“Kak Ar, kenapa mukamu murung sekali?” Ejek Naura sambil cekikikan yang merupakan adik sepupu dari Arjuna. Dia tengah memergoki kakaknya itu tengah duduk melamun di gazebo sambil menatap lurus ke depan. Naura duduk disamping kakaknya sembari meletakkan buku yang ia bawa tadi.
“Heitttsss jangan mengejekku seperti itu bocil, aku ini amatlah tampan dan juga gagah,” ucap Arjuna dengan percaya diri, Arjuna berdiri sambil berpose layaknya model.
Naura kemudian memandang kakak sepupunya dengan penuh kekaguman dengan mata yang berbinar, tapi itu hanya sebentar saja. Naura kemudian tersenyum penuh arti
“kau benar kak, kau sangatlah tampan dan gagah. Hanya saja otakmu tidaklah tampan dan gagah” ucap Naura sambil tertawa keras dan berlari meninggalkan kakaknya yang tengah berpose bak model. Naura sendiri lupa tentang buku yang ia bawa barusan karena fokusnya teralihkan dengan mengejek sang kakak sepupu.
“Kurang ajar. Hei bocil kemari kau, kau itu selalu saja kalo bicara suka benar,” ucap Arjuna dengan selingan tertawa.
“Yah kau benar, otakku tidaklah seperti fisikku”. Lirih Arjuna melihat kepergian sepupunya.
Arjuna Rodriguez adalah putra tunggal dari Alex Rodriguez dan Stefanni Rodriguez. Lahir dari keluarga kaya raya membuat Arjuna menjadi anak yang pemalas dan hidup berfoya-foya. Masa kecil hingga dewasanya ia habiskan hanya untuk nakal dan bermain yang tiada artinya. Jangan tanya masalah pendidikannya, sudah pasti kacau. Hanya saja karena kekuasaan orangtuanya membuat segala sesuatu menjadi mudah. Tanpa mereka sadari dengan berbuat demikian, membuat sang anak menjadi acuh terhadap kerasnya hidup dan menjadikan kekuasaan orangtuanya adalah segalanya.
Arjuna kemudian duduk kembali setelah kepergian sang adik sepupu dan melihat sebuah buku tentang dewi yunani kuno yang berjudul “Dewi Perawan”.
“Cih, rupanya dia masih saja suka membaca dongeng yang tidak ada faedahnya sama sekali. Mari kita lihat buku apa ini”.
Arjuna melihat buku tersebut tanpa minat. Lalu menggeleng pelan.
“Dasar bocil, bacanya novel yang perawan segala”.
Arjuna kemudian membaca sepintas saja tentang isi buku itu dimana tertulis “Dewi Athena adalah dewi kebijaksanaa, perang, seni, dan kerajinan tangan. Dia adalah dewi perawan”.
“Huuh tidak berfaedah sama sekali, mana ada dewi seperti itu”
Arjuna langsung membuang sembarang buku tersebut ke dalam gazebo dan berlalu masuk ke dalam rumah.
***
Group Gandratama
“Jun, apakah kau sudah mempersiapkan dirimu untuk bekerja di perusahaan untuk menduduki posisi CEO” tanya sang daddy yang sedang duduk berdua dengan Arjun di ruang kerja.
“Oh ayolah Dad, kenapa pembahasannya itu terus sejak kemarin” kesal Arjun yang sedang bermain game, moodnya jadi jelek ketika sang Daddy membahas itu lagi.
Braakkk
“Jangan membuat Daddy semakin marah Arjuna Rodriguez” sentak sang daddy langsung memukul meja.
“Aku tidak suka di atur Dad. Aku tidak mau menempati posisi CEO dalam waktu dekat ini” jawab Arjun dengan santai tanpa takut amukan sang Daddy yang mukanya sudah merah menahan amarah.
“Lagian, Daddy kan ada, jadi kenapa aku harus turun tangan” jawab Arjun lagi.
“Dasar anak tidak berguna, Daddy tidak mau tahu. Minggu depan kamu akan di lantik sebagai CEO perusahaan ini” tandas Dad Alex tak mau di bantah.
“Aku tidak mau” Arjuna langsung berdiri berencana keluar ruangan.
“Jika kau tidak mau, maka Daddy akan menarik semua fasilitas yang kamu pakai termasuk ponselmu itu” ucap dad Alex dengan sangat dingin.
“What? Yang benar saja, daddy mengancamku begitu?” Arjuna tak terima dengan perkataan sang Daddy.
