Malam yang dingin disertai suara hujan badai kini sedang melanda sebuah Hutan di salah satu wilayah Kekaisaran Zhang. Tepat di tengah Hutan tersebut, ada seorang anak laki-laki yang duduk meringkuk di balik batu besar dengan tubuh bergetar karena kedinginan.
Anak laki-laki itu bernama Shin Yu, alasan dia bisa berada di sini karena ayahnya membuangnya setelah dirinya dengan sengaja menumpahkan air panas ke wajahnya sampai meninggalkan bekas lepuhan yang menjijikan.
Shin Yu melakukan itu karena ia ingin melihat reaksi ayahnya ketika disakiti tanpa alasan tertentu. Dan reaksi yang dilihatnya sangatlah berlebihan, berbeda ketika ibunya dipukul oleh ayahnya dan hanya bisa menangis sambil memohon ampun.
"Aku lapar..." Shin Yu bisa merasakan perutnya yang berbunyi, ia mendongakkan kepalanya dan menatap langit malam yang menurunkan tetesan air hujan tak terhitung jumlahnya, "Kapan hujan akan berhenti?"
Shin Yu diam-diam menghela nafas panjang dari mulutnya, lalu bangkit berdiri. Ketika dia hendak melangkahkan kakinya ke depan, seekor Harimau loreng muncul dari balik pohon dan secara perlahan mendekatinya.
Shin Yu perlahan mundur sampai langkahnya terhenti ketika punggungnya menyentuh dinding batu, instingnya mengatakan kalau dia akan mati jika Harimau itu menerkamnya.
Harimau itu mengeluarkan cakarnya yang tajam sembari mempercepat langkahnya, ketika dia ingin menerkam anak laki-laki itu, ada sebuah tendangan yang mengenai tubuhnya sehingga membuatnya terpental dan menabrak pohon sampai hancur.
"Apa kau baik-baik saja, Nak?" seorang pria tua bertanya usai memastikan harimau itu mati, dia tersenyum lembut supaya tidak membuat takut anak kecil itu.
"Aku baik-baik saja." Shin Yu mengangguk pelan.
Pria tua itu sedikit menaikkan alisnya, lalu kembali bertanya, "Kenapa kau bisa sampai di sini? Di mana dirimu tinggal?"
"Aku tinggal di sebuah desa yang letaknya tidak jauh dari sini, ayah meninggalkanku di sini setelah aku menyiram air panas ke wajahnya." Shin Yu menjawab, ekspresinya terlihat datar saat berkata demikian.
Pria tua itu melihat tatapan mata Shin Yu yang terlihat kosong, lalu berjalan mendekatinya. Tangan kanannya menyentuh kepala anak kecil itu dan lapisan energi langsung menyelimutinya.
Shin Yu sendiri langsung merasakan kehangatan sesaat setelah lapisan energi itu menyelimutinya, ia mendongakkan kepalanya untuk menatap pria tua tersebut lalu berkata, "Ternyata anda seorang kultivator..."
"Hahaha... Bukankah itu sudah cukup jelas?" pria tua itu tertawa pelan, "Sepertinya hujan masih cukup deras, ayo kita cari tempat untuk berteduh."
Meskipun lapisan energi bisa melindungi mereka dari tetesan air hujan serta dinginnya suhu udara namun tidak ada salahnya untuk berteduh di tempat yang tertutup daripada harus diam dan berdiri di tengah-tengah Hutan seperti ini.
Shin Yu mengangguk dan mereka berdua berjalan bersama menuju tempat yang bisa dijadikan tempat berteduh.
Selama di perjalanan, pria tua itu mengenalkan dirinya sebagai seorang Kultivator dari Aliran Putih. Namanya adalah Liu Kang, Tetua dari sebuah sekte yang bernama, 5 Raja Pedang.
Shin Yu sama sekali tidak mengerti dengan ucapan pria tua itu selain namanya, ia tidak memiliki pengetahuan tentang dunia luar karena kedua orang tuanya tidak pernah mengajarinya tentang itu.
Meskipun mempunyai orang tua yang lengkap, Shin Yu sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dari mereka. Ayahnya adalah seorang buruh tani yang suka sekali berjudi dan mabuk-mabukan, sementara ibunya adalah seorang wanita penghibur meski statusnya sudah menikah.
