NovelToon NovelToon

Baby Sitter Anakku Adalah Jodohku

Bab1

Avica Anastsya gadis muda yang baru lulus pendidikan SMA itu baru saja turun dari sebuah bus. Ia memilih untuk pergi ke ibu kota karena ingin mencari pekerjaan supaya bisa membantu orang tuanya.

"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga" Ucapnya

Kemudian ia berjalan mencari tempat untuk istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan untuk mencari kost-kostan.

Setelah dirasa cukup untuk istirahat Avica berjalan untuk mencari angkutan. Ketika berjalan ia tidak sengaja melihat anak kecil yang sedang menangis sendirian di seberang jalan tanpa ada orang tua disampingnya.

Kemudian Avica memilih untuk menyeberangi jalan tersebut untuk menolongnya.

"Dek, kenapa menangis? Kamu kesini sama siapa?" Tanya Avica dengan sedikit berjongkok untuk mensejajarkan dirinya dengan anak tersebut.

Lalu anak tersebut menatapnya "Aku ke...sasar kak. Tadi aku sama o...ma, tapi aku ti...dak tahu oma dimana." Ucap anak tersebut sambil menangis sesenggukan.

Avica mengusap air mata anak tersebut "Kalau begitu mari kakak temani untuk mencari omanya" Lalu ia menggendong anak tersebut.

Setelah berjalan belum terlalu jauh Avica melihat sebuah taman dan memilih untuk istirahat sejenak.

"Kita istirahat dulu sebentar ya. Nanti kita lanjutin lagi cari omanya. Siapa tahu oma kamu juga sedang mencari adik manis ini" Ucap Avica sambil menurunkan anak tersebut dibangku yang ada ditaman tersebut. "Oya..nama kamu siapa cantik?" Tanyanya pada anak tersebut.

"Nama aku Alula kak" Jawab anak tersebut.

"Nama yang cantik, seperti orangnya cantik dan manis" Ucap Avica sambil mencubit gemas pipi Alula. "Alula minum dulu ya biar nggak haus" Tawarnya pada Alula

Alula menerimanya dengan senang hati karena anak tersebut benar-benar merasa haus karena habis menangis.

Sedangkan ditempat lain seorang ibu paruh baya yang masih terlihat muda dari umurnya sedang bingung mencari cucunya kemana.

"Alula kamu dimana sayang" Gumamnya dengan rasa khawatir.

"Pak, coba kita jalan ke arah taman. Siapa tahu Alula ada disana!" Perintahnya pada sang sopir.

"Baik nyonya" Jawab sang sopir.

Didalam perjalanan wanita itu terus saja memikirkan cucunya yang entah dimana. Dari kejauhan ia melihat anak kecil yang mirip dengan cucunya dengan seorang gadis muda. Lalu ia menyuruh sang sopir untuk menepi.

"Kita berhenti didekat taman itu aja, pak" Pintanya pada sang sopir.

"Baik, bu"

Setelah mobil yang ia tumpangi berhenti tanpa sabar ia turun untuk menghampiri seorang anak yang ia yakini cucunya tersebut.

Sedangkan Alula yang sedang duduk dibangku taman tersebut melihat omanya baru saja menuruni mobil langsung saja beranjak dari duduknya untuk menghampiri sang oma.

"Oma" Panggilnya sambil berlari. Dan Avica ikut beranjak dari duduknya untuk mengikuti Alula.

Sang oma yang mendengar teriakan sang cucu juga ikut berlari kecil untuk memeluk cucu kesayangannya tersebut.

"Alula sayang. Kamu dari mana saja sayang? Oma khawatir sama kamu." Ucap sang oma sedih sambil memeluk cucunya.

"Tadi Alula melihat ada penjual balon oma. Jadi Alula mengikutinya karena Alula pengen beli balonnya. Setelah itu Alula baru sadar kalau Alula tidak bawa uang. Alula pengen minta uang sama oma, tapi Alula lupa jalanya." Ucapnya pada sang oma. "Lalu Alula nangis dan ditolong sama kakak cantik itu" Ucapnya lagi sambil menunjuk Avica yang ada dibelakangnya.

