahagia karna penantian 8 tahun akhir nya datang juga, seorang anak yang ada di dalam rahim ku ini. Sering kali, pekerjaan yang biasa aku lakukan sekarang mas Anton ikut membantu, apapun yang ingin aku perbuat sekarang harus izin dari nya.
Tidak terasa sekarang kehamilan ku masuk di 3 bulan, yang membuat sering kali aku merasa teramat mual dan tidak menyukai sesuatu yang berbau menyengat. tapi perhatian dan kasih sayang mas Anton membuat aku kuat menjalani proses demi proses.
Namun kebahagiaan yang aku rasakan ini tidak berlangsung lama.
Ini la, awal dari segalah nya. yang menjadi kan kehidupan ku hancur berkeping-keping. Rasanya ingin sekali aku menyudahi hidup ini dan pergi selama-lamanya bersama anak yang ada dalam kandung ku ini.
"Pyarrr...!"
Terdengar suara pecahan gelas, yang membuat mas Anton terbangun dari tidur nya. Di lihat nya, aku yang sudah tidak ada tidur di samping nya, cepat-cepat dia berlari ke arah dapur untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Betapa terkejut nya mas Anton. Yang mendapati aku sudah terjatuh di lantai dengan posisi duduk. Dengan sigap mas Anton menggendong aku ke kamar, dan di baringkan di atas kasur.
"Sudah aku bilang!, kalau kamu mau ngapain aja bilang sama aku. Kalau terjadi apa-apa sama anak aku, kamu yang akan menanggung akibat nya."
Mas Anton, kelihatan nya sangat marah dengan kelalaian yang ku buat. Keesokan hari nya mas Anton langsung membawa aku untuk periksa, aku merasa sangat takut kalau terjadi apa-apa dengan anak yang sedang aku kandung. Bagai mana aku tidak takut, semalam aku merasakan nyeri di bagian perut ku. Dan saat aku ke kamar mandi, terlihat ada bercak merah di ****** ***** ku. Semoga aja tidak terjadi apa-apa dengan calon anak ku ini.
Sesampainya di tempat praktek, langsung saja aku masuk kedalam ruangan untuk di periksa. Terlihat jelas dari raut wajah mas Anton yang sangat khawatir dengan kondisi anak nya yang sedang aku kandung ini.
Tidak butuh waktu yang lama, akhir nya selesai juga aku di periksa. Dan dokter mempersilakan aku dan Mas Anton duduk, Dokter langsung memperlihatkan dan memperjelas kondisi janin dalam kandungan ku.
"Kandungan ibu dalam keadaan sehat. Tapi....!?.
Belum pun dokter selesai menjelas kan, mas Anton langsung memotong pembicaraan, membuat dokter langsung terdiam dan tidak meneruskan pembicaraan nya lagi.
"Tapi apa dok...?. Kata dokter, kandungan istri saya baik-baik aja.
"Tenang duluh mas!. Biar kan dokter menyelesaikan penjelasan nya terlebih dahulu." Aku mencoba menenangkan mas Anton yang terlihat sangat cemas.
"Begini pak!, memang kandungan ibu dewi dalam keadaan baik. Tapi kondisi ibu Dewi yang tidak memungkinkan untuk mempertahan kan janin yang ada dalam rahim ibu Dewi. Saya lihat rahim ibu Dewi bermasalah. Dokter pun menjelas kan panjang lebar tentang kondisi ku saat ini, yang tidak memungkinkan untuk mempertahan kan janin yang ada di rahim ku. Atau tidak nanti akan berdampak buruk dengan ku. Dan sebaik nya harus di gugur kan, kata dokter.
Jelas saja mas Anton sangat kecewa dan putus asa, penantian nya 8 tahun kini harus musnah begitu saja. Bukan hanya mas Anton, aku yang ingin menjadi seorang ibu harus mendapat kan pukulan keras, kalau harus menggugur kan impian ku.
"Saya perjelas lagi...!. Saya sangat tidak setuju, kalau istri saya harus menggugurkan kandungan nya. Ungkap mas Anton yang berlalu pergi meninggal kan aku.
"Maaf kan ucapan suami saya yang kasar dok!."