Setelah berjalan cukup lama akhirnya mereka berdua akhirnya menemukan Gua kecil yang hanya muat kurang dari lima orang dewasa saja.
"Jadi, siapa namamu?"
"Aku Shin Yu."
"Kau terlihat pucat, apa kau belum makan?"
"Belum."
Liu Kang tersenyum tipis, lalu mengeluarkan beberapa roti yang sudah dingin. Sebelum diberikan kepada Shin Yu, dia terlebih dahulu menghangatkannya dengan cara memanifestasikan Qi-nya menjadi energi Api.
"Makanlah..." Liu Kang memberikan roti-roti yang sudah menjadi hangat kepada Shin Yu.
Shin Yu tentu menerimanya dalam diam, ia sedikit terkejut karena roti yang sebelumnya dingin kini menjadi hangat seperti baru dibuat.
"Terima kasih..." ucap Shin Yu, kemudian memakannya dengan tenang.
"Anak ini... Dia tidak mengeluarkan emosinya sama sekali, bahkan ketika hampir diterkam oleh harimau tadi dia hanya memperlihatkan ekspresi datar." batin Liu Kang, lalu memperhatikan bekas luka lebam dan goresan di tubuh Shin Yu, "Selain itu, dia sepertinya tidak hidup dalam keluarga yang bahagia. Apa aku harus mengadopsinya?"
Liu Kang berpikir sejenak sebelum menggeleng pelan kepalanya dan menepis pemikirannya itu, meskipun Shin Yu mempunyai orang tua yang buruk tetapi dia masih tetap mempunyai keluarga, akan lancang rasanya jika ia mengadopsi Shin Yu tanpa memberitahu kedua orang tuanya.
"Nak, mau kuantarkan ke rumahmu?" tanya Liu Kang setelah Shin Yu selesai memakan satu roti.
"Ya, mau." Shin Yu menjawab seadanya, lalu kembali memakan dua roti yang tersisa.
"Dia tidak takut untuk kembali." batin Liu Kang, "Anak ini sepertinya tidak mengalami trauma atau semacamnya, bagaimana bisa?"
Hujan yang turun melanda Hutan perlahan mulai mereda, awan hitam yang awalnya menyelimuti seluruh kawasan Hutan kini telah menghilang dan digantikan oleh langit senja yang indah.
Liu Kang sejenak menatap langit sebelum mengalihkan pandangannya kepada Shin Yu, anak kecil itu kini hanya diam sambil menyenderkan punggungnya ke belakang dinding batu.
"Ayo kita keluar dari hutan ini." ucap Liu Kang dengan suara lembut.
Shin Yu menatap Liu Kang lalu mengangguk kecil, mereka berdua bersama-sama keluar dari Gua dan menuju ke luar hutan.
Desa Shinwei adalah Desa yang menjadi tempat tinggal Shin Yu, letaknya tidak terlalu jauh dari Hutan yang mereka berdua tempati sebelumnya.
"Jadi, kamu tinggal di sini?" Liu Kang bertanya sambil memandangi sekitarnya.
"Ya, rumahku ada di sana." Shin Yu menunjuk ke satu arah.
"Begitu, ya? Kalau begitu, aku akan mengantarmu sampai ke rumah..."
Mereka berdua berjalan ke arah yang ditunjuk oleh Shin Yu, karena waktu sudah malam jadi tidak banyak warga desa yang berkeliaran di luar.
"Hm?"
Ketika berpapasan dengan sekelompok pria paruh baya, Liu Kang sedikit mengerutkan alisnya saat tak sengaja mencium aroma darah segar dari mereka atau lebih tepatnya dari pedang yang tersarung di pinggang mereka.
"Bau darah manusia..." Liu Kang bergumam sambil menoleh ke belakang, "Itu masih segar, apa mereka baru saja membunuh orang?"
"Ada apa?" Shin Yu ikut berhenti.
"Ah, tidak ada..." Liu Kang tersenyum tipis, "Ayo kembali jalan."
Shin Yu mengangguk sekali dan mereka berdua kembali berjalan bersama.
"Apa ini..."
Di saat mereka berdua sudah sampai di sebuah rumah kecil yang sederhana, pintu terbuka lebar dan aroma darah keluar dari dalam sana.