Namun dad Alex tidak menjawab lagi, ia lebih fokus ke laptopnya saat ini.
“Shiit” umpat Arjun langsung pergi dari ruangan sang Daddy dan membanting pintu dengan sangat keras.
Setelah kepergian Arjuna, dad Alex memijit pelipis karena merasa pusing mengatur anak semata wayangnya.
“Apa aku terlalu memanjakan anak itu” Alex menggelengkan kepalanya karena kelakuan putra yang susah di atur.
.
“Mom…. Mommy” teriak Arjuna mencari sang ibu di dalam mansion.
“Nyonya ada di kamarnya tuan muda” jawab salah satu pelayan yang tengah lewat di ruang tengah.
“Baik, terimakasih” Arjuna langsung berlari menuju kamar sang ibu yang terletak di lantai 2.
Krek
“Mommy sayang” ucap Arjun dengan sangat manis sambil memeluk ibunya yang sedang asik memasang skincare di wajahnya.
Mendapat perlakuan seperti itu, mommy Stefanni jadi jengah melihat kelakuan puteranya karena jika kelakuan Arjun sangat manis, maka akan ada maksud terselubung.
“Hisss jangan merecoki mommy, katakan ada apa” mommy Stefanni melepaskan pelukan Jun di lehernya.
“Mom, katakan pada Daddy bahwa aku tidak mau jadi CEO dalam minggu ini di perusahaan ayah” Arjun berjongkok dan memegang tangan mommy Stefanni.
“Tidak, mommy tidak bisa menuruti permintaanmu itu lagi” mommy Stefanni menghela nafasnya kasar.
Selama 3 tahun ini, mommy Stefanni dan daddy Alex meminta sang anak untuk mulai terjun ke dunia bisnis. Namun Jun malah menundanya dengan mengatakan dia perlu belajar dulu, dia masih muda, ayahnya pun masih ada dan masih banyak alasan lainnya.
“Mom, aku masih muda untuk bekerja di perusahaan, apa mom tidak kasihan pada anak tampanmu ini” Arjuna memelas pada sang mommy.
“Kau sudah berumur 29 tahun, sudah tua” ejek mommy Stefanni
“Aku perlu belajarlebih dulu mom” jawab Juna masih membujuk sang mommy
“Kau bisa belajar nanti kalau sudah dilantik” jawab mommy Stefanni sambil mengelus kepala sang anak.
“Mom, aku ini tidak pintar dan tidak ada bakat serta memiliki jiwa pemimpin, itu sama saja aku memperlakukan diriku ke depannya jika aku jadi CEO” tegas Arjuna.
Mendengar itu, mom Stefanni hanya mengangkat kedua bahunya dan melanjutkan memasang skincare di wajahnya.
.
.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang” Juna sangat pusing memikirkan cara agar ia tidak di lantik menjadi CEO.
Kenapa Juna tidak berniat menjadi CEO? Jawabannya adalah otaknya yang sedikit tumpul, dengan kata lain bodoh. Sejak dahulu ketika Juna sekolah, mengikuti les privat sampai kuliah diluar negeri, Juna tak pernah serius. Pikirnya, untuk apa belajar toh kedua orang tuaku sudah kaya. Karena pemikiran itu, membuat otak Juna sedikit tumpul, tidak pernah di asah dengan materi-materi. Untung saja ia tidak buta huruf dan perkalian.
“Sepertinya, aku harus searching di internet cara menjadi pintar tanpa belajar dalam waktu 1 minggu”
Jun mengotak atik gawainya dan menemukan beberapa artikel
“Ganti otak” Juna geleng-geleng kepala. Yang benar saja masa ia harus ganti otak. Itu sama saja mati.
“Pesugihan” baca Juna lagi.
“Eh tapi bukannya pesugihan itu untuk mencari kekayaan, tapi kan aku sudah kaya”
Sampai Juna menemukan satu artikel yang cukup menarik
“Perjanjian dengan Sang Dewi Athena, Dewi Yunani yang merupakan dewi kepintaran dan kebiksanaan”
.
.
.
Hai-haii semua, jangan lupa bantu author ya melalui like, comment, vote, dan rate serta favoritkan juga untuk novel kedua author bergenre romansa fantasi🤩🤩🤩🤩🕊️
“Perjanjian dengan Sang Dewi Athena, Dewi Yunani yang merupakan dewi kepintaran dan kebijakan” Juna sepertinya tidak asing dengan nama dewi tersebut. Tapi dimana ya? Ia berusaha berpikir keras mengingat nama tersebut sampai akhirnya ia teringat tentang buku dewi perawan.