Kemudian wanita paruh baya itu menghampiri Avica "terima kasih ya, karena kamu sudah menolong cucu saya." Ucapnya pada Avica. Ia sangat bersyukur karena dia sudah menolong cucu kesayangannya itu.

"Sama-sama, bu. Saya senang bisa bertemu dengan adik manis ini." Jawab nya sambil mengusap kepala Alula.

"Perkenalkan nama saya Sarah, omanya Alula." Ucap bu Sarah sambil mengurkan tangannya.

Avica pun menjabatnya dan memperkenalkan diri "saya Avica Anastasya, bu. Bisa dipanggil Avica."

"Kalau boleh saya tahu kamu mau kemana? Dan dari mana?" Tanya bu Sarah penasaran. Karena ia melihat Avica membawa tas besar.

"Saya dari kampung, bu. Ke kota ini karena saya ingin mencari pekerjaan." Jelas Avica pada bu Sarah.

"Kebetulan sekali, saya sedang mencari baby sitter untuk mengasuh cucu saya ini. Apakah kamu mau?" Tawarnya pada Avica. Karena bu Sarah benar-benar mencari baby sitter untuk membantunya mengasuh dan menemani cucunya bermain.

"Benarkah bu?" Tanyanya dengan antusias.

"Saya tidak bisa menjaganya terus. Karena saya tinggal terpisah dengan cucu saya. Saya akan datang jika anak saya sedang bekerja dan saya akan pulang jika anak saya telah sampai rumah." Ucapnya dengan raut sedih. Karena membayangkan nasib cucunya yang tidak merasakan kasih sayang seorang ibu.

"Kalau boleh saya tahu, ibunya kemana?" Tanyanya dengan sedikit ragu.

"Ibunya pergi seteleh sebulan melahirkannya." Jawab bu Sarah. Ia ingat betul bagaimana mantan menantunya dulu begitu tega meninggalkan bayi dan juga suaminya hanya untuk mengejar impiannya.

"Maafkan saya jika saya telah lancang." Ucap Avica dengan rasa bersalah.

"Tidak masalah." Ucap bu Sarah sambil tersenyum. "Jadi bagaimana dengan tawaran saya?" Tawarnya lagi.

"Baiklah, kalau begitu saya mau." Jawab Avica dengan senang hati.

Alula anak itu sejak dari bayi hanya tinggal dengan sang ayah. Ibu nya pergi meninggalkannya dengan sang papa setelah sebulan melahirkan untuk melanjutkan impiannya menjadi model terkenal. Sedangkan oma opa nya tinggal terpisah dengan mereka. Sang oma hanya datang menjaganya jika anaknya sedang bekerja lalu akan pulang jika sang anak telah sampai rumah.

Alula tumbuh menjadi anak yang cantik meski umurnya baru menginjak 5 tahun. Ia sering menanyakan bagaimana sosok ibu nya kapada sang ayah tetapi sang ayah tidak mau memberitahukannya. Hingga sekarang ia tidak pernah menanyakannya lagi.

Bab2

Abizar pengusaha sukses yang harus menjadi duda di usianya yang terbilang masih muda. Pada umurnya yang menginjak 25 tahun ia harus berpisah dengan sang istri karena keegoisan istrinya tersebut. Pri itu dulu menjadi pria yang hangat dan penuh kasih sayang. Tetapi semuanya hilang setelah perpisahan itu terjadi, dia akan bersifat penyayang hanya kepada sang anak dan kedua orang tuanya. Jika diluar ia akan berubah dingin dan arogan.