Liu Kang sudah mulai bisa menebak situasinya, matanya melirik ke arah Shin Yu yang ekspresi wajahnya masih sama seperti sebelumnya.
"Dia tau ada yang janggal di sini tapi masih tetap diam, ya?" batin Liu Kang, lalu bertanya, "Kenapa pintu rumahmu terbuka?"
"Entahlah..." Shin Yu melangkah masuk, dan langkahnya terhenti ketika melihat seorang pria berusia 40-an tergeletak di lantai dengan tubuh yang penuh darah, "Ayah... Aku kembali."
Shin Yu melangkahi mayat pria tua tersebut dan Liu Kang mengikutinya tetapi tidak melangkahinya.
"Dia adalah ayahmu... Apa kau tidak peduli dengan kematiannya?" tanya Liu Kang penasaran.
"Peduli, tapi aku ingin melihat kondisi ibu terlebih dahulu." Shin Yu menjawab, nadanya terdengar sangat datar.
Liu Kang membisu mendengar itu, Shin Yu ini seperti anak yang benar-benar telah kehilangan emosinya.
Ketika Shin Yu membuka satu-satunya pintu ruangan di rumah itu, dia bisa menemukan ibunya yang berada di atas kasur tanpa mengenakan busana sedikitpun dan dipenuhi dengan cairan lendir berwarna putih. Selain itu, ada luka sayatan di lehernya dan darah segar masih mengalir keluar dari sana.
"Baiklah, itu cukup." Liu Kang langsung menutup kedua mata Shin Yu dengan telapak tangan kanannya, "Lebih baik kita keluar dulu."
Shin Yu tidak mengatakan apa-apa dan Liu Kang langsung membawanya keluar dari rumah.
"Nak, apa kau baik-baik saja?" Liu Kang bertanya, ia merasa cukup bersalah pada Shin Yu karena membiarkannya melihat kematian mengenaskan kedua orang tuanya.
"Ya, takdir manusia memang pada dasarnya adalah kematian." Shin Yu menjawab dengan tenang.
Liu Kang terdiam sejenak setelah mendengar jawaban Shin Yu. Nampaknya, Shin Yu adalah sosok anak yang berpikir secara logis, tidak terlalu memperdulikan perasaannya ketika berbicara ataupun bertindak.
"Kau benar, tidak ada yang abadi di dunia ini..." Liu Kang menyentuh kepala Shin Yu, "Mari kita kuburkan ayah dan ibumu terlebih dahulu, setelah itu kita pergi dari desa ini."
"Baiklah, tapi kita akan pergi ke mana?" Shin Yu bertanya.
"Kemana lagi? Kita akan ke sekte 5 Raja Pedang, di sana adalah tempat tinggalku." Liu Kang menjawab sambil tersenyum.
"Aku mengerti." Shin Yu mengangguk pelan.
"Kalau begitu, kau gunakan itu untuk menggali tanah sedalam satu meter. Biarkan pak tua ini yang mengurus jasad kedua orang tuamu." ucap Liu Kang sambil menunjuk ke arah cangkul yang kebetulan berada di dekat tembok rumah.
"Baik." Shin Yu menjawab seadanya, lalu mengambil cangkul tersebut dan mulai menggali tanah di samping rumah sedalam satu meter.
Sementara itu, Liu Kang masuk ke dalam rumah lalu membalut jasad ayah Shin Yu dengan kain seadanya yang ada di sekitarnya, hal serupa juga ia lakukan pada ibu Shin Yu.
Setelah membalut kedua jasad tersebut dengan kain seadanya, Liu Kang mengangkat keduanya dengan mudah lalu membawanya ke samping rumah.
Liu Kang cukup terkejut melihat Shin Yu sudah menggali lubang pertama dan kini sedang menggali lubang yang kedua, padahal tidak sampai lima menit ia berada di dalam rumah tetapi Shin Yu mampu menyelesaikannya dengan kecepatan yang luar biasa.
"Kenapa kau membuat dua lubang sekaligus?" Liu Kang bertanya setelah sampai, karena sebelumnya ia tidak memberitahu secara spesifik berapa lubang yang harus digali oleh Shin Yu.