“Oh iya, bukankah aku pernah melihat nama dewi itu di buku yang Naura bawa” gumam Juna dalam hati.
“Apa sebaiknya aku tanya kepada Naura yah tentang dewi itu? Eh tapi kalau aku tanya kepadanya, nanti aku bisa di ejek. Bukan kah itu hanya mitos belaka”
“Tapi kalo benar adanya bagaimana?
Juna sepertinya berperang di dalam hatinya. Apakah ia mempercayai tentang artikel itu atau tidak. Sampai akhirnya ia bertekad untuk mencari tahu lebih lanjut tentang dewi Athena dan cara membuat permintaan pada sang dewi.
“Gunung olympus tempat tinggal para dewa-dewi Yunani kuno” gumam Juna membaca artikel tersebut.
“Oh my gosh, yang benar saja. Ya kali aku harus ke Yunani dulu sih” gerutu Juna. Ketika Juna mengetahui kalau ingin bertemu dengan dewi Athena, maka harus menemuinya di gunung olympus yang merupakan tempat tinggalnya.
“Hem, tapi kalau di pikir-pikir dewi itu benar-benar ada, itu sangat menguntungkan bagiku. Aku bisa membuat permintaan kepadanya” Juna jadi semangat untuk datang ke Yunani. Malam itu ia langsung memesan tiket pesawat keberangkatan pagi menuju negeri para dewa-dewi. Tak lupa ia mengajak asisten pribadinya bernama Dellon.
.
.
“Tuan, sebenarnya kita ke Yunani untuk apa?” tanya sang asisten kepada Juna yang sedang duduk di ruang tunggu pesawat menantikan keberangkatan mereka. Juna yang sedang asik dengan ponselnya, melihat Dellon sekilas. Ia menurunkan kaca mata hitamnya yang bertengger di hidung mancungnya.
“Secret” cengir Juna dengan santai.
Mendengar itu, Dellon hanya menghela nafas, kelakuan anak dari bosnya itu sungguh menjengkelkan. Kalau bukan memikirkan pekerjaannya mungkin saja Dellon akan meninggalkan Juna dan pergi sendiri ke negara tujuannya.
.
.
.
Menempuh perjalanan yang hampir 15 jam 40 menit. Membuat Juna dan Dellon sedikit kecapean.
“Pesankan kan kita penginapan yang dekat dengan gunung olympus” titah Juna pada sang asisten kemudian berlalu pergi menarik satu kopernya.
“Baik Tuan”
Dan di sinilah mereka sekarang, di penginapan Koromila Refuge Olympus.
“Lon, besok pagi kita akan mendaki gunung olympus, usahakan jangan kesiangan bangunnya” titah Juna pada sang asisten.
“Baik Tuan, saya akan mempersiapkan perlengkapan kita terlebih dahulu”
“Hem, boleh juga. Kau uruslah itu, aku mau tidur” Juna langsung berbaring di ranjang empuknya. Dan tanpa menunggu lama Juna sudah menyambangi dunia mimpi.
“Dasar kebo” batin Dellon melihat Juna yang sudah tertidur pulas bahkan sudah mengorok.
.
.
“Aku dimana, woaaaah apa ini?” bingung Juna yang saat ini ia tidak tau ada dimana.
Entahlah, ia seperti berada di negeri dongeng. Berada di dalam ruangan kuno klasik yang sangat indah dan memanjakan mata. Di sini tidak menggunakan penerangan lampu listrik, tapi menggunakan lampu minyak dengan desain klasik. Jangan lupakan bangunannya yang tinggi menjulang disertai dengan toga bangunan yang luar biasa besarnya seperti batang pohon besar General Sherman. Pohon General Sherman adalah pohon terbesar di dunia berdasar volume yang masih hidup hingga saat ini. Pohon ini memiliki diameter batang 11 meter, tinggi 83,8 meter, dan volume 1487 meter kubik. Jika disamakan dengan tinggi sebuah bangunan, pohon ini bisa mencapai tinggi sebuah bangunan setinggi 27-30 lantai. Ukuran dan tingginya akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.
(Jadi bisa di bayangkan kan, bagaimana besarnya bangunan yang Juna berada sekarang hehe)
“Hemmm luar bisa desainnya, estetik sekali pemilik rumah ini” puji Juna karena memang ruangan itu sangatlah indah dan klasik.