"Tidak apa-apa, saya pun mengerti. Tapi harus ibu fikir kan dengan matang, omongan saya yang tadi ya buk. "Kata dokter yang mencoba menjelas kan tentang kondisi ku.
Hari itu, Dunia ku seperti terhenti. Aku tidak percaya dengan kenyataan yang telah aku terima, bahkan aku bukan saja membuat mas Anton kecewa untuk hari ini saja, bahkan untuk selama-lamanya. Tidak ada dalam fikiran ku, bahkan mimpi ku sekaligus kalau rahim ku akan di angkat. "Benar...!!!. apa yang kamu bilang mas, aku bukan wanita yang berguna. Bahkan allah pun tidak mengijin kan aku untuk menjadi seorang ibu. Kenapa ya allah....???, kenapa engkau beri aku cobaan seperti ini. Teriak ku di dalam hati.
......................
Hari ini suasana rumah sangat hening, Hanya terdengar gemericik suara air dari arah aquarium kesayangan ku. Dari sudut tembok kamar aku melihat mas Anton yang sedang duduk di ruang tv dengan segelas susu hangat kesukaan nya.
Sejak masalah kemarin. Jangan kan berbicara, untuk menyentuh makanan yang ku buat kan saja mas Anton tidak mau, Kami seperti hidup satu atap tapi tidak saling mengenal.
Sebenar nya ingin sekali aku meminta maaf dan bersandar di bahunya, untuk sekedar mengurangi rasa sedih ku. Tapi itu suatu hal yang tidak mungkin. Kalau ada hal yang membuat mas Anton kembali lagi seperti duluh yang menyayangi dan perhatian dengan ku, akan aku lakukan, walaupun nyawa aku taruhan nya. Itu yang sekarang ada di benak ku.
Perlahan aku melangkah kan kaki ku, mencoba memberanikan diri untuk duduk di samping mas Anton. Membicarakan tentang permasalahan yang kemarin,mungkin dengan aku sedikit mengalah semuanya akan menemukan titik terang.
"Mas...., aku tau perasaan kamu. Bukan kamu saja yang sedih, tapi aku juga!. Kamu mau mempertahan kan anak kita kan?. "Tetap saja mas Anton hanya diam dan menatap ke arah tv,namun dengan tatapan yang kosong.
Aku yang bersandar di bahu mas Anton, Berharap dia akan membelai rambut ku, menguat kan aku. Tapi nyata nya tidak. Sampai dengan perlahan air mata ku jatuh tepat di telapak tangan mas Anton. Tiba-tiba mas Anton menatap aku dengan tatapan yang penuh dengan amarah.
"Kamu fikir dengan kamu menetes kan air mata di tangan aku, aku akan kasihan dengan kamu!!!."
Aku tidak menyangka, mas Anton menolak bahu ku dengan sekeras-keras nya, yang membuat badan ku terjatuh di atas sofa. Apa dia tidak ingat aku sedang mengandung anak nya.
"Tegah kamu mas....!. Menolak aku dengan keras. Apa kamu lupa, aku sedang mengandung anak kamu."Ungkap aku dengan menangis terisak-isak.
"Ya, aku tidak lupa!. Biar sekalian kamu mati. Bukan nya, bakalan tidak ada juga kan anak itu?. Jadi buat apa?."
Aku tidak menyangka, suami yang duluh sangat mencintai dan menyayangi ku bisa berbuat dan berbicara kasar pada ku. Sejenak aku terdiam, merenung dengan keadaan aku yang masih tersungkur di sofa. Aku tidak tau lagi harus bagai mana mengembalikan rumah tangga ku seperti duluh.
"Mas....!!!. Aku mau mempertahan kan anak kita, demi rasa sayang aku yang sangat besar kepada mu, juga anak kita yang sedang aku kandung. Walaupun pun nyawa aku taruhan nya. Aku janji mas."
Anton yang mendengar ucapan istri nya, langsung menatap penuh harap. Seolah-olah dia tidak memikirkan apa yang terjadi nanti pada istri nya. Yang dia fikir kan hanya mendapat kan keturunan, terlebih lagi ibunda Anton sudah sangat memaksa Anton untuk menikah lagi, karna Dewi tidak hamil-hamil.