"Karena jumlah mereka ada dua, selain itu mereka berdua adalah orang tua kandungku. Suatu kewajiban bagiku untuk memberikan mereka peristirahatan terakhir yang layak..." Shin Yu menjawab tanpa mengalihkan pandangannya.
"Begitu, ya?" Liu Kang tersenyum tipis, meskipun hampir tidak mempunyai emosi tetapi Shin Yu masih bisa menghormati kedua orang tuanya.
Setelah menguburkan kedua orang tua Shin Yu dengan layak, Liu Kang bisa melihat anak laki-laki itu meratapi kedua makam tersebut dengan tatapan kosong.
"Apa kau merasa sedih?" Liu Kang bertanya sambil menyentuh kepala Shin Yu.
"Tidak..." Shin Yu menggeleng pelan, "Aku hanya penasaran, apa yang mereka pikirkan sehingga memutuskan untuk melahirkanku."
"Kenapa kau penasaran dengan itu?"
"Karena mereka tidak bisa memahami satu sama lain, mau dilihat dari segi manapun hubungan mereka sama sekali tidak sehat." Shin Yu menjelaskan dengan tenang.
Liu Kang mengelus dagunya selayak orang sedang berpikir, "Pak tua ini kurang mengerti, tapi kemungkinan pastinya mereka tidak tega untuk menggugurkanmu. Meskipun hubungan mereka tidak sehat tetapi mereka masih mempunyai hati, selain itu kamu adalah darah daging mereka."
"Lalu kenapa ayah membuangku? Kalau dia punya rasa sayang kepadaku meskipun itu hanya setitik saja, seharusnya dia tidak membuangku ke tengah Hutan yang dipenuhi binatang buas, bukan?" Shin Yu merasa sedikit bingung.
"Ayahmu mungkin mabuk, aku sempat mencium bau alkohol dari tubuhnya." Liu Kang menjawab, "Lagipula mau seburuk apapun orang tuamu, mereka tetaplah orang tuamu. Kau boleh marah pada mereka tetapi jangan sampai membencinya, sifat orang tuamu tidak perlu diikuti dan pilihlah jalan hidupmu sendiri."
"Aku mengerti." Shin Yu mengangguk sekali.
"Kalau begitu, kita akan mulai perjalanannya besok. Tidak masalah jika harus menginap di rumahmu sehari saja, bukan?" tanya Liu Kang memastikan, meskipun hampir tidak memiliki emosi tetapi bukan berarti Shin Yu tidak mendapatkan trauma setelah kehilangan kedua orang tuanya.
"Tidak masalah..."
Liu Kang tersenyum tipis dan kemudian membawa Shin Yu masuk ke dalam rumah.
...----------------...
Keesokan harinya.
Sebelum matahari terbit, Liu Kang membangunkan Shin Yu yang tertidur di kamar, anak laki-laki itu langsung bangun setelah dia membuka pintu.
"Apa kau masih mengantuk?"
"Tidak..."
"Bagus, ayo kita berangkat." Liu Kang tersenyum sementara Shin Yu mengangguk pelan, lalu mengemasi beberapa baju untuk dibawa.
Liu Kang menunggu di luar selagi Shin Yu bersiap-siap, ia bisa melihat beberapa warga desa mulai berlalu lalang dan perhatian mereka tertuju pada dua gundukan tanah yang ada di samping rumah.
Liu Kang sendiri hanya mengabaikan tatapan penasaran mereka, cepat atau lambat kebenaran tentang dua gundukan tanah itu juga akan terungkap.
"Hm, sepertinya akan terjadi kesalahpahaman kalau aku pergi tanpa memberikan penjelasan..." Liu Kang mengelus dagunya, lalu mengangkat kedua pundaknya, "Ya sudahlah, kubiarkan itu menjadi rumor."
Liu Kang tidak terlalu peduli karena mereka berdua akan pergi dari desa ini.
"Apa kau sudah siap?" Liu Kang mengalihkan pandangannya dan menemukan Shin Yu yang baru saja keluar dari rumah.
"Ya." Shin Yu menjawab singkat.
Liu Kang mengangguk pelan dan bersama Shin Yu, mereka berdua pergi dari desa ini.