Setelah kejadian 5 tahun yang lalu ia menjadi orang yang tidak bisa percaya dengan cinta dan wanita. Hatinya terlanjur hancur dan mati rasa. Meskipun banyak perempuan yang mendekatinya entah dari kalangan pengusaha ataupun modeling tetapi ia tidak pernah tertarik dan menggubrisnya. Ia akan selalu menghabiskan banyak waktu untuk pekerjaan agar ia tidak mengingat masalalunya yang pahit.

"Ren, apakah hari ini masih ada meeting?" Tanya Abizar pada asistennya setelah mereka menyelesaikan rapat.

"Tidak ada tuan." Jawab Rendy sang asisten.

"Baiklah kalau begitu, kau boleh kembali keruanganmu." Perintahnya pada Rendy.

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi dulu" Pamit Rendy pada sang atasan.

Rendy adalah pria muda yang beruntung bisa bekerja dengan Abizar karena otaknya yang cerdas dan cara kerjanya yang cekatan. Pria itu bukan hanya menjadi asisten pribadi Abizar tetapi juga menjadi sekretaris Abizar. Ia akan mengikuti semua perintah atasannya. Ia juga tidak pernah mengecewakan Abizar, semua yang ia kerjakan selalu mendapatkan hasil yang memuaskan.

Sore harinya tepat waktu jam kerja habis Abizar masih saja berkutat dengan pekerjaannya. Ia seperti tidak pernah merasakan lelah karena sejak dari dulu sebelum ia menikah sampai sekarang ini ia menjadi orang yang gila kerja.

Tepat pukul 19.30 Rendi menghampiri sang atasan yang masih berada di ruangan nya. "Tuan apakah anda ingin pulang sekarang?" Tanyanya setelah ia dipersilahkan masuk.

"Jam berapa ini?" Tanya Abizar kembali.

"Ini sudah jam setengah 8 tuan." Jawab Rendy setelah ia melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.

"Baiklah, kalau begitu kita pulang sekarang. Biar kau bisa langsung istirahat."

Abizar memang terkenal dingin dan arogan. Tetapi ia masih punya peri kemanusiaan kepada pegawai nya yang menurutnya patut diperlakukan seperti itu.

Tepat pukul 21.00 Abizar telah sampai rumah tiga lantai tersebut.

"Ren, kau pulang lah dan istirahat!" Ucapnya pada Rendy.

Rendy pun mengiyakan "Jangan lupa tuan, besok kita harus meeting pagi-pagi sekali." Rendy pun mengingatkan jadwal yang harus dilakukan besok.

"Aku mengingatnya, karena besok adalah klien yang sangat penting" Jawab Abizar lalu membuka pintu mobil dan menuruninya.

Setelah memasuki rumah seperti biasa Abizar akan disambut oleh sang mama diruang tamu.

"Kamu sudah pulang, nak?" Tanya bu Sarah pada sang anak.

"Sudah, mah. Abizar bersih-bersih dulu ya, mah." Pamit Abizar pada sang mama.

"Tunggu sebentar, Bi. Ada yang mau mama omongin sama kamu." Ucap bu Sarah, karena ia ingin mengatakan kepada anaknya jika ia telah menemukan beby sitter untuk cucunya.

Abizar pun duduk tepat disebelah sang mama. "Ngomong aja, mah. Kok kelihatannya penting ya ma?"

"Ini soal anakmu Alula. Tadi siang dia sempat hilang karena ngejar tukang balon. Tapi untungnya Alula tidak kenapa-kenapa karena ada gadis muda yang telah menolongnya. Kebetulan dia lagi cari pekerjaan jadi mama memintanya untuk jadi baby sitter Alula. Namanya Avica Anastasya, sekarang dia sedang menidurkan Alula." Jelas bu Sarah dengan detail kepada Abizar.

Abizar sempat kaget karena anaknya sempat menghilang. Tapi dia juga lega karena anaknya tidak apa-apa dan ada yang telah menolongnya.

"Mama yakin kalau gadis itu baik?" Tanya Abizar kepada bu Sarah. Karena mamanya terlalu terburu-buru mencari pengasuh untuk anaknya. Ia tidak ingin salah pilih untuk sang anak tercinta.