Juna tidak tau saja, ia berada dimana sekarang.
Sampailah saatnya Juna melihat patung burung hantu di setiap sudut ruangan dengan mata yang tajam berwarna merah.
“Arghhhhh Shiiit” kaget Juna. Rasanya jantungnya mau melompat dari tempatnya saat ini juga.
“Oh my gosh yang benar saja, masa di bangunan yang bagus ini, pemiliknya doyan mengoleksi patung burung hantu”. Ketika mengatakan itu, tiba-tiba patung burung hantu di setiap ruangan itu mengeluarkan suara layaknya burung hantu dengan melodi yang lembut. Suara itu bersahut-sahutan, tidak terdengar keras namun membuat setiap orang yang mendengar suara itu menjadi takut dan ciut, dan itulah yang di rasakan Juna sekarang. Ia sudah gemetar tak karuan, rasanya kakinya seperti jeli tak mampu menopang berat tubuhnya.
“Astaga apa yang terjadi, apa pemiliknya marah aku mengatai tempatnya” tanya Juna dalam hati.
Sampai tiba-tiba ada seekor burung hantu berwarna putih berukuran besar terbang di atas kepalanya, melewati Juna.
Melihat itu, Juna sangat takut. Karena pikiran Juna saat ini adalah burung hantu itu pastinya hantu. Mitos Indonesia kan memang begitu, burung hantu itu melambangkan hantu.
Sungguh Juna rasanya mau pingsan tapi tidak pingsan juga.
Burung hantu itu bertengger di sebuah ornamen tempat lilin yang besar.
Seketika itu burung hantu itu mengeluarkan cahaya putih bercampur keemasan di tubuhnya. Juna sampai menutup matanya karena cahaya itu. Sampai akhirnya Juna di buat melongo dengan kehadiran sesosok perempuan berparas cantik.
“Gilaaa cantik buangettt. Ini sih namanya sang dewi” ungkap Juna dengan penuh kekaguman
“Gilaaa cantik buangettt. Ini sih namanya dewi” batin Juna menjerit melihat seorang perempuan berdiri di hadapannya begitu cantik, anggun, dan amat berwibawa.
“Εσυ τι θελεις (Esy ti theleis / apa yang kau inginkan)” perempuan berjubah putih itu bertanya kepada Arjuna dalam bahasa Yunani. Namun yang di tanya bukannya menjawab malah bengong, diam di sertai dengan tatapan memuja.
Melihat respon Arjuna yang hanya diam membuat perempuan berjubah putih mengangkat tangan kanannya hingga terdapat cahaya bulat berwarna biru ke abu-abuan dan tiba-tiba saja terdapat sebuah tongkat ombak yang sangat tajam yang mana ujugnya sangat runcing dan berkilauan. Perempuan itu tiba-tiba saja terangkat ke atas beberapa meter, Ia melayang ke udara dengan anggunnya bahkan Ia tersenyum smirk pada Arjuna dan berkata “Panggil aku Pallas Athena, temui aku di kuil Parthenon Acropolis Athena, tak perlu mendaki gunung” setelah mengatakan itu, perempuan itu melirik Arjuana sekilas dan langsung menghunuskan tombak runcing tadi ke Arjuna dengan kilatan cepat.
Dubraakk...
“Aaaarrrghhh tidaaaakkk” teriak Arjuna yang langsung bangun dari tidurnya. Arjuna ngos-ngosan sambil keringat keluar dari tubuhnya. Ia merasa tombak yang di arahkan ke arahnya benar-benar menghunus jantungnya, ia bahkan merasakan sakit dan nyeri yang luas biasa.
“Tuan, ada apa?” tanya Dellon yang baru keluar dari kamar mandi. Dellon melihat Arjuna seperti orang ketakutan, berkeringat dan sepertinya juga sedang ling-lung.
“Dell, aku di serang pake tombak tadi hah hah hah” ucap Jun sambil ngos-ngosan.
“Apa maksudmu Tuan, bukan kah Tuan dari tadi tidur? Sepertinya Tuan bermimpi mungkin karena kecapean” Dellon kemudian membantu Arjuna yang sedang duduk di lantai penginapan, sepertinya Arjuna terjatuh dari ranjang ketika bermimpi.