***
Selama di perjalanan, Liu Kang mengajarkan pengetahuan dasar tentang Dunia Kultivator pada Shin Yu. Tidak lupa ia juga memberikan gambaran tentang perseteruan antara dua aliran berbeda serta yang lain-lain.
Sejauh Liu Kang menceritakan, Shin Yu hanya memberikan ekspresi datar tanpa adanya kekaguman ataupun ketakutan. Namun satu hal yang pasti, Shin Yu adalah anak jenius yang dapat dengan mudah mengingat sesuatu.
Alasan Liu Kang bisa memastikan hal itu karena dia pernah menanyakan ulang cerita yang pernah dirinya ceritakan, dan Shin Yu menjawab dengan kata-kata yang sama persis seperti dirinya ucapkan sebelumnya.
"Apa kau ingin menjadi seorang Kultivator?" Liu Kang bertanya.
Shin Yu tidak langsung menjawab dan memilih untuk berpikir sejenak, "Apa aku berbakat di jalan itu?"
"Bakat untuk menjadi Kultivator sebenarnya bisa dilihat dari mana saja tetapi orang-orang kebanyakan memilih untuk melihatnya dari warna Dantian mereka." ucap Liu Kang lalu menunjuk ke arah perutnya, "Dantian terletak di bagian ini, biasanya kau perlu membuka meridian agar sirkulasi energi bisa dikumpulkan di sana."
"Apa aku harus membuka meridian supaya bisa menjadi Kultivator?" tanya Shin Yu penasaran.
"Sebenarnya tidak juga, tanpa membuka meridian sekalipun kau masih bisa menggunakan energi, namun dalam segi kecepatan penyerapan dan juga pengendalian energi mereka akan kalah jauh dari orang-orang yang sudah membuka titik meridian." Liu Kang menjelaskan, "Sederhananya, semakin banyak titik meridian yang terbuka maka akan semakin banyak keuntungan yang didapat."
"Jadi, bagaimana caranya untuk melihat warna dantianku?" tanya Shin Yu penasaran.
"Aku bisa memeriksanya, kau mau?"
"Tentu." Shin Yu mengangguk tanpa ragu.
Mereka berdua kemudian berhenti dan Liu Kang langsung menyuruh Shin Yu untuk memperlihatkan telapak tangan kanannya.
Shin Yu sendiri melakukan apa yang dikatakan oleh Liu Kang, dan pria tua itu menyentuhnya secara perlahan lalu mulai memejamkan matanya.
Selama kurang dari satu menit, mata Liu Kang akhirnya terbuka dan memperlihatkan ekspresi yang jelas terkejut.
"Dantian Emas..." suara Liu Kang terdengar pelan, dan sedikit bergetar.
Melihat ekspresi pria tua itu membuat Shin Yu yakin kalau Dantian Emas adalah sesuatu yang luar biasa.
"Dalam bakat kultivasi, kau adalah seorang Jenius yang sangat luar biasa, Nak!" seru Liu Kang semangat.
"Memangnya Dantian Emas itu apa?" tanya Shin Yu penasaran.
"Dantian Emas adalah puncak dari semua Dantian yang ada. Setauku, hanya pernah ada empat orang saja yang mempunyai Dantian Emas dan dua di antara mereka masih hidup sampai sekarang." Liu Kang menjawab, "Kau adalah anak yang benar-benar diberkahi, masa depanmu pastilah sangat cerah jika berada di tangan Guru yang tepat!"
Shin Yu hanya diam setelah mendengar semua itu, dia tidak bahagia sama sekali meskipun mengetahui kalau dirinya mempunyai bakat kultivasi yang luar biasa.
Bakat Kultivasi paling umum dilihat dari warna Dantiannya. Kultivator yang sudah ditakdirkan menjadi kasta terendah memiliki Dantian berwarna Oren, sementara mereka yang ingin mempunyai hidup cukup baik setidaknya harus memiliki Dantian berwarna Kuning.
Mereka yang memiliki bakat di atas rata-rata memiliki Dantian berwarna Biru, dan kultivator yang dikategorikan sebagai Jenius harus memiliki Dantian berwarna Putih.