"Benar, apa yang kamu ucapkan?. Aku janji, kita akan pergi ke rumah sakit yang lebih canggih lagi untuk bawak kamu periksa. Aku yakin anak kita selamat."Ungkap Anton. Walaupun Dewi akan celaka mungkin dia tidak perduli.
Dewi sangat senang bisa membuat suasana hati suami nya menjadi semangat lagi, dan dia berharap apa yang di putus kan semua semata-mata hanya untuk menjaga rumah tangga nya tetap utuh dan menjadi istri yang berbakti.
Kini keadaan rumah sudah kembali seperti semula, kebahagiaan dan senyuman kini aku rasa kan kembali, dan mas Anton yang lebih over protective lagi dari yang sebelum nya. Aku senang melihat mas Anton bisa tertawa dan semangat lagi, semogah saja apa yang aku korban kan nanti semua tidak akan sia-sia.
..............
Bersambung....
Sayang...sayang....!!!."
Terdengar seperti suara jeritan mas Anton dari depan rumah. Cepat-cepat aku meninggal kan cucian piring ku yang sangat menumpuk."Ada apa ya?. "Ungkap ku dalam hati.
Ada 2 koper di depan pintu rumah ku, ya!. Aku tanda dengan koper itu. Itu adalah koper mertua ku,ibu dari mas Anton. Langsung saja aku buru-buru untuk memberi salam dengan mertua ku yang sudah duduk bersama mas Anton.
"Ma....!. Kenapa tiba-tiba mama datang?. "Kata ku yang sambil membungkuk kan badan memberi salam ke mertua ku.
"Kamu ini ya...!, emang perlu saya minta izin untuk kerumah anak mama sendiri?. Atau kamu tidak suka saya kemari. "Jawab mertua ku dengan nada keras.
"Bukan begitu ma, kan bisa mas Anton jemput kalau mama bilang mau kemari."
"Uda, jangan sok baik kamu didepan suami mu. Lebih baik kamu pergi ke dapur, ambil kan minum mama."Kata mertua ku yang super galak.
Aku pun bergegas ke dapur untuk membuat kan minuman mama mertua ku dan segelas air putih dengan sedikit cemilan, aku sedia kan ke duanya, karna aku tau sifat mama mertua ku yang slalu salah aku di mata nya. Karena sejak awal menikah, mama mertua ku sudah tidak suka dengan ku.
"Kamu lihat itu istri kamu, macem tidak suka lihat mama kamu kemari. Itu pilihan kamu, yang gak pernah betul."ujar mama mertua ku yang slalu saja menjelekan aku didepan mas Anton.
.........
Malam pun berlalu, hari demi hari aku lewati dengan kehidupan yang sangat rumit. Sejak kehadiran mertua ku, slalu saja ada kegaduhan antara aku dan mama mertua yang slalu saja tidak pernah ada benar nya. Sedang kan mas Anton,tidak pernah memarahi aku. Mungkin karna aku sedang hamil dan berjanji akan mempertahan kan anak yang ada di dalam kandungan ku. Namun mas Anton slalu membela mama nya,dan membenar kan ucapan mamanya.
*
"
*
*
"Sayang..., cepat sedikit!."Teriak mas Anton dari luar kamar, yang sedang menunggu aku di ruang tv.
Aku langsung buru-buru keluar, karna tidak mau membuat mas Anton lebih lama lagi menunggu.
Karna ini hari mas Anton sudah membuat janji dengan dokter praktek yang baru, tentu nya yang lebih ternama.
Setelah sampai di tempat praktek yang ke -2, aku langsung di periksa dan di USG, untuk melihat apakah semua nya dalam keadaan baik-baik saja atau tidak. Kali ini mas Anton ikut melihat aku di periksa. Mungkin dia khawatir, tentu saja bukan dengan aku, melainkan dengan anak yang sedang aku kandung.
Seperti biasa setelah pemeriksaan, dokter memberi penjelasan dan memberi tau hasil nya. Tapi kali ini berbeda, dokter memberi resep dan obat agar kandungan dan aku baik-baik saja, tanpa harus mengangkat rahimku. Mendengar hal ini mas Anton sangat senang. Setelah semuanya selesai, kami memutus kan untuk pulang langsung, agar aku lebih banyak beristirahat kata mas Anton.