“Aku masih hidup kan?” tanya Juna kepada Dellon
“Iya Tuan, sebentar aku ambil minuman di luar” Dellon berlalu ke luar mengambil minuman kepada Tuannya. Sepertinya tuan Arjuna mengalami mimpi buruk.
“Apa iya itu mimpi, tapi kenapa terasa sangat nyata ya” gumam Arjuna sambil memegang dadanya.
“Apa maksud dari mimpi itu ya? Apa itu pertanda? Apa itu dewi yang aku cari? Atau apa yah kira-kira? Arjuna menerka-nerka arti dari mimpinya. Bahkan perkataan perempuan yang mengaku sebagai Athena itu terngiang-ngiang di telinga Arjuna.
“Huuffftt mungkin aku terlalu memikirkan dewi Athena, sampai-sampai aku membawanya dalam mimpi”
Arjuna kemudian berdiri berjalan mendekati cermin. Tujuannya untuk berkaca. Namun Arjuna jadi kaget ketika di pantulan cermin itu terdapat sosok perempuan yang ia mimpikan tadi.Arjuna menoleh ke belakang dan bertanya
“Siapa kamu?”
“Athena” jawab wanita berparas cantik itu. Ia berjalan mendekati Arjuna dan menyentuh leher Arjuna dan dengan ajaibnya juga terdapat kalung di leher Arjuna dengan liontin burung hantu.
“Hah? Bagaimana bisa?” Arjuna di buat terkaget-kaget.
“Tuan, ada apa?” tanya Dellon di depan pintu kamar penginapan mereka.
Seketika Arjuna langsung menoleh
“Dell, kau lihat tidak ada dewi Athena tadi di sini”
“Dewi Athena itu siapa Tuan?” tanya Dellon dengan bingung.
“Lihatlah ia memberiku kalung liontin” Arjuna memperlihatkan kalung itu. Kalung dengan desain yang cantik dan klasik khas orang yunani.
“Tuan dapat dari mana?”
“Dari dewi Athena Dell” jawab Arjuna dengan antusias.
Mendengar itu Dellon langsung tertawa terbahak-bahak
“Hahhhaha Hahahahaha Hahahhaa sepertinya halusinasi mu sangat bagus Tuan” Dellon menepuk punggung Arjuna.
“Aku tidak bercanda ataupun berhalusinasi Dell, aku serius” tandas Arjuna tak terima karena ia di tuduh berhalusinasi oleh asistennya sendiri.
“Minumlah dahulu Tuan, mungkin Anda dehidrasi” Dellon masih cekikikan melihat Arjuna.
“Kau tidak percaya pada perkataan ku?”
“Emm bukannya tidak percaya Tuan, hanya saja kita itu berada di zaman modern. Hal dewa-dewi yang Tuan katakan barusan itu hanyalah cerita masyarakat di sini. Lagian apakah tua Arjuna juga mempercayai hal yang seperti itu?” tanya Dellon
“Sudahlah kau tidak akan mengerti” Arjuna langsung merebut minuman yang di bawa asistennya.
Arjuna berjalan keluar kamar dan duduk di kursi.
.
.
“Kalungnya cantik, orangnya juga cantik” batin Juna.
Setelah menenangkan diri di luar, sekaligus menghirup udara segar Arjuna kembali ke kamarnya lagi.
“Kau sedang apa?” tanya Juna melihat Dellon memasukkan beberapa peralatan ke dalam dua tas ransel pendaki.
“Untuk persiapan besok Tuan” jawab Dellon seadanya.
“Oooh.. Untuk pendakian besok tidak jadi” ucap Juna santai.
Mendengar itu, Dellon langsung melihat tuannya dengan penuh tanda tanya.
“Maksud Tuan?”
“Iyah besok kita tidak jadi mendaki, namun kita langsung ke kuil akropolis Athena saja” titah Juna sambil mencomot makanan ringan yang ada di meja.
“Tapi Tuan, saya sudah mempersiapkan peralatan yang kita bawa besok untuk pendakian” jelas Dellon pada Juna. Sungguh Dellon kesal setengah mati pada Arjuna, memberi perintah dan membatalkan kegiatan sesuka hatinya.
“Tak masalah, nanti sumbangkan saja peralatan pendakian itu” jawab Juna santai.
“Dasar dodol” umpat Dellon dalam hati
.
.
Halo kakak, jangan lupa like, comment, vote, favoritkan beserta bunga kembangnya jgn lupa ya kakak²
dukung terus
salam hangat🤗🤗✨❤️🕊️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!