"Mama yakin, Bi. Meskipun mama baru ketemu dan mengenalnya mama yakin kalau dia itu gadis yang baik." Jawab bu Sarah meyakinkan sang anak.

"Baiklah. Kalau begitu Abi percaya sama mama. Kalau begitu Abi bersih-bersih dulu" Abizar izin kepada mamanya untuk membersihka diri. Karena badannya sudah sangat lengket dan membuatnya risih.

"Kalau begitu mama langsung pulang ya, Bi. Kasian papa sudah nungguin mama dari tadi." Pamit bu Sarah kepada anaknya. Karena ia benar-benar telah ditunggu oleh sang suami.

"Iya, ma. Hati-hati dijalan" Setelah kepergian sang mama dari kediamannya itu Abizar memilih untuk menaiki tangga untuk mengecek sang anak sebelum ia memasuki kamar pribadinya untuk membersihkan diri.

setelah membersihkan diri Abizar mencari handphone nya untuk menghubungi asisten nya.

tutt..tuuttt..ttuuttt..

(Halo tuan) sapa Rendy diseberang telepon.

(Aku memiliki tugas untukmu, Ren.) ucap Abizar.

(Apa itu, tuan?)

(Tolong kamu cari tahu tentang baby sitter anak saya! Namanya Avica Anastasya.) perintah Abizar.

(Baik tuan.)

(saya mau secepatnya kamu mendapatkan informasi tentang baby sitter itu. Saya tidak ingin salah pilih untuk anak saya.)

(Baik tuan. saya mengerti.)

sambungan telepon pun dimatikan oleh Abizar. kini ia mulai membaringkan matanya untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Bab3

Adzan subuh berkumandang, Avica membuka matanya dan bangun untuk mandi lalu menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim. Selesai menunaikan sholat subuh Avica memilih untuk kedapur membantu memasak sebelum Alula terbangun.

"Selamat pagi, bi." Sapa Avica pada bi Imah pembantu dirumah tuan Abizar.

"Pagi juga, neng." Jawabnya

Avica dan bi Imah sudah saling mengenal. Karena kemarin waktu Avica sampai dikediaman tuan Abizar mereka saling diperkenalkan oleh bu Sarah.

"Bi Imah mau masak apa?" Tanya Avica yang sedang memperhatikan bi Imah mencari bahan makanan di dalam kulkas.

Bi Imah pun menoleh lalu menutup kulkas "mau masak omlet buat non Alula dan nasi goreng buat tuan Abizar." Jawabnya.

"Boleh saya bantu, bi?" Tanya Avica lagi.

"Tidak perlu, neng. Ini sudah tugas bibi. Tugas kamu itu mengurus non Alula." Tolak bi Imah dengan halus.

Bi Imah wanita paruh baya yang telah bekerja selama 6 tahun. Yaitu semenjak Abizar menikah hingga sekarang ini. Wanita itu tahu betul bagaimana kehidupan majikannya setelah menikah hingga berpisah.

"Baiklah. Kalau begitu Avica mau kekamar non Alula dulu ya, bi." Pamit Avica. Ia memilih pergi kekamar anak asuhnya itu untuk melihat Alula sudah bangun atau belum.

Avica harus menaiki tangga satu persatu dan pelan untuk menaiki anak tangga menuju kekamar Alula. Ia tidak ingin mengganggu majikannya yang masih tertidur karena waktu masih menunjukkan pukul 05.00. Sedangkan kamar Alula dengan ayahnya itu bersebelahan.

Setelah sampai depan pintu kamar Alula, ia lalu membuka pintu dan memasuki kamar itu. Avica melihat Alula mulai mengerjapkan matanya dan bangun dari tidurnya.

"Selamat pagi cantik, baru bangun ya?" Avica menghampiri anak itu. Lalu merapikan tempat tidurnya kemudian ia mengajak Alula untuk mandi.