..............
"Kring-kring-kring"
Terdengar bunyi suara jam weker yang ada di atas meja kamar, yang menunjukan pukul 06:00, waktunya aku siap-siap untuk membuat kan sarapan suami ku dan mama mertua.
Aku mulai sibuk di dapur, memasak, membuat kan minum dan mencuci piring, itu memang sudah tugas ku setiap pagi. Walaupun terkadang mas Anton sudah tidak memperbolehkan ku untuk terlalu banyak beraktifitas.
Sekarang semua masakan sudah tertata rapi di atas meja makan. Dan aku segera membangun kan mas Anton agar tidak telat ke kantor. Sedang kan mama mertua sudah terlihat duduk di meja makan, dengan menatap masakan yang sudah aku hidang kan di atas meja, dengan sorotan mata yang tajam.
"Dewi....!!!."
Teriakan mama mertua, membuat aku dan mas Anton langsung menuju ke meja makan. Aku merasa bingung kenapa mama mertua ku sampai teriak seperti itu. Padahal semuanya sudah aku sajikan dengan sempurna.
"Kenapa si ma...?."Tanya mas Anton.
"Dewi..!!, kamu itu bisa masak apa ngak?. Coba kamu rasa ini. Emang dasar menantu gak bisa apa-apa kamu."ungkap mertuaku,sembari membuang makanan yang ada di mulut nya ke lantai.
"Biasa nya juga mas Anton suka kok ma. Iya kan mas?."Mas Anton hanya terdiam, sembari meminum susu hangat dan langsung berangkat kekantor, tanpa berpamitan.
"Kamu lihat itu, gara-gara kamu anak aku sampai gak makan. Tau nya kamu hanya habis kan uang anak aku aja."Ujar mertua ku yang slalu berkata kasar di depan suami ku.
"Uda 8 tahun loh pernikahan kami ma!, kenapa mama masih aja membenci ku. Dewi sedang mengandung cucu pertama mama, anak dari mas Anton. Seharusnya mama bahagia."Ungkap aku dengan nada tinggi.
Mendengar perkataan aku, mama mertua ku langsung bangkit dan membanting piring yang ada di hadapan nya, menimbulkan suara yang sangat keras.
"Pyarrr...."
Pecahan piring berserakan,tepat di mana aku berdiri. Spontan membuat aku sangat terkejut dengan sifat arogan mertua ku yang sangat berlebihan membenci aku.
Tidak sampai di situ saja. Belum puas dengan apa yang di buat mama mertua ku, dia kembali memaki-maki aku dengan kata yang sangat kasar.
"Jangan harap aku bisa terima kamu sebagai menantu ku. Apa lagi dengan anak yang kamu kandung, dia bukan cucu ku."ungkap mertua ku yang menarik rambut ku dengan sangat keras."Kamu ingat ya perempuan ******, kamu harus sadar kalau kamu itu dari keluarga miskin,yang di naikan derajat nya dengan anak aku. Dan pantas nya kamu jadi pembantu buat anak ku."
"Aduh...., sakit ma. Dewi minta maaf, kehadiran Dewi sudah membuat mama kesal."Aku yang kesakitan karna mama mertua ku menarik rambut aku dengan sangat keras.
Mama mertua ku pun berlalu pergi masuk ke kamar nya. Sedangkan aku masih tetap terduduk di lantai karna perbuatan mama mertua ku yang tidak pernah mengingin kan aku. Dengan perlahan aku bangkit,sambil memegang perut ku yang sudah terlihat membuncit."Nak, kuat kan mama ya?. Kamu baik-baik di dalam perut mama." Ungkap aku dengan perlahan sembari mengelus perut buncit ku, yang semakin lama sudah terlihat.
"Haemmmm..."
Sejenak aku menghela kan nafas panjang ku, sembari melihat meja makan yang berserakan dan serpihan kaca di lantai, membuat aku sedikit lelah dengan melihat nya saja."Smogah suatu saat nanti akan lebih indah, saat engkau hadir buah hati ku."tidak lupa sambil mengelus perut buncit ku, karna dia penyemangat ku saat ini.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!