Dari semua warna Dantian yang ada, Dantian Emas adalah Kasta Tertinggi sekaligus Puncaknya. Kemurnian, Kecepatan Penyerapan, Jumlah Penyimpanan dan juga Pengendalian Energi berada jauh di atas Dantian berwarna Putih. Jika dibandingkan, keduanya terlihat bagaikan Langit dan Bumi.
Menurut catatan sejarah, hanya ada empat kultivator yang diketahui memiliki Dantian berwarna Emas. Namun sekarang sejarah itu akan berubah karena Shin Yu telah menjadi orang ke-lima yang memiliki Dantian berwarna Emas.
"Kalau kau mendapatkan buku manual kultivasi yang tepat, mungkin kau akan menjadi sosok hebat di masa depan." Liu Kang menyentuh kepala Shin Yu, "Aku akan membicarakan ini pada Tetua Inti supaya salah satu dari mereka mau menjadikanmu sebagai Murid."
Shin Yu hanya mengangguk sekali karena ia tidak terlalu memahaminya.
Liu Kang tersenyum tipis lalu kembali berjalan bersama anak laki-laki itu sambil membayangkan masa depan cerah yang akan terjadi pada sekte 5 Raja Pedang.
...----------------...
Setiap harinya Liu Kang selalu memberikan pengetahuan yang berguna untuk pertumbuhan Shin Yu. Berkat kejeniusan anak itu, ia jadi tidak perlu mengajarkan hal yang sama secara berulang kali sehingga membuatnya dapat menceritakan lebih banyak lagi pengetahuan yang ada.
Selama kurang lebih satu minggu, mereka berdua terus berjalan di jalur yang memang disediakan untuk para pedagang. Untuk kesekian kalinya, mereka menemukan penginapan di pinggir jalur tersebut.
Biasanya Liu Kang tidak akan menginap di penginapan karena ia ingin menghemat uang untuk membeli kebutuhan Shin Yu saat sampai di kota selanjutnya, namun dirinya merasa kasihan pada anak itu karena sepanjang perjalanan harus tidur di tanah yang keras dengan alas seadanya.
"Sepertinya sesekali tidak masalah." Liu Kang bergumam, lalu membawa Shin Yu masuk ke dalam penginapan.
Suasana di penginapan cukup sepi dan hanya ada beberapa orang saja yang sedang menikmati hidangan serta arak di atas meja yang telah disediakan.
Liu Kang langsung mendekati meja kasir dan memesan satu kamar yang ada di lantai dua, ia juga memesan beberapa makanan berupa daging dan sayuran lalu meminta penjaga kasir untuk membawakannya ke kamar.
Setelah berada di kamar penginapan, Liu Kang menyuruh Shin Yu untuk membersihkan diri.
Shin Yu hanya mengangguk patuh, lalu membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya yang sudah cukup kotor.
"Sambil menunggu makanannya sampai, cobalah untuk membuka Meridian Kecilmu." ucap Liu Kang dengan tenang.
Meridian Kecil berjumlah 361 titik, dan tidak semua Manusia mempunyai lokasi Meridian Kecil yang sama. Jadi untuk membukanya, Shin Yu harus berusaha seorang diri dengan cara melakukan meditasi mendalam.
Shin Yu melakukan posisi bersila di lantai, sementara Liu Kang mengawasinya tidak jauh dari sana. Kemudian, ia mengatur nafasnya lalu mulai memejamkan matanya.
Kurang dari satu batang dupa terbakar, Shin Yu membuka matanya dan mengalihkan pandangannya ke arah Liu Kang.
"Aku menemukan satu titik Meridian Kecil, haruskah aku membukanya sekarang?" tanya Shin Yu dengan tenang.
Liu Kang sedikit terkejut karena Shin Yu mampu menemukan titik Meridian Kecilnya hanya dalam sekali percobaan saja.
"Ya, kau boleh membukanya." Liu Kang mengangguk kecil dan memperhatikan tangan Shin Yu yang mulai bergerak.
Shin Yu sendiri menotok bagian lehernya dengan cepat dan seketika itu juga satu titik Meridian Kecilnya terbuka. Pada saat itu terjadi, Shin Yu bisa merasakan kalau tubuhnya mengalami sedikit perubahan, ia mulai bisa merasakan energi di sekitarnya.