Selesai mandi dan memakaikan baju, Avica mengajak Alula turun untuk sarapan bersama papanya. Disaat Avica dan Alula keluar dari kamar mereka berpapasan dengan Abizar yang akan menuruni tangga.

"Selamat pagi, tuan." Sedikit canggung Avica menyapa majikannya itu.

Sejak kemarin ia belum sempat bertemu dengan Abizar. Karena waktu ia sampai dirumah ini Abizar masih bekerja, dan malam harinya setelah ia menidurkan Alula ia langsung merapikan barang bawaannya lalu mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

"Ya" Balas Abizar cuek. Awalnya Abizar juga terkejut ketika melihat ada gadis muda dan putrinya yang baru keluar dari kamar. Tetapi sedetik kemudian ia baru ingat jika mama nya telah mendapatkan baby sitter untuk anaknya itu.

Kemudian Abizar melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga diikuti Avica yang sedang menggandeng Alula dari belakang menuju meja makan untuk sarapan. Setelah sampai dimeja makan Avica langsung mendudukkan Alula dan mengambilkan makanan untuk anak itu kemudian menyuapinya. Alula sangat menikmati suapan demi suapan yang di berikan Avica, anak itu juga merasa bahagia. Beda jika ia sedang disuapi oleh omanya ataupun bi Ima. Abizar yang melihatnya merasakan ada yang aneh dalam hatinya. Karena pemandangan itulah yang ia impikan dulu bersama sang istri. Tetapi hal itu justru dilakukan oleh orang lain. Ia juga merasa berbeda dengan gadis yang ada didepannya itu, jantungnya langsung berdetak lebih cepat entah perasaan apa yang ia rasakan.

Setelah sarapan Abizar pamit kepada sang putri untuk berangkat bekerja karena ia telah ditunggu Rendi di ruang tamu.

"Papa berangkat dulu ya sayang, jangan nakal dan jangan rewel ya" Pamitnya lalu mencium sang putri.

"Iya papa. Alula janji tidak akan nakal, karena ada kak Avica yang akan menemani Alula bermain." Ucap Alula pada sang papa lalu mencium punggung tangannya.

"Jadi namanya Avica." Batin Abizar. Lalu ia menatap Avica "Saya titip anak saya. Jangan sampai dia kenapa-kenapa. Jika sampai terjadi sesuatu pada anak saya kamu harus terima akibatnya." Ucap Abizar dengan nada tegas.

"Baik tuan." Jawab Avica sambil menundukkan kepalannya.

kini Abizar sudah berada didalam mobil bersama asistennya. Abizar duduk dikursi penumpang sedangkan Rendy duduk dikursi kemudi.

"Bagaimana dengan tugas yang saya perintahkan, Ren?" tanya Abizar.

Rendy yang sedang fokus menyetir pun melihat atasannya melalui kaca depan.

"Saya sedang mencari informasinya, tuan." jawabnya.

"Kalau bisa lebih cepat kamu mendapatkan informasinya!" perintah Abizar.

"Baik tuan."

Sedangkan dikediaman Abizar, setelah kepergian Abizar, Avica mengajak Alula ketaman yang ada di belakang rumah untuk bermain.

Tidak lama kemudian bu Sarah sampai dirumah itu untuk melihat sang cucu dan akan memberitahu kepada Avica apa aja yang harus ia lakukan dan ia lakukan selama mengasuh cucunya itu.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam, nyonya." jawab bi Ima.

"Alula sama Avica kemana, bi?" tanya bu Sarah karena ia tidak melihat cucunya.

"Mereka ada di taman, nyonya." jawab bi Ima sambil menunjuk kearah belakang rumah.

"Baiklah. kalau begitu saya akan menyusul mereka. bibi boleh melanjutkan pekerjaannya." bu Sarah berlalu untuk menyusul cucunya yang sedang berada di taman.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!