"Luar biasa..." Liu Kang menepuk pelan tangannya, "Kau berhasil membuka satu titik Meridian Kecil dalam sekali coba, itu adalah prestasi yang luar biasa."
"Kalau tidak salah aku harus menyerap sejumlah energi agar bisa mencapai tingkat Forging Qi bintang 1, bukan?"
"Ya, itu benar."
"Apa mulai sekarang aku bisa melakukannya?"
"Jangan terlalu terburu-buru dan lakukan itu setelah sampai di sekte..." ucap Liu Kang sambil tersenyum dan di detik selanjutnya terdengar suara ketukan pintu, "Sepertinya makanannya sudah sampai."
Liu Kang membuka pintu dan mendapati seorang pelayan yang membawa nampan kayu dengan sejumlah makanan di atasnya, ia langsung mengambilnya dan memberikan tip untuk pelayan itu sebagai imbalannya.
Setelah itu, Liu Kang menutup pintu kamar dan mengajak Shin Yu untuk makan malam terlebih dahulu. Selesai makan malam, Shin Yu ingin membuka kembali Meridian Kecil miliknya dan Liu Kang hanya mengangguk pelan sebagai tanda untuk mengizinkannya.
Waktu sudah hampir tengah malam dan Shin Yu masih mencoba menemukan Meridian Kecilnya melalui meditasi mendalam, ia sudah berhasil membuka tiga titik Meridian Kecil sehingga tubuhnya semakin sensitif terhadap energi di sekitarnya.
"Sudah larut malam, lebih baik kita beristirahat karena perjalanan masih memakan waktu sekitar satu minggu lagi." Liu Kang menepuk pundak Shin Yu dan membuat anak laki-laki itu membuka matanya.
"Baik." Shin Yu mengangguk, sebelum bangkit berdiri dia menotok bagian perut kirinya.
Liu Kang sedikit tersentak ketika melihat itu, lalu bertanya, "Apa kau berhasil menemukan satu Meridian Kecil lainnya?"
"Ya, tepat sebelum Tetua menepuk pundakku." jawab Shin Yu dengan tenang.
"Kau memang anak yang jenius." Liu Kang tersenyum tipis, "Kalau begitu, mari tidur."
Shin Yu sekali lagi mengangguk sebelum naik ke atas kasur dan merebahkan dirinya dalam posisi telentang.
...----------------...
Bam!
Suara benturan yang keras tiba-tiba terdengar dan membuat mata Shin Yu langsung terbuka, ia bangun lalu menemukan Liu Kang yang sedang berdiri di samping pintu sambil memegang sebilah pedang.
Liu Kang yang menyadari Shin Yu terbangun langsung memberi tanda untuk tetap diam, tidak lama setelah itu pintu kamar didobrak sampai hancur dan memperlihatkan seorang pria paruh baya berkepala plontos sedang memegang sebilah golok yang dipenuhi dengan darah segar.
Pria paruh baya itu melangkah masuk ke dalam kamar, ketika baru melewati pintu masuk lehernya langsung di tusuk oleh Liu Kang dan kepalanya di penggal dengan sangat cepat.
Setelah itu, Liu Kang langsung berlari kecil mendekati Shin Yu dan memegang kedua pundaknya, "Sekelompok bandit sedang menjarah penginapan ini, mereka bukanlah bandit biasa. Aku akan membantu pengunjung lainnya yang lagi melawan para bandit itu, kau sembunyi atau pergi dari sini sejauh mungkin, mengerti?"
Melihat keseriusan dari raut wajah Liu Kang membuat Shin Yu langsung mengangguk paham.
Liu Kang mengeluarkan sebilah pedang dari udara kosong lalu memberikannya pada Shin Yu, "Apa kau bisa mengangkatnya?"
Shin Yu mengambil pedang yang tingginya hampir sama dengan dirinya lalu mencoba untuk mengangkatnya, pedang itu memang cukup berat tetapi bukan hal yang mustahil untuk digunakan.
Liu Kang tersenyum melihat itu lalu memegang kepala Shin Yu dengan tangan kanannya, "Aku akan kembali, jadi jangan khawatir."
Shin Yu mengangguk kecil sementara Liu Kang langsung pergi ke lantai dasar dan membantu para pengunjung melawan sekelompok bandit